Está en la página 1de 2

JAKARTA (Pos Kota) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meminta penduduk Indonesia sebaiknya tidak

k menikah di usia dini. Penundaan usia nikah merupakan salah satu program BKKBN dalam menekan laju pengendalian penduduk Indonesia. Pernikahan dini bisa mengakibatkan masa reproduksi yang jauh lebih panjang dibandingkan pernikahan setelah usia yang matang, papar Kepala BKKBN Sugiri Syarief didampingi Sestama Soedibyo Alimuso dalam pertemuan dengan pimpinan media massa di Jakarta, Kamis (1/12). Turut menjadi pembicara pakar ekonomi pembangunan Dr. Hendri Saparini. Dia menjelaskan, saat satu perempuan menikah di usia 16 tahun, maka dia mempunyai masa reproduksi jauh lebih panjang dibanding mereka yang menikah di atas usia 25 tahun. Dengan masa reproduksi yang lama, lanjutnya, maka kemungkinan untuk melahirkan semakin besar sehingga bisa saja mempunyai anak lebih dari dua bahkan lebih dari lima. Hal tersebut jika dibiarkan maka akan menghambat program pengendalian laju pertumbuhan penduduk. Padahal jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 240 juta lebih dengan laju pertumbuhan 1,49 persen per tahun, katanya. Dia juga menjelaskan, untuk menyikapi hal tersebut, maka BKKBN membuat advokasi kepada masyarakat khususnya generasi muda untuk melakukan penundaan usia menikah. Dengan gencarnya sosialisasi kepada masyarakat khususnya generasi muda maka diharapkan semakin berkurang bahkan hilang sama sekali kasus nikah muda, katanya Sugiri menjelaskan, kasus pernikahan dini masih kerap ditemukan di berbagai wilayah di tanah air. Usia pernikahan dini antara 16 hingga 19 tahun bahkan ada yang di bawah itu. (aby/dms) http://poskota.co.id/berita-terkini/2011/12/01/bkkbn-hindari-menikah-di-usia-dini

BKKBN Ingatkan Menikah Muda Penuh Problema Nurvita Indarini - detikNews Rabu, 18/05/2011 06:00 WIB Browser anda tidak mendukung iFrame

Jakarta Anda akan menikah? Perhatikan dulu usia Anda, apakah sudah cukup matang untuk membina rumah tangga. Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) mewanti-wanti jangan menikah muda karena banyak problema.

Imbauan itu disosialisasikan kepada masyarakat melalui sejumlah poster. Poster itu bisa dilihat di sejumlah tempat umum. Dalam poster, BKKBN berpesan: "Menikah di usia muda banyak problema. Ayo siapkan dirimu. Raih prestasi. Tunda nikah dini." Dalam poster imbauan itu, tertulis juga '2 Anak lebih baik'. "Kalau kita rata-rata, pernikahan di Indonesia pada umur 19,8 tahun. Itu berarti separuh ada yang menikah di bawah umur 19,8 tahun dan separuhnya lagi di atas umur itu. Nah kalau sudah menikah kan nanti ada anaknya. Makin muda menikah biasanya anaknya semakin banyak," tutur Kepala BKKBN Sugiri Syarif dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (17/5/2011). Problema yang dihadapi pasangan yang menikah dini selain memiliki banyak anak, menurut Sugiri, biasanya pernikahan juga tidak bertahan lama. Hal ini dikarenakan banyak pasangan di bawah 18 tahun yang belum cukup dewasa menghadapi kompeksnya masalah rumah tangga. "Banyak kasus pernikahan yang dilakukan pasangan di bawah umur 18 tahun, pernikahan paling hanya 1-2 tahun. Kalau cuma 1-2 tahun lalu untuk apa menikah, kok sepertinya hanya melegalkan hubungan seks saja," imbuh Sugiri. Dia menuturkan, menikah berarti membina rumah tangga yang baik. Dari keluarga ini nantinya diharapkan lahir generasi-generasi yang hebat, kuat dan sehat. Karena itu, soal anak pun harus direncanakan dan bukan sekadar menikah. Problema lainnya, jika menikah dilakukan oleh perempuan berusia di bawah 20 tahun maka akan mengalami risiko kematian ibu lebih tinggi saat melahirkan. Sebelum usia 20 tahun, organ reproduksi perempuan belum cukup kuat, karena itulah risiko kematian ibu menjadi tinggi. "Selain itu, risiko kematian ibu juga lebih tinggi pada perempuan yang anaknya banyak dibanding yang anaknya sedikit. Juga ibu yang jarak melahirkan anak yang satu dan lainnya dekat," sambung Sugiri http://news.detik.com/read/2011/05/18/060002/1641318/10/bkkbn-ingatkan-menikahmuda-penuh-problema?n990102mainnews

También podría gustarte