Está en la página 1de 55

34 B A B IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Institusi 1.

Sejarah singakat Pendidirian SMP An-nur Cabangbungin Kabupaten Bekasi di awali dengan berdirinya Yayasan An-Nur Cabangbungin Kabupaten Bekasi didirikan Pada tahun 2000 yang dikuatkan dengan Akta Notaris Kun Hidayat SH No 03 Pada Tanggal 11 Nopember tahun 2000 Oleh para pendirinya yaitu Drs. Kandi Supriyadi,M.Pd, selaku Ketua, Sobari . B. S.Pd.I.sbg Anggota, Saan Saripudin A.Ma.,sbg Anggota, Drs. Abdul Kosim. Sbg Anggota,dan Ahmad firdaus sbg anggota. Dan dibawah yayasan An-nur Maka berdirilah didalamnya MI Al-Hidayah, PKBM Mandiri, Masjid An-nur, Ponpes Salafiyah An-Nur, Majlis Talim An-nur. Dan SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi. Berdirinya SMP An Nur di Desa Lenggahsari Kecamatan

Cabangbungin Kabupaten Bekasi didorong oleh keinginan masyarakat Kecamatan Cabangbungin khususnya Desa Lenggahsari, yang melihat anakanak lulusan Sekolah Dasar banyak yang tidak melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi. Sejalan dengan harapan masyarakat, untuk mendirikan sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Keinginan tersebut disambut dengan sangat antusias oleh tokoh masyarakat Desa Lenggahsari, dengan obrolan yang

35 singkat diantara keduanya menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan. bermula dari diadakan pengajian rutin di kelurahan perwira, maka didirikanlah lembaga pendidikan tersebut, yaitu SMP An Nur mulai tahun pelajaran 2001 .

Keberadaan SMP An Nur Desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi disambut sangat antusius, hal ini terbukti dari animo orang tua unntuk menyekolahkan terus meningkat, oleh karena itu tidak heran jika dalam waktu yang relative singkat SMP An Nur Desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi berkembang dengan pesat. Pada awalnya hanya 46 siswa, sedangkan untuk Tahun Pelajaran 2008/2009mencapai 312 siswa. 2. Keadaan Guru dan siswa a. Keadaan guru Keadaan guru dapat dilihat table dibawah ini :

NO

NAMA

TEMPAT TANGGAL LAHIR

PENDIDIKAN IJAZAH

JABATAN

Samin, S. Pd.I

Bekasi, 11-1978

18-

S1

Kepala Sekolah

Nurali, A. Ma.Pd

Bekasi, 05-1977

21-

D2

Tata Bendahara

Usaha/

M. Ali

Bekasi,

15-

SMP

Komite Sekolah

36
05-1966 4 Adi Setia Sukmana, Bandung, 06ST 5 Ade Sos.I 6 Abdul Kosim, S.Pd.I Suhendra, 06-1979 S. Bekasi, 12-1981 Bekasi, 09-1970 7 Siti A.Ma.Pd 8 Nunung Nurhasanah, A.Ma.Pd 9 Haryanti, A.Ma.Pd Bekasi, 05-1986 10 Rohadi S.Pd.I Bekasi, 02-1978 11 M. Nur, S.Ag Bekasi, 03-1972 12 Drs. Jamhuri Karawang, 12-04-1966 13 Ai Suhaeti, S.Sos.I Pandeglang, 06-07-1978 14 Wawan Bekasi, 02-1981 28MA Guru S1 Guru S1 Guru 12S1 Guru 01S1 Wali Kelas IX B 07D2 Wali Kelas IX A Zulaikha, Bekasi, 06-1986 Bekasi, 03-1985 11D2 Wali Kelas VIII 12D2 09S1 Bid. Prasarana Wali Kelas VII Sarana 08S1 Bid. Kesiswaan S1 Bid. Kurikulum

37
15 Siti Jubaedah Bekasi, 07-1982 16 Niswan,A.Ma.Pd Bekasi, 10-1970 17 Martin Abu Salam Bekasi, 03-1986 18 Ahdi Fuadi Bekasi, 12-1984 19 Rosip Bekasi, 07-1977 20 Ust.Hasanudin Karawang, 12-03-1978 21 Lia Amelia Bekasi, 02-1988 22 Suhandar Bekasi,1205-1984 MA Guru 02SMA Guru Ponpes Guru 21MA Guru 09MAN Guru 10MAN Guru 06D.2 Guru 07SMEA Guru

b. Keadaan Siswa NO 1 2 3 KELAS VII VIII IX JUMLAH LAKI-LAKI 46 47 54 147 PEREMPUAN 54 56 55 165 JUMLAH 100 103 109 312

38 3. Sarana Yang dimiliki Berdasarkan data sarana yang dimiliki sebagai berikut :

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

URAIAN Ruang kelas Ruang Kep, sek dan guru Ruang perpustakaan Kamar mandi /WC Meja guru Kursi guru Meja siswa Kursi siswa Lemari buku Papan tulis Mesin tik Bola Volley Alat olah raga Radio kaset

JUMLAH 6 lokal 1 lokal 1 lokal 2 lokal 10 buah 10 buah 59 buah 118buah 9 buah 7 buah 1 buah 2 buah 3 set 1set

KET Baik Baik Baik Sedang Baik Baik Sedang Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Baik

4 Kegiatan Belajar mengajar. Dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar yang diadakan di SMP An Nur Desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi, yaitu pada pagi hari mulai jam 7.30 sampai dengan jam 12.30.

39 Untuk mencapai hasil yang optimal dalam KBM terutama yang berkaitan dengan mata pelajaran mulok yang berkaitan dengan keagamaan tentang Pendidikan Agama Islam, dan ditambah dengan mata pelajaran

muatan local seperti piqh, Nahu shorop ,Al quran Hadits dan aqidah Akhlak, harus memenuhi beberapa komponen yang harus Dalam Rangka Meningkatkan keterampilan bagi siswa SMP An Nur Desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi, maka di tambahkan dengan satu kegiatan Ektra kurikuler PRAMUKA yang dilatih langsung oleh Sdr Martin, Adih, dan Lia Amelia Kegiatan ini di harapkan agar murid-murid menjadi orang yang disiplin, trampil, cerda, penuh tanggung jawab, setia kepada sesame. Kegiatan pramuka ini dilaksanakan pada hari Minggu mulai jam 8.00 WIB sampai jam 11 WIB. Di pandu oleh seorang Pembina Pramuka yang di ambil dari salah seorang guru. di bina oleh Gurunya yaitu Bapak Rohadi SPd.I B. Deskripsi Karakteristik Responden Adapun letak geografis SMP An Nur Desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi, sedangkan jarak tempuh dari SMP An Nur Desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi . sementara para wali murid SMP An Nur Desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi sebagian mata pencaharian sebagaian besar sebagai buruh pabrik, petani, guru dan sebagian juga TNI/POLRI

40 Letak geografis SMP An Nur di Desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi, Sementara para wali murid SMP An Nur Desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi sebagian mata pencaharian sebagaian besar Sebagai petani, sebagai buruh pabrik, guru dan sebagian juga TNI/POLRI Sedangkan responden yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa SMP An-Nur yang mempunyai karakter yang sama atau homogen, karena semua siswa berasal dari sekolah yang sama, yang mendapatkan perlakuan dari guru yang sama, serta menerima materi pelajaran yang sama, baik intrakurikuler maupun ekstra kurikuler, dengan usia yang relative sama, status perkawinanpun sama,karena semua belum nikah.

C. Penyajian Analisis data Data nilai hasil angket tentang Kinerja Guru yang penulis peroleh sebagai berikut : Tabel 01 Nilai Hasil Angket Kinerja Guru (Variabel X)

NO NO URU .R T 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 4 4 5 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 6 4 3 5 3 4 7 3 4 3 4 5

JAWABAN TIAP BUTIR SOAL 8 3 3 4 5 5 9 4 4 3 4 5 10 3 4 4 3 3 11 12 4 3 4 4 5 4 4 3 3 5 13 4 5 5 4 4 14 5 5 4 5 4 15 4 5 5 3 4 16 3 4 4 4 4 17 4 5 5 5 4 18 19 20 4 3 4 5 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5

JUM LAH 74 85 85 79 82

41
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 5 4 3 4 5 3 4 5 3 4 5 3 4 5 4 3 3 4 3 4 4 3 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 5 3 3 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 3 3 5 3 3 5 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 6 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 JUMLAH 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 3 4 5 3 4 5 82 84 84 87 85 84 83 84 77 80 81 79 80 83 84 77 76 78 78 75 80 80 81 80 79 2426

Dari data di atas tentang Kinerja guru di SMP An Nur Cabangbungin Bekasi dapat diketahui nilai rata ratanya adalah : X M = ------------------------N 2426 M = --------------------------30 = 80.86 TABEL 02 NILAI HASIL BELAJAR /PRESTASI SISWA (VARIABEL Y)

42 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 39 Y
70 70 75 77 71 70 69 80 77 75 74 70 85 74 85 81 60 81 70 75 80 75 75 72 70 70 80 77 75 70 2233

KET

Dari hasil penilaian di atas nilai hasil belajar siswa/ Prestasi Siswa SMP An Nur Cabangbungin Bekasi dapat diketahui nilai rata ratanya adalah : Y M = -------------------------

43 N 2233 M = --------------------------30 = 74.43

Berdasarkan klasifikasi tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar Kinerja guru SMP An Nur Cabangbungin Bekasi dalam tingkat amat tinggi yakni sebesar 80,86 Sedangkan Prestasi Belajar rata-ratanya 74,43. Berdasarkan data tentang skor atau nilai angka yang penulis peroleh tersebut di atas, maka untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh antara Kinerja Guru dengan prestasi belajar siswa digunakan teknik dengan

menggunakan korelasi tata jenjang dengan angka kasar. Sebagai langkah awal penulis membuat table korelasi antara kinerja guru dengan prestasi belajar siswa yang dicapai. Mencari korelasi Kinerja Guru ( variable X ) dengan prestasi relajar siswa ( variable Y ) dengan perhitungan statistik korelasi Tata Jenjang , dari Spiermen yaitu dengan berkonsultasi pada table, dengan rumus : 6 D2 Rho xy
=

---------------------------N( N2
-

1)

Table interpretasi nilai r sebagai berikut : 0,01 0,20 sangat rendah

44 0,21 0,41 0,61 0,81 0,40 0,60 0,80 1,00 rendah cukup tinggi sangat tinggi

Sebelum menghitung koefisien korelasi, terlebih dahulu dibuat daftar distribusi skor angket dan nilai rata, seperti di bawah ini :

TABEL 3 KINERJA GURU ( VARIABEL X ) DAN NILAI PRESTASI BELAJAR SISWA ( VARIABEL Y )
SKOR NO X 1 2 3 4 5 6 70 65 75 80 75 70 Y 70 70 75 77 71 70 X 22.5 28 14 7.5 14 22.5 Y 24.5 24.5 13.5 9 20 24.5 -2 3.5 0.5 -1.5 -6 -2 4 12.25 0.25 2.25 36 4 RANK D D2 KETR.

45

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

65 85 80 75 70 65 90 75 90 75 60 85 70 75 80 75 75 70 70 70 80

69 80 77 75 74 70 85 74 85 81 60 81 70 75 80 75 75 72 70 70 80

28 4 7.5 14 22.5 28 1.5 14 1.5 14 30 4 22.5 14 7.5 14 14 22.5 22.5 22.5 7.5

29 6 9 13.5 17.5 24.5 1.5 17.5 1.5 3.5 30 3.5 24.5 13.5 6 13.5 13.5 19 24.5 24.5 6

-1 -2 -1.5 0.5 5 3.5 0 -3.5 0 10.5 0 0.5 -2 0.5 1.5 0.5 0.5 3.5 -2 -2 1.5

1 4 2.25 0.25 25 12.25 0 12.25 0 110.25 0 0.25 4 0.25 2.25 0.25 0.25 12.25 4 4 2.25

46

28 29 30

85 75 70 2245

77 75 70 2233

4 14 22.5

9 13.5 24.5

-5 0.5 -2 0

25 0.25 4 285

Untuk menghitung koefisien korelasi antara variable X dan variable Y dapat dilakukan dengan menggunakan rumus :

6 D2 Rho xy
=

---------------------------N( N2
-

6 . 285 Rho
xy
=

---------------------------30( 900 1710


-

1)

Rho

xy

---------------------------26970

Rho xy

0.0634038 = 0.9365962

Table interpretasi nilai r sebagai berikut : 0,00 0,21 0,40 0,60 0,80 0,20 0,40 0,59 0,79 1,00 sangat rendah rendah cukup tinggi sangat tinggi

47 Selanjutnya mencari harga r dari daftar dengan menggunakan taraf kepercayaan 99 % dan derajat kebebasan ( dk = n 2 ), sehingga dk = 30 2 = 28, dalam daftar table r diperoleh harga r = 0,496 Hasil perhitungan harga r ternyata lebih besar dari pada harga pada table ( r hit > r
tab

/ 0,9365 > 0,496 ), artinya koefisien korelasi sebesar

0,9365 adalah signifikan. Setelah diketahui r hit, dicari koefisien determinasi, r hit = 0,9365 =0,8770 . Hasil hitung koefisien Determinasi sebesar 87,70% 0,8770 menunjukan bahwa

variasi Prestasi belajar siswa dapat dijelaskan oleh Kinerja Guru.

D. Interpretasi Hasil Penelitian Nilai hasil angket tentang Kinerja Guru diperoleh rata-rata sebesar 80,86. Nilai tersebut jika dihubungkan dengan nilai kualitatif sangat tinggi, karena berada pada katagori 80 100. Sedangkan nilai nilai prestasi belajar siswa dengan rata-rata 74,43, nilai tersebut berada pada kategori 61-80. Hal tersebut berarti bahwa prestasi siswa SMP An Nur Cabangbungin Bekasi termasuk katagori tinggi. Selanjutnya dari hasil perhitungan nilai koefisien tata jenjang antara variabel X dan variabel Y kemudian dikonsultasikan dengan nilai r table, baik dalam taraf signifikan 99 % maupun 95 %, dengan derajat kebebasan (dk = n 2) / dk = 30 2 = 28, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut : r hitung > r table / 0,9365 > 0,496 adalah signifikan

48 Karena r hitung terbukti lebih besar dari pada r table, baik pada taraf signifikan 99 % maupun 95 %, Jadi hipotesis yang penulis ajukan Ada pengaruh yang signifikan antara Kinerja Guru terhadap Prestasi

belajar Siswa di SMP An Nur Cabangbungin Bekasi , dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Kinerja Guru memiliki pengaruh terhadap prestasi siswa SMP An Nur Cabangbungin Bekasi.

49 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan. Penelitian ini Bertujuan ingin mengetahui Pengaruh Kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa pada SMP An Nur Cabangbungin

Bekasi. Yang menjadi Populasi dan sample dalam penelitian ini adalah siswa siswi Kelas VIII SMP An Nur Cabangbungin Bekasi. yang berjumlah 30 Siswa. Hasil Penelitian ini membuktikan bahwa : 1. Hasil angket Kinerja guru Cabangbungin Bekasi. Sangat tinggi ,

penetapan kesimpulan ini penulis berpedoman analisa hasil perhitungan rata-rata sebesar 80.86 2. Hasil Prestasi Belajar SMP An Nur Cabangbungin Bekasi. Tinggi atau Baik, Penetapan ini juga berpedoman analisa Prestasi sebesar : 74,43. hal ini didapatkan dari dokumen sekolah 3. Berdasarkan hasil analisa data serta pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa: Terdapat Pengaruh yang signifikan Kinerja guru terhadap belajar siswa

Prestasi belajar siswa. Hal ini dpat dibuktikan dari hasil perhitungan bahwa harga r hit ternyata lebih besar dari pada r pada tab ( r hit > r
tab

atau 0,9365 > 0,496 ), artinya koefisien korelasi sebesar 0,9365. adalah Cukup tinggi. Setelah diketahui r hitung, maka dicari koefisien

determinasi, yaitu, r hit = 0,9365 =0,8770. .

50 4. Hasil hitung koefisien Determinasi sebesar 0,8770. Artinya bahwa

87,70% variasi Prestasi belajar siswa dapat dijelaskan oleh kinerja guru dan sisanya dari variabel lain. Jadi dengan kata lain, salah satu cara untuk peningkatkan prestasi belajar meningkatkan pula kinerja guru. 5. Jadi Kesimpulan dari penelitian ini adalah upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kinerja guru. siswa, yaitu dengan cara

B. Rekomendasi Dengan diketahuinya bahwa Terdapat Pengaruh yang significan kinerja guru terhadap Prestasi belajar siswa Maka penulis

merekomendasikan sebagai Berikut : 1. Kinerja guru akan lebih meningkat apabila seorang atasannya

memberikan kesempatan untuk berkarir, atasan memberi penghargaan bagi guru berprestasi dan memiliki keteramplan, sebab penilaian dan penghargaan akan membawa dampat positif terhadap peningkatan kinerja guru. 2. Jika kinerja guru meningkat besar kemungkinan kegiatan belajar dan mengajar dapat berjalan lebih baik dan akan berpengaruh pula terhadap prestasi belajar siswa.

51 3. Karena prestasi belajar siswa sangat erat kaitannya dengan kinerja guru, dan kinerja guru mempunyai pengaruh yang kuat terhadap peningkatan prestasi belajar, maka apabila ingin meningkatkan prestasi belajar siswa upayakan kinerja guru untuk ditingkatkan, Dengan demikian instansi kependidikan hendaknya mengupayakan agar ada peningkatan kenerja guru di setiap satuan pendidikannya. 4. Upaya perbaikan kinerja guru diantaranya melalui; dukungan dari atasan, memberikan kesempatan berkarir kepada guru, mengupayakan guru merasa tenang dan senang, menyediakan sarana dan prasarana belajar yang memadai, media pembelajaran yang cukup. Memberikan otoritas guru untuk mengajar, memeberikan otoritas menilai hasil belajar.

52 PENGARUH KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP AN-NUR CABANGBUNGIN KABUPATEN BEKASI

Disusun Oleh : KANDI SUPRIYADI, S.Ag., M.Pd. NIP 150 332 784

Di tugaskan dari : MADRASAH ALIYAH NEGERI CABANGBUNGIN KABUPATEN BEKASIPROPINSI JAWA BARAT

53 PENJELASAN DARI PENULIS : 1. Untuk Bab I. Pendahuluan Bagian A, B, C,D dan E. Cukup jelas,Untuk jelas, dapat Penelitian dilihat Kuantitatif, contoh Baik Jenis Deskriptif Tidak Kuantitatif atau korelasi Statistik Inferensial., sama dan cukup pada penulisan skripsi. Memerlukan Penjelasan 2. Untuk Bab II.Landasan teori Penelitian. Bagian A dan B. Dapat dilihat pada contoh skripsi. Dan khusus untuk untuk jenis Penelitian kuantitatip C. Hipotesis. statistik korelasi

inferensial.Menggunakan Hipotesis, sedangkan untuk Penelitian Kuantitatif, Deskriptif kuantitatif tidak memerlukan Hipotesis. 3. Untuk bab III. membedakan adalah : Kerangka Metodologis 1. penelitian Vareabel Bagian A, yang sperti efektivitas

pembelajaran al quran hadits di M Ts.... Atau Upaya Guru Agama dalam Membina Akhlak siswa di SMP ...2. Vareabel Korelasional Dua vareabel atau lebih ( jenis Korelasional ). Sementara untuk bagian B.1. Populasi. jika siswa ( Responden ) di sekolah dapat dibedakan , Apakah populasi hanya satu satu sekolah, apakah populasi Kelas. B2. Jika lebih dari 100 siswa ( R) Maka

memerluka sampel, jika kurang dari 100 siswa tidak memerlukan sampel. Dan untuk, B3 teknik penarikan sampel, jika siswa lebih dari seratus artinya memerlukan sampel, juga memerlukan teknik penarikan sampel, sebaliknya jika siswa kurang dari 100 maka tidak memerlukan sampel juga tidak memelukan teknik penarikan sampel. Untuk bagian C Instrumn penelitian dan D Teknik Pengumpulan Data, cukup Jelas dapat dilihat pada contoh skripsi. Bagian D. Teknik analisa data. Ada dua macam teknik analisa data untuk penelitian kuantitatif. Yaitu jenis Deskriptif kuantitatif( Deskriptif Statistik ) dengan rumus Prosentase. Dan penelitian dinalisa kuantitatif dengan jenis korelasional Korelasional statistik inferensial dapat rumus misalnya

54 menggunakan korelasi tata jenjang dari spearmen, dan bisa dari pearson tergantung jenis

dengan korelasi produck moment data yang digunakan.

4. Bab IV Hasil Penelitian. Untuk bagian A Deskripsi instansi, peneliti mendeskripsikan tenpat lokasi penelitin, B. Deskripsi karakteristik Resfonden. Peneliti harus mendeskripsikan karakter responden,apakah Heterogen atau homogen misalnya tentang, dilihat dari pendidikan responden, ekonomi responden, umur/ usia sekolah, kelas, asal sekolah, keadaan orang tua dll. Untuk C. Penyajian analisa data , cukup jelas dapat dilihat contoh skripsi. D. Interpretasi, cukup jelas. 5. Bab V. A. Kesimpulan, kesimpulan dari Hasil Penelitian dapat B. Rekomendasi, adakalanya peneliti menyebut dilihat contoh.

implikasi, yang maksudnya, suatu upaya dari pihak-pihak terkait bila ingin meningkatnya suatu vareabel hendaknya ada upaya perbaikan pada vareabel yang terkait. Jakarta 10 Maret 2009 Penulis,

Kandi Supriyadi, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kondisi yang seperti ini hanya sumber daya yang memiliki kualitas yang mampu menghadapi persaingan. Sehubungan dengan itu salah satu aspek yang menjadi perhatian pada pembangunan jangjka panjang adalah peningkatan sumber daya manusia, karena manusia sebagai subyek dan obyek pembanguan yang menentukan. Implementasi dari kebijakan pemerintah ini dilakukan antara lain melalui lembaga pendidikan sekolah dalam tinggi. Kinerja guru merupakan ukuran dalam peningkatan mutu berbagai jenjang, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan

pendidikan pada semua jenjang merupakan suatu keharusan bila dilihat dari kerangka penyiapan sumberdaya manusia Indonesia, hal ini agar

lulusannnya mampu bersaing dan dapat mengatasi persoalan-persoalan kehidupan dimasa mendatang. Ciri suatu kondisi yang menyeluruh antara lain ialah tingkat persaingan yang ketat dalam pelbagai sector kehidup. Kinerja guru juga merupakan tampilan dan prilaku guru dalam kehidupan sehari-hari baik didalam sekolah maupun diluar sekolah, seorang guru

Artinya : Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi. Kecuali orang-orang yang ber amal soleh dan saling nasihat menasihati dengan kebenaran dan kesabaran. ( QS Al-Ashr. 1-3 ) 1 Sedangkan menurut Moh Asad dalam buku psikologi industri, kinerja dapat diartikan kesuksesan seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya. 2 Personal tenaga kependidikan diantaranya adalah guru. guru merupakan faktor determinan terhadap keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Guru merupakan ujung tombak dalam menerjemahkan misi sekolah yakni melaksanakan pembelajaran sebagai kegiatan utama dalam pendidikan disekolah. Untuk itu, upaya peningkatan kemampuan dan keterampilan mengajar harus terus menerus ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan. Hal ini dimaksudkan agar guru-guru yang melakukan tugas ditingkat pendidikan dasar memiliki kemampuan keterampilan yang standar, yaitu keahlian dan kemahiran dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

1 2

Prof H Mahmud Yunus Terjemah al Quranul karim ( Bandung , Al Maarif ,1984) h 540 Moh.Asad Psikologi Indstri ( Yogyakarta, Liberty, 1987 ) , h 47

Pada dasarnya pendapat tentang peningkatankinerja guru bertolak dari kedua determinan kinerja yaitu kecakapan dan motivasi. Dalam tulisan ini, criteria criteria yang telah dikemukakan diatas, dipilih untuk digunakan sebagai pegangan dalam menilai kinerja. Criteria- criteria tersebut meliputi, pemahaman tentang tugas, kemampuan dan keterampilan, semangat yang tinggi, dan berinisiatif dan kemauan tinggi. 3 Disisi lain, guru harus memahami dan menghayati para siswa yang dibinanya karena wujud siswa pada setiap saat tidak akan sama, sebab perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memberikandampak serta nilai-nilai budaya sangat mempengaruhi gambaran para lulusan suatu sekolah yang diharapkan. Pada hakikatnya tinggi-rendahnya mutu

pendidikan nasional tidak terlepas dari tinggi rendahnya mutu pembelajaran yang berlangsung didalam kelas, sekiranya interaksi antara guru dan siswa dapat terjalin dalam suatu kegiatan proses belajar mengajar yang berkualitas maka dapat diharapkan bahwa hasil pendidikan dengan sendirinya akan berkualitas. Oleh sebab itu, kegiatan proses belajar mengajar tidaklah bijaksana apabila dibiarkan berjalan secara alamiah tanpa upaya sistematis dari segi siswa, guru dan perangkat pendukung lainnya. Pada dasarnya kemampuan professional guru sebagai tenaga pengajar adalah merupakan

E Mulyasa, Manajemen berbasis Sekolah ( Bandung, Rosdakarya, 2002) h. 125

keahlian, kemahiran, dan ketermpilan dalam mengajar yang memang dituntut berdasarkan tugas dan tanggung jawab yang diembannya. Sementara itu, produktivitas suatu lembaga pendidikan amat ditentukan oleh motivasi dasar, pengetahuan dan keterampilan para tenaga kependidikan disekolah tersebut yang pada gilirannya akan menentukan tingkat prestasi kerja mereka. Di dalam proses belajar mengajar kulaitas pembelajaran boleh jadi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang ada diluar diri guru maupun yang berada didalam diri guru itu sendiri. Pada dasarnya peningkatan prestasi siswa yang manggambarkan

hasil akan senantiasa berkaitan dengan masalah produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. Ketiga hal tersebut akan dapat dicapai secara optimal bila didukung oleh prestasi kerja dan kinerja guru yang baik. Oleh karena itu menelaah masalah kinerja guru merupakan upaya untuk melihat kualitas suatu pendidikan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru disekolah. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan di perlukan adanya pengelolaan pendidikan yang baik, guru dan penyelenggara pendidikan itu sendiri. Suatu hal yang tidak kalah penting dari itu semua dibutuhkan kinerja guru yang tinggi, sebab walau bagaimanapun guru tetap menjadi salah satu kunci untuk mencapai keberhasilan kependidikan.

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh sebab itu, kinerja guru semestinya memiliki performen perilaku dan kemampuan yang memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh. Untuk

melaksanakan tugasnya secara baik sesuai dengan profesi yang dimilikinya, guru perlu menguasai berbagai hal sebagai kompetensi yang dimilikinya. Sedangkan tugas pokok guru adalah merencanakan program belajar-

mengajar, melaksanakan proses belajar-mengajar, dan menilai kemajuan kegiatan belajar-mengajar disekolah guru harus memiliki kemampuan

tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan. Untuk memiliki kemampuan tersebut guru perlu membina diri secara baik karena fungsi guru itu sendiri adalah membina dan

mengembangkan kemampuan siswa secara professional didalam proses belajar-mengajar dalam merencanakan, pelaksanaan dan penilaian hasil proses belajar-mengajar sudah barang tentu guru harus memiliki

kemampuan dan kerja keras tersendiri. Kemampuan seorang guru diantaranya; kemampuan menguasai bahan, kemampuan mengelola

program belajar mengajar, kemampuan mengelola kelas, kemampuan menggunakan media/ sumberr, kemampuan menguasai dasar-dasar

kependidikan, menguasai mengelola interaksi belajar mengajar, menguasai menilai prestasi untuk kepentingan pengajaran, menguasai fungsi dan program BP, menguasai mengenal dan melaksanakan administrasi sekolah, memahami pengajaran. Namun berdasarkan penelitian pendahulauan, masih dijumpainya ada guru yang kinerjanya masih rendah, khususnya di SMP An-Nur Cabangbungin , masih ada guru yang belum dapat melaksanakan tugasnya secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan sehingga terjadinya dan menafsirkan hasil-hasil penelitian guna keperluan

keterpurukan dibidang pendidikan, di antaranya tentang disiplin kahadiran guru, ada guru yang berpendidikan belum sesuai ketentuan yang berlaku ( Belum Sarjana ),kurang menguasai bahan, mengajar tidak dengan alat Bantu, ada yang tidak menggunakan Rempel/ RPP. Bahkan ada guru yang suka ngobrol di kantor pada saat jam pelajaran, datang terlambat, cara berpakaian tidak mencerminkan seorang guru , tidak menguasai materi pelajaran. Rendahnya kinerja guru ini dapat membuat prestasi siswa kurang memuaskan. Walaupun kemungkinan rendahnya prestasi ini juga bisa disebabkan dari siswa itu sendiri diantaranya motivasi belajar siswa yang rendah, malas belajar.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis akan mengadakan penelitan dan membahas skripsi yang berjudul Pengaruh Kinerja Guru terhadap Prestasi belajar Siswa pada SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi . Alasan penulis tertarik memilih dan mengadakan penelitian dengan judul diatas Karena : 1. Kinerja guru merupakan motor penggerak kegiatan belajar mengajar di sekolah. 2. Prestasi belajar merupakan gambaran bagi guru dan siswa tentang hasil kegiatan belajar mengajar disekolah. 3. Penulis termasuk salah seorang tenaga pengajar disekolah tersebut. B.Identifikasi Masalah Dengan Memperhatikan uraian pada latar belakang diatas, penulis dapat identifikasi masalah-masalah dalam penelitian ini, yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Baik factor-faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, atau factor yang dapat membuat prestasi belajar siswa menurun, Masalahmasalah yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut: Kinerja Guru, guru yang propesional, motivasi guru, motivasi orang tua, motivasi siswa,, kedisiplinan guru, kedisiplinan siswa, lingkungan sekolah, teman

bermain siswa, media pembelajaran, sarana prasarana,kurikulum serta minat belajar siswa. C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Dari hasil Identifikasi masalah yang di uraikan di atas, ter dapat berbagai penyebab yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Agar pembahasan skripsi ini tidak terlalu meluas dan agar lebih terarah maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada Pengaruh Kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa pada SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi .tahun 2009. 2. Perumusan Masalah Bertitik tolak dari batasan di atas penulis merumuskan masalah pada penelitian ini dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut Adakah Pengaruh yang signifikan antara Kinerja guru terhadap Prestasi Belajar siswa di SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi, dan seberapa besar Pengaruhnya?. D.Tujuan Dan Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi tujuan penulis dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui: Pengaruh Kinerja guru

terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi .dan seberapa besar pengaruhnya. 2. Signifikansi Penelitian Kebermaknaan dari penelitian ini diharapkan dapat mengungkap aspek-aspek yang mempengaruhi, Prestasi Belajar Siswa di SMP An-Nur Cabangbungin Kabupaten Bekasi, terutama dari aspek kinerja guru. Apabila penelitian ini secara empirik diketahui bahwa Kinerja guru memiliki pengaruh yang sigbifikan terhadap Prestasi belajar Siswa, Maka hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi

lembaga pendidikan untuk melakukan perbaikan guna peningkatan prestasi belajar. Selain itu temuan Penelitian ini juga dapat menjadi informasi dan pertimbangan bagi para guru dan kepala sekolah dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan Kinerja guru. Disamping itu, penelitian ini diharapakan dapat memberikan

sumbangan bagi dunia ilmu pendidikan dan dunia penelitian khususnya. Serta bagaimana upaya peningkatan sumberdaya manusia yang dimiliki guru yang dapat meningkatkan Prestasi belajar siswa di SMP An-Nur Cabangbungin kabupaten Bekasi. E. Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu :

10

Bab

I Pendahuluan, terdiri dari Latar belakang, Identifikasi masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Signifikansi Penelitian, serta sistematika Penulisan.

Bab II Landasan Teori Penelitian, terdiri dari Deskripsi teori, Kerangka berpikir dan Hipotesis. Bab III. Kerangka Metodologis, dan Teknik terdiri dari Metode Penelitian,

Populasi,Sampel

Penarikan

sampel,

Instrumenatsi

Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisa Data Bab IV. Hasil Penelitian terdiri dari Deskripsi institusi, Deskripsi karakteristik Responden, Penyajian Analisa Data dan Interpretasi Hasil Analsa data. Bab V. Penutup terdiri dari Kesimpulan Dan Rekomendasi

11 BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN A. Deskripsi Teori 1. Kinerja Guru a. Pengertian Kinerja Guru Kinerja dapat berarti kesuksesan seseorang didalam melaksanakan pekerjaannya 1 . Kinerja juga diartikan oleh briggs sebagai perilaku atau respon yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang dikerjakan ketika seseorang menghadapi suatu tugas yang meliputi semua kegiatan atau tingkah laku yang dialami. Dalam hal ini kinerja mengarah kepada kegiatan dalam menghasilkan sesuatu atau mencapai tujuan. 2 artinya kinerja adalah prilaku yang diinginkan dari pegawai untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu kinerja guru dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukan kesuksesan seorang guru dalam menjalankan tugasnya disekolah serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru dalam melakukan aktifitas mengajar. Kinerja menurut Expectancy Theory adalah hasil fungsi antara motivasi dan kemampuan dasar. Teori ini pada dasarnya mempunyai tiga komponen yaitu 1) ekspektansi kinerja ( performance out come ekspectancy ), dimana individu mengharapkan konsekuensi tertentu dari pelakunya, dan akan

Moh Asad, Psikologi Industri ( Yogyakarta, Liberety, 1987 ) p. 47. Leslie J. Briggs, Intuctional Design : Principles and Application (New Jersey :Prentice _ Hall, Inc, 1979) p. 56
2

12 mempengaruhi keputusan tentang bagaimana berperilaku; 2) Valensi ( Valence ), yaitu kekuatan memotivasi yang bervariasi setiap individu; 3) harapan kinerja upaya ( effort performance expectancy ) yang berhubungan dengan tingkat kesulitan dalam usaha mencapai hasil yang mempengaruhi perilaku. 3 Jadi kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai dari seorang guru dalam melaksanakan tugas yang berhubungan dengan tanggung jawab yang diembannya. Kinerja adalah merupakan pelaksanaan fungsi fungsi yang dituntut seseorang. Kinerja juga merupakan suatu tanda berhasil atau tidaknya seseorang atau suatu organisasi dalam melaksanakan pekerjaan nyata yang ditetapkan dengan standar standar dari organisasi itu sendiri, selaku standar standar yang melampaui apa yang diminta atau diharapkan. Kinerja ditentukan oleh tiga hal, yaitu kemampuan, motivasi, dan lingkungan. Lingkungan antara lain terdiri dari metodologi dan peralatan kerja yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ( performance is determined by three things : abilitiy, motivation and environment. Environment are proper methodology, material and toal to do the job ). 4 Implikasi dari teori teori tersebut menunjukan bahwa orang yang tinggi motivasinya tetapi memiliki kemampuan dasar rendah akan menghasilkan kinerja yang rendah. Begitu pula halnya dengan orang yang sebenarnya

3 4

Ricky W. Griffin, Management ( Massachusets, Houghton Mifflin Company, 1987), p. 398 Ibid, p. 389

13 memiliki kemampuan dasar tinggi tetapi rendah motivasinya, maka kinerjanya rendah pula. Bila demikian maka disamping kemampuan dasar secara partial motivasi dapat merupakan salah satu unsure dari suatu kinerja dan motivasi dapat diartikan sebagai suatu usaha yang menimbulkan doringan untuk melakukan tugas. Karena itu, konsep penting dari teori teori diatas bahwa untuk mengungkap dan mengukur kinerja gurudapat dilakukan dengan menelaah kemampuan dasar guru atau pelaksanaan kompetensi dasar guru. Dilihat dari karakteristik personal, kinerja guru meliputi kemampuan, keterampilan, kepribadian dan motivasi. Dilihat dari proses, kinerja guru yang efektif akan teercapai jika perilaku personil dapat menunjukkan kecocokan dengan standar kinerja yang telah ditentukan. Dilihat dari hasil, dalam menilai kinerja guru hendaknya dilihat dari hasil nyata yang dikerjakan oleh guru baik dalam kualitas maupun dalam kuantitas. Pada dasarnya pendapat tentang peningkatan kinerja bertolak dari kedua diterminan kinerja yaitu kecakapan dan motivasi. Dalam tulisan ini, kriteriakriteria kinerja yang telah dikemukakan diatas, dipilih untuk digunakan sebagai pegangan dalam menilai kinerja pegawai. kriteria-kriteria tersebut meliputi : 1) pemahaman tentang tugas, 2) kemampuan dan keterampilan, 3) semangat yang tinggi, 4) berinisiatif dan kemauan yang tinggi. 5

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah/Konsep Strateggi dan Implementasi (Bandung : Rosdakarya,2002) p. 125

14 Sementara itu tugas utama seorang guru pada hakikatnya adalah merencanakan, mengelola,, menilai proses belajar mengajar yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan memilih, menilai, dan mengambil keputusan profesional. 6 Oleh karena itu pada dasarnya tugas guru itu tidaklah ringan, sebab aktifitas yang dilakukan memerlukan perilaku, kontek dan konsekwensi tertentu yang dilaksanakan secara kompeten dan tuntas. Sedangkan menurut peters dalam buku sudjana terdapat tiga tugas pokok guru, yaitu: a) guru sebagai pengajar, b) guru sebagai pembimbing, dan c) guru sebagai administrator kelas. 7 Didalam pelaksanaannya ketiga komponen diatas saling terkait satu sama liannya, sehingga diperlukan penguasaan kemampuan dasar dan keterampilan khusus dari setiap guru. b. Kemampuan Dasar Guru Proyek Pembinaan Pendidikan Guru (P3G) merumuskan sepuluh kemampuan dasar bagi seorang guru, yaitu: 1) menguasai bahan, 2) mengelola program belajar mengajar, 3) mengelola kelas, 4) menggunakan media/ sumber, 5) menguasai landasan-landasan kependidikan, 6) mengelola interaksi belajar mengajar, 7) menilai prestasi untuk kepentingan pengajaran, 8) mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, 9) mengenal dan

Soedijarto, Menatapkan Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia, 1993), p. 84. 7 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1989), p. 15.

15 menyelenggarakan adminis trasi sekolah, dan 10) memahami dan menafsirkan hasil-hasil penelitian guna keperluan pengajaran. 8 Kesepuluh kemampuan tersebut bukanlah sesuatu yang sejajar dan setingkat, karena bila di kajihubungan diantara kesepuluh kemampuan tersebut pada hakekatnya ada yang hirarkis. Kemudian bila di telah maka delapan dari kesepuluh kopetensi ter sebut lebih di arahkan kepada kompetensi guru sebagaipengajar sehingga dapat disimpulkan bahwa sepuluh kompetensi tersebut hanya mencakup dua bidang guru, yakni kompetensi kognitip dan kompetensi perilaku. Sedangkan kompetensi sikap, khususnya sikap

propesional guru tidak nampak. c. Tugas pokok Guru a. Merencanakan Program Belajar Mengajar Pengajaran/proses belajar-megajar adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkahtertentu agar pelaksanaannya mencapai hasil yang di harapkan. Pengetahuan ini di tuangkan dalam bentuk perencanaan mengajar. Setiap perencanaan selalu berkenan dengan perkiraan mengenai apa yang akan dilakukan. Demikian halnya dalam perencanaan mengajar

memperkirakan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada waktu melaksanakan pengajaran. Mengingat pelaksanakan pengajaran adalah

mengkoordinasi unsure-unsur (komponen) pengajaran, maka isi perencanaan pun pada hakikatnya mengatur dan menetapkan unsur-unsur tersebut. Unsur
8

ibid, p. 19

16 yang di maksud antara lain tujuan, bahan atau isi, metode dan alat serta evaluasi/ penilaian Kemampuan merencanakan program belajar mengajar bagi profesi guru semua dengan kemampuan mendesain bangunan bagi seorang arsitektur. Sebelum membuat perencanaan belajar mengajar, guru terlebih dahulu harus mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut, dan menguasai secara teoretis dan praktis unsur - unsur yang terdapat dalam perencanaan belajar mengajar. Kemampuan merencanakan program belajar mengajar merupakan muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pengajaran. Makna atau arti dari perencanaan program belajar mengajar tidak lain adalah suatu proyeksi / perkiraan guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pengajaran berlangsung. Dalam kegiatan tersebut secara terinci harus jelas keman siswa akan dibawa ( tujuan ), apa yang harus dipelajari (isi bahan pelajaran) bagaimana cara siswa mempelajarinya (metode dan teknik) dan bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah mencapainya ( penilaian ). 9 b. Melaksanakan Proses Belajar - Mengajar Melaksanakan / mengelola proses belajar-mengajar merupakan

pelaksanaan program yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar kemampuan yang dituntut adalah keaktifan guru dalam menciptakan dan menemukan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah
9

Sudjana, op.cit., p. 20.

17 disusun dalam perencanaan. Kemampuan melaksanakan program belajarmengajar adalah kemampuan menciptakan interaksi belajar-mengajar sesuai dengan situasi dan kondisi serta program yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap pelaksanan ini semua ketentuan yang telah ditetapkan dalam rencana akan dicoba dilaksanakan dengan berbagai modifikasi sesuai dengan

perkembangan yang terjadi dalam interaksi guru siswa yang berkaitan dalam proses belajar-mengajar. Pada saat ini kiat seorang guru memerlukan kecepatan mengambil keputusan seperti menghentikan kegiatan belajar, mengubah interaksi, menulang beberapa pelajaran, dan berbagai tindakan yang sering tidak di rencanakan tetapi diperlukan. Oleh karena itu dalam melaksanakan pekerjaan tersebut seorang guru memerlukan pertimbangan profesional (profesional judgement). Pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar (satuan pelajaran) yang telah dibuat. Segala sesuatu yang telah ditetapkan dalam perencanaan kegiatan belajar-mengajar, diwujudkan secara nyata melalui keterampilan mengajar. Ketermpilan dasar mengajar mencakup keterampilan : 1) memulai dan mengakhiri pelajaran; 2) menjelaskan; 3) bertanya; 4) memberi penguatan; 5) mengadakan variasi; 6) membimbing diskusi kelompok; dan 7) mengelola kelas. 10

Piet. A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan dalam rangka Inservice Education (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), p. 97.

10

18 Pada konsep lain disebutkan bahwa kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan program belajar-mengajar mencakup kemampuan sebagai berikut : 1) memotivasi siswa belajar dari saat membuka sampai menutup pelajaran, 2) mengenalkan tujuan pengajaran, 3) menyajikan bahan pelajaran dengan metode yang relevan dengan tuujuan, 4) melakukan pemantapan belajar (reinforcement), 5) melaksnakan penilaian hasil belajar, 6) menggunakan alat-alat bantu pengajaran yang baik, 7) memperbaiki program belajar mengajar untuk keperluan mendatang, dan 8) melaksanakan layanan bimbingan penyuluhan. 11 Didalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar tersebut pertama-tama guru perlu mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik siswa, kemudian mendiagnosis, meniali dan merespon setiap perubahan perilaku siswa. Berkenaan dengan hal itu, dapat dikatakan bahwa mengajar merupakan suatu kegiatan dimana berlangsung hubungan antara manusia, bertujuan membantu pertumbuhan Pada dan mendorong kegiatan keterlibatan adalah siswa dalam

pembelajaran.

dasarnya

mengajar

menciptakan

lingkungan atau suasana yang dapat menimbulkan perubahan struktur kognitif para siswa. 12 c. Menilai Kegiatan Belajar-Mengajar

Wijaya dan Rusyan, op. cit. pp. 31-32 Bruce Joyce and Marsha Weil, Models of Teaching (Massachussets: Allyn and Bacon, A. Divisonof Simon & Schuster, Inc, 1992), p. 246
12

11

19 Setiap guru harus dapat melakukan penilaian tentang kemajuan yang dicapai para pelajar, baik secara iluminatif-observatif maupun secara strukturalobyektif, iluminatif-observatif maksudnya dilakukan dengan pengamatan yang terus menerus tentang perubahan dan kemajuan yang dicapai siswa, sedangkan struktural-obyektif yang berhubungan dengan pemberian skor, angka atau nilai yang biasa dilakukan dalam rangka penilaian hasil belajar siswa. Untuk melihat sejauh mana perencanaan kegiatan belajar-mengajar telah dibuat diwujudkan secara nyata, perlu dilakukan penilaian atau evaluasi. Penilaian diartikan sebagai proses yang menentukan baik tidaknya program atau kegiatan yang sedang mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 13 Pendapat tyler menyatakan bahwa kurukulum dikembangkan atas dasar dan diarahkan pada pencapaian sejumlah tujuan pendidikan. penilaian berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh tujuan-tujuan pendidikan tersebut telah atau belum tercapai. Dari hasil penilaian kemudian dapat diketahui bagian- bagian mana dari sistem yang memerlukan pengumpulan keputusan. Penilaian merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan perbaikan. 14 informasi Artinya untuk penilaian adalah merupakan proses

pertimbangan-pertimbangan

pengambilan

menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan alternative keputusan.


Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan ; Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional (Bandung: Angkasa, 1983), p. 212. 14 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001), p. 6.
13

20 Kemuian kegiatan penilaian yang perlu dilakukan oleh guru antara lain adalah penilaian hasil belajar. Evaluasi hasil belajar siswa bermakna bagi semua komponen dalam proses pengajaran, terutama siswa, guru, sekolah dan orang tua siswa. 2. Prestasi Belajar Siswa a. Pengertian prestasi belajar Manusia memiliki fitrah atau potensi. Potensi manusia itu tid Belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian, berlatih, memarahi. 6 Secara terminologis, Skinner mengartikan belajar sebagai proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Sedangkan Hintzman mengartikan belajar dengan perubahan yang terjadi pada organisma ( manusia atau hewan ) yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisma tersebut. 7 Selanjutnya belajar menurut S. Nasution adalah perubahan dalam kelakuan seseorang sebagai akibat pengaruh dari usaha pendidikan. 8 Dari pengertian yang diberikan S. Nasution ini, belajar mempunyai penekanan pada aspek perubahan. Cronbach sebagaimana yang diterjemahkan oleh Sumadi Suryabrata berpendapat bahwa belajar yang sebaik baiknya adalah mengalami dan dalam kondisi mengalami tersebut, si individu yang sedang belajar

6 7

WJS Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia ( Jakarta, Balai Pustaka, 1993 ) hal. 22 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan ( Bandung, Remaja Rosdakarya, 1995 ) hal. 90 8 S. Nasution, Asas Asas Kurikulum ( Bandung, Jemmers, 1995 ) hal. 11

21 mempergunakan panca inderanya. 9 Dengan pengertian demikian, menurutnya belajar merupakan proses pengalaman dengan ditandai oleh berbagai perubahan, baik aspek pengetahuan, perasaan, dan emosi serta perilaku pada diri orang yang belajar tersebut. Perubahan dalam proses belajar merupakan akibat dari latihan dan pembiasaan. Menurut A. Suryadi, perubahan tersebut adalah perubahan informasi, pengembangan atau peningkatan pengertian, penerimaan sikap yang baru, perolehan penghargaan dan pengerjaan sesuatu dengan menggunakan apa yang telah dipelajari. 10 Berkenaan dengan definisi belajar ini, menarik untuk disimak pendapat dari Biggs. Ia melihat pengertian belajar dari tiga sudut tinjauan, yaitu : a. Pengertian belajar secara kuantitas, yaitu belajar merupakan pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak banyaknya. b. Pengertian secara institusional, yaitu belajar dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi materi yang telah ia pelajari. c. Pengertian secara kualitatif, yaitu proses memperoleh dan memahami arti arti dan pemahaman serta cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. 11

Belajar selain mempunyai penekanan pada terjadinya perubahan, juga mempunyai artikulasi yang sangat mendalam. Hal ini disebabkan oleh pengertiannya yang bukan hanya menekankan aspek perubahan pada lahiriyah

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan ( Jakarta, CV Rajawali, 1992 ) hal. 253 A. Suryadi, Membuat Siswa Aktif ( Bandung, CV Mandar Maju, 1989 ) hal. 4 11 Muhibbin Syah , Op Cit. hal. 93
10

22 saja, melainkan juga menyangkut perubahan secara psikis, meliputi seluruh aspek kepribadian. Dalam pengertian tradisional, belajar diartikan sebagai usaha

memperoleh sejumlah pengetahuan. Menurut pengertian ini, belajar mempunyai pengertian yang ditekankan hanya pada aspek kognitif saja. penekanan pada aspek kognitif tampaknya disebabkan oleh anggapan bahwa pengetahuan mempunyai peranan yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Karena penekanan pada aspek kognitif, maka pengertian secara tradisional ini sering disebut pula pengertian berdasar pada pandangan intelektualitas. Untuk mengetahui adanya perubahan hasil belajar, dapat dilakukan dengan evaluasi, sehingga siswa dapat diketahui meningkat atau menurun prestasi belajarnya. Prestasi menurut bahasa berarti kemampuan, sedangkan secara

terminology adalah kemampuan atau hasil yang dicapai oleh seseorang yang melaksanakan suatu pekerjaan. 12 Tulus Tuu mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. 13 Dari pengertian prestasi dan belajar di atas dapat disimpulkan bahwa

Suharto, Kamus Bahasa Indonesia ( Surabaya, IKAPI, 1996 ) Hal. 97 Tulus Tuu, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa ( Jakarta, Gramedia Widiasarana Indonesi, 2004 ) hal. 75
13

12

23 a. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah b. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan evaluasi c. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan ulangan atau ujian yang ditempuhnya. b. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Sedangkan indikator-indikator yang mempengaruhi hasil belajar dari lingkungan luar sekolah adalah faktor-faktor sebagai berikut : a. Faktor Lingkungan Informal 1) Faktor kiat orang tua mendidik anak

Kegiatan pendidikan yang dilaksanakan orang tua terhadap putra-putrinya merupakan proses pendidikan berdasarkan cinta dan kasih sayang sejati. Cinta dan kasih sayang yang dilengkapi dengan pendidikan tatakrama dan perilaku antara orang tua dengan putra-putrinya, dan hal tersebut merupakan salah satu kiat yang dilakukan. Pendidikan keluarga merupakan institusi pendidikan pertama dan utama yang dapat membentuk sikap dan kepribadian anak yang berperan besar dalam perkembangan jiwa anak melalui interaksi dilingkungan keluarga terutama dengan kedua orang tuanya.

24 Dari gambaran di atas sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Slameto, bahwa siswa belajar akan menerima pengaruh dari keluarga dengan berupaya cara orang tua mendidik di anak antar anggota keluarga dan faktor masyarakat.14 2) Faktor komunikasi keluarga Komunikasi sangat diperlukan dalam proses interaksi pembelajaran, yang dalam hal ini sudah barang tentu proses komunikasi yang dilakukan antara orang tua dengan putra-putrinya secara terbuka, jelas, berimbang, demokratis, dan harmonis. Sehingga komunikasi menjadi efektif dan terbentuknya suasana kondusif, harmonis dan menyenangkan. Komunikasi yang demikian akan memotivasi anak untuk tumbuh kemauan belajarnya baik di rumah maupun di sekolah. 3) Faktor ekonomi keluarga Dalam mendidik anak sangat berhubungan erat dengan faktor ekonomi keluarga. Sebab, dari mulai anak itu dilahirkan oleh orang tuanya harus memiliki kemampuan pendukung ekonomi dalam memberikan bantuan pertumbuhan dan perkembangan baik fisik dan psikisnya, yaitu memberikan fasilitas belajar mencukup dan memadai. Hal yang demikian akan dapat mendorong proses pertumbuhan dan perkembangan anak dan dapat

memotivasi belajarnya sesuai fase-fase perkembangannya.

14

Slameto, Op. Cit., hal 6

25 Penjelasan di atas sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto, bahwa dengan tersedianya fasilitas yang diberikan dalam belajar turut memegang peranan penting untuk keberhasilan belajar.15 Dengan demikian, bahwa anak yang tidak terpenuhi segala sesuatu yang berkaitan dengan fasilitas belajarnya, maka akan terganggu dan dapat mempengaruhi proses belajarnya. Diharapkan orang tua dapat mengerti dan memahami tugas, kewajiban, dan bertanggung jawabnya terhadap pemenuhan kebutuhan pendidikan anaknya. b. Faktor lingkungan teman sebaya Faktor lingkungan sebaya atau teman pergaulan adalah suatu kumpulan individu anak-anak yang setara dalam usia dan merupakan teman sepermainan yang relatif sama. Lingkungan ini dapat pula memberikan pengaruh pada proses perkembangan dan hasil belajar anak, dan tidak memiliki target dan tujuan yang jelas terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga lingkungan ini dapat memberikan pengaruh dalam membentuk anak, baik berupa sikap dan mental anak dalam proses belajar. Di sisi lain dapat memberikan pelatihan dan pengalaman anak dalam berinteraksi secara emosional sosial dengan sebayanya, dan saling berbagi satu sama lain. Berbeda dengan lingkungan informal atau keluarga yang memiliki target dan tujuan

15

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Jakarta : Sinar Baru, 1995),

hal.

104

26 pendidikan jangka panjang terhadap anak dan merupakan program pendidikan orang tuanya terhadap anaknya. Lingkungan sebaya merupakan bagian dalam institusi sosial, karena keberadaannya di lingkungan sosial. Lingkungan sebaya ini tidak memiliki struktur sosial yang jelas dan tidak memiliki tujuan yang permanen. Tetapi keberadaannya dapat menciptakan rasa solidaritas yang kuat di antara sesama anggotanya, bila kegiatan yang dilakukan bersifat positif maka positif pula pengaruh yang diterima, akan tetapi bila kegiatan yang dilakukan bersifat negatif maka negatif pula yang diterima anak. Maka akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak didik baik mental dan psikisnya dan berpengaruh pula terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan hasil belajar anak. c. Faktor lingkungan masyarakat Pada faktor ini merupakan dimana tempat tinggal anak berada, termasuk teman sebayanya di luar lingkungan sekolah. Situasi dan kondisi lingkungan masyarakat turut memberikan peran dan mempengaruhi pada proses pembelajaran anak, keadaan ini memberikan pula pengaruh pada tujuan belajar anak didik. Sangat tidak dapat ditolak, bahwa lingkungan ini pun dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan masa depan anak didik. Dalam banyak penelitian telah membuktikan bahwa faktor lingkungan keluarga dan masyarakat turut berperan serta dalam menentukan tinggi dan rendah kualitas mental dan perilaku anak dalam proses pendidikan.

27 d. Faktor lingkungan alam sekitarnya Faktor ini pun memberikan kematangan pada anak didik yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi alam sekitar dimana anak didik bertempat tinggal. Melalui lingkungan alam sekitar anak didik dapat memperoleh proses pembelajaran, yang dipengaruhi baik oleh suhu, iklim, dan suasana lingkungan alamnya, yang tidak dapat diubah oleh faktor lingkungan sekolah. Lingkungan alam ini dapat pula mempengaruhi proses belajar mengajar pada anak didik di sekolah. Seperti halnya keberadaan sekolah yang letaknya berada di dekat keramaian, baik yang letaknya dekat terminal, pasar, jalan raya, menimbulkan kegaduhan dan mengganggu proses belajar mengajar menjadi tidak kondusif. Selanjutnya, dalam proses pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai baik pertumbuhan dan perkembangan kompetensi individu yang bermanfaat untuk kehidupannya di hari kemudian. Keberhasilan pendidikan melalui proses pembelajaran ini merupakan suatu prestasi yang diharapkan bagi pelakunya. Sehingga pengetahuan yang di dapat anak didik dari hasil belajar akan dapat diketahui hasil yang telah dicapainya, dan bagaimana usaha untuk meningkatkan keberhasilan belajar selanjutnya. B. Kerangka Berpikir Banyak factor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, dan factor tersebut diantaranya adalah kinerja guru. Kinerja guru adalah hasil pencapaian kerja guru yang dilakukan oleh seorang guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan belajar-

28 mengajar, sedangkan indicator kinerja guru diantaranya 1). merencanakan pengorganisasian bahan pelajaran.2). membuka dan menyampaikan tujuan pembelajaran.3). Menyampaikan dan menjelaskan materi . 4). mendorong keterlibatan siswa dalam pengajaran. 5). Mengadakan evaluasi terhadap prestasi belajar siswa.. Kinerja guru yang baik adalah Penampilan kerja seorang guru yang dapat melaksanakan indicator-indiator tugas dan fungsi seorang guru, seperti membuat perencanaan pengajaran dengan baik, menyampaikan materi dengan baik, mengevaluasi hasil belajar secara baik, serta dapat mempertanggung jawabkan hasil kerjanya kepada atasan. Kinerja guru seperti ini akan

berpengaruh terhadap kegiatan belajar-mengajar dan diperkirakan dapat mempengaruhi hasil belajar. Sementara kinerja guru yang kurang baik seperti malas dalam mengajar, dating selalu terlambat, tidak membuat perencaan dalam mengajar, tidak

menguasai materi pelajaran, serta tidak melakukan evaluasi hasil pembelajaran, kurang harmonisnya terhadap sesame guru dan pimpinan jelas akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas. Kinerja guru yang baik akan mendorong siswa lebih termotivasi dalam belajar, serta dapat meningkatkan prestasi belajar meningkat. Jadi atas dasar itu diduga terdapat pengaruh yang signifikan peningkatan kinerja guru terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Artinya semakin baik kinerja guru maka

29 semakin baik pula prestasi belajar siswa. Demikian pula sebaliknya semakin buruk kinerja guru maka semakin rendah pula prestasi belajar siswa. C. Hipotesis Berdasarkan deskripsi dan kerangka berpikir yang dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan hypothesis sebagai berikut: H.1. Ada Pengaruh yang signifikan kinerja guru terhadap presasi belajar siswa di SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi . H.2. Tidak ada Pengaruh yang signifikan kinerja guru terhadap presasi belajar siswa di SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi .

30 BAB III KERANGKA METODOLOGIS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey sedangkan data yang digunakan adalah data kuantitatif, dengan

menggunakan pendekatan korelasional, yaitu untuk mengetahui pengaruh vareabel yang satu terhadap vareabel lainnya, atau untuk mengatahui pengaruh vareabel bebas ( X) terhadap vaerabel terikat ( Y ). Untuk mengetahui pengaruh antara vareabel Kinerja Guru ( Vareabel X ) terhadap Vareabel Prestasi Belajar siswa (vaerabel Y) dalam penelitian ini, digambarkan dalam bentuk konstelasi antara vareabel X dan Y, dapat dilihat pada gambar 3.1. berikut ini :

X
Gambar 3.1

Konstelasi Pengaruh kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa Keterangan : X = Kinerja Guru Y = Prestasi Belajar Siswa. B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMP- An-Nur Cabangbungin Kabupaten Bekasi yang berjumlah 312 orang, terdiri dari kelas VII, VIII dan Kelas IX. Dan yang dijadikan krangka sampel sebanyak 30 orang, diambil dari setiap kelas.

31 2. Sampel Sedangkan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswasiswi SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi sebanyak 30 orang, diambil dari setiap kelas masing-masing 10 %.dari populasi yang berjumlah 302 orang. 3. Teknik pengambilan sampel Sehubugan sampel diambil dari semua kelas, maka teknik penarikan sampel dalam penelitian ini dipilih dengan teknik sampel acak bertingkat/ berstrata (Stratified random sampling ), karena sampel yang diambil dari masing- kelas 10 %, jadi karena populasi dalam penelitian ini 302 orang, maka yang dijadikan sampel 30 orang. Langkah langkah yang dilakukan untuk mengambil sampel penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Langkah pertama, menghitung jumlah siswa siswi SMP An-Nur Cabangbugin Kabupaten Bekasi, kemudian menetapkan kerangka sampling berdasarkan populasi, yang selanjutnya krangka sampel dijadikan sampel dalam penelitian ini. b. Langkah kedua, memberi nomor dari nomor 01 sampai 302, seluruh

siswa SMP An-Nur Cabangbugin yang jumlahnya 300 siswa. c. Langkah ketiga, setiap nomor dengan kelipatan 10 maka diambil menjadi sampel, dan dari 302 orang terdapat 30 orang siswa yang dijadikan sampel,

32 C. Instrumentasi Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah : 1. Data tentang kinerja guru 2. Data tentang Prestasi Belajar siswa. Dari kedua data tersebut dijaring melalui Angket ( kuesioner) untuk data tentang Kinerja guru, dan Melalui dokumentasi ( buku Legger ) untuk data Tentang Prestasi Hasil Belajar. Untuk data Kinerja guru dijaring dengan menggunakan instrumen penelitian yang digunakan disusun dalam bentuk pernyatan yang

berbentuk skala likert denngan menggunakan skala 5 option jawaban: a) sangat setuju, b) setuju. c) sedang. d) kurang setuju. e) tidak setuju. dan untuk setiap pernyatan yang bersifat positif, jika a diberi skor 5, jika b diberi skor 4, jika c. Diberi skor 3, jika d diberi skor 2, dan jika e diberi skor 1. Sedangkan untuk setiap pernyataan yang bersifat negatif ; maka a diberi skor 1, b diberi skor 2, c diberi skor 3, d diberi skor 4 dan e diberi skor 5 . Kemudian untuk data pretasi belajar siswa digunakan instrumen buku-buku yang berkaitan dengan nilai siswa seperti legger, raport, atau berkas hasil ulangan harian siswa. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini di antaranya dengan : a.Observasi, Penulis mengadakan pengamatan langsung di sekolah, yang berkaitan langsung dengan keberadaan sekolah, situasi sekolah, lingkungan sekolah, sarana prasarana, keadaan guru dan murid serta kepala sekolah.

33 b. Wawancara. Penulis mengadakan wawancara langsung terhadap kepala sekolah,guru, siswa dan tenaga kependidikan yang lainnya yang berkaitan dengan kinerja guru dan prestasi belajar. c. Dokumentasi Tenik dokumentasi ini dipergunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi . tempat penelitian untuk mengetahui informasi prestasi siswa. d. Angket. Angket ini digunakan untuk menarik data dengan waktu yang relative cepat dan dana yang relatip murah. Angket ini diberikan kepada siswa/ obyek penelitian dengan angket tertutup. Angket ini diberikan kepada siswa untuk mengukur kinerja guru yang ada di SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi .tempat penelitian. Penulis membuat angket yang berjumlah 20 pertanyaan dengan jawaban pilihan ganda 5 option jawaban. penulis beri skor sebagai berikut : a = 5, b = 4, c = 3, d = 2, dan e = 1, peneliti dengan menyebarkan angket ini adalah untuk mengetahui data tetang Kinerja Guru . D. Teknik Analisa data Setelah data kuantitatif yang diperlukan terkumpul, maka penulis manganalisa dengan menggunakan analisa statistic inferensil korelasi tata Jenjang dari Spiermen dengan rumus sebagai berikut :

34 6 D2 Rho xy
=

---------------------------N( N2- 1 )

Keterangan : Rhoxy = koefisien korelasi variabel X dan variabel Y D = Difference, Sering digunakan juga B singkatan dari D adalah beda anatar jenjang subyek N Interperestasi nilai r 1.Antara 0,01 2.Antara 0,21 3.Antara 0,41 4.Antara 0,61 5.Antara 0,81 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 sangat rendah rendah cukup tinggi sangat tinggi 1 = Banyaknya subyek

Sutrisno Hadi Prof.Drs,Metodologi Research 3( Yogyakarta, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1979) hal 310.

También podría gustarte