Está en la página 1de 40

BAB I REAKSI ASAM & ASAM BASA LARUTAN

1.1. REAKSI KIMIA 1.1.1. Tujuan Praktikum Mengamati terjadinya reaksi kimia. Mengetahui cara mereaksikan bahan-bahan kimia.

1.1.2. Dasar Teori Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) berubah menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). [1] Ciri-ciri terjadinya reaksi : A. Terjadi Perubahan Warna Beberapa zat atau senyawa kimia jika direaksikan dapa mengalami perubahan warna. Seperti contoh: tembaga karbonat (CuCO3) yang berwarna hijau akan berubah menjadi tembaga oksida (Cu2O) yang berwarna kehitaman dan karbon dioksida (CO2) setelah dipanaskan. B. Terjadi Perubahan Suhu Reaksi kimia yang disertai kenaikan suhu disebut reaksi eksotermis. Contoh : proses pernafasan dalam tubuh kita = reaksi kebakaran.

Reaksi kiimia yang disertai penurunan suhu disebut reaksi endotermis. Contoh : proses fotosintesis = memasak makanan. C. Terjadi Perubahan Endapan Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai fase padat dari larutan. Endapan dapat berupa kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan dari larutan

dengan penyaringan atau sentrifugasi. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat terlarut. Contoh:
-

Barium klorida (BaCl2) direaksikan dengan natrium sulfat (Na2SO4) akan menghasilkan suatu endapan putih barium sulfat (BaSO4). Endapan putih yang terbentuk ini sukar larut dalam air. Reaksi kimia tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. BaCl2 (l) + Na2SO4 (l)
(barium klorida) (natrium sulfat)

BaSO4(s) + 2NaCl(l)
(barium sulfat) (natrium klorida)

larutan perak nitrat (AgNO3) direaksikan dengan larutan natrium klorida (NaCl) menghasilkan endapan putih perak klorida (AgCl) dan larutan natrium nitrat (NaNO3). Reaksi kimia tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. AgNO3 (l) + NaCl
(l)

AgCl

(s)

+ NaNO3

(l)

(perak nitrat) (natrium klorida)

(perak klorida) (natrium nitrat).

[1]

D. Terjadi Pembentukan Gas Reaksi kimia dapat menimbukan gas maupun gelembung. Contoh:
-

Pada pelarutan tablet vitamin berkalsium tinggi (tablet effervescent) ke dalam air (segelas air) yang timbul gelembung-gelembung gas dari larutan. Reaksi kimia saat membuka kaleng minuman berkarbonasi.[2] Banyak reaksi, baik di laboratorium maupun di alam lingkungan kita, satu atau

lebih pereaksi berada dalam larutan-pereaksi tersebut larut dalam bermacam-macam cairan, misalnya air. Adanya pereaksi larut dalam suatu pelarut, beberapa keuntungan dapat di peroleh jika terjadi suatu reaksi, misalnya kita campur kristal bubuk natrium klorida NaCl, dengan kristal bubuk perak nitrat, AgNO3, tidak terlihat adanya sesuatu terjadi. Suatu reaksi kimia dalam larutan tidak selalu dilihat dengan terbentuknya endapan. Dalam beberapa reaksi terbentuk gas, seperti misalnya reaksi antara asak klorida dan natrium karbonat. Kadang-kadang yang terjadi hanya perubahan warna dan malahan

ada yang kelihatannya tidak terjadi perubahan sama sekali, karena semua pereaksi dan hasil reaksi larut dalam air dan tidak berwarna. [3] Dengan mengetahui beberapa sifat reaksi, kita dapat menerangkan reaksi-reaksi kimia lebih mudah, dan mungkin reaksi itu menjadi lebih mudah dipahami. Satu skema klasifikasi yang menerangkan semua reaksi kimia menggunakan kriteria berikut: 1. Pembakaran Adalah suatu reaksi dimana suatu unsure atau senyawa bergabung dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana, misalnya CO2,H2O dan SO2. 2. Penggabungan Atau sintesis adalah suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana (baik unsur maupun senyawa). 3. Penguraian Adalah suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-zat yang lebih sederhana. 4. Penggantian (atau perpindahan tunggal) Adalah suatu reaksi dimana sebuah unsur memindahkan unsure lain dalam suatu senyawa. 5. Metatesis (atau perpindahan ganda) Adalah suatu reaksi dimana terjadi pertukaran antara dua pereaksi. Beberapa pereaksi dan atau hasil reaksi dapat berada dalam larutan. Suatu komponen yang menentukan keadaan larutan apakah sebagai padatan, cairan, atau gas, disebut pelarut (solvent). Komponen-komponen lain disebut zat terlarut (solute). Lambing NaCl (aq) misalnya, menunjukkan bahwa air sebagai pelarut dan natriuk klorida sebagai zat terlarut. Dalam air laut, air juga merupakan pelarut, tetapi banyak sekali zat terlarutnya, dan NaCl yang paling banyak terdapat. Jumlah zat terlarut yang dapat dilarutkan dalam sebuah pelarut sangat bervariasi. Itulah sebabnya, perlu mengetahui susunan atau konsentrasi yang tepat suatu larutan bila harus dilakukan perhitungan pada reaksi kimia dalam larutan. [4]

1.1.3. Tinjauan Bahan 1. Aquadest (H2O) Merupakan bahan kimia yang tidak berbahaya karena mempunyai pH netral sehingga tidak mempunyai efek tertentu bagi manusia 2. Asam sulfat pekat (H2SO4) Sifat-sifat asam sulfat yang korosif diperburuk oleh reaksi eksotermiknya dengan air. Luka bakar akibat asam sulfat berpotensi lebih buruk dari luka bakar akibat asam sulfat lainnya hal ini dikarenakan adanya tambahan kerusakan jaringan karena dehidrasi dan kerusakan termal sekunder akibat pelepasan panas oleh reaksi asam sulfat dengan air 3. Etanol (C2H5OH) Sifatnya mudah terbakar, menyebabkan iritasi mata, mudah terbakar pada fase cair dan uap 4. Kalium permanganat (KMnO4) Bentuknya padatan dan berbau. Mudah larut dalam methanol,aseton, asam sulfat. Berbahaya dan bias menyebabkan iritasi pada kulit. 5. Natrium klorida (NaCl) Higroskopis. Bereaksi dengan logam nonnoble paling seperti besi atau baja, bahan bangunan (seperti semen) klorida Natrium. 6. Perak nitrat (AgNO3) Sifatnya beracun, berbahaya, korosif dan menyebabkan luka bakar pada setiap jaringan tubuh. 7. Pupuk urea (NH2CONH2) Sifatnya tidak dapat terbakar tetapi mengalami dekomposisi thermal pada temperatur yang tinggi akan mengeluarkan gas-gas mudah menyala dan beracun.

7.1.1. Alat dan Bahan A. Alat batang pengaduk beakerglass botol aquadest corong kaca Erlenmeyer gelas arlogi karet penghisap kertas saring labu ukur neraca analitis penjepit kayu pipet tetes pipet volume rak tabung reaksi tabung reaksi waterbath

B. Bahan aquadest (H2O) asam sulfat pekat (H2SO4) etanol (C2H5OH) kalium permanganat (KMnO4) natrium klorida (NaCl) perak nitrat (AgNO3) pupuk urea (NH2CONH2)

7.1.2. Prosedur Percobaan A. Preparasi larutan - buatlah larutan kalium permanganat 1%, 50 mL - buatlah larutan natrium hidroksida 1 M, 50 mL - buatlah larutan natrium klorida 0,1 M, 50 mL - buatlah larutan perak nitrat 0,1 M, 50 mL. B. Reaksi menghasilkan panas tinggi - kedalam tabung reaksi yang berisi 3 mL aquadest, masukkanlah 1 mL aasam sulfat pekat. C. Reaksi memperlukan panas dan menghasilkan gas - masukkan sedikit pupuk urea ke dalam tabung reaksi - tambahkan 5 mL natrium hidroksida 1 - panaskan tabung reaksi secara perlahan dan tes timbulnya gas - amati dan catat hasilnya. D. Reaksi menghasilkan endapan - tambahkan 2 mL perak nitrat 0,1 M dengan 2 mL natrium klorida 0,1 M di dalam tabung reaksi - amati endapan yang terbentuk - pakailah kertas saring untuk menyaring endapan. E. Reaksi memerlukan gas - masukkanlah 2 ml larutan kalium permanganat 1% ke dalam tabung reaksi - tambahkan 1 tetes larutan asam sulfat pekat - tambahkan 3 tetes etanol dan memanaskan sebentar dalam waterbath - amati perubahan yang terjadi.

7.1.3. Data pengamatan reaksi-reaksi kimia No. Perlakuan Pengamatan Menghasilkan gas 1 H2O + H2SO4 Panas Tidak berwarna 2. NH2 CONH2 + NaOH Menimbulkan gas Tidak berwarna Menghasilkan endapan 3. AgNO3 + NaCl Terjadi reaksi Warna putih 4. KMnO4 + H2SO4 + C2H5OH Menimbulkan gas Berwarna coklat Terjadi reaksi Terjadi reaksi Terjadi reaksi Terjadi reaksi Kesimpulan

7.1.4. Persamaan Reaksi A. Reaksi menghasilkan panas tinggi H2SO4 (l) + H2O(l)
(air)

H2SO4 (aq) + H2O(l) + kalor


(asam sulfat) (air)

(asam sulfat)

B. Reaksi memerlukan panas dan menghasilkan gas CO(NH2)2 (l)


(urea)

+ NaOH

(l)

CO(NH2)2 (aq) + NaOH (l)


(urea) (natrium hidroksida)

(natrium hidroksida)

C. Reaksi menghasilkan endapan AgNO3 (l) +


(perak nitrat)

NaCl

(l)

AgCl

(s)

+ NaNO3

(l)

(natrium klorida)

(perak klorida)

(natrium nitrat).

D. Reaksi memerlukan panas KMnO4(l) + H2SO4(l) + C2H5O5 (l)


(kalium permanganat)(asam sulfat)(etanol)

KMnO4(s) + H2SO4(s) + C2H5O5(s)


(kalium permanganat)(asam sulfat) (etanol)

7.1.5. Perhitungan A. Preparasi larutan 1. Membuat larutan kalium permanganat 1% 50 Ml % KMnO4 = 0,01 = 0,51= 99,99 gr

100

M=
= 0,5100 gram Jadi untuk membuat larutan kalium permanganat 1% sebanyak 50 mL adalah dengan menimbang 0,5100 gram kalium permanganat dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL. 2. Membuat larutan 1 M NaOH dalam 50 mL M= 1= 1= 2000 = 1000 gr W=2 Jadi untuk membuat larutan natrium hidroksida 1 M sebanyak 50 mL adalah dengan menimbang 2 gram natrium hidroksida dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL. 3. Membuat larutan NaCl 0,1 M dalam 50 mL

M=

0,1

0,1 = W= = 0,2925 gr Jadi untuk membuat larutan natrium klorida 0,1 M sebanyak 50 mL adalah dengan menimbang 0,2925 gram natrium klorida dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL 4. Membuat larutan AgNO3 0,1 M dalam 50 mL M= 0,1 = 0,1 = W= = 0,85 Jadi untuk membuat larutan perak nitrat 0,1 M sebanyak 50 mL adalah dengan menimbang 0,85 gram perak nitrat dalam labu ukur dan melarutkannya dalam aquadest sampai 50 mL.

7.1.6. Pembahasan A. Preparasi larutan Pembuatan kalium permanganat 1 % 50 mL membutuhkan 0,51 gram kalium permanganat Pembuatan larutan natrium hidroksida 1 M, 50 mL membutuhkan 2 gram natrium hidroksida Pembuatan larutan natrium klorida 0,1 M, 50 mL membutuhkan 0,2925 gram natrium hidroksida Pembuatan perak nitrat 0,1 M,50 mL membutuhkan 0,85 gram perak nitrat. B. Reaksi menghasilkan panas tinggi Campuran antara aquadest dan asam sulfat menghasilkan panas Aquadest digunakan karena mempunyai pH netral.

C. Reaksi memerlukan panas dan menghasilkan gas Setelah campuran pupuk urea dan natrium hidroksida dipanaskan menimbulkan gas. D. Reaksi menghasilkan endapan Campuran antara perak nitrat dan natrium klorida menghasilkan endapan Penyaringan menggunakan kertas saring bertujuan untuk menyaring endapan yang telah terbentuk. E. Reaksi memerlukan panas Setelah dipanaskan dalam waterbath, campuran antara kalium

permanganat,asam sulfat,dan etanol menghasilkan gas.

7.1.7. Kesimpulan Reaksi kimia dapat diketahui apabila reaksi tersebut menghasilkan gas, endapan, dan perubahan warna.

7.1.8. Pertanyaan A. Berapa gram kalium permanganat dibutuhkan untuk membuat larutan kalium permanganat 1%, 50 mL? Jawab: % KMnO4 = 0,01 = 0,51= 99,99 gr

100

M=
= 0,5100 gram Jadi untuk membuat larutan kalium permanganat 1% sebanyak 50 mL adalah dengan menimbang 0,5100 gram kalium permanganat dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL. B. Berapa gram natrium hidroksida dibutuhkan untuk membuat larutan natrium hidroksida 1 M, 50 mL? Jawab: M= 1= 1= 2000 = 1000 gram W = 2 gram Jadi untuk membuat larutan natrium hidroksida 1 M sebanyak 50 mL adalah dengan menimbang 2 gram natrium hidroksida dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL.

C. Berapa gram natrium klorida dibutuhkan untuk membuat larutan natrium klorida 0,1 M, 50 mL? Jawab:

M=
0,1

0,1 = W= = 0,2925 gr Jadi untuk membuat larutan natrium klorida 0,1 M sebanyak 50 mL adalah dengan menimbang 0,2925 gram natrium klorida dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL D. Berapa gram perak nitrat dibutuhkan untuk membuat larutan perak nitrit 0,1 M, 50 mL? Jawab: M= 0,1 = 0,1 = W= = 0,8500 gram Jadi untuk membuat larutan perak nitrat 0,1 M sebanyak 50 mL adalah dengan menimbang 0,8500 gram perak nitrat dalam labu ukur dan melarutkannya dalam aquadest sampai 50 mL.

E. Jelaskan ciri-ciri terjadinya reaksi kimia. Jawab: 1. Terjadi Perubahan Warna Beberapa zat atau senyawa kimia jika direaksikan dapa mengalami perubahan warna. Seperti contoh: tembaga karbonat (CuCO3) yang berwarna hijau akan berubah menjadi tembaga oksida (Cu2O) yang berwarna kehitaman dan karbon dioksida (CO2) setelah dipanaskan. 2. Terjadi Perubahan Suhu Reaksi Contoh Reaksi kimia : yang disertai pernafasan disertai kenaikan dalam penurunan suhu tubuh suhu disebut kita = reaksi reaksi reaksi eksotermis. kebakaran. endotermis.

proses yang

kiimia

disebut

Contoh : proses fotosintesis = memasak makanan. 3. Terjadi Perubahan Endapan Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai fase padat dari larutan berupa kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau sentrifugasi. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat terlarut. Contoh:
-

Barium klorida (BaCl2) direaksikan dengan natrium sulfat (Na2SO4) akan menghasilkan suatu endapan putih barium sulfat (BaSO4). Endapan putih yang terbentuk ini sukar larut dalam air. Reaksi kimia tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. BaCl2 (l) + Na2SO4 (l)
(barium klorida) (natrium sulfat)

BaSO4(s) + 2NaCl(l)
(barium sulfat) (natrium klorida)

larutan perak nitrat (AgNO3) direaksikan dengan larutan natrium klorida (NaCl) menghasilkan endapan putih perak klorida (AgCl) dan larutan natrium nitrat (NaNO3).

Reaksi kimia tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. AgNO3 (l) + NaCl
(l)

AgCl

(s)

+ NaNO3

(l)

(perak nitrat) (natrium klorida)

(perak klorida) (natrium nitrat).

[1]

4. Terjadi Pembentukan Gas Reaksi kimia dapat menimbukan gas maupun gelembung. Contoh:
-

Pada pelarutan tablet vitamin berkalsium tinggi (tablet effervescent) ke dalam air (segelas air) yang timbul gelembung-gelembung gas dari larutan.

Reaksi kimia saat membuka kaleng minuman berkarbonasi.

F. Jelaskan pengertian larutan, koloid, suspensi, dan emulsi beserta contohnya Jawab: Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain. Suspensi adalah suatu campuran fluida yang mengandung partikel padat. Emulsi adalah jenis koloid dengan fase terdispersi berupa zat cair.

DAFTAR PUSTAKA 1. ____,http://chem_oke.com/22/03/2012 2. Ommi, Moch, Reaksi Kimia, 2010. 3. Keenan, Kleinfenter, Kimia untuk Universitas, Erlangga, Jakarta, 2000. 4. Petrucci, Ralph, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Edisi keempat Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2002.

1.2 1.2.1

ASAM BASA LARUTAN Tujuan Pratikum Menentukan sifat asam dan basa suatu larutan. Menentukan kekuatan asam-basa suatu larutan. Mengukur pH suatu larutan dengan menggunakan pH meter atau indikator lainnya.

1.2.2

Dasar Teori Asam sebagai zat yang mengion dalam air menghasilkan ion H+ dan basa

sebagai zat yang mengion dalam air menghasilkan ion OH-. Asam secara paling sederhana didefenisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hydrogen sebagai satu-satunya ion positif. [3] Contoh-contoh asam: Asam kuat Asam klorida (HCl) Asam sulfat (H2SO4) Asam nitrat (HNO3) Asam iodida (HI) Asam lemah Asam cuka (CH3COOH) Asam nitrit (HNO2) Asam sulfit (H2SO3) Asam hipoklorit (HClO)

Basa secara paling sederhana dapat didefenisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion-ion hidroksil sebagai satu-satunya ion negatif. Hidroksil-hidroksil logam yang larut, seperti natrium hidroksida atau kalium hidroksida hampir sempurna berdisosiasi dalam larutan air yang encer. NaOH KOH Na + + OHK + + OH- [4]

Contoh-contoh basa: Basa kuat Kalium hidroksida (KOH) Barium hidroksida (Ba(OH)2) Natrium hidroksida (NaOH) Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) Macam-macam indikator: Fenolftalein Fenolftalein adalah senyawa organik (C20H14O4) digunakan sebagai indikator asam-basa). Senyawa ini tidak berwarna dalam larutan asam dan merah muda dalam larutan dasar (dengan endapan yang terbentuk transisi sekitar pH 9). Fenolftalein tidak larut dengan baik dalam air, sehingga untuk titrasi biasanya disiapkan dalam larutan alkohol. Ketika menambahkan setetes indikator untuk asam Anda kadang-kadang akan mendeteksi warna putih sedikit berawan. Ini sebenarnya adalah endapan fenolftalein padat, karena konsentrasi lokal tinggi melebihi produk kelarutan. Biasanya akan menghilang jika Anda menjabat solusi, karena cukup pelarut tersedia untuk melarutkan zat terlarut.[6] Metil orange adalahsenyawa organik dengan rumus C14H14N3NaO3S dan biasanya dipakai sebagai indikator dalam titrasi asam basa. Indikator MO ini berubah warna dari merah pada pH dibawah 3.1 dan menjadi warna kuning pada pH diatas 4.4 jadi warna transisinya adalah orange.[7] Basa lemah Ammonium hidroksida (NH4OH) Nitrit (NH3) Besi hidroksida (Fe(OH)2) Aluminium hidroksida (Al(OH)2)

Fungsi asam basa antara lain: 1. Fungsi asam Asam sering digunakan untuk menghilangkan karat dari logam dalam proses yang disebut "pengawetasaman" (pickling). Asam dapat digunakan sebagai elektrolit di dalam baterai sel basah, seperti asam sulfat yang digunakan di dalam baterai mobil. Pada tubuh manusia dan berbagai hewan, asam klorida merupakan bagian dari asam lambung yang disekresikan di dalam lambung untuk membantu memecah protein dan polisakarida maupun mengubah proenzim pepsinogen yang inaktif menjadi enzim pepsin. Asam juga digunakan sebagai katalis; misalnya, asam sulfat sangat banyak digunakan dalam proses alkilasi pada pembuatan bensin. 2. Fungsi basa
-

Basa sering digunakan pada soda kue, bubuk deterjen, pasta gigi dan sabun.[8]

Macam-macam pengukur pH: indikator universal Indikator Universal yang sering digunakan umumnya berbentuk pita kertas berwarna kuning . Jika dicelupkan kedalam larutan asam atau basa, warna kertas akan berubahsesuai keasaman dan kebasaan larutan tersebut. Caramenggunakan indikator universal berbentuk kertas adalahdengan mencelupkan kertas indikator pada larutan yang akandiuji atau meneteskan latutan yang akan diuji pada kertasindikator, kemudian warna yang muncul dibandingkan denganpita indikator yang ada skala pH indikator. pH meter Untuk menguji sifat larutan asam, basa larutan dapat pulamenggunakan pH meter. Alat ini tinggal dicelupkan pada larutanyang akan diuji selanjutnya pada alat akan muncul angka skala pH dari larutan tersebut.

1.2.3

Tinjauan Bahan

A. Aquadest (H2O) Merupakan bahan kimia yang tidak berbahaya karena mempunyai pH netral sehingga tidak mempunyai efek tertentu bagi manusia B. Ammonium hidroksida (NH4OH) C. Ammonium klorida (NH4Cl) sifatnya tidak mudah terbakar, berbentuk bubuk kristal padat, dan sangat korosif terhadap tembaga D. Asam asetat (CH3COOH) Asam asetat pekat bersifat korosif dan karena itu harus digunakan dengan penuh hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan mata permanen, serta iritasi pada membran mukosa. Luka bakar atau lepuhan bisa jadi tidak terlihat hingga beberapa jam setelah kontak. E. Asam klorida (HCl) Bersifat korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada rongga pernapasan, mata, kulit dan usus. F. Indikator phenolphthalein (C20H14O4) Fenolftalein tidak larut dengan baik dalam air, sehingga untuk titrasi biasanya disiapkan dalam larutan alkohol. Ketika menambahkan setetes indikator untuk asam Anda kadang-kadang akan mendeteksi warna putih sedikit berawan. Ini sebenarnya adalah endapan fenolftalein padat, karena konsentrasi lokal tinggi melebihi produk kelarutan. Biasanya akan menghilang jika Anda menjabat solusi, karena cukup pelarut tersedia untuk melarutkan zat terlarut. G. Indikator metil orange (C14H14N3NaO3S) Metil Orange (Methyl Orange) MO adalah senyawa organik dengan rumus C14H14N3NaO3S dan biasanya dipakai sebagai indikator dalam titrasi asam basa.

Indikator metil orange ini berubah warna dari merah pada pH dibawah 3.1 dan menjadi warna kuning pada pH diatas 4.4 jadi warna transisinya adalah orange. H. Kalsium hidroksida ( Ca(OH)2 ) kalsium hidroksida dapat berupa Kristal tak berwarna atau bubuk putih. Kalsium hidroksida dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air. I. Natrium asetat (CH3COONa) J. Natrium klorida (NaCl) Higroskopis. Bereaksi dengan logam nonnoble paling seperti besi atau baja, bahan bangunan (seperti semen) klorida Natrium

1.2.4

Alat dan bahan B. Bahan aquadest (H2O) ammonium hidroksida (NH4OH) ammonium klorida (NH4Cl) asam asetat (CH3COOH) asam klorida (HCl) indikator phenolphthalein (C20H14O4) indikator metil orange (C14H14N3NaO3S) kalsium hidroksida ( Ca(OH)2 ) natrium asetat (CH3COONa) natrium klorida (NaCl) -

A. Alat batang pengaduk beakerglass botol aquadest corong kaca gelas arloji karet penghisap kertas lakmus kertas pH labu ukur neraca analitis pH meter pipet tetes pipet volume rak tabung reaksi tabung reaksi

1.2.5

Prosedur percobaaan -

A. Preparasi larutan Buatlah larutan ammonium hidroksida 0,1 M sebanyak 50 Ml Buatlah larutan ammonium klorida 0,1 M sebanyak 50 mL Buatlah larutan asam asetat 0,1 M sebanyak 50 mL Buatlah larutan asam klorida 0,1 M sebanyak 50 mL Buatlah larutan kalsium hidroksida 0,1 M sebanyak 50 mL Buatlah larutan natrium asetat 0,1 M sebanyak 50 mL Buatlah larutan natrium klorida 0,1 M sebanyak 50 mL.

B. Menguji kekuatan asam dan basa larutan dengan larutan indikator Siapkan 8 tabung reaksi, masing-masing tabung reaksi diisi: Tabung B Tabung C Tabung D Tabung E
0,5 mL 1 mL NH4OH 0,1 M NH4OH 0,1 M + 0,5 mL NH4CL 0,1 M 1 mL NH4CL 1 mL CH3COONa 0,1 M 1 mL Ca(OH)2 0,1 M

Tabung A

Tabung F

Tabung G

Tabung H

1 mL 1 mL HCL 0,1 M 1 mL CH3COOH 0,1 M CH3COOH + 0,5 mL CH3COONa 0,1 M

Uji kekuatan asam dan basa masing-masing larutan dengan menggunakan kertas lakmus biru dan lakmus merah

C. Menguji kekuatan asam dan basa larutan dengan indikator Siapkan 8 tabung reaksi, masing-masing tabung reaksi diisi: Tabung B Tabung C
O,5 mL 1 mL HCl 0,1M 1 mL CH3COOH 0,1 M CH3COOH 0,1 M + 0,5 mL CH3COONa 0,1 M 1 mL NH4OH

Tabung A

Tabung D

Tabung E
0,5 mL NH4OH 0,1 M + 0,5 mL NH4Cl 0,1 M

Tabung F

Tabung G

Tabung H

1 mL NH4Cl

1 mL CH3COONa 0,1 M

1 mL Ca(OH)2 0,1 M

Tambahkan 3 tetes indikator fenolftalein ke dalam masing-masing tabung. Ulangi prosedur dengan mengganti indikator fenolftalein dengan indikator metil orange.

D. Menguji kekuatan asam basa larutan dengan indikator universal Siapkan 8 tabung reaksi, masing-masing tabung reaksi diisi: Tabung B Tabung C
O,5 mL 1 mL HCl 0,1M 1mL CH3COOH 0,1 M CH3COOH 0,1 M + 0,5 mL CH3COONa 0,1 M 1 mL NH4OH

Tabung A

Tabung D

Tabung E
0,5 mL NH4OH 0,1 M + 0,5 mL NH4Cl 0,1 M

Tabung F

Tabung G

Tabung H

1 mL NH4Cl

1 mL CH3COONa 0,1 M

1 mL Ca(OH)2 0,1 M

Ukur pH maing-masing larutan dengan kertas pH.

E. Analisa data Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator, tentukan kekuatan asam basa larutan yang diuji Bandingkan penentuan pH larutan menggunakan indikator universal.

F. Perbandingan pH larutan menggunakan indikator universal Keterangan analisa Bentuk alat uji Waktu pengujian Ketelitian Ketersediaan Harga Indikator universal Kertas lakmus Lebih cepat Lebih teliti Cukup tersedia Lebih ekonomis

1.2.6

Analisis data Larutan Kekuatan asam basa Asam kuat apabila 1. 1 mL HCl 0,1 M dari pH 0-3 dilarutkan dalam air akan terionisai sempurna Asam lemah apabila dari pH 3-6 dan jika 2. 1 mL CH3COOH 0,1 M dilarutkan dalam air akan terionisassi sebagian 3. 0,5 mL CH3COOH 0,1 M + 0,5 mL CH3COONa asam lemah apabila dari pH 3-6 Basa lemah apabila dari pH 8-10 dan 4. 1 mL NH4OH 0,1 M terionisasi sebagian jika dilarutkan dalam air. 5. 0,5 mL NH4OH 0,1 + O,5 mL NH4Cl 0,1 Basa lemah apabila

No.

dari pH 8-10 dan terionisasi sebagian jika dilarutkan dalam air

6.

1 mL NH4CL

Asam lemah apabila dari pH 3-6 Merupakan basa

7.

1 mL CH3COONa 0,1 M

lemah apabila dari pH 8-10 Basa kuat apabila dari pH 11-14 dan jika

8.

1 mL Ca(OH)2 0,1 M

dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi sempurna.

1.2.7

Perhitungan = 0,91

1. Membuat larutan ammonium hidroksida 0,1 M sebanyak 50 mL

% = 25 % M= M = 6,5 M1.V1 = M2.V2 6,5.V1= 0,1.50 V1 = = 0,7692 mL

Jadi untuk membuat larutan ammonium hidroksida 0,1 M sebanyak 50 mL adalah dengan memipet 0,7692 mL ammonium hidroksida dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL 2. Membuat larutan ammonium klorida 0,1 M sebanyak 50 mL M= 0,1= W= = 0,2675 gram Jadi untuk membuat larutan ammonium klorida 0,1 M sebanyak 50 mL adalah dengan menimbang 0,2675 gram ammonium klorida kemudian diletakkan dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL 3. Membuat larutan asam asetat 0,1 M sebanyak 50 mL = % = 99 % M= M= = 30,36 M1.V1 = M2.V2 30,36.V1 = 0,1.50 V1 = = = 0,1646 mL

Jadi untuk membuat larutan asam asetat 0,1 M sebanyak 50 mL adalah dengan memipet 0,1646 mL asam asetat kemudian diletakkan dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL 4. Membuat asam klorida 0,1 M sebanyak 50 mL = 1,17 gr/cm3 % = 37% M= = M = 11,86 M1.V1=M2.V2 11,86.V1 = 0,1.50 mL V1 = = 0,4215 mL Jadi untuk membuat larutan asam klorida 0,1 M sebanyak 50 mL adalah dengan memipet 0,4125 mL asam klorida kemudian diletakkan dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL 5. Membuat larutan kalsium hidroksida 0,1 M sebanyak 50 mL M= 0,1 = W= = 0,3700 gram Jadi untuk membuat larutan kalsium hidroksida 0,1 M sebanyak 50 mL adalah dengan menambahkan 0,3700 gram kalsium hidroksida dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL

6. Membuat larutan natrium asetat 0,1 M sebanyak 50 mL M= 0,1 = 0,1 = 410 = 1000 gr W = 0,4100 gram Jadi untuk membuat larutan natrium asetat 0,1 M sebanyak 50 mL adalah dengan menambahkan 0,4100 gram natrium asetat dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL. 7. Membuat larutan natrium klorida 0,1 M sebanyak 50 Ml M= 0,1 = 0,1 = W = 0,2925 gram Jadi untuk membuat larutan natrium klorida 0,1 M sebanyak 50 mL adalah dengan menambahkan 0,2925 gram natrium asetat dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL. 1.2.8 Pembahasan -

A. Preparasi larutan Pembuatan ammonium hidroksida (NH4OH) 0,1 M sebanyak 50 mL memerlukan 0,79 mL ammonium hidroksida kemudian melarutkan dengan aquadest sampai 50 mL

Pembuatan ammonium klorida (NH4Cl) 0,1 M sebanyak 50 mL memerlukan 0,2675 gram ammonium klorida Pembuatan asam asetat (CH3COOH) 0,1 M sebanyak 50 mL memerlukan 0,16 mL asam asetat Pembuatan asam klorida (HCl) 0,1 M sebanyak 59 mL memerlukan 0,40 mL asam klorida Pembuatan kalsium hidroksida ( Ca(OH)2 ) 0,1 M sebanyak 50 mL memerlukan 0,37 gram kalsium hidroksida Pembuatan natrium asetat (CH3COONa) 0,1 M sebanyak 50 mL

memerlukan 0,41 gram natrium asetat Pembuatan natrium klorida (NaCl) 0,1 M sebanyak 50 mL memerlukan 0,2925 gram natrium klorida. B. Menguji kekuatan asam dan basa larutan dengan larutan indikator metil orange HCl termasuk dalam asam kuat dengan kisaran pH antara 0-3. Dari percobaan 1 mL HCl 0,1 M setelah di uji dengan kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan di uji dengan kertas lakmus biru berubah menjadi merah yang berarti larutan tersebut termasuk asam. Jadi dari percobaan tersebut sudah sesuai dengan teori bahwa HCl termasuk dalam asam kuat CH3COOH termasuk dalam asam lemah dengan kisaran pH antara 4-6. Dari percobaan 1 mL CH3COOH 0,1 M dan setelah diuji dengan kertas lakmus merah tetap merah dan biru menjadi merah yang berarti larutan tersebut termasuk asam. Jadi dari percobaan tersebut sudah sesuai dengan teori bahwa CH3COOH termasuk dalam lemah CH3COOH + CH3COONa termasuk dalam asam lemah dengan kisaran pH sekitar 4-6. Dari percobaan 0,5 mL CH3COOH 0,1 M + 0,5 mL

CH3COONa dan setelah diuji dengan kertas lakmus merah tetap merah dan biru menjadi merah yang berarti larutan tersebut termasuk larutan asam. Jadi dari percobaan tersebut sudah sesuai dengan teori bahwa CH3COOH + CH3COONa termasuk dalam asam lemah NH4OH termasuk dalam basa lemah dengan kisaran pH antara 7-11. Dari percobaan 1 mL NH4OH 0,1 M dan setelah diuji dengan kertas merah menjadi biru dan kertas biru tetap menjadi biru yang berarti larutan tersebut termasuk dalam larutan basa. Jadi dari percobaan tersebut sudah sesuai bahwa NH4OH termasuk dalam basa lemah NH4OH + NH4Cl termasuk dalam basa lemah dengan kisaran pH antara 711. Dari percobaan 0,5 mL NH4OH 0,1 + O,5 mL NH4Cl 0,1 M dan setelah diuji dengan kertas merah menjadi biru dan kertas biru tetap biru yang berarti larutan tersebut termasuk dalam larutan basa. Jadi dari percobaan tersebut sudah sesuai bahwa NH4OH + NH4Cl termasuk dalam basa lemah NH4CL termasuk dalam asam lemah dengan kisaran pH 4-6. Dari percobaan 1 mL NH4CL 0,1 M dan setelah diuji dengan kertas merah tetap merah dan kertas biru menjadi merah yang berarti larutan tersebut termasuk larutan asam. Jadi dari percobaan sudah sesuai bahwa NH4CL termasuk dalam asam lemah CH3COONa termasuk dalam basa lemah dengan kisaran pH antara 8-11. Dari percobaan 1 mL CH3COONa 0,1 M dan setelah diuji dengan kertas merah menjdi biru dan kertas biru tetap biru yang berarti larutan tersebut termasuk larutan basa. Jadi dari percobaan tersebut sudah sesuai bahwa CH3COONa termasuk dalam larutan basa lemah Ca(OH)2 termasuk dalam basa kuat dengan kisaran pH 12-14. Dari percobaan 1 mL Ca(OH)2 0,1 M dan setelah diuji dengan kertas lakmus merah berubah menjadi biru dan lakmus biru tetap menjadi biru yang

berarti larutan tersebut termasuk dalam larutan basa. Jadi dari percobaan tersebut sudah sesuai bahwa Ca(OH)2 termasuk dalam basa kuat. C. Menguji kekuatan asam dan basa larutan dengan larutan indikator HCl merupakan asam kuat yang bila di uji dengan fenolftalein akan menjadi bening atau tidak berwarna. Dari percobaan 1 mL HCl 0,1 M diuji dengan indikator fenolftalein hasilnya tidak berwarna. Jadi dari percobaan tersebut sudah sesuai bahwa HCl bila di uji dengan fenolftalein hasilnya tidak berwarna CH3COOH merupakan asam lemah yang bila diuji dengan fenolftalein akan menjadi bening atau tidak berwarna. Dari percobaan 1 mL CH3COOH 0,1 M diuji dengan indikator fenolftalein hasilnya tidak berwarna. Jadi dari percobaan tersebut sudah sesuai bahwa CH3COOH bila di uji dengan fenolftalein hasilnya tidak berwarna CH3COOH + CH3COONa merupakan asam lemah yang bila diuji dengan fenolftalein akan menjadi bening atau tidak berwarna. Dari percobaan 0,5 mL CH3COOH 0,1 M + 0,5 mL CH3COONa diuji dengan indikator fenolftalein hasilnya tidak berwarna. Jadi dari percobaan tersebut sudah sesuai bahwa CH3COOH + CH3COONa bila di uji dengan fenolftalein hasilnya tidak berwarna NH4OH merupakan basa lemah yang bila diuji dengan fenolftalein akan menjadi ungu. Dari percobaan 1 mL NH4OH 0,1 M diuji dengan indikator fenolftalein hasilnya menjadi warna ungu. Jadi dari percobaan tersebut sudah sesuai bahwa NH4OH bila di uji dengan fenolftalein hasilnya berwarna ungu NH4OH + NH4Cl merupakan basa lemah yang bila diuji dengan fenolftalein akan berwarna ungu. Dari percobaan 0,5 mL NH4OH 0,1 + O,5 mL NH4Cl 0,1 M diuji dengan indikator fenolftalein hasilnya menjadi

warna ungu. Jadi dari percobaan tersebut sudah sesuai bahwa NH4OH + NH4Cl bila di uji dengan fenolftalein hasilnya berwarna ungu NH4CL merupakan asam lemah yang bila diuji dengan fenolftalein akan menjadi bening atau tidak berwarna. Dari percobaan 1 mL NH4CL diuji dengan indikator fenolftalein hasilnya tidak berwarna. Dari percobaan tersebut sudah sesuai bahwa NH4Cl menjadi tidak berwarna CH3COONa merupakan basa lemah yang bila diuji dengan fenolftalein akan berwarna ungu. Dari percobaan 1 mL CH3COONa 0,1 M diuji dengan indikator fenolftalein hasilnya menjadi warna ungu. Dari percobaan tersebut sudah sesuai bahwa CH3COONa bila di uji dengan fenolftalein menjadi warna ungu Ca(OH)2 merupakan basa kuat yang bila diuji dengan fenolftalein akan berwarna ungu. Dari percobaan 1 mL Ca(OH)2 0,1 M diuji dengan indikator fenolftalein menjadi warna ungu. Dari percobaan tersebut sudah sesuai bahwa Ca(OH)2 bila diuji dengan fenolftalein akan menjadi warna ungu HCl merupakan asam kuat yang bila di uji dengan metil orange akan berwarna merah. Dari percobaan 1 mL HCl 0,1 M diuji dengan indikator metil orange rnenjadi warna merah. Dari percobaan tersebut sudah sesuai bahwa HCl bila diuji metil orange akan berwarna merah CH3COOH merupakan asam lemah yang bila diuji dengan metil orange akan berwarna merah. Dari percobaan 1 mL CH3COOH 0,1 M diuji dengan indikator metil orange menjadi warna merah. Hal ini sudah sesuai bahwa CH3COOH akan menjadi warna merah bila diuji dengan metil orange CH3COOH + CH3COONa merupakan asam lemah yang bila diuji dengan metil orange akan berwarna merah. Dari percobaan 0,5 mL CH3COOH 0,1 bila di uji dengan fenolftalein

M + 0,5 mL CH3COONa diuji dengan indikator metil orange berwarna merah. Hal ini sudah sesuai bahwa CH3COOH + CH3COONa akan menjadi warna orange bila diuji dengan metil orange NH4OH merupakan basa lemah yang bila diuji dengan metil orange akan berwarna orange. Dari percobaan 1 mL NH4OH 0,1 M diuji dengan indikator metil orange berwarna orange. Dari percobaan tersebut sudah sesuai bahwa NH4OH bila diuji dengan metil orange akan berwarna orange NH4OH + NH4Cl merupakan basa lemah yang bila diuji dengan metil orange akan berwarna orange. Dari percobaan 0,5 mL NH4OH 0,1 + O,5 mL NH4Cl 0,1 M diuji dengan indikator metil orange berwarna orange. Dari percobaan tersebut sudah sesuai bahwa NH4OH + NH4Cl bila diuji dengan metil orange akan berwarna orange NH4CL merupakan asam lemah yang bila diuji dengan metil orange akan berwarna merah. Dari percobaan 1 mL NH4CL diuji dengan indikator metil orange berwarna merah. Dari percobaan tersebut sudah sesuai bahwa NH4CL bila diuji dengan metil orange akan berwarna merah CH3COONa merupakan basa lemah yang bila diuji dengan metil orange akan berwarna orange. Dari percobaan 1 mL CH3COONa 0,1 M diuji dengan indikator metil orange berwarna orange. Dari percobaan tersebut sudah sesuai bahwa CH3COONa bila diuji dengan metil orange akan berwarna orange Ca(OH)2 merupakan basa kuat yang bila diuji dengan metil orange akan berwarna orange. Dari percobaan 1 mL Ca(OH)2 0,1 M diuji dengan indikator metil orange berwarna orange. Dari percobaan tersebut sudah sesuai bahwa Ca(OH)2 bila diuji dengan metil orange akan berwarna orange

D. Menguji kekuatan asam dan basa larutan dengan menggunakan indikator universal HCl merupakan asam kuat dengan kisaran pH 0-3. Dari percobaan diketahui bahwa hasil pengukuran pH 1 mL HCl 0,1 M adalah 1. Jadi HCl termasuk dalam basa kuat CH3COOH termasuk dalam asam kuat dengan kisaran pH antara 0-3. Dari percobaan diketahui bahwa hasil pengukuran pH 1 mL CH3COOH 0,1 M adalah 3. Jadi CH3COOH termasuk dalam asam kuat CH3COOH + CH3COONa termasuk dalam asam lemah dengan kisaran pH sekitar 4-6. Dari percobaan diketahui bahwa hasil pengukuran pH 0,5 mL CH3COOH 0,1 M + 0,5 mL CH3COONa adalah 5 dan termasuk dalam asam lemah NH4OH termasuk dalam basa kuat dengan pH sekitar 7-11. Dari percobaan diketahui bahwa hasil pengukuran pH 1 mL NH4OH 0,1 M adalah 10 dan termasuk dalam basa kuat NH4OH + NH4Cl termasuk dalam basa kuat dengan kisaran pH antara 711. Dari percobaan dapat diketahui bahwa hasil pengukuran pH 0,5 mL NH4OH 0,1 + O,5 mL NH4Cl 0,1 M adalah 10 dan termasuk dalam basa kuat NH4CL termasuk dalam asam lemah dengan kisaran pH 4-6. Dari

percobaan dapat diketahui bahwa hasil pengukuran pH 1 mL NH4CL adalah 6 dan termasuk dalam asam lemah CH3COONa termasuk dalam basa lemah dengan kisaran pH antara 8-11. Dari percobaan dapat diketahui bahwa hasil pengukuran pH 1 mL CH3COONa 0,1 M adalah 8 dan termasuk dalam basa lemah Ca(OH)2 termasuk dalam basa kuat dengan kisaran pH 12-14. Dari percobaan dapat diketahui bahwa hasil pengukuran pH 1 mL Ca(OH)2 0,1 M adalah 13 dan termasuk dalam basa kuat.

E. Analisa data 1 mL HCl 0,1 M termasuk dalam asam kuat dengan pH antara 0-3 dan apabila dilarutkan dalam air akan terionisai sempurna 1 mL CH3COOH 0,1 M termasuk dalam asam lemah dengan pH antara 46 dan jika dilarutkan dalam air akan terionisasi sebagian 0,5 mL CH3COOH 0,1 M + 0,5 mL CH3COONa termasuk asam lemah dengan kisaran pH antara 4-6 dan jika dilarutkan dalam air akan terionisasi sebagian 1 mL NH4OH 0,1 M termasuk dalam basa lemah dengan pH antara 8-11 dan akan terionisasi sebagian jika dilarutkan dalam air. 0,5 mL NH4OH 0,1 + O,5 mL NH4Cl 0,1 M termasuk dalam basa lemah dengan pH kisaran antara 8-11 dan akan terionisasi sebagian jika dilarutkan dalam air 1 mL NH4CL temasuk asam lemah dengan pH kisaran antara 4-6 dan akan terionisasi sebagian bila dilarutkan dalam air 1 mL CH3COONa 0,1 M termasuk dalam basa lemah dengan pH kisaran antara 8-11 dan akan terionisasi sebagian bila dilarutkan dalam air 1 mL Ca(OH)2 0,1 M termasuk basa kuat dengan pH kisaran 12-14 dan jika dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi sempurna. 1.2.9 Kesimpulan Sifat asam adalah menghasilkan ion H+ dan Sifat basa adalah menghasilkan ion OHApabila kedua lakmus (biru dan merah) berubah warna menjadi merah, maka larutan itu bersifat asam. Bila kedua lakmus (biru dan merah) berubah warna menjadi biru, berarti larutan tersebut bersifat basa
-

Jika pH <7 maka larutan bersifat asam dan jika pH >7 maka larutan bersifat basa.

1.2.10 Pertanyaan A. Berapa mL ammonium hidroksida dibutuhkan untuk membuat larutan ammonium hidroksida 0,1 M sebanyak 50 mL? Jawab: = 0,91 % = 25 % M= M = 6,5 M1.V1 = M2.V2 6,5.V1= 0,1.50 V1 = = 0,7692 mL Jadi untuk membuat larutan ammonium hidroksida 0,1 M sebanyak 50 mL adalah dengan memipet 0,7692 mL ammonium hidroksida dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL B. Berapa gram ammonium klorida dibutuhkan untuk membuat larutan ammonium klorida 0,1 M sebanyak 50 mL? Jawab: M= 0,1= W= = 0,2675 gram

Jadi untuk membuat larutan ammonium klorida 0,1 M sebanyak 50 mL adalah dengan menimbang 0,2675 gram ammonium klorida kemudian diletakkan dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL C. Berapa mL asam asetat dibutuhkan untuk membuat larutan asam asetat 0,1 M sebanyak 50 mL? Jawab: = % = 99 % M= M= = 30,36 M1.V1 = M2.V2 30,36.V1 = 0,1.50 V1 = = = 0,1646 mL Jadi untuk membuat larutan asam asetat 0,1 M sebanyak 50 mL adalah dengan memipet 0,1646 mL asam asetat kemudian diletakkan dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL D. Berapa mL asam klorida dibutuhkan untuk membuat larutan asam klorida 0,1 M sebanyak 50 mL? Jawab: = % = 37% M=
3

= M = 11,86 M1.V1=M2.V2 11,86.V1 = 0,1.50 mL V1 = = 0,4215 mL Jadi untuk membuat larutan asam klorida 0,1 M sebanyak 50 mL adalah dengan memipet 0,4125 mL asam klorida kemudian diletakkan dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL E. Berapa gram kalsium hidroksida dibutuhkan untuk membuat larutan kalsium hidroksida 0,1 M sebanyak 50 mL? Jawab: M= 0,1 = W= = 0,3700 gram Jadi untuk membuat larutan kalsium hidroksida 0,1 M sebanyak 50 mL adalah dengan menambahkan 0,3700 gram kalsium hidroksida dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL F. Berapa gram natrium asetat dibutuhkan untuk membuat larutan natrium asetat 0,1 M sebanyak 50 mL? Jawab: M=

0,1 = 0,1 = 410 = 1000 gr W = 0,4100 gram Jadi untuk membuat larutan natrium asetat 0,1 M sebanyak 50 mL adalah dengan menambahkan 0,4100 gram natrium asetat dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL. G. Berapa gram natrium klorida dibutuhkan untuk membuat larutan natrium klorida 0,1 M sebanyak 50 mL? Jawab: M= 0,1 = 0,1 = W = 0,2925 gram Jadi untuk membuat larutan natrium klorida 0,1 M sebanyak 50 mL adalah dengan menambahkan 0,2925 gram natrium asetat dalam labu ukur dan melarutkannya dengan aquadest sampai 50 mL. H. Jelaskan pengertian senyawa asam, basa, dan garam! Jawab: Asam adalah zat/senyawa yang dalam air dapat melepaskan ion hidrogen (H+) Basa adalah zat/senyawa yang dalam air dapat melepaskan ion (OH-) Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). I. Apa itu larutan buffer?

Jawab: larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA 1. ____,http://chem_oke.com/22/03/2012 2. Ommi, Moch, Reaksi Kimia, 2010. 3. Keenan, Kleinfenter, Kimia untuk Universitas, Erlangga, Jakarta, 2000. 4. Petrucci, Ralph, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Edisi keempat Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2002.

También podría gustarte