Está en la página 1de 54

1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK SKRAMBEL PADA SISWA KELAS IV D SD PL BERNARDUS SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2004

/ 2005 SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh NAMA : RM INDRIANI WIDIYATI NIM : 1401901082 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005 2 SARI RM INDRIANI WIDIYATI, 2005 Peningkatan keterampilan membaca pemahaman dengan teknik skrambel pada siswa kelas IV D SD PL Bernardus Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing: I Dra. Tri Esti Budiningsih, II Drs. Achmad Sugandi, M.Pd. Kata kunci: Membaca Pemahaman, Teknik Skrambel, SD Keterampilan membaca menduduki posisi serta peran yang sangat penting

dalam kehidupan manusia. Membaca merupakan jembatan bagi siapa saja yang ingin meraih kesuksesan.Membaca bukan suatu proses efakatormelainkan suatu kemampuan yang interaktif dan terpadu. Memperoleh keterampilan membaca yang layak bukanlah hal yang mudah. Apabila seseorang sudah memiliki keterampilan membaca yang memadahi, sangat mungkin seseorang dengan mudah meraih kesuksesan. Kenyataannya kemampuan membaca kelas IV D SD PL Bernardus Semarang masih rendah. Faktor penyebab rendahnya keterampilan membaca siswa diduga karena minat siswa terhadap pembelajaran tersebut. Metode mengajar guru yang kurang sesuai mengakibatkan penguasaan bahasa Indonesia terbatas. Untuk mengatasi masalah tersebut,perlu diadakan penelitian tindakan kelas. Teknik skrambel adalah suatu permainan yang berupa aktivitas menyusun kembali atau pengurutan suatu struktur bahasa yang dikacaubalaukan. Dasar pemikirannya adalah belajar sambil bermainbukanbermain sambil belajar. Masalah dalam penelitian ini adalah mampukah teknik skrambel ini meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dan mengubah perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi secara konkret penggunaan teknik skrambel dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dan perubahan tingkah laku siswa selama dan setelah kegiatan pembelajaran. Subyek peneliltian ini adalah siswa kelas IV D SD PL Bernardus Semarang,tahun pelajaran 2004/2005, yang terdiri atas 45 siswa.Variabel penelitian ini ada dua yaitu :(1) kemampuan membaca pemahaman, (2) penggunaan teknik skrambel. Instrumen peneliltian berupa tes dan nontes.Proses tindakan kelas meliputi siklus I dan siklus II, dengan langkah perencanaan, tindakan, observasi, dan

refleksi.Hasil tes awal dan tes akhir sikllus I diperoleh t = 7, 547 lebih besar dari taraf signifikansi 5 %. Hasil tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II diperoleh t = 8, 018 lebih besar dari taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hal tersebut, teknik skrambel dapat dijadikan alternatif oleh guru dalam pembelajaran karena terbukti teknik ini dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman yang ditandai dengan perubahan perilaku siswa.

PRAKATA Penulis bersyukur kepada Allah yang telah memberikan berkat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. A.T. Sugito, S.H, M.M selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan belajar di Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Siswanto, MM selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan kesempatan belajar di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Zoedindarto Bdh selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar (PSD) Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan dukungan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Dra. Tri Esti Budiningsih dan Drs. Achmad Sugandi selaku pembimbing I dan II yang telah membimbing,memberi saran dan arahan dalam proses penulisan skripsi ini dari awal hingga akhir penyusunan. 5. Br Stephanus Ngadenan, FIC selaku kepala sekolah SD PL Bernardus yang telah

bijaksana memberi kesempatan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan studi S1 6. Suami, orang tua dan kakak-kakakku yang telah memberi dukungan moral dan meterial sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5 7. Drs Sukardi, M.Pd selaku penguji utama dalam ujian skripsi yang telah membantu pelaksanaan ujian skripsi. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan yang ada pada diri penulis. Oleh sebab itu saran, kritik, dan masukan Semarang,Maret 2005 Penulis

MOTTO Bila engkau bekerja dengan cinta,sesungguhnya engkau tengah menambatkan dirimu dengan wujudmu sendiri,wujud manusia lain dan Wujud Tuhan ( Kahlil Gibran ) PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan dengan rendah hati serta diiringi ucapan terima kasih kepada : 1. Suamiku tercinta 2. Ibuku tersayang 3. Kakak-kakakku terkasih 4. Keponakan-keponakanku tercinta

DAFTAR ISI JUDUL i SARI ii PENGESAHAN.. iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN.. iv PRAKATA.. v DAFTAR ISI.. vii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang masalah.. 1 B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah. 5 C. Rumusan Masalah 7 D. Tujuan Pnelitian.. 8 E. Manfaat Penelitian... 8 BAB II LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 10 A.Landasan Teoritis Masalah Belajar.. 10 1. Hakikat Membaca. 10 2. Tujuan Membaca.. 11 3. Jenis Membaca.. 14 4. Membaca Pemahaman.. 17 B. Tinjauan teoritis Masalah Belajar 20 1. Pengertian Belajar. 20 2. Fase-Fase dalam Proses Belajar 21 C. Pengajaran Membaca Pemahaman dalam Kurikulum 2004 22

1. Standart Kompetensi. 22 2. Hasil Belajar. 22 D. Teknik Skrambel. 34 E. Kerangka Berpikir 31 F. Hipotesis Tindakan.. 32 BAB III METODE PENELITIAN.. 33 A. Desain Penelitian 33 B. Variabel Penelitian.. 34 C. Subjek Penelitian. 34 D. Proses Tindakan Kelas 34 E. Teknik Analisis Data 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 48 A.Hasil Penelitian 48 1. Deskripsi Hasil Tes Awal. 48 2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 48 3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II.. 54 B. Pembahasan. 57 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 60 9 A. Simpulan. 60 B. Saran 60 DAFTAR PUSTAKA.. 62 10 Bab I

Pendahuluan A. Latar Belakang Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting yakni sebagai bahasa negara dan bahasa nasional. Mengingat fungsi yang diemban oleh bahasa Indonesia sangat banyak, maka kita perlu mengadakan pembinaan dan pengembangan terhadap bahasa Indonesia. Tanpa adanya pembinaan dan pengembanagan tersebut bahasa Indonesia tidak akan dapat berkembang, sehingga dikhawatirkan bahasa Indonesia tidak dapat mengemban fungsi-fungsinya. Salah satu cara dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia itu adalah melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Pembinaan dan pengembangan kemampuan dan keterampilan berbahasa yang diupayakan di sekolah berorientasi pada empat jenis keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut berhubungan erat satu dengan yang lain. Perkembangan tingkat penguasaan keterampilan berbahasa siswa dalam masing-masing keterampilan berbahasa akan mempengaruhi penguasaan keterampilan berbahasa yang lain. Dengan kata lain, pengajaran keterampilan berbahasa tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh. Pengajaran keterampilan berbahasa mendorong siswa sepenuhnya pada pelatihan dan

praktik pemakaian bahasa sebagai alat komunikasai sehingga ia kelak mahir berkomunikasi secara nyata di masyarakat. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era informasi dan komunikasi sekarang ini, membaca menduduki posisi serta peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan umat manusia. Membaca juga merupakan sebuah jembatan bagi siapa saja dan di mana saja yang berkeinginan meraih kemajuan dan kesuksesan di dunia persekolahan maupun di dunia pekerjaan. Membaca bukanlah suatu proses efakator, melainkan ketrampilan dan kemampuan yang interaktif dan terpadu. Faktor-faktor yang secara tunjang menunjang terjalin dalam proses membaca itu ternyata mempunyai sifat yang menguntungkan. Hampir semua jenis keterampilan membaca dapat diperbaiki dengan jalan latihan ( Budi Nuryanto.1997:11.24). Pembelajaran membaca di kelas dengan pemberian tugas terasa suatu pekerjaan yang membosankan dan menjenuhkan. Saat ini siwa lebih suka menonton televisi,santai,dan tidur daripada mengerjakan tugas itu, akibatnya kemampuan siswa tidak seperti yang diharapkan kurikulum.. Dari pengamatan di kelas ketika diberi pelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca terlihat 50 % siswa tidak tertarik, acuh tak acuh, beberapa siswa selalu bercakap-cakap dengan teman sebangkunya, sebagian besar siswa gaduh, dan bacaan baru selesai dalam waktu yang cukup lama. Diajukan pertanyaan, semua diam, sibuk membaca kembali teks, jawaban siswa tidak mencapai sasaran. Keterampilan membaca untuk memahami bentuk-bentuk tertulis

merupakan hal yang mendasar dan sangat diperlukan siswa dalam kegiatan belajarnya. Kemampuan ini tidak hanya untuk mempelajari mata pelajaran yang bersifat eksak, mata pelajaran noneksak pun sangat memerlukannya. Mata pelajaran noneksak pada umumnya disajikan secara ekspositoris dan panjang-panjang. Bila siswa tidak mampu memahaminya secara baik, maka materi yang disajikan terasa berat dan efek lebih jauh muncul perasaan bosan untuk mempelajari materi-materi pelajaran. Lemahnya tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa merupakan kendala untuk mendapatkan nilai yang memuaskan, apalagi bila metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang tepat, hal ini akan membuat nilai hasil belajar siswa semakin terpuruk berada jauh di bawah batas ketuntasan. Kenyataan praktis di lapangan ini sangat menarik perhatian penulis, dan sebagai guru kelas tergerak hatinya untuk mengadakan penelitian dengan mengujicobakan teknik skrambel untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa di SD PL Bernardus Semarang. Teknik skrambel adalah teknik permainan yang berupa aktivitas menyusun kembali atau pengurutan suatu struktur bahasa yang sebelumnya telah dikacaubalaukan. Beberapa macam teknik skrambel yang kita kenal yaitu : (a) skrambel kata, (b) skrambel kalimat, (c) skrambel paragraph dan (d) skrambel wacana ( Suparno 1998:76). Berdasar prinsip dari sejenis permainan kemudian konsepnya dipinjam untuk kepentingan pengajaran membaca. Sasaran utamanya sama, yakni mengajak anak untuk berlatih menyusun sesuatu agar sesuatu itu menjadi

bermakna. Dalam pengajaran membaca, anak diajak untuk berlatih menyusun suatu organisasi tulisan yang secara sengaja dikacaukan, menjadi suatu organisasi tulisan yang utuh dan bermakna, melalui teknik ini di samping anak diajak untuk berlatih memprediksi jalan pikiran penulisan aslinya, juga mengajak anak untuk berkreasi dengan susunan baru yang mungkin lebih baik dari susunan semula. Dengan dasar pemikiran di atas,alternatif poses belajar dengan teknik skrambel dalam pangajaran membaca adalah bermain sambil belajar bukan belajar sambil bermain. Kegiatan bermain bukan hanya digemari oleh anakanak yang masih duduk di sekulah dasar, anak-anak yang berangkat dewasapun menyukainya, bahkan program televisi menayangkan acara permainan menjadi popular. Kegiatan ini selain ada unsur rekreasi juga ada 14 unsur belajar dan berpikir. Oleh karena itu, teknik pengajaran ini akan memungkinkan siswa untuk belajar secara santai dan tidak membuatnya stress atau tertekan. Mereka akan melakukannya dengan senang hati karena mengira sedang bermain-main. Hal ini sejalan dengan pendapat Subiyantoro ( 2000:2) yang mengatakan bahwa cara yang ditempuh untuk mengajak anak mengakrabi buku adalah sebagai berikut : (a) Ciptakan lingkungan yang menyenangkan. (b) Perkenalkan buku-buku baru (c) Pilih waktu yang tepat (d) Beri kesempatan untuk merespon isi buku

(e) Berikan bimbingan dalam memahami bacaan (f) Berikan kesempatan untuk mendiskusikan hasil membaca (g) Gunakan cara dan waktu yang bervariasi B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah. Membaca sebagai suatu proses psikologis, ada beberapa faktor internal yang berkaitan erat dengan proses membaca, diantaranya intelegensia,usia, mental,bahasa, kepribadian, sikap, kemampuan persepsi dan tingkat kemampuan membaca anak. Faktor eksternal yang sering dikaitkan dengan keterampilan membaca adalah faktor social ekonomi. Kenyataan menyebutkan siswa-siawi kelas IV D SD PL Bernardus Semarang berasal dari 15 golongan ekonomi menengah ke atas mempunyai kemampuan membaca pemahaman yang rendah. Fasilitas audio visual di rumah menyebabkan siswa kurang berminat membaca. Membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dapat dipelajari dengan berbagai cara sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh kegiatan membaca tersebut. Secara umum tujuan membaca mencakup empat tujuan berbahasa berikut. Pertama, tujuan penalaran,menyangkut kesanggupan berpikir dan pengungkapan nilai serta sikap social budaya pendeknya identitas dan kepribadian seseorang. Kedua tujuan instrumental, menyangkut penggunaan bahasa yang dipelajari itu untuk tujuan-tujuan material konkret, umpamanya supaya tahu memakai alat, memperbaiki kerusakan mesin. Ketiga, tujuan integrative, menyangkut seseorang menjadi suatu anggota masyarakat yang

menggunakan ( atau dialek ) itu sebagai bahasa pergaulan sehari-hari. Keempat, tujuan kebudayaan terdapat pada orang yang secara ilmiah ingin mengetahui dan memperdalam pengetahuannya tentang kebudayaan atau masyarakat ( Budinuryanta,dkk.1998:11.2.). Untuk memenuhi tujuan tersebut peranan pendidikan sangat menentukan, maka harus disusun teknik pengajaran yang mampu meningkatkan keterampilan membaca. Teknik pengajaran menyangkut cara mengajarkan sebuah mata pelajaran dalam proses belajar mengajar. Istilah teknik berasal dari bahasa Inggris technique yang antara lain berarti keterampilan dalam suatu cabang seni atau kiat dalam melakukan kegiatan tertentu. Pengertian ini ada kaitannya dengan pengertian teknik dalam pengajaran bahasa, yang mengacu pada implementasi perencanaan pengajaran di kelas. Teknik mengajar dapat berupa berbagai macam cara atau kegiatan untuk menyajikan pelajaran di depan kelas. Teknik pembelajaran bergantung pada guru, pada kiatnya secara individu serta bergantung pula pada kondisi serta situasi kelas. Problemaproblema tertentu mungkin dapat ditangani dengan baik dengan teknik yang berbeda. Peneliti melihat berbagai minat dan tujuan mereka itu bervariasi, maka perlu dicari teknik pembelajaran yang lebih efektif digunakan untuk kondisi tertentu. Teknik yang lebih tepat untuk mencapai tujuan ini memerlukan pengkajian berbagai metodologi dan strategi pembelajaran. Setelah peneliti menguraikan berbagai permasalahan yang sebenarnya termasuk dalam lingkup tema permasalahan, peneliti mencoba memusatkan

perhatian pada teknik skrambel untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas IV D SD PL Bernardus Semarang tahun pelajaran 2004-2005. C. Rumusan Masalah Membaca pemahaman bukanlah satu-satunya penyebab nilai siswa rendah, banyak faktor lain yang ikut menentukan. Kompleksnya permasalahan 17 dan terbatasnya berbagai hal maka difouskan pada salah satu faktor penyebab yang berhbungan dengan tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut 1. Adakah peningkatan ketrampilan membaca pemahaman siswa kelas IV D SD PL Bernardus Semarang tahun pelajaran 2004-2005, setelah mengikuti pembelajaran membaca pemahaman dengan teknik skrambel ? 2. Adakah perubahan perilaku siswa dalam proses belajar mengajar membaca pemahaman dengan teknik skrambel ? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara konkret penggunaan teknik skrambel untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV SD PL Bernardus tahun pelajaran 2004-2005. Tujuan lain adalah memberikan gambaran mengenai perubahan perilaku siswa selama mengikuti proses belajar-mengajar dengan teknik skrambel. E. Manfaat Penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis dan

teoritis. 18 1. Manfaat Praktis. Hasil penelitian ini besar manfaatnya bagi guru dan siswa. Guru dapat meningkatkan prestasi mengajar dan menghilangkan kejenuhan dalam mendampingi dan membimbing siswa dalam upaya penguasaan bahan ajar. Siswa mendapatkan masukan baru mengenai cara memahami suatu bahan ajar dengan teknik yang efektif. Disamping manfaat di atas, penggunaan teknik skrambel ternyata mampu mengubah perilaku siswa. Dengan cara ini, sikap positif siswa dalam proses belajar-mengajar dapat semakin ditumbuhkembangkan, sedangkan sikap negatif, acuh tak acuh, atau bahkan sikap malas dan masa bodoh terhadap pelajaran dapat ditekan sekecil mngkin dengan harapan akan terjadinya peningkatan kualitas pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia di sekolah dapat direalisasikan. 2. Manfaat Teoritis. Hasil penelitian ini,dapat dipakai sebagai dasar dan acuan bagi peneliti lain di tempat dan pelajaran yang berbeda, agar dapat mengembangkan model-model/teknik baru atas dasar penelitian ini, sampai ditemukannya teknik yangpaling efektif dalam pengajaran membaca pemahaman.

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Tinjauan Teoritis Masalah Membaca di Sekolah Dasar 1. Hakekat Membaca Para pakar hingga saat ini masih memberikan batasan yang berbeda tentang hakikat membaca. Anderson dalam Tarigan (1985 :7) mengatakan bahwa membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and deconding process). Bagi Dika yang masih duduk di kelas 1 SD pengertiam membaca seperti itu tepat sebab ketika dia membaca hanya terbatas mengemukakan atau membunyikan rangkaian lambang-lambang bahasa tulis yang dilihatnya, dari huruf menjadi kata kemudian menjadi frasa kalimat, dan seterusnya. Mengerti atau tidak mengerti makna dari seluruh rangkaian lambang-lambang bahasa tulis tidak menjadi persoalan. Pengertian tersebut menyatakan seakan-seakan membaca suatu hal yang pasif. Pengertian Anderson bagi anak-anak SD kelas 2 ke atas tidak dapat dipertahankan lagi,sebab pada level ini mereka dituntut untuk memahami maksud atau arti dari lambang yang dibacanya. Oleh karena itu, Finnichiaro dan Bonomo dalam Tarigan (1985 :8) mencoba mendefinisikan membaca adalah suatu proses memetik serta memahami 20 arti atau makna yang terkandung di dalam bahasa tertulis (bringing meaning to and getting meaning from printed or written material). Kegiatan membaca pada anak-anak kelas 4 SD ke atas bukanlah

kegiatan membaca yang dikatakan oleh Finnochiaro dan Bonomo,karena membaca bukan hanya memahami yang tersurat saja tetapi juga yang tersirat, sebagaimana yang dikatakan oleh Goodman dalam Harras dan Sulistianigsih (1997 :1.7) bahwa ketika seseorang membaca bukan hanya sekedar menuntut kemampuan mengambil dam memetik makna dari materi yang tercetak melainkan juga menuntut kemampuan menyusun konteks yang tersedia guna membentuk makna. Dengan demikian membaca bukan hanya sekedar memahami lambang-lambang bahasa tulis saja, melainkan berusaha memahami, menerima, menolak, membandingkan, dan meyakini pendapat pengarang. 2.Tujuan Membaca Membaca merupakan aktifitas aktif,memberi tanggapan terhadap arti apa yang dibaca,maka tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna membaca. Makna erat sekali dengan tujuan dalam membaca berikut ini. (a) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan sang tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus,atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh 21 sang tokoh. Membaca semacam ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atu fakta-fakta (reading for details or facts). (b) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik,masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang

dipelajari atau dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). (c) membaca untuk menemukan, mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi pada mula-mula pertama,kedua,ketiga, seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian,kejadian buat dramtisasi.Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasai cerita (reading for sequence or organization). (d) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti mereka itu,apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca,mengapa para tokoh berubah, kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for reference). (e) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yamg tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh ,apa yang lucu dalam 22 cerita, atau apakah cerita itu benar-benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan membaca untuk mengklasifikasikan (reading for classify). (f) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang dibuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam

cerita itu.Ini disebut membaca menilai,membaca mengevaluasi (reading for evaluate). (g) Membaca utuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal bagaimana dua cerita mempunyai persamaan,bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast) (Tarigan 1985 :9-10). 3. Jenis Membaca Dalam kajian membaca dikenal banyak jenis membaca. Dasar pijakan dalam melakukan pembagian atau penggolongan jenis jenis membaca bermacam-macam. Ditinjau dari terdengar tidaknya suara sipembaca pada waktu membaca menjadi dua jenis, yakni membaca dalam hati ( silent reading ), serta membaca nyaring atau membaca bersuara (oral readingor aloud reading). Dilihat sudut cakupan bahan bacaan yang dibacanya,membaca dapat digolongkan ke dalam membaca ekstensif (extensive reading) dan membaca intensif ( inyensive reading).Dilihat dari tingkatan kedalaman atau levelnya membaca dapat digolongkan kedalam tiga jenis,yakni membaca literal (literary reading),membaca kritis (critical reading),dan membaca kreatif (creative reading) (Harras 1997:2.1) Tarigan (1985:12-13) berpendapat bahwa kegiatan membaca dibedakan kedalam jenis membaca bersuara atau membaca nyaring (oral reading atau reading aloud) dan membaca dalam hati (silent reading ). Penjenisan ini berdasar atas perbedaan tujuan yang hendak dicapai. Jenis

pertama tepat untuk mencapai penguasaan hal-hal yang bersifat mekanis seperti pengenalan bentuk huruf dan unsur-unsur linguistik.Jenis kedua sesuai untuk tujuan yang bersifat pemahaman. Selanjutnya kegiatan membaca dalam hati dibedakan lagi menjadi kegiatan membaca ekstensif, yang meliputi kegiatan survey (survey reading), membaca sekilas (skimming), dan membaca dangkal (superficial reading), dan kegiatan membaca intensif, meliputi kegiatan membaca telaah isi serta membaca telaah bahasa. 4 .Membaca Pemahaman Membaca pemahaman menurut Tarigan ( 1986:56 ) merupakan sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan ( literary standards ), resensi kritis ( critical review ), drama tulis ( primed drama ), serta pola-pola fiksi ( pattenrs of fiction ). Proses penguasaan dan ketrampilan membaca pemahaman dipengaruhi beberapa faktor.Yap ( 1978 ) dalam Harras dan Sulistiyaningsih (1997/1998:1.18 ) melaporkan bahwa kemampuan membaca seseorang sangat ditentukan oleh kuantitas membacanya. Hasil penelitiannya menyebutkan perbandingan sebagai berikut : 65 % ditentukan oleh banyaknya waktu yang digunakan untuk membaca, 25 % oleh fakor IQ, dan 10 % oleh faktor-faktor lingkungan social,emosional, lingkungan fisik dan sejenisnya. Sedangkan Ebel ( 1972:35 ) berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kemampuan pemahaman bacaan yang dapat dicapai oleh siswa dan perkembangan minat bacanya tergantung pada faktor-faktor berikut :(1) Siswa yang bersangkutan, 2) keluarganya, (3) Kebudayaannya,dan (4) Situasi

sekolah.Alexander ( 1983:143) berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pemahaman bacaan meliputi : program pengajaran membaca, kepribadian siswa, motivasi, kebiasaan dan lingkungan social ekonomi mereka. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa situasi sekitar pembaca berpengaruh terhadap kegiatan membaca pemahaman seseorang. Suatu kegiatan reseptif menelaah isi teks bacaan memerlukan situasi lingkungan yang tenang. Keadaan yang tenang akan membuat pembaca lebih mudah mengenali setiap lambang bunyi, memberi makna dan dapat menanggapi isi bacaan dengan cepat.

B. Tinjauan Teoritis Masalah Belajar 1. Pengertian belajar Thorndike dalam Simanjutak (1987:64) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses menghubung-hubungkan di dalam sistim saraf dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan insight atau pengertian dalaman Menurut psikologi Medan Gestat, pembelajaran merupakan suatu proses memperoleh perubahan-perubahan pada insight atau pemahaman-dalamankilat atau pola pikir segera, yaitu pengamatan hubungan-hubungan (Rajah dalam Simanjutak 1987:87). Chomsky dalam Simanjuntak (1987:102) berpendapat bahwa (a) prosesproses pemerolehan bahasa semua anak-anak boleh dikatakan sama, (b) proses pemerolehan bahasa ini tidak ada kaitannya dengan kecerdasan anak yang IQ-nya rendah juga memperoleh bahasa pada masa dan cara hampir sama, (c) proses pemerolehan bahasa ini tidak pula dipengaruhi oleh motivasi atau emosi anak-anak, (d) tata bahasa yang dihasilkan oleh semua anak-anak

boleh dikatakan sama. Syah (1985:91) menyatakan bahwa secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. 2. Fase fase dalam proses belajar Belajar merupakan aktifitas yang berproses,maka di dalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap melalui fase-fase. Fase-fase antara satu dan lainnya bertalian secara berurutan dan fungsional. Burlow (1985) dalam Syah (1985:112) proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase. (1) Fase Informasi (tahap penerimaan informasi) (2) Fase Transformasi (tahap pengubahan materi) dan (3) Fase Evaluasi (tahap penilaian materi)

C. Pengajaran Membaca Pemahaman dalam Kurikulum 2004 1. Standar Kompetensi Pembelajaran membaca pemahaman bertujan agar siswa mampu mnyerap gagasan,pendapat,pengalaman,pesan,dan perasaan yang ditulis. Sebagaimana disebutkan dalam kurikulum 2004,standard kompetensi membaca yang harus dicapai siswa adalah mampu membaca dan memahami ragam teks non sastra dengan berbagai cara membaca melalui membaca, memindai,membaca sekilas, membaca intensif dan membacakan teks untuk oranglain serta membaca cerita rakyat dan pantun ( Depdiknas,2003)

Dari uraian di atas menunjukkan kegiatan membaca pemahaman mendapatkan porsi yang cukup banyak,sehingga siswa diharapkan memiliki ketrampilan yang cukup baik. Ketrampilan ini dapat dimanfaatkan untuk memahami berbagai bentuk teks termasuk bahan ajar mata pelajaran lain. 2.Hasil belajar. Hasil belajar yang harus dicapai siswa kelas IV adalah : a. Menjelaskan petunjuk pemakaian dari hasil membaca memindai. - Menjelaskan urutan petunjuk penggunaan obat, pupuk, alat rumah tangga, dan sebagainya. - Menjawab pertanyaan tentang isi petunjuk - Menyampaikan isi petunjuk kepada teman b. Membaca memindai dan menemukan konfirmasi secara cepat dari kamus atau ensiklopedi - Mengidentifikasi kata sulit dalam bacaan - Membaca kamus sesuai dengan langkahlangkah yang tepat ntuk mencari arti kata - membuat kalimat dengan kata-kata sulit c. Membaca sekilas teks agak panjang dan menjelaskan garis besar isinya. - membaca beragam teks dengan intonasi yang sesuai dengan isi teks sehingga dapat dipahami orang lain. - Menjelaskan isi teks dengan runtut. d. Menyusun cerita dengan kalimat acak

- Menyusun kalimat-kalimat acak menjadi cerita yang runtut. - Membacakan cerita yang telah disusun dengan intonasi dan lafal yang tepat. e. Memahami teks dan menyusun ringkasannya. - menemukan pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam teks - menyusun ringkasan. - Menjelaskan isi teks dengan kalimat runtut.

D. Teknik Skrambel 1. Pengertian Teknik Skrambel. Istilah Skrambel berasal dari bahasa Inggris yang dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia perebutan, pertarungan, perjuangan . Teknik skrambel biasanya dipakai oleh anak-anak sebagai permainan yang pada dasarnaya merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemilikan kosakatakosakata dan huruf huruf yang tersedia. Teknik permainan ini pada prinsipnya menghendaki siswa supaya melakukan penyusunan atau pengurutan suatu struktur bahasa yang sebelumnya dengan sengaja telah dikacaukan susunannya. Berdasarkan sifat jawabannya, skramble terdiri atas bermacam macam bentuk.

a. Skrambel kata, yakni sebuah permainan yang menyusun kata-kata dari huruf-huruf yang telah dikacaukan letak huruf-hurufnya sehingga membentuk suatu kata tertentu yag bermakna. b. Skrambel Kalimat, yakni sebuah permainan menyusun kalimat dari kata-kata acak. Bentukan kalimat dimaksud hendaknya logis, bermakna, tepat dan benar. c. Skrambel Wacana, yakni sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat atau paragraf acak. Hasil susunan wacana dalam permainan skrambel hendaknya logis dan bermakna (Budinuryanto, dkk.1997:11) 2. Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Teknik Skrambel Skrambel adalah salah satu permainan bahasa pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan(Suparno 1998:60) Dengan bermain siswa akan memperoleh kegembiraan atau kesenangan,selain itu keterampilan tertentu akan diperolehnya dengan tidak sengaja. Dalam setiap permainan terdapat unsur rintangan dan tantangan yang harus dihadapi dan dipecahkan. Secara tidak langsung permainan juga dapat memupuk berbagai sifat yang positif misalnya : solidaritas, sportivitas, kreativitas, dan rasa percaya diri. Selain kelebihan di atas ada kelemahan dalam permainan,yaitu tidak baik untuk evaluasi hasil belajar siswa sebab mengandung unsure spekulasi yang besar. Siswa yang menang belum tentu siswa yang pandai. D. Kerangka Berpikir Keterampilan membaca merupakan hal yang sangat penting bagi siapa saja yang ingin meraih kemajuan dan kesuksesan, tetapi untuk memperoleh keterampilan ini bukanlah perkara yang mudah.

Kegiatan membaca dan pembelajaran membaca adalah pekerjaan membosankan dan menjenuhkan. Hal ini mengakibatkan keterampilan membacanya rendah. Rendahnya

tingkat keterampilan membaca pemahaman siswa merupakan kendala untuk mendapatkan nilai yang memuaskan. Permainan merupakan obat yang dapat menghilangkan kebosanan dankejenuhan. Salah satu permainan yang dapat dimanfaatkan unuk kepentingan pengajaran membaca adalah skrambel. Skrambel adalah permainan yang menghendaki siswa unuk melakukan penyusunan atau pengurutan suatu struktur bahasa yang sebelumnya dengan sengaja dikacaukan susunannya. Alternatif lain mengajak siswa bermain sambil belajar bukan belajar sambil bermain,selain ada unsur rekreasi ada unsur belajar dan berpikir. Teknik pengajaran ini memungkinkan siswa belajar secara santai dan melakukannya dengan senang hati sehingga ada perubahan perilaku siswa dalam proses belajar mengajar dan keterampilan siswapun meningkat. E. Hipotesis Tindakan Keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IVD SD PL Bernardus Semarang meningkat setelah digunakan teknik skrambel dalam kegiatan belajar-mengajar yang ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku dari negatif ke positif pada waktu proses dan setelah pembelajaran membaca pemahaman dengan teknik skrambel.

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas dua siklus. Siklus I dilaksanakan 16 Januari 2004 dan siklus II dilaksanakan 27 Januari 2004.

B. Variabel Penelitian. Variabel penelitian ini ada dua,yaitu (1) kemampuan membaca pemahaman dan (2) penggunaan teknik skrambel.

C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV D SD PL Bernardus Semarang pada tahun pelajaran 2004-2005. Penelitian dilakukan di kelas IV D ( 45 siswa ) yang terdiri 20 lakilaki, dan 25 perempuan. Penunjukan subjek penelitian ini berdasarkan pada : 1.Peneliti mengajar di kelas IV D sehingga dapat mengetahui kondisi kelas atau siswa.Keadaan ini akan dapat membantu peneliti dalam memperoleh data yang diperlukan. 2.Kelas IV D merupakan kelas yang memiliki kemampuan yang rendah dalam memahami suatu bahan ajar. 3.Terdapat buir-butir pembelajaran kemampuan membaca pemahaman dalam kurikulum 2004.

D. PROSES TINDAKAN KELAS 1. Siklus I a. Perencanaan. Renungan terhadap pangalaman mengajar dan mencari kelemahan-kelemahan yang dilakukan selama ini, diperoleh gagasan umum yang berupa kendalakendala dalam pelaksanaan pembelajaran antara lain : (1) Keterampilan membaca pemahaman sangat rendah. (2) Tanggapan siswa terhadap pembelajaran membaca sangat negatif (3) Prestasi pelajaran yang lain sangat menurun Dari ketiga hal tersebut muncul kepedulian pentingnya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah mempertimbangkan dan memilih cara untuk memecahkan masalah. Pertimbangan dalam pemilihan selanjutnya dituangkan dalam perencanaan sebagai berikut : (1) Membuat rencana Pembelajaran. Pada siklus I direncanakan ada satu pertemuan, sehingga perlu disusun satu rencana pembelajaran. Teks bacaan pada rencana pembelajaran I adalah Dolphina si Anak Laut . Rencana Pembelajaran disertai dengan soal soal pilihan ganda sebagai instrumen tes. (2). Menentukan dan menyusun alat-alat instrumen penelitian. Selain soal-soal yang terdapat dalam Rencana Pembelajaran sebagai instrumen tes, disusun pula instrumen nontes yang berupa pedoman observasi, wawancara dan jurnal. Observasi dan Jurnal ditujukan kepada semua responden sedangkan wawancara hanya 6 orang saja, yaitu siswa-siswa yang serius dan tidak serius dalam kegiatan pembelajaran yang mendapatkan nilai tinggi serta yang mendapatkan nilai rendah.

b. Tindakan Penelitian Tindakan penelitian adalah pelaksanaan rencana kegiatan yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut : (1) Penyampaian informasi pembelajaran sesuai dengan rencanapembelajaran (2) Menyelenggarakan pembelajaran dengan teknik skrambel yangmeliputi (a) persiapan, (b) kegiatan inti, (c) tindak lanjut. c. Observasi Pengumpulan data nontes diperoleh melalui pengamatan langsung dalam proses dan sesudah kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang diamati adalah sikap siswa melalui pengamatan langsung, wawancara dan jurnal siswa. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan atas pedoman nontes. d. Refleksi. Setelah Pembelajaran berakhir diberikan tes kepada responden berupa 10 soal pilihan ganda dengan waktu 15 menit. Setelah selesai langsung dikoreksi silang antar responden.Jawaban benar dinilai 1 ( satu ),jawaban salah dinilai 0 ( nol ). Hasil tes siklus I nilai rata-rata kelas.7.13 meskipun telah mengalami kenaikan dari tes awal, hasil itu masih menunjukkan kemampuan siswa masih rendah, dan dapat dipastikan ada permasalahan yang menyangkut pembelajaran. Perlu perbaikan perencanaan dan kegiatan pembelajaran mengacu pada hasil nontes. Perencanaan sebagian besar dapat dipertahankan, hanya pada materi perlu diganti yang lebih menarik, misalnya kartu paragraf diberi gambar yang sesuai dengan cerita pada paragraf itu. Penjelasan mengenai pembentukan kelompok dan langkah-langkah perlu diulang dan memberikan kesempatan bertanya sebelum kegiatan berlangsung. Kepada siswa yang pasif, acuh tak acuh terhadap pelajaran diberi pengarahan khusus jika memungkinkan dipanggil

secara individu. Kesukaran sebagian basar siswa mengurutkan paragraf paragraf menjadi bacaan perlu sekali diperhatikan, dan perlu diberi pelajaran dengan contoh-contoh yang konkret. 2.Siklus II a. Perencanaan. Pada tahap perencanaan ini pada dasarnya hampir sama dengan perencanaan siklus I. Beberapa hal yang mengalami perubahan yaitu materi bacaan diganti dengan bacaan berupa cerita bergambar, pembelajaran difokuskan pada keaktifan siswa,guru harus lebih banyak memancing siswa agar lebih aktif dari siklus I. Tempat pembelajaran pada siklus II dilaksanakan di halaman sekolah. b. Tindakan. Tindakan pada siklus II sesuai dengan perencanaan atau Rencana Pembelajaran yang telah disusun pada tahap perencanaan.Tindakan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan tindakan pada siklus I yaitu persiapan,kegiatan inti, dan tindak lanjut.Teks bacaan yang diberikan kepada siswa berjudul Kisah Bulu Bulu Pinjaman. c. Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sudahkah cara-cara yang ditempuh dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa. Selain aspek tersebut juga perlu diamati perubahan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran, yang berupa jurnal siswa dan hasil wawancara yang dilakukan setelah pembelajaran selesai. Pengamatan ini sesuai pedoman observasi, jurnal, dan wawancara seperti pada siklus I

c. Refleksi. Hasil proses tindakan siklus I digunakan sebagai dasar pijakan atau tolok ukur pada proses tindakan siklus II. Proses tindakan pada siklus II telah mencapai hasil yang diharapkan,yaitu ada peningkatan hasil tes, dan perubahan tingkah laku siswa dari negatif ke positif. Melihat potensi dan minat siswa terhadap teknik skrambel ini, maka penelitian dapat dilanjutkan ke putaran berikutnya. Karena waktu dan kesempatan yang terbatas, dan rata-rata kelas sudah tergolong baik serta sudah ada perubahan tingkah laku siswa dapat dideskripsikan, maka penelitian tidak dilanjutkan. E. Teknik Analisis Data 1. Pengambilan dan Pengolahan Data. a. Bentuk. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tes dan nontes. (1). Tes Bentuk tes yang digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa dan tanggapan siswa terhadap bacaan adalah tes tertulis objektif ( objektif test ) yang terdiri atas satu bacaan yaitu cerpen dan disertai 10 soal pilihan ganda dengan empat opsion. Soal nomor 1 dan 2 pemahaman kata, nomor 3 dan 4 pemahaman konsep, 5 dan 6 pemahaman kalimat, 7 dan 8 pemahaman struktur paragraf, 9 dan 10 pemahaman sikap dan tujuan. Setiap soal yang dijawab benar memiliki skor 1 dan yang salah mendapat skor 0. (2) Nontes. Instrumen nontes meliputi observasi,wawancara, dan jurnal siswa. (a) Observasi.

Observasi dapat digunakan untuk memperoleh data pada saat proses belajar-mengajar berlangsung. Aspek yang diamati adalah : - Respon atau sikap siswa terhadap bacaan yang diberikan. 51 - Respon atau sikap siswa terhadap metode pembelajaran yang digunakan guru. - Jumlah siswa yang dapat menjawab pertanyaan. - Jumlah siswa yang memberi tanggapan terhadap isi bacaan. (b) Wawancara Wawancara ini bertujuan memperoleh data melalui tanya jawab secara langsung dan terpimpin. Wawancara dilakukan terhadap siswa yang berinteraksi secara negatif terhadap bacaan, dan juga terhadap siswa yang mengalami peningkatan kemampuan dalam memahami suatu bacaan. Wawancara ini juga diharapkan dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan kemampuannya. Aspek yang diungkap melalui wawancara adalah : - Penyebab respon atau sikap negatif terhadap bacaan atau metode mengajar. - Penyebab kesulitan dalam memahami dan mengapresiasi bacaan . - Motivasi yang menyebabkan siswa lebih kritis. (c). Jurnal Siswa. Jurnal kegiatan siswa diharapkan dapat dibuat siswa setiap akhir pertemuan kegiatan belajar-mengajar.Jurnal ini mengungkapkan aspek : (1). Kesungguhan dalam membaca bacaan (2). Kebenaran dalam menjawab pertanyaan.

52 (3). Keberanian menyampaikan pertanyaan. (4). Keberanian memberikan tanggapan terhadap bacaan. Guru merekap jurnal siswa, hasilnya akan digunakan guru unuk melakukan self reflection ( refleksi diri ) terhadap proses belajar mengajar yang dilakukannya. b. Uji Instrumen Uji Intrumen yang berbentuk tes dan nontes mencakup dua hal, yaitu validitas permukaan dan validitas isi. Untuk menguji tingkat validitas isi dengan mencocokkan butir-butir tes dengan kurikulum dan membandingkan dengan aspekaspek yang disebutkan dalam tujuan pembelajaran, serta aspek membaca pemahaman. Validitas permukaan dengan cara mengkonsultasikan instrumen dengan teman seprofesi dan dosen pembimbing.menurut justifikasi mereka instrumen tersebut telah terbaca dan dapat digunakan untuk menilai atau alat pengambilan data. Instrumen nontes diuji validitas isi dan permukaan dengan cara mengkonsultasikan dengan teman seprofesi dan dosen pembimbing. Menurut mereka instrumen ini layak digunakan, kalimat-kalimat yang ada sudah jelas dan dapat digunakan sebagai alat pengambilan data. 2. Teknik Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Teknik tes untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman sebelum dan 53 sesudah proses pembelajaran dengan teknik skrambel. Teknik nontes untuk mengetahui sejauh mana perubahan perilaku dan sikap dalam

proses pembelajaran membaca pemahaman dengan teknik skrambe a. Tes. Data tes bersifat kuantitatif diperoleh melalui tiga kali tes yang dilakukan pada awal siklus I, akhir siklus I dan tes pada akhir siklus II. Tes diberikan kepada seluruh anggota kelas yang menjadi subjek penelitian. b. Nontes. Data nontes diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara dan jurnal.siswa (1). Hal-hal yang menjadi objek pengamatan meliputi : (a). Sikap siswa -kesungguhan mengikuti proses belajar mengajar -keberanian siswa dalam bertanya. -kualitas pertanyaan siswa. -keberanian siswa menjawab pertanyaan guru. -kualitas jawaban siswa. (b). Pertanyaan siswa -kesesuaian dengan materi yang dibicarakan. -keterkaitan dengan materi yang diajarkan. (c). Jawaban siswa -sesuai dengan pertanyaan guru 54 -menyimpang dari pertanyaan guru. (2). Hal-hal yang berhubungan dengan wawancara (a). Objek yang diwawancarai.

-Siswa yang sangat serius mengikuti pelajaran -Siswa yang banyak bertanya -Siswa yang acuh tak acuh dalam proses belajar mengajar. (b). Pertanyaan dalam wawancara -Mengapa dalam mengikuti pelajaran..? -Bagaimana pendapatmu mengenai cara mengajar yang baru saja berlangsung -Apakah dengan cara itu materi lebih mudah dipelajari ? Mengapa ? -Apa usulmu tentang pelaksanaan pembelajaran yang akan datang ? (3).Hal-hal yang berhubungan dengan jurnal siswa . (a) Kondisi kelas saat PBM berlangsung (b)Gerak-gerik siswa dalam mengikuti PBM. (c )Cara guru mengarahkan / menerangkan / menyampaikan materi pelajaran (d)Cara guru bertanya dan pertanyaannya mudah dipahami atau tidak. 55 3. Teknik Pengolahan Data Data yang diperoleh pada siklus I dan siklus II, selanjutnya dianalisis dengan cara sebagai berikut. (a) Data Kuantitatif Data kuantitatif berupa hasil tes yang dilakukan tiga kali masingmasing tes dihitung jumlah dalam satu kelas dihitung menggunakan rumus Md t= S x2 d

N(N1) Keterangan : t = signifikasi rerata pretest dan post-tes Md = mean dari perbedaan pretest dan post-test xd = deviasi masing-masing subyek (d-Md) S x2 d = jumlah kuadrat deviasi N = subjek pada sampel d.b. = ditentukan dengnan N-1 ( Suharsimi Arikunto 1997 : 300 ) (b)Data Kualitatif. Data nontes yang diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara, dan jurnal.Ketiga ini saling terkait. Hasil kegiatan observasi dan jurnal akan 56 memberikan gambaran mengenai siswa yang masih mengalami kesulitan dalam memahami bacaan. Selanjutnya mereka menjadi sasaran wawancara. Dengan demikian akan ditemukan solusi terhadap kesulitan yang dialami siswa dan pada akhirnya siswa dapat meningkatkan keterampilan memahami suatu bahan bacaan. 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. 1. Tes Awal

Sebelum tindakan kelas siswa mengerjakan tes awal yang bertujuan mengetahui kemampuan sisiwa sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Tes ini terdiri atas satu teks cerpen dan 10 soal yang menilai aspek-aspek membaca pemahaman, yaitu pemahaman kata, pemahaman konsep, pemahaman kalimat, pemahaman struktur paragraf, dan pemahaman sikap dan tujuan. Hasil penelitian dapat dilihat dalam lampiran 1. 2. Tes Akhir Siklus I Pada akhir siklus I diberikan tes masing-masing tes ada 10 soal. Teks I berjudul Dolphina Si Anak Laut. Hasil tes akhir siklus I dapat dilihat pada lampiran 1 Md t= S x2 d N(N1) 58 0,8 t = t = 7,547 22,6 45 (45-1) d.b. = N-1 = 45-1 = 44 dengan taraf signifikansi 5 % harga t= 2,20, signifikan. Kesimpulan : perbedaan antara hasil pretest dengan post-test signifikan. Selanjutnya untuk membuktikan hipotesis yang berbunyi Keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV D SD PL Bernardus Semarang tahun

pelajaran 2004 /2005 meningkat setelah digunakan teknik skrambel. 3. Data Nontes Siklus I a. Observasi. Data yang diperoleh dari hasil observasi dalam pembelajaran siklus I sebagai berikut. Pada lima menit pertama guru menyampaikan salam dan mengabsen siswa,keadaan siswa tampak lelah dan kurang bersemangat, kebetulan siklus I ini jatuh pada jam terakhir atau jam kedelapan. Hal ini terlihat dari suara siswa yang lemah dan pandangan yang suram dan ketidakpeduliannya pada kegiatan belajar. Sepuluh menit kemudian guru memberikan apersepsi dengan mengenalkan teknik skrambel dalam membaca pemahaman. Perubahan suasana kelas terjadi, siswa tampak 59 antusias, dan kelihatan bersemangat ingin tahu, terlihat dari sorot mata dan wajah ceria, lebih-lebih setelah mengetahui bahwa teknik skrambel ini adalah suatu permainan. Guru menyampaikan tata tertib atau aturan dan petunjuk permainan yang digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman. Beberapa siswa bertanya tentang permainan ini karena mereka masih belum jelas. Siswa membentuk kelompok yang terdiri atas 3 4 orang,suasana kelas gaduh suara kursi dan anak memenuhi ruangan, beberapa orang siswa nampak kebingungan mencari kelompok. Guru berkeliling dan memberikan arahan, setelah semua siswa menemukan kelompoknya, suasanapun tenang kembali, ada beberapa siswa yang enggan membalik

kursinya sehingga duduknya kelihatan tidak nyaman. Guru membagikan kartu paragraf kepada setiap kelompok.Siswa melakukan diskusi kelompok. Suasana tampak kondusif, mereka tampak serius membaca dan berdiskusi. Mereka berusaha mendekat dan merapatkan tempat duduknya. Ada beberapa siswa yang acuh tak acuh asik dengan buku catatannya sendiri, rupanya siswa ini tidak konsentrasi dan melamun. Suasana kelas hening sampai 30 menit. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi kelas dipimpin oleh guru.Guru menulis nama kelompok pada papan tulis, kemudian menyuruh siswa menuliskan pendapatnya pada papan tulis. Semua diam tak seorangpun maju semua tampak ragu-ragu. Guru membantu dengan menjelaskan 60 bahwa antar paragraf ada kunci penghubung. Siswa sibuk membaca lagi dan berdiskusi dengan teman kelompoknya. Lima menit kemudian wakil dari salah satu kelompok maju menuliskan pendapatnya pada papan tulis, diikuti kelompok-kelompok lain secara berebutan. Setelah seluruh kelompok menuliskan pendapatnya pada papan tulis, siswa bersama-sama dengan guru menganalisis perbedaan dan persamaan, kemudian mengelompokkannya. Tiap-tiap kelompok mengungkapkan alasan,mereka berusaha mempertahankan pendapatnya dan tidak ada kesamaan.Kelas terlihat kacau dan gaduh. Guru menyuruh seorang siswa maju untuk membaca teks aslinya. Kelas tampak tenang, semua siswa mendengarkan dengan seksama. Setiap awal

paragraf terdengar suara gemuruh, dan pada wal paragraf terakhir beberapa kelompok berteriak gembira, tetapi ada kelompok yang diam menekuni kartu-kartu paragrafnya. b. Wawancara Wawancara dilakukan setelah pembelajaran berakhir pada waktu istirahat, yang diwawancarai ada 6 siswa yaitu : 1. Dua orang siswa yang serius mengikuti pelajaran 2. Dua orang siswa yang aktif,banyak berbicara atau bertanya 3. Dua orang siswa yang acuh tak acuh ketika mengikuti pelajaran. 61 Siswa pertama mengatakan bahwa dia mengikuti pelajaran dengan serius karena punya anggapan bahwa belajar dengan serius akan memperoleh hasil yang baik. Hal ini dia lakukan pada semua mata pelajaran. Teknik skrambel menarik, pembelajaran jadi tidak menjenuhkan, tidak tegang, dan tidak membosankan. Pembelajaran seperti sedang bermain-main. Materi pembelajaran juga lebih mudah dipahami dan len\bh mengesan. Saran pada pembelajaran berikutnya, agar dipilihkan bahan bacaan yang menarik. Siswa kedua mengatakan bahwa dia mengikuti pembelajaran dengan serius karena teknik ini sangat menantang berkompetisi dengan teman. Materi pembelajaran lebih mengesan dan dapat dipahami olehnya karena teknik ini memaksa siswa membaca berulang-ulang. Sarannya agar pada pembelajaran berikutnya dicarikan wacana yanglebih menarik dan lebih panjang lagi. Siswa ketiga dan keempat mengatakan bahwa membaca dengan teknik skrambel ini menyenagkan, karena terasa sedang bermain-main. Gairah

belajar meningkat meskipun dilaksanakan pada jam terakhir yang biasanya mengantuk dan terasa lama sekali.Selain itu, kegiatan ini dapat memupuk solidaritas kelompok. Materi lebih mengesan sehingga tidak terlupakan. Siswa kelima dan keenam mengatakan bahwa teknik skrambel ini masih asing bagi mereka sehingga mereka bingung,terutama ketika mencari hubungan antar paragraf dan menyusunnya menjadi bacaan. Ketika menyusun terasa dikejar-kejar belum selesai waktunya sudah habis. Skrambel menarik karena 62 seperti permainan. Saran pada pembelajaran berikutnya dipilihkan bacaan yang lebih pendek dan mudah. c. Jurnal Data nontes yang berupa jurnal siswa dapat diperoleh setelah kegiatan belajar menunjukkan bahwa sebagian siswa merasa senang dan sangat berminat mengikuti kegiatan membaca dengan teknik skrambel Saya merasakan ternyata teknik ini dapat menghibur, menghilangkan stres, pikiran terasa ringan, tidak melayang-layang dan mudah berkonsentrasi, terasa seperti sedang bermain kartu. Bersaing dalam permainan merupakan motivasi yang menambah semangat dalam kegiatan belajar. Berdiskusi dengan teman sekelompok dapat melatih kemampuan berbicara, melatih mengungkapkan persaan, pendapat dan pikiran yang disertai alasan yang logis. Adu argumentasi dapat membuahkan hasil yang memuaskan serta dapat menimbulkan rasa solidaritas dan lebih mengakrabkan antar siswa apalagi bila kelompok setiap kegiatan selalu berubah-ubah anggotanya. Membaca dengan teknik skrambel dirasakan oleh mereka sebagai suatu teknik

yang baru, meskipun mereka telah diberi penjelasan dan merasa sudah jelas, dalam kegiatan sebagian besar masih bingung. Teknik skrambel ini merupakan teknik yang baru sehingga dalam langkah-langkahnya saya merasa sulit . 63 Kegiatan menyusun kembali paragraf adalah kegiatan yang sangat kompleks, kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena mereka belum bisa memahami hubungan makna dan penanda hubung antar paragraf, maka perlu penjelasan dan latihan yang lebih intensif. Beberapa orang siswa mengharap pada siklus berikutnya disajikan bacaan yang lebih menarik misalnya berbentuk cerita bergambar. 4. Tes Siklus II Aspek yang dinilai pada siklus II sama dengan siklus I, teks yang diujikan ada satu yang berjudul Kisah Bulu Bulu Pinjaman. Bentuk tes pilihan ganda dengan empat opsion. Tiap soal yang dijawab benar dinilai satu dan yang salah dinilai nol. Hasil penelitian dapat dilihat pada lampiran 2. Md t= S x2 d N(N1) 0,688 t = t = 8,018 23,20

45 (45-1) 64 dikonsultasikan dengan tabel nimai t , pada lampiran d.b. = N-1 = 45-1 = 44 dengan taraf signifikansi 5 % harga t= 2,20, signifikan. Kesimpulan : perbedaan antara hasil pretest dengan post-test signifikan. Selanjutnya untuk membuktikan hipotesis yang berbunyi Keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV D SD PL Bernardus Semarang tahun pelajaran 2004 /2005 meningkat setelah digunakan teknik skrambel. 5. Data Nontes Siklus II a. Observasi. Hasil observasi pada siklus II adalah sebagai berikut. Pelaksanaan membaca dalam kelompok kelihatan lebih tenang,lebih serius,lebih tertib,siswa bisa mengendalaikan emosinya.Meskipun demikian ada beberapa siswa yang pasif tidak mau ikut serta dalam diskusi kelompok tampak acuh tak acuh.Ada siswa yang terlihat tegang karena merasa bersaing dengan kelompok lain,ingin lebih cepat menyusun paragraf menjadi teks bacaan.Setelah tersusun mereka membaca kembali dengan tenang dan seksama,walaupun masih ada yang terlihat tergesa-gesa.Siswa yang hasil tesnya menigkat terlihat senang sekali,dan yang tidak meningkat atau turun terlihat acuh tak acuh dan kurang senang. b. Wawancara Wawancara dilakukan setelah siklus II berakhir yaitu pada waktu istirahat dan pulang sekolah,selain melakukan sendiri peneliti juga minta bantuan beberapa 65

siswa mewawancarai teman-temannya,hasilnya dipadukan dengan sehingga diperoleh data sebagai berikut. Siswa yang hasil tesnya meningkat dari siklus I ke siklus II menyatakan bahwa membaca dengan teknik skrambel sangat menyenangkan.Membaca dengan teknik ini sebagai refresing pada saat-saat yang menjenuhkan misalnya pada jam terakhir dalam keadaan lelah dan lapar biasanya waktu berjalan sangat lambat,dengan permainan ini waktu cepat berlalu. Kegiatan diskusi kelompok berjalan dengan efektif,siswa yang biasanya pendiam ternyata dapat berbicara dalam kelompoknya meskipun mereka merasa sulit mencari alasan untuk memperkuat pendapatnya. Pemahaman isi bacaan digali pada waktu diskusi dan semua merasa dapat memahami,tetapi ketika mengerjakan soal kadang-kadang lupa. Siswa yang hasil tesnya menurun atau selalu rendah mengatakan bahwa merasa bingung membaca dengan teknik skrambel,terutama ketika harus mencari dan menghubungkan antar paragraf,mencari tanda hubung antarparagraf.Dalam diskusi kami selalu pasif karena sering pendapatnya tidak terima oleh teman yang lebih pandai,perasaan tidak percaya diri selalu menghantui, takut salah dan tidak berdaya Wacana sulit dipahami dan sukar diingat,soal-soal bacaan sebenarnya tidak sulit kalau ingat isi bacaan. c. Jurnal. 66 Data nontes jurnal siswa setelah 2 kali melakukan kegiatan membaca dengan teknik skrambel, ketertarikan siswa terus bertambah dari kegiatan pertama sampai

kegiatan terakhir. Siswa yang merasa senang atau tertarik membaca dengan teknik skrambel menulis,Belajar dengan teknik skrambel ini tidak membosankan, tidak merasa tegang. Kegiatan ini tak berbeda dengan bermain. Siswa yang kurang tertarik menulis,Saya sulit menyusun dan menghubunghubungkan paragraf,sulit memahami isi bacaan karena waktunya kurang sehingga tegang dan bingung, B.Pembahasan. Data awal menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kurang tertarik dengan kegiatan membaca.Hal ini terlihat dari kebiasaan sehari-hari di sekolah,pembelajaran dengan metode tugas membaca merupakan suatu kegiatan yang membosankan dan menjenuhkan.Akibat kurangn berminatnya siswa terhadap suatu bacaan atau cerita. Penggunaan bahasa Indonesia tidak baku dalam kegiatan sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah,kecuali kegiatan belajar-mengajar,mengakibatkan penguasaan bahasa Indonesia terbatas.Hal ini akan mengganggu dalam proses pemahaman bahan bacaan. Masalah di atas dikuatkan dengan hasil tes awal siklus I dengan perolehan nilai ratarata 6,36 dengan rincian yang mendapatkan nilai 4 = 2,2 %,yang mendapatkan nilai 5 67 = 20 %,yang mendapatkan nilai 6 = 26,7 %,yang mendapatkan nilai 7 = 31,1 %, dan yang mendapatkan nilai 8 = 17,8 %, dan yang mendapatkan nilai 9 = 2,2 % Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah di atas diujicobakan teknik skrambel.Teknik skrambel merupakan permainan bahasa,suatu aktivitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara yang menggembirakan.

Pengamatan dalam proses tindakan bahwa teknik skrambel ini dapat mengubah perilaku dan suasana pembelajaran di kelas menjadi lebih kondusif.Jurnal dan wawancara menunjukkan sebagian besar siswa sangat tertarik,bersemangat,antusias, dan merasa senang,ditunjukkan pada waktu mengikuti pelajaran dengan teknik skrambel waktu terasa demikian cepat berlalu. Dari hasil tes awal dan tes akhir siklus I diperoleh harga t = 7,47.Ini lebih besar dari taraf signifikansi 5 %. Dari hasil akhir tes siklus I dan tes akhir siklus II diperoleh harga t = 8,018 lebih besar dari taraf signifikansi 5 %.Hal ini membuktikan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV D SD PL Bernardus Semarang meningkat setelah digunakan teknik skrambel. Unsur spekulasi yang ada dalam permainan mengakibatkan pemenang bukanlah yang pandai,dalam penelitian ini terbukti ada anak yang agresif dan aktif belum tentu mendapatkan nilai yang baik,atau selalu meningkat dari siklus ke siklus berikutnya. Teori pembelajaran Medan Gestalt terbukti di sini bahwa perubahan tingkah laku baik pengetahuan atau sikapnya dipengaruhi oleh unsur-unsur lingkungannya. 68 Pernyataan Chomsky yang menyebutkan pemerolehan bahasa tidak dipengaruhi oleh IQ,motivasi atau emosi anak,bertentangan dengan hasil tes ini dari tes dan nontes ( observasi, jurnal dan wawancara ),baik dalam siklus I maupun siklus II sebagian besar siswa yang mendapatkan baik adalah siswa yang merasa senang atau tertarik, dan mendapatkan nilai baik dalam pelajaran lainnya.Sedangkan siswa yang selalu acuh tak acuh selalu mendapat nilai yang jelek atau bahkan menurun.Data nontes menunjukkan pelajaran lainnya juga jelek.Jadi yang cocok adalah pendapat Witty dan

Kopel bahwa anak anak yang dapat membaca dengan baik adalah anak yang memiliki IQ di atas 70. Pemerolehan hasil tes membaca pemahaman yang rata-rata masih rendah sebagian besar terpengaruh oleh aspek siswa yang bersangkutan.Aspek ini meliputi keluasan wawasan siswa,kebiasaan siswa, minat dan motivasi. Metode tugas dalam pembelajaran bahasa Indonesia sangat berpengaruh dalam memahami isi bacaan.Hal ini berakibat sebagian besar siswa kurang berminat membaca bacaan berbahasa Indonesia. 69 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Teknik skrambel dapat meningkatkan ketrampilan membaca pemahaman siswa.Hal itu terlihat dari hasil tes awal,tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II,seluruhnya menunjukkan ada kenaikan.Hasil tes awal dan tes akhir sikllus I diperoleh t = 7,547 lebih besar dari taraf signifikansi 5 %.Hasil tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II diperoleh t = 8,018 lebih besar dari taraf signifikansi 5%. 2. Perubahan tingkah laku atau sikap tampak dalam pembelajaran membaca pemahaman dngan teknik skrambel.Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan jurnal membuktikan bahwa sebagian besar siswa tertarik dengan teknik skrambel. Situasi dan kondisi jenuh,lelah dan bosan dapat diatasi dengan permainan ini,sehingga suasana kondusif dapat tercipta.Hal ini terbukti siswa merasakan waktu atau jam pelajaran cepat selesai meskipun

kegiatan ini dilakukan pada jam yang terakhir. B. Saran Berdasarkan simpulan di atas disarankan agar para guru menggunakan teknik skrambel untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman, 70 teknik ini sudah teruji mampu meningkatkan prestasi siwa,dan dapat mengubah perilaku negatif siswa terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Karena teknik ini mempunyai kelemaham yaitu waktu yang digunakan untuk mengkaji cukup lama,maka sebaiknya teknik ini digunakan sebagai selingan saat anak dalam keadaan bosan,jenuh dan tak bersemangat mengikuti pembelajaran. 71 DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi.1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Jakarta: Rineka Cipta. Budinuryanta,J. dkk. 1997. Pengajaran keterampilan berbahasa, Jakarta: Depdikbud Darisman, Muh. dkk 2004. Ayo Belajar Berbahasa Indonesia, Jakarta: Yudhistira Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah : Jakarta : Depdiknas Harras, Kholid,A.dan Lilis Sulistianingsih.1997. Membaca I. Jakarata: Depdikbud Nurhadi dan Rukhan.1990. Dimensi-Dimensi dalam Belajar Bahasa kedua. Bandung: Sinar Ilmu Simanjuntak, Mangantar.1987.Pengantar Psikolinguistik Modern. Kuala Lumpur.

Dewan Bahasa dan Budaya Syah, Muhibbin.1995. Psikologi Pendidikan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya Soeparno.1980. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta Tarigan, H.G.1986. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Tim Penyusun.2001. Kemampuan Dasar Bahasa Indonesia. Klaten. Intan Pariwara Usman, Moh. Uzer.1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya 72 Dolphina si Anak Laut Di tepi pantai, tampak sosok gadis kecil berdiri tenang di atas pasir yang menghampar. Dolphina, nama anak gadis kecil itu, adalah seorang anak nelayan. Dolphina adalah perenang ulung. Ia juga ahli menyelam. Tanpa bantuan apapun, ia sanggup bertahan beberapa lama di dalam air. Pagi ini, saat matahari masih bersembunyi ia sudah berada di tepi pantai. Kali ini laut beralun lembut. Hanya ombak kecil yang memecah di pantai. Tampak begitu tenang. Satu hal yang membuatnya mengerutkan kening, ia melihat banyak ikan terapung mati. Ikan-kan itu dingin dan membeku. Naluri anak laut Dolphina berontak. Tanpa ragu, Dolphina mencebur ke air. Ia berenang menuju beting-beting karang. Dugaan Dolphina tidak keliru. Dari jauh ia melihat sebuah perahu motor tertambat. Tampak tiga orang berdiri di atas karang. Sementara itu, ia mendengar bunyi mesin bergemuruh. Mesin tersebut mengeluarkan hawa dingin yang sangat kuat.Hal ini menyebabkan air laut berubah dingin. Semakin dekat mesin itu, semakin dinginlah air laut. Air laut yang sangat dingin menyebabkan

ikan-ikan mati. Ikan-ikan itu tetap baik keadaannya karena mati dalam keadaan beku. Tetapi dengan cara itu, semua ikan dari yang kecil hingga yang besar akan mati. Sebagai anak nelayan Dolphina tahu, ikan-ikan di perairan itu harganya mahal. Tidak mengherankan kalau jadi incaran orang. Biar kubereskan sendiri ! ujar Dolphina sambil mengerutkan kening. Tiba-tiba Dolphina mengeluarkan suitan 73 panjang yang nyaring. Orang yang berada di atas karang saling menatap. Mereka mendengar suitan itu. Akan tetapi, sebelum mereka tahu apa yang terjadi, tiba-tiba udara d atas karang dipenuhi benda-benda hitam yang beterbangan. Serang ! Dolhina berseru. Mendengar seruan itu, benda-benda hitam yang ternyata adalah burung camar, menyerang tiga orang yang berdiri di atas karang itu. Oleh karena tak mampu mengatasi, mereka berteriak-teriak mnta ampun. Dengan garang Dolphina meminta salah seorang dari mereka mematikan mesin pembuat bencana. Sesudah itu, ia menyuruh orang tersebut mengikat dua orang kawannya eraterat. Mengikat orang ketiga adalah bagian Dolphina. Setelah itu, Dolphina berenang kembali ke pantai. Ia kembali ke karang dengan perahu bersama beberapa orang nelayan. Lingkarilah huruf a,b c atu d di depan jawaban yang tepat ! 01. Di tepi pantai, tampak sosok gadis kecil berdiri tenang di atas pasir yang menghambar. Sosok gadis kecil yang dimaksud adalah a. Dolphina b. nelayan c. orang asing d. anak kecil 02. Dugaan Dolphina tidak keliru. Dugaan artinya sama dengan a. pengetahuan b. perkiraan

74 c. penglihatan d. pendapat. 03. Saat matahari masih bersembunyi ia sudah berada di tepi pantai. Maksud kalimat yang digaris bawah adalah a. malam hari b. siang hari c. sore hari d. pagi hari 04. Dolphina adalah a. anak nelayan dan perenang ulung. b. pencari ikan di laut. c. anak perusak pantai d. anak pembuat mesin bencana laut 05. Ikan-ikan di perairan tersebut banyak diincar orang karena a. besar-besar b. rasanya tidak asin c. harganya mahal d. warnanya indah 06. Cara kerja mesin pembuat bencana adalah a. mengeluarkan hawa dingin yang sangat kuat. b. mesinnya mengeluarkan bunyi gemuruh. c. mendinginkan ikan di laut. d. memutar air laut hingga dingin 07. Binatang yang datang membantu Dolphina dalah a. ikan lumba-lumba b. burung camar c. burung beo d. ikan hiu 75 08. Pokok pikiran paragraf 1 adalah

a. Dolphina berdiri di tepi pantai pada saat matahari masih bersembunyi. b. Dolphina mengerutkan kening karena ikan-ikan mati. c. Dolphina adalah anak nelayan yang pandai berenang dan menyelam d. Ombak kecil memecah pantai 09. Gambaran orang-orang yang merusak kehidupan laut terdapat dalam paragraf a. 4 b. 3 c. 2 d. 1 10. Pesan yang dapat kita ambil dari bacaan itu adalah a. Laut adalah kekayaan alam yang indah. b. Tanpa laut manusia tidak akan hidup. c. Kita harus menjaga laut dan mahluk yang hidup di dalamnya. d. Ikan-ikan laut bermanfaat bagi hidup kita. 76 Lingkarilah huruf a,b,c atau d di depan jawaban yang benar ! 01. Di tengah rimba tengah terjadi pertengkaran hebat. Rimba artinya a. lembah b. kebun c. hutan d. ladang 02. Mereka ingin kelihatan bersih pada saat hari pemilihan nanti. Kelihatan bila dipisahkan menurut suku katanya adalah a. ke-li-ha-tan b. ke-li-hat-an c. ke-lihat-an d. keli-hat-an 03. Tema yang tepat untuk paragraf di atas adalah a. burung gagak yang angkuh dan sombong. b. Pemilihan pemimpin hutan c. Burung gagak tidak dapat menerima keadaan dirinya.

d. Peri hutan yang bijaksana. 04. Setiap burung mengandalkan dirinya yang paling cakap dan pantas menjadi pemimpin. Hal ini menunjukkan sikap burung dalam cerita ini adalah a. berani b. percaya diri c. angkuh d. sombong 05. Burung gagak merasa sedih karena a. Bulunya hitam legam b. Bulunya banyak yang lepas. c. Diejek teman-temannya. d. Impiannya musnah. 77 06. Syarat untuk menjadi pemimpin adalah a. bulunya bagus b. ramah c. cakap d. berani 07. Pokok pikiran paragraf 6 adalah a.Burung gagak gagal membersihkan tubuhnya. b.Burung gagak melihat bulu burung lain berserakan c. Burung gagak kecewa dengan keadaan air danau. d.Musnahnya impian burung gagak karena bulunya tidak bisa indah. 08. Puncak pemilihan raja para burung terdapat dalam paragraf a.7 b. 8 c. 6 d. 9 09. Pesan yang dapat kita ambil dari cerita Kisah Bulu-Bulu Pinjaman adalah a. Kita harus menerima keadaan diri sendiri apa adanya b. Kita tidak boleh menjadi pemimpin yang sombong c. Kesombongan dapat membuat kita celaka d. Peri hutan harus bijaksana dalam memilih pemimpin

10. Akibat yang diterima burung gagak karena perbuatannya adalah a. Bulu hitam di tubuhnya banyak yang lepas. b. Tubuhnya sakit akibat patukan burung-burung lain. c. menyadari kebodohannya. d. Dihukum peri hutan. 78 DAFTAR LAMPIRAN 1. Hasil tes awal dan tes akhir siklus I...63 2. Hasil tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II ...64 3. Nilai presentil untuk distribusi t ...65 4. Pedoman wawancara I ..66 5. Pedoman wawancara II .67 6. Rencana Pembelajaran siklus I..68 7. Skrambel siklus I ...75 8. Rencana Pembelajaran siklus II 78 9. Skrambel siklus II .85__

También podría gustarte