Está en la página 1de 7

TUGAS BOTANI FARMASI Nama: Karima Afandi (11/316083/FA/08818)

Aloe vera L. (Liliace)


Lidah Buaya

Klasifikasi Kingdom Subkingdom Super Divisi Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Tracheobionta : Spermatophyta : Magnoliophyta : Liliopsida : Asparagales : Asphodelaceae : Aloe : Aloe vera L.

Gambar 1.1 Aloe vera L.

Deskripsi dan Morfologi Lidah buaya termasuk suku Liliaceae. Liliaceae diperkirakan meliputi 4000 jenis tumbuhan, terbagi dalam 240 marga, dan dikelompokan lagi menjadi lebih kurang 12 anak suku. Daerah distribusinya meliputi keseluruh dunia. Lidah buaya sendirimempunyai lebih dari 350 jenis tanaman. Tanaman lidah buaya dapat tumbuh di daerah kering, seperti Afrika, Amerika dan Asia. Hal ini di karenakan lidah buaya dapat menutup stomatamya sampai rapat pada musim kemarau untuk melindungi kehilangan air dari daunya. Lidah buaya juga dapat tumbuh di daerah yang beriklim dingin. Karena tanaman lidah buaya juga termasuk tanaman yang efesien dalam penggunaan air, karena dari segi fisiologis tumbuhan tanaman ini termasuk jenis tanaman CAM (crassulance acid metabolism) dengan sifat tahan kekeringan. Dalam kondisi gelap, terutama malam hari,stomata atau mulut daun membuka, sehingga uap air dapat masuk. Disebabkan pada malam hari udaranaya dingin, uap air tersebut berbentuk embun. Stomata yang membuka pada malam hari memberi keuntungan, yakni tidak akan terjadi penguapan air dari tubuh tanaman, sehingga air yang berada di dalam tubuh daunya dapat dipertahankan. Karenanya dia mampu bertahan hidup dalam kondisi bagaimanapun keringnya. Kelemahan lidah buaya adalah jika ditanam di daerah basah dengan curah hujan tinggi, mudah terserang cendawan; terutama fusarium sp. Yang menyerang pangkal batangnya, sementara itu dari segi budidayanya tanaman lidah buaya relatif mudah dan relatif tidak memerlukan investasi yang

cukup besar. Hal ini di sebabkan tanaman ini merupakan tanaman tahan yang dapat dipanen berulang-ulang dengan masa produksi 7-8 tahun. Tanaman lidah buaya termasuk semak rendah, tergolong tanaman yang bersifat sukulen dan menyukai hidup di tempat kering. Batang tanaman pendek, mempunyai daun yang bersap-sap melingkar (roset). Panjang daun 40-90cm, lebar 6-13cm, dengan ketebalan lebih kurang 2,5cm dipangkal daun, serta bunga berbentuk lonceng. a. Batang Batang tanaman lidah buaya berserat atau berkayu. Pada umumnya sanagt pendek dan hampir tidak terlihat karena tertutup oleh daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Namun, ada juga beberapa species yang berbentuk pohon dengan ketinggian 3-5m. Species ini dapat dijumpai di gurun Afrika Utara dan Amerika. Melalui batang iniakan tumbuh tunas yang akan menjadi anakan.

Gambar 1.2: Batang Aloe vera L. Panjang: 28 cm Lebar : 3 cm

b. Daun Seperti halnya tanaman berkeping satu lainya, daun lidah buaya berbentuk tombak dengan helaian memanjang. Daunnya berdaging tebal tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan dan mempunyai lapisan lilin dipermukaan; serta bersifat sukulen, yakni mengandung air, getah, atau lendir yang mendominasi daun. Bagian atas daun rata dan bagian bawahnya membulat (cembung). Di daun lidah buaya muda dan anak (sucker) terdapat bercak berwarna hijau pucat sampai putih. Bercak ini akan hilang saat lidah buaya dewasa. Namuntidak demikian halnya dengan tanaman lidah buaya jenis kecil atau lokal. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor genetiknya. Sepanjang tepi daun berjajar gerigi atau duri yang tumpul dan tidak berwarna. Daun lidah buaya agak runcing berbentuk taji, tebal, getas, tepinya bergerigi/ berduri kecil, permukaan berbintik-bintik, panjang 15-36 cm, lebar 26 cm.

Gambar 1.3: Daun Aloe vera L. Panjang : 34 cm Lebar: 2-4 cm c. Bunga Bunga lidah buaya berbentuk terompet atau tabung kecil sepanjang 2-3cm, berwarna kuning sampai orange, tersusun sedikit berjungkai melingkari ujung tangkai yang menjulang keatas sepanjang sekitar 50-100cm. Bunga berukuran kecil, tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter. Bunga biasanya muncul bila ditanam di pegunungan

Gambar 1.4: Bunga Aloe vera L. Source: www.flowerofindia.in

d. Akar Lidah buaya mempunyai sistem perakaran yang sangat pendek dengan akar serabut yang panjangnya bisa mencapai 30-40cm. Akar Akar tanaman Aloe vera berupa akar serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah. Panjang akar berkisar antara 50 100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan gembur di bagian atasnya.

Gambar 1.5 Akar Aloe vera L.

Gambar 1.6: Akar Aloe vera L.

Kandungan Kimia Aloe vera mengandung lemak tak jenuh Arachidonic acid dan Phosphatidylcholine dalam jumlah relatif besar. Mengandung turunan Hydroxyanthracene (25-40%) Aloin A dan B; 3-4% 7-hydroxyaloin A dan B; Aloe-emodin, Chrysophanol, asam amino, sterol, tanin, polysacharide (pektin, glukomanm glukomanan). Turunan chromone 8-c-Glucosylchromone aloeresin B (Aloesin), dan bentuk aglikon Aloesone beserta turunannya Aloeresin C. Ditemukan pula senyawa dengan bagian gula yang teresterifikasi dengan 4Hydroxycinnamic acid. Pada Aloe microdonta, selain Aloin ditemukan pula Microdontin A dan Microdontin B sebagai suatu senyawa baru. Hasil penelitian terhadap 224 jenis aloe yang berasal dari Afrika dan Arab pada ekstrak daunnya ditemukan bahwa 48 tanaman mengandung alkaloid; 18 tanaman mengandung senyawa alkaloid turunan Phenylethylamine; 6 tanaman mengandung alkaloid inti Piperidine. Getah daun juga mengandung Glutamic acid, Aspartic acid, Serine, Asparagin.

Molekul Barbaloin C12H22O9 berkembang dari molekul Aloe-emodin yang berikatan dengan molekul glukosa, merupakan kristal kuning muda, jarak lebur 148-149oC. Di udara segar segera berubah menjadi bentuk hidrat C12H22O9 yang berjarak lebur 70-80oC. Barbaloin sedikit berbau aloe, rasa pahit, kelarutan dalam pyridin 57% dalam asam asetat glasial 7,3%, dalam metanol 5.4%, dalam aseton 3,2%, dalam metil asetat 2,8%, dalam alkohol 1,9%, dalam air 1,8%, dalam propanol 1,6%, dalam etil asetat 0.78%, dalam isopropanol 0.27%. Sangat sukar larut dalam isobutanol, kloroform, karbon disulfida dan eter. Dalam pembuatan sediaan farmasi, senyawa ini tidak cocok bila dicampur dengan alkali hidroksida, tannin dan ferry chloride. Khasiatnya untuk urus-urus (laxative). Dalam hal ini efeknya lebih lemah dibanding daging daun Lidah buaya itu sendiri.

Aloe-emodin atau 3-Hydroxymethylchrysazin, C15H10O5 dalam bentuk bebas terkandung dalam Aloe Sp., Rheum Sp. (kelembak) dan Cassia Sp. (daun Senna dan ketepeng). Berupa jarum orange. Hasil rekristalisasi toluene, dengan jarak lebur 223-224oC. Akan menyublim dalam lingkungan gas CO2. Sangat mudah larut dalam alkohol panas, eter, benzena dengan membentuk larutan warna kuning. Juga larut dalam ammonia, air dan asam sulfat dengan membentuk warna crimson. Di bidang farmasi, digunakan sebagai laxant.

Chrysophanol dan 3-methylchrysazin, C15H10O4 juga terkandung dalam bentuk bebas dalam tanamantanaman Aloe Sp.(Lidah buaya), Rheum Sp. (kelembak) dan Cassia Sp. (daun Senna dan ketepeng), serta beberapa species Rumex Sp.. Berupa kristal heksagonal atau monosiklik, hasil rekristalisasi alkohol atau benzena, titik leburnya 196oC mudah menyublim. Resapan maksimum pada panjang gelombang 226, 256, 278, 288 dan 436 mu. Praktis tidak larut dalm air, sedikit larut dalam alkohol dingin, sangat mudah larut dalam alkohol mendidih, larut dalam benzena, kloroform, eter, asam asetat glasial, aseton, larutan alkali dan dalam larutan alkali karbonat. Sangat sukar larut dalam petroleum eter. Bila Chrysphaniin, C21H20O9, berupa jarum kuning halus, jarak lebur 248-249oC. Sukar larut dalam air panas, praktis tidak larut dalam air dingin, kloroform, eter, larut dalam pyridine. Tabel I. Komposisi Lipida non-polar dalam Aloe vera Cholesterol 12,50 % Stigmasterol 18,40 % Stigma Stearat 21,30 % Methyl oleat 7,10 % Triolein 2,00 % Oleic acid 1,30 %

Tabel II. Komposisi Lipida polar dalm Aloe vera Phosphatidyl choline Phosphatidyl ethanolamine Phosphatidyl acid Phosphatidyl serine Phosphatidyl inositol Lysophosphatidyl inositol Sphingomyelin Sulfoquinovosyl diglyceride

12,05 % 12,03 % 47,30 % 6,50 % 2,70 % 1,20 % 4,20 % 16,80 %

Efek Biologik Penggunaan secara lokal ekstrak daun dapat berefek anaestetika, membunuh mikroba, dan meningkatkan mikrosirkulasi dan untuk penyembuhan chronic skin ulcer, statis dermatitis. Ekstrak etanol gel lidah buaya dapat mempercepat penghentian pendarahan secara topikal. Daging daun merupakan turunan glikosida Anthraquinone berfek sebagai pencahar: Barbaloin, BBarbaloin, Homonatloin, efek sebagai pencahar ini lebih kuat dibanding Cascara sagrada, Cassie senna, Rheum officinale dan Cassia alata. Terjadinya efek laxant ini diakibatkan oleh adanya pelepasan elektrolit dan air ke dalam lumen dari usus yang menghambat terjadinya reabsorbsi dalam colon, hingga adanya pertambahan volume di dalam usus akan memacu terjadinya peristaltik. Teori mekanisme aksi yang lain: pada senyawa-senyawa dalm bentuk aglikon setelah dipecah ikatan glikosida oleh bakteri usus akan direduksi menjadi bentuk Anthrone atau Anthranol dan akan

merangsang sekresi mukosa usus, menghambat reabsorbsi air mineral akhirnya meningkatkan peristaltik usus: berefek Laxansia.

Sumber: Anonim, 2007, Lidah Buaya., http://tanamanherbal.wordpress.com/2007/12/16/lidah-buaya/, 4 Maret 2012. Heyne K., 1978, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid I, Balitbang Kehutanan., Jakarta., page 520. Anonim, 2008, Flowers of India, http://www.flowersofindia.in/catalog/slides/Aloe%2520Vera.jpg&imgrefurl=http://www.flowersofin dia.in/catalog/slides/, 4 Maret 2012.

También podría gustarte