Está en la página 1de 12

Sumber : http://stikep.blogspot.

com

1. Defenisi Penyakit jantung rematik merupakan gejala sisa dari Demam Rematik (DR) akut yang juga merupakan penyakit peradangan akut yang dapat menyertai faringitis yang disebabkan oleh Streptococcus beta-hemolyticus grup A. Penyakit ini cenderung berulang dan dipandang sebagai penyebab penyakit jantung didapat pada anak dan dewasa muda di seluruh dunia. 2. Etiologi Infeksi Streptococcus beta-hemolyticus grup A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya demam rematik, baik pada serangan pertama maupun serangan ulang. Telah diketahui bahwa dalam hal terjadi demam rematik terdapat beberapa predisposisi antara lain : a. Terdapat riwayat demam rematik dalam keluarga b. Umur Sering terjadi antara umur 5 15 tahun dan jarang pada umur kurang dari 2 tahun. c. Kedaan sosial Sering terjadi pada keluarga dengan keadaan sosial ekonomi kurang, perumahan buruk dengan penghuni yang padat serta udara yang lembab, dan gizi serta kesehatan yang kurang baik. d. Musim Di Negara-negara dengan 4 musim, terdapat insiden yang tinggi pada akhir musim dingin dan permulaan semi (Maret-Mei) sedangkan insiden paling rendah pada bulan Agustus September. e. Dsitribusi daerah f. f. Serangan demam rematik sebelumnya. Serangan ulang DR sesudah adanya reinfeksi dengan Streptococcus betahemolyticus grup A adalah sering pada anak yang sebelumnya pernah mendapat DR. 3. Patofisiologi Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

Sumber : http://stikep.blogspot.com

Menurut hipotesa Kaplan dkk (1960) dan Zabriskie (1966), DR terjadi karena terdapatnya proses autoimun atau antigenic similarity antara jaringan tubuh manusia dan antigen somatic streptococcus. Apabila tubuh terinfeksi oleh Streptococcus beta-hemolyticus grup A maka terhadap antigen asing ini segera terbentuk reaksi imunologik yaitu antibody. Karena sifat antigen ini sama maka antibody tersebut akan menyerang juga komponen jaringan tubuh dalam hal ini sarcolemma myocardial dengan akibat terdapatnya antibody terhadap jaringan jantung dalam serum penderiat DR dan jaringan myocard yang rusak. Salah satu toxin yang mungkin berperanan dalam kejadian DR ialah stretolysin titer 0, suatu produk extraseluler Streptococcus beta-hemolyticus grup A yang dikenal bersifat toxik terhadap jaringan myocard. Beberapa di antara berbagai antigen somatic streptococcal menetap untuk waktu singkat dan yang lain lagi untuk waktu yang cukup lama. Serum imunologlobulin akan meningkat pada penderita sesudah mendapat radang streptococcal terutama Ig G dan A. 4. Manifestasi Klinik Dihubungkan dengan diagnosis, manifestasi klinik pada DR akut dibedakan atas manifestasi mayor dan minor. a. Manifestasi Mayor 4) Karditis. Karditis reumatik merupakan proses peradangan aktif yang mengenai endokardium, miokardium, dan pericardium. Gejala awal adalah rasa lelah, pucat, dan anoreksia. Tanda klinis karditis meliputi takikardi, disritmia, bising patologis, adanya kardiomegali secara radiology yang makin lama makin membesar, adanya gagal jantung, dan tanda perikarditis. 5) Artritis. Arthritis terjadi pada sekitar 70% pasien dengan demam reumatik, berupa gerakan tidak disengaja dan tidak bertujuan atau inkoordinasi muskuler, biasanya pada otot wajah dan ektremitas. 6) Eritema marginatum. Eritema marginatum ditemukan pada lebih kurang 5% pasien. Tidak gatal, macular, dengan tepi eritema yang menjalar mengelilingi kulit yang tampak normal.tersering pada batang tubuh dan tungkai proksimal, serta tidak melibatkan wajah. 7) Nodulus subkutan. Ditemukan pada sekitar 5-10% pasien. Nodul berukuran antara 0,5 2 cm, tidak nyeri, dan dapat bebas digerakkan. Umumnya terdapat di permukaan ekstendor sendi, terutama siku, ruas jari, lutut, dan persendian kaki. b. Manifestasi Minor Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

Sumber : http://stikep.blogspot.com

Manifestasi minor pada demam reumatik akut dapat berupa demam bersifat remiten, antralgia, nyeri abdomen, anoreksia, nausea, dan muntah. 5. Pemeriksaan Diagnostik/peninjang a. Pemeriksaan darah 8) LED tinggi sekali 9) Lekositosis 10) Nilai hemoglobin dapat rendah b. Pemeriksaan bakteriologi 11) Biakan hapus tenggorokan untuk membuktikan adanya streptococcus. 12) Pemeriksaan serologi. Diukur titer ASTO, astistreptokinase, anti hyaluronidase. c. Pemeriksaan radiologi Elektrokardoigrafi dan ekokardiografi untuk menilai adanya kelainan jantung. 6. Diagnosis Diagnosis demam reumatik akut ditegakkan berdasarkan kriteria Jones yang telah direvisi. Karena patologis bergantung pada manifestasi klinis maka pada diagnosis harus disebut manifestasi kliniknya, misalnya demam rematik dengan poliatritis saja. Adanya dua kriteria mayor, atau satu mayor dan dua kriteria minor menunjukkan kemungkinan besar demam rematik akut, jika didukung oleh bukti adanya infeksi sterptokokus grup A sebelumnya. 7. Komplikasi a. Dekompensasi Cordis Peristiwa dekompensasi cordis pada bayi dan anak menggambarkan terdapatnya sindroma klinik akibat myocardium tidak mampu memenuhi keperluan metabolic termasuk pertumbuhan. Keadaan ini timbul karena kerja otot jantung yang berlebihan, biasanya karena kelainan struktur jantung, kelainan otot jantung sendiri seperti proses inflamasi atau gabungan kedua faktor tersebut.

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

Sumber : http://stikep.blogspot.com

Pada umumnya payah jantung pada anak diobati secara klasik yaitu dengan digitalis dan obat-obat diuretika. Tujuan pengobatan ialah menghilangkan gejala (simptomatik) dan yang paling penting mengobati penyakit primer. b. Pericarditis Peradangan pada pericard visceralis dan parietalis yang bervariasi dari reaksi radang yang ringan sampai tertimbunnnya cairan dalam cavum pericard. 8. Pengobatan/penatalaksanaan Karena demam rematik berhubungan erat dengan radang Streptococcus betahemolyticus grup A, maka pemberantasan dan pencegahan ditujukan pada radang tersebut. Ini dapat berupa : a. Eradikasi kuman Streptococcus beta-hemolyticus grup A Pengobatan adekuat harus dimulai secepatnya pada DR dan dilanjutkan dengan pencegahan. Erythromycin diberikan kepada mereka yang alergi terhadap penicillin. b. Obat anti rematik Baik cortocisteroid maupun salisilat diketahui sebagai obat yang berguna untuk mengurangi/menghilangkan gejala-gejala radang akut pada DR. c. Diet Makanan yang cukup kalori, protein dan vitamin. d. Istirahat Istirahat dianjurkan sampai tanda-tanda inflamasi hilang dan bentuk jantung mengecil pada kasus-kasus kardiomegali. Biasanya 7-14 hari pada kasus DR minus carditis. Pada kasus plus carditis, lama istirahat rata-rata 3 minggu 3 bulan tergantung pada berat ringannya kelainan yang ada serta kemajuan perjalanan penyakit. e. Obat-obat Lain Diberikan sesuai dengan kebutuhan. Pada kasus dengan dekompensasi kordis diberikan digitalis, diuretika dan sedative. Bila ada chorea diberikan largactil dan lain-lain.

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

Sumber : http://stikep.blogspot.com Konsep Keperawatan 1. Pengkajian a. Lakukan pengkajian fisik rutin b. Dapatkan riwayat kesehatan, khususnya mengenai bukti-bukti infeksi streptokokus antesenden. c. Observasi adanya manifestasi demam rematik. 2. Diagnosa Keperawatan a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi myocardium b. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi penyakit. c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia. d. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi. 3. Rencana Keperawatan a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi myocardium Tujuan : Pasien dapat menunjukkan perbaikan curah jantung. Intervensi 13) Beri digoksin sesuai instruksi, dengan menggunakan kewaspadaan yang sudah ditentukan untuk mencegah toksisitas. 14) Kaji tanda- tanda toksisitas digoksin (mual, muntah, anoreksia, bradikardia, disritmia) 15) Seringkali diambil strip irama EKG 16) Jamin masukan kalium yang adekuat 17) Observasi adanya tanda-tanda hipokalemia

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

Sumber : http://stikep.blogspot.com 6) Beri obat-obatan untuk menurunkan afterload sesuai instruksi Dapat meningkatkan curah jantung Rasional 18) Untuk mencegah terjadinya toksisitas 19) Mengkaji status jantung 20) Penurunan kadar kalium serum akan meningkatkan toksisitas digoksin b. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi penyakit. Tujuan : Suhu tubuh normal (36 37 C) Intervensi 21) Kaji saat timbulnya demam 22) Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, TD, pernafasan setiap 3 jam 23) Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh 24) Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan 25) Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak dilakukan 26) Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5 3 liter/hari dan jelaskan manfaatnya 27) Berikan kompres hangat dan anjurkan memakai pakaian tipis 8) Berikan antipiretik sesuai dengan instruksi Rasional 28) Dapat diidentifikasi pola/tingkat demam 29) Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadan umum klien

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

Sumber : http://stikep.blogspot.com

30) Penjelasan tentang kondisi yang dilami klien dapat membantu mengurangi kecemasan klien dan keluarga 31) Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk lebih kooperatif 32) Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di RS 33) Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak 34) Kompres akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh 35) Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi suhu tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia. Tujuan : ebutuhan nutrisi klien terpenuhi, klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan. Intervensi 36) Kaji faktor-faktor penyebab 37) Jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup 38) Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan 39) Lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah 40) Ukur BB setiap hari 6) Catat jumlah porsi yang dihabiskan klien Rasional 1) Penentuan factor penyebab, akan menentukan intervensi/ tindakan selanjutnya

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

Sumber : http://stikep.blogspot.com 41) Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk mengkonsumsi makanan 42) Menghindari mual dan muntah dan distensi perut yang berlebihan 43) Bau yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah 44) BB merupakan indikator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi 6) Mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutrisi klien d. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi. Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang Intervensi 45) Kaji tingkat nyeri yang dialami klien dengan memberi rentang nyeri (110), tetapkan tipe nyeri dan respon pasien terhadap nyeri yang dialami 46) Kaji factor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri 47) Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang 48) Berikan suasana gembira bagi pasien, alihkan perhatian pasian dari rasa nyeri (libatkan keluarga) 49) Berikan kesempatan pada klien untuk berkomunikasi dengan teman/ orang terdekat 50) Berikan obat-obat analgetik sesuai instruksi Untuk mengetahui berapa tingkat nyeri yang dialami Rasional 51) Reaksi pasien terhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh berbagai factor begitupun juga respon individu terhadap nyeri berbeda dab bervariasi 52) Mengurangi rangsang nyeri akibat stimulus eksternal 53) Dengan melakukan aktifitas lain, klien dapat sedikit melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

Sumber : http://stikep.blogspot.com

54) Tetap berhubungan dengan orang-orang terdekat/teman membuat pasien gembira / bahagia dan dapaty mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri 55) Mengurangi nyeri dengan efek farmakologik

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

Sumber : http://stikep.blogspot.com

Daftar Pustaka Arief Mansjoer,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3. Penerbit Media esculapius FKUI. Jakarta. Smeltzer Bare, dkk. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta. Wong Donna L. 2004. Keperawatan Pediatrik. EGC. Jakarta

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

Sumber : http://stikep.blogspot.com

KUNJUNGI BERBAGAI ARTIKEL MENARIK SEPUTAR KEHIDUPAN ANDA


Konsultasi Via Email Defa Arisandi Fahru defa_arisandi@yahoo.com wahyu_cerianet@yahoo.com Rizal Fadlie Ismail bangfad@yahoo.com

Khasiat Tanaman Disekitar Kita Kumpulan Asuhan Keperawatan Jenis Penyakit dan Penanganannya Khasanah Sejarah Khatulistiwa Website dengan Harga Murah Kumpulan Sastra Nusantara Hanya Sebatas Coretan Budidaya Tanaman Kehidupan Kaum Adam Kehidupan Kaum Hawa

http://www.apotik-online.blogspot.com http://www.stikep.blogspot.com http://www.info-medis.blogspot.com http://www.pontianak.web.id http://design.pontianak.web.id http://www.bangfad.com http://www.fadlie.web.id http://www.cerianet-agricultur.blogspot.com http://warkop.wordpress.com http://fadlie.blogdetik.com

Silakan Menyalin atau Mengcopy Isi dalam Situs Diatas untuk keperluan pendidikan dengan Mencantumkan Sumbernya, Copyright hanya milik ALLAH SWT.

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

También podría gustarte