Está en la página 1de 1

Mementingkan Diri Sendiri Mengubah Anak Egois Menjadi Tidak

Sebagaimana anak-anak bertumbuh menjadi dewasa, ada fase dalam kehidupan mereka dimana anak-anak menjadi fokus pada dirinya sendiri. Fase ini masuk akal jika dilihat dari segi pertumbuhan, karena sebagai anakanak mereka mulai menyadari diri mereka sebagai seorang individu dan mendapatkan pengalaman baru dari dinamika sosial dan budaya. Secara umum, anak-anak tidak ingin menonjol di tengah orang banyak, sehingga mereka mulai fokus pada penampilan dan perilaku mereka dalam rangka untuk menyesuaikan diri. Ahli dalam tumbuh kembang remaja sering melihat fenomena bagaimana anak-anak melalui fase penonton imajiner, yaitu ketika para anak remaja percaya bahwa orang lain sedang mengawasi mereka. Biarkan saya meyakinkan Anda, fokus pada diri sendiiri ini adalah hal normal, dan belum tentu salah. Namun sikap ini menjadi salah ketika anak-anak kita menunjukkan perilaku egois. Semua remaja pada akhirnya masuk ke sebuah persimpangan jalan akan fokus pada diri sendiri ini. Banyak dari mereka yang bergerak melewati obsesi terhadap dirinya sendiri dan mendapatkan keseimbangan diri yang pada akhirnya menempatkan prioritas yang tinggi terhadap orang lain. Namun beberapa dari mereka tidak pernah berhasil melalui transisi ini dan pada akhirnya menjadi orang dewasa yang egois. Jadi, remaja yang fokus pada diri sendiri adalah normal, dan kita sebagai orangtua harus waspada terhadap ancaman egois yang bisa tertanam dalam kehidupan anak-anak kita. Pendekatan terbaik yang saya percayai adalah orangtua yang proaktif: memberikan teladan bagi anak-anak kita, membantu mereka untuk bertumbuh dari egois menjadi tidak mementingkan diri sendiri. Berikut adalah tiga ide tentang bagaimana Anda dapat mencapai tujuan yang mulia ini.

Nama:Rudymizwar Kelas:VIII.4

También podría gustarte