Está en la página 1de 59

Analisis Laporan Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK


KELOMPOK: REZA P 2008320034 LARASATI NAWANG ARUM 2008320130 WIDYANA LIM 2009320079

BAB 9
Kebijakan dan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan RUANG LINGKUP Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam menyusun laporan keuangan; Pengaturan perubahan estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan periode lalu.

PEMILIHAN DAN PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI - Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan, dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. - SAK ETAP diterapkan jika dampaknya material dan secara spesifik mengatur transaksi, kejadian, atau keadaan lainnya; - kecuali itu, manajemen berhak menerapkan pertimbangan yang mengacu pada SAK ETAP, serta konsep dan prinsip pervasif.

- Informasi yang dihasilkan harus relevan dan andal. KONSISTENSI KEBIJAKAN AKUNTANSI - Penerapan kebijakan akuntansi harus konsisten, dan bila harus berbeda tetap harus dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk setiap kategori.

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI - Perubahan kebijakan akuntansi harus sesuai dengan ketetapan SAK ETAP, serta menghasilkan laporan keuangan yang lebih andal dan relevan. - Perubahan dianggap terjadi untuk semua kondisi yang telah terjadi secara material.

a. Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi Pencatatan dilakukan sebagai akibat perubahan persyaratan dalam SAK ETAP sesuai dengan ketentuan transisinya, jika ada; dan diterapkan secara retrospektif. b. Penerapan Retrospektif Artinya, entitas harus menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk informasi komparatif periode lalu di tanggal paling awal, seolah-olah kebijakan itu telah diterapkan sebelumnya (praktis).

c. Peungkapan Perubahan Kebijakan Akuntansi Jika penerapan perubahan mempengaruhi periode berjalan, yang lalu, maupun mendatang, maka entitas harus mengungkapkan:
 sifat perubahan  jumlah penyesuaian setiap pos yang terpengaruh  jumlah penyesuaian terkait dengan periode sebelumnya yang disajikan  penjelasan untuk menentukan jumlah yang diungkapkan (jika tidak praktis).

PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI - Adalah penyesuaian jumlah aset atau kewajiban, jumlah konsumsi periodik suatu aset yang tercatat yang berasal dari pengujian status sekarang. - Perubahan ini diakui secara prospektif, dengan memasukkannya ke laporan laba rugi di periode terpengaruh (saat terjadi, mendatang, atau keduanya).

Pengungkapan Perubahan Estimasi - Sifat dan dampak perubahan pada periode berjalan harus diungkapkan; jika praktis untuk satu atau periode lebih akan datang, estimasi harus diungkapkan.

KOREKSI KESALAHAN PERIODE LALU - Kesalahan merupakan kelalaian dalam pencatatan laporan keuangan di satu atau lebih periode lalu sehingga informasi yang andal gagal digunakan. - Bentuk kesalahan: matematis, penerapan kebijakan, interpretasi data, dan kecurangan.

- Jika praktis, koreksi dilakukan secara retrospektif pada laporan keuangan yang diterbitkan pertama kali setelah penemuan, dengan:
 menyajikan kembali jumlah komparatif di periode terjadinya kesalahan.  jika kesalahan terjadi sebelum periode penyajian awal, maka pos penyajian paling awal disajikan kembali.

- Jika tidak praktis, maka saldo awal aset, kewajiban, dan ekuitas harus disajikan kembali untuk periode paling awal di mana penyajian kembali secara retrospektif praktis dilakukan (periode berjalan). Pengungkapan Kesalahan Periode Lalu
 sifat dari kesalahan  jika praktis, jumlah koreksi untuk setiap pos keuangan yang terpengaruh  jumlah koreksi pada awal periode yang lalu disajikan paling awal  jika tidak praktis, deskripsi bagaimana kesalahan terjadi, penyebab, bagaimana dan sejak kapan kesalahan telah dikoreksi.

BAB 10 INVESTASI PADA EFEK TERTENTU


RUANG LINGKUP Pengaturan penerapan akuntansi nilai wajar untuk efek ekuitas dan efek utang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo, diperdagangkan, maupun tidak keduanya.

DEFINISI
EFEK Efek Utang
Adalah efek yang menunjukkan hubungan hutang piutang antara kreditor dan entitas yang menerbitkan efek.

Efek Ekuitas
Adalah efek yang menunjukkan hak kepemilikan atas suatu ekuitas, hak memperoleh, atau hak menjual kepemilikan dengan harga yang telah atau akan ditetapkan.

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN


EFEK
Efek dimiliki hingga jatuh tempo Efek diperdagangkan Jika dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat; biasanya frekuensi pembelian dan penjualannya tinggi; digunakan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Efek tersedia untuk dijual Jika tidak diklasifikasikan ke dalam kedua efek sebelumnya.

Efek Dimiliki Hingga Jatuh Tempo - Jika entitas memiliki efek untuk periode yang tidak ditentukan, maka efek tidak dapat diklasifikasikan sebagai efek dimiliki hingga jatuh tempo; termasuk jika penjualan dilakukan dalam menghadapi perubahan tingkat bunga pasar, ketersediaan, dan tingkat imbal hasil investasi alternatif, sumber pendanaan entitas, resiko mata uang asing, dan kebutuhan likuiditas.

Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Laba atau rugi yang belum direalisasi dalam kelompok diperdagangkan diakui sebagai penghasilan, termasuk dividen dan pendapatan bunga (amortisasi premi dan diskonto); untuk kelompok tersedia untuk dijual dimasukkan sebagai kelompok ekuitas, tidak boleh diakui sampai terealisasi.

Perubahan Kelompok Investasi - Dicatat sebesar nilai wajarnya. - Diakui sebagai penghasilan, atau kelompok ekuitas secara terpisah, berdasarkan tanggal pemindahan atau tanggal tercatatnya. - Transfer dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo jarang terjadi, demikian pula transfer ke atau dari kelompok efek yang diperdagangkan.

TRANSFER EFEK
Kelompok Efek yang Dimiliki Untuk Diperdagangkan Transfer Ke Transfer Dari Laba atau rugi yang sudah tercatat tidak boleh dihapus

Laba atau rugi diakui saat tanggal pemindahan sebagai penghasilan

TRANSFER EFEK
Laba atau rugi harus dilaporkan dalam komponen ekuitas secara terpisah, dan harus diamortisasi selama masa manfaat efek Kelompok Efek Kelompok Efek Dimiliki Hingga Jatuh Tersedia Untuk Dijual Tempo

Laba atau rugi diakui dalam kelompok ekuitas secara terpisah pada tanggal pemindahan

Penurunan Nilai - Untuk efek individual dalam kelompok tersedia untuk dijual, atau dimiliki hingga jatuh tempo, entitas menentukan penurunan nilai wajar di bawah biaya perolehan, sifatnya bisa permanen dan tidak. - Permanen jika investor tidak memperoleh kembali biaya perolehan yang diterima, dan harus diturunkan hingga sebesar nilai wajarnya, diakui sebagai rugi yang telah direalisasi, dan dimasukkan dalam komponen ekuitas secara terpisah.

PENYAJIAN - Entitas dengan classified balance sheet harus melaporkan semua efek yang diperdagangkan sebagai aset lancar, dan kelompok lain berdasarkan keputusan manajemen; - Efek tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo diklasifikasikan sebagai arus kas investasi, dan dilaporkan sebesar nilai bruto. Kelompok efek lain diklasifikasikan sebagai arus kas aktivitas operasi.

PENGUNGKAPAN - Untuk kelompok efek tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo, harus diungkapkan:
 nilai wajar agregat  laba atau rugi yang belum direalisasi dari pemilikan efek  biaya perolehan, termasuk amortisasi premi dan diskonto

- Informasi mengenai tanggal jatuh tempo efek utang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan tahun terakhir yang disajikan berdasarkan kelompok:
    Kurang dari satu tahun 1 5 tahun 5 10 tahun Lebih dari 10 tahun

- Untuk setiap periode akuntansi, entitas harus mengungkapkan:


 Laba dan rugi yang direalisasi dari penjualan  Dasar penentuan biaya perolehan  Perubahan laba atau rugi dari pemilikan yang belum direalisasi, baik dari kelompok efek tersedia untuk dijual, maupun diperdagangkan.

- Untuk setiap penjualan atau transfer efek dalam kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo harus diungkapkan:
 Jumlah amortisasi diskonto atau premium untuk efek yang dijual atau dipindahkan ke kelompok lain  Laba atau rugi penjualan efek, baik yang telah atau belum terealisasi  Kondisi yang menyebabkan diambilnya keputusan menjual atau memindahkan kelompok efek tersebut.

Bab 11 Persediaan

Ruang Lingkup
Bab ini mengatur prinsip prinsip pengakuan dan pengukuran persediaan.Persediaan adalah asset : Untuk dijual dalam kegiatan usaha normal Dalam proses produksi untuk kemudian dijual Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa

Bab ini diterapkan untuk semua jenis persediaan kecuali : Persediaan dalam proses ( work in progress) dalam kontrak konstruksi termasuk kontrak jasa yang terkait secara langsung.

Pengukuran

Entitas harus mengukur nilai persediaan pada nilai mana yg lebih rendah antara biaya perolehan dan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual.

Biaya Persediaan
Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lainya yang terjadi untuk membawa persediaan ke kondisi dan lokasi sekarang.

Biaya Pembelian
Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, biaya pengangkutan, biaya penanganan yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa.

Biaya Konversi
Biaya koversi meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang di produksi, misalnya biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga alokasi sistematis overhead produksi tetap dan variabel yang timbul dalam mengkonversi bahan menjadi barang jadi

Overhead produksi tetap adalah biaya produksi tidk langsung yang relatif konstan, tanpa memperhatikan volume produksi yang dihasilkan Overhead produksi variabel adalah biaya produksi tidak langsung yang berubah secara langsung atau hampir mengikuti perubahan volume produksi ( bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung

Alokasi Biaya Overhead Tetap


Pengalokasian overhead produksi tetap ke biaya konversi didasarkan pada kapasitas fasilitas produksi normal. Pengalokasian jumlah overhead produksi tetap pada setiap unit produksi tidak bertambah sebagai akibat dari rendahnya produksi atau tidak terpakainya pabrik. Overhead produksi variabel dialokasikan pada unti produksi atas dasar penggunaan aktual fasilitas produksi.

Biaya Lain Yang Termasuk Dalam Persediaan


Entitas harus memasukan biaya biaya lain ke dalam biaya sepanjang biaya tersebut terjadi untuk membawa persediaan ke kondisi dan lokasi sekarang. Misalnya: Biaya overhead nonproduksi atau biaya mendesain produk untuk konsumen tertentu.

Biaya yang Tidak Termasuk dalam Persediaan


Contoh biaya yang tidak termasuk dalam biaya persediaan adalah : Biaya bahan tidak terpakai, tenaga kerja, dan biaya produksi lainya yang tidak normal Biaya penyimpanan, kecuali biaya yang diperlukan dalam proses produksi sebelum tahap produksi selanjutnya Biaya penjualan dan Biaya overhead administratif

Biaya Persediaan Pemberi Jasa


Sepanjang pemberi jasa memiliki persediaan, maka pemberi jasa mengukur persediaan tersebut pada biaya produksinya. Biaya persediaan tersebut terutama meliputi biaya tenaga kerja dan biaya personalia yang secara langsung menangani pemberian jasa. Biaya persediaan pemberi jasa tidak termasuk marjin laba atau overhead yang tidak dapat diatribusikan yang sering merupakan faktor pembebanan harga oleh pemberi jasa.

Teknik Pengukuran Jasa


Teknik pengukuran, seperti metode biaya standar atau metode eceran, dapat digunakan untuk mengukur biaya persediaan jika hasilnya dapat memperkirakan biaya. Dalam metode eceran, biaya persediaan diukur dengan mengurangi nilai jual persediaan dengan persentase marjin keuntungan yang sesuai.

Rumus Biaya
Entitas harus mengukur biaya persediaan untuk jenis persediaan yang normalnya tidak dapat di pertukarkan, dan barang atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu dengan menggunakan identifikasi khusus atau biayanya secara individual.

Pengakuan Sebagai Beban


Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatatnya diakui sebagai beban periode dimana pendapatan yang terkait diakui. Beberapa persediaan dapat dialokasikan ke aset lin, misalnya persediaan yang digunakan sebagai komponen aset tetap yang dibangun sendiri. Alokasi persediaan ke aset lain diakui sebagai beban selama umur manfaat aset tersebut.

Bab 12 Investasi Padan Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Entitas Asosiasi
Entitas asosiasi adalah suatu entitas, termasuk entitas bukan Perseroan Terbatas seperti persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh signifikandan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian dalam joint venture.

Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpatisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional stratejik atau suatu entitas, tetapi tidak mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut. Suatu kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain tidak menentukan pengaruh signifikan yang dimiliki oleh investor.

Entitas Anak
Entitas anak adalah suatu entitas yang dikendalikan oleh entitas induk. Pengendalian adalah kemampuan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional dari suatu entitas sehingga mendapatkan manfaat dari aktivitas tersebut.

Entitas Anak
Pengendalian dianggap ada jika entitas induk memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah suara dari suatu entitas, kecuali dapat ditunjukan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak menunjukan adanya pengendalian.

Metode Akuntansi Entitas Asosiasi


Investor harus mengukur investasi pada entitas asosiasi dengan menggunakan metode biaya ( cost method ). Investor harus mengakui dividen dan penerimaan distribusi lainya sebagai penghasilan terlepas apakah hal tersebut berasal dari akumulasi laba entitas asosiasi yang timbul sebelum dan sesudah tanggal perolehan.

Metode Akuntansi Entitas Anak


Investor harus mencatat investasi pada enitas anak dengan menggunaka metode ekuitas ( equity method ). Dalam metode ekuitas, investasi pada entitaas anak awalnya diakui pada biaya perolehan. Entitas anak tidak dikonsolidasikan dalam laporan keuangan investor.

Investor harus mengungkapkan hal-hal berikut : Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak Jumlah tercatat investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak Nilai wajar investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak yang tersedia kuotasi harga yang dipublikasikan

BAB 13 Investasi pada Join Venture

Pengertian Join Venture yaitu perjanjian kontraktual dua pihak atau lebih pada aktivitas ekonomi yg menjadi subjek dari pengendalian bersama / kesepakatan kontraktual

Join Venture terbagi dalam 3 bentuk :

1. Pengendalian Bersama Operasi 2. Pengendalian Bersama Aset 3. Pengendalian Bersama Entitas

1. Pengendalian Bersama Operasi


Meliputi kegiatanpemanfaatan aset & sumberdaya lainnya dari para venturer Para Venturer tersebut menggunakan aset tetap dan mengontrol semua kegiatan ekonomi di dalamnya yg meliputi pengeluaran dan pengelolahan aset. Perjanjian mengatur pembagian bersama pendapatan dan beban dari penjualan produk. Laporan keuangan melaporkan aset yang dikendalikan, kewajiban atas aktivitasnya sendiri, beban aktivitasnya dan pendapatan

2. Pengendalian Bersama Aset


Meliputi beberapa pengendalian bersama atau kontribusi untuk tujuan join Venture Laporan keuangan meliputi :  Bagiannya diklasifikasikan berdasarkan sifatnya  Kewajiban yg terjadi Bagian atas kewajiban dalam hubungannya dengan join venture Pendapatan dan Beban yg terjadi Beban lain yg terjadi terkait dengan bagiannya di Joint Venture

3. Pengendalian Bersama Entitas


Melibatkan pendirian,persekutuan atau entitas lain perusahaan dimana setiap venturer memiliki bagian. Transaksi antara Venturer dan Joint Venture meliputi :  Jika Venturer menjual aset ke Join Venture maka porsi keuntungan-kerugian harus substansi  Jika Venturer membeli aset ke Join Venture maka tidak boleh mengakui laba dari transaksi tersebut

Bab 14 Properti Investasi


Adalah Properti yg dikuasai oleh pemilik melalui sewa pembiayaan untuk menghasilkan kenaikan nilai. Properti investasi Tidak dapat digunakan untuk :  produksi barang dan jasa untuk administratif  Dijual dalam kegiatan sehari-hari Properti Investasi diukur pada biaya pengeluaran dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai

Bab 15 Aset Tetap


adalah aset berwujud yang digunakan dalam produksi ataupenyediaan barang atau jasa untuk tujuan administrasi

Biaya perolehan aset tetap, jika:  Manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut mengalir dari atau ke dalam entitas  Pos tersebut mempunyai nilai dan biaya yang dapat diukur dengan andal

Biaya yang bukan merupakan aset tetap namun harus diakui sebagai beban, jika terjadi:
 biaya pembuakaan fasilitas baru

 Biaya pengenalan produk dan jasa baru  Biaya penyelenggaraan bisnis baru atau lokasi baru  Biaya administrasi

Entitas mengalokasikan jumlah aset yang disusutkan secara sistematis berdasarkan umur manfaatnya Faktor-faktor yang digunakan untuk menentukan faktor manfaat aset, yaitu:  Perkiraan daya beli aset  Perkiraan tingkat keusangan fisik  Pembatasan hukum dalam penggunaan aset

Pengakuan terhadap aset tetap harus dihentikan, jika:  Dilepaskan  Ketika tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diekspektasikan dari penggunaannya

También podría gustarte