Está en la página 1de 14

Penyelenggaraan Komite Medik di RS Dr OEN Surakarta#

Dody Firmanda Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati Jakarta Pendahuluan Dengan terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan RI yang baru tentang penyelenggaraan Komite Medik di rumah sakit (Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/Menkes/IV/2011) - maka Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 772/Menkes/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) sepanjang mengenai pengaturan staf medis, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Internal Staf Medis dicabut dan dinyatakan tidak berlaku1 dan setiap rumah sakit harus menyesuaikan dengan peraturan tersebut selambatnya tanggal 5 November 2011 (6 bulan sejak diundangkannya peraturan tersebut) 2. Adapun tujuan dari Peraturan Menteri Kesehatan yang baru ini adalah untuk mengatur tata kelola klinis (clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien dirumah sakit lebih terjamin dan terlindungi serta mengatur penyelenggaraan komite medik di setiap rumah sakit dalam rangka peningkatan profesionalisme staf medis. 3 Agar tidak terjadi kekosongan/kevakuman peraturan di rumah sakit - maka secara tidak langsung setiap rumah sakit harus membuat Peraturan Interna Staf Medis (Medical Staff Bylaws) yang baru dan merevisi Peraturan Interna Rumah Sakit (Hospital Bylaws) serta Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) dalam waktu 6 bulan sejak ditetapkan/diundangkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/Menkes/IV/2011.

Disampaikan di Aula RS Dr OEN Surakarta Jl. Brigjen Katamso No. 55 Surakarta, Jawa Tengah 25 Februari 2012. 1 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/Menkes/IV/2011 Pasal 20. 2 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/Menkes/IV/2011 Pasal 19. 3 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/Menkes/IV/2011 Pasal 2.

Komite Medik Rumah Sakit Komite Medik Rumah Sakit dibentuk dengan tujuan untuk menyelenggarakan tata kelola klinis (clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien lebih terjamin dan terlindungi.4 Sedangkan tugas Komite Medik adalah meningkatkan profesionalisme staf medis secara: 1. Melakukan kredensial dan rekredensial seluruh staf medis 2. Memelihara mutu profesi staf medis dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian 3. Menjaga disiplin, etika dan perilaku staf medis Dalam melaksanakan tugas di atas Komite Medik dibantu oleh 3 Subkomite yakni: 1. Subkomite Kredensial yang bertugas menapis profesionalisme staf medis; 2. Subkomite Mutu Profesi yang bertugas mempertahankan kompetensi dan profesionalisme staf medis; dan 3. Subkomite Etika dan Disiplin Profesi yang bertugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis. Agar tugas tersebut di atas berjalan dengan baik dan tidak terjadi kerancuan maupun tumpang tindih dalam sistem, maka diperlukan berbagai pedoman sebagai panduan (guidelines). Komite Medik menyusun dan membuat pedoman pedoman yang diperlukan. Pedoman tersebut ditetapkan dan disahkan penggunaannya oleh Kepala/Direktur Rumah Sakit. Pedoman tersebut antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
4

Pedoman Kredensial dan Re-kredensial Pedoman Kewebangan Klinis Daftar Perincian Kewenangan Klinis (White Paper) Pedoman Tata Kelola Klinis (Clinical Governance) Pedoman Pelaksanaan Ronde Ruangan (Ward Round) Pedoman Laporan Jaga (Morning Report)

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/Menkes/IV/2011 Pasal 4.

7. 8. 9. 10.

Pedoman Pembahasan Kasus Kematian Pedoman Pembahasan Kasus Sulit Pedoman Pembinaan Etika dan Disiplin Profesi Medis Pedoman Penanganan Dugaan Pelanggaran Etika dan Displin Profesi Medis 11. Pedoman Dosen Klinis/Dokter Pendidik Klinis (bila rumah sakit tersebut adalah rumah sakit pendidikan) Maka secara sistematik Komite medik melaksanakan tugasnya melalui tiga hal utama yaitu:5 1. rekomendasi pemberian izin untuk melakukan pelayanan medis (entering

to the profession), dilakukan melalui subkomite kredensial (Gambar 1)


2. memelihara kompetensi dan perilaku para staf medis yang telah memperoleh izin (maintaining professionalism), dilakukan oleh subkomite mutu 5) 3. rekomendasi penangguhan kewenangan klinis tertentu hingga pencabutan izin melakukan pelayanan medis (expelling from the profession), dilakukan melalui subkomite etika dan disiplin profesi (Gambar 6) profesi melalui audit medis dan pengembangan profesi berkelanjutan (continuing professional development) (Gambar 2 sampai

Firmanda D. Strategi Peningkatan Mutu Profesi Medik. Disampaikan pada Acara Seminar Nasional XI PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia/Indonesian Hospital Association) dan Seminar Tahunan V Patient Safety dan Hospital Expo XXIV di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta 20-21 Oktober 2011.

Gambar 1. Skema proses kredensial sampai pemberian kewenangan klinis seorang dokter (clinical privilege) Dalam melaksanakan tugas kredensial komite medik memiliki fungsi: a. penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku; b. penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian: 1. kompetensi; 2. kesehatan fisik dan mental; 3. perilaku; 4. etika profesi. evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan; d. e. f. g. h. wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis; penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat. pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik; melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik; dan rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis. 4

c.

Gambar 2. Komite Medik dengan Subkomite Mutu Profesi menjaga kompetensi dan perilaku para staf medis yang telah memperoleh izin (maintaining professionalism) dalam sistem tatakelola klinis (clinical governance)

Gambar 3. Komite Medik dengan Subkomite Mutu Profesi menjaga kompetensi dan perilaku individu staf medis.

Gambar 4. Komite Medik dengan Subkomite Mutu Profesi menjaga kompetensi dan perilaku individu staf medis dalam hal keselamatan pasien (patient safety) .

Gambar 5. Komite Medik dengan Subkomite Mutu Profesi dalam siklus mekanisme audit medis dalam rangka menjaga kompetensi dan perilaku individu staf medis dalam hal mutu profesi dan keselamatan pasien (patient safety)

Gambar 6. Komite Medik dengan Subkomite Etik dan Disiplin Profesi dalam rangka menjaga kompetensi dan perilaku individu staf medis dalam hal mutu profesi dan keselamatan pasien (patient safety)

Kredensial/Re-kredensial Proses kredensial dan rekredensial di rumah sakit adalah tanggungjawab Komite Medik yang dilaksanakan oleh Subkomite Kredensial dengan semangat keterbukaan, adil, obyektif, sesuai dengan prosedur, dan terdokumentasi. Subkomite Kredensial melakukan serangkaian kegiatan termasuk menyusun tim mitra bestari, dan melakukan penilaian kompetensi seorang staf medis yang meminta kewenangan klinis tertentu. Dalam melaksanakan tugas kredensial komite medik memiliki fungsi sebagai berikut: a. penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku; b. penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian: 1. kompetensi; 2. kesehatan fisik dan mental; 3. perilaku; 4. etika profesi. evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan; d. e. f. g. wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis; penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat. pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik; melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik; dan h. rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis. Subkomite Kredensial menyusun dan menyiapkan berbagai instrumen kredensial yang disahkan kepala/direktur rumah sakit. Instrumen tersebut paling sedikit meliputi kebijakan rumah sakit tentang kredensial dan kewenangan klinis, pedoman penilaian kompetensi klinis, formulir yang 10

c.

diperlukan. Pada akhir proses kredensial, komite medik menerbitkan rekomendasi kepada kepala/direktur rumah sakit tentang lingkup kewenangan klinis seorang staf medis. Maka dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Sub Komite Kredensial berpedoman kepada: a. Pedoman Kredensial dan Rekredensial b. Pedoman Kewenangan Klinis c. Daftar Perincian Kewenangan Klinis Dokter dan Dokter Spesialis Ketiga pedoman tersebut panduan bagi Subkomite Kredensial Komite Medik dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk melindungi keselamatan pasien dengan memastikan bahwa staf medis yang akan melakukan pelayanan medis dirumah sakit adalah kredibel, profesional dan akuntabel.

Terima Kasih, semoga bermanfaat. Surakarta, 25 Februari 2012 Dody Firmanda Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati Jakarta http://wwww.scribd.com/Komite%20Medik Catatan: Sebagai contoh terlampir Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: HK.02,04/I/2767/11 tentang Peraturan Internal (Hospital Bylaws) RSUP Fatmawati yang telah ditetapkan dan ditandatangani pada tanggal 19 Desember 2011.

11

12

13

También podría gustarte