Está en la página 1de 28

BAB 1 PENDAHULUAN A.

Latar Belakang
Materi pelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum. Menurut Tamura dan Amung (2003:10) menjelaskan pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang sifatnya wajib diajarkan

disekolah, karena memiliki nilai-nilai positif didalamnya. Pelajaran pendidikan jasmani beorientasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktifitas jasmani dan pembiasaan hidup sehari-hari. Supandi (1990:29) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu aktifitas yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui aktifitas jasmani . Tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan jasmani menurut Lutan (1997:7), adalah sebagai berikut : (a) pembentukan gerak, (b) pembentukan prestasi, (c) pembentukan social, (d) pembentukan pertumbuhan. Dari penjelasan di atas menegaskan bahwa penguasaan keterampilan gerak dalam konteks domain psikomotor, perkembangan domain afektif perilaku disiplin, kejujuran, kerjasama, sportifitas mengikuti peraturan yang berlaku, dan

pengembangan domain kognitif misalnya kecepatan mengambil keputusan merupakan tujuan pendidikan jasmani.

Proses pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang merata dari aspek belajar yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotor. Oleh karena itu, program pendidikan jasmani haruslah menjadi suatu program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada ketiga aspek tersebut. Tercapainya suatu hasil belajar atau tujuan pembelajaran sangat tergantung kepada proses pembelajaran yang dialami oleh siswa, karna belajar merupakan kegiatan yang sangat mendasar dan berproses tersusun secara sistematis.pernyataan ini sesuai dengan Muhibbin syah (1995:89) menyatakan bahwa belajar adalah, kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelengaraan jenis dan jenjang pendidikan. Selain dari hal tersebut proses belajar merupakan suatu interaksi yang baik itu interaksi antara murid dengan murid ataupun murid dengan guru. Hubungan interaksi dalam proses belajar dapat menentukan terhadap tujuan pembelajaran yang diharapkan serta proses belajar pun dapat dipengaruhi juga oleh lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Husdarta dan Saputra (2000:2), bahwa belajar itu dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Ini menunjukan bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan atau tujuan pembelajaran sangat bergantung terhadap proses belajar yang dialami oleh siswa, baik ketika dia berada dilingkungan sekolah maupun saat dia berada di lingkungan rumah atau lingkungan keluarganya sendiri.

Dalam pencapaian tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dapat ditempuh salah satunya melalui aktifitas pemebelajaran lari jarak pendek. Karena olahraga lari jarak pendek ini merupakan permainan olahraga perorangan, artinya kegiatan olahraga ini membutuhkan kekuatan kaki, karena lari jarak pendek olahraga dimana peserta berlari dengan kecepatan maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh. Program dan penyelenggaraan pendidikan jasmani, pengajar memberi tugas ajar yang disesuiakan dengan kemampuan siswa. menurut prinsip Developmentally Appropriate Practises ( DAP ), yang dikutip oleh Suherman dan Mahendra ( 2001:17) maksudnya adalah tugas ajar yang memperhatikan perubahan kemampuan anak dan tugas ajar yang dapat mendorong perubahan tersebut. Dengan demikain selain tugas ajar dalam penyelenggaraan pendidikan jasmani harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar dan tugas ajar pun harus mampu mengakomodasikan perubahan dan perbedaan karakteristik setiap individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik dalam hal ini yaitu hasil belajar yang lebih baik. Dalam pendidikan jasmani, pengajaran langsung biasanya memandang bahwa guru melakukan control yang penuh terhadap apa yang siswa pelajari dan bagaimana prosesnya berlangsung.

Menurut Suherman dan Agus mahendra (2001:144) : Guru penjas yang menggunakan pengajaran langsung melakukan hal-hal sebagai berikut :  Memecah keterampilan kedalam bagian-bagian tertentu hingga batas dapat diatur dan berorientasi pada keberhasilan.  Secara jelas menerangkan dan mendemonstrasikan apa yang harus dilakukan siswa.  Merancang tugas yang terstruktur untuk siswa sehingga mudah dipelajari  Mewajibkan siswa untuk bertanggung jawab pada tugasnya melalui pengajaran aktif dan umpan balik khusus. Berdasarkan paparan tersebut, seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk memberikan tugas gerak pada siswa dengan adanya arahan dan demonstrasi mengenai tugas gerak yang harus dilakukan oleh siswa, semuanya dalam pengawasan guru. Dari masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran lari jarak pendek tersebut, dapat dibantu dengan penggunaan media pembelajaran sebagai perantara dalam penyampaian informasi pesan dari interaksi yang terjadi antara guru dengan murid dalam upaya untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi pencapaian tujuan pembelajaran, hal ini selaras dengan pernyataan dari Rustaman, dkk (2003:134) bahwa media pembelajaran adalah segala jenis sarana yang dapat diindra yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. sedangkan pengertian menurut Djamarah (1995:136) adalah media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. 6

Adapun fungsi dari media pembelajaran menurut Rustaman dan kawan kawan (2003:141) : Fungsi media pembelajaran diantaranya : 1. Memperjelas dan memperkaya / melengkapi informasi yang diberikan secara verbal 2. Meningkatkan motivasi dan perhatian siswa untuk belajar 3. Menambah penyajain materi 4. Member stimulus respon siswa 5. Meningkatkan keingintahuan (curiousity) siswa Disamping pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan, karakteristik, materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari yang paling dirasakan oleh para guru pendidikan jasmani adalah hal-hal yang berkaitan dengan sarana serta prasarana pendidikan jasmani yang adalah media pembelajaran pendidikan jasmani yang sangat diperlukan.minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan 7

Seperti yang diungkapkan oleh Lutan dan Suherman (2000:69) berikut :

sebagai

Modifikasi peralatan, guru dapat mengurangi tingkat kompleksitas tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu, misalnya : berat ringanya, besar kecilnya, tinggi rendahnya, panjang pendeknya, peralatan yang digunakan Dari pernyataan tersebut modifikasi memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran terutama dalam menciptakan suasana pembelajaran pendidikan jasmani yang aktif dan menyenangkan serta dapat berguna bagi sekolah sekolah yang berada dipedesaan dengan segala keterbatasan sarana dan prasaranapembelajaran penjas. Maka berdasarkan uraian permasalahan tersebut, membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai upaya meningkatkan pola gerak dasar lari jarak pendek melalui modifikasi ban bekas pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Cilimus.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah mengenai upaya meningkatkan pola gerak dasar lari jarak pendek melalui modifikasi ban bekas pada siswa kelas VIII 3 di SMP N 1 Cilimus yang telah dikemukakan sebelumnya, muncul identifikasi masalah sebagi berikut: 1. Kurang antusianya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

pendidikan jasmani dalam materi lari jarak pendek 2. Kurang ide kreatifitas yang dimiliki oleh guru dalam pengembangan proses pembelajaran lari jarak pendek

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka muncul pertanyaan penelitian : seberapa besar peningkatan pola gerak dasar lari jarak pendek menggunakan modifikasi ban bekas.

D. Pemecahan Masalah
Dari uraian permasalahan diatas adapun cara pemecahan masalah yang akan dilakukan oleh peneliti, adalah : Sebagai peneliti mampu membuat strategi yang menarik agar modifikasi ban bekas yang digunakan dalam pembelajaran dapat berjalan optimal.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


 TUJUAN Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan rumusan masalah penelitian, maka penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui apakah melalui modifikasi ban bekas efektifitas pembelajaran pola gerak dasar lari jarak pendek meningkat.  MANFAAT Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu refernsi bagi guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan proses pembe;ajaran serta dapat memberikan informasi secara ilmiah dan dapat memberikan masukan kepada semua pihak pengajar khususnya bagi pengajar pendidikan jasmani dalam usaha menanamkan arti pentingnya sebuah modifikasi pemebelajaran.

10

BAB II KERANGKA TEORETIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kerangka Teoretik


Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah dalam penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan istilah yang digunakan dalam peneltian ini. 1. Modifikasi menurut Suherman (1998 :1), yaitu esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran denagn cara meruntukanya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. 2. Modifikasi menurut http://intl.feedfury.com/content/47617608-pengertianpembelajaran-dengan-cara-pendekatan-modifikasi.html, yaitu salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. 3. Lari jarak pendek menurut http://hadilegowo08.blogspot.com/2007/12/larijarak-pendek.html, yaitu Lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 m sampai dengan jarak 400 m. oleh karena itu kebutuhan utama untuk lari jarak pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus lancer dan efisien dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi.

11

4. Pembelajaran olahraga, menurut Abdul gafur yang dikutif oleh Lutan dan Cholik (1997:14), pembelajaran olahraga adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila. 5. Esensi modifikasi menurut Yoyo Bahagia (2010:3) adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkanya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Selaian itu, modifikasi berperan dalam menciptakan suatu pembelajaran yang aktif serta dapat dijadikan suat alternative dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang menyenangkan bagi siswa, sebgai mana dikatakan Yoyo Bahagia (2010:5) : Pendekatan modifikasi dapat digunakan sebagai alternative dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Karena pendekatan ini memprtimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak, sehingga anak akan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dengan senang dan gembira. Mengacu pada anggapan dasar, penulis mempunyai asumsi bahwa hasil belajar dapat dicapai melalui pembelajaran pendidikan jasmani yang sesuai dengan DAP yaitu salah satunya melalui modifikasi pembelajaran lari jarak pendek yang disesuiakan dengan karakteristik dan perkembangan siswa, sehingga dapat terciptanya sesuatu pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. 12

B. Hipotesis
Berdasarkan uraian dari anggapan dasar yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil suatu hipotesis dari penulis bahwa : pembelajaran lari jarak pendek menggunakan modifikasi ban bekas dapat meningkatkan pola gerak dasar siswa kelaas VIII 3 di SMP N 1 Cilimus.

13

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dengan penelitian tindakan kelas peneliti dapat mencermati suatu obyek dalam hal ini siswa, menggunakan pendekatan atau model pembelajaran tertentu untuk

meningkatkan tingkat kesegaran jasmani siswa. Melalui tindakan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam bentuk rangkaian siklus kegiatan. Dengan demikian perkembangan dalam setiap kegiatan dapat terpantau

B. Rencana Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas VIII 3 SMP N 1 Cilimus, yang berjumlah 40 orang, dimana laki-laki 22, perempuan 18 orang, yang sedang mengikuti mata pelajaran penjaskes. Dengan beberapa pertimbangan dan alasan, penulis menentukan waktu selama 3 bulan, sampai hasil penelitian dan penulisan laporan.

14

C. Instrumen Penelitian
 Berjalan dengan lutut diangkat tinggi a. Masing-masing paha diangkat sampai sejajar dengan tanah b. Gerakan kedua lengan ke depan dan ke belakang, jangan menyilang badan c. Doronglah dengan kuat sampai berakhir diatas ujung kaki pada setiap langkahnya  Menendang pantat (hit kick) a. Mulai dengan lari di tempat dan tendangkan tumit ke belakang b. Mulailah bergerak pelan kedepan, tendangkan tumit ke belakang lebih tinggi lagi c. Bergeraklah dan angkat tumit ke belakang setinggi mungkin  Gerakan lengan lari sprint a. Tariklah siku dan otot-otot muka rileks, biarkan rahang tergantung b. Melihatlah ke depan dan condongkan sedikit ke depan c. Biarlah tungkai bergerak dengan sendirinya dan berkonsentrasi pada kedua lengan

15

D. Desain Penelitian

PLAN REFLECTIVE OBSERVATION REVISED PLAN REFLECTIVE OBSERVATION REVISED PLAN REFLECTIVE OBSERVATION

MERENCANAKAN MENGAMATI

MELAKUKAN TINDAKAN MEREFLEKSI

16

 Perencanaan Disini peneliti membuat sekenario pembelajaran dengan menggunakan pola latihan, peneliti memuat alat dimodifikasi sebelumnya.  Pelaksanaan tindakan Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan sekenario pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.  Observasi pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.  Refleksi Dari hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini. Dari hasil ini peneliti dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi apakah yang dilakukan telah meningkatkan kemampuan siswa. bantu mengajar yang sudah

17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang penulis teliti terbukti bahwa modifikasi ban bekas pada pembelajaran lari jarak pendek memberikan peningkatan terhadap pola gerak dasar siswa kelas VIII 3 SMP N 1 Cilimus.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut:

24

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

1 2

A. LATAR BELAKANG

.. ..

3 9 9 9 10

B. IDENTIFIKASI MASALAH

C. RUMUSAN MASALAH .. D. PEMECAHAN MASALAH E. TUJUAN DAN MANFAAT BAB II KERANGKA TEORETIS A. PENGERTIAN MODIFIKASI ... ... .. ..

11 11 12 12 13

B. PENGERTIAN LARI JARAK PENDEK C. PEMBELAJARAN OLAHRAGA

...

D. ESENSI MODIFIKASI E. HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN B. RENCANA PENELITIAN ... 2 14 14

C. INSTRUMEN PENELITIAN

15 16 18 19 19 20

D. DESAIN PENELITIAN E. SIKLUS I F. SIKLUS II G. SIKLUS III ... ...

H. CONTOH GAMBAR

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. PELAKSANAAN 21 21 23

B. PELAKSANAAN TINDAKAN C. HASIL PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN B. SARAN 24 24

DAFTAR PUSTAKA

SIKLUS I a. Pemanasan Dalam kegiatan pemansan kita membuat bentuk permainan yang menggunakan media ban bekas, yaitu mengejar dan mengetuk. Anggota tim A berpasang-pasanagan dengan anggota B. semua anggota tim A berlari pelan ke garis 15 meter di depannya. Para pelari A masuk ke dalam ban ini kemudian segera membalik dan berlari cepat ke tempat semula, anggota tim B berusaha mengejar dan mengeuk setelah yakin bahwa pasangannya telah masuk ke ban, usahakan dapat mengejar dan mengetuk sebelum pasanganya tiba ke garis semula. b. Kegiatan inti Dalam kegiatan ini dilaksanakan kegiatan lari ABC, pola gerak dasar lari jarak pendek, yang pertama dilakukan pola gerak dasar berjalan dengan lutut diangkat tinggi, siswa harus melakukannya sambil melewati ban yang diatur sejajar, yang kedua menendang pantat, siswa harus melakukan pola gerak dasar ini sambil melewati ban bekas yang sudah diatur sejajar, yang kedia siswa melatih gerakan lengan lari sprin, disini tidak menggunakan ban. c. Kegiatan akhir Dalam kegiatan akhir setelah penenengan diadakan evaluasi sekaligus pemberian motivasi pada mereka yang masih belum maksimal dalam beraktifitas

18

SIKLUS II Dalam siklus kedua dicobakan aktifitas yang lain yaitu aspek kecepatan, bentuk kegiatanya pun sama seperti siklus 1,namun di siklus 2 ini, menekankan siswa yang melakukan harus lebih cepat, kareka disiniakan mengambil siapa waktu yang paling cepat antara kelompok A dan kelompok B, setiap melakukan gerakaan pola ABC yang melewati ban yang sudah ditur sejajar seperti siklus 1

SIKLUS III Pada siklus 3 ini kita cobakan jens kegiatan aktifitas jasmani yang selama ini kurang disenangi oleh para siswa yaitu atletik nomor lari, dengan memperpadukan dari

siklus 1 dan siklus 2, mengkombinasikan kan menjadi suatu bentuk latihan yang menggabungkan berjalan dengan lutut diangkat tingg, menendang pantat dan gerakan lengan lari sprint yaitu dengan cara didalam satu lapangan kita membuat 3 pos yang pertama yaitu pos untuk melakukan berjalan dengn lutut diangkat tinggi, pos yang kedua menendang pantat, dan yang ketiga gerakan lengan lari sprit, aturannya adalah setiap siswa melakukan dari setiap pos ke pos lainya dengan diwaktu, siapa yang paling cepat itulah pemenangnya, dalm siklus ketiga ini menggunakan unsure perlombaan supaya anak termotivasi dalam melakukan pola gera dasar lari sprint

19

Contoh gambar permainan pada siklus III

20

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan

No 1 2 3 4 5 6 7

Oktober Kegiatan 1 Perencanaan Proses pembelajaran Evaluasi Pengumpulan Data Analisis Data Penyusunan Hasil Pelaporan Hasil 2 3 4 1

November 2 3 4 1

Desember 2 3 4

B. Pelaksanaan tindakan
Pada setiap siklus diupayakan mulai dari awal kegiatan kita ciptakan suasana yang menarik, kita hilangkan kesan bahwa aktivitas jasmani merupakan kegiatan yang membuat lelah. Kita beri kesempatan pada siswa mulai dari awal pemanasan dengan beraktivitas jasmani sambil bersendau gurau, bernyanyi, biarkan sambil berteriak, yang pasti mereka harus beraktivitas baik secara berpasangan atuapun berkelompok.

21

Setelah mereka melakukan pemanasan sambil membuat lingkaran atau dengan cara berkumpul yang menarik, kita beri penjelasan tentang kegiatan inti dengna pendekatan bermain. Selanjutnya setelah mereka memahami tentang tata cara bermainnya dibagi kelompok. Biarkan mereka bermain sekalipun ada yang sambil berteriak yang penting mereka senang. Tanpa mereka sadari mereka telah melaksanakan aktivitas jasmani selama jam pelajaran berlangsung. Unsur pendidikan yang didapat adalah : 1. Unsur kognitif melatih anak untuk dapat mencermati medan dengan cepat, mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, memprediksi kegagalan, mengantisipasi permasalahan dengan cepat 2. Unsur afektif melatih anak untuk bersikap sportif, fair play, bekerjasama, bersosialisasi 3. Unsur psikomotorik Dengan melakukan kegiatan aktivitas jasmani sambil bermain ini anak akan memiliki kemampuan motorik yang tinggi, terdapat unsur-unsur endurance, flexibility, agality, speed, coordination, accuray.

22

C. Hasil penelitian Nama Berjalan dengan lutut diangkat tinggi Andi Dian Rian Agus Indra Asep Nirma Ficky Ibnu B B BS B C B B BS K Menendang pantat C C B B BS B B B B Gerakan lengan B B BS B C C C B B

Keterangan BS (Baik sekali) B (Baik) C (Cukup) K (Kurang) SK (Sangat kurang) 5 4 3 2 1

23

UPAYA MENINGKTAKAN POLA GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK (SPRINT) MELALUI MODIFIKASI BAN BEKAS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 CILIMUS

PTK UTUH Diajukan sebagai salah satu tugas uas penelitian tindakan kelas

Oleh :

RICKY DWI S
0801452

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2012

DAFTAR PUSTAKA

Rusli Lutan, 1988. Manajemen Penjaskes. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. http://intl.feedfury.com/content/47617608-pengertian-pembelajaran-dengan-carapendekatan-modifikasi.html http://hadilegowo08.blogspot.com/2007/12/lari-jarak-pendek.html,

Yoyo Bahagia 2008, pembelajaran atletik, upi FPOK

Yoyo Bahagia 2010 : 5, pengembangan media pembelajaran penjas ,upi, FPOK

Sudjana, 1998. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar. Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D,

Dikdik Zafar Sidik 2009, pedoman mengajar dan melatih atletik,

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Alloh SWT atas segala rakhmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan ptk utuh ini tepat pada waktunya. PTK ini berjudul: upaya meningkatkan pola gerak dasar lari jarak pendek (sprint) melalui modifikasi ban bekas siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Cilimus. Dalam PTK ini dibahas mengenai, upaya bagai mana meningktkan pola gerak dasar lari jarak pendek (sprint) pada siswa SMP Negeri 1 Cilimus Penulis menyadari bahwa PTK ini masih banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan penulis, oleh sebab itu dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan tentunya bersifat mendorong untuk kemajuan di kemudian hari. Akhir kata, penulis berharap PTK ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya.

Bandung, january 2012 Penulis,

Ricky dwi selviana

También podría gustarte