Está en la página 1de 34

Draft

MANHAJ Tarbiyah Pelajar 1426 H PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

Dasar Pemikiran 1. Persiapan masa depan yang bertumpu pada kualitas sumber daya manusia (SDM) telah menjadi perhatian serius setiap ideologi, negara dan institusi di dunia dalam menghadapi persaingan global. 2. Tarbiyah Islamiyah, dengan misinya yang khas dan menyeluruh, harus pula mempersiapkan diri menghadapi masa depan dengan baik agar dapat memelopori dan memimpin segenap perubahan yang ada sesuai fungsinya. 3. Tarbiyah Pelajar memiliki peran strategis dalam mempersiapkan SDM di masa depan bangsa. 4. Mengingat perannya yang besar dan strategis, Tarbiyah Pelajar memerlukan pedoman penyelenggaran yang jelas, sistematis dan terarah. 5. Dengan semakin besarnya kebutuhan jamaah akan kader inti muda dan berkualitas, maka Tarbiyah Pelajar memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

PENDAHULUAN

1.

Problem internal adalah problem disebabkan oleh faktor yang berasal dari Jamaah, seperti:

Problematika Tarbiyah Sekolah

a. Perhatian khusus Jamaah terhadap Tarbiyah Pelajar yang belum optimal, Hal ini dapat dilihat dari lemahnya pengelolaan Tarbiyah Pelajar pada aspek (a) manhaj, (b) struktur, (c) personal. b. Mobilitas vertikal dan horisontal para aktifis Tarbiyah yang meningkat di berbagai sektor, sementara proses regenerasi yang akan kelanjutan tarbiyah terabaikan khususnya Tarbiyah Pelajar. c. Lemahnya Tarbiyah kampus lebih diakibatkan karena minimnya pasokan aktifis Tarbiyah Pelajar. Hal ini diakibatkan minimnya Kader Tarbiyah yang siap untuk menangani Tarbiyah Pelajar

2. Problem Eksternal: Problem/tantangan yang disebabkan oleh faktor yang berasal dari luar Jamaah yang sangat berpengaruh bagi gerakan Tarbiyah sekolah, seperti a. Tantangan Pemikiran dan budaya yang bisa mempengaruhi aktifitas para pelajar seperti gerakan liberalisme dan feminisme dan aliran pemahaman yang mulai menyentuh para pelajar b. Demoralisasi yang parah meliputi fenomena musik hedonistik, narkoba, seks bebas dan tawuran di kalangan pelajar.

3. Adanya kedua problem internal dan eksternal tersebut di atas menyebabkan terjadinya penurunan aktifitas Tarbiyah secara signifikan khususnya dikalangan pelajar.

URGENSI Tarbiyah Pelajar


Interaksi antar pelaku dan obyek tarbiyah yang tinggi dalam waktu yang relatif lama sehingga tarbiyah semakin efektif. Pemasok SDM di berbagai lapisan masyarakat; baik sebagai basis nukhbawi maupun jamahiri Penopang utama aktifis Tarbiyah kampus Periode emas tarbiyah nukhbawiyah yang efektif, massal dan strategis.

Landasan SyarI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Dan siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang-orang yang berdakwah / mengajak manusia kepada Allah dan ia mengatakan bahwa sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri (QS.33 :21) Kalian adalah sebaik-baik ummat yang dikeluarkan bagi manusia, kalian memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran (QS. 3:110). Serulah kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan debatlah mereka dengan jalan yang terbaik. (QS. 16 : 125). Sesungguhnya mereka (ashabul kahfi) adalah para pemuda yang beriman kepada Rabbnya dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk / hidayah (QS. 18:13). Kisah Thalut yang diangkat oleh Allah SWT untuk menjadi pemimpin Bani Israil adalah dikarenakan memiliki 2 kekuatan kompetensi kepemudaan: ilmu/intelektualitas & keperkasaan fisik (QS.2 : 246 247). Al-Quran memerintahkan agar senantiasa mempersiapkan diri dengan segenap kekuatan apa saja yang kita miliki untuk menghadapi musuh (QS.8:60). Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur bagaikan bangunan yang sangat kokoh. (QS. 61 : 4).

Landasan Tandzimi

TUJUAN Tarbiyah Pelajar


Lahirnya Kader-kader Inti berusia muda sebagai pendukung dan pelopor tegaknya misi dan visi jamaah.

SASARAN Tarbiyah Pelajar


1. Munculnya Kader Inti dari Kalangan Sekolah yang memiliki qaidah harokiyah. 2. Munculnya Kader Inti dari Kalangan Sekolah yang memiliki qaidah ijtimaiyah. 3. Munculnya kader inti dari kalangan sekolah yang siap untuk memenuhi kebutuhan SDM Jamaah dimasa yang akan datang 4. Munculnya Kader muda yang memiliki kualitas ruhiyah, ilmiyah dan fanniyah .

OBYEK Tarbiyah Pelajar


Obyek Tarbiyah Pelajar adalah para pelajar disekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat Atas

PRINSIPPRINSIP-PRINSIP PENYELENGGARAAN Tarbiyah Pelajar


Prinsip Umum 1. Al-Quran dan Sunnah merupakan sumber petunjuk utama pembinaan aqidah, ibadah dan akhlak. 2. Siroh Rasulullah SAW dan sahabatnya merupakan petunjuk abadi bagi operasional tarbiyah yang asasi di berbagai kondisi dan zaman. 3. Dalam mewujudkan tujuan dan sasaran Tarbiyah Pelajar, diperlukan berbagai sarana dan program yang kreatif, fleksibel, realistis dengan memperhatikan karakteristik Tarbiyah Pelajar . 4. Memperhatikan sunnah tadarruj (pentahapan) dalam mendesain program-program Tarbiyah Pelajar.

Prinsip Khusus
1. Dalam pelaksanaan Tarbiyah Pelajar, hendaknya memiliki penekanan yang kuat dalam aspek ruhiyah, disamping fikriyah dan jasadiyah. 2. Dalam proses Rekrutmen untuk tarbiyah nukhbawiyah, diprioritaskan kepada obyek dengan kriteria: (a) paling siap menerima dan menyambut seruan Tarbiyah, (b) potensial bagi Tarbiyah. 3. Tajnid Ikhwani hendaknya menjadi program utama yang akan menjadi penggerak Tarbiyah Pelajar

Peserta Tarbiyah
Peserta Tarbiyah Pelajar adalah Seseorang yang direkrut untuk mengikuti proses Tarbiyah dari lingkungan sekolah sesuai dengan marhalahnya

Rekruitmen
Rekrutmen adalah upaya pemantauan calon peserta Tarbiyah untuk membentuk halakoh tamhidi atau taklim Tarbawi melalui: 1. Rekruitmen Fardi :adalah rekrutmen yang dilakukan atas inisiatif pribadi atau atas rekomendasi dari halaqah Rekruitmen JamaI : adalah rekrutmen yang dilakukan oleh halaqah struktur yang lebih tinggi secara kolektif atau dilaksanakan oleh unit sekoh. Mentoring : adalah suatu upaya untuk membentuk halakoh tamhidi Melalui kegitan formal yang dilaksanakan oleh organisasi ektra/intra kurikuler ataupun lembaga sekolah jangka waktu tertentu

2.

3.

Pemantauan Peserta
Apakah calon peserta tersebut : 1. Berkepribadian hanif. 2. Siap mendengarkan dawah. 3. Memiliki kecenderungan untuk merubah diri dan merubah orang lain. 4. Memiliki potensi tertentu yang dapat bermanfaat bagi dawah 5. Melaksanakan ibadah-ibadah wajib. 6. Simpati pada persoalan Islam dan keislaman.

Jenjang tarbiyah pelajar


Jenjang SLTP Jenjang SLTA

Tarbiyah Pelajar Jenjang SLTP


Pelaksana Pelaksana Tarbiyah SLTP adalah : Unit sekolah SLTP tersebut yang dibentuk oleh Forum Alumni SLTP yang bertanggung jawab kepada Elemen Kaderisasi DPD/Cabang melalui struktur yang dibentuknya Penanggung jawab Kaderisasi DPD/DPC

Jenjang Tarbiyah Pelajar SLTP


Tarbiyah Pelajar SLTP adalah merupakan tahap Awal untuk penjaringan peserta tarbiyah untuk itu Penjenjangan Tarbiyahnya adalah : 1. Untuk kelas 1 dan 2 awal sentuhan tarbiyah, dengan berbagai aktifitas yang mempersiapkan mereka untuk masuk ke jenjang tarbiyah 2. Untuk kelas 3 sebagai peserta awal tarbiyah dengan jenjang Tamhidi

Metode yang dilakukan


Untuk kelas 1 dan 2
1. 2. 3. 4. 5. Mentoring Game Outbound indoor ataupun outdoor Rihlah tarbawiyah Semua aktifitas kegiatan disuaikan dengan usia peserta

Untuk kelas 3:
1. Halaqoh dengan muatan 30% nilai/isi materi yang disampaikan, 40 % contoh-contoh aplikatif, 30% Hayatus Shahabah atau salafussholeh 2. Sarana-sarana halaqoh 3. Semua aktifitas kegiatan disuaikan dengan usia peserta

Tahapan Tarbiyah Pelajar SLTP


Pembentukan 1. 2. Pengertian : Tahap Pembentukan adalah fase mulai terbentuknya embrio dakwah dan pengelola dakwah di suatu sekolah. Parameter utama : a. Terbentuknye pelaksana Tarbiyah di SLTP tersebut atau unit sekolah yang dibentuk oleh Alumni sekolah yang bersangkutan b. Mulai bergulirnya program-program mentoring dikelas 1 dan 2 melalui para ADS SLTP tersebut melalui lembaga dakwah khusus seperti lembaga Mushalla / Masjid Sekolah dan atau Kerohanian Islam dan atau OSIS. Strategi : Penekanan pada pertumbuhan rekrutmen. Program rekrutmen menjadi fokus utama melalui program mentoring atau kegiatan lainnya Setiap SLTP yang berada di lingkungan SLTA maka SLTA tersebut bertanggung jawab dalam pelaksanaan tarbiyah di SLTP tersebut Setiap DPD/DPC melalui struktur dibawahnya bertanggung jawab untuk menyiapkan murobbi menyiapkan SDM muwajjih tablighi/muballigh dan Murabbi. Optimalisasi berbagai LSM terkait yang ada.

3. a. b. c. d.

Pertumbuhan 1. Pengertian :
Tahap Pertumbuhan adalah fase mulai tumbuhnya para peserta tarbiyah dimarhalah tamhidi, sebagai akibat keberhasilan mentoring dan kegiatan lainnya di sekolah. 2. a. b. c. d. 3.

Parameter Utama :
Tercapainya pertumbuhan Tarbiyah dengan marhalah tamhidi hingga mencapai 10 % dari seluruh siswa muslim kelas 3 di sebuah sekolah Teroptimalisasi pengelolaan lembaga dakwah khusus seperti Mushalla/Masjid Sekolah dan Kerohanian Islam (Rohis) OSIS oleh peserta Tarbiyah dalam menjalankan berbagai program dakwah. ATS Siswa mulai memainkan peranan penting dalam dakwah formal pada lembaga-lembaga siswa: OSIS, ekstra kurikuler, dsb. ATS Siswa memiliki keseimbangan bekal diniyah, dakwiyah, jasadiyah, fanniyah dan akademis.

Strategi :
Optimalisasi program Tarbiyah dengan memanfaatkan perangkat Manhaj Tarbiyah dan dukungan struktur jamaah yang ada. Memperkuat kaderisasi dan regenerasi calon ADS Murabbi, baik dari kalangan siswa maupun alumni. Memperbanyak variasi program intensifikasi kader. Mengadakan berbagai pelatihan-pelatihan sebagi penunjang aktifitas tarbiyah dan dakwah sekolah. Memperhatikan prestasi akademis dan bakat para ATS dan Simpatisan. Perambahan dakwah pada lembaga formal siswa untuk meningkatkan peran dakwah Sekolah. Optimalisasi berbagai LSM terkait yang ada.

Pematangan 1. Pengertian 2.

: Tahap Pematangan adalah fase mulai matangnya Tarbiyah di suatu sekolah SLTP yang ditandai dengan semakin banyaknya peserta tarbiyah dan simpatisan yang massal sebagai akibat kematangan individu ADS maupun lembaga dakwahnya.

Parameter Utama :
Tercapainya pertumbuhan peserta Tarbiyah marhalah tamhidi hingga mencapai 20 % dari seluruh siswa muslim di sekolah SLTP kelas 3. Mulai efektifnya kualitas Tarbawiyah dalam mencapai target muwashofat di marhalah tamhidi sesuai dengan manhaj. Tercapainya pertumbuhan simpatisan dakwah yang menerapkan akhlak Islami hingga mencapai 60 % dari seluruh siswa muslim disuatu sekolah SLTP. Mulai terlihat fenomena kebangkitan Islam secara signifikan dalam sekolah tersebut yang tampak dari berbagai parameter seperti: maraknya jilbab, salam, shalat jamaah, kegiatan Islam dan berbagai tampilan akhlak Islami lainnya, Pematangan pengelolaan lembaga dakwah khusus seperti Mushalla/Masjid Sekolah dan Kerohanian Islam (Rohis) OSIS dengan progam yang semakin cermat dan efektif serta struktur dan personil yang kuat dan regeneratif. Penguasaan dan optimalisasi dakwah pada lembaga formal siswa seperti OSIS, Pengurus kelas dan Ekstra Kurikuler Mulai matangnya potensi kepemimpinan, prestasi akademis dan ketrampilan di kalangan Peserta tarbiyah. Mulai ekspansi dakwah kepada SLTP sekitarnya.

Strategi :
Optimalisasi program Tarbawiyah dengan memanfaatkan perangkat Manhaj Tarbiyah dan dukungan struktur jamaah yang ada. Memperkuat kaderisasi dan regenerasi calon Murabbi dari kalangan alumni dengan marhalah minimal muayid dan calon mentor dari kalangan siswa untuk menangani mentoring kelas 1 dan 2. Memperbanyak variasi program intensifikasi kader. Manajemen SDM ATS yang optimal. Pengarahan SDM ATS Siswa dalam berbagai aktifitas dakwah formal. Mengembangkan Pelatihan-pelatihan. Penekanan pada berbagai variasi dakwah ammah. Penggunaan parameter terukur dalam mengevaluasi perkembangan dakwah ammah. Optimalisasi Unit Sekolah.

Tarbiyah Pelajar Jenjang SLTA


Pelaksana Pelaksana Tarbiyah SLTA adalah : Unit sekolah SLTA tersebut yang dibentuk oleh struktur atau Forum Alumni SLTA (jika kader inti) yang bertanggung jawab kepada Elemen Kaderisasi DPD/Cabang melalui struktur yang dibentuknya Penanggung jawab Kaderisasi DPD/DPC

Jenjang Tarbiyah Pelajar SLTA


Tarbiyah Pelajar SLTA adalah merupakan Tahap pematangan peserta tarbiyah untuk itu Penjenjangan Tarbiyahnya adalah : 1. Bagi pelajar yang jenjang marhalah tamhidinya di SLTP kelas 3 maka kelas 1 dan 2 SLTA muayid dan kelas 3 muntasib 2. Bagi pelajar yang memulai tarbiyahnya di SLTA Maka penjenjangannya Kelas 1 Tamhidi, kelas 2-3 muayid atau Muntasib di akhir tahun ke-3

Metode yang dilakukan


Untuk kelas 1 untuk bulan pertama bulan ketiga
1. 2. 3. 4. 5. 6. Mentoring Game Outbound indoor ataupun outdoor Rihlah tarbawiyah Semua aktifitas kegiatan disuaikan dengan usia peserta Sifat kegiatan penumbuhan minat untuk tarbiyah

Untuk kelas 1-3:


1. Halaqoh dengan muatan 30% nilai/isi materi yang disampaikan, 40 % contohcontoh aplikatif, 30% Hayatus Shahabah atau salafussholeh 2. Kegiatan halaqoh sesuai dengan jenjang marhalahnya 3. Sarana-sarana halaqoh 4. Semua aktifitas kegiatan disuaikan dengan usia peserta

Tahapan Tarbiyah Pelajar SLTA


Pembentukan 1. 2. Pengertian : Tahap Pembentukan adalah fase mulai terbentuknya embrio dakwah dan pengelola dakwah di suatu sekolah. Parameter utama : a. Terbentuknye pelaksana Tarbiyah di SLTA tersebut atau unit sekolah yang dibentuk oleh Alumni sekolah yang bersangkutan b. Mulai bergulirnya program-program Tarbiyah melalui lembaga dakwah khusus seperti lembaga Mushalla / Masjid Sekolah dan / atau Kerohanian Islam dan / atau OSIS. Strategi : Penekanan pada pertumbuhan rekrutmen. Program rekrutmen menjadi fokus utama melalui program mentoring atau kegiatan lainnya Tarbiyah Pelajar menjadi bagian dari tarbiyah kampus Setiap DPD/DPC melalui struktur dibawahnya bertanggung jawab untuk menyiapkan murobbi menyiapkan SDM muwajjih tablighi/muballigh Optimalisasi berbagai LSM terkait yang ada.

3. a. b. c. d.

Pertumbuhan 1. Pengertian
2. a. b. c. d. 3.

: Tahap Pertumbuhan adalah fase mulai tumbuhnya para peserta tarbiyah dimarhalah tamhidi, sebagai akibat keberhasilan mentoring dan kegiatan lainnya di sekolah.

Parameter Utama :
Tercapainya pertumbuhan Tarbiyah dengan marhalah tamhidi hingga mencapai 10 % dari seluruh siswa muslim kelas 1 di sebuah sekolah atau 15% untuk seluruh siawa muslim yang ada di sekolah itu dalam marhalah tamhidi dan muayid Teroptimalisasi pengelolaan lembaga dakwah khusus seperti Mushalla/Masjid Sekolah dan Kerohanian Islam (Rohis) OSIS oleh peserta Tarbiyah dalam menjalankan berbagai program dakwah. ATS Siswa mulai memainkan peranan penting dalam dakwah formal pada lembaga-lembaga siswa: OSIS, ekstra kurikuler, dsb. ATS Siswa memiliki keseimbangan bekal diniyah, dakwiyah, jasadiyah, fanniyah dan akademis.

Strategi :
Optimalisasi program Tarbiyah dengan memanfaatkan perangkat Manhaj Tarbiyah dan dukungan struktur jamaah yang ada. Memperkuat kaderisasi dan regenerasi calon ADS Murabbi, baik dari kalangan siswa maupun alumni. Memperbanyak variasi program intensifikasi kader. Mengadakan berbagai pelatihan-pelatihan sebagi penunjang aktifitas tarbiyah dan dakwah sekolah. Memperhatikan prestasi akademis dan bakat para ADS Siswa dan Simpatisan. Perambahan dakwah pada lembaga formal siswa untuk meningkatkan peran dakwah ammah. Optimalisasi berbagai LSM terkait yang ada.

Pematangan 1. Pengertian 2.

: Tahap Pematangan adalah fase mulai matangnya Tarbiyah di suatu sekolah SLTA yang ditandai dengan semakin banyaknya peserta tarbiyah dan simpatisan yang massal sebagai akibat kematangan individu ATS maupun lembaga dakwahnya.

Parameter Utama :
Tercapainya pertumbuhan peserta Tarbiyah marhalah tamhidi hingga mencapai 15 % untuk seluruh siswa muslim kelas 1 atau 30 % dari seluruh siswa muslim di sekolah SLTA tersebut dengan marhalah tamhidi dan muayid. Mulai efektifnya kualitas Tarbawiyah dalam mencapai target muwashofat di marhalah tamhidi dan muayid sesuai dengan manhaj. Tercapainya pertumbuhan simpatisan dakwah yang menerapkan akhlak Islami hingga mencapai 60 % dari seluruh siswa muslim disuatu sekolah SLTA. Mulai terlihat fenomena kebangkitan Islam secara signifikan dalam sekolah tersebut yang tampak dari berbagai parameter seperti: maraknya jilbab, salam, shalat jamaah, kegiatan Islam dan berbagai tampilan akhlak Islami lainnya, Pematangan pengelolaan lembaga dakwah khusus seperti Mushalla/Masjid Sekolah dan Kerohanian Islam (Rohis) OSIS dengan progam yang semakin cermat dan efektif serta struktur dan personil yang kuat dan regeneratif. Penguasaan dan optimalisasi dakwah pada lembaga formal siswa seperti OSIS, Pengurus kelas dan Ekstra Kurikuler Mulai matangnya potensi kepemimpinan, prestasi akademis dan ketrampilan di kalangan Peserta tarbiyah. Mulai ekspansi dakwah kepada SLTA dan SLTP sekitarnya.

Strategi :
Optimalisasi program Tarbawiyah dengan memanfaatkan perangkat Manhaj Tarbiyah dan dukungan struktur jamaah yang ada. Memperkuat kaderisasi dan regenerasi calon Murabbi dari kalangan alumni dengan marhalah minimal muayid dan calon mentor dari kalangan siswa untuk menangani mentoring kelas 1. Dilibatkannya kader inti dalam penangan tarbiyah pelajar Memperbanyak variasi program intensifikasi kader. Manajemen SDM ATS yang optimal. Pengarahan SDM ATS Siswa dalam berbagai aktifitas dakwah formal. Mengembangkan Pelatihan-pelatihan sebagi penunjang aktifitas tarbiyah dan dakwah sekolah. Penekanan pada berbagai variasi dakwah ammah. Penggunaan parameter terukur dalam mengevaluasi perkembangan dakwah ammah. Optimalisasi Unit Sekolah.

Tahap Perluasan Pengertian : Tahap Perluasan adalah fase ekspansi Tarbiyah ke remaja lingkungan dan para pelajar sekolah lain yang berdekatan.

Parameter Utama :

Tercapainya pertumbuhan Tarbiyah hingga mencapai 40 % dari seluruh siswa muslim di sebuah sekolah Terpetakannya jenjang marhalah bagi aktifis tarbiyah disekolah tersebut. Mualai tumbuhnya kader inti dari kalangan pelajar yang dilahirkan dari Tarbiyah Pelajar tersebut Mulai efektifnya kualitas Tarbiyah dalam mencapai target muwashofat dan marhalah tarbawiyah Tercapainya pertumbuhan simpatisan dakwah yang menerapkan akhlak Islami hingga mencapai 80 % dari seluruh siswa muslim. Semakin kuatnya fenomena kebangkitan Islam secara signifikan dalam sekolah. Pematangan pengelolaan lembaga dakwah khusus seperti Mushalla/Masjid Sekolah dan Kerohanian Islam (Rohis) OSIS dengan progam yang semakin cermat dan efektif serta struktur dan personil yang kuat dan regeneratif. Penguasaan dan optimalisasi dakwah pada lembaga formal siswa seperti OSIS, ketua kelas dan Ekstra Kurikuler. Semakin matangnya potensi kepemimpinan, prestasi akademis dan ketrampilan di kalangan ATS. Semakin efektifnya struktur & harmonisasi program berbagai lembaga pendampingan dakwah sekolah seperti lembaga alumni, LSM, Ormas, dsb. Semakin matangnya Tarbiyah di berbagai SLTP & SLTA disekitarnya akibat ekspansi tarbiyahnya. Terwujudnya berbagai ekspansi dakwah, remaja llingkungan, remaja masjid disekitar lingkungan ATS dan lingkungan sekolah dsb.

Strategi :

Optimalisasi program tarbiyah dengan memanfaatkan perangkat Manhaj Tarbiyah dan dukungan struktur jamaah yang ada. Memperkuat kaderisasi dan regenerasi calon ATS Murabbi, baik dari kalangan siswa maupun alumni. Memperbanyak variasi program intensifikasi kader. Manajemen SDM ATS yang optimal. Pengarahan SDM ADS Siswa dalam berbagai aktifitas dakwah formal. Pelatihan sebagai sarana pendukung bagi ATS. Penekanan pada berbagai variasi dakwah ammah. Penggunaan parameter terukur dalam mengevaluasi perkembangan dakwah ammah. Inovasi berbagai manuver-manuver ekspansi dakwah. Optimalisasi LSM dan Ormas Pelajar. Optimalisasi Unit Sekolah.

También podría gustarte