Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Garam_Dunia Home
Messages
Members Only
Post
Files
Photos
Yahoo! Groups Tips
Did you know...
Message search is now enhanced, find messages faster. Take it for a spin.
Best of Y! Groups
Check them out and nominate your group.
A. Zaman Purba
Masa Pembentukan: Tiga Abad yang pertama : dari Yesus Kristus s/d
Konstantinus Agung
Gereja mulai muncul diatas dunia ini sejak Yesus Kristus diturunkan
Allah dari sorga, sebagai Kalimatullah ( Firman Allah ) yang
menjelma menjadi manusia ( Yohanes 1:14, Galtia 4:4). Selama lebih
kurang tiga setengah tahun Beliau mengajar dan berkarya, dan
berpuncak pada peristiwa sengsara, penyaliban, kematian, penguburan,
kebangkitanNya secara jasmani dari antara orang mati, serta
kenaikanNya ke sorga. Peristiwa sengsara s/d kebangkitan ini
akhirnya menjadi isi pokok berita (kerygma) dari para murid setiaNya
yang disebut Para Rasul, yang menyebarkannya sesudah peritiwa
turunNya Roh Kudus yang dijanjikan Almasih atas mereka, pada hari
Pentakosta ( Kisah 2). Dan kesengsaraan s/d kebangkitan Sang Kristus
itulah inti Injil, yang semula diberitakan secara lisan.Karena
Kristus tak pernah menulis Kitab ataupun menerima Kitab dari sorga,
maka Dia tak meninggalkan Kitab apapun pada para rasulNya ini,
karena Dia sendiri adalah Firman Allah yang menjadi manusia. Kerygma
Rasuliah secara lisan itu mula-mula disebarkan hanya disekitar
daerah Palestina saja, dan akhirnya menjadi ajaran lisan komunitas
yang baru, yang disebut sebagai : Ekklesia, yang dari sinilah timbul
kata Gereja ( berasal dari bahasa Portugis Igreja, sepadan dengan
kata Spanyol : Iglesia, yang jelas berasal dari kata Ekklesia itu).
Para Rasul itu akhirnya menyebar kemana-mana, mulai dari Yerusalem
dan seluruh Palestina, kemudian ke seluruh Siria, dan Asia Kecil (
kini negara Turki) serta Yunani dan Afrika Utara terutama di
Alexandria (Mesir) dan Karthago ( Libia). Inilah batas sebelah barat
dunia Timur pada saat itu. Sedangkan ke Timur lagi Injil tersebar ke
Edesa, Mesopotamia ( Irak, Babilon), dan Persia, yaitu daerah Siria
Timur, karena yang menerima Injil di daerah timur ini adalah suku-
suku yang berbahasa Siria, sampai ke India Selatan. Sedangkan ke
Barat lagi Injil diterima di benua Eropa Barat dari Roma di Itali,
Spanyol, dan yang nantinya akan berkembang ke seluruh Eropa.
Dengan demikian kita melihat Injil tersebar dari Timur ke Barat dan
di seluruh benua: Asia, Afrika dan Eropa. Memang Iman Kristen itu
pada dasarnya adalah Agama Timur ( Timur Tengah). Pada saat inilah
dokumen-dokumen yang akhirnya menjadi Kitab Suci Perjanjian Baru
mulai dituliskan oleh para rasul sebagai pemimpin Gereja itu kepada
Gereja-Gereja ( Roma. Korintus, Galatia, Efesus, dll.) dan para
pemimpin Gereja sebagai murid mereka secara langsung ( Titus,
Timotius, Filemon, dll) yang telah mereka dirikan dan mereka pilih
itu. Gereja ( Ekklesia) telah ada lebih dulu sebelum Kitab Suci (
Perjanjian Baru) dipakemkan. Pada saat ini orang-orang non-Yahudi
mulai diterima sebagai anggota ummat Allah, setelah penyelesaian
masalah penerimaan mereka, dan penyelesaian masalah dogmatis
mengenai kedudukan Taurat, dalam Rapat Agiung (Konsili) para Rasul
yang pertama di Yerusalem (Kisah 15). Konsili segenap Gereja inilah
yang menjadi landasan adanya Konsili-Konsili di sepanjang sejarah
Gereja itu. Orang-orang yang berobat itu hanya perlu beriman kepada
Yesus Kristus tanpa harus menjadi Yahudi dengan mengikuti ritus-
ritus Taurat, lalu dibaptiskan serta menjadi anggota Ekklesia yang
dipimpin/ digembalakan oleh para "Presbyter" ("Penatua")
dan "Episkop ("Penilik Jemaat") �Kisah 20:17,28 -, yang mereka ini
menerima pentahbisan dari para Rasul sendiri ( Kisah 14:23), sebagai
mata-rantai pelanjut-ganti pelayanan rasuliah.
Penganiayaan yang sudah dimulai oleh Nero pada zaman Rasul Paulus
dan Petrus berlanjut sampai abad kedua. Saat ini Iman Kristen
dianggap "Agama Tidak Sah " ("Religio Illicita") di seluruh
Kekaisaran Roma. Mereka adalah penjahat dimata pemerintah
Roma,karena menolak menyembah kaisar sebagai "tuhan" dan "ilah".
Sedangkan orang Kristen yang berada disebelah timur Mesopotamia
yaitu dibawah Kerajaan Agung Persia, juga mengalami aniaya karena
cemburu dari para pendeta agama Zoroaster, agama resmi negera
Persia. Orang Kristen di Kekaisaran Roma dituduh" memberontak
terhadap negera, pembunuh bayi-bayi dan memakan daging dan minum
darah mereka (" Makan dan Minum Daging dan Darah Anak Manusia").
Penganiayaan ini bersifat sporadis, mereka tak perlu dikejar-kejar
namun jika ketahuan mereka harus dihukum.
Diantara para pemimpin yang menderita dari aniaya abad ini adalah :
Ignatius dari Antiokia, pengganti ketiga dari Rasul Petrus di
Antiokia, Syria, sebagai Episkop ( 110 Masehi), Polykarpus, Episkop
dari Smyrna, yang adalah murid Rasul Yohanes ( 156 Masehi) dan
Yustinus Martyr (Syuhada). Yustinus Martyr ini memiliki seorang
murid dari Syria bernama Tatianus. Dia pulang ke Syria setelah
kematian Yustinus dan menterjemahkan Injil dari bahasa asli Yunani
ke bahasa Syria, dalam bentuk yang diurutkan sesuai dengan urutan
cerita, bukan empat bentuk terpisah seperti yang kita kita kenal,
dan terjemahan ini terkenal sebagai "Diatessaron" , dan inilah Injil
yang digunakan oleh Gereja Syria untuk waktu yang lama sampai
akhirnya diganti dengan keempat Injil seperti seluruh Gereja
lainnya, dalam bentuk terjemahan "Peshitta", yang menjadi Kitab Suci
Gereja Syria sampai sekarang.
Pada akhir abad pertama dan permulaan abad kedua banyak tulisan
palsu mengenai Kristus bermunculan. Tulisan-tulisan ini disebut
tulisan-tulisan `apokrifa" ( jangan dikacaukan
dengan "Anaginoskomena' dari Perjanjian Lama!!) serta tulisan-
tulisan "pseudopigrafa" . Biasanya tulisan-tulisan memakai nama
salah seorang rasul dan memasukkan dongeng-dongeng aneh mengenai
masa kecil Yesus Kristus, kehidupan Perawan Maryam dan kegiatan-
kegiatan karya para rasul. Dan sebagaian daripadanya menjadi kisah
dalam Al-Qur'an terutama tentang masa kecil Kristus. Bersama dengan
itu, muncul pula aliran "gnostikisme" , yaitu suatu bidat Kristen
yang mengubah iman Kristen menjadi semacam ajaran kebatinan.
Dalam melawan ajaran bidat gnostik inilah Gereja yang Rasuliah itu
menyebut ajaran asli yang rasuliah itu sebagai ajaran ("doxa")
yang "lurus" ("orthos") , Ortho+ doxa = Orthodox.
Akibat dari ajaran Gnostik ini pada para apologis adalah penekanan "
mata-rantai rasuliah" ("suksesi apostolik", "silislah rasuliah")
sebagai penjamin ajaran yang benar dan tak terputus dari para rasul,
yang diterus-sampaikan secara tak terputus dari gereja kepada
gereja, dari generasi kepada generasi, dari tempat ke tempat, dan
penerus-sampaian tanpa putus dari zaman rasuliah ini disebut
sebagai "Paradosis" atau "Traditio".
Pembela agung Gereja Rasuliah yang Orthodox dan Katholik ini pada
saat itu adalah Kiprianus dari Karthago (meninggal tahun 258). Dia
meninggal sebagai Martyr setelah membela Gereja Rasuliah yang
Orthodox dan Katholik itu melawan aliran garis keras yang memisah
dari Gereja karena masalah kaum "lapsi" tadi. Aliran yang dilawan
dalam tulisan-tulisan Kiprianus ini adalah aliran "Novatianisme"
yang didirikan oleh "Novatianus" yang berada di Roma. Novatianus
menyebut alirannya sebagai " Gereja Murni". Kiprianus membela Gereja
Rasuliah yang Orthodox dan Katholik itu dengan menekankan
perlunya "mata-rantai rasuliah" dalam ajaran dan "mata-rantai
rasuliah" dalam pentahbisan para episkop dalam melawan apa yang
disebut sebagai gereja-gereja "murni" yang hanya bersifat rohani
yang abstrak dan tak nampak mata dari orang yang merasa dirinya
lebih baik dari Gereja Rasuliah yang Orthodox dan Katholik itu,serta
yang mengangkat-angkat diri sendiri ini. Dia menekankan bahwa Gereja
Kristus itu ada bagi penyembuhan orang berdosa, dan Kiprianuslah
yang mengatakan juga bahwa "extra ekklesia nulla salus est " (diluar
Gereja,- yaitu diluar persekutuan kongkrit dari ummat yang percaya
secara pribadi kepada Kristus dibawah pimpinan rohani Episkop dan
berlandaskan suksesi rasuliah disekitar meja perjamuan kudus dan
pemberitaan firman oleh presbyter � tidak ada keselamatan ).
Kedua pendekatan ini akhirnya akan bertemu dalam konflik, pada abad-
abad berikutnya. Karya Origenes itu sangat luar biasa dan tak
terhitung jumahnya. Dialah yang pertama kali mengadakan kajian
sistimatis dan sastrawi dari buku-buku dalam Alkitab. Karya Origenes
ini akan menjadi fondasi karya-karya theologia para bapa-bapa Gereja
Yunani pada abad-abad berikutnya. Namun demikian secara ajaran
banyak pendapat Origenes yang ditolak oleh Gereja, karena tak
Alkitabiah dan tak rasuliah, sehingga pada Konsili Ekumenis V (tahun
553), beberapa ajaran Origenes dinyatakan sesat oleh Gereja.
Mereka ini hidup pada akhir abad ketiga. Dari abad ketiga ini kita
juga mendapatkan tulisan-tulisan yang menolong kita untuk melihat
kehidupan liturgis dan kanonik dari Gereja Rasuliah yang Orthodox
dan Katholik ini pada abad ketiga itu, yaitu: Pengajaran-Pengajaran
Para Rasul dari Siria serta Tradisi Rasuliah karya Hippolytus dari
Roma ( wafat tahun 235). Tulisan yang pertama itu memberikan
peraturan-peraturan mengenal jabatan hirarkis serta praktek-praktek
sakramental dalam Gereja Syria, serta menjelaskan pertemuan liturgis
jemaat. Dan tulisan kedua menjelaskan hal yang sama yang berlaku di
Gereja Roma dengan lebih panjang dan detail.
B. Zaman Konsili
Masa Konsili �Konsili Agung Ekumenis Gereja Rasuliah Yang Satu dan
Orthodox : abad ke IV ( tahun 325) s/d abad ke VIII (tahun 787).
Jadi sebenarnya konflik ini adalah adalah konflik antara Mesir dan
Syria (bukan dengan unsur Yunani dalam Gereja Timur itu). Aghios
Kyrillos menegaskan, bahwa memang layak menyebut Maryam
sebagai "Theotokos" ,karena Dia yang dilahirkan olehnya
adalah "Firman" yang adalah "Allah", yang "telah menjadi manusia"
(Yohanes 1:1,14). Jadi Firman Allah itu sendirilah yang dilahirkan
dalam penjelmaanNya sebagai manusia, maka Maryam memang melahirkan
Firman Allah dalam penjelmaanNya sebagai manusia. Jadi Maryam
memang "Theotokos" . Para pengikut Nestorius menolak tunduk dan
bertobat pada peringatan Aghios Kyrillos ini. Sehingga dipimpin oleh
Aghios Kyrillos sendiri pada tahun 431, di Efesus, sejumlah kecil
Episkop mengadakan Konsili untuk meneguhkan ajaran Gereja Alexandria
serta menolak ajaran theologia Syria, dari Nestorius ini. , dimana
ditegaskan bahwa Maryam adalah Theotokos, karena yang dilahirkan
Maryam tak lain adalah "Firman Allah" yang sama dan yang satu yang
menjelma menjadi manusia. Baru pada tahun 433 sajalah keputusan
Konsili ini diterima oleh segenap Episkop Timur, dan akhirnya diakui
sebagai Konsili Ekumenis Ketiga.
Sejak saat itu Gereja Syria Timur ini terkenal dengan nama Gereja
Nestorian, meskipun sebenarnya mereka sendiri tak pernah menyebut
diri mereka demikian. Ajaran mereka sebenarnya tak sejauh
Nestorianisme yang dituduhkan pada mereka, dan praktek-praktek
mereka tak beda dengan praktek-praktek Gereja Orthodox.. Sehingga
ada beberapa sarjana modern yang menyebut mereka sebagai Gereja
Orthodox Pre-Kalsedonia. Dan Gereja Persia yang sebenranya merupakan
bagian dari Gereja Orthodox Antiokhia ini menjadi Gereja yang amat
misioner, sehingga sampai mengabarkan Injil di Cina, dan bahkan pada
abad ketujuh di Indonesia : di Pancur dan Barus, Sumatra, bahkan ada
berita bahwa mereka juga ada di Kerajaan Majapahit.
Untuk memecahkan masalah ini maka suatu Konsili yang lain diadakan
pada tahun 451, di kota Kalsedonia, dekat Konstantinopel. Konsili
ini dikenal dalam Gereja sebagai Konsili Ekumenis Keempat, dan
berhasil membela ajaran Aghios Kyrillos dari Alexandria serta ajaran
Konsili Ekumenis Ketiga di Efesus tahun 431. Ini juga memuaskan
tuntutan para Episkop Timur mengenai kemanusiaan Kristus yang sejati
yang secara jelas harus diakui. Definisi dogmatis dari Konsili
Kalsedonia ini mengikuti secara dekat ajaran yang dirumuskan oleh
Paus Santo Leo dari Roma, yang tidak turut hadir dalam Konsili itu,
namun hanya mengirim wakil-wakilnya.
Disamping menolak ajaran yang salah dan kabur dari "Tiga Pasal" ,
Konsili ini juga menolak beberapa ajaran Origenes dari Alexandria
yang sangat tidak Orthodox, misalnya bahwa jiwa manusia sudah ada
sebelum masuk kedalam tubuh jasmani untuk lahir di dunia ini, dan
lain-lain. Dan Konsili ini menegaskan kembali rumusan Konsili
Kalsedonia bahwa Yesus Kristus adalah "satu dari Tritunggal Kudus"
(artinya: Dia Ilahi yang satu hakekat dengan Allah sendiri dan
RohNya yang ada di dalam hakekat Allah). Dan Hypostasis Kalimatullah
yang satu dan yang sama inilah telah memanunggalkan
secara "hypostatik" dalam DiriNya sendiri yang satu itu dua kodrat
yang saling berlawanan: Allah dan Manusia., tanpa campur-baur (Yang
Ilahi tidak menjadi Manusia, Yang Manusiawi tidan menjadi Ilahi) dan
tanpa terpisah-pisah (Yang Ilahi dan Yang Manusia manunggal secara
tak terpisah dalam Satu Hypostasis).
Namun akhirnya ajaran kedua orang suci inilah yang menang. Konsili
Ekumenis Keenam yang diadakan di Konstantinopel tahun 680-681
meneguhkan secara resmi ajaran mereka dan secara resmi pula
menghukumkan Patriarkh Sergius dari Konstantinopel, serta Paus
Honorius dari Roma yang mengajarkan monothelitisme, bersama semua
pendukung mereka. Di kalangan ummat Syria ada yang memegang teguh
ajaran ini, terutama yang dipimpin oleh Rahib Maron, dan memisahkan
diri dari Gereja, sehingga mereka disebut ummat Maronit yang sampai
sekarang masih banyak kita jumpai di Libanon, namun yang sudah
menggabung dengan Gereja Roma Katolik sejak zaman Perang Salib.
Sehingga, makin terpecah lagilah Gereja Syria ini. Aghios Maximos
menulis buku-buku rohani yang mendalam pada saat ini, demikian pula
Aghios Yohanes Klimakus dari Gunung Sinai menulis "Tangga Naik ke
Yang Ilahi" serta Aghios Andreas dari Kreta mencipta Kidung Kanon
Pertobatan, yang masih tetap dilagukan dalam Gereja Orthodox pada
saat Masa Puasa Agung Catur Dasa.
Ikonoklasme
Jelas ikon berbeda dari dan bukan merupakan berhala. Sebab berhala
adalah penggambaran Allah secara bentuk makhluk dan diberi bakti dan
sembah sebagai ilah, ikon bukan gambarNya Allah, dan tak diberi
bakti seperti Allah sendiri. Dengan Ikon ditegaskan bahwa oleh
Inkarnasi Firman Allah maka segala sesuatu yang jasmani sekarang
dikuduskan oleh Kristus, yang jasmani ini terutama adalah ummat
manusia yang telah ditebus dalam Kristus. Itulah sebabnya isi dari
Ikonografi, bukan hanya Kristus saja, namun semua mereka yang
menjadi dampak langsung dari Inkarnasi itu, yaitu para orang-orang
yang telah dikuduskan oleh Kristus dalam Roh Kudus: Theotokos, para
Nabi, para Rasul, dan segenap orang suci. Demikianlah ikonografi
menjelaskan bahwa melalui Kristus yang adalah "ikon" (Gambar) dari
Allah yang tak kelihatan (Kolose 1:15), segenap manusia yang ditebus
olehNya dikembalikan kepada kodrat asli ("fitrah") yang atasnya
manusia diciptakan menurut "gambar (eikon, demuth) dan rupa
(omoiousin, tselem) Allah" ( Kejadian 1:26). Jadi pertentangan
masalah Ikon bukanlah sekedar pertentangan masalah lukisan, dan
bukan pula masalah berhala, namun masalah betulkah Firman Allah
telah menjadi manusia, dan betul-betul berwujud jasmani, yang dengan
begitu dapat dilukis, tanpa melanggar larangan penggambaran Allah
dan keilahian yang tidak nampak itu.
Pada tahun 866 dan 867 Gereja Bulgaria sesuai dengan situasi
politiknya kadang-kadang memihak Roma , namun kadang-kadang memihak
Konstantinopel. Pada tahun 867 Photius mengadakan Konsili yang
dihadiri oleh 500 Episkop yang mengutuk Paus Nikholas karena ikut
campur-tangan masalah internal dari Gereja Bulgaria. Namun pada
tahun yang sama itu terjadi suatu perubahan politik di
Konstantinopel, Basilius I menjadi Kaisar dengan membunuh Kaisar
sebelumnya, dan untuk alasan politiknya dia memecat Photius sebagai
Patriarkh dan Ignatius yang pensiun diangkat lagi menggantikannya.
Pada tahun 869 Paus Hadrianius II pengganti Paus Nikholas di Roma,
mengutuk Photius lagi atas masalah Bulgaria. Namun pada tahun 877,
situasi menjadi berubah ketika Photius harus menjadi Patriarkh lagi
karena Ignatius yang saleh itu meninggal dunia. Pada tahun 879 suatu
Konsili yang sangat besar diadakan oleh pimpinan Photius dan utusan
Paus dari Roma juga diundang datang. Dalam Konsili yang dipimpin
oleh Photius ini sendiri, maka dipilah-jelaskan oleh Patriarkh
Photius mengenai kedudukan Paus di Roma dalam hubungannya dengan
Patriarkh dan Gereja Konstantinopel. Serta hal itu diterima oleh
Paus Yohanes VIII yang menjadi Paus yang baru di Roma. Konsili tahun
863 dan 869 yang mengutuk Photius dinyatakan batal dan tak berlaku,
serta dengan tegas diakui bahwa Konsili tahun 787 tentang "ikon"
diakui sebagai Konsili Ketujuh, serta Pengakuan Iman Nikea "tanpa
filioque" diteguhkan kembali.
Photius secara resmi diakui sebagai orang kudus Gereja. Dia adalah
seorang theoloog yang banyak menulis buku, terutama mengenai
masalah "filioque" yang mengajarkan Ke-Esa-an Allah dengan
mengatakan bahwa Roh Kudus itu hanya keluar dari Bapa saja,
sebagaimana Firmanpun diperanakkan dari Sang Bapa yang satu dan yang
sama itu. Dia membela Tradisi Gereja yang otentik dalam menentang
pernytaan diri Paus Nikhloas yang berlebih-lebihan itu, dan akhirnya
menjaga kesatuan dengan Gereja Roma serta Paus Yohanes VIII. Dia
yang mensponsori misi besar-besaran kepada bangsa Salvia.
Abad kesembilan ini secara umum dapat dikatakan sebagai abad yang
sangat penting bagi Gereja Timur. Ini adalah abad kebangkitan di
Gereja Timur, sedang di Gereja Barat ini adalah abad sentralisasi
yang makin bertambah di sekitar diri Paus. Satu-satunya theoloog
yang dapat disebut dari Gereja Barat pada saat ini adalah John
Scotus Erigena (wafat 877)
Pada tahun 869 Tsar Boris dari Bulgaria dibaptiskan dengan Kaisar
Mikhael III dari Konstantinopel sebagai " Bapak Baptis" (`Bapa
Selam", "Papa Serani"). Sehingga dengan demikian Gereja Bulgaria
secara kokoh berada dalam persekutuan dengan Gereja Konstantinopel,
terutama pada saat anaknya Tsar Sumeon Gereja Bulgaria makin
berkembang. Pada akhir abad kesembilan suatu sekte Bidat Bogomil,
suatu sekte dualisme yang menolak keilahian Kristus dan Sakramen-
Sakramen Gereja sedang berkembang, namun ditolak Gereja, mereka
berkembang sampai ke Serbia, terutama di Bosnia. Kebanyakan dari
anggota sekte ini menjadi Muslim ketika Turki menguasai daerah
Bosnia.
Pada tahun 988 para bawahan dari penguasa wilayah Kiev dibaptis di
sungai Dnieper dibawah pimpinan Pangeran Vladimir yang Agung, dengan
demikian memulai sejarah Gereja Orthodox di Ukraina dan Rusia.
Valdimir menerima Iman Kristen Orthodox dari Konstantinopel, setelah
mengadakan penyelidikan dari semua agama yang ada, dia menemukan
tidak ada agama yang keindahannya melebihi Kekristenan Orthodox. Dia
dibaptis di Konstantinopel dengan Kaisar Basilius sebagai Bapak
Baptisnya. Akhirnya dia menikah dengan Puteri Anna dari
Konstantinopel, untukmengokohkan pertalian keluarga Kerajaan.
Sesudah baptisannya itu Vladimir mengalami suatu pengalaman
pertobatan yang sungguh-sungguh, sehingga banyak menanamkan prinsip-
prisip Kristen dalam kerajaan yang dipimpinnya, serta dia
mengabarkan Iman Kristen Orthodox kepada seluruh bawahannya. Karena
apa yang dilakukan dan kekudusan hidupnya ini ia telah diakui
sebagai orang kudus Gereja bersama dengan neneknya Putri Olga yang
telah menjadi Kristen sebelumnya, dan banyak mempengaruhi dia dalam
keputusannya untuk menjadi Kristen.
Pada akhir abad kesembilan sampai masuk abad kesepuluh Gereja Barat
mengalami salah satu periode yang paling gelap dalam sejarah.
Gelombang-gelombang baru penyerbuan menghancurkan keamanan
kekaisaran yang diciptkan Karel Agung. Ggereja Barat menderita
dominasi para penguasa-penguasa dari antara kaum awam. Komunikasi
dengan Gereja Timur sama sekali terputus. Namun demikian terjadilah
permulaan gerakan pembaruan di Gereja Barat yang dimulai dari Biara
Cluny di Perancis.
D. Zaman Perpecahan
4. Perpecahan ( Skisma ) Besar (1054): Gereja Barat (Roma Katolik)
Pecah Dengan Gereja Timur ( Orthodox)
Tujuan Gerakan ini adalah untuk menegakkan Gereja Katolik Roma kokoh
terpisah dari ketergantungan kepada kekuasaan pemerintah manapun.
Akibatnya, ini makin amat sangat memperluas pernyataan diri Paus di
Roma akan kedudukannya. Sehingga usaha untuk berdamai dengan Gereja
Timur makin sulit. Misalnya pada tahun 1089 untuk mengadakan
hubungan yang baik, Gereja Timur meminta pengakuan iman dari Paus
Urbanus II, dia menolak melakukannya, sebab dia merasa jika
memberikan pengakuan iman itu berarti Uskup Roma dapat dihakimi oleh
orang lain di dalam Gereja. Dan pada saat Perang Salib yang pertama
tahun 1096 itulah kedudukan Paus di Roma sebagai penguasa sudah
mapan sekali. Pada akhirnya para tentara perang salib inilah yang
memeteraikan skisma (perpecahan) diantara dua Gereja ini. Para
pasukan Salib itu merebut Yerusalem pada tahun 1099, serta mengusir
ummat Islam dari situ, namun juga mendirikan suatu Hierarkhi
Kegerajaan Latin, dan mengusir Patriarkh Timur yang sah baik di
Yerusalem maupun di Antiokhia. Sejak saat itu baik di Palestina
maupun di Syria terbentuk suatu Kepatriarkhan Latin Ritus Timur,
sebagai tandingan dari Kepatriarkhan Timur Orthodox yang sah. Kaum
Roma Katolik (Latin) yang menggunakan Ritus Timur, yaitu Tata Ibadah
dan Spiritualitas Gereja Orthodox, baik di Palestina maupun di Syria
itu akhirnya dikenal dengan nama kaum "Melkit" , yaitu nama yang
tadinya digunakan oleh kaum "Monofisit" ( Yakobit) di Syria untuk
menyebut Ummat Kristen Syria Orthodox yang membela rumusan
Kalsedonia. Sehingga sekarang Gereja dari Tradisi Syria ini terbagi
jadi lima bagian, yaitu: Syria-Antiokhia Orthodox (Kalsedonia) yang
tetap bersatu dengan segenap Gereja Orthodox alur utama lainnya dan
meskipun mereka adalah orang Syria asli dan Patriarkhnya yang
sekarang (1997) Ignatius IV adalah orang Syria mereka
disebut "Orthodox Yunani", hasil pemaksaan Hirarkhi Latin pada saat
Perang Salib: Syria-Roma Katolik Ritus Timur : "Maronit"
dan "Melkit" , serta kelompok yang memisahkan diri pada Konsili
Kalsedon Syria-Antiokhia Yakobit ( Monofisit, Oriental Orthodox),
dan Ummat Syria di Persia yang memisah dari Gereja Antiokhia dan
menerima Nestorius sebagai simbol theologi mereka: Syria-Kaldea (
Pre-Kalsedonian) yang disebut Gereja "Nestorian" atau Gereja Persia
F. Zaman Penjajahan
Sementara itu di Gereja Barat pada abad kelima belas, penolakan pada
kekuasaan Paus makin keras, dalam wujud:
1. Gerakan Konsiliar dimana ada 3 Paus sekaligus pada saat yang
sama.
2.munculnya kesadaran nasional bangsa-bangsa Eropa Barat
3. Munculnya gerakan-gerakan agamawi yang menjadi awal Gerakan
Reformasi Protestan.
4. Munculnya Gerakan Renaissance.
Ivan Yang Mengerikan memerintah Rusia dengan tangan besi. Dia dengan
kejam menyiksa siapa saja yang berani mengecam atau mengkritik
tindakannya, termasuk diantaranya banyak rohaniwan Gereja yang
menjadi korban kekejamannya. Dia ingin membuktikan bahwa Rusia
adalah sungguh Roma Ketiga dan berada diatas negera-negara Orthodox
yang lain. Bapak rohaninya sendiri Presbyter Sylvester dibuang dalam
tawanan olehnya. Ketika Ivan yang mengerikan ini turun takhta maka
dia digantikan oleh anaknya: Theodoros. Pada saat inilah Patriarkh
dari Konstantinopel Yeremia II mengunjungi Rusia untuk meminta
bantuan karena kondisi tekanan yang dialami Gereja Konstantinopel
dibawah Turki. Pada saat kedatangannya inilah Episkop Ayub dari
Moskow Patriarkh segenap Rusia pada tahun 1589. Kedudukan Rusia
sebagai Gereja Patriarkhat diakui oleh Patriarkh Alexandria,
Patriakh Antiokia dan Patriarkh Yerusalem pada tahun 1593. Sementara
itu di perbatasan sebelah barat Rusia Kerajaan Polandia-Lithuania
mulai berdiri dan mengambil banyak wilayah Rusia. Sehingga penduduk
di daerah itu kebanyakan beragama Kristen Orthodox. Sedangkan
pemerintahannya sendiri beragama Katolik Roma. Kaum Yesuit datang
ketempat itu dengan membawa ilmu-ilmu dari Barat sehingga akibatnya
terjadilah apa yang disebut sebagai Persatuan Brest-Litovsk dengan
menggunakan persyaratan-persyaratan Konsili Florence sebagai
landasannya. Ummat Orthodox yang masuk dalam persatuan dengan Roma
ini boleh menggunakan cara ibadah dan tradisi Orthodox namun
hierarkhinya dan ajarannya sama sekali harus tunduk pada Gereja
Latin di Roma. Mereka inilah yang akhirnya dikenal sebagai
Gereja "Katolik Timur", yaitu Gereja Roma Katolik yang menggunakan
Ritus dari Gereja Orthodox Timur, disamping itu mereka juga disebut
sebagai kaum "Uniat". Gerakan uniatisme ini tentu saja mendapat
perlawanan sengit dari banyak orang. Perlawanan ini datangnya dari
kaum awam yang membentuk lembaga persaudaraan yang mendapat restu
dari Patriarkh Yeremia dari Konstantinopel untuk membela Iman
Katolik yang Orthodox melawan usaha Gereja Roma Katolik ini.
a. Di wilayah Turki
Ummat Orthodox yang ada di wilayah Islam pada abad kedelapan belas
mengalami banyak sekali kesulitan. Sehingga dalam waktu 73 tahun di
abad ini tahta kepatriarkhan Konstantinopel digantikan oleh
patriarkh-patriarkh sebanyak 48 kali. Ini menunjukkan kondisi yang
mengenaskan dari ummat Kristen yang hidup dibawah pemerintahan
Turki. Ini adalah saat yang paling pekat bagi ummat Kristen
Orthodox. Namun ditengah situasi seperti ini tak berarti Gereja tak
memiliki viatalitas dan kebenaranian untukl bersaksi. Muncullah
Aghios Kosmas Aitolos seorang misionari yang sangat berani ditengah
situasi yang hampir mustahil itu. Dia meninggalkan biaranya di
Gunung Athos untuk mengajar Injil kepada ummat yang sedang teraniaya
itu. Dia adalah pengkhotbah dan guru serta pelaku mukjizat. Akhirnya
apa yang dilakukan itu harus ditebus dengan nyawanya sendiri dengan
dibunuh sebagai martyr di tangan orang-orang Turki. Aghios Makarios
dari Korintus adalah pengkotbah dan missionari sekaligus, yang
diangkat menjadi Episkop di Korintus. Dia mentobatkan banyak orang
yang sedang dalam tekanan pemerintah yang memusuhi agama mereka itu.
Aghios Nikodemas dari Gunung Athos, adalah orang yang bertanggung-
jawab bagi kebangunan rohani diantara ummat Orthodox ditengah-tengah
jajahan Turki itu.
Masa dalam "Tawanan Pikiran Barat" yang sangat skolastis itu masih
mendominasi Rusia, terutama dalam diri Tsar Petrus yang Agung. Dia
ingin membuat Gereja Orthodox Rusia itu menjadi seperti Gereja
Lutheran di Jerman, sehingga dia memecat Patriarkh serta membubarkan
sistim kepatriarkhan dan menggantikannya dengan sistim synode, yang
disebutnya : Synode Suci yang memerintah[b], yang dirancang oleh [b]
Theophan Prokopovich yang sangat Pro-Protestan. Synode Suci ini
terdiri dari dari para Episkop,. Para Presbyter, serta orang-orang
awam yang ditunjuk oleh Kaisar dan harus tunduk kepada Kaisar
sebagai pimpinan duniawinya. Ini adalah masa yang paling sulit bagi
Gereja Rusia. Sistim "Synode Suci" yang sangat tidak Orthodox ini
baru dibubarkan pada tahun 1918 (terlalu terlambat karena Revolusi
Bolshevik sudah terjadi dan pemerintah Komunis sudah berkuasa)
ketika seorang Patriarkh dipilih lagi untuk Gereja Rusia. Orang yang
ditunjuk oleh Petrus Yang Agung menjadi pemimpin pertama dari Synode
Suci ini adalah Stefan Iavorskii, yang sangat Pro-Roma Katolik.
Itulah sebabnya ummat Orthodox baik yang dibawah Islam atau di Rusia
terbagi menjadi Pro-Roma atau Pro-Protestan, dan harus membela salah
satu dari kedua posisi yang asing dari Tradisi Theologia Orthodox
sendiri itu. Tradisi Gereja Orthodox yang hidup hampir tak dikenal
oleh situasi sejarah yang demikian ini. Orthodoxia betul-betul
sedang dalam "Tawanan Pikiran Barat" dan theologinya betul-betul
sedang mengalami "Pseudomorphosis" ("Perubahan Bentuk yang Palsu").
Namun suatu gerakan pembaharuan rohani yang otentik Orthodox sudah
mulai juga pada abad yang dekaden bagi Gereja Orthodox ini. Ini
mulai dengan ditemukannya lagi untuk pertama kali sumber tradisional
Iman dan spiritualitas Orthodox diantara lingkungan kaum rahib.
Paisii Velikovskii (wafat 1794) , seorang rahib dari Moldavia, pergi
ke Gunung Athos, dan pulang membawa kitab "Philokalia" , yaitu
kumpulan tulisan-tulisan spiritual dan theologis dari para Bapa
Gereja Timur, yang diterjemahkannya ke dalam bahasa Rusia. Dari
sinilah secara pelan-pelan pemikiran yang otentik Orthodox mulai
ditemukan kembali oleh Gereja. Pimpinan Gereja Rusia yang terkenal
pada abad kedelapan belas ini Platon dari Moskow , pengarang banyak
buku theologia, pendukung studi kesejarahan, serta perancang rencana
yang membuat kembalinya Kaum Percaya Lama bersekutu dengan Gereja
Orthodox.
c. Gereja Barat
a. Kebangunan Rohani
b. Gerakan Misi
d. Gereja Barat
Ada banyak hal terjadi selama abad kedua puluh dalam Gereja
Orthodox. Terutama perpindahan ummat Orthodox dari negera asli
masing-masing ke daerah-daerah yang telah kita sebutkan diatas.
Sehingga terbentuk kelompok-kelompok ummat Orthodox yang berkumpul
atas dasar kebangsaan. Dan mereka ini loyal kepada patriarkhat asal
mereka masing-masing, sehingga terbnentuklah yurisdiksi-yurisdiksi
yang bermacam-macam sesuai dengan asal negara mereka. Situasi ini
sangat tidak sesuai dengan hukum Kanon. Namun di Amerika untuk
mengatasi kekacauan yuridiksi ini diadakan persekutuan para Episkop
Orthodox yang disebut "SCOBA" untuk pada akhirnya nanti membentuk
satu Gereja Othodox Amerika. Keepiskopan Orthodox Yunani, membentuk
suatu " Pusat Misi Orthodox" yang sekarang telah menjadi milik
bersama dari semua Gereja Orthodox yang ada di Amerika. Gereja di
Yunani juga telah memiliki beberapa badan misi, dan yang terutama
adalah "Apotosliki Diakonia" ( Pelayanan Apostolik) yang juga
merupakan badan misi Gereja Orthodox.
1. Di Benua Afrika
Pada tahun 1960 ada sekelompok orang Kristen kulit hitam Afrika yang
membentuk suatu denominasi baru yang disebut "Gereja Orthodox
Afrika." Dengan berlalunya waktu mereka mengetahui bahwa Gereja
Orthodox yang sebenarnya itu masih ada di Alexandria. Lalu mereka
menemui Patriarkh Alexandria Kalsedon ( bukan Koptik ) dan
menginginkan untuk menggabung dengan Gereja Orthodox. Dari permulaan
awal inilah, sampai sekarang misi Gereja Orthodox mengalami kemajuan
pesat di Uganda, Kenya, Tanzania, Kameroon, dan banyak daerah Afrika
lainnya termasuk Afrika Selatan. Dua orang Episkop Orthodox Kulit
Hitam telah ditahbiskan sejak saat itu, dan presbyter-presbyter
adalah orang lokal dengan liturgi dalam bahasa lokal.
3. Asia
4. Indonesia
View Source
Use Fixed Width Font
Unwrap Lines
"agussyafie" <agussyafie@...>
agussyafie
Offline
Send Email
SPONSOR RESULTS
Bible Studies For Growth
www.preachit.org - Hope and Strength for your church - Lessons To Inspire
and Revive.