Está en la página 1de 7

SOLID OVARIUM TUMOR Pengertian Solid Ovarium Tumor adalah tumor jinak ovarium dan golongan b menurut histologik

IPGO untuk tumor-tumor ovarium jenis epitel. Tumor ini dapat terjadi pada semua golongan umur , tetapi lebih sering pada usia 50 tahun (60 %) sedangkan pada masa reproduksi kira-kira 30 % dan pada usia lebih muda sebanyak 10 %.

Patofisiologi

Rangsangan peritonium atau gangguan mekanik

Perasaan tidak enak di perut dan gangguan ringan pada saluran pencernaan

Terputarnya tangkai tumor, Tumor pecah, Tumor infeksi, sumbatan sal. Pencernaan

Acute abdomen

Anemia

Penurunan berat badan

Penekanan diafragma

Gangguan Rasanyaman Prognosis

Gangguan/ perubahan perfusi jaringan

Sesak

Stadium I dan II tidak memberikan gegaja yang khas sehingga sulit penentuan diagnosa dini. Stadium III dan IV Bisa diketahui karena sudah memberikan tanda dan gejala Nyeri perut, sesak, perdarhan pervaginam,anemia, pembesaran lingkaran abdomen, benjolan perut bagian bawah, asites. Pemeriksaan Diagnostik Fisik Laboratorium Laparoskopi

USG /C.T.Scan Histopatologi Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan pola nafas b/d penurunan ekspansi paru karena desakan diafragma, bendungan cairan pleura Gangguan rasa nyaman b/d penekanan masa tumor Gangguan/perubahan perfusi jaringan b/d penurunan komponen selular yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrien ke sel. Intervensi Keperawatan Ketidakefektifan pola nafas b/d Penurunan ekspansi paru karena desakan diafragma, bendungan cairan pleura Tujuan : Setelah diberikan tindakan Keperawatan dan Medis pola nafas efektif Intervensi Tinggikan kepala Rasional Posisi duduk memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan. Mengetahui dan ekspansi dada frekuesi,kedalaman dan Kaji frekuensi, kedalam pernafasan ekspansi dada setelah diberi intervensi. Memberikan kenyamanan bernafas. bernafas dan

Beri penjelasan pasien untuk nafas Memaksimalkan dalam Berikan oksigen tambahan Gangguan rasa nyaman nyeri b/d penekanan masa tumor

menurunkan kerja nafas

Tujuan : Setelah diberikan tindakan perawatan dan Medis rasa nyaman nyeri berkurang Intervensi Berikan kompres hangat Berikan terapi obat analgetika Rasional Memberikan rangsangan vasodilatasi dan vaskularisasi jaringan sesuai Membantu mengurangi dan menekan rasa nyeri pada pusat persyarafan.

Gangguan/perubahan perfusi jaringan b/d penurunan komponen selular yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrien ke sel. Tujuan : Setelah diberikan tindakan perawatan dan Medis perfusi jaringan dapat

diatasi Intervensi Rasional Kaji tanda vital, warna kulit, ujung Memberikan informasi mengenai perfusi jari Memperlancar vaskularisasi kejaringan perifer. Pertahankan suhu lingkungan dan Mengidentifikasi/memperbaiki defisiensi tubuh. SDM GDA. Berikan SDM atau PRC sesuai program terapi untuk menurunkan resiko perdarahan. kejaringan. Nilai hasil lab.HB/HT dan jumlah Dan memaksimalkan transportasi oksigen

DAFTAR PUSTAKA Marilynn E.Doenges, ( 2000), Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta. Rustam E. Harahap, (1994), Kanker Ginekologi,PT Gramedia, Jakarta. Sarwono Prawirohardjo, (1999), Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. -----------(1994), Pedomam Diagnosis dan Terapi Lab/UPF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUD Dr Soetomo, Surabaya.

ANALISA DATA DATA : Pasien PENYEBAB Penurunan ekspansi paru Hipoventilasi PCO2 meningkat PO2 menurun Hiperventilasi Penurunan zat selular yang membawa oksigen/nutrien ke sel MASALAH Pola Nafas tidak efektif

mengatakan sesak nafas, gelisah O : Nafas 40 x/m

Pasien

Gangguan Perfusi jaringan

mengatakan lelah,lemah. O : Akral dingin HB 8,4 g % Kunyungtiva pucat CRT Lambat

INTERVENSI KEPERAWATAN

DX 1.

TUJUAN / KRITERIA Setelah diberikan tindakan Keperawatan dan Medis pola nafas efektif Kriteria: Sesak berkurang Pasien dapat tidur Frekuensi nafas 20x/menit

INTERVENSI Tinggikan kepala

RASIONAL

2.

Setelah diberikan tindakan perawatan dan Medis perfusi jaringan dapat

Posisi duduk memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan. Mengetahui Kaji frekuensi, kedalam frekuesi,kedalaman dan pernafasan dan ekspansi ekspansi dada setelah dada diberi intervensi. Memberikan kenyamanan bernafas. Beri penjelasan pasien untuk nafas dalam Memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja Berikan oksigen tambahan nafas Kaji tanda vital, warna Memberikan informasi kulit, ujung mengenai perfusi jari(CRT)lambat Pertahankan suhu Memperlancar lingkungan dan tubuh. vaskularisasi kejaringan

diatasi Kriteria : HB. 12 g % Akral hangat Konyungtiva pucat CRT dbn.

Nilai hasil lab.HB/HT dan jumlah SDM Berikan SDM atau PRC sesuai program terapi

perifer. Mengidentifikasi/memperb aiki defisiensi untuk menurunkan resiko perdarahan. Dan memaksimalkan transportasi oksigen kejaringan.

TINDAKAN KEPERAWATAN DX TGL 1 020702 14.00 15.00 Kaji TTV duduk Memberikan oksigen nasal 16.00 Mengobservasi TTV IMPLEMENTASI PERKEMBANGA MAHASISW

N A S : Sesak masih Dahlan terjadi O : Frekuensi 30 A : Pola Nafas tidak efektif masih terjadi KU lemah P : Pemberian masih Oksigen dilanjutkan Mengatur posisi pasien setengah x/menit D.Ahmad

2 18.00

Kaji Nafsu makan makan sedikit (1 S : Lemah O: HB 8,4 Akral dingin Konyungtiva pucat, CRT lambat A : Gangguan jaringan Perfusi

020702 sendok)

masih terjadi 1 030702 04.10 04.30 istirahat/tidur yang dirasakan) Kaji TTV :R/R 30 N 80 T 120/70 P : Berikan PRC S : Sesak masih Dahlan terjadi Kaji keadaan pasien ( makan, O : Frekuensi 30 x/menit A : Pola Nafas D.Ahmad

15.00

Mengatur posisi pasien setengah tidak efektif masih duduk Memberikan oksigen nasal terjadi KU lemah P : Pemberian masih Oksigen menjelaskan dilanjutkan

16.00 17.00 17.10

Mengobservasi TTV Urine 700 cc buang Membantu dan maafan makanan bagi kes.pasien

S : Lemah 2 030702 18.00 A O : HB 11 g % Akral dingin : Gangguan jaringan Perfusi

masih terjadi 1 040702 07.20 07.20 08.00 10.00 12.00 13.00 13.40 2 Mengkaji keluhan pasien Memasang oksigen 2 l/m TTV :nadi 110.T 140/80 S 36 R/R 40 Mengobservasi sesak dan Oksigen Observasi TTV IV TTV : Nadi 110,R/R 40 Tensi 140/80 Mengkaji makan Pasien tidak mau S : Lemah O : HB 11gram % Akral dingin A : Gangguan Perfusi jaringan P : Berikan PRC Urine : Hematuri P : Berikan PRC S : Sesak masih Dahlan terjadi O : Frekuensi 40 x/menit A : Pola Nafas tidak efektif masih terjadi P : pemberian masih D.Ahmad

Memberikan suntikan Ampicilin Oksigen dilanjutkan

040702 makan karena sesak

Keterangan Pasien Meninggal Pukul 17.00 WIB. Tanggal 040702.

También podría gustarte