Está en la página 1de 13

PENJADWALAN PROYEK

Posted on August 24, 2011 by admin FISIKA DASAR II PERTEMUAN PERTAMA PENJADWALAN PROYEK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETERBATASAN WAKTU PENYELESAIAN Oleh: Budi Santoso Dosen Fakultas Teknik Universitas Bina Darma Abstrack: Before an building have been designed in general, owner especially here on Dinas Pekerjaan Umum will find difficulties in determining accurately the level of expense estimate to be for the development of the project. Besides also the problem of schedule of is project of itself so that need an matured planning so that later earn on schedule as have been planned. Target of writing which is related to this topic of this writing shall be as follows 1. Determining time depth of is solving of bridge development 2. Determining critical path from activity network planned. In the Bridge development activity there are critical path where this matter is visible pursuant to totalizeing floats (S) and free float ( SF) is equal to zero that is happened activity: Measurement early, installation Bowplank, Construction Dig, Stone Couple Multiply, Cleanning, Bekesting & scaffolding, and Concrete K 225. Ket word: critical path, float, network . 1. PENDAHULUAN Pekerjaan pelaksanaan proyek seringkali mangalami keterlambatan waktu penyelesaian, biaya tinggi, kurang efisien dan lain-lain. Hal ini disebabkan antara lain adalah karena pimpinan proyek, manajemennya kurang mendukung sementara bidang manajemen merupakan unsur pokok penunjang bagi keberhasilan suatu proyek konstruksi. Aspek manajemen yang dikaitkan dengan kegiatan pekerjaan konstruksi masih sedikit atau baru mulai dikembangkan dan mengalami perbaikan dari teori sebelumnya seiring dengan perkembangan era pembangunan yang telah dicanangkan oleh pemerintah sebagai program nasional. Sebelum suatu bangunan selesai dirancang pada umumnya pihak pemilik terutama disini Dinas Pekerjaan Umum akan mengalami kesulitan dalam menentukan dengan teliti besarnya perkiraan biaya yang akan dikeluarkan untuk pembangunan proyek tersebut. Selain itu juga masalah jadwal proyek itu sendiri sehingga perlu suatu perencanaan yang matang sehingga nantinya dapat tepat waktu sesuai yang telah direncanakan. Tujuan penulisan yang terkait dengan topik penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Menghitung lama waktu penyelesaian pembangunan jembatan. 2. Menentukan lintasan kritis dari jaringan kerja yang direncanakan. 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Proyek Proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan yang didalamnya menggunakan masukan (input), untuk mendapatkan manfaat (benefit) atau hasil (return) di masa yang akan datang. Sebelum melaksanakan proyek, tentunya perlu dilakukan evaluasi atau analisis.. Evaluasi atau analisis ini dapat digunakan sebagai alat perencanaan dalam pengambilan keputusan, apakah proyek tersebut dapat dilaksanakan atau tidak, baik untuk kepentingan pemilik proyek maupun pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek misalnya bank yang memberi bantuan kredit dan lain-lain. Kegiatan suatu proyek selalu ditujukan untuk mencapai suatu tujuan (objective) dan mempunyai titik tolak (starting point) dan titik akhir (ending point), baik biaya maupun hasil yang diperoleh biasanya dapat diukur. 2.2 Manajemen Proyek Idealnya suatu proyek harus mampu memberikan optimasi sistem yang ada. Setelah kontrak proyek ditandatangi, maka pihak pengelola harus membuat perencanaan mengenai jadwal pekerjaan anggaran proyek. Langkah-langkah perencanaan suatu proyek meliputi: 1. Penentuan tujuan proyek dan kebutuhan-kebutuhannya. 2. Untuk memudahkan langkah ini, maka perlu melakukan Work Breakdown Structure (WBS) yaitu pemecahan pekerjaan besar menjadi elemen-elemen pekerjaan yang kecil sehingga memudahkan untuk pembuatan jadwal proyek dan estimasi biaya serta menentukan penanggung jawab pekerjaan. 3. Organisasi proyek dirancang untuk menentukan departemen-departemen yang ada, subkontraktor yang diperlukan dan manajer-manajer yang bertanggung jawab terhadap aktifitas pekerjaan yang ada. 4. Jadwal untuk setiap aktifitas pekerjaan dibuat dengan memperhatikan waktu tiap aktifitas dan batas selesai. 5. Sebuah rencana anggaran dan sumberdaya yang dibuthkan. Rencana ini akan memberikan informasi mengenai jumlah sumber daya dan waktu setiap aktifitas pekerjaan. 6. Ramalan mengenai waktu, biaya dan performansi penyelesaian proyek. 2.3 Penjadwalan Proyek Obyek penjadwalan adalah paket pekerjaan atau aktivitas, sedangkan kejadian dan milestone hanyalah akibat dari selesainya aktivitas. Jika seseorang mengerjakan pengecatan tembok maka itu disebut aktivitas, mulai atau selesainya pengecatan disebut kejadian. Sedangkan aktivitas membebaskan tanah akan menghasilkan milestone terjadinya lahan untuk bangunan. Milestone digunakan untuk menandai telah selesainya beberapa aktivitas yang kritis dan sulit. Alat atau metode pertama yang dikembangkan dalam perencanaan dan penjadwalan adalah Gantt Chart. Nama ini mengacu pada penemunya Henry L. Gantt, seorang konsultan manajemen terkenal. Apa yang diperlihatkan dalam Gantt Chart adalah hubungan antara aktivitas dan waktu pengerjaannya. Disini dapat dilihat aktivitas mana setelah WBS selesai. Sedangkan dalam membuat penjadwalan proyek langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Menentukan tujuan proyek, maksudnya adalah untuk proyek direncanakan dan apa yang ingin dicapai. 2. Mendefinisikan pekerjaan, yaitu mendefiniskkan pekerjan proyek serta membuat WBS untuk setiap aktivitas yang dibutuhkan.

3. Membentuk organisasi proyek, yaitu disusun struktur organisasi proyek dengan mengkelompokkan fungsi-fungsi yang dapat menangani pekerjaan yang telah dijabarkan dalam WBS. 4. Estimasi waktu dan sumber daya, yaitu dibuat estimasi penyelesaiannya proyek tiap pekerjaan dan kebutuhan sumber dayanya setiap pekerjaan. Simbol-Simbol Yang Digunakan Dalam menggambarkan suatu net work digunakan tiga buah simbol sebagai berikut: 1. anak panah, menyatakan sebuah kegiatan atau aktivitas. 2. lingkaran kecil (node), menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa atau event. Kejadian disini didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dati satu atau beberapa kegiatan. 3. anak panah terputus-putus, menyatakan suatu kegiatan semu atau dummy. Dalam pelaksanaannya, simbol-simbol ini digunakan dengan mengikuti aturan-aturan sebagi berikut: 1. Di antara dua event yang sama, hanya boleh digambarkan satu anak panah. 2. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor event. 3. Aktivitas harus mengalir dari event bernomor rendah ke event bernomor tinggi. 4. Diagram hanya memiliki sebuah initial event dan sebuah terminal event. Berikut ini akan disajikan contoh hubungan antar ketiga simbol yang dimaksudkan diatas, yaitu seperti tampak dalam gambar dibawah ini: Notasi Yang Digunakan Untuk memudahkan perhitungan penentuan waktu ini digunakan notasi-notasi sebagi berikut: TE = earlest event occurrence time, yaitu saat tercepat terjadi event. TL = latest event occurrence time, yaitu saat paling lambat kejadiannya event. ES = earlest activity start time, yaitu saat tercepat dimulainya aktivitas. EF = earlest activity finish time, yaitu saat tercepat diselesaikannya aktivitas. LS = latest activity start time, yaitu saat paling lambat dimualinya aktivitas. LF = latest activity finish time, yaitu saat paling lambat diselesaikannya aktivitas. t = activty duration time, yaitu waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas. TF = total slack/total float Total float merupakan selisih antara waktu yang tersedia untuk melakukan kegiatan dengan waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan tersebut. TF = LF ES X FF = free float/free slack. Merupakan waktu yang tersisa bila suatu kegiatan dilaksanakan pada waktu yang paling awal. = EF ES X IF = independent float (IF) Merupakan waktu yang tersisa bila suatu kegiatan dilaksanakan pada waktu paling akhir dan kegiatan yang mengikutinya dilaksanakan pada waktu paling awal. = EF LS X Sementara itu dalam melakukan perhitungan penentuan waktu diperlukan tiga asumsi dasar, yaitu meliputi: 1. Proyek hanya memiliki satu initial event dan satu terminal event.

2. Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke nol. 3. Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah TL = TE untuk event ini. Adapun cara perhitungan yang harus dilakukan terdiri atas dua cara yaitu cara perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (backward computation). Untuk melakukan perhitungan maju dan perhitunganm mundur ini, lingkaran kejadian dibagi atas tiga bagian yaitu: Dengan demikian, setelah diagram network yang lengkap dari suatu proyek selesai digambarkan, dan setiap node telah dibagi menjadi tiga bagian seperti di atas, maka mulailah memberi nomor masing-masing node. Setelah itu, cantumkan pada tiap anak panah (kegiatan) perkiraan waktu pelaksanaan masing-masing. Letak angka yang menunjukkan waktu pelaksanaan masing-masing kegiatan ini biasanya di bawah anak panah. Satuan waktu yang diberikan dalam seluruh network harus sama, misal jam, hari, minggu dan lain-lain. Apabila perhitungan dilakukan dengan tidak menggunakan komputer, maka sebaiknya duration ini menggunakan angka-angka bulat. Beberapa Jenis Jaringan Kerja Proyek Dalam praktek terdapat tiga jenis jaringan kerja proyek yang sering digunakan sebagai alat manajemen. Ketiga jenis tersebut adalah sebagai berikut: (Simarmata;1984;219) 1. Metra Potensial Method (MPM) Metode ini menggambarkan aktivitas sebagai simpul, biasanya simpulnya berbentuk segi empat. Nama aktivitasnya dituliskan di dalam kotak ataupun mungkin dituliskan nomor identifikasi aktivitas saja. Simpul-simpul segi empat ini dapat mengandung banyak informasi, misalnya lama pelaksanaan, jumlah tenaga kerja, waktu-waktu simpul paling cepat (ET) atau paling lambat (LT), kelonggaran-kelonggaran yang dimiliki oleh aktivitas dan informasi lain yang dinggap penting. Nama aktivitas atau Nomor Waktu (D) LT D = lama pelaksanaan aktivitas ET TF TF = total kelonggarn float Metode ini mempunyai keuntungan dari aspek presentasi aktivitas yang menonjol dan hubunganhubungan jaringan yang lebih jelas. Tetapi metode ini memakan tempat yang jauh lebih besar dibanding dengan metode yang lain. 2. Metode Lintasan Kritis atau Critical Part Method (CPM) Sebenarnya nama ini kurang tepat, sebab semua jaringan kerja proyek dapat digunakan untuk mencari lintasan kritis proyek. Metode ini menggambarkan aktivitas sebagai anak panah, sedangkan simpul menggambarkan nomor dari simpul paling cepat dan paling lambat. Sebagai contoh Jaringan kerja cara CPM: 3. Program Evaluation and Review Technique (PERT) Metode ini pada prinsipnya sama dengan metode lintasan kritis (MLK) atau Program Evaluation and Review Technique (PERT), kecuali dalam beberapa hal yaitu: a. PERT lebih berorientasi pada penonjolan simpul-simpul saat selesai ataupun saat mulai aktivitas yang bersangkutan, terutama tentang saat-saat penting bagi manajemen, yang disebut sebagai milestone. Hal ini agak berbeda dengan CPM, yang menitik beratkan penampilan tiaptiap aktivitas. Walupun demikian aktivitas-aktivitas dari PERT juga tetap muncul sebagaimana

pada CPM, tetapi bila terjadi konflik antara kebutuhan simpul saat-saat mulai dan selesai dengan penampilan aktivitas, maka diutamakan penggambaran dari saat-saat selesai dan mulai. Penentuan Waktu Setelah network suatu proyek dapat digambarkan, langkah berikutnya adalah mengestimasi waktu yang diperlukan untuk masing-masing aktivitas, dan menganalisa seluruh diagram network untuk menentukan waktu terjadinya masing-masing kejadian (event). Dalam mengestimasi dan menganalisa waktu ini, dari kegiatan-kegiatan pada network tersebut yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut lintasan kritis (critical part). Di samping lintasan ini terdapat lintasan-lintasan lain yang mempunyai jangka waktu yang lebih pendek dari pada lintasan kritis. Dengan demikian, lintasan yang tidak kritis ini mempunyai waktu untuk bisa terlambat, yang dinamakan float. Float memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah network, dan ini dipakai pada waktu penggunaan network dalm praktek, atau digunakan pada waktu mengerjakan penentuan jumlah material, peralatan, dan tenaga kerja. Float ini terbagi atas dua jenis, yaitu total float dan free float. Perhitungan Maju Pada perhitungan maju, perhitungan bergerak mulai dari initial event menuju ke terminal event. Maksudnya adalah menghitung saat yang paling cepat terjadinya events dan saat paling cepat dimulainya serta di selesaikannya aktivitas-aktivitas (TE, ES, dan EF). Ada tiga langkah yang dilakukan pada perhitungan maju, yaitu: 1. Saat tercepat terjadinya initial event ditentukan pada hari ke nol sehingga untuk initial event berlaku TE = 0. (asumsi ini tidak benar untuk proyek yang berhubungan dengan proyek-proyek lain). 2. Kalau initial event terjadi pada hari ke nol, maka ES(I,j) = TE(j) = 0 EF(I,j) = ES(I,j) + t(I,j) = TE(I,j) + t(I,j) 3. Event yang menggabungkan beberapa aktivitas: TE(j) = max (EF(i1,j), EF(i2,j), EF(i3,j),) Perhitungan Mundur Pada perhitungan mundur, perhitungan bergerak dari terminal event menuju ke initial event. Tujuannya untuk menghitung saat paling lambat terjadinya events dan saat paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TL, LS, dan LF). Dalam perhitungan mundur terdapat tiga langkah, yaitu: 1. Pada terminal event berlaku TL = TE. 2. Saat paling lambat untuk memulai suatu aktivitas sama dengan saat paling lambat untuk menyelesaikan aktivitas itu dikurangi dengan duration aktivitas tersebut. LS = LF t LF(I,j) = TL dimana TL = TE, maka:

LS(I,j) = TL(j) t(I,j) 3. Event yang mengeluarkan beberapa aktivitas Setiap aktivitas hanya dapat dimulai apabila event yang mendahuluinya telah terjadi. Oleh karena itu, saat paling lambat terjadinya sebuah event sama dengan nilai terkecil dari saat-saat paling lambat untuk memulai aktivitas-aktivitas yang berpangkal pada event tersebut. TL(j) = min (LS(i1,j), LS(i2,j), LS(i3,j),) Perhitungan Kelonggaran Waktu (Float atau Slack) Setelah perhitungan maju dan mundur selesai dilakukan, maka berikutnya harus dilakukan perhitungan kelonggaran waktu (float/slack) dari aktivitas (i,j), yang terdiri atas total float dan free float. Jika akan menggunakan persamaan S = LS ES, maka total float aktivitas (i,j), maka total float aktivitas (i,j) adalah: S(i,j) = LS(i,j) ES(i,j) Dari perhitungan mundur dapat diketahui bahwa LS(i,j) = TL(i,j) t(i,j), sedangkan dari perhitungan maju ES(i,j) = TE(j), maka: S(i,j) = TL(j) t(i,j) TE(i) Jika akan menggunakan persamaa S = LF EF, maka total float aktivitas (i,j) adalah: S(i,j) = LF(i,j) EF(i,j) Dari perhitungan maju dapat diketahui bahwa EF(i,j) = TE(i,j) + t(i,j), sedangkan dari perhitungan mundur LF(i,j) = TL(j), maka: S(i,j) = TL(j) t(i,j) TE(i) Yang dimaksud dengan free float adalah jumlah waktu di mana penyelesaian suatu aktivitas dapat diukur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya aktivitas yang lain atau saat paling cepat terjadinya event lain pada network. Free float aktivitas (i,j) dihitung dengan cara mencari selisih antara saat tercepat terjadinya event di ujung aktivitas dengan saat tercepat diselesaikannya aktivitas (i,j) tersebut. SF(i,j) = TE(j) EF(i,j) Dari perhitungan maju didapatkan EF(i,j) = TE(i,j) + t(i,j), maka SF(i,j) = TE(j) t(i,j) TE(i) 3. PEMBAHASAN 3.1 Data Waktu Pembangunan Jembatan Waktu pembangunan jembatan direncanakan selesai dalam waktu 1,5 bulan. Adapun jadwal secara terinci dapat dilihat seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 3.1 Data Waktu Pembangunan Jembatan No URAIAN Waktu (hari) I. PEKERJAAN AWAL 1.1 Pengukuran awal 1 1.2 Pemasangan bowplank 1 II. PEKERJAAN TANAH 2.1 Galian konstruksi 4 III. PEKERJAAN PASANGAN

3.1 Pasangan Batu Kali 18 3.2 Siaran 3 IV. PEKERJAAN STRUKTUR 4.1 Pembesihan 4 4.2 Beton K-225 1 4.3 Beton plat 3 4.4 Bekisting & perancah 4 4.5 Besi Siku (Uk. 4.4.4.6) 2 4.6 Pipa Rilling 4 2 V. PEKERJAAN FINISHING 5.1 Timbunan Jembatan 6 5.2 Sayap jembatan 6 5.3 Pengecatan 3 Sumber: penelitian Pengolahan Data Setelah data-data yang diperlukan dapat dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data. Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: Penggambaran Jaringan Kerja Pembangunan Jembatan Untuk melaksanakan proyek pembangunan jembatan akan memudahkan bagi yang berkompeten seandainya dibuat jaringan kerjanya. Sehingga hal tersebut dimaksudkan untuk memudahkan pelaksanaan dan mengontrol dari proyek yang dilaksanakan. Tabel 4.2 Daftar Kegiatan dan Rencana Pelaksanaan No URAIAN Waktu Penda- Pengikut (hari) hulu I. PEKERJAAN AWAL A Pengukuran awal 1 - B B Pemasangan bowplank 1 A C II. PEKERJAAN TANAH C Galian konstruksi 4 B D III. PEKERJAAN PASANGAN D Pasangan Batu Kali 18 C E,F,L E Siaran 3 D N IV. PEKERJAAN STRUKTUR F Pembersihan 4 D I G Bekesting & perancah 4 F G H Beton K 225 1 G I I Trotoar jembatan 3 H J,K,M J Besi Siku (Uk. 4.4.4.6) 2 I N K Pipa Rilling 4 2 I N V. PEKERJAAN FINISHING L Timbunan Jembatan 6 D N M Sayap jembatan 6 L N N Pengecatan 3 D,K,I,M Sumber: data olahan

Rencana pembangunan jembatan dapat digambarkan dalam jaringan kerja seperti tampak pada gambar dibawah ini: Gambar 4.2 Rencana Jaringan Kerja Sumber: Hasil rancangan Perhitungan Waktu Pembangunan Jembatan Setelah network suatu proyek dapat digambarkan, langkah berikutnya adalah mengestimasi waktu yang diperlukan untuk masing-masing aktivitas, dan menganalisa seluruh diagram network untuk menentukan waktu terjadinya masing-masing kejadian (event). Dalam mengestimasi dan menganalisa waktu ini, dari kegiatan-kegiatan pada network tersebut yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut lintasan kritis (critical part). Perhitungan waktu yang dimaksud adalah sebagai berikut: Perhitungan Maju Pada perhitungan maju, perhitungan bergerak mulai dari initial event menuju ke terminal event. Maksudnya adalah menghitung saat yang paling cepat terjadinya events dan saat paling cepat dimulainya serta di selesaikannya aktivitas-aktivitas (TE, ES, dan EF). TE(j) = max (EF(i1,j), EF(i2,j), EF(i3,j),) Peristiwa 0 TE0 = 0 Peristiwa 1 Hanya ada satu kegiatan yang menuju peristiwa 1 TE1 = EF(0,1) + tA =0+1=1 Peristiwa 2 Hanya ada satu kegiatan yang menuju peristiwa 2 TE2 = EF(1,2) + tB =1+1=2 Peristiwa 3 Hanya ada satu kegiatan yang menuju peristiwa 3 TE3 = EF(2,3) + tC =2+4=6 Peristiwa 4 Hanya ada satu kegiatan yang menuju peristiwa 4 TE4 = EF(3,4) + tE = 6 + 18 = 24 Peristiwa 5 Hanya ada satu kegiatan yang menuju peristiwa 5 TE5 = EF(3,5) + tF = 6 + 4 = 10 Peristiwa 6 Hanya ada satu kegiatan yang menuju peristiwa 6

TE6 = EF(5,6) + tG = 10 + 4 = 14 Peristiwa 7 Hanya ada satu kegiatan yang menuju peristiwa 7 TE7 = EF(6,7) + tH = 14 + 4 = 18 Peristiwa 8 Hanya ada satu kegiatan yang menuju peristiwa 8 TE8 = EF(7,8) + tI = 18 + 3 = 21 Peristiwa 9 Hanya ada satu yang menuju peristiwa 9 TE9 = EF(8,9) + tJ = 21 + 2 = 23 Peristiwa 10 Hanya ada satu kegiatan yang menuju peristiwa 10 TE10 = EF(8,10) + tM = 21 + 6 = 27 Peristiwa 11 Ada lima kegiatan yang menuju peristiwa 11, yaitu kegiatan E, kegiatan K, kegiatan dummy(9), kegiatan dummy(10), dan kegiatan L. TE11 = maks {EF(4,11) + tE, EF(8,11) + tK, EF(9,11) + tdummy , EF(10,11) + tdummy, EF(3,11) + tL) = maks{24 + 3 , 21 + 2 , 23 + 0 , 27 + 0 , 6 + 6) = maks {27 , 23 , 23 , 27 , 12} Karena nilai terbesarnya adalah 27, maka TE11 = 27 Peristiwa 12 Hanya ada satu kegiatan yang menuju peristiwa 11 TE10 = EF(11,12) + tN = 27 + 3 = 30 Sehingga total waktu penyelesaian proyek jembatan adalah 30 hari. Perhitungan Waktu Mundur Pada perhitungan mundur, perhitungan bergerak dari terminal event menuju ke initial event. Tujuannya untukmenghitung saat paling lambat terjadinya events dan saat paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TL, LS, dan LF). TL(j) = min (LS(i1,j), LS(i2,j), LS(i3,j),) Peristiwa 12 TL12 = TE12 = 30 Peristiwa 11 Hanya ada satu kegiatan mundur yang menuju peristiwa 11 TL11 = TL11 tN = 30 3 = 27 Peristiwa 10 Ada satu kegiatan mundur yang menuju peristiwa 10, yaitu kegiatan dummy

TL10 = TL11 tdummy = 27 0 = 27 Peristiwa 9 Hanya ada satu kegiatan mundur yang menuju peristiwa 9 TL9 = TL11 t dummy = 27 0 = 27 Peristiwa 8 Ada tiga kegiatan mundur yang menuju peristiwa 8, yaitu kegiatan J, kegiatan K, dan kegiatan M TL8 = min {TL9 tJ, TL11 tK, TL10 tM} = min {27 2, 27 2, 27 6} = min {25, 25, 21} Karena nilai terkecilnya 21, maka TL8 = 21 Peristiwa 7 Hanya ada satu kegiatan mundur yang menuju peristiwa 7 TL7 = TL8 tI = 21 3 = 18 Peristiwa 6 Hanya ada satu kegiatan mundur yang menuju peristiwa 6 TL6 = TL7 tH = 18 4 = 14 Peristiwa 5 Hanya ada satu kegiatan mundur yang menuju peristiwa 5 TL5 = TL6 tG = 14 4 = 10 Peristiwa 4 Hanya ada satu kegiatan mundur yang menuju peristiwa 4 TL4 = TL11 tE = 27 3 = 24 Peristiwa 3 Ada tiga kegiatan mundur yang menuju peristiwa 3, yaitu kegiatan D, kegiatan F, dan kegiatan L. TL3 = min {TL4 tD, TL11 tL, TL5 tF} = min {24 18, 27 6, 10 4} = min {6, 21, 6} Karena nilai terkecilnya 6, maka TL3 = 6 Peristiwa 2 Ada satu kegiatan mundur yang menuju peristiwa 2 TL2 = TL3 tC =64=2 Peristiwa 1 Hanya ada satu kegiatan mundur yang menuju peristiwa 1 TL1 = TL2 tB =21=1

Peristiwa 0 Hanya ada satu kegiatan yang menuju peristiwa 1 TL0 = TL1 tA =11=0 Dari hasil perhitungan diatas maka jaringan kerja berikut waktu tercepat dan terlama untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut: Gambar 4.3 Jaringan Kerja Dan Waktunya Sumber: Hasil rancangan Perhitungan Total Float dan Free Float Setelah dilakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur maka selanjutnya dihitung total float dan free float dari masing-masing aktivitas. Aktivitas A : S(0,1) = 1 0 1 = 0 SF(0,1) = 1 0 1 = 0 Aktivitas B: S(1,2) = 2 1 1 = 0 SF(1,2) = 2 1 1 = 0 Aktivtas C : S(2,3) = 6 4 2 = 0 SF(2,3) = 6 4 2 = 0 Aktivitas D : S(3,4) = 24 6 18 = 0 SF(3,4) = 24 6 18 = 0 Aktivitas E: S(4,11) = 27 24 3 = 0 SF(4,11) = 27 24 3 = 0 Aktivitas F: S(3,5) = 10 6 4 = 0 SF(3,5) = 10 6 4 = 0 Aktivitas G: S(5,6) = 14 10 4 = 0 SF(5,6) = 14 10 4 = 0 Aktivitas H: S(6,7) = 18 14 4 = 0 SF(6,7) = 18 14 4 = 0 Aktivitas I: S(7,8) = 21 18 3 = 0 SF(7,8) = 21 18 3 = 0 Aktivitas J: S(8,9) = 23 21 2 = 0 SF(8,9) = 23 21 2 = 0 Aktivitas K: S(8,11) = 27 21 2 = 4 SF(8,11) = 27 21 2 = 4 Aktivitas L: S(3,11) = 27 11 6 = 10 SF(3,11) = 27 11 6 = 10 Aktivitas M: S(8,10) = 27 21 6 = 0 SF(8,10) = 27 21 6 = 0 Dummy S(9,11) = 27 27 0 = 0 SF(9,11)= 27 27 0 = 0 Dummy S(10,11) = 27 27 0 = 0 SF(10,11)= 27 27 0 = 0 Aktivitas N: S(11,12) = 30 27 3 = 0 SF(8,11) = 30 27 3 = 0 Dari hasil perhitungan diatas maka dapat dirangkum dalam tabel seperti tampak di bawah ini:

Tabel 3.3 Rangkuman Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Waktu Paling cepat Paling lambat Total Free ( i, j ) Hari Mulai Selesai Mulai Selesai Float Float ES EF LS LF S SF A (0,1) 1 0 1 0 1 0 0 *) B (1,2) 1 1 2 1 2 0 0*) C (2,3) 4 2 6 2 6 0 0 *) D (3,4) 18 6 24 6 24 0 0 *) E (4,11) 3 24 27 24 27 0 0 *) F (3,5) 4 6 10 6 10 0 0*) G (5,6) 4 10 14 10 14 0 0 *) H (6,7) 4 14 18 14 18 0 0*) I (7,8) 3 18 21 18 21 0 0 *) J (8,9) 2 21 27 21 27 0 0 *) K (8,11) 2 21 27 21 27 4 4 L (3,11) 6 6 27 6 27 10 10 M (8,10) 6 21 27 21 27 0 0 *) Dm (9,11) 0 23 27 23 27 0 0*) Dm (10,11 0 23 27 27 27 0 0 *) N(11,12) 3 27 30 27 30 0 0 *) Sumber: Hasil olahan *) lintasan kritis 4. KESIMPULAN 1. Total waktu penyelesaian proyek jembatan di Perumahan Jumantoro Maospati Kabupaten Magetan adalah 30 hari. 2. Dalam kegiatan pembangunan Jembatan tersebut terdapat jalur-jalur kritis dimana hal ini dapat dilihat berdasarkan total float (S) dan free float (SF) sama dengan nol yaitu terjadi pada kegiatan: Pengukuran awal Bekesting & perancah Pemasangan bowplank Beton K 225 Galian konstruksi Trotoar jembatan Sayap jembatan Besi Siku (Uk. 4.4.4.6) Pembesihan Pengecatan DAFTAR RUJUKAN Husnan Suad dan Suwarsono, 1993, Studi Kelayakan Proyek, Edisi Reivisi, Penerbit BPFE Jogyakarta Pujawan Nyoman I, 1995, Ekonomi Teknik, Penerbit Gunawidya, Jakarta Riyantoko Bambang, 1992, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta Simarmata, 1984, Pendekatan Sistem Dalam Analisa Proyek Investasi dan Pasar Modal, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Siswanto Sutoyo, 1997, Studi Kelayakan Proyek Teori Dan Praktek, Penerbit PT. Pustaka

Binaman Presindo, Jakarta. Umar Husein, 1999, Studi Kelayakan Bisnis Manajemen, Penerbit Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

También podría gustarte