Está en la página 1de 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSLUSIF Pokok Bahasan Penyuluh Hari/Tanggal Waktu Tempat Sasaran : ASI EKSLUSIF : : : : :

Sub Pokok Bahasan : Pemberian ASI Ekslusif pada bayi

I Tujuan Instruksional Umum ( TIU ) Para Ibu dapat mengetahui dan memahami tentang ASI Ekslusif.
II Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )

A Para ibu dapat menyebutkan pengertian ASI Ekslusif B Para ibu dapat menjelaskan komposisi ASI. C Para ibu dapat menyebutkan manfaat ASI Ekslusif. D Para ibu dapat menjelaskan cara penyimpanan ASI. E Para ibu dapat menjelaskan cara menyusui yang benar. Perkembangan semakin global yang membuat generasi genre antara wanita dan laki-laki. Di tahun 2011 ini telah banyak wanita ikut serta mencari nafka, meskipun suami meraka telah mempunyai cukup uang untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari. Pada awalnya istri ingin menjadi wanita karir bukanlah masalah besar, namun setelah sang istri hamil, melahirkan, dan memberikan kebutuhan nutrisi adekuat untuk bayinya inilah yang dipertanyakan. Apakah semua wanita karir mampu memberikan nutrisi adekut kepada bayi dalam hal ini adlah memberikan ASI eksklusif. Pemberian ASI secara eksklusif adalah: bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, airt teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim. Pemberian ASI secara eksklusif

dianjurkan umur nol sampai enam bulan. Dan setelah 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan dengan makanan padat. Sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun. Menurut data Demographic and Health Survery World Health Organization (tahun 1986-1989) presentasi bayi di Indonesia yang mendapat ASI masih mencapai 96% dan 36% diantaranya mendapat ASI secara eksklusif (hanya mengkonsumsi ASI samapi usia 6 bulan). Pada tahun 1992 , Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT,1992) memperlihatkan data bayi yang menerima ASI secara eksklusif hanya 30%. Sedangkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa hanya 52% ibu menyusui bayinya rata-rata hanya selama 1,7 bulan, namun pada tahun berikutnya pada SDKI 2002-2003, terjadi peningkatan presentasi ibu menyusui yang member ASI secara eksklusif mencapai 55% (BPS,2003). Walaupun terjadi peningkatan di tahun 2003, kondisi ini belum dapat mencapai target Depkes, dimana standar pelayanan minimal bidang kesehatan menetapkan bahwa minimal 80% ibu menyusui bayi secara eksklusif. Minimnya kepedulian perempuan terhadap pemberian ASI secara eksklusif diduga menjadi salah satu factor penyebab menurunnya pemberian ASI secara eksklusif. Hal ini dilator belakangi oleh menggeloranya berbagai bentuk keinginan para ibu. Yang paling awal terpikirkan oleh ibu setelah proses melahirkan adalah susu formula apa yang terbaik untuk bayinya nanti. Karena sebagian besar wanita yang bekrja/ wanita karir malas menyusui anaknya dari awal dengan alas an pekerjaan. Berbagai persepsi yang salah terkait pemberian ASI yang berkembang di masyarakar, tidak jarang menjadi beban tersendiri bagi ubu menyusui,sehingga proses menyusui terganggu. Melihat kasus ini,terkait minimnya pemberian ASI eksklusif sampaibayi usia 6 bulan, maka [erlu diadakan penyuluhan mengenai Pentingnya ASI eksklusif di masa keemasan bayi.

También podría gustarte