Está en la página 1de 12

1. Diskripsi ekosistem dasar laut dalam yang tergantung atau masih bagian zona ekosistem diatasnya!

Planet bumi 60 % nya merupakan lautan yang luas dan memiliki kedalaman lebih dari 1 mil. Laut dalam merupakan habitat terbesar yang berada di bumi, namun keberadaannya tidak begitu banyak terekspos/ diketahui secara umum. Laut dalam hingga saat ini merupakan kawasan asing bagi manusia yang sulit dan mungkin belum pernah terungkap. Di kawasan ini menjadi rumah bagi hewan hewan teraneh yang ada di dunia. Ada 3 zona kedalaman dalam ekosistem laut, yaitu : a. Zona Eufotik, zona ini merupakan zona sinar matahari masih dapat masuk dan masih memungkinkan terjadinya proses fotosintesis. Rentan zona ini pada kedalaman 0-150 meter. b. Zona Disfotik, zona ini berada pada kedalaman 150-1000 meter, dengan kondisi cahaya matahari masih dapat masuk walaupun hanya sedikit. Sehingga untuk proses fotosintesis sudah tidak memungkinkan lagi. c. Zona Afotik, pada zona ini cahaya matahari sudah tidak dapat menembus lagi, sehingga kawasan ini sering disebut sebagai zona gelap gulita. Zona ini berada pada kedalaman > 1000 meter. Terdapat berbagai ekosistem yang hidup di beberapa zona di atas, diantaranya anemon, rumput laut, karang, dan hewan-hewan penghuni karang yang hidup pada zona Eufotik. Kemudian pada zona Disfotik makhluk hidup didalamnya antara lain ikan baracuda, ikan hiu, ikan paus, dan lain sebagainya. Diantara makhluk-makhluk laut tersebut yang dapat hidup di laut dalam atau pada zona Afotik antara lain :

Gambar 1. Dragonfish dan anglerfish

Gambar 2. ventriftia Dari diskripsi diatas, beberapa zona akan di jelaskan kehidupan yang terjadi di dalamnya, antara lain seperti berikut : Ikan paus akan mengambil nafas ke permukaan dan mampu bertahan di kedalaman laut hingga lebih dari 1 jam lamanya, paus ini mencari makanan yang berada di kedalaman yang lebih dari ribuan meter dengan tekanan ratusan kali lipat tekanan permukaan. Twilight zone merupakan suatu dunia kegelapan di laut dalam dengan kondisi hewan yang transparan. Ekosistem yang berkembang di kawasan ini meliputi hewan yang transparan, dengan berusaha melihat mangsa, namun juga berusaha agar tidak terlihat pemangsa/ predator lain. Salah satu hewan yang hidup di kawasan ini ialah amphipod, memiliki panjang 12 cm dan sangat transparan. Kondisi tubuh dengan kepala penuh terisi 2 mata besar berguna untuk mendeteksi mangsa. Kemudian phronima yang diadopsi menjadi inspirator pembuatan film film alien. Hewan ini hidup seperti parasit yang hidup di dalam badan hewan lunak. Bentuk yang menakjubkan dengan mata besar menjadikan sebagai predator yang kuat. Selain hewan hewan tersebut, berbagai hewan yang memiliki struktur komplek sekalipun akan menjadi transparan di kawasan ini.
3

Hewan lainnya ialah cumi cumi laut dalam yang tidak bertulang belakang memiliki struktur kompleks. Dan ratusan hewan lainnya yang berada di kawasn ini. Hewan comb jelly sebagai predator di kawasan ini akan menangkap copepod yang lewat dengan cara mengeluarkan jarring panjang yang lengket. Kemudian juga se-ekor siphonophores

yang memiliki perangkap lebih besar dan mematikan. Hewan ini memiliki lubang dikepala, dan panjangnya dapat

mencapai 40 meter. Gambar. 3 Cumi-cumi yang terlihat transparan di Laut Dalam Dalam kawasan yang berada di bawahnya lagi sekitar 500 meter, beberapa hewan untuk bertahan hidup dibutuhkan penglihatan yang tajam dan tubuh yang transparan/ tidak terlihat. Salah satu contohnya hewan ikan hatchet yang dianggap terbaik dalam hal bersembunyi dari pemangsa lain. Sebagai pelindungnya hewan tersebut memiliki mata yang besar dan sensitif berguna untuk mencari mangsa, namun kondisi tubuh yang sangat pipih dan bercorak keperakan. Hal itu untuk mengelabuhi pemangsa, karena jika tampak depan, maka ikan tersebut akan nampak, namun jika dari tampak samping hewan tersebut seperti membiaskan sinar biru karena seperti kaca. Mayoritas predator dalam kawasan ini memiliki mata yang berbentuk tabung besar, maka dapat membedakan mangsa meski dalam kegelapan. Ikan hatchet tersebut dapat mengecoh atau membingungkan mata predator lain yang mencari dari bawah mereka. Hal tersebut karena adanya sel photophores, yaitu sel sel di perut yang dapat bersinar. Photophores tersebut digunakan untuk mengubah dan menyamakan dengan perubahan cahaya yang berasal dari permukaan. Meskipun ikan hatchet memiliki photophores untuk berlindung dari predator, predator lain memiliki mata kuning yang berfungsi untuk membedakan
4

cahaya yang berasal dari photophores maupun dari matahari, sehingga tetap saja masih dapat di ketahui keberadaan dari mangsanya. Kemudian semakin kearah dalam hingga ribuan meter, akan berada di zona kegelapan karena tidak ada cahaya matahari sedikitpun yang mampu menembus hingga zona ini. Sebagai contoh hewan yang hidup di kawasan ini ialah ikan fang tooth yang memiliki ciri ciri bergigi besar sehingga mulutnya tidak dapat menutup, mempunyai otot yang kuat dan sebagai pemburu yang agresif. Hewan di kawasan ini selain mengandalkan penglihatannya, dengan tubuh seperti tongkat tipis memiliki organ yang sensitif dalam gerakannya, sehingga lebih mengandalkan organ tersebut daripada penglihatan. Predator lain yang hidup di kawasan ini ialah hairy angler, dengan panjang setengah meter, seluruh tubuh mempunyai antene sensitif yang berfungsi mendeteksi gerakan mangsanya. Ada pula belut gulper yang memiliki mata kecil, namun bermulut besar karena dapat menelan makanan berbagai ukuran. Hewan ini tidak banyak bergerak, namun dapat melihat berbagai mangsa yang melewatinya, sehingga tidak diketahui keberadaannya oleh mangsa/ hewan lain. Belut tersebut mampu menelan mangsa yang berukuran sebesar tubuhnya. Sehingga sangat bermanfaat dan menguntungkan bagi predator di kawasan ini. Contoh salah satu hewan yang berperan sebagai makanan bagi predator lain dan juga sebagai penghias dasar laut dalam ialah bioluminescence, karena akan berkelip kelip sehingga menghasilkan cahaya yang indah. Selain akan mengundang predator lain, juga akan mengundang mangsa untuk mendekati mereka. Predator lainnya disebut ikan anglers, karena menggunakan

biolimenescence tersebut sebagai perangkap seperti nelayan yang menggunakan umpan. Hingga akan menarik cumi cumi predator untuk mendekatinya. Salah satu hal lain yang berkembang di kawasan dasar laut dalam ialah proses perkembangbiakan yang dianggap lebih sulit jika dibandingkan mencari makanan. Para predator dalam menemukan pasangannya dengan menggunakan
5

cahaya kelip, namun hanya dimilliki oleh betina, untuk pejantan yang berukuran 1/10 dari betina memiliki tujuan utama cara menemukan pasangan dalam kegelapan. Selain dibantu cahaya kelip, betina juga mengeluarkan zat kimia ke dalam air hingga tercium oleh pejantan. Setelah menemukan pasangan, pejantan akan menempel pada betina dengan cara mengigit perut si betina dan akan berda di kondisi tersebut hingga permanent. Dalam kondisi dasar laut dalam yang gelap, maka para predator akan membuat cahaya yang berwarna biru atau biru kehijauan dan juga merah yang bertujuan untuk menarik mangsa. Contoh predator yang memiliki mata paling sensitif ialah seekor ostracod yang dikenal gigantocypris. Hewan ini memiliki ukurna mata sebesar kacang, tapi sangat besar bagi seukuran ostracod. Dari kesemua itu, terdapat predator yang memiliki mekanisme pertahanan bioluminescence yang terbaik yaitu cahaya yang di keluarkan ubur ubur laut dalam, periphylla. Hal tersebut berfungsi untuk mengusir para predator lain atau musuh. Dalam kehidupan dasar laut dalam ini, siklus harian matahari sangatlah berpengaruh bagi kehidupan dasar laut dalam. Disaat terbenamnya matahari akan menimbulkan migrasi terbesar yang terjadi bagi makhluk hidup di planet ini. Ribuan juta ton hwean akan naik dari kegelapan menuju permukaan air dangkal disetiap malamnya. Hewan yang pertama kali naik ke permukaan ialah grazer kecil mencari mikroskopis yang hanya hidup di air dangkal dan terkena sinar matahari. 2. Diskripsikan 2 ekosistem dasar laut dalam yang tidak tergantung pada sinar matahari! Di kawasan yang berada 4000 meter di bawah permukaan laut, tidak akan dijumpai timbuhan karang atau yang lainnya, namun hanya beberapa hewan predator yang menempati kawasan tersebut. Hal tersebut berdampak pada kondisi air yang jernih karena sedikit hewan dan hanya 3% dari makanan yang ada dipermukaan air sampai ke kawasan ini.

Dasar laut dalam didominasi oleh echinoderms, sea cucumbers, brittle stars dan sea urchins. Hewan hewan tersebut tersebar jutaan di tempat ini untuk mencari partikel tak beracun yang kemungkinan ada di dalam sedimen. Dalam bentuk dan ukurannya sangat beragam, walaupun hanya sedikit yang tersebar di dasar laut yang luas, hewan ini termasuk hewan terbanyak diplanet ini. Hewan hewan tersebut melindungi diri dan mempertahankan diri dengan banyaknya duri yang mengelilingi tubuhnya, meskipun tidak untuk berkembangbiak. Karena melihat kondisi tempat yang seperti itu, maka hewan hewan yang hidup di tempat tersebut akan mengelompok sehingga tidak akan terlalu jauh dari pasangan yang potensial. Kondisi tempat yang penuh bebatuan dimanfaatkan hewan sebagai jangkar untuk menggantungkan hidup pada makanan yang lewat. Sebagai contoh crinoids atau bunga lili laut, yang nampak seperti tumbuhan tapi sebenarnya hewan. Tangakai yang dimilikinya panjang berguna untuk menjaga agar tentakel untuk makan yang berbentuk payung berada pada posisi yang baik saat arus dating, yaitu berada dalam tempat yang memudahkan untuk memangsa. Di kedalaman 2000 meter yang menurut penelitian tidak akan ditemukan koral atau tidak seharusnya ada koral, namun di tempat tersebut terdapat koral. Di perairan dingin teluk norwegia terdapat koral laut dalam setinggi 30 meter dengan panjang 200 meter. Koral tersebut tidak menerima sinra dari matahari, sehingga harus menangkap makanan dengan efisien. Benjolan yang dimiliki lebih besar jika disbanding dengan koral laut dangkal. Hal tersebut berfungsi untuk membantu dalam mendapatkan atau menangkapa makanan. Salah satu koral yang terbesar di laut dalam ialah koral jamur laut dalam. Tentakel yang dimiliki sepanjang 3 cm, dapat menangkap mangsa yang lebih besar dari koral biasanya. Selain koral jamur laut dalam, terdapat pula tunicates yang pada dasarnya berfungsi sebagai penyaring makanan, tapi pada laut dalam ini sebagai predator dengan lubang yang dimiliki jauh membesar menjadi sebuah perangkap. Sea cucumbers biasanya berdiam diri di dasar laut, namun di laut dalam semua hewan berubah, begitu pula dengan spesies ini. Hewan ini mempunyai
7

lapisan kulit yang memungkinkan berenang hingga ratusan meter di atas dasar laut. Hewan tersebut akan menghampiri dan turun kedasar laut yang mempunyai makanan segar. Hewan yang memiliki bentuk paling aneh dimiliki seekor polychaete cacing dan biasanya tubuh panjangnya yang berdetak akan menancap kuat dalam sedimen. Hewan lain pula yang berenang di laut terbuka, cara bergeraknya dengan ornament tubuhnya berusaha menemukan sumber makanan baru maupun melarikan diri dari predator. Kemudian hewan chimaera yang merupakan satu spesies dengan hiu memiliki panjang kurang dari 1 meter. Chimaera ini memburu mangsa dengan menggunakan atau memanfaatkan sensor pada dagunya, serta mata yang besar berfungsi untuk melihat bioluminescence. Mayoritas hewan besar yang ada di tempat ini sebagai predator. Sebagai contoh matinya tuna raksasa mengundang belut laut dalam untuk memangsanya, serta beberapa hiu lainnya yang rata rata memiliki panjang 8 meter, sehingga mereka juga disebut sebagai fosil hidup. Contoh lainnya matinya paus abu abu seberat 30 ton yang menarik perhatian ratusan hagfish. Mereka menghancurkan, mencabik cabik bangkai tersebut dan menghisapnya. Setelah seluruh daging habis tidak tersesa, muncul sekumpulan bakteri putih menggumpal dna menggerogoti tulang paus tersebut. Pada kedalaman 3000 meter atau mendekati 3 mil, kawasan dasar laut dalam berbentuk flat tapi terdapat pula kanal kanal besar dan dalam, yang terdalam dikenal dengan kanal mariana sedalam 7 mil di bawah laut. Di kawasan ini terdapat ribuan hewan yang lebih kecil ( contohnya brittle stars ) mencari makan. Di kawasan ini pula kebanyakan ikan yang ditemukan berasal dari satu keluarga rattails. Mereka sebagai predator dengan menggunakan sensornya untuk mengikuti bau bangkai hewan. Jangkaun rattails ini sangat jauh melintasi kanal kanal hanya untuk mencari makanan. Predator lainnya yang ditemukan ialah ikan tripod dengan kondisi badan yang ditopang oleh 2 tangkai bercahaya dan mampu berdiam tidak bergerak selama berjam jam. Untuk mengetahui letak mangsanya, hewan ini
8

menggunakan tangaki di belakang kepala yang sensitif terhadap gerakan sekecil apapun. Jika menelusuri semakin kedalam, akan ditemukan predator predator lain yang mungkin belum pernah diketemukan. Contohnya gurita laut yang hampir sebesar sebuah bola pantai, sehingga dijuluki dumbo. Kondisi kulit yang berbentuk paying di antara tentakel, dan telinga yang bergerak gerak menjadikan mengapung dengan bebas untuk mencari makanan. Di tengah laut dalam, nampak struktur geologi terbesar di planet bumi, adanya pegunungan di laut dalam. Kondisi tersebut ditambah dengan aktivitas gunung yang mengeluarkan gas nitrogen sulfide, suhu yang mencapai 400o, ditemukan makhluk hidup. Salah satunya cacing polychaete yang berada di suhu 80o Cg, secara ilmiah tidak ada hewan dibumi yang mampu beradaptasi dengan suhu setinggi ini, sehingga menyebutnya cacing Pompeii. Semakin kedalam lagi terdapat kerang besar yang dihuni kepiting putih, dan ratusan cacing berwarna merah mendominasi cerobong yang terdapat di pegunungan sepanjang 28 mil tersebut. Cacing tersebut rata rata memiliki panjang masing masing 2 meter dan lebar 4 meter. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua makhluk hidup dibumi bergantung pada matahari, seperti kehidupan yang berada di pegunungan ini, serta mengubah statement ilmuwan tentang kehidupan yang tergantung pada matahari semata. Para makhluk hidup di pegunungan tersebut yang tidak tergantung pada matahari dalam bertahan hidup memanfaatkan dirinya yang dipenuhi oleh bakteri yang mampu meneyrap energy dari sulfide yang kelura melalui cerobong. Hewan yang berwarna merah berasal dari haemoglobin yang membawa sulfide dan oksigen untuk bakteri tersebut. Kumpulan bakteri tersebut merupakan sumber utama energy untk setiap makhluk hidup disini. Fungsi dari bakteri dan mikroba ini sama seperti tumbuhan yang berwarna hijau karena memanfaatkan sinar matahari dan berada di bawah sinar matahari. Bakteri dan mikroba merupakan inti dari rantai makanan yang diperlukan > 500 spesies. Kepiting dan udang memakan bakteri, bahkan mencoba mencuri beberapa bagian dari cacing. Pada bagian teratas dari rantai makanan terdapat ikan yang tidak pernah jauh dari lubangnya,
9

namun harus terjadi migrasi/ pindah kelubang lainnya karena jarang ada yang aktif selama beberapa decade. Selain itu, pada tahun 1990, di bawah laut teluk meksiko sekitar setengah mil-nya, ditemukan air laut yang kental lebih pekat daripada air disekitarnya, dan pasir yang dibentuk oleh ratusan ribu kerang. Sumber energy di tempat tersebut bukanlah sulfide, tapi gelembung metan yang keluar dari dasar laut. Kerang kerang tersebut mengubah metan menjadi sumber energy dengan bantuan bakteri, sehingga dapat menghasilkan energy tanpa sinar matahari. Ekosistem yang berkembang antara lain udang, lobster, cacing polychaete merah. Oasis di kawasan tersebut dikenal dengan genangan dingin dna keadaannya mirip cerobong panas. 3. Membandingkan ekosistem dasar laut tersebut dengan ekosistem dasar laut di perairan laut Sulawesi! Ekosistem di planet bumi yang berkembang di setiap daerah dan kawasan yang memiliki struktur geologi dan geomorfologi akan mempunyai kondisi ekosistem yang berbeda. Hal tersebut tentunya tidak hanya ekosistem darat, sungai, bahkan ekosistem laut dalam-pun akan memiliki perbedaan kondisi ekosistemnya. Namun tidak menutup kemungkinan akan memiliki persamaan ekosistem yang berada pada satu garis zona di dalamnya. Jika membandingkan ekosistem laut dalam yang dijelaskan di Film Blue Planet dengan ekosistem laut dalam yang ada di perairan laut Sulawesi Utara, maka kurang lebih dua ekosistem tersebut memiliki banyak persamaan. Persamaan diantaranya adalah adanya Gunung Api bawah laut, kemudian beberapa jenis hewan lautnya. Seperti cacing yang berwarna merah dan kerang laut yang hidupnya tergantung dengan kandungan Hidrogen Sulfida (H2S) ataupun gas Metan (CH4), seperti yang tampak pada gambar diatas yang membandingkan ekosistem laut dalam yang ada di Film Blue Planet (atas) dengan ekosistem laut dalam yang ada di perairan laut Sulawesi Utara, tepatnya di Laut Sangihe Talaud yang merupakan wilayah atau zona Segitiga Terumbu Karang.

10

Koloni di Laut Dalam

Koloni Laut Dalam di Laut Sangihe Talaud, Sulawesi Utara

Segitiga Terumbu Karang adalah ekosistem laut yang paling beragam dan dari segi biologi paling rumit di planet ini. Ini mencakup sebagian wilayah Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste. Dengan luas 5,7 juta km2, hampir setara dengan luasnya 48 negara bagian AS tanpa Alaska dan Hawaii. Hal ini setanding dengan kekayaan dan keragaman dan kelebatan hutan di Amazon. Segitiga Terumbu Karang juga dihuni oleh lebih dari 600 spesies karang pembentuk-terumbu (75% sudah dikenal ilmu pengetahuan), 3000 spesies ikan terumbu karang (40% spesies terumbu karang yang ada di dunia), 6 dari 7 spesies penyu laut di dunia, dan tiga perempat Moluska atau hewan laut bertulang lunak seperti tripang, tiram, ubur-ubur, cumicumi dan lain.
Lokasi ekosistem laut dalam (deep sea) di Laut Sangihe Talaud, Sulawesi Utara dan letak segitiga terumbu karang di Indonesia

11

Ekosistem di Sulawesi utara merupakan ekosistem yang hidup di daerah > 4000 meter di laut dalam. Kondisi ekosistem yang nampak mirip dengan yang di gambarkan pada film blue planet : the deep volume 2. Karena penelitian tersebut di lakukan di perairan Sulawesi utara, tepatnya di daerah laut sangihe, oleh para peneliti amerika dengan bekerjasama peneliti peniliti Indonesia.

Referensi http://eduprisma.blog.uns.ac.id/2010/10/30/ekosistem-laut-dalam-deepsea-yang-menakjubkan/ http://teguhheriyanto.blogspot.com/2011/03/vbehaviorurldefaultvmlo.html http://www.faktailmiah.com/2011/03/28/bagaimana-hewan-yang-hidup-didasar-laut-mendapatkan-makanan.html http://visimaya.com/berita-122-penemuan-ekosistem-4000-meter-bawahlaut-sangihe.html http://oediku.wordpress.com/2010/07/17/penemuan-cerobong-asap-didasar-laut-sangihe-talaud-sulawesi-utara/ http://mukhtar-api.blogspot.com/2010/07/as-teliti-misteri-bawah-lautsulut.html http://eduprisma.blog.uns.ac.id/2010/10/30/ekosistem-laut-dalam-deepsea-yang-menakjubkan/#more-15 http://maspris9000.blogspot.com/2010/10/ekosistem-laut-dalam-deep-seayang.html

12

También podría gustarte