Está en la página 1de 17

MAKALAH DASAR-DASAR LOGIKA Ilmu Pengetahuan Dan Logika

BUDI WIJAYA 170410100060

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERISTAS PADJADARAN 2010/2011

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, hanya kepadaNya kita memohon pertolongan dalam segala urusan dan hanya Dialah satu-satunya yang berkuasa memenuhi keperluan hamba-Nya. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada pemimpin umat pembawa hidayah Nabi Muhammad Saw. dan keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya. Alhamudillah berkat rahmat-Nya, makalah dengan judul Ilmu Pengetahuan dan Logika untuk memenuhi salah satu tugas individu pada mata kuliah Dasar-Dasar Logika telah terselesaikan. Dengan keterbatasan ilmu saya, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Drs. Fransiscus van Ylst, M.Hum. yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk membuat makalah ini dan semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya. Amiin...

Jatinangor, 23 Februari 2011

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................2 Daftar isi...................................................................................................................................3 Bab 1 Pendahuluan................................................................................................................4


A. Latar Belakang...............................................................................................................4 B. Tujuan dan Kegunaan....................................................................................................4 C. Metode Penulisan..........................................................................................................4 D. Sistematika Penulisan....................................................................................................4

Bab 2 Pembahasan..................................................................................................................5
A. Pengertian Ilmu dan ilmu Pengetahuan.........................................................................5 B. Arti Pengetahuan Menurut Para Ahli.............................................................................6 C. Definisi Logika.............................................................................................................12 D. Tempat Logika dalam Peta Ilmu Pengetahuan.............................................................12

Bab 3 Penutup...................................................................................................................................14
A. Kesimpulan...................................................................................................................14

Daftar Pustaka........................................................................................................................15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arti pengetahuan menurut para ahli Dengan adanya zaman yang semakin berubah dan ilmu pengetahuan juga berkembang maka sudah saatnya kita coba menggali kedalam diri kita sendiri lalu berani untuk bertanya apa yang sudah kita berikan pada kehidupan ini dari ilmu pengetahuan yang sudah dipelajari. Apakah benar kita sudah belajar? Ataukah kita sebenarnya dibelajarkan? Proses perjalanan waktu dan usia pada diri manusia akan dapat menjawab pertanyaan tersebut. Tanpa kita sadari apapun yang kita peroleh dari kehidupan ini adalah pengalaman yang berarti jika disadari sepenuhnya. Tetapi kadang kita lupa bahwa apa yang kita peroleh itu kita anggap sebagai usaha sendiri, dalam arti tidak ada campur tangan sesuatu yang lain dari diri ini. Maka manusia dengan ketidaktahuannya atau dengan kesombongannya tidak menelusuri asal usul dan arti ilmu pengetahuan itu sendiri. Akibat dari semua ini kita menjadi korban ketidaktahuan dan kesombongan diri sendiri. B. Tujuan dan Kegunaan
1. 2.

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar Logika Untuk mengetahui kaitan antara Ilmu Pengetahuan dan Logika

C. Metode Penulisan 1. 2. 3. Metode pengambilan data dari sumber-sumber bacaan Mencari bahan dari internet Mengumpulkan informasi

D. Sistematika Penulisan Di dalam makalah ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : 1. Pendahuluan
4

2. Pembahasan 3. Penutup BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Ilmu dan Ilmu Pengetahuan Batas kajian ilmu adalah fakta sedangkan batas kajian filsafat adalah logika atau daya pikir manusia. Ilmu menjawab pertanyaan why dan how sedangkan filsafat menjawab pertanyaan why, why, dan why dan seterusnya sampai jawaban paling akhir yang dapat diberikan oleh pikiran atau budi manusia (munkin juga pertanyaan-pertanyaannya terus dilakukan sampai never ending)..n oleh Heidegger, setiap telaahan filosofis terdapat unsur metafisik. 1. ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah umum. (Nazir, 1988) 2. konsepsi ilmu pada dasarnya mencakup tiga hal, yaitu adanya rasionalitas, dapat digeneralisasi dan dapat disistematisasi (Shapere, 1974) 3. pengertian ilmu mencakup logika, adanya interpretasi subjektif dan konsistensi dengan realitas sosial (Schulz, 1962) 4. ilmu tidak hanya merupakan satu pengetahuan yang terhimpun secara sistematis, tetapi juga merupakan suatu metodologi Empat pengertian di atas dapatlah disimpulkan bahwa ilmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang sesuatu hal atau fenomena, baik yang menyangkut alam atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berfikir. Itu artinya bahwa setiap ilmu merupakan pengetahun tentang sesuatu yang menjadi objek kajian dari ilmu terkait. alam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru
5

dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut. Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi. Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi. Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.

Ilmu Pengetahuan adalah suatu proses pemikiran dan analisis yang rasional, sistimatik, logik dan konsisten. Hasilnya dari ilmu pengetahuan dapat dibuktikan dengan percobaan yang transparan dan objektif. Ilmu pengetahuan mempunyai spektrum analisis amat luas, mencakup persoalan yang sifatnya supermakro, makro dan mikro. Hal ini jelas terlihat, misalnya pada ilmu-ilmu: fisika, kimia, kedokteran, pertanian, rekayasa, bioteknologi, dan sebagainya.

B. Arti Pengetahuan Menurut Para Ahli Dalam bahasa Jawa terdapat kata Kawruh dan Ngelmu. Kawruh dalam hal ini dapat diartikan sebagai ilmunya
6

pengetahuan,

sedangkan

Ngelmu

adalah

pengetahuannya ilmu. Kedua hal ini saling berkaitan satu sama lain, yang berbeda adalah ciri dan caranya. Tetapi mari kita mencoba bersama menggali ciri dan cara dari proses adanya sehingga menjadi yang dinamakan Ilmu pengetahuan tadi. Dengan pemikiran yang jernih tanpa adanya penolakan ataupun penerimaan yang dapat menimbulkan selisih pendapat atau persamaan pendapat, kita terlebih dulu menyatukan pikiran dan sikap yang sama bahwa kita saat ini sedang dibelajarkan. Dengan kerendahan hati kita siap menerima untuk dibelajarkan yang asalnya adalah dari diri kita sendiri. Jika ada penolakan berarti menolak diri kita sendiri. Jika ada penerimaan maka kita menerima diri kita sendiri. Segala sesuatu biarlah terjadi apa adanya. Wallahualam. Dalam beberapa tahun belakangan ini kita melihat adanya perubahan yang mendasar dari evolusi kesadaran manusia yaitu mencari indentitas dirinya. Maka dimana-mana muncul berbagai macam cara untuk memperoleh apa yang dinamakan ilmu pengetahuan tentang jati diri dan cara memperolehnya. Orang yang membawa ilmu pengetahuan inipun berbeda dalam ciri dan caranya sehingga muncul juga penafsiran yang berbeda tergantung sejauh mana pengertian yang ia diperoleh. Ilmu pengetahuan adalah pengumpulan pengertian tentang suatu hal yang kita dapat karena tahu. Tahu berarti : - menyerap perangsang indera - berkesan, dan - mengerti kesan itu. Proses dari menerima perangsang indera bisa kita alami melalui : - Melihat indera penglihat. - Mendengar indera pendengar. - Mencium indera pencium. - Meraba indera perasa dan. - Merasa indera pengecap.
7

Jadi untuk mengerti adalah suatu peristiwa pikiran, tetapi dasar dari timbulnya pengertian bisa merupakan : - Daya kodrat manusia yaitu : * mengerti karena memikir * mengerti karena merasa - Daya kegaiban Gusti, yaitu : * mengerti karena terbuka hati. Indera adalah penerima perangsang, sedangkan pernyataan adalah karya pikiran dan kehendak. Semua pengumpulan pengertian tentang setiap hal yang ada di dunia ini dan pengertian tersebut merupakan hasil dari tahu , maka itu dinamakan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dibagi menjadi 2 macam : - Ilmu pengetahuan exacta (nyata) - Ilmu pengetahuan abstrak (tanpa wujud) Kedua ilmu pengetahuan ini berasal dari penerapan indera. Semua ilmu pengetahuan baik exacta atau yang abstrak ada jalan untuk mempelajarinya yaitu: - langsung atau tidak dibutuhkan guru, - banyak atau sedikit dipergunakan buku, - dasar pelajaran diletakkan pada kecerdasan otak. Hasil pelajaran dari ilmu pengetahuan exacta atau nyata yaitu pengertian nyata, sedangkan hasil pelajaran dari ilmu pengetahuan abstrak yaitu pengertian rohani. Pengertian nyata tentang hukum-hukum alam dapat menuntun kita menyingkap rahasia alam misalkan tentang bulan, bintang, matahari, planet, atau air, tumbuhan, dll. Tetapi pengertian rohani tidak mampu menuntun kita untuk mengungkap rahasia rohani atau rahasia ketuhanan. Pengertian rohani sifatnya adalah mati sedangkan rahasia ketuhanan adalah rahasia yang sifatnya hidup atau disebut juga Daya Hidup. Mengapa kita katakan bahwa pengertian rohani bersifat mati, artinya ilmu pengetahuan abstrak sebatas pengertian rohani dalam diri kita itu tidak bisa tumbuh
8

dan tidak bisa bertambah dengan sendirinya, selain dari diri kita yang berusaha untuk menambahnya dengan : - banyak membaca - menambah pelajaran - mengadakan diskusi dan lain sebagainya. Semua hasil dari penambahan pengertian rohani berasal dari pemikiran dan semua karya pikiran ialah ilmu pengetahuan yang sifatnya mati, karena itu untuk mempelajari ilmu pengetahuan dibutuhkan guru dan buku. Mempelajari daya hidup dengan ilmu pengetahuan abstrak berarti kita mempergunakan pengertian yang mati untuk mempelajari daya yang hidup. Dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang nyata, kita juga mempergunakan pengertian yang mati tetapi untuk hal yang sifatnya juga mati, dan merupakan fakta nyata yang bisa diserap, dipikir, dan dikongklusi. Dengan cara berpikir demikian dapat membawa kita maju dalam ilmu pengetahuan yang dipelajari. Dalam mempergunakan pengertian mati untuk mempelajari daya hidup yang tanpa wujud kita tidak menemukan fakta nyata lahiriyah guna bahan pencerapan, perbandingan dan pemikiran. Tiap kongklusi yang diambil dengan kecerdasan otak tentu hanya dikira-kira, dan tidak berdasarkan fakta nyata. Maka sebab itulah pengertian rohani terhadap daya hidup sifatnya adalah mati. Dengan kecerdasan otak saja, kita tidak bisa mempelajari daya hidup apalagi tanpa guru atau tanpa buku. Jika kita melihat ilmu ketuhanan sebagai ilmu pengetahuan berpijak dari percaya akan adanya Tuhan. Seandainya kepercayaan akan adanya Tuhan itu tidak ada, maka ilmu pengetahuan dengan sendirinya tidak ada juga. Maka untuk mempelajari ilmu pengetahuan tentang ketuhanan kita tidak diharuskan untuk percaya bahwa Tuhan itu ada. Misalkan seorang atheis juga bisa mempelajari ilmu pengetahuan ketuhanan karena ilmu pengetahuan seperti yang telah kita bahas sebelumnya berproses dari panca indera sampai pada otak hingga timbul pengertianpengertian hasil dari ilmu pengetahuan yang kita pelajari. Demikian sedikit ringkasan dari apa yang kita sebut Ilmu Pengetahuan agar kita juga mengerti dan merobah sejenak pola pikir tentang arti dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Inilah yang disebut dalam bahasa jawa, Kawruh yaitu Tuman duking weruh atau penerapan indera dan kecerdasan otak. Setelah kita mengerti tentang
9

Ilmu pengetahuan atau kawruh itu tadi maka kita akan beranjak pada proses yang selanjutnya yang dinamakan Ngelmu atau bisa diartikan Pengetahuannya Ilmu agar mudah diserap oleh panca indera kita. Marilah kita persiapkan diri kita untuk dibelajarkan tentang proses dari apa yang disebut Ngelmu itu. Pengetahuannya ilmu disini adalah mengenai apa yang disebut Daya hidup. Ngelmu dalam arti suatu cara untuk mendalami ilmu pengetahuan tentang daya hidup. Dari daya hidup inilah adanya tuntunan dan pengertian dimana daya hidup itu sendiri ingin dimengerti dan tetap dibiarkan hidup. Daya hidup yang ingin dimengerti itulah yang akan jadi guru dan buku yang dapat terjamin keabsahannya. Kalau daya yang kita hidupi itu memang bersumber dari daya hidup, sudah selayaknya kalau dapat menghidupi kita dengan pengertian-pengertian tentang kehidupan. Seperti awalnya mari kita samakan pikiran dan sikap kita untuk dibelajarkan tentang cara mendalami ilmu pengetahuan dari daya hidup. Dalam bahasa jawa adalah ngelmu atau bahasa Indonesia umumnya ada istilah menuntut ilmu. Begitu banyak hal yang kita dengar tentang orang yang menuntut ilmu ini dan itu yang pada akhirnya bagaimana manusia itu sendiri berpijak pada apa yang menjadi pilihan dan keyakinannya dan tanggung jawab apa yang telah dia lakukan setelah dia mendapatkan hasil dari ngelmu itu. Apakah manusia itu sendiri menyadari daya hidup yang dipakainya menghasilkan suatu daya kerja yang bermanfaat untuk dirinya? Atau hanya sekedar ikut-ikutan tanpa mengerti terlebih dahulu? kembali lagi pada diri manusianya. Untuk lebih jelasnya ngelmu adalah cara untuk mendalami pengetahuan tentang daya hidup. Karena daya hidup akan bekerja sesuai dengan fungsinya yang disebut daya kerja yang dihidupkan oleh manusia sendiri. Sumber asalnya dari daya hidup di dalam diri manusia. Ngelmu dibedakan dalam 3 macam menurut daya kerja yang dipakai, yaitu : - Mengikuti daya kerja : Setan atau roh. Tujuan : Kepuasan hidup semata. Umpama : Tenung, Santet, prewangan dll. - Mengikuti daya kerja : Sukma manusia

10

Tujuan : Keutamaan hidup. Umpama : Pencak silat, Sedulur papat lima pancer dll. - Mengikuti daya kerja : Daya asal. Tujuan : Kesempurnaan jiwa. Umpama : Ilmu kesukmaan : Ilmu kamoksaan. Maka disini kita akan ikuti adalah daya kerja yang bersumber dari daya asal serta tujuannya adalah kesempurnaan jiwa. Seperti seorang anak yang ingin mengerti ilmu pasti, tidak bisa seketika belajar aljabar atau ilmu ukur, tetapi harus mulai dengan sendi hitungan. Demikian pula pandangan rohani kita dalam hidup berngelmu. Pengertian rohani mengada dalam diri kita karena terbukanya hati tehadap kekekalan. Pengertian ini kita terima bertahap sesuai dengan hidup berngelmu yang kita tekadkan. Tidak ada insan yang mampu menerima pengertian tentang kekekalan dengan sekaligus. Karena kemampuan berpikir dan kemampuan merasa manusia itu ada batasnya. Manusia itu pada dasarnya tidak bisa memikirkan tentang sesuatu yang di dunia ini tidak ada. Maka dengan sendirinya hidup berngelmu tidak akan mempunyai pengertian tentang soal rohani kalau belum di beri karunia pengertian, karena dalam hidup berngelmu tidak dikenal guru dan buku. Selama kita masih menghayati hidup berngelmu maka kita berarti masih ada dalam sendi hitungan rohani. Umpama sebatang pohon tidak akan langsung menjadi besar dan menghasilkan buah, karena segala sesuatu minta waktu untuk pertumbuhannya. Begitu juga dengan manusia yang minta waktu sesuai dengan kedewasaan pikirnya. Dengan cara belajar yang demikian itu, maka sebagian besar dari pengertian rohani yang kita dapatkan tidak berasal dari pemikiran kita tapi dari daya hidup itu sendiri. Karenanya pengertian yang diperoleh dari hidup berngelmu datang dengan sendirinya tanpa adanya usaha pemikiran tidak dinamakan pengertian rohani tapi terang rohani. Terang rohani berasal dari daya hidup, bukan dari pikiran manusia. Terang rohani ialah pengertian hidup, pengertian yang mampu membimbing semua peminatnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari ilmu pengetahuan didapat pengertian
11

rohani yang sifatnya mati sedangkan dari ngelmu didapat terang rohani yang sifatnya hidup. Karena terang rohani itu hidup, artinya dengan sendirinya akan tumbuh sesuai dengan tekad hidup kita. Untuk mempelajari daya hidup dengan berngelmu kita tidak perlu banyak membaca, mencari pelajaran atau mengadakan diskusi dll, karena daya hidup yang kita ikuti daya kerjaNya ialah tuntunan kita, pelajaran kita, nasehat kita dll. Didalam hidup berngelmu daya hidup yang diikuti daya kerjaNya tidak dimatikan, supaya senantiasa menjadi pengganti guru dan buku yang selama ini kita pelajari, contohnya buku filsafat atau buku tentang pengalaman rohani orang lain. Ngelmu kesempurnaan berpijak dari kenyataan adanya daya gaib didalam kehidupan yang gumelar, tanpa adanya daya gaib ini, maka ngelmu kasempurnaan tidak akan ada. Seorang yang atheis bisa mempelajari ilmu ketuhanan melalui pengetahuan atau kawruh tapi dia tidak bisa mempelajari dengan ngelmu, karena kita akan mengikuti daya kerjaNya. Ngelmu bukan merupakan soal yang dapat dicapai dengan kecerdasan otak, tetapi dengan penyerahan diri total. Dasar dari ilmu pengetahuan atau kawruh dan ngelmu adalah sama yaitu : - kebutuhan manusiawi - keinginan untuk tahu Sedangkan perbedaannya adalah : - demi pengetahuan - demi perlunya Tetapi dengan berngelmu kita cuma bisa bertujuan demi perlunya. Ilmu filsafat tidak sama dengan ngelmu. Filsafat adalah pikiran yang mendalam tentang jiwa. Ilmu jiwa dan filsafat merup akan pengeterapan indera digolongkan dalam kawruh.

C. Definisi Logika

12

Secara etimologis, logika berasal dari bahasa Yunani yaitu loikos yang dibentuk dari kata asal logos. Dalam bahasa Yunani logos berarti sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal (pikiran), kata, percakapan, atau ungkapan lewat bahasa. Kata logikos berarti mengenai sesuatu yang diutarakan, mengenai suatu pertimabangan akal, mengenai kata, mengenai percakapan, atau yang yang berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut logike episteme atau dalam bahasa Latin disebut logica scientia yang berarti ilmu logika, namun sekarang ini lazim disebut logika saja. Dalam sejarah perkembangan loguika, banyak definisi dikemukakan oleh para ahli, yang secara umum memiliki banyak persamaan. Ada yang mengatakan bahwa logika adalah ilmu dalam lingkungan filsafat yang membahas prinsip-prinsip dan hukum-hukum penalaran yang tepat. Ada yang menandaskan bahwa logika adalah ilmu pengetahuan (science) tetapi sekaligus juga merupakan kecakapan atau keterampilan (art) untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Dalam hal ini, ilmu mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui, sedangkan kecakapan atau keterampilan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan kedalam tindakan. Ada juga ahli yang berpendapat bahwa logika adalah teknik atau metode untuk meneliti ketepatan berpikir. Jadi, logika tidak dilihat selaku ilmu, tetapi hanyalah merupakan metode. Ada pula yang mengatakan bahwa logika adalah ilmu yang mempersoalkan prinsip-prinsip dan aturan-aturan penalaran yang sahih (valid). Dari begitu banyak definisi yang dibuat oleh para ahli itu, dapat disimpulkan bahwa logika adalah cabang filsafat yang mempelajari, menyusun, mengembangkan, dan membahas asasasas, aturan-aturan formal, prosedur-prosedur, serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.

D. Tempat Logika Dalam Ilmu Pengetahuan

Aristoteles (384-322 SM) membagi ilmu pengetahuan kedalam tiga kelas atau tiga kelompok sebagai berikut.

13

1. Filsafat Spekulatif atau Filsafa Teorites, yang besifat objektif dan bertujuan pengetahuan demi pengetahuan itu sendiri. Kelompok ini terdiri atas fisika , metafisika, biopsikologi, dan teologia. 2. Filsafat Praktika, yang memberi pedoman bagi tingkat laku manusia. Kelompok ini terdiri atas etika dan politik. 3. Filsafat Produktif, yang membimbing manusia menjadi produktif lewat keterampilan khusus. Kelompok ini terdiri atas kritik sastra, retorika dan estetika.

Aristoteles tidak memasukkan lagi logika kedalam salah satu kelompok tersebut diatas karena baginya logika adalah prasyarat bagi ilmu-ilmu lainnya. Maksudnya, agar logika dipelajari terlebih dahulu sebelum mempelajari ilmu-ilmu lainnya. Auguste Comte (1798-1857) membagi ilmu pengetahuan kedalam dua kelompok sebagai berikut. 1. Ilmu Pengetahuan Positif 1) Logika atau Matematika murni 2) Ilmu Pengetahuan Empiris, terdiri atas Astronomi, Fisika, Kimia, Fisiologi, Sosiologi Fisik, dan lain-lain 2. Filsafat 1) Metafisika 2) Filsafat Ilmu Pengetahuan, terdiri atas umum dan khusus

Pada masa kini ada pula yang membagi ilmu pengetahuan kedalam tiga kelompok sebagai berikut. 1. Ilmu Pengetahuan Abstrak (The Abstract Sciences), terdiri atas metafisika, logika, matematika.

14

2. Ilmu Pengetahuan Alam (The Natural Sciences),terdiri atas fisika, kimia, biologi, geologi, dan lain-lain. 3. Ilmu Pengetahuan Humanis (The Human Sciences), terdiri atas psikologi, sosiologi, antropologi, filologi.

Apabila dilihat dari segi fungsi dan tujuannya, ilmu pengetahuan dapat diagi kedalam dua kelompok sebagai berikut. 1. Ilmu Teoritis, terdiri atas 1) Deskriptif (ideografis), yaitu ilmu-ilmu sejarah, sosiografi, etnografi, dan sebagainya. 2) Nomotetis (eksplanatif), yaitu ilmu-ilmu kimia, ekonomi, sosiologi, dan sebagainya. 2. Ilmu Terapan, terdiri atas 1) Normatif, yaitu ilmu-ilmu logika, etika, hukum, dan sebagainya. 2) Positif (pragmatis), yaitu ilmu-ilmu teknik, pertanian, psikiatri, dan sebagainya.

Dari pembagian terakhir tersebut, terlihat bahwa logika masuk dalam kelompok ilmuilmu terapan yang normatif.

BAB III PENUTUP E. Kesimpulan

15

Karena ilmu pengetahuan tidak hanya mencakup hasil ilmu pengetahuan itu sendiri, melainkan juga cara kerjanya, maka dalam seluruh buku ini kedua aspek tersebut diberi perhatian secara memadai. Tetapi, lebih dari itu, karena ilmu pengtahuan mempunyai sumbangan atau dampak tertentu bagi kehidupan manusia, maka pembahasan mengenai dampak ilmu pengetahuan pelu juga mendapat perhatian.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Norman. 1989. Ilmu Pengetahuan Alam:Tantangan Akal Budi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Kattsoff, Louis O. 1986. Pengantar Filsafat.Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. Keraf, A. Sonny dan Mikhael Dua. 2001. Ilmu Pengetahun Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta: Kanisius. Mundiri. 1994. Logika. Jakarta: Raja Grafindo Rapar, Jan Hendrik. 1996. Pengantar Logika. Yogyakarta: Kanisius. Rusell, B. 1994. Dampak Ilmu Pengetahuan Atas Masyarakat. Jakarta: Gramedia. Verhaak, C dan R.I.Haryono. 1989. Filsafat Ilmu Pengetahuan: Telaah Atas Cara Kerja Ilmu-Ilmu. Jakarta: Gramedia.
16

Sumber lainnya : http://www.google.com http://www.id.wikipedia.org http://id.sirnagalih.org http://gebe.blogdetik.com http://syahnakri.blogspot.com http://old.nabble.com http://mardoto.wordpress.com

17

También podría gustarte