Está en la página 1de 95

RESUME PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun Oleh Nama Nim Kelas Program Studi Dosen Pembimbing

: : DIANA PUSPITA SARI : ( 2008 133 089 ) : 5.C : Pendidikan Geografi : Drs. H. Budiono Marihan M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI GEOGRAFI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2010

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmannirahim Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan ijinnya lah saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas ini sesuai jadwal. Tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas merupakan tugas yang wajib dikerjakan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi UPGRI

Palembang khususnya semester VII. Tugas ini sebagai pengalaman mahasiswa juga sebagai ajang untuk menambah referensi materi yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa pada khususnya dan bagi mata kuliah pada umumnya. Tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas ini secara singkat berisi materi materi mata kuliah tersebut. Yang membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas. Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu

hingga tersusunnya tugas ini dengan baik terutama kepada dosen pembimbing mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas, Drs.H. Budiono Marihan, M.Si. yang telah membimbing saya dalam perkuliahan. Disadari memang masih sangat banyak kekurangan pada tugas ini. Akhir kata semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Penulis

Bab 1 Hakikat penelitian tindakan kelas

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas B. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas C. Posisi Penelitian Tindakan Kelas D. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas E. Keterbatasan dalam Perbatasan yang Diperlukan dalam Penelitian Tindakan Kelas

BAB I HAKIKAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Kata Penelitian, yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris : research. Penelitian Tindakan Kelas merupakan satu penelitian pula, yang dengan sendirinya mempunyai berbagai aturan dan langkah yang harus diikuti. Penelitian Tindakan Kelas merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu satu action research yang dilakukan di kelas. Makna PTK dari segi semantic ( arti kata ), Action Research sesuai dengan arti katanya, diterjemahkan menjadi Penelitian tindakan; yang oleh Carr & Kemmis ( Mc Niff, 1991, p.2 ) di definisikan sebagai berikut. Action Research is a form of self-reflective enquiry undertaken by participants ( teachers, students or principals, for example ) in social ( including educational ) situations in order to improve the rationality and justice of (1 ) their own social or educational practices, ( 2 ) their understanding of these practices, and ( 3 ) the situations ( and situations ) in which the practices are carried out. Jadi dari kutipan di atas di dapat sejumlah ide pokok sebagai berikut. 1. Penelitian tindakan adalah satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri. 2. Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat di dalam situasi yang diteliti, seperti guru, siswa, atau kepala sekolah. 3. Penelitia tindakan dilakukan dalam situasi social, termasuk situasi social, termasuk situasi pendidikan. 4. Tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik, pemahaman terhadap praktik tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilaksanakan. Dari keempat ide pokok tersebut dapat di simpulkan bahwa penelitian tindakan merupakan penelitian dalam bidang social, yang menggunakan refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat di dalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek. Menurut Mills ( 2000 ), Penelitian tindakan sebagai systematic inquiry yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan

informasi tentang berbagai praktek yang dilakukannya. Informasi ini digunakan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan reflective practice yang berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melelui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. B. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas Dari pengertian di atas kita dapat menemukian karakteristik PTK. 1. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri

guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu di selesaikan. Dengan kata lain, guru merasa bahwa ada yang perlu diperbaiki dalam praktik pembelajaran yang dilakukannya selama ini, dan perbaikan tersebut diprakasai dari dalam diri guru sendiri ( an inquiry of practice from within ). 2. Self-reflective inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri, merupakan

cirri PTK yang paling esensial. Berbeda dengan penelitian biasa yang mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain sebagai responden, maka PTK mempersyarakan guru mengumpulkan data dari praktiknya sendiri melalui refleksi diri. Ini berarti, guru mencoba mengingat kembali apa saja yang dikerjakannya di dalam kelas, apa dampak tindakan tersebut bagi siswa, dan kemudian yang terpenting guru mencoba memikirkan mengapa dampaknya seperti itu. Sebgai contoh, guru yang menghadapi masalah dengan tingkat penguasaan siswa yang rendah dalam menerapkan pelajaran mencoba melakukan refleksi terhadap apa yang sudah dikerjakannya. Untuk melakukan refleksi, guru berusaha bertanya kepada diri sendiri, misalnya dengan mengajukan pertanyan berikut. a. Apakah penjelasn saya terlampau cepat? b. Apakah saya sudah memberi contoh yang memadai? c. Apakah saya sudah member kesempatan bertanya kepada siswa?

d. Apakah saya sudah memberi latihan yang memadai? e. Apakah hasil latihan siswa sudah saya komentari? f. Apakah bahasa yang saya gunakan dapat dipahami siswa? Dari pertanyaan tersebut, guru akan dapat memperkirakan penyebab dari

masalah yang dihadapi. Berdasarkan penyebab tersebut, guru akan mencoba mencari jalan keluar unntuk memperbaiki/meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal ini, tentu saja guru dapat meminta bantuan koleganya atau dosen LPTK untuk menemukan cara memecahkan masalah yang dihadapi. 3. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga focus

penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi. 4. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.

Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola : perencanaan-pelaksanaan-observasi- refleksi-revisi ( perencanaan ulang). Ini tentu berbeda dengan perlakuan yang berupa siklus. Cirri ini merupakan cirri khas penelitian tindakan kelas, yaitu adanya tindakan yang berulang-ulang sampai didapat hasil yang terbaik.

C. Posisi Penelitian Tindakan Kelas Perbandingan PTK dan Penelitian Kelas Non-PTK No. Aspek Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Kelas Non PTK 1 Peneliti Guru Orang luar

2.

Rencana penelitian

Oleh guru (mungkin dibantu Oleh peneliti orang luar) Dirasakan oleh guru mungkin Diraskan dengan dorongan orang luar ) orang luar oleh

3.

Munculnya masalah

4.

Cirri utama

Ada tindakan untuk berulang Belum tentu ada sebagai guru dan peneliti

5.

Peran guru

Sebagai guru dan peneliti

Sebagai guru ( objek penelitian)

6. 7.

Tempat penelitian Kelas Proses pengumpulan data

Kelas

Oleh guru sendiri atau bantuan Oleh peneliti orang lain

8.

Hasil penelitian

Langsung dimanfaatkan oleh guru, dan dirasakan oleh kelas

Menjadi milik peneliti, belum tentu dimanfaatkan guru

Perbedaaan Karakteristik PTK dengan Penelitian Formal No. Dimensi PTK Penelitan Formal 1. Motivasi Tindakan Kebenaran Induktif

2.

Sumber masalah

Diagnosis status

deduktif 3. Tujuan Memperbaiki praktik, sekarang dan disini Verifikasi dan menemukan pengetahuan yang dapat digeneralisasikan 4. Peneliti yang terlibat Pelaku dari dalam ( guru) Orang luar yang berminat 5. Sampel Kasus khusus Sampel yang representative 6. Metodologi Longgar tapi berusaha objektif- jujur tidak memihak Baku dengan objektivitas dan ketidak memihakkan yang terintegrasi 7. Penafsiran hasil penelitian Untuk memahami praktik melalui refleksi oleh praktisi yang membangun Mendeskripsikan, mengabstraksi, serta menyimpulkan dan membentuk teori oleh ilmuwan 8. Hasil akhir Siswa belajar lebih baik Pengetahuan, prosedur, Mengapa PTK Perlu Dilakukan Oleh Guru Guru dianggap paling tepat melakukan PTK karena, 1. guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjanya, 2. temuan penelitian tradisional sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran,

3. guru merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya, interaksi gurusiswa berlangsung secara baik, dan 4. keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat

pengembangan mempersyaratkan guru mampu melakukan penelitian di kelasnya.

D. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

1. Manfaat PTK bagi Guru a. PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya karena memang sasaran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran. Perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru karena ia sudah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang

dikelolanya. Hasil PTK yang diperolehnya dapat disebarkan kepada teman sejawat, sehingga mereka barangkali tergerak untuk mencobakan hasil tersebut atau paling tidak mencoba melakukan perbaikan bagi pembelajaran di kelasnya. b. Dengan melakukan PTK guru dapat berkembang secara professional karena tidak dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dengan kata lain, guru mampu menunjukkan otonominya sebagai pekerja professional. Sebagaiman diketahui, sebgai pekerja professional, guru dituntut untuk mampu mengembangkan diri dari pemula sampai ke ahli. c. PTK membuat guru lebih percaya diri. Jika PTK mampu membuat guru berkembang sebgai pekerja professional, maka sebgai konsekuensinya, PTK juga mampu membuat guru lebih percaya diri. Guru yang mampu melakukan analisis terhadap kinerjanya sendiri di dalam kelas sehingga menemukan kekuatan dan kelemahan dan kemudian mengembangkan alternative untuk mengatasi kelemahannya jelas-jelas merupakan guru yang penuh percya diri. Guru yang mampu melakukan PTK lebih-lebih jika guru tersebut pernah

mempublikasikan hasil PTK nya akan merasa punya sesuatu untuk dibanggakan. Ia mampu berperan sebagai guru dan peneliti dikelasnya sendiri. d. Melalui PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya menerima hasil perbaikan yang ditemukan orang lain, namun ia sendiri adalah pernacang dan pelaku perbaikan tersebut, yang menghasilkan perbaikan pembelajaran. teori dalam

2. Manfaat PTK bagi Pembelajaran / Siswa Dengan adanya PTK kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat dianalisis dan diperbaiki, hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat. Maka guru akan mengajar dengan cara yang sama sehingga hasil belajar siswa pun tetap sama . bahkan munkin menurun. Dengan demikian ada timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan hasil belajar siswa. 3. Manfaat PTK bagi Sekolah PTK memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang tercermin dari peningkatan kemampuan professional guru, perbaikan proses dan hasil belajar siswa, serta kondusifnya iklim pendidikan sekolah tersebut.

E. Keterbatasan dalam Perbatasan yang Diperlukan dalam Penelitian Tindakan Kelas

1. Validitas PTK Validitas atau kesahihan PTK sebagai penelitian ilmiah masih sering dipertanyakan. Metodologi yang agak longgar yang bersifat lebih informal meskipun dijaga keojektifannya masih menimbulkan keraguan. Apakah kaidahkaidah penelitian ilmiah dapat dijaga selama pengumpulan data. Apakah tidak ada manipulasi yang dilakukan oleh guru maupun oleh siswa karena perintah guru? Tetapi, jika kita mau jujur, guru tentu tidak mungkin memanipulasi karena tidak

ada pamrih apa-apa. Guru hanya ingin melakukan sesuatu untuk memperbaiki hasil belajar siswa. 2. Generalisasi Sejalan dengan masalah validitas, hasil PTK tidak dapat digeneralisasikan karena memang hasil tersebut hanya terkait dengan siswa dalam kelas tertentu. Kita dapat menyimpulkan bahwa satu teknik efektif untuk meningkatkan motivasi siswa karena sampel penelitian hanya satu kelas, yang merupakan kasus khusus. PTK memang merupakan penelitian yang dilakukan guru dikelasnya sendiri untuk memperbaiki aspek pembelajaran tertentu yang terjadi di kelas tersebut. Meskipun demikian, hasil penelitian tersebut tentu dapat dicobakan oleh guru lain dengan mempertimbangkan berbagai modifikasi sesuai dengan kondisi kelasnya. Kondisi Yang Dipersyaratkan Dalam PTK Agar PTK dapat dilangsungkan secara benar, berbagai kondisi harus dipenuhi. Kondisi tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Sekolah harus memberikan kebebasan yang memadai bagi guru untuk melakukan PTK, berkolaborasi dengan teman guru lainnya, dapat secara bebas meminta teman untuk menjadi pengamat bagi kelasnya, dismping dapat menumbuhkan rasa saling mempercayai. 2. Birokrasi dan hierarki organisasi di sekolah hendaknya diminimalkan. Sebaliknya yang harus di tumbuhkan adalah kolaborasi atau kerjasama yang saling menguntungkan, serta pengambilan keputusan secara bersama. 3. Sekolah semestinya selalu mempertanyakan apa yang diinginkan bagi sekolahnya. Jika keinginan tersebut memang merupakan komitmen sekolah , maka PTK sebagai satu inovasi disekolah akan dapat tumbuh subur dan kegiatan PTK munkin akan menjadi kegiatan rutin bagi guru. 4. PTK mempersyaratkan keterbukaan dari semua staf sekolah untuk membahas masalah yang dihadapi tanpa rasa khawatir akan dicemoohkan.

5. Sikap kepala sekolah dan staf administrasi harus menunjang terjadinya pembaharuan. Sikap negative yang ditunjukkan meskipun hanya selintas akan merusak iklim inovasi yang sedang tumbuh. 6. Guru dan siswa harus mempunyai rasa percya diri yang tinggi bahwa mereka sedang melakukan satu pembaharuan yang didukung oleh kepala sekolah dan juga orang tua. 7. Guru harus siap menghadapi berbagai konflik karena yang baru biasanya mendapat perhatian lebih daripada yang lama yang sudah diakrabi setiap hari. Hal ini perlu untuk menghindari kecemburuan social.

Bab 2

Langkah langkah penelian tindakan kelas

A. Cara-cara mengidentifikasi masalah B. Langkah-langkah untuk merencanakan perbaikan C. Langkah-langkah dalam Melaksanakan PTK D. Kaidah dan teknik untuk mengumpulkan dan menganalis
data data

E. Langkah-langkah dalam merancang tindak lanjut


BAB 2 LANGKAH- LANGKAH PTK

A. CARA-CARA MENGIDENTIFIKASI MASALAH Masalah berasal dari orang yang terlibat dari praktik, dalam hal ini guru sebagai pengelola pembelajaran. Guru merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres di kelasnya, jika di biarkan akan berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar siswa. Misalnya, ada sekelompok siswa yang secara terus-menerus membuat kesalahan yang sama, ada siswa yang suka membolos, atau hasil belajar siswa menurun secara drastic. Anda dapat mencari contoh lain dari pengalaman anda

sendiri . masalah yang dirasakan oleh mungkin masih kabur, sehingga guru perlu merenung atau melakukan refleksi agar masalah tersebut menjadi semakin jelas. Hopkins (1993) menekankan bahwa pada awalnya guru mungkin bingung untuk mengidentifikasi masalah, oleh karena itu, guru tidak selalu harus mulai dengan masalah. Guru dapat mulai dengan suatu gagasan untuk melakukan perbaikan , kemudian mencoba memfokuskan gagasan tersebut.Untuk mengidentifikasi masalah, guru dapat mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri. 1. Apa saja yang sedang terjadi di kelas saya ? 2. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu? 3. Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya? 4. Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut saya biarkan? 5. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut atau memperbaiki situasi yang ada? Untuk menjawab pertanyaan tersebut guru perlu merenung atau merefleksikan tentang apa yang terjadi di dalam kelas. Refleksi akan efektif jika guru mempunyai pemahaman/ kesadaran yang tinggi akan fungsi pembelajaran dan jujur terhadap diri sendiri. Jika setelah menjawab pertanyaan tersebut guru sampai pada kesimpulan bahwa ia memang menghadapi masalah dalam bidang tertentu, berarti Ia sudah berhasil mengidentifikasi masalah. Guru perlu dibantu untuk mengidentifikasi masalah. Dalam hal ini gutu dapatdi bantu oleh kepala sekolah, pengawas, dosen LPTK yang berkolaborasi dengan sekolah. Namun perlu ditekankan bahwa actor utama dalam hal ini adalah guru, bukan mitra kolaborasi dan hubungan antara kepala sekolah, pengawas atau mitra kolaborasi adalah teman sejawat, bukan sebagai atasan atau bawahan. Oleh karena itu, jika dosen LPTK berkolaborasi dengan guru dalam merancang PTK , hendaknya dihindari kiat-kiat yang menggiring para guru untuk memunculkan masalah yang diinginkan oleh dosen LPTK. Jika masalah sudah teridentifikasi, mungkin muncul pertanyaan, masalah mana yang dimunculkan melalui PTK? Apakah semua masalah layak dipecahkan

melalui PTK? Untuk menjawab pertanyaan ini, rambu-rambu berikut dapat dijadikan pegangan. Bidang yang layak dijadikan focus PTK adalah yang: a. Melibatkan kegiatan belajar mengajar, b. Mungkin ditangani oleh guru, c. Sangat menarik minat guru,serta d. Ingin diubah atau diperbaiki oleh guru.

B. LANGKAH PERBAIKAN

LANGKAH

UNTUK

MERENCANAKAN

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, guru perlu membuat rencana tindakan atau yang sering disebut rencana perbaikan. Langkahlangkah dalam menyusun rencana adalah sebagai berikut. 1. Rumuskan Cara Perbaikan yang Akan Ditempuh dalam Bentuk Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang terbaikuntuk mengatasi masalah. Dugaan atau hipotesis ini dibuat berdasarkan kajian berbagai teori , kajian hasil penelitian yang pernah dilakukan dalam masalah yang serupa, diskusi dengan teman sejawat atau pakar, serta refleksi pengalaman sendiri

sebagai guru. Berdasarkan hasil kajian tersebut, guru menyusun berbagai alternative tindakan. Selanjutnya , guru perlu mengkaji setiap alternative terutama keterkaitannya dengan tujuan tindakan (perbaikan) serta kelayakan

pelaksanaannya. Akhirnya, dengan mempertimbangkan hasil kajian , guru memilih alternative yang paling dianggap layak. 2. Analisis Kelayakan Hipotesis Tindakan Setelah menetapkan alternative hipotesis yang terbaik, hipotesis ini masih perlu dikaji kembali kelayakannya dikaitkan dengan kemungkinan

pelaksanaannya. Dengan perkataan lain, guru harus bertanya, mungkinkah rencana tindakan kelas tersebut dilaksanakan. Hal ini terutama dikaitkan dengan hal-hal berikut.

a. Kemampuan dan komitmen guru sebagai actor pelaksana karena pelaksanaan PTK memang harus tumbuh dari keinginan guru sendiri. Guru harus bertanya pada diri sendiri apakah ia mampu

melaksanakan rencana perbaikan tersebut dan apakah dia cukup tangguh untuk menyelesaikannya. b. Kemampuandan kondisi fisik siswa dalam mengikuti tindakan tersebut ; misalnya jika diputuskan untuk meberi tugas setiap minggu, apakah siswa cukup mampu menyelesaikannya. Apakah malah membuat siswa menjadi bosan. c. Ketersediaan sarana/ fasilitas yang diperlukan. Apakah saran/ fasilitas yang diperlukan dalam perbaikan dapat diadakan oleh siswa, sekolah, ataukah oleh guru sendiri. d. Iklim belajar dan iklim kerja di sekolah. Iklim belajar berkaitan dengan berbagai kebiasaan guru,siswa, dan personil lain dalam menyikapi kegiatan belajar mengajar atau kegiatan akademik, sedangkan iklim kerja berkaitan dengan kebiasaan personil sekolah dalam menyikapi tugas-tugasnya. Dalam hal ini guru

mempertimbagkan apakah alternative yang dipilhnya akan mendapat dukungan dari kepala sekolah dan personil lain di sekolah. Selain factor-faktor di atas, guru juga harus menganalisis sekali lagi hasil yang diperkirakan akan diperoleh dari tindakan tersebut. Dengan melakukan berbagai kajian tersebut diharapkan hipotesis tindakan yang dipilih memang benar-benar merupakan hipotesis yang paling layak.

C. Langkah-langkah dalam Melaksanakan PTK 1. Menyiapkan Pelaksanaan Ada beberapa langkah yang perlu kita siapkan sebelum merealisasikan rencana tindakan kita. a. Membuat rencana pembelajaran beserta scenario tindakan yang akan dilaksanakan. Scenario mencakup langkah-langkah yang dilakukan

oleh guru dan siswa dalam kegiatan tindakan atau perbaikan. Terkait dengan rencana pembelajaran, guru tentu perlu menyiapkan berbagai bahan seperti tugas dan bahan belajar yang dibuat sesuai dengan hipotesis yang dipilih, alat peraga, atau buku-buku yang relevan. b. Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukung yang diperlukan, misalnya gambar-gambar, meja tempat mengumpulkan tugas, atau saran lain yang terkait. c. Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang berkaitan dengan proses hasil perbaikan. Dalam hal ini, guru harus menetapkan apa yang harus direkam, bagaimana cara merekamnya, dan kemudian bagaiman cara menganalisisnya. Agar dapat melakukan hal ini, guru harus menetapkan indicator keberhasilan. Misalnya, sikap siswa ketika diberi tugas, persentase kehadiran siswa, serta nilai siswa dalam tes formatif. Jika ini sudah ditetapka, guru dapat menetukan cara merekam dan menganalisis data. d. Jika perlu, untuk menetpakan keyakinan diri, guru perlu

mensimulasikan pelaksanaan tindakan. Dalam hal ini, guru dapat bekerja sama dengan teman sejawat atau berkolaborasi dengan dosen LPTK.

2. Melaksanakan Tindakan Setelah persiapan selesai, kini tiba saatnya guru melaksanakan tindakan dalam kelas yang sebenarnya. Agar pelaksanaan ini dapat berlangsung secara terarah, guru perlu memperhatikan beberapa prinsip, yang oleh Hopkins (1993) disebut sebagai criteria PTK yang dilakukan oleh guru. a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar. Oleh karena itu, metodologi penelitian yang sedang dilaksanakan tidak boleh mengganggu komitmen guru dalam mengajar. Ini berarti, guru tidak boleh mengorbankan siswa demi penelitian yang sedang dilaksanakannya. b. Cara pengumpulan atau perekaman data jangan sampai terlalu menyita waktu guru sampai kehabisan napas. Esensi pelaksanaan PTK memang

harus disertai dengan observasi dan interpretasi , dan pengumpul data yang paling baik adalah guru. c. Metodologi yang diterapkan haruslah reliable atau handal, sehingga memungkinkan guru mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi kelasnya. d. Masalah yang ditangani haruslah sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru sebagaiman yang sudah pernah diulasdi depan. e. Sebagai peneliti, guru harus memperhatikan berbagai aturan atau etika yang terkait dengan tugas-tugasnya. Misalnya menyampaikan kepada kepala sekolah tentang rencana

tindakan yang akan dilakukan, atau menginformasikan kepada orang tua siswa jika selama pelaksanaan PTK, siswa diwajibkan melakukan sesuatu di luar kebiasaan rutin. f. Akhirnya, seperti yang sudah pernah disinggung pada Modul 1, PTK harus mendapat dukungan dari seluruh personil sekolah. Artinya, semua personil sekolah harus punya persepsi yan g benar tentang PTK, dan apa yang ingin dicapai melalui PTK. Di samping kriteria di atas, perlu Anda perhatikan bahwa dalam pelaksanaan PTK, observasi dan interpretasi terhadap proses dan hasil tindakan berlangsung secara bersarnaan. Ini berarti bahwa guru sebagai aktor PTK harus mampu melakukan observasi dan interpretasi secara cepat, sehingga penyesuaian-penyesuaian dapat dilakukan jika perlu. Ini sesuai den g an kriteria pertama dari Hopkins yang menuntut guru memegang komitmennya sebagai pengajar, tanpa terganggu oleh metodologi penelitian yang sedang diterapkan. D. KAIDAH DAN TEKNIK UNTUK MENGUMPULKAN DAN MENGANALISI DATA DATA 1. Pengumpulan Data Seperti tersirat dalam langkah-langkah PTK, pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses pelaksanaan tindakan.

Data dapat dikumpulkan dengan berbagai teknik, sepert i observasi, wawancara, catatan harian, angket, dan sebagainya. Observasi merupakan salah situ teknik pengumpulan data yang sangat menentukan dalam PTK. Oleh karena itu, observasi akan kita kaji secara mendalam, sedangkan teknik lainnya akan kita bahas secara singkat. A. Observasi dan Interpretasi Dalain KB I sudah ditekankan bahwa pelaksanaan tindakan disertai dengan observasi atau pengamatan dan sekaligus interpretasi terhadap data tentang proses dan hasil tindakan, sehingga dapat dikatakan pelaksanaan tindakan dan observasi/interpretasi berlangsung simultan. Artinya, data yang diamati tersebut langsung diinterpretasikan, tidak sekadar direkam. Misalnya, jika guru memberi pujian kepada siswa, yang direkam bukan hanya jenis pujian yang diberikan, tetapi juga dampaknya bagi siswa yang mendapat pujian. Dampak ini dapat diinterpretasikan dari sikap clan partisipasi siswa dalam pembelajaran setelah mendapat pujian. Dengan cara ini, guru sebagai aktor ut am a dapat m el akukan penyes uai an pen yesuai an, sehi ngga komitmennya sebagai pengajar tidak terganggu oleh metode penelitian yang sedang diterapkan. Misalnya, jika ternyata pujian yang diberikan membuat siswa bersemangat, guru akan meneruskan pujian ini, Namun jika pujian yang diberikan membuat siswa menjadi bahan ejekan, guru akan mengubah cara memberi penguatan. Namun, perlu dicatat, tidak semua data memerlukan interpretasi. Ada basil pengamatan yang hanya merupakan rekaman faktual tanpa memerlukan interpretasi, sehingga penamat cukup hanya mereka apa yang dilihat tanpa perlu memberi makna kepada hasil rekamannya. Mi sal n ya,

s ebagaim ana yang d i ruj uk ol eh R aka J oni (ed.) (1998), pengamatan ala Flanders yang hanya merekam data dalam tiga kategori yaitu: pembicaraan guru, pembicaraan siswa, dan sepi (tanpa pembicaraan), tidak

memerlukan interpretasi pada saat rekaman dilakukan. Inilah yang dinamakan "low-inference observation", sedangkan pengamatan yang 9

mempersyaratkan interpretasi atau penafsiran ketika merekam data disebut sebagai "high-inference observation". Selanjutnya, dalam langkah persiapan pelaksanaan disebutkan bahwa salah satu hal yang harus dipersiapkan adalah cara perekaman data. Artinya, apa yang harus direkam dan bagaimana merekamnya harus ditentukan secara jelas. Salah satu cara untuk merekam atau mengurnpulkan data adalah dengan observasi atau pengamatan. Sesuai dengan hakikat PTK dan mengacu kepada peran guru sebagai aktor utama dalam PTK, idealnya observasi tersebut dilakukan oleh guru sendiri. Namun, jika observasi atau perekaman data tersebut terlalu menyita waktu guru dan mengakibatkan konsentrasi guru dalam mengajar terganggu, maka guru dapat menggunakan bantuan alas perekam atau meminta teman sejawat untuk membantu mengumpulkan data melalui observasi. Agar kajian kita menjadi lebih sistematis, marl kita bahas observasi ini dari berbagai aspek, dimulai dari prinsip dan jenis-jenisnya, tujuannya, serta prosedurnya.

a. Prinsip dan jenis observasi Secara sederhana, observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu. Oleh karena itu, penggunaan istilah observasi dan pengamatan sering dipertukarkan. Khusus dalam konteks PTK, observasi mempunyai makna yang sangat khas, yang membedakannya dari observasi dalam penelitian formal. Berkaitan dengan ini, observasi yang baik mempunyai prinsip dasar atau karakteristik yang harus diperhatikan, baik oleh pengamat maupun yang diamati. Hopkins (1993) menyebutkan ada lima prinsip dasar atau karakteristik kunci observasi, yang secara singkat dapat dideskripsikan seperti berikut ini. 1) Perencanaan Bersama Observasi yang baik diawali dengan Perencanaan bersama antara pengamat dengan yang diamati, dalam hal ini antara teman sejawat yang akan membantu mengamati dengan guru yang akan men -ajar. Perencanaan

bersama ini bertujuan untuk membangun rasa saling percaya clan menyepakati beberapa hal seperti fokus yang akan diamati, pelajaran yang akan berlangsung, serta aturan lain seperti berapa lama pengamatan akan berlangsung, bagaimana sikap pengamat kepada siswa, clan di mana pengamat akan duduk. 2) Fokus Fokus pengamatan mungkin sangat luas atau umum, tetapi dapat Pula sangat khusus atau spesifik. Fokus yang luas akan menyebabkan pengamat lebih banyak mengandalkan pertimbangan yang bersifat subjektif dalam menafsirkan data, sehingga ticlak akan ban yak manfaatnya bagi guru yang diamati, kecuali jika berbagai hal telah disepakati sebelumnya. Sebaliknya, fokus yang sempit atau spesifik akan menghasilkan profesional guru. 3) Membangun Kriteria Observasi akan sangat membantu guru, jika kriteria keberhasilan atau sasaran yang ingin dicapai sudah disepakati sebelurnnya. Misalnya, guru menargetkan akan melibatkan minimal 30 orang dari 35 orang siswanya dalam diskusi kelas. Dengan kriteria seperti ini, pengamat dapat merekam data yang memang relevan. Atau, sebelum pengamatan, pen gam at dan guru m en yet uj ui bahwa pengam at akan m er ekam kebermaknaan respons siswa dengan cara mencatat kemunculannya clan memberi komentar. 4) Keterampilan Observasi Seorang pengamat yang baik memiliki minimal tiga keterampilan, yaitu: (1) dapat menahan diri untuk tidak terlatu cepat memutuskan dalam menginterpretasikan satu peristiwa; (2) dapat menciptakan suasana yang m em b e ri d uk un ga n d an m en gh i nd a r i t e rj adi n ya s u as a n a ya n g menakutkan guru atau siswa; dan (3) menguasai berbagai teknik untuk menemukan peristiwa atau interaksi yang tepat untuk direkam, Berta alat/instrumen perekam yang efektif untuk episode tertentu. 5) Balikan (Feedback) data yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan

Hasil observasi dapat dimanfaatkan jika ada balikan yang tepat, yang disajikan dengan memperhatikan hal-hal berikut. a. Diberikan segera setelah pengamatan, dalam bentuk diskusi. b. Balikan diberikan berdasarkan data faktual yang direkam secara cermat dan sistematis. c. Data diinterpretasikan sesuai dengan kriteria yang sudah disepakati sebelumnya. d. Guru yang diamati diberi kesempatan pertama untuk menafsirkan data. e. Diskusi mengarah kepada perkembangan strategi untuk membangun apa yang telah dipelajari. Setelah membaca kelima prinsip tersebut, coba cari contoh -contoh yang mencerminkan penerapan setiap prinsip. Diskusikan contoh yang Anda temukan dengan teman sejawat. Setelah mendiskusikan contoh-contoh penerapan yang Anda temukan, kini marl kita lanjutkan dengan jenis-jenis observasi. Dilihat diri cara melakukannya, observasi dapat dibedakan sebagai berikut. 1) Observasi Terbuka Dalam observasi terbuka, pengamat ticlak menggunakan

lembar observasi, melainkan hanya menggunakan kertas kosong untuk merekam pelajaran yang diamati. Dia dapat menggunakan teknik-teknik tertentu untuk merekam jalannya perbaikan sehingga dapat merekonstruksi pelajaran yang berlangsung. Jika Anda dikunjungi oleh pengawas dan pengawas mengamati Anda mengajar, apakah ada lembar observasi yang digunakan? Jika tidak, maka pengamatan yang dilakukan oleh pengawas terhadap kelas Anda dapat

dikategorikan sebagai observasi terbuka. Pengawas mengamati kelas Anda kemudian MernhLiat catatan pada kertas kosong tentang jalannya pelajaran yang berlangsung. 2) Observasi Terfokus Berbeda halnya dengan observasi terbuka, observasi terfokus secara khusus ditujukan untuk mengamati aspek -aspek tertentu dari

pembelajaran. Misalnya, yang diamati. kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi, dampak penguatan bagi siswa, atau jenis pertanyaan yang diajukan guru. Tentu semua fokus ini telah disepakati sebelum berlangsungnya observasi. 3) Observasi Terstruktur Jika observasi terbuka hanya menggunakan kertas kosong sebagai alas perekam data, observasi terstruktur menggunakan instrumen observasi yang terstruktur dan siap pakai, sehingga pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda (V) pada tempat yang disediakan. Misalnya, yang direkam adalah frekuensi penguatan yang diberikan, atau j umlah pertanyaan yang diajukan, atau jumlah siswa yang menjawab secara sukarela, atau jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan. Pengamat hanya tinggal memberi tanda cek (V) setiap kali peristiwa itu muncul. 4) Observasi Sistematik Observasi sistematik lebih rinci dari observasi terstruktur dalam kategori data yang diamati. Misalnya dalam pemberian penguatan, data dikategorikan menjadi penguatan verbal dan nonverbal. Contoh lain yang sudah dikenal amat luas adalah kategori pengamatan dari Flanders yang membagi dat a pengamatan menj adi ti ga kategori, yaitu pembicaraan guru, pembicaraan siswa, dan sepi atau senyap. b. Tujuan/sasaran observasi Secara umum, observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah tertentu. Dalam p enelitian formal, observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang valid clan reliabel (sahib clan handal). Data ini kemudian akan diolah untuk menjawab berbagai pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis. Dalam PTK, observasi terutama ditujukan untuk memantau proses dan dampak perbaikan yang direncanakan. Oleh karena itu, yang menjadi sasaran observasi dalam PTK adalah proses dan hasil atau dampak pembelajaran yang direncanakan sebagai tindakan perbaikan. Proses dan dampak yang teramati diinterpretasikan, selanjutnya digunakan untuk menata kembali

langkah-langkah perbaikan. c. Prosedur observasi Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah observasi terdiri dari tiga tahap, yaitu: pertemuan pendahuluan, observasi, dan diskusi balikan. Ketiga tahap ini sering disebut sebagai siklus pengamatan, yang populer dipakai dalam supervise klinis, baik dalam membimbing calon guru maupun dalam memberikan bantuan profesional bagi guru yang sudah bertugas.

B. Catatan Harian, Rekaman, Angket, dan Wawancara Di samping data yang dikumpulkan dengan observasi, masih banyak data pembelajaran yang dapat dikumpulkan dengan berbagai teknik lain, seperti catatan harian guru, catatan harian siswa, rekaman dengan tape-recorder, angket, wawancara, dan berbagai dokumen yang terkait dengan siswa. Catatan harian guru atau yang disebut field note, dibuat Oleh guru segera setelah pembelajaran selesai. Guru dapat mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam pembelajaran, seperti partisipa si siswa yang dianggap istimewa, reaksi guru yang menimbulkan berbagai respons dari siswa, atau kesalahan yang dibuat siswa karena guru membuat kekeliruan. Catatan ini akan sangat berharga bagi guru karena merupakan hasil observasi, reaksi, dan refleksi guru terhadap pembelajaran yang dikelolanya. Di samping itu. catatan harian guru dapat merupakan rekaman perkembangan guru dalam melaksanakan tugas sebagai guru. 1. Analisis Data Dan Refleksi a. Analisis Data Salah mengambil satu ciri guru baik yang profesional selama, adalah maupun mampu setelah

keputusan,

sebelum,

pembelajaran berlangsung. Keputusan yang diambil didasarkan pada berbagai pertimbangan yang ber asal da r i berba gai sum be r. Dal am kai t an den gan P TK, sum ber pertimbangan tersebut adalah data yang dikumpulkan baik melalui observasi maupun dengan teknik lain. Agar data

tersebut bermakna sebagai dasar untuk mengambil keputusan, data tersebut harus dianalisis atau diberi makna. Analisis data pada tahap ini agak berbeda dengan interpretasi yang dilakukan pada tahap observasi. Jika interpretasi dilakukan pada setup saat observasi dan pada pertemuan/diskusi balikan, maka analisis data dilakukan setelah satu paket perbaikan selesai diimplementasikan secara keseluruhan. Misalnya, jika perbaikan ini direncanakan untuk enam kali pembelajaran, maka analisis data dilakukan setelah keenam pembelajaran tuntas dilaksanakan. Dengan demikian, pada setiap pembelajaran akan terjadi interpretasi-yang dimanfaatkan untuk melakukan penyesuaian, dan pada akhir paket perbaikan diadakan analisis data secara keseluruhan untuk menghasilkan informasi yang dapat menjawab hipotesis perbaikan yang dirancang guru. Analisis data dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan mengelompokkan, kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan data, dan terakhir menyimpulkan atau memberi makna. Pada tahap pertama, data diseleksi, difokuskan, jika perlu ada yang direduksi karena itu tahap ini wring disebut sebagai reduksi data. Kemudian data diorganisasikan sesuai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian yang ingin dicari jawabannya. Tahap kedua, data yang sudah terorganisasi ini dideskripsikan sehingga bermakna, baik dalam bentuk narasi, grafik, maupun table . Akhirnya, berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat ditarik kesimpulan dalam bentuk pernyataan atau formula singkat. b. Refleksi Melakukan refleksi tidak ubahnya seperti berdiri di depan cermin untuk melihat kembali bayangan kita atau memantulkan kembali kejadian yang perlu kita kaji. Dengan dibantu oleh hasil analisis data, guru mencoba merenungkan mengapa satu kejadian berlangsung dan mengapa seperti itu jadinya. la juga mencoba merenungkan mengapa satu usaha perbaikan hasil dan mengapa yang lain gagal. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, serta apa yang

perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya. Refleksi dilakukan melalui analisis dan sintesis, serta induksi dan deduksi. Analisis dilakukan dengan merenungkan kembali secara intensif kejadian-kejadian atau peristiwa yang menyebabkan munculnya sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan. Misalnya, dalam paparan data tercantum bahwa terdapat tiga kali interaksi yang sangat seru antarsiswa. Guru mencoba mengingat kembali apa yang memicu terjadinya interaksi yang seru tersebut. Dari hasil refleksi guru menemukan bahwa interaksi tersebut berawal dari pertanyaan guru yang menantang siswa untuk berpikir menemukan cara untuk mengantisipasi datangnya bencana

alam. Pertanyaan itu ditailgapi oleh seorang siswa, kemudian guru meminta tanggapan dari siswa lain. Akhirnya tanpa diminta, siswa lain menanggapi pendapat temannya mencoba mensintesiskan kejadian tersebut, dan sampai pada kesimpulan bahwa jenis pertanyaan dan teknik memindahkan giliran dapat meningkatkan partisipasi siswa.

E. LANGKAH-LANGKAH LANJUT

DALAM

MERANCANG

TINDAK

Sebagaimana sudah tersirat dalam tahap analisis data dan refleksi, hasil atau kesimpulan yang didapat pada analisis data dan setelah melakukan refleksi digunakan untuk membuat rencana tindak lanjut. Jika ternyata tindakan perbaikan belum berhasil menjawab masalah yang menjadi kerisauan guru, maka hasil analisis data dan refleks i cligunakan untuk merencanakan kembali tindakan perbaikan, bahkan bila perlu dibuat rencana baru. Jika ini terjadi maka akan terdapat siklus 2 PTK yang langkah-langkahnva tetap sama, yaitu perumusan masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, Berta analisis data dan refleksi. Siklus ini akan berulang kembali jika pada siklus 2, tindakan perbaikan masih belum berhasil menjawab masalah yang menjadi kerisauan guru, atau dengan perkataan lain perbaikan belum terjadi sesuai dengan yang ditargetkan. Siklus PTK akan berakhir, jika perbaikan Sudah berhasil dilakukan. Perlu dicatat bahwa satu siklus

PTK dapat terjadi pada satu atau lebih pertemuan. Lebih-lebih untuk tujuan perbaikan yang membutuhkan waktu cukup lama, seperti

meningkatkan kemampuan menulis, maka satu siklus PTK dapat terdiri dari beberapa pertemuan.

Bab 3 Merancang penelitian tindakan kelas

1. Langkah-langkah untuk menemukan masalah 2. Menganalisis penyebab munculnya masalah 3. Merumuskan Masalah 4. Mengembangkan Alternative Tindakan 5. Menyusun Rencana Perbaikan 6. Menentukan dan Mempersiapkan Prosedur dan Instrumen Pengumpul Data 7. Menyusun Proposal PTK
BAB 3 MERANCANG PTK 8. Langkah-langkah Untuk Menemukan Masalah Dalam merencanakan PTK, langkah awal yang harus Anda tempuh adalah mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran sehari -hari. Anda pasti tidak akan kekurangan masalah. Apalagi jika Anda mempunyai perhatian yang besar terhadap kemajuan belajar para siswa. And a akan menemukan banyak sekali masalah sepanjang pengalaman Anda mengajar. Bahkan Anda akan merasa bingung dalam menentukan masalah mana yang akan Anda pilih untuk diatasi melalui PTK. Beberapa contoh masalah yang mungkin Anda hadapi sehari-hari antara lain seperti berikut. 1. Dalam Interaksi Pembelajaran a) Siswa kurang aktif dalam diskusi kelas.

b) Bila diberikan pertanyaan, siswa malas mengangkat tangan untuk menjawab. c) Jika ada siswa menyimpang. d) Sebagian besar jawaban siswa tidak benar. e) Respon siswa terhadap pendapat siswa lainnya sangat kurang. f) Pemahaman siswa terhadap pelajaran rendah. 2. Berkaitan dengan Prestasi Belajar a) Nilai yang dicapai siswa dalam mata pelajaran Anda kurang memuaskan (di bawah rata-rata). b) Nilai EHB rata-rata kurang dari 50. c) Siswa pintar sering mendapat nilai rendah bila diberikan ujian objektif. d) Sebagian besar siswa selalu salah dalam mengucapkan kata-kata bahasa Inggris. e) Siswa kurang mampu menerapkan rumus matematika. f) Jika diberikan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir, pertanyaan sering tidak terjawab. 3. Disiplin Belajar a) Beberapa siswa tidak mengerjakan tugas atau PR. b) Siswa tidak memperhatikan pelajaran. c) Selama pelajaran berlangsung, banyak siswa yang mengantuk. d) Siswa banyak yang saling mencontoh ketika diberikan tugas di kelas. Masalah tersebut dapat saja berawal dari guru, misalnya "Anda tidak puas dengan diskusi hari ini karena diskusin ya kurang hidup", kem udi a n " An d a m e ra sa ap ak a h s i s wa A nd a da p at m e m ah am i penjelasan Anda, karena Anda tidak menggunakan contoh, gambar gambar, b e n d a s e b e n a r n ya , d a n / a t a u f o t o s e b a g a i a l a t b a n t u k e t i k a A n d a menjelaskan". Untuk mengidentifikasi masalah, Anda perlu melakukan diagnosis secara umum tenting proses pernbelajaran yang Anda kelola. Diagnosis dilakukan secara kontinu, dari proses ke proses. Cara melakukan diagnosis yang terpaksa menjawab, jawabannya sering

dapat dengan merenungkan kembali dan menganalisis pengalaman Anda dalam melakukan proses pembelajaran. Anda dapat berdiskusi dengan teman sejawat atau dosen dari LPTK, jika memang diperlukan. Gunakan kriteria yang ada pada Modul I dan 2. untuk membantu Anda dalam menemukan masalah. Jika masalah sudah Anda temukan, gunakan kriteria berikut untuk menguji apakah masalah yang Anda temukan layak untuk diatasi melalui PTK. a. Jangan memilih masalah yang tidak Anda kuasai b. Ambillah topik yang skalanya kecil dan relatif terbatas c. Pilih masalah yang dirasakan paling penting bagi Anda dan siswa Anda d. Usahakan dapat dikerjakan secara kolaboratif e. Kaitkan masalah PTK dengan prioritas rencana pengembangan sekolah. Berdasarkan kriteria tersebut, Anda pasti sudah menemukan masalah yang memenuhi persyaratan untuk ditangani melalui PTK. Umpamanya saja Anda telah menemukan masalah seperti berikut. Contoh Pak Muhana, guru Bahasa Indonesia di SMA 11, menjadi bingung karena hampir 70% (27 . orang dari 40 siswa) tidak mampu menggunakan bahasa Indonesia tulis dalam mengungkapkan pikirannya. Selama setengah semester, karangan para siswa banyak yang tidak dapat dipahami karena struktur kalimat dan pilihan kata yang kurang tepat, di samping penguasaan ejaan yang masih parah.

9. Menganalisis Penyebab Munculnya Masalah Untuk melakukan analisis, ada berbagai cara yang dapat Anda lakukan. Pertama, merenungkan kembali masalah tersebut, dengan ca ra

mengajukan sejumlah pertanyaan yang harus Anda jawab sendiri. Renungan dengan tujuan untuk melihat kepada diri kita sendiri disebut instrospeksi. Dalam melakukan introspeksi ajukanlah pertanyaan seperti berikut pada diri Anda sendiri.

a) Apakah dalam menjelaskan materi, saya menggunakan bahasa yang cukup jelas? b) Apakah saya menggunakan istilah-istilah yang sulit dimengerti siswa? c) Apakah dalam menjelaskan, saya menggunakan contoh yang cukup? d) Apakah saat menjelaskan, saya menggunakan alas ba ntu? e) Apakah saya memberitahukan waktu ulangan kepada siswa? f) Apakah siswa mendapat kesempatan untuk bertanya?

g) Apakah ada siswa yang meminta penjelasan ulang? h) Apakah saya memberikan latihan penerapan konsep setelah

penjelasan selesai? i) Apakah saya selalu m emeriksa pekerjaan/latihan siswa dan memberi balikan/masuk untuk perbaikan? ltulah beberapa pertanyaan yang harus Anda jawab sendiri, dengan cara merefleksi, merenungkan kembali proses pembelajaran yang Anda lakukan. Anda dapat menambahkan pertanyaan tersebut sesuai dengan masalah yang penyebabnya ingin di gali. Kedua, Anda juga dapat bertanya kepada siswa Anda, apa yang terjadi sehingga nilai Ulangan/Ujian mereka selalu rendah, atau menyapa mereka tidak tertarik kepada pelajaran tersebut? Anda dapat bertanya

langsung kepada siswa, bai k dengan wawancara m aupun dengan m enggunakan kusioner. Beberapa contoh pertanyaan yang dapat Anda ajukan adalah seperti berikut. a) Mengapa nilai ulangannya kurang bagus? b) Apakah kamu mengerti apa yang dijelaskan oleh guru? c) Apa yang sukar ditangkap dari penjelasan guru? d) Apakah cara guru menjelaskan kurang menarik? e) Apakah kamu memiliki buku sumber? f) Apakah kamu mencatat penjelasan guru? g) Mengapa kamu tidak bertanya, ketika diberi kesempatan bertanya?

h) Apakah soalnya sulit? i) Apakah materi yang diujikan pernah dijelaskan guru? j) Apakah kamu merasa tidak nyaman ketika guru menjelaskan? k) Anda dapat menambahkan pertanyaan lain sesuai dengan factor penyebab yang ingin Anda gali, serta tindak lanjut dari jawaban siswa. Cara ketiga, Anda dapat menelaah berbagai dokumen yang berkaitan dengan hasil belajar siswa. Misalnya, Anda dapat menelaah tugas/pekerjaan rumah yang dikerjakan oleh siswa, menelaah hasil mereka atau melihat ulang tugas/soal yang Anda berikan. Contoh, setelah melakukan refleksi, lbu Siti menelaah berbagai PR siswa, dan berdialog dengan siswa, mencoba bekerja sama dengan teman sejawatnya yang juga mengajar matematika. la meminta Bu Tuti mengamati kelasnya ketika Bu Siti sedang mengajar Matematika. Setelah beberapa kali mengamati pelajaran yang disajikan oleh Bu Siti, Bu Tuti mengajak Bu Siti berdiskusi. Dari hasil diskusi muncul berbagai hal yang, diduga sebagai penyebab siswa tidak menyenangi matematika, yaitu sebagai berikut. 1. Cara mengajar Bu Siti terlalu formal, hampir tidak ada komunikasi dengan siswa. 2. Setelah selesai menjelaskan satu rumus, langsung memberi latihan. 3. Tidak ada pengantar rumus-rumus itu dengan kehidupan nyata siswa. 4. Hasil latihan hampir tidak pernah dibahas, tetapi diperiksa. 5. Jawaban yang benar ditulis guru di pagan tulis dan kemudian siswa diminta memeriksa pekerjaan temannya. 6. Soal-soal yang diberikan terlalu sukar. 7. Siswa merasa ticlak ada manfaatnya belajar matematika.

10.

Merumuskan Masalah

Setelah melakukan analisis masalah dan menemukan penyebab atau akar masalah, tiba saatnya kita merumuskan masalah pembelajaran yang kita hadapi, dalam bentuk masalah penelitian. Masalah yang akan

dirumuskan tersebut merupakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu, rumusan masalah haruslah memandu guru untuk melakukan tindakan perbaikan. Bagaimana dipahami, cara membuat siswa, penjelasan dan menjadi lebih alat mudah peraga,

men-aktifkan

menggunakan

sehingga mampu meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran IPS? Dari rumusan tersebut Anda dapat melihat bahwa dalam rumusan masalah terkandung tujuan perbaikan (meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran IPS) dan cara perbaikan yang akan ditempuh (membuat penjelasan lebih alas mudah peraga).. dipahami, Ini mengaktifkan t e nt u siswa clan

menggunakan

s em u a

t er k ai t

d en ga n

pe n ye b a b m u n cul n ya m as al a h ya n g merupakan basil dari analisis masalah. Contoh Masalah : Akar/penyebab masalah: a. Karangan siswa tidak pernah dibahas dan diberi masukan/saran perbaikan. b. Siswa langsung disuruh mengarang dan hasilnya dikumpulkan, tanpa menerapkan langkah-langkah tahapan dalam menulis. Rumusan Masalah: Bagaimana cara menerapkan langkah -langkah menulis agar dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMA?

11.

Mengembangkan Alternative Tindakan

Dalam mengembangkan alternatif tindakan, kita dapat melakukan hal-hal berikut. 1. Mengkaji berbagai teori dan hasil penelitian yang terkait dengan masalah yang kita hadapi. 2. 3. Berdiskusi dengan teman sejawat dari pakar bidang ilmu yang relevan. Mengingat kembali pengalaman kita dalam menangani masalah serupa. Setelah melakukan hal tersebut, kita dapat mengembangkan alternatif

tindakan yang akan diterapkan untuk mengatasi masalah yang kita hadapi. Mari kita kembangkan alternatif tindakan untuk setiap masalah yang telah kita rumuskan. Masalah 1: B a ga i m a n a c a r a m e m b u a t p e n j el a s a n l e b i h m u d a h d i p a h am i , mengaktifkan siswa, dan menggunakan alas peraga, sehingga mampu

meningkatkan prestasi siswa dalam IPS? Berdasarkan rumusan masalah I tersebut, Anda dapat memformulasikan suatu hipotesis tindakan. Ingat kembali bahwa hipotesis tindakan adalah suatu perkiraan tentang tindakan yang diduga dapat mengatasi

permasalahan tersebut. Tindakan dilakukan dengan cara mengintervensi kegiatan agar dapat memperbaiki proses pembelajaran. Artinya mengubah kegiatan atau tindakan yang biasa dilakukan dengan tindakan yang diduga dapat memperbaiki keadaan. Dengan mengkaji berbagai teori, berdiskusi dengan teman sejawat dan pakar, serta mengingat pengalaman yang berkaitan dengan keterampilan menjelaskan, mengaktifkan siswa, dan menggunakan alas peraga, kita dapat mengembangkan alternatif tindakan. Hipotesis/Alternatif tindakan 1: Apabila dalam menjelaskan dengan materi pelajaran IPS, guru

menerangkannya

di sert ai

m emberikan

contoh -contoh

konkret, m enggunakan alat peraga yang sesuai,tidak menggunakan katakata asing yang sulit dipahami yang siswa, serta memberi kesempatan bertanya dan berdiskusi kepada siswa, maka pemahaman siswa akan meningkat. Hipotesis atau alternatif tindakan I ini menyiratkan bahwa

pemahaman siswa dalam IPS akan meningkat jika guru menerapkan keterampilan menjelaskan, yaitu menggunakan bahasa yang lugas tanpa kata-kata asing yang sulit, menggunakan contoh dan alat peraga, serta memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berdiskusi.

Jika guru melakukan pelajaran

hal ini, diasumsikan siswa akan tertarik pada meningkat, yang akhirnya

IPS, keaktifan siswa akan

diharapkan pemahaman siswa akan meningkat Pula. Setelah menetapkan alternatif tindakan, tindakan tersebut perlu kita

kaji ulang dengan mencermati apakah alternatif tersebut sesuai dengan: a. teori pembelajaran dan teori pendidikan, b. hasil penelitian yang relevan c. hasil diskusi dengan teman sejawat, para pakar, dan peneliti lainnya d. pendapat dan saran pakar pendidikan, serta e. pengalaman guru sendiri dalam melakukan pembelajaran (Tim Pelatih, 1999). Dengan demikian maka hipotesis tindakan yang Anda rumuskan bukan hanya sekadar asal jadi, tetapi telah melalui berbagai pertimbangan dan kajian. Selain itu, hipotesis Anda harus terukur (measurable) dan dapat dilaksanakan (aplicable).

12.

Menyusun Rencana Perbaikan

Menuangkan alternatif perbaikan menjadi sebuah rencana yang siap untuk dilaksanakan menuntut guru mempersiapkan segala sesuatu dengan cermat. Rencana perlu kita tuangkan dalam sebuah format, yang

memungkinkan kita membuat perencanaan secara sistematis. Format Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) pada dasarnya sama dengan format rencana pembelajaran sehari-hari dengan tambahan komponen-komponen yang terkait dengan perbaikan. Berikut ini dicantumkan format RP dan format RPP yang sudah diisi dengan lengkap. Coba Anda kaji dengan cermat kedua contoh tersebut. Bandingkan, Sehingga Anda menemukan perbedaan dan persamaannya. RENCANA PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Pokok Bahasa : IPA : Tata surya/Sistem Tata surya

Subpokok Bahasan

: Matahari dikelilingi oleh 9 planet dan benda langit lainnya.

Kelas/Semester Waktu I. Tujuan: A. Tujuan Urnum:

: VI/11 : 45 menit

Siswa mampu memahami tenting sistem tata surya B. Tujuan Khusus: Menjelaskan pengertian tata surya Menyebutkan nama-nama planet dalam tata surya Mengidentifikasi planet yang ada kehidupannya Menjelaskan terjadinya slang dan malam.

II. Materi, Media, dan Sumber Sistem tata surya: matahari dan 9 planet: Gambar susunan tata surya buku IPA kelas VI III. Kegiatan Pembelajaran: A. Kegiatan Awal: (5 menit) 1. Tanya jawab tentang pelajari yang lalu 2. Menyampaikan tujuan dan kegiatan B. Kegiatan Inti: (25 menit) 1. Menjelaskan sistem tata surya dengan menggunakan gambar 2. Menunjukkan dengan gambar planet-planet yang mengitari matahari 3. Tanya jawab C. Kegiatan Penutup: (10 menit) 1. Merangkum 2. Memberikan tes tertulis IV. Evaluasi: Pada akhir pelajaran, dalam bentuk 5 butir tes objektif. RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran Pokok Bahasa

: IPA : Tata surya/Sistem Tata surya

Subpokok Bahasan: Matahari dikelilingi oleh 9 planet dan benda langit lainnya. Kelas /Semester Waktu I. Tujuan: A. Tujuan Umum: Siswa marnpu memahami tentang sistem tata surya B. Tujuan Khusus: 1. Menjelaskan pengertian tata surya 2. Menyebutkan nama-nama planet dalam tata surya 3. Menjelaskan terjadinya siang dan malam. 4. Mengidentifikasi planet yang ada kehidupannya C. Tujuan Perbaikan: 1. Meningkatkan pemahaman siswa melalui peragaan dengan : VI/11 : 40 menit

menggunakan globe dan lampu senter. 2. Menyebarkan pertanyaan minimal kepada 10 orang siswa. II. Materi, Media dan Sumber : Sistem tata surya: matahari dan 9 planet: 1. Gambar susunan tata surya 2. 3. 4. Globe dan lampu senter Buku IPA kelas VI Gambar-gambar planet yang dibawa oleh anak-anak.

III. Kegiatan Pembelajaran: A. Kegiatan Awal: (5 menit) 1. Memberi salam dan menanyakan keadaan anak-anak. 2. Mengajukan pertanyaan berikut. a. Bagaimana cuaca tadi malam? b. Kalau cuaca terang, apa yang anak-anak lihat di langit? c. Berapa banyak bintang yang ada di langit? d. Kalau siang hari, apa yang terlihat di langit?

3. Menyampaikan tujuan, manfaat pelajaran, dan kegiatan, yaitu anakanak akan bermain dengan globe dan lampu senter, serta berdiskusi dalam kelompok. B. Kegiatan Inti: (25 menit) 1. Guru menempelkan gambar tata surya d i papan, meminta siswa membaca nama-nama planet, kemudian menunjukkan apa yang disebut sebagai tata surya. 2. Nama-nama planet ditutup, kemudian siswa secara acak diminta menuliskan nama planet yang ditunjuk oleh temannya. 3. Guru memperagakan terjadinya siang dan malam dengan

menggunakan globe dan lampu senter. Beberapa siswa diberi kesempatan melakukan peragaan tersebut. 4. Guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan perubahan belahan bumi yang mendapat sinar matahari selama terjadi rotasi bumi. Berdasarkan hasil pengamatan dan tanya jawab, guru merninta siswa berdiskusi dengan teman di sebelahnya, mengapa terjadi siang dan malam. 1. Hasil diskusi dimantapkan. 2. Dengan didahului pertanyaan: apa yang diperlukan agar makhluk dapat hidup, guru menjelaskan tentang kehidupan yang ada di bumi karena bumi punya atmosfer. C. Kegiatan Penutup (10 menit) 1. Membimbing siswa merangkum pelajaran. 2. Memberikan tes tertulis. IV. Evaluasi : 1. Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran melalui Tanya jawab lisan, dan pada akhir pelajaran dengan tes tertulis. 2. Alat Evaluasi: pertanyaan lisan clan tertulis sebagai berikut. a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tata surya? b. Sebutkan planet-planet yang mengelilingi matahari dari yang paling dekat sampai yang paling jauh dengan matahari? c. Jelaskan mengapa ada siang dan malam?

d. Di planet mana terdapat kehidupan? Mengapa? Kunci Jawaban: a. Sistem tata surya adalah susunan matahari dan planet -planetnya. b. Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. c. Karma adanya rotasi bumi, ada belahan bumi yang langsung menghadap matahari (siang), sedangkan belahan bumi sebaliknya tidak kena sinar matahari (malam). d. Di bumi, karena ada atmosfer, udara, dan air. Agar mampu mengembangkan RPP dengan akurat, dengan perkataan lain mengembangkan alternatif tindakan yang telah Anda kembangkan dalam KB 1 menjadi rencana yang siap dilaksanakan, Anda perlu menempuh sejumlah langkah berikut. 1. Membuat skenario pembelajaran, yang terdiri dari langkah-

langkah dalam pembelajaran yang berkaitan dengan perbaikan yang diinginkan. 2. Mempersiapkan fasilitas, sarana, dan prasarana yang diperlukan

dalam melaksanakan tindakan perbaikan, termasuk mempersiapkan alat peraga, jika memang dibutuhkan. 3. 4. Menyusun RPP yang lengkap. Melakukan simulasi perbaikan, yang hasilnya dapat digunakan

untuk memperbaiki skenario pembelajaran atau rencana perbaikan secara keseluruhan. Mari kita babas langkah-langkah ini satu per satu. 1. Skenario pembelajaran Dengan mengkaji contoh di atas, cobalah Anda susun skenario pembelajaran untuk alternatif tindakan yang telah Anda kembangkan pada KB 1. Berikut dapat Anda kaji contoh skenario pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran IPS. Skenario Pembelajaran untuk IPS (kelas V SD: dengan topik: sumber daya alam) (Alternatif tindakan: guru menjelaskan dengan

bahasa yang lugas, menggunakan contoh, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berdiskusi).

a.

Guru

memberi

salam,

menanyakan

keadaan

siswa,

dan

mengajukan pertanyaan berikut. 1) Anak-anak tadi berangkat ke sekolah naik apa? 2) Agar dapat berjalan kendaraan memerlukan apa? 3) Coba sebutkan jenis jenis sumber daya alam yang telah anak anak pelajari minggu lalu. 4) Siapa yang pernah melihat hutan? Pohon apa saja yang ada di dalam hutan? b. B e r d a s a r k a n jawaban anak-anak guru men yampaikan

t u j u a n pembelajaran, yaitu agar anak-anak dapat membedakan berbagai jenis hutan dan dapat menjelaskan manfaat sumber daya alam, khususnya hutan. c. Guru memajang dua buah gambar, yaitu gambar hutan pinus dan hutan belantara. Anak-anak diminta memperhatikan pohon apa saja yang terlihat pada Gambar I dan Gambar 2. d. Guru mengajukan pertanyaan: 1) Pohon apa yang terdapat pada Gambar 1. 2) Berapa jenis pohon yang terdapat pada Gambar? 3) Pohon apa yang terdapat pada Gambar 2? 4) Berapa jenis pohon yang terdapat pada Gambar 2. e. Berdasarkan jawaban siswa, guru memperkenalkan istilah homogen dan heterogen dengan mengatakan bahwa Gambar I disebut hutan homogen dan Gambar 2 disebut hutan heterogen. Guru meminta anak anak mencari contoh hutan homogen. f. Anak-anak diminta mengucapkan kata homogen dan heterogen secara individual dan kelompok. g. Secara berpasangan anak-anak diminta merumuskan apa yang disebut hutan homogen dan hutan heterogen. h. Guru memasang tiga gambar: hutan lebat, hutan gundul, dan orang yang sedang menebang kayo di hutan. Anak-anak diminta memperhatikan gambar, kemudian anak-anak, diminta bertanya tentang gambar tersebut.

i. Berdasarkan pertanyaan anak-anak, guru menjelaskan tentang manfaat hutan bagi kehidupan. Selama menjelaskan guru juga mengajukan pertanyaan. j. Guru mengajak siswa merangkum jenis dan manfaat hutan yang telah dikaji bersama. k. Guru memberikan latihan lisan, yang dijawab secara tertulis . oleh seluruh siswa. l. Guru meminta siswa memeriksa silangng pekerjaannya, setelah mendengar jawaban yang benar dari siswa yang diminta menjawab oleh guru.

2. Mempersiapkan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Dalam kaitan dengan alternative tindakan pelajaran IPS di Kelas V SD, alat peraga yang harus disiapkan terdiri dari: a. gambar hutan pinus (hutan homogeny, b. gambar hutan belantara. (hutan heterogen), c. gambar daerah dengan hutan lebat, d. gambar daerah dengan hutan yang mulai gundul, serta e. gambar orang sedang menebang kaya di hutan. Dalam menyiapkan alat peraga ini, guru dapat melibatkan siswa, misalnya dengan meminta mereka membawa gambar atau benda-benda yang mudah didapat dari rumah. Namun demikian, guru harus menyiapkan alat peraga khusus yang tidak mungkin disiapkan oleh siswa. 3. Menyusun RPP yang Lengkap Setelah mengembangkan skenario pembelajaran dan menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran, kini Anda siap menuangkan semua itu ke dalam format RPP. Cobalah Anda susun RPP lengkap dari alternatif perbaikan pembelajaran IPS di kelas V. Setelah selesai, cocokkan RPP tersebut dengan RPP di bawah ini. Jika Anda menemukan perbedaan, Cobalah pikirkan mengapa perbedaan tersebut terjadi. RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran Pokok Bahasan

: IPS : Sumber daya alam

Subpokok Bahasan : Jenis, persebaran, dan pemanfaatan sumber daya alam Kelas/Semester Waktu I. Tujuan: A. Tujuan Umum: Siswa mampu menunjukkan jenis, persebaran, dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kegiatan ekonomi. A. Tujuan Khusus: 1. Dapat inembeclakan hutan homogen dan hutan heterogen. 2. Dapat menjelaskan manfaat hutan bagi kehidupan. B. Tujuan Perbaikan: 1. Meningkatkan pemahaman siswa melalui peragaan berupa gambar dan contoh. 2. Mengakt i fkan si sw a den gan m em beri k esem pat an menjawab pertanyaan, mengajukan pertan yaan, dan berdiskusi. II. Materi, Media dan Sumber A. Materi: 1. Jenis-jenis Sumber daya alam 2. Hutan sebagai sumber daya alam 3. Hutan homogen dan hutan heterogen 4. Manfaat hutan bagi kehidupan ekonoini B. Media: 1. Gambar-gambar: hutan homogen, hutan heterogen, hutan lebat, hutan gundul, orang menebang kayu di hutan. 2. Gambar orang menebang pohon di hutan. C . S um b e r: B uk u IP S k el as V & ko r an K om pa s II I. Ke gi at an Pembelajaran: : V/11 : 40 menit

A. Kegiatan Awal: (5 menit) 1. Memberi salam dan menanyakan keadaan anak-anak. 2. Mengajukan pertanyaan berikut. a. Bagaimana cara anak-anak pergi ke sekolah? b. Sumber daya alam apa yang diperlukan oleh mobil agar bisa berjalan? c. Coba sebutkan jenis jenis sumber daya alam yang kita bahas minggu lalu. d. Siapa yang pernah melihat hutan? Apa saja yang ada di hutan? 3. Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran. B. Kegiatan Inti: 1. Guru memajang gambar hutan pinus (Gambar 1) dan gambar hutan belantara (Gambar 2). 2. Siswa diminta memperhatikan kedua gambar tersebut. 3. Beberapa siswa diminta menyebutkan apa yang dilihatnya pada gambar. 4. Guru memperkenalkan istilah hutan homogen dan hutan heterogen, dengan mengatakan bahwa Gambar 1 disebut hutan homogen, dan Gambar 2 disebut hutan heterogen. 5. Secara berpasangan, siswa diminta menyimpulkan apa yang disebut dengan hutan homogen dan hutan heterogen. Dengan Guru memajang gambar hutan lebat, hutan yang mulai gundul, dan gambar orang yang sedang menebang kayo di hutan. 6. Siswa diminta mengamati gambar, dan menceritakan apa yang dilihat dalam gambar. 7. Berdasarkan jawaban siswa, guru menjelaskan manfaat hutan bagi kehidupan. Siswa dilibatkan penuh melalui tanya jawab, sehingga guru hanya memantapkan jawaban siswa. C. Kegiatan Penutup: 1. Melalui tanya jawab, guru mengajak siswa merangkum jenis dan manfaat hutan bagi kehidupan.

2. Guru memberi kan latihan tertulis, dengan m enuliskan pertanyaan di papan, Siswa menjawab di buku latihan.. 3. Siswa memeriksa hasil latihan secara silang, setelah secara bersamasama menemukan jawaban yang benar. IV. EVALUASI A. Prosedur : evaluasi dilakukan selarna proses pembelajaran melalui tanya jawab dan pada akhir pelajaran melalui tes. B. Alat Evaluasi: Tes Tertulis 1. Jelaskan dengan singkat apa yang disebut dengan hutan homogen dan hutan heterogen! 2. Sebutkan empat manfaat hutan bagi kehidupan? 3. Apa yang terjadi jika hutan semuanya gundul? C. Kunci Jawaban: 1. Hutan homogen: hutan yang hanya terdiri dari satu jenis tumbuhan. Hutan Heterogen: hutan yang terdiri dari berbagai jenis tumbuhan. 2. Empat manfaat hutan: (I)sebagai bahan bangunan, (2) menyimpan air tanah, (3) untuk bahan alat rumah tangga, (4) untuk kayu api 3. Jika semua hutan gundul, mungkin akan terjadi banjir atau kekeringan karena air tanah tidak tersimpan. Memperhatikan RPP yang sudah terisi lengkap di atas dan kemudian membandingkan dengan skenario pembelajaran serta sarana dan fasilitas pembelajaran yang sudah disiapkan sebelumnya, Anda dapat

mengidentifikasi apakah ada perubahan ketika semua itu dituangkan ke dalam RPP. 4.Mensimulasikan Rencana Perbaikan Anda dapat mengundang beberapa teman guru Yang ikut tutorial berperan sebagai siswa. Dengan meminta kolega tutorial sebagai siswa, simulasi akan menjadi lebih bermanfaat karena para guru ini akan dapat memberikan masukan setelah selesai simulasi. Jika ini tidak mungkin, Anda dapat mencobakan sendiri hal -hal yang memang Anda anggap baru dan sangat penting, seperti menggunakan alat peraga (misalnya

menggunakan lampu senter dan globe untuk meragakan terjadinya Siang dan malam), menata pertanyaan, membentuk kelompok, atau menjelaskan dengan menggunakan bahasa yang sederhana.

13.

Menentukan

dan

Mempersiapkan

Prosedur

dan

Instrumen

Pengumpul Data Pada hal-hal tertentu, jika guru merasa terlalu sibuk untuk mengumpulkan data sendiri,dapat meminta teman sejawat untuk berperan sebagai pengamat, bahkan menggunakan alat perekam seperti tape-recorder atau video-camera.

PTK ini Anda lakukan dalam bentuk kolaborasi, yaitu bersama rekan atau dosen dari LPTK, maka Anda dapat meminta mitra kolaborasi sebagai pengamat. Sehubungan dengan itu, setelah menyusun RPP dan mensimulasikannya, seyogianya Anda menentukan bagaimana cara data dan instrumen apa yang akan digunakan. Tentu saja cara pengumpul data harus Anda sesuaikan dengan tujuan perbaikan yang dirancang, karena keterecapaian tujuan inilah yang menjadi focus pengumpulan data.

14.

Menyusun Proposal PTK

1. Hakikat Proposal PTK Terkait dengan Proposal PTK, hakikatnya juga tidak jauh berbeda dari proposal dalam biding penelitian lainnya. Proposal ini diajukan oleh guru atau satu tim (yang terdiri dari doses LPTK yang berkolaborasi dengan guru) untuk memenuhi satu persyaratan yang dikeluarkan oleh sponsor. Misalnya, jika dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, Dinas pendidikan di wilayah Anda menyelenggarakan perlombaan melakukan PTK bagi Para guru SD, SMP, dan SMA, maka jika sebagai Anda ingin mengikuti perlombaan tersebut. Anda hares mempersiapkan sebuah proposal, sesuai dengan format yang diberikan oleh panitia. Pada tingkat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

2. Format Proposal PTK Setiap sponsor pada dasarnya akan mempunyai format sendiri yang perlu diikuti oleh mereka yang, mengajukan proposal. Variasi tersebut pada umumnya terdapat pada identitas dan hal-hal yang bersifat

administratif. Namun dari segi substansi pada dasarnya semua Proposal PTK mengacu pada komponen yang sama. Hal-hal yang bersifat administrative misaInya: Surat keterangan, riwayat hidup peneliti, jumlah peneliti, dan semacamnya; sedangkan substansi proposal penelitian pada dasarnya terdiri dari komponen berikut. a. Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah. b. Masalah, Tujuan, dan Mantilla Penelitian. c. Kerangka Teoretis. d. Metodologi Penelitian. Proposal PTK tentu mempunyai ciri khas yang membedakannya dari proposal penelitian biasa. Meskipun demikian, substansi proposal PTK tidak jauh berbeda dari substansi penelitian non PTK, hanya pengemasannya yang berbeda. Cobalah Anda cermati formal proposal PTK berikut, yang sebagian besar diambil dari format yang dikeluarkan oleh Ditjen Dikti pada Tahun 2004 untuk Tahun Anggaran 2005. SISTEMATIKA USULAN PTK A. JUDUL PENELITIAN B. BIDANG KAJIAN C. PENDAHULUAN D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH E. TUJUAN PENELITIAN F. MANFAAT HASIL PENELITIAN G. KAJIAN PUSTAKA H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN I. JADWAL PENELITIAN

J. BIAYA PENELITIAN K. PERSONALIA PENELITIAN L. DAFTAR PUSTAKA M. LAMPIRAN-LAMPIRAN: 1. Instrumen Penelitian 2. Curriculum Vitae semua peneliti 3. Surat Keterangan Ketua Lemlit 4. Surat Keterangan Dekan 1. Judul Judul PTK haruslah singkat dan jelas namun mampu menggambarkan masalah yang diteliti, tindakan perbaikan, hasil yang diharapkan, dan tempat penelitian. Sebagai contoh, judul penelitian untuk tindakan perbaikan pembelajaran IPS di kelas V SD, dapat dibuat dalam berbagai alternatif sebagai berikut. 1) Penggunaan Alat Peraga dan Contoh, Berta Mengaktifkan Siswa dalam meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas V SD Sedayu dalam IPS. 2) Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas V SD Sedayu dalam IPS melalui pemberian contoh, dan Mengaktifkan Siswa. Dengan memperhatikan contoh judul di atas, Anda dapat membuat judul sendiri sesuai dengan bidang studi dan masalah pembelajaran yang menjadi bidang yang fokus penelitian Anda.

2.Bidang Kajian Bidang kajian berkaitan dengan masalah pembelajaran yang menjadi fokus PTK yang Anda usulkan, misalnya: desain dan strategi pembelajaran, alat bantu, penilaian, atau motivasi yang rendah. Sebagai contoh, bidang kajian untuk judul di atas adalah: desain dan strategi pembelajaran. Cobalah Anda tentukan bidang kajian yang berkaitan dengan alternatif tindakan perbaikan yang ada pada Kegiatan Belajar 1.

3. Pendahuluan Pendahuluan mencakup deskripsi tentang masalah pembelajaran, proses identifikasi dan analisis masalah, penyebab/akar terjadinya masalall, Berta alasan mengapa masalah penting untuk diatasi.

4. Perumusan dan Pemecahan Masalah Rumusan masalah sebaiknya dibuat dalam bentuk kalimat tanya dan memang merupakan masalah penelitian. Pemecahan masalah disajikan dalam bentuk alternatif tindakan, lengkap dengan argumentasi mengapa tindakan itu yang dipilih untuk mengatasi masalah.

5. Tujuan penelitian Tujuan penelitian harus sesuai dengan rumusan masalah dan tindakan perbaikan. Dalam hal ini Anda harus ingat bahwa tujuan penelitian berbeda darig tujuan perbaikan. Tujuan penelitian mendeskripsikan atau mengumpulkan informasi atau menjadi hipotesis. Terkait dengan tujuan penelitian pada umumnya, maka PTK pada bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan hasil perbaikan. Dengan perkataan lain tujuan ini berkaitan dengan mencari jawaban apakah tindakan perbaikan yang kita lakukan berhasil mencapai perbaikan yang diharapkan, atau ada yang perlu diubah pada daur berikutnya. Tujuan penelitian yang terkait dengan perbaikan pembelajaran IPS di kelas V SD, dapat disusun Sebagai berikut. (1) Mendeskripsikan cara menggunakan contoh kongkret dalam menjelaskan. (2) Mendeskripsikan cara mengaktifkan siswa melalui tanya jawab dan diskusi. (3) Menganalisis dampak penggunaan contoh kongkret dan

menngaktifkan siswa terhadap pemahaman siswa.

6. Manfaat Penelitian J el as k an m an f aa t p e nel i t i an i n i b a gi gu r u, si s w a, d an i n st i t u si

(sekolah/LPTK).

7. Kajian Pustaka Dalam bagian ini dicantumkan kajian konsep, teori, atau penelitian lain yang relevan dengan permasalahan dan tindakan yang dirancang, sehingga jelas kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini. Kajian pustaka dapat berasal dari berbagai sumber. 8. Rencana dan Prosedur Penelitian Bagian ini memuat: a. b. Subjek penelitian, tempat, waktu, dan lama tindakan. Prosedur/langkah-langkah PTK yang akan dilaksanakan, yang terdiri dari (1) perencanaan, (2)pelaksanaan tindakan, (3) observasi, evaluasi-refleksi, yang semuanya bersifat siklis (berulang sesuai dengan jumlah daur/siklus yang direncanakan). Dalam prosedur juga tergambar peran tim peneliti dalam setiap tahap penelitian. 9.Jadwal Penelitian Jadwal penelitian m emuat semua kegiat an penelitian, mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, sampai dengan penulisan laporan, lengkap dengan waktu pelaksanaan. Jadwal dibuat dalam bentuk tabel khusus yang disebut Cana Chart. 10. Biaya Penelitian Bagian ini mencantumkan secara rinci biaya yang diperlukan dalam penelitian ini. Rincian biaya haruslah logis dan sesuai dengan ketentuan dari Sponsor. 11. Personalia Penelitian Memuat identitas tim peneliti serta perannya dalam penelitian. 12. Daftar Pustaka Memuat semua sumber yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian sebagai Daftar Pustaka ditulis menurut aturan tertentu, misalnya

American Psychology Association (APA). 13. Lampiran Lampiran dibuat sesuai dengan perminman sponsor. Pada mulanya yang dilampirkan adalah: (1) instrumen penelitian, (2) riwayat tim peneliti, dan (3) Surat keterangan lain yang diperlukan. Setelah mengkaji dengan cermat semua uraian di atas dan mengerjakan tugas kecil yang diberikan, tiba saatnya Anda mengerjakan latihan agar pemahanian Anda menjadi semakin mantap. Latihan berikut dapat Anda kerjakan dalam kelompok.

Bab 4 Melaksanakan perbaikan dalam pembelajaran

A. Membedakan peran guru sebagai pengajar dan peneliti

B. Membangun kolaborasi dengan teman sejawat C. Melaksanakan perbaikan perdaur / siklus D. Melakukan refleksi

BAB 4 MELAKSANAKAN PERBAIKAN DALAM PEMBELAJARAN

A. Membedakan peran guru sebagai pengajar dan peneliti Dengan memahami tugas seorang guru dan memahami tugas seorang peneliti, anda akan mampu merumuskan tugas seorang pengajar (guru) yang berperan sebagai peneliti dalam kelasnya. Tahap kegiatan pembelajaran , baik sebagai pengajar maupun sebagai pengajar dan peneliti . 1. Tahap Persiapan Sebelum mengajar, seorang guru seyogyanya membuat persiapan, baik guru yang mengajar secara rutin maupun guru yang mengajar untuk memperbaiki pembelajaran (melakukan PTK). Persiapan yang anda buat tentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku, dan berfokus pada kompetensi yang akan dicapai. Persiapan yang dibuat oleh guru pada umumnya dalam bentuk rencana pembelajaran (RP) baik yang dibuat oleh guru yang mengajar secara rutin maupun oleh guru yang akan melaksanakan PTK .karena adanya kebutuhan yang berbeda, tentu RP yang dibuat berbeda pula. RP untuk pelaksanaan PTK lebih rinci dan pada RP untuk pembelajaran rutin . perbedaan lengkap untuk setiap komponen dapat anda kaji dalam uraian berikut :

a. Tujuan Tujuan ini dijabarkan dari tujuan kurikuler setiap mata pelajaran khusus guru yang melaksanakan PTK, dalam RP harus ditambahkan tujuan perbaaikan, yang sesuai dengan focus masalah yang ingin diatasi. Ini penting agar dalam proses pembelajaran, tujuan tersebut menjadi focus perhatian guru. b. Materi Biasanya bahan pembelajaran yang ditulis dalam RP terbatas bahkan sering hanya ditulis pokok bahasa saja. Dalam RP untuk pelaksanaan PTK, materi harus dirinci, missal berupa outline, sehingga guru tahu pasti apa yang akan dibahas di dalam kelas. Jika perlu materi ini ditulis pada kertas tersendiri. c. Media dan Sumber Pada RP untuk kegiatan rutin, media dan sumber sering diiisi seadanya , namun untuk PTK, media dan sumber harus dirancang secara cermat. Dari segi sumber, guru perlu memperkaya diri dengan sumber lain sehingga

pengetahuannya tentang topic yang dibahas menjadi lebih mantap. Demikian pula dengan media/alat peraga harus dipilih yang memungkinkan siswa belajar lebih baik. d. Kegiatan Pembelajaran Dalam RP untuk melaksanakan PTK, langakah langkah pembelajaran harus dibuat secara rinci, lengkap dengan pertanyaan yang diajukan, bahkan bila perlu dengan scenario yang sangat rinci. Hal ini sangat penting karena perbaikan pembelajaran menuntut guru memilih dan menetapkan langkah langkah pembelajaran sesuai dengan tujuan perbaikan. e. Evaluasi Setiap RP dilengkapi dengan prosedur dan alat evaluasi. Namun biasanya, dalam RP untuk pembelajaran rutin hanya dicantumkan deskripsi secara singkat.seperti tes objektif atau soal uraian. Disamping mengembangkan setiap komponen dalam RP, guru yang melaksanakan PTK perlu menetapkan criteria keberhasilan , sesuai dengan tujuan perbaikan. Kriteria keberhasilan tentiu bervariasi sesuai dengan tujuan perbaikan yang dirancang. Penetuan besarnya criteria keberhasilan belum ada yang baku.

Para guru membuat sendiri criteria ini yang didasarkan pada tingkat kecerdasan peserta didik dalam kelas asuhnya. Kriteria keberhasilan ini tentu tidak semuanya berkaitan dengan dengan hasil belajar, tetapi juga ada yang berkaitan dengan proses belajar, jika ini yang ingin diperbaiki oleh guru. Perbaikan dalam proses pembelajaran diharapkan membawa dampak dalam perbaikan hasil belajar. Di samping menyiapkan rencana pembelajaran yang dirinci dalam tahap perencanaan ini, pelaksana PTK juga perlu menentukan apakah akan meminta teman sejawat untuk membantu mengamati proses pembelajaran atau pelaksanaan tindakan, ataukah data akan dikumpulkan sendiri dengan bantuan alat perekam atau tanpa bantuan alat perekam.

2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, peran guru pelaksana PTK sangat berbeda dari peran guru yang hanya bertugas mengajar . jika guru mengajar hanya memfokuskan diri pada pembelajaran, maka guru melaksanakan PTK mempunyai peran lain yaitu sebagai peneliti. Sebagai pengajar ia juga harus memfokuskan diri pada pembelajaran dan kemudian sebagai peneliti ia juga harus memfokuskan diri pada pengumpulan data. Jika dia tidak mampu mengumpulkan data sendiri, maka dia dapat meminta bantuan teman sejawat atau menggunakan alat perekam yang memnungkinkan ia mendapat data yang diinginkan. Selama mengajar , agar pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana dan agar data dapat dikumpulkan dengan cermat, guru harus melakukan penyesuaian transaksional dan mencatat hal tersebut dalam buku catatan sehingga dapat dianalisis dengan cermat. Penyesuaian transaksional adalah penyesuaian yang dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran, ketika antara guru dan siswa sedang berlangsung. Penyesuaian tersebut bertujuan untuk membuat pembelajaran menjadi lebih efektif. Penyesuaian dilakukan oleh semua guru, meskipun ia tidak sedang melaksanakan PTK. Namun bagi guru yang melaksanakan PTK, kelalaian

melakukan penyesuaian ini akan berdampak pada hasil penelitian, lebih lebih jika penyesuaian ini menjadi salah satu tujuan perbaikan. Pengumpulan data yang mungkin dilakukan oleh guru sendiri selama mengajar, misalnya hasil ulangan siswa, suasana kelas selama guru mengajar, peristiwa penting yang muncul selama pembelajaran, jawaban siswa yang mengundang perhatian, dan sebagainya. Aspek yang perlu menjadi perhatian guru pelaksana PTK, antara lain : a. kegiatan awal Kegiatan pembelajaran dimulai dengan apersepsi yang maksudnya menarik perhatian dan minat peserta didik menghadapi pelajaran yang akan disajikan. Bilamana guru berhasil menarik perhatian peserta didik, proses pembelajaran akan berjalan lancer, peserta didik akan bersemangat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan baru dan juga nilai sikap yang akan disampaikan akan tumbuh dengan baik. Namun, tidak mustahil akan terjadi kebalikan dari kondisi yang diuraikan diatas yaitu karena apersepsi tidak ada atau tidak menarik. Hal ini berakibat pada pelaksanaan pembelajaran yang kacau, amburadul guru tidak dapat menenangkan kelas sehingga jangankan menyelesaikan rencana pembelajaran, guru sendiri kebingungan dan murid tidak memperoleh sesuatu yang berarti. b. Kegiatan inti Kegiatan inti pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mencapai kompetensi / TIK yang dirancang di dalam RP. Agar kegiatan ini benar benar terarah, guru seyogyanya merancang dengan cermat dan rinci urutan kegiatan, mulai dari kegiatan untuk mencapai TIK yang paling mudah dan mendasar sampai dengan paling sukar. Oleh karena itu, ketika melaksanakan pembelajaran, guru harus mengingat dan mengumpulkan data tentang perbaikan yang diinginkannya. c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup bertujuan untuk memeriksa pemahaman siswa dan menindaklanjuti hasil belajar. Oleh karena itu, anda pasti ingat bahwa kegiatan penutup biasanya diisi dengan merangkum, member tes, dan member tindak

lanjut. Sambil melaksanakan kegiatan penutup, guru harus mengingat kegiatan apa yang ia lakukan dan bagaimana respons siswa. 3. Tahap Pasca Pembelajaran Setelah pembelajaran usai, guru yang bertugas hanya mengajar mungkin segera dapat beristirahat, namun guru yang melaksanakan PTK masih punya tugas yang harus segera dilakukan. Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh guru pelaksana PTK, segera setelah pelajaran selesai : a. menghimpun / merangkum catatan yang dibuat selama pembelajaran b. berdialog dengan siswa jika diperlukan c. berdiskusi dengan teman sejawat untuk membahas data yang dikumpulkan d. melakukan refleksi, untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas, mengapa peristiwa tersebut terjadi, dan apa dampaknya bagi siswa. e. merangkum hasil perbaikan pembelajaran yang mencakup apa yang sudah tercapai dan apa yang belum tercapai. f. merangkum penyebab belum tercapainya perbaikan yang dirangkum Setelah semua itu dikerjakan oleh guru, maka selanjutnya ia harus mengakomodasikan hasil perbaikan dalam perencanaan perbaikan berikutnya, lebih lebih jika masih ada tujuan perbaikan yang belum tercapai.

B. Membangun kolaborasi dengan teman sejawat Kolaborasi atau kerja sama sangat penting dalam PTK. Tentu saja dalam upaya perbaikan pembelajaran, guru memerlukan bantuan dari berbagai pihak, terutama dari teman sejawatnya, disamping mungkin dari para pendidik lain, seperti dosen LPTK yang mungkin membantunya dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah,serta dalam merencanakan tindakan perbaikan. Kolaborasi dapat dibangun melalui berbagai cara, seperti kerja sama sekolah dengan LPTK, membentuk kelompok kerja seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) serta kelompok kerja guru (KKG) pusat kerja guru (PKG),

rapat rapat rutin sekolah yang membahas upaya perbaikan pembelajaran, serta mengadakan hubungan langsung secara pribadi. Kolaborasi seyogyanya bersifat saling menguntungkan. Artinya guru yang membantu mengamati teman sejawatnya mengajar juga mendapat keuntungan yaitu mempunyai pengalaman mengamati secara cermat peristiwa pembelajaran yang mungkin selama ini tidak pernah dipikirkan. Dosen LPTK mempunyai keuntungan yang sangat berharga, yaitu lebih mengenal sekolah tempat mahasiswanya akan bertugas mengajar. Kolaborasi dapat pula dibangun melalui media ini, dapat berbagai pengalaman dan menjalin hubungan professional dengan pakar, teman sejawat, dan anggota masyarakat yang mempunyai perhatian terhadap dunia pendidikan, khususnya sekolah.

C. Melaksanakan perbaikan perdaur / siklus A. Melaksanakan Perbaikan Pembelajaran Daur 1 1. Persiapan Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran, harus membuat persiapan pelaksanaan. Persiapan tersebut merupakan persiapan akhir sebelum

melaksanakan perbaikan. Hal hal yang harus dilakukan guru sebelum benar benar melaksanakan tindakan perbaikan. Dalam bahasa inggris kegiatan tersebut dinamai last minutes checking atau persiapan akhir. Langkah langkah yang perlu dilakukan guru menjelang pelaksanaan tindakan perbaikan. a. periksa kembali rencana perbaikan pembelajaran yang telah anda susun. Sambil membaca ulang, cermati kembali setiap butir yang anda rencanakan b. Periksa apakah semua alat peraga dan sarana lain yang akan digunakan sudah tersedia c. cobakan alat peraga yang akan anda gunakan, lebih lebih alat peraga yang jarang anda gunakan. Simulasikan bagaimana anda akan menggunakannya, sehingga anda yakin benar bahwa peragaan akan berjalan mulus.

d. periksa urutan kegiatan yang sudah anda rancang. Dengan perkataan lain, anda memeriksa scenario pembelajaran yang anda lakukan. Mulai dari kegiatan awal samapi dengan kegiatan akhir. e. pikirkan hal hal yang mungkin dapat mengganggu pembelajaran, seperti keributan ketika peragaan berlangsung, pembentukan kelompok yang tidak sesuai dengan keinginan anak, pertanyaan yang tidak adapt dijawab oleh siswa, atau ada siswa yang tidak tertarik pada pelajaran yang berlangsung. Rancang partisipasi, apa yang akan anda lakukan jika hal tersebut benar benar terjadi. f. periksa ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi yang telah anda sepakati dengan teman sejawat yang akan membantu anda. g. terakhir, yakinkan bahwa teman sejawat yang akan membantu sudah siap di kelas ketika pembelajaran akan dimulai.

2. Melaksanakan Tindakan Perbaikan Daur 1 Setelah kelompok selesai berdiskusi, satu kelompok diminta membacakan hsailnya ke depan kelas. Kelompok lain mencocokkan hasilnya dengan laporan tersebut dan member tanggapan. Tidak ada kelompok yang bertanya atau member tanggapan. Akhirnya, guru mengajak anak anak menyimpulkan pelajaran hari ini dan kemudian memberikan lima buah pertanyaan untuk dijawab secara tertulis oleh anak anak. Hasil pekerjaan anak anak dikumpulkan dan pelajaran diakhiri.

3. melakukan refleksi Berdasarkan data yang terkumpul tersebut, guru melakukan penelaahan dan mencoba menyimpulkan hasil tindakan perbaikan yang telah dilakukannya. Kemudian melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan berikut kepada dirinya sendiri. a. mengapa saya tidak dapat menyebarkan pertanyaan kepada minimal 10 siswa ? b. apakah saya terpaku kepada anak anak yang duduk di depan dan paling belakang saja ?

c. mengapa saya tidak member kesempatan kepada anak anak untuk membandingkan gambarnya dengan yang ada di papan tulis ? d. mengapa belum semua siswa mampu menjawab kelima pertanyaan dengan benar ? e. mengapa pembentukan kelompok membuat kelas jadi rebut ? f. kalau begini hasilnya ,apa yang harus saya perbaiki dalam tindakan perbaikan berikutnya ? Berdasarkan hasil refleksi, guru memutuskan untuk mengadakan perbaikan pada daur 2 sebagai berikut. a. sebaran pertanyaan akan diusahakan lebih merata b. jumlah pertanyaan yang disiapkan juga lebih banyak c.anak anak akan diberi kesempatan untuk membandingkan gambar atau benda lain yang dibawanya. d. sebelumnya membentuk kelompok, guru akan menyampaikan syarat pemebntukan kelompok (misalnya dua meja menjadi satu kelompok, sehingga tinggal memutar temapt duduk agar bias berhadapan ). Kelompok akan dibentuk beberapa hari sebelum tindakan perbaikan dimulai. e. setiap kelompok akan diminta membawa alat peraga berupa model globe dan lampu senter f. setelah peragaan di depan kelas, setiap kelompok diberi kesempatan untuk melakukan peragaan di dalam kelompok.

B. Melaksanakan Perbaikan Daur 2

1. Persiapan Setelah mengakomodasi masukan daur 1 dalam rencana perbaikan daur 2, guru bersiap siap melaksanakan perbaikan daur 2. Tujuan perbaikan kini terfokus pada dua hal yaitu : a. mampu mengelola kegiatan kelompok b. menyebabkan pertanyaan minimal kepada 10 siswa.

Sebelum melaksanakan tindakan perbaikan , guru melakukan persiapan berikut: a. memeriksa pertanyaan yang akan diajukannya pada setiap tahap kegiatan. b.memeriksa alat peraga yanga akan digunakan. c. lembar pengamatan yang akan digunakan sudah disiapkan dan disepakati. d. urutan kegiatan pada setiap tahap juga sudah diperiksa dan tampaknya cukup memuaskan, e. menjelang waktu pelaksanaan tindakan perbaikan, guru harus siap benar untuk memulai tindakan perbaikan 2.

2. Tindakan perbaikan daur 2 Guru melakukan kegiatan pembelajaran lalu teman sejawat mengamati kagiatan yang kita lakukan. Lalu teman sejawat tersebut mmepelihatkan hasil observasinya.

3. Refleksi daur 2 Tindakan perbaikan yang dilakukan guru ternyata berhasil. Pertanyaan telah disebarkan kepada siswa. Kerja kelompok sudah berlangsung dengan lancer dan menyenangkan dan yang lebih menggembirakan lagi, hasil ulangan siswa menunjukkan peningkatan. Namun demikian, guru masih ingin lebih baik lagi. Meskipun target sudah tercapai, guru belum puas karena ternyata masih banyak siswa yang belum mendapat menjawab pertanyaan, sementara ada siswa yang mendapat kesempatan dua kali. Gutu mencoba mengingat kembali apa yang terjadi di kelas, dengan mengajukan pertanyaan berikut kepada dirinya sendiri. a. mengapa tidak semua siswa mendapat kesempatan menjawab pertanyaan ? b. mengapa kerja kelompok berjalan mulus ? c. mengapa hasil ulangan anak anak sangat bagus, dan hanya 2 orang yang tidak mendapat nilai maksimal ? d. bagaimana dengan dua oranf siswa yang belum mencapai nilai maksimal ? Dari hasil refleksi tersebut, guru menyimpulkan bahwa tindakan perbaiakan yang dilakukannya sudah berhasil, meski masih ada hal hal yang perlu

diperbaiki. Oelh karena itu, ia bertekad akan menerapkan hal hal positif yang sudah dicapainya dan memperbaiki hal hal yang masih kurang.

D. Melakukan refleksi Dari potret tindakan perbaikan dalam dua daur diatas, paling tidak, kita dapat menemukan butir butir berikut. 1. tindakan perbaikan sangat bergantun dari rencana perbaikan yang telah dirancang sebelumnya. 2. sebelum pelaksanaan tindakan, guru harus melakukan persiapan akhir, yang antara lain mencakup: pemeriksaan alat peraga yang akan digunakan termasuk mencoba mempergunakannya, kesiap pakaian lembar observasi dan instrument lain yang diperlukan, urutan kegiatan, daftar pertanyaan yang akan diajukan, serta kesiapan teman sejawat untuk membantu 3. kesungguhan, komitmen dan kerja keras guru sangat menentukan keberhasilan tindakan perbaiakn. 4. pada waktu pelaksanaan tidak jarang terjadi bagian bagian tertentu terlupakan. 5. peran kolega / teman sejawat sangat penting dalam membuat guru lebih percaya diri. 6. kejujuran guru dalam melihat dirinya sendiri ketika melakukan refleksi sangat menentukan kualitas perbaikan pembelajaran yang telah diupayakan. 7. kemampuan guru menyimpulkan hasil perbaikan sanagt ditentukan oleh data yang terkumpul, baik yang dikumpulkan oleh guru sendiri maupun yang dikumpulkan dengan bantuan koleganya 8. hasil pengolahan data serta refleksi yang dilakukan guru akan menjadi masukan bagi rencana perbaikan daur berikutnya. Refleksi dilakukan setelah data pembelajaran diolah, atau setelah guru mempunyai gambaran tentang keberhasilan /kegagalan atau kekuatan/kelemahan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Kekuatan ingatan dan kejujuran dalam melakukan refleksi akan sangat membantu guru menemukan kekuatan dan

kelemahan tindakan perbaikan yang telah dilakukan, sehingga dapat dihasilkan masikan yang bermakna bagi perencanaan daur berikutnya.

Bab 5 Menganalisis dan menginterpretasikan data serta menindaklanjuti hasil PTK

A. Menganalisis data ptk B. Menyajikan data ptk C. Menginterpretasikan hasil analisis D. Menyimpulkan hasil analisis

E. Menindaklanjuti hasil ptk

BAB 5 MENGANALISIS DAN MENGINTERPRETASIKAN DATA SERTA MENINDAKLANJUTI HASIL PTK

A. Menganalisis data ptk Setelah mengumpulkan data melalui berbagai teknik saatnya menelaah atau menganalisis data tersebut. Data yang anda kumpulkan dengan susah payah tidak akan mempunyai makna apa apa. Ia hanya merupakan tumpukan data yang tidak bermakna. Untuk membuat data tersebut menjadi bermakna upaya khusus harus dilakukan oleh peneliti. Oleh karena itu, tahap analisis data sering menjadi tahap yang sangat krusial bagi peneliti karena keengganan untuk mengerjakannya, lebih lebih bila data ini sudah menumpuk , akan merupakan sandungan yang dapat membuat penelitian menjadi sia sia. Mills mendefinisikan analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar. Selanjutnya, interpretasi data adalah upaya peneliti untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Masalah yang ingin diperbaiki adalah kemampuan guru dalam menyebarkan pertanyaan ketika mengajar, sehingga masalahnya adalah bagaimana cara guru menyebarkan pertanyaan untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam belajar ? Data yang dikumpulkan untuk menjawab masalah penelitian ini misalnya :

jumlah dan sebaran siswa yang mendapat kesempatan menjawab, komentar pengamat mengenai kualitasn jawaban siswa, hasil wawancara dengan siswa, serta catatan dari guru. Bagaimana cara peneliti mengolah atau menganalisis data tersebut agar mendapat gambaran dari masalah yang diteliti ? Tujuan perbaikan sebagai criteria keberhasilan yang direncanakan oleh guru. Bedasarkan masalah yang ingin diteliti dan tujuan perbaikan tersebut. Kegiatan analisis adalah mengolah data, agar lebih mudah dibaca dan dapat member makna pada pembacanya. Caranya adalah menghitung jumlah siswa yang mendapat kesempatan menjawab, melihat kecenderungan penyebaran kesempatan menjawab dan jumlah kesempatan yang lebih dari satu. Hasil analisis ini dapat disajikan dalam berbagai bentuk seperti ujaran, table, atau grafik. Jika analisis ini kita gabungkan dengan komentar atas jawaban siswa yang berasal dari catatan guru dan catatan pengamatan (teman sejawat) maka hasil analisis ini akan member makna yang lebih komprehensif . peneliti akan segera dapat melihat jawaban dari masalah yang diteliti dan perkiraan tingkat keberhasilan tujuan perbaikan yang direncanakannya. Perbedaan pendapat memang wajar karena setiap orang mempunyai gaya belajar sendiri sendiri. Anda yang lebih suka membaca uraian, ada yang lebih suka melihat table. Namun, apapun alasannya. Kelihatannya memang merupakan cara menyajikan hasil analisis yang lebih komprehensif dan mudah dipahami dibandingkan dengan hasil analisis dalam bentuk uraian yang disajikan di bagian bawah lembar observasi. Keterampilan guru menyebarkan kesempatan menjawab menunjukkan kemajuan karena ada siswa yang mendapat kesempatan menjawab. Penyebaran kesempatan menjawab sudah dilakukan ke seluruh deret tempat duduk, namun guru masih cenderung memberikan kesempatan itu kepada siswa dengan yang duduk di sebelah kiri guru. Hasil analisis juga harus ditafsirkan sehingga kita dapat menarik kesimpulan hasil perbaikan pada daur tersebut. Kesimpulan ini akan merupakan tittik tolak kita untuk melakukan refleksi, yang hasilnya akan merupakan masukan bagi rencana perbaikan daur berikutnya.

Definisi dari istilah analisis data : merangkum data dengan cara yang akurat dan dapat dipertanggunggajawabkan sehingga mampu memberikan makna. Mengapa guru peneliti harus menganalisis, menyajikan hasil analisis dan menginterpretasikan hasil analisis. Analisis, penyajian dan interpretasi hasil analisis sangat perlu dilakukan agar: 1. data dapat dibaca dengan mudah 2. peneliti dapat memaknai data tersebut 3. data dapat diinterpretasikan serta 4. pertanyaan penelitian dapat dijawab. Meskipun pada dasarnya data dianalisis secara akumulatif (keseluruhan) pada akhir penelitian, yaitu sebab setelah satu paket perbaikan selesai

dilaksanakan,namun pada setiap akhir daur perbaikan data juga perlu dianalisis agar dapat menginterpretasikan hasil perbaikan pada setiap daur.

B. Menyajikan data ptk Data yang dikumpulkan dalam PTK lebih cenderung merupakan data kualitatif. Oleh karena itu, analisis data dilakukan secara kualitatif deskriftif. Dari hasil analisis dapat memperkirakan tingakt keberhasilan guru. Data skor latihan dianalisis dengan memuat tabulasi dan persentase. Data skor diolah dengan mengelompokkan / menghitung jumlah nilai yang sama, persentase dan skor rata- rata. Hasil analisis dapat disajikan dalam bentuk tabel. Selanjutnya data hasil observasi tentang penggunaan alat peraga dan catatan guru dapat dipilah, dikelompokkan dan di tafsirkan. Hasil analsis data adalah sebagai berikut : 1. guru menggunakan alat peraga dengan bantuan dua orang siswa. 2. ketika selama peragaan diadakan Tanya jawab, siswa yang terlibat dalam peragaan tidak memperhatikan pertanyaan. 3. ketika melakukan peragaan, anak anak berdiri, sehingga anak yang di belakang tidak dapat melihat peragaan tersebut, namun dibiarkan oleh guru. 4. peragaan di dalam kelompok menarik minat anak.

5. selama peragaan dalam kelompok, guru berkeliling 6. meski pada umumnya anak anak sangat tertarik pada peragaan dan melakukan peragaan dalam kelompok, masih ada anak yang bermain main.Itulah kurang lebih hasil analisis, berupa pemilihan dan pengelompokkan data yang berupa catatan singkat dan tanda tanda / lambing yang dibuat oleh pengamat dan catatan guru.

C. Menginterpretasikan hasil analisis Setelah menyajikan hasil analisis serta hasil analisis data dari pengamat dan catatan guru, coba sekarang kita interpretasikan / tafsirkan data tersebut. Bagaimana dengan hasil interpretasi anda ? sama atau berbeda. Dengan cara seperti itu, anda akan mampu membuat interpretasi yang tepat, sehingga kesimpulan yang anda nanti akan sesuai dengan apa yang terjadi. Ini semua tergantung dari cara penyajian data. Dengan demikian, data yang disajikan akan memandu anda untuk membuat tafsiran yang paling tepat. Setelah menganalisis, menyajikan, dan menafsirkan data 1, mari sekarang kita coba menafsirkan data 2 berikut ini. Perhatikan dengan cermat jenis datanya. Kemudian, tetapkan bagaimana cara menganalisis, pikirkan bagaimana cara menyajikan hasilnya, dan akhirnya interpretasikan hasil analisis tersebut. Hasil koreksi karangan siswa Jenis kesalahan yang dibuat siswa (hasil koreksi guru dari tiga kali latihan menulis) yang telah dirangkum dalam sebuah tabel. Tabel kesalahan yang dibuat siswa N o 1 Ejaan: a. Penggunaan huruf capital b. Penulisan kata majemuk 10 6 8 3 5 0 Jumlah Siswa Lat. 1 Lat.2 Lat.3

Jenis Kesalahan

c. Penggunaan tanda baca d.Penulisan serapan 2 3 4 5 Pilihan Kata Struktur Kalimat Pengembangan gagasan Alur Pikir

3 2

0 0

kata-kata 4

15 10 11 15

7 6 8 10

7 4 5 5

Perhatikan dengan cermat kedua jenis data tersebut. Data dalam tabel sangat membantu kita melakukan analisis karena jenis penguatan yang digunakan guru sudah dipilah, sehingga kita tinggal menjumlahkan frekuensi kemunculan. Selanjutnya, jika kita cermati data pada tabel di atas, tampaknya data tersebut sudah memerlukan hasil pengolahan, artinya data itu sudah dipilah, dikelompokkan dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel. Setelah dipilah pilah, kesalahan yang dibuat siswa dikelompokkan menjadi lima, yaitu yang berkaitan dengan ejaan, pilihan kata, struktur kalimat, pengembagan gagasan, dan alur pikir. Jumlah kesalahan pada setiap latihan dihitung menurut kelompok tersebut dan kemudian disajikan dalam tabel. Oleh karena itu, kita langsung dapat menafsirkannya. Coba anda tafsirkan hasil analisis tersebut, kemudian cocokkan tafsiran anda dengan tafsiran berikut ini. Dari segi pemberian penguatan, tampaknya sudah ada variasi meskipun masih terbatas. Penguatan verbal sudah dilakukan dengan kata kata yang bervariasi, meski masih ada yang salah sasaran dan kurang tepat, sedangkan penguatan nonverbal dilakukan dengan dua variasi, namun guru belum masih tampak ragu ragu menggunakannya.

D. Menyimpulkan hasil analisis 1. Pengertian Kata menyimpulkan merupakan kata yang sangat biasa anda dengar. Kesimpulan itu tidak muncul tiba tiba , tetapi dibuat dengan berpegang teguh

pada uraian sebelumnya. Ttidak ada kesimpulan jika tidak ada uraian. Uraian tersebut mungkin diberikan secara lisan seperti dalam pidato atau ceramah dan mungkin pula diberikan secara tertulis dalam sebuah karangan, misalnya dalam artikel, laporan tersebut. Dari uraian itu dapat kita simak bahwa dalam PTK, kegiatan menyimpulkan merupakan proses yang akan menghasilkan jawaban pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan oelh peneliti sebagai tujuan perbaikan. Dengan perkataan lain, kesimpulan baru dapat dihasilkan setelah temuan dalam interpretasi data disajikan dan dibahas. Berdasarkan temuan dan pembahasan tersebutlah dibuat kesimpulan. 2. cirri cirri sebuah kesimpulan Cirri cirri yang harus tercermin dalam sebuah kesimpulan. Sebuah kesimpulan seyogyanya memenuhi cirri cirii berikut : a. singkat, padat, jelas. Sesuai dengan pengertian bahwa kesimpulan itu merupakan intisari atau ikhtisar. Maka sebuah kesimpulan haruslah lebih singkat dari uraian. b. kesimpulan harus sesuai dengan uraian. Tidak jarang terjadi, kesimpulan tidak mengiktisarkan atau membuat saripati dari uraian, tetapi melenceng dari uraian , bahkan seperti membuat uraian baru c. kesimpulan harus dibuat sesuai dengan tujuan perbaikan atau pertanyaan penelitian. Dengan cara ini, kesimpulan tersebut akan langsung menginformasikan kepada pembaca apakah tujuan perbaikan dapat dicapai sepenuhnya, sebagian atau sama sekali tidak tercapai. Informasi seperti ini tentu akan menarik bagi pembaca karena akan menentukan apakah ia akan mengkaji laporan itu lebih lanjut atau tidak tertarik sama sekali. Di samping itu, baggi peneliti sendiri, kesimpulan seperti itu akan membuat ia mengetahui dengan jelas hasil usahanya dalam melakukan perbaikan 3. langkah langkah pembuatan kesimpulan

Langkah langakh tertentu, yang antara lain dapat digambarkan sebagai berikut: a. cermati tujuan perbaikan atau pertanyaan penelitian satu persatu sehingga anda paham benar apa yang dicari dalam penelitian ini. b. cari temuan atau deskripsi temuan (yang dibuat berdasarkan hasil analisis data). Pasangkan setiap pertanyan penelitian atau tujuan perbaikan dengan deskripsi temuan. c. cermati uraian pada deskripsi temuan pertanyaan penelitian / tujuan perbaikan, kemudian buat saripati atau iktisar dari uraian tersebut dengan cara mengidentifiikasi butir butir penting dan mensistensiskannya. d. setelah semua pertanyaan penelitian/ tujuan perbaikan disimpulkan temuannya, susun kesimpulan tersebut sesuai dengan urutan pertanyaan penelitian / tujuan perbaikan. e. Periksa kembali kesesuaian antara pertanyaan penelitian, uraian dan kesimpulan sehingga anda yakin bahwa kesimpulan sudah anda rumuskan dengan benar. E. Menindaklanjuti hasil ptk 1. Pengertian Saran dimaknai sebagai : pendpat (usul, anjuran, cita-cita) yang dikemukan untuk dipertimbangkan. Saran bukan merupakan tugas atau perintah yang harus dilaksanakan, tetapi merupakan anjuran yang perlu dipertimbangkan. Tentu saja pembuat atau pemberi saran menginginkan agar saran tersebut diterima dan ditindaklanjuti . Oleh karena itu , saran harus dibuat dengan landasan yang kokoh, penuh pertimbangan, dan mungkin dilaksanakan. Dalam konteks menindaklanjuti hasil PTK, saran harus tepat secara jelas dan operasional agar benar benar dapat dilaksanakan. 2. Rambu rambu pembutan saran

Saran yang merupakan pendapat yang diajukan untuk dipertimbangkan haruslah memenuhi seperangkat rambu rambu, yang antara lain dapat dirumuskan sebagai berikut. a. saran harus sesuai dengan kesimpulan dan hakikat penelitian yang kita lakukan. Dengan perkataan lain, saran lahir dari kesimpulan tentang hasil penelitian. b. saran harus mempunyai sasaran yang jelas. Artinya, pembaca harus tahu kepada siapa saran ini ditujukan. Dalam penelitian nonPTK, saran dapat ditujukan kepada berbagai pihak seperti guru, sekolah, LPTK, orang tua siswa, namun dalam PTK saran biasanya ditujukan kepada guru, meskipun tidak tertutup kemungkinan untuk member saran kepada pihak lain. c. saran untuk menindaklanjuti hasil PTK sebaiknya bersifat kongkret dan operasional, sehingga mudah dilaksanakan atau diterapkan. d. saran harus juga mempertimbangkan metodelogi atau prosedur penelitian yang dilaksanaka serta bidang studi yang diajarkan. Saran seperti ini biasanya ditujukan kepada guru sebagai peneliti agar melakukan replikasi (pengulangan penelitian yang sama) dengan bidang studi atau kelas yang berbeda. e. saran yang dibuat haruslah merupakan pemikiran yang cukup penting untuk memperbaiki pembelajaran. Saran yang dibuat secara asal asalan selain tidak bermakna, juga tidak penting karena tidak diyakini akan membawa dampak pada perbaikan pembelajaran. 3. Langkah langkah membuat saran tindak lanjut Sebagaimana halnya membuat kesimpulan, saran tindak lanjuti juga dibuat dengan prosedur yang sistematika, yang dapat digambarkan dalam langkah langkah berikut: a. cermati kesimpulan yang sudah dibuat. Pikirkan apa implikasinya bagi

pembelajaran yang akan dating , baik yang akan dikelola sendiri, maupun yang akan dikelola oleh guru lain.

b. pikirkan apa yang dapat ditindak lanjuti dari kesimpulan yang sudah dibuat. c. tentukan kepada siapa saran akan ditujukan. Meskipun pada umumnya saran tindaklanjut hasil PTK ditujukan pada guru , namun ada kalanya guru memandang perlu sekolah ikut membantu dalam upaya memperbaiki pembelajaran. d. tulis saran dengan kalimat yang tegas dan lugas, sehingga mudah dipahami dan menarik untuk dicobakan.

Bab 6 Laporan ptk

A. Menjelaskan hakikat laporan ptk B. C.


Menetapkan sistematika laporan ptk Menjelaskan substansi dalam setiap komponen laporan ptk

D. Menerapkan berbagai ketentuan dalam menulis laporan


ptk

E. F.

Menjelaskan hakikat didesiminasikan laporan ptk Menjelaskan cara mendisiminasikan laporan ptk

BAB 6 LAPORAN PTK

A. Menjelaskan hakikat laporan ptk 1. Pengertian Laporan berasal dari kata lapor yang berarti segala sesuatu yang dilaporkan, sedangkan laporan penelitian dimaknai sebagai laporan berdasarkan penelitian terhadap suatu gejala. Beranjak dari pengertian tersbut, maka laporan penelitian tindakan kelas (laporan PTK) kita maknai sebagai laporan yang disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan secara sistematis teradap suatu gejala, dalam hal ini perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelasnya sendiri. 2. Manfaat laporan PTK Laporan merupakan satu persyratan yang harus dipenuhi oleh peneliti, lebih lebih jika penelitian tersebut dilakukan berdasarkan misi tertentu atau pesanan dari satu lembaga. Laporan penelitian , termasuk laporan PTK menggambarkan mengapa satu penelitian dilakukan, apa landasan teorinya, bagaimana cara melakukannya dan bagaimana hasilnya. Laporan penelitian , merupakan media yang sangat penting untuk mendiseminasikan hasil hasil yang diperoleh dari penelitian, sehingga masyarakat luas dapat mengetahuinya dan jika perlu menindaklajuti hasil penelitian tersebut. Hasil penelitian ini memacu kita untuk terus berkreasi. B. Menetapkan sistematika laporan ptk Sebuah laporan penelitian tidak hanya dimanfaatkan oleh si peneliti / pembuat laporan itu sendiri, tetapi juga oleh orang lain. Yang dimaksud orang lain adalah

orang yang member tugas , pesanan atau dari penelitian serta orang orang yang berkeinginan untuk mengetahui dan memanfaatkan hasil penelitian yang telah anda lakukan. Karena itu, laporan harus runtut atau sistematis, logis serta tertata sedemikian rupa sehingga bagian demi bagian laporan mudah ditemukan dan mudah dipahami. Bayangkan , kalau suatu laporan itu penyusunannya diawali dengan pendahuluan, lalu metodologi , kesimpulan, pembahasan, bahan temuan, pasti pusing membacanya. Penyusunan laporan perlu mengikuti aturan atau pola tertentu. Inilah yang dimaksud sistematika laporan. Sistematika laporan adalah penataan isi laporan berdasarkan komponen / bagian bagian urutan antar komponen laporan tersebu sehingga membentuk satu keutuhan yang baik. Pada dasarnya , sistematika sebuah laporan penelitian terdiri dari komponen komponen berikut: a. BAB I: Pendahuluan: yang menggambarkan latar belakang dilakukannya penelitain, masalah penelitian, tujuan penelitian, landasan teori, dan manfaat penelitian b. BAB II: Tinjauan Pustaka , yang memuat berbagai teori / konsep atau hasil hasil penelitian yang terkait dengan penelitian yang dilakukan c. BAB III: Metodologi, yang memuat desain penelitian, populasi dan sampel, etknik dan instrument pengumpulan data, prosedur penelitain, serta analisis data. d. BAB IV: Temuan dan Pembahasan yang menyajikan hasil analisis data, temuan yang didasarkan pada hasil analisis tersebut, serta pembahasan mengapa hasilnya seperti itu. e. BAB V: Kesimpulan dan Saran, yang memuat kesimpulan hasil penelitian serta saran yang dibuat berdasarkan kesimpulan tersebut. Sistematika laporan PTK yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi tahun 2004 , halaman 14 adalah sebagai berikut.Deskripsi singkat setiap komponen tersebut adalah sebagai berikut:

1. abstrak, menyajikan saripati penelitian yang mencakup:latar belakang, tujuan prosedur dan hasil 2. Pendahuluan, memuat: a. latar belakang (adanya masalah yang mendorong dilakukannya penelitian, data awal tentang akar masalah, deskripsi lokasi dan waktu serta pentingnya masalah dipecahkan / diatasi) b. rumusan masalah c. tujuan d. manfaat 3. kajian teori / pustaka , menyajikan a. teori teori terkait dan atau hasil penelitian terdahulu, yang member arah terhadap pelaksanaan penelitian. b. upaya penulis membangun argument teoritik terhadap tindakan yang mungkin dapat meningkatkan mutu pembelajaran serta c. pertanyaan penelitian dan hipotesis tindakan, jika diperlukan 4.Pelaksana Penelitian menyajikan a. uraian tentang tempat, waktu , mata pelajaran, dan karakteristik siswa di sekolah sebagai subjek penerlitian serta b. deskripsi setiap siklus yang mencakup rancangan, pelaksanaan pemantauan dan instrument serta refleksi 5. Hasil penelitian dan pembahasan yang menyajikan : a. uraian setiap siklus dengan data lengkap b. perubahan yang terjadi serta c. tabel / grafik untuk mendukung penyajian data 6. kesimpulan dan saran menyajikan a. simpulan hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian serta b. saran tindak lanjut hasil penelitian 7. daftar pustaka, memuat semua sumber yang digunakan peneliti sebagai acuan (buku, jadwal,hasil penelitianyang relevan) disusun secara alfabetis 8. lampiran, memuat: a. instrument penelitian

b. personalia tenaga peneliti riwayat hidup masing masing peneliti c. data penelitian serta d. bukti lain yang dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian Sistematika laporan PTK yang diterbitkan oelh Ditjen Dikti tersebut ditujukan bagi para dosen / guru yang ikut dalam program hibah kompetisi PTK,. PTK yang diselenggarakan sebagai program hibah kompetisi oleh Ditjen Dikti

mempersyaratkan para dosen lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru guru sekolah. Jika kita bandingkan sistematika laporan penelitian (umum) dan PTK tersebut, akan jelas tampak persamaannya karena memang laporan PTK juga dibuat berdasarkan kerangka laporan penelitian formal. Hal yang berbeda terdapat pada judul bab tertentu dan pada rinciannya. Misalnya judul BAB III pada laporan penelittian formal adalah metodologi penelitian, sedangkan pada laporan PTK disebut: pelaksanaan penelitian. Namun, jika dikaji lebih lanjut, esensinya sebenarnya dilaksanakan. Setelah kita mengkaji sistematika laporan penelitian formal dan laporan PTK dari Ditjen Dikti (untuk penelitian hibah bersaing), maka tiba saatnya kita mengkaji sistematika laporan PTK yang merupakan unsur penting dalam mata kulia ini. Contoh sistematika laporan penelitian: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Halaman Judul Lembar pengesahan Abstrak Daftar isi A. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah b. Rumusan Masalah c. Tujuan Penelitian sama yaitu mendeskripsikan bagaimana penelitian tersebut

d. Manfaat penelitian B. Kajian Pustaka C. Pelaksana Penelitian a. Subjek Penelitian b. Deskripsi per siklus D. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Deskripsi persiklus , keberhasilan dan kegagalan, lengkap dengan data b. Pembahasan dari setiap siklus E. Kesimpulan dan Saran a. Kesimpulan b. Saran Daftar pustaka Lampiran

C. Menjelaskan substansi dalam setiap komponen laporan ptk Komonen komponen laporan tersebut : 1. Judul Judul harus mencerminkan apa yang akan disajikan, sehingga dengan membaca judul, orang akan mengetahui apa yang ditemuinya dalam laporan tersebut. Dalam mencari judul laporan PTK yang tepat, kita perlu memperhatikan rambu rambu, yang antara lain (1) singkat dan padat (2) menggambarkan upaya untuk perbaikan pembelajaran dan (3) merupakan tindakan yang paling penting dalam upaya tersebut. 2. Abstrak Abstrak menayajikan saripati dari unsur - unsur penelitian, mulai dari

permasalahan, tujuan, prosedur pelaksanaan penelitian, hasil dan pembahasan, sampai dengan kesimpulan dan saran. Melalui abstrak, pembaca dalam waktu yang cepat akan mendapat gambaran umum dan menyeluruh tentang penelitian yang dilaporkan. Abstrak yang baik tidak lebih dari setengah sampai satu halaman.

3. Pendahuluan Dalam pendahuluan dimuat : a. Latar Belakang Bagian ini menjelaskan secara singkat mengapa anda melakukan penelitian ini. Alas an ini terutama dikaitkan dengan kepedulian anda terhadap kualitas pembelajaran yang anda kelola. Misalnya, anda merasa risau karena akhir akhir ini, hasil belajar siswa anda dalam mata pelajaran tertentu merosot terus. Ini merupakan langkah awal dalam mengidentifikasi adanya masalah. Agar latar belakang ini menjadi lebih komprehensif dan menggambarkan keluasan wawasan anda, berbagai kondisi pendidikan saat ini terkait dengan masalah yang anda teliti dapat diuraikan. Setelah menggambarkan kondisi pembelajaran pada saat ini, anda dapat mulai dengan menyajikan data yang menyebabkan anda mengidentifikasi adanya masalah. Masalah bersumber dari data tersebut kemudian anda analisis. Cantumkan proses analisis samapi menemukan akar permasalahan dan cara mengatasi masalah yang akan anda jadikan focus dalam penelitian ini. Uraikan pula siapa yang membantu anda dalam menganalsis masalah dan bagaimana kerja sama itu berlangsung. Selanjutnya, perlu anda perhatikan agar latar belakang ini tidak terlampau luas dan terlalu jauh dari masalah agar tidak menimbulkan kesan klise, yaitu hanya mengulang apa yang sering diungkapkan dalam berbagai sumber. Sebaiknya semua itu anda tuangkan dengan gaya anda sendiri, sehingga benar benar dapat menggambarkan wawasan anda. b. Perumusan Masalah Hasil analisis yang telah anda lakukan akan menjurus kepada perumusan masalah yang ingin anda atasi melalui penelitian tersebut. Dengan demikian, dalam bagian ini anda mencantumkan rumusan, yang akan membantu anda menulis tujuan penelitian / tujuan perbaikan. c. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian terkait dengan tujuan perbaikan, misalnya:untuk menemukan apakah penggunaan alat peraga dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep abstrak , atau apakah penerapan kerja kelompok dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa. d. manfaat penelitian Analisis masalah dan rencana perbaikan dilakukan dengan mengacu kepada teori yang relevan, pengalaman nyata, hasil penelitian, atau pendapat para pakar. Hal hal inilah yang kita deskripsikan dalam kajian pustaka ini. Kajian pustaka merupakan landasan bagi kita dalam merencanakan tindakan perbaikan, dan menjadi rujukan dalam membahas hasil penelitian. Tentu saja ulasan yang paling mendalam terletak pada aspek yang memang merupakan focus penelitian ini.

4. Pelaksanaan Penelitian Bagian ini dimulai dengan subjek penelitian yang mencatumkan tempat (dimana penelitian ini diadakan) waktu, mata pelajaran dan karakteristik siswa. Setelah subjek penelitian, selanjutnya dicantumkan prosedur setiap siklus perbaikan, mulai dari perencanaan , pelaksanaan, termasuk pengumpualn data, dan refleksi. Uraian sebaiknya dilengkapi dengan bagan alur, sehingga gambaran pelaksanaan penelitian menjadi kelas. Dalam bab III ini yang disajikan adalah cerita tentang pelaksanaan penelitian, belum menyangkut hasil.

5. Hasil penelitian dan pembahasan Dalam bagian ini disajikan hasil penelitain sesuai dengan urutan sesuai dengan tujuan perbaikan / tujuan penelitian. Untuk setiap tujuan penelitian dipaparkan hasil (keberhasilan dan kegagalan / kelemahan) untuk setiap siklus penelitian, disertai dengan sajian data, baik dalam bentuk tabel, grafik, maupun paparan. Setiap sajian hasil dapat langsung disertai dengan pembahasan yang merupakan alas an mengapa hasilnya seperti itu. Pembahasan ini harus dikaitkan dengan teori, pengalaman prkatis atau hasil penelitian yang terdapat dalam kajian pustaka. Pada umumnya pembahasan ini merupakan hasil refleksi yang dikaitkan

dengan berbagai teori. Pembahasan dapat pula dibuat secara terpisah dengan paparan hasil. Dalam hal ini, hasil hasil penelitian disajikan sampai tuntas, kemudian disertai dengan paparan pembahasan yang disajikan sesuai dengan urutan paparan hasil. Kualitas pembahasan hasil hasil penelitian yang anda sajikan akan menggambarkan tingkat keprofesionalan anda sebagai guru karena guru professional tidak hanya mampu mengerjakan sesuatu, tetapi juga mampu memberi alasan mengapa seperti itu. Mengapa guru berhasil meningkatkan jumlah siswa yang mendapat kesempatan menjawab pertanyaan, bahkan sampai melebihi target.Alasan tersebut juga dikaitkan dengan teori / prinsip prinsip keterampilan dasar mengajar, sehingga dapat meyakinkan bahwa tindakan guru memang mempunyai landasan teori.

6. Kesimpulan dan Saran Cara mengembangkan serta menyajikan kesimpulan dan saran sudah kita kaji. Bahwa saran haruslah merujuk kepada kesimpulan, tidak ada saran yang lepas atau yang berdiri sendiri. Selanjutnya, kesimpulan dan saran disajikan sesuai dengan urutan tujuan penelitian.

7. Daftar Pustaka Daftar pustaka memuat semua sumber yang anda gunakan dalam menyusun laporan, termasuk surat keputusan atau undang undang, jika itu memang anda jadikan rujukan. Cara penulisan daftar pustaka mengikuti salah satu gaya penulisan , misalnya yang alzim digunakan adalah gaya American Psychology Association (APA). Daftar pustaka disusun secara menurut abjad, dimulai dengan nama belakanh penulis, diikuti oleh tahu penerbitan, judul buku, kota temapta terbit, dan nama penerbit.

8. Lampiran

Dalam lampiran anda dapat mencantumkan berbagai hal yang terkait denagn laporan ini, seperti lembar observasi, data lengkap catatan guru, gambar gambar atau dokumen lain yang dianggap perlu. Data tersebut dicantumkan sebagai lampiran karena data itu merupakan data penunnjang yang penting, namun jika dicantumkan dalam lampiran.

D. Menerapkan berbagai ketentuan dalam menulis laporan ptk Dalam menulis laporan Penelitian, paling tidak kita harus memperhatikan tiga ketentuan yaitu : 1. etika penulisan laporan penelitian Dalam etika penulisan karya ilmiah / laporan penelitian ada beberapa butir atau komponen yang perlu diperhatikan yang semuanya berkaitan dengan hak, kewajiban dan tanggung jawab, serta merupakan aturan yang harus diikuti oleh para penulis karya ilmiah / laporan penelitian. Di antara komponen etika penulisan karay ilmian yang tentu saja berlaku juga bagi penulis laporan penelitian.ketiga butir tersebut adalah : a. Kejujuran Kejujuran merupakan modal awal dalam mengerjakan atau mencapai sesuatu termasuk dalam menulis karya ilmiah, dalam hal ini laporan penelitian. Informasi atau data yang disampaikan dalam laporan haruslah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jangan secara sengaja memanipulasi informasi atau data, sehingga informasi atau data yang terkomunikasikan lewat laporan berbeda dari data yang sebenarnya. b. objektivitas Objektivitas sangat berkaitan erat dengan kejujuran. Data yang anda kumpulkan harus didefinisikan secara objektif tanpa mempertimbangkan tingkat keberhasilan penelitian. Seperti yang diuraiakan di atas. Objektivitas yang tinggi akan mencerminkan hasil penelitian yang benar benar sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya, sedangkan objektivitas yan rendah akan menurunkan harkat

penelitian tersebut, disamping hasil penelitian yang dikomunikasikan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. c. Pengutipan Kejujuran juga tercermin dalam cara mengutip pendapat orang lain. Jika anda mengutip pendapat orang lain baik dalam bentuk kutipan langsung atau hanya mengambul intisari dari pendapat yang disajikan, maka sumber kutipan tersebut harus dicantumkan secara jelas. Dari uraian di atas, anda dapat menyimpulkan tiga hal yang berkaitan dengan etika penulisan laporan penelitian. Dampak ketidakjujuran dalam dua hal, yaitu :

2. Penggunaan Bahasa Tulis Dalam sebuah laporan, kaidah kaidah yang perlu dilakukan adalah : a. Pilihan Kata Perasaan atau pikiran yang ingin kita ungkapkan, disampaikan melalui kata / istilah. Kata atau istilah yang kita gunakan tidak mampu mewakili pikiran, pendapt, perasaan atau maksud yang kita inginkan. Kata istilah yang kita pilih keliru, maka seluruh karya yang kita tulis akan sia sia karena tidak mampu mencerminkan atau menampilkan apa yang ingin kita sampaikan. b. Struktur kalimat Struktur atau susunan kalimat sangat menentukan pemahaman orang yang membaca kalimat tersebut. Upayakan agar struktur kalimat anda mengikuti kaidah bahasa tulis. Sebuah kalimat pada dasarnya terdiri dari subyek , predikat, obyek, dan keterangan. Kerancuan sering terjadi karena penulis tidak memperhatikan struktur kalimat. c. Pengembangan paragraph Paragraf merupakan ungkapan satu kesatuan ide, gagasan, atau pikiran yang padu. Ungkapan ini dapat terdiri dari satu sampai beberapa kalimat tergantung dari luas sempatnya ide, gagasan atau pikiran yang diungkapkan. Paragraf bukan kumpulan kalimat, tetapi susunan kalimat yang sangat padu yang masing masing mempunyai peran atau fungsi dalam membentuk keutuhan ide, gagasan

atau pikiran yang diungkapkan. Jika salah satu kalimat dihilangkan, pada keutuhan gagasan, ide, atau pikiran akan terganggu. d. Ejaan Ejaan yang disempurnakan (EYD) sudah diperkenalkan lebih dari 30 tahun. Namun, anda pasti dapat melihat belum semua penulis menerapkannya secara benar. Masih banyak kesalahan ejaan yang dapat kita temui dalam berbagai tulisan, termasuk dalam karya ilmiah. Oleh karena itu, ketika menulis laporan PTK, seyogyanya anda memperhatikan / menerapkan dengan cemat EYD, sehingga kualitas laporan anda menjadi lebih berbobot.

Kesalahan penulisan yang masih sering ditemukan antara lain sebagai berikut. 1. Membedakan penulisan kata depan dan awalan 2. menuliskan kata majemuk yang mendapat awalan dan akhiran 3. memulihkan kata kata serapan ditulis sesuai dengan aturan bahasa yang menjadi sumber serapan.

3. Ketentuan teknis Dalam menulis laporan harus mengikuti berbagai ketentuan teknis, yang akan membuat laporan tersebut semakin cantik dan menarik untuk dibaca, serta mudah dipahami. Ketentuan teknis tersebut tentu banyak sekali, namun dalam hal ini kita hanya akan membahas tiga hal, yaitu : a. sistematika penomoran Satu tulisan atau penomoran akan lebih mudah kita cerna jika jelas urutannya atau alurnya. Hubungan atau alur ini dapat digaambarkan dengan berbagai cara seperti dengan menggunakan subtopik, kata penghubung atau kalimat pengantar. Semua penanda ini akan menjadi efektif jika tulisan tersebut tidak terlampau panjang. Ada beberapa cara penomoran yang digunakan oleh penulis untuk menunjukkan hubungan bagian bagian tertentu tulisannya. 1. menggunakan angka (arab) dan titik (system digit) 2. campuran angka dan huruf

b. teknik pengutipan Jika kita mencantumkan pendapat orang dalam laporan, maka sumber kutipan haruslah dicantumkan secara jelas dengan cara yang tepat. Teknik penulisan sumber kutipan disesuaikan dengan jenis kutipan c. Huruf, margin dan spasi Demikian pula jarak (margin) kiri kanan sangat berpengaruh terhadap penampilan satu tulisan. Oleh karena itu, sebaiknya kita gunakan aturan standar. Huruf yang biasa digunakan adalah Times New Roman atau Arial dengan font size sebesar 12. Jarak dari pinggir kertas (margin) yaitu margin kiri sekitar 4 cm, margin kanan 3 cm, margin atas 4 cm, margin bawah 3 cm sedangkan spasi yang digunakan adalah 1,5.

E. Menjelaskan hakikat didesiminasikan laporan ptk Diseminasi yang arti harfiahnya adalah menyebarluaskan. Yang disebarluaskan tersebut terkait dengan informasi lain merupakan berita, hasil penelitian pengumuman atau jenis informasi lain yang dianggap penting dan hangat. Tujuan diseminasi antara lain agar apa yang disebarluaskan tersebut diketahui orang banyak , terutama oleh mereka yang memerlukannya. Diseminasi tidak berhenti dengan sudah tersebarluaskannya informasi. Sasaran diseminasi pada umumnya terbatas pada guru dan pihak pihak yang terkait dengan pendidikan. Laporan PTK perlu diseminasikan, agar para guru lain mengetahui apa yang sudah pernah dikerjakan oleh sejawatnya dalam upaya memperbaiki pembelajaran. Dengan mengetahui laporan tersebut, guru mungkin akan tertarik untuk mecobakannya atau membandingkan dengan apa yang sudah pernah dikerjakannya, bahkan jika perlu, guru dapat berhubungan langsung dengan penulis laporan, jika dia ingin tahu lebih lanjut tentang isi PTK yang dilaporkan tersebut.

F. Menjelaskan cara mendesiminasikan laporan ptk Laporan PTK dapat diseminasikan malalui berbagai cara, antara lain melalui media cetak dan pertemuan tatap muka. Penyebarluasan melalui media cetak

dapat dilakukan misalnya dengan mengubah laporan PTK menjadi artikel yang dapat dikirim ke jurnal ilmiah atau jurnal lain yang banyak dibaca oleh guru. Penyebarluasan laporan PTK melalui pertemuan tatap muka dapat dilakukan secara terbatas dan secara luas .

Bab 7 Jenis-jenis penelitian tindakan kelas

BAB 7 JENIS-JENIS PTK

Jenis PTK memiliki karakteristik yang relatif agak berbeda jika dibandingkan dengan jenis penelitian yang lain, misalnya penelitian naturalistik, eksperimen survei, analisis isi, dan sebagainya. Jika dikaitkan dengan jenis penelitian yang lain PTK dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian kualitatif dan eksperimen. PTK dikatagorikan sebagai penelitian kualitatif karena pada saat data dianalisis digunakan pendekatan kualitatif, tanpa ada perhitungan statistik. Dikatakan sebagai penelitian eksperimen, karena penelitian ini diawali dengan perencanaan, adanya perlakuan terhadap subjek penelitian, dan adanya evaluasi terhadap hasil yang dicapai sesudah adanya perlakuan. Ditinjau dari karakteristiknya, PTK setidaknya memiliki karakteristik antara lain: (1) didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional; (2) adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya; (3) penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi; (4) bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek instruksional; (5) dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus. Menurut Richart Winter ada enam karekteristik PTK, yaitu (1) kritik reflektif, (2) kritik dialektis, (3) kolaboratif, (4) resiko, (5) susunan jamak, dan (6) internalisasi teori dan praktek (Winter, 1996). Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan secara singkat karakteristik PTK tersebut. 1. Kritik Refeksi; salah satu langkah di dalam penelitian kualitatif pada umumnya, dan khususnya PTK ialah adanya upaya refleksi terhadap hasil observasi mengenai latar dan kegiatan suatu aksi. Hanya saja, di dalam PTK yang dimaksud dengan refleksi ialah suatu upaya evaluasi atau penilaian, dan refleksi ini perlu adanya upaya kritik sehingga dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap perubahan-perubahan. 2. Kritik Dialektis; dengan adanyan kritik dialektif diharapkan penelitian bersedia melakukan kritik terhadap fenomena yang ditelitinya. Selanjutnya

peneliti akan bersedia melakukan pemeriksaan terhadap: (a) konteks hubungan secara menyeluruh yang merupakan satu unit walaupun dapat dipisahkan secara jelas, dan, (b) Struktur kontradiksi internal, -maksudnya di balik unit yang jelas, yang memungkinkan adanya kecenderungan mengalami perubahan meskipun sesuatu yang berada di balik unit tersebut bersifat stabil. 3. Kolaboratif; di dalam PTK diperlukan hadirnya suatu kerja sama dengan pihak-pihak lain seperti atasan, sejawat atau kolega, mahasiswa, dan sebagainya. Kesemuanya itu diharapkan dapat dijadikan sumber data atau data sumber. Mengapa demikian? Oleh karena pada hakikatnya kedudukan peneliti dalam PTK merupakan bagian dari situasi dan kondisi dari suatu latar yang ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi dia juga terlibat langsung dalam suatu proses situasi dan kondisi. Bentuk kerja sama atau kolaborasi di antara para anggota situasi dan kondisi itulah yang menyebabkan suatu proses dapat berlangsung.Kolaborasi dalam

kesempatan ini ialah berupa sudut pandang yang disampaikan oleh setiap kolaborator. Selanjutnya, sudut pandang ini dianggap sebagai andil yang sangat penting dalam upaya pemahaman terhadap berbagai permasalahan yang muncul. Untuk itu, peneliti akan bersikap bahwa tidak ada sudut pandang dari seseorang yang dapat digunakan untuk memahami sesuatu masalah secara tuntas dan mampu dibandingkan dengan sudut pandang yang berasal; dari berbagai pihak. Namun demikian memperoleh berbagai pandangan dari pada kolaborator, peneliti tetap sebagai figur yang memiliki ,kewenangan dan tanggung jawab untuk menentukan apakah sudut pandang dari kolaborator dipergunakan atau tidak. Oleh karenanya, sdapat dikatakan bahwa fungsi kolaborator hanyalah sebagai pembantu di dalam PTK ini, bukan sebagai yang begitu menentukan terhadap pelaksaanan dan berhasil tidaknya penelitian. 4. Resiko; dengan adanya ciri resiko diharapkan dan dituntut agar peneliti berani mengambil resiko, terutama pada waktu proses penelitian berlangsung. Resiko yang mungkin ada diantaranya (a) melesetnya

hipotesis dan (b) adanya tuntutan untuk melakukan suatu transformasi. Selanjutnya, melalui keterlibatan dalam proses penelitian, aksi peneliti kemungkinan akan mengalami perubahan pandangan karena ia

menyaksikan sendiri adanya diskusi atau pertentangan dari para kalaborator dan selanjutnya menyebabkan pandangannya berubah. 5. Susunan Jamak; pada umumnya penelitian kuantitatif atau tradisional berstruktur tunggal karena ditentukan oleh suara tunggal, penelitinya. Akan tetapi, PTK memiliki struktur jamak karena jelas penelitian ini bersifat dialektis, reflektif, partisipasi atau kolaboratif. Susunan jamak ini berkaitan dengan pandangan bahwa fenomena yang diteliti harus mencakup semua komponen pokok supaya bersifat komprehensif. Suatu contoh, seandainya yang diteliti adalah situasi dan kondisi proses belajarmengajar, situasinya harus meliputi paling tidak guru, siswa, tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran, interaksi belajar-mengajar, lulusan atau hasil yang dicapai, dan sebagainya. 6. Internalisasi Teori dan Praktik; Menurut pandangan para ahli PTK bahwa antara teori dan praktik bukan merupakan dua dunia yang berlainan. Akan tetapi, keduanya merupakan dua tahap yang berbeda, yang saling bergantung, dan keduanya berfungsi untuk mendukung tranformasi. Pendapat ini berbeda dengan pandangan para ahli penelitian konvesional yang beranggapan bahwa teori dan praktik merupakan dua hal yang terpisah. Keberadaan teori diperuntukkan praktik, begitu pula sebaliknya sehingga keduanya dapat digunakan dan dikembangkan bersama. Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa bentuk PTK benar-benar berbeda dengan bentuk penelitian yang lain, baik itu penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif maupun paradigma kualitatif. Oleh karenanya, keberadaan bentuk PTK tidak perlu lagi diragukan, terutama sebagai upaya memperkaya khasanah kegiatan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan taraf

keilmiahannya.

Ada empat jenis PTK, yaitu: (1) PTK diasnogtik, (2) PTK partisipan, (3) PTK empiris, dan (4) PTK eksperimental (Chein, 1990). Untuk lebih jelas, berikut dikemukakan secara singkat mengenai keempat jenis PTK tersebut. 1. PTK Diagnostik Yang dimaksud dengan PTK diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosia dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti berupaya menangani perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas.

2. PTK Partisipan Suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak penencanan panelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah seperti halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir penelitian.

3. PTK Empiris Yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman penelti dalam pekerjaan sehari-hari. 4. PTK Eksperimental

Yang dikategorikan sebagai

PTK

eksperimental ialah apabila

PTK

diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatam belajar-mengajar. Di dalam kaitanya dengan kegitan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.

Bab 8 Model-model penelitian tindakan kelas

A. Model-model PTK B. Pengembangan model PTK

BAB 8 MODEL-MODEL PTK

Pada prinsipnya dterapkannya PTK dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat di dalam kelas. A. Desain PTK Model Kurt Lewin

Model ini merupakan dasar atau acuan pokok dari adanya berbagai model penelitian tindakan lainnya, khususnya PTK. Kurt Lewin adalah orang yang pertama kali memperkenalkan AR. Konsep pokok penelitiannya terdiri dari empat komponen, yaitu: (a). Perencanaan /planning, (b). Tindakan/acting, (c). Pengamatan/observing, dan (d). Refleksi/reflecting. Hubungan keempat komponen tersebut merupakan suatu siklus.

B. Desain PTK Model Kemmis & McTaggart Desain ini merupakan pengembangan konsep dasar dari K. Lewin, hanya saja komponen tindakan (acting) dan pengamatan (observing) sebagai satu kesatuan. Karena kenyataannya antara implementasi acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tak terpisahkan, yaitu dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu acting maka observing harus dilaksanakan. Jadi merupakan satu perangkat atau untaian yang setiap perangkat berisi empat komponen sebagai siklus atau putaran kegiatan yang terdiri dari: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Jumlah siklusnya bergantung permasalahan yang perlu dipecahkan.

C. Desain PTK Model John Elliot Desain ini pun merupakan pengembangan dari konsep dasar model K. Lewin. Di sini bahwa dalam satu tindakan terdiri dari beberapa langkah (step), yaitu langkah tindakan 1, 2, dan langkah tindakan 3. Dengan dasar pemikiran bahwa dalam suatu mata pelajaran terdiri dari beberapa pokok bahasan (PB) dan setiap PB terdiri dari beberapa materi yang tidak dapat diselesaikan dalam satu kali tindakan di dalam suatu KBM.

D. Desain PTK Model Hopkins

Desain ini berpijak pada desain model PTK pendahulunya. Selanjutnya Hopkins (1993: 191) menyususn desain tersendiri sebagai berikut: mengambil start audit perencanaan konstruk perencanaan tindakan (target, tugas, kriteria keberhasilan) implementasi dan evaluasi: implementasi (menopang komitmen: cek kemajuan; mengatasi problem) cek hasil pengambilan stok audit dan pelaporan. Dari beberapa desain model PTK yang ada, maka desain yang paling mudah dipahami dan dilaksanakan untuk PTK, yaitu desain model Kemmis dan McTaggart.

PENGEMBANGAN DESAIN PTK

Desain atau model-model PTK tersebut, dapat dilakukan untuk semua mata pelajaran, terutama yang didalamnya terdapat praktek. Pemilihan desain atau model yang akan digunakan bergantung kepada permasalahan yang dihadapi praktisi di lapangan serta pemahaman dan kemampuannya terhadap suatu model PTK. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dan diikuti guru kaitannya dengan penerapan suatu model PTK adalah: 1. Ide awal Yaitu berupa suatu upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan penerapan TPK itu peneliti mau berbuat apa demi suatu perubahan dan perbaikan? 2. Pra-survei/temuan awal Yaitu untuk mengetahui secara detail kondisi yang terdapat di suatu kelas yang akan diteliti (kemajuan belajar, sarana, sikap siswa). 3. Diagnosis Yaitu biasanya dilakukan oleh peneliti dari luar lingkungan sekolah atau kelas yang menjadi sasaran penelitian. 4. Perencanaan

Yaitu terkait dengan pendekatan, metode, teknik atau strategi pembelajaran, dan media atau materi pembelajaran, dsb. 5. Implementasi (realisasi) tindakan Yaitu misalnya strategi apa yang digunakan atau materi apa yang diajarkan atau dibahas. 6. Observasi (monitoring) Yaitu harus mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian (misalnya, kinerja guru, situasi kelas, perilaku siswa, penyerapan terhadap materi, dsb). 7. Refleksi atau evaluasi Yaitu dilakukan oleh kolaborator atau dengan partisipan yang terkait suatu PTK. Berdasarkan ditentukan. 8. Penyusunan Laporan Yaitu setelah penelitian berakhir, maka tindakan selanjutnya penyusunan laporan. refleksi suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya

BENTUK DAN SKOP PENELITIAN TINDAKAN

1. Berdasarkan setting dan lokasinya Macam-macam penelitian tindakan (Henry & McTaggart, 1996), yang masing - masing mempunyai penekanan berbeda, yaitu: a. Participatory Action Research Biasanya dilakukan sebagai strategi transformasi sosial yang menekankan pada keterlibatan masyarakat, rasa ikut memiliki program, dan analisis problem sosial berbasis masyarakat. b. Critical Action Research Biasanya dilakukan oleh kelompok yang secara kolektif mengkritisi masalah praksis, dengan penekanan pada komitmen untuk bertindak menyempurnakan situasi, misalnya hal-hal yang terkait dengan ketimpangan ras atau gender. c. Classroom Action research

Biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran. d. Institusional Action Research Biasanya dilakukan oleh pihak manajemen atau organisasi untuk meningkatkan kinerja, proses, dan produktivitas dalam suatu lembaga. Intinya juga tindakan yang berupa memecahkan masalah-masalah organisasi atau manajemen melalui pertukaran pengalaman secara kritis.

2. Ditinjau dari skope atau ruang lingkupnya Penelitian tindakan bisa dilakukan di berbagai level, antara lain: a. Penelitian tindakan skala makro Misalnya: meningkatkan angka partisipasi siswa tingkat SLTA, Menggalakan penulisan karya ilmiah penelitian oleh guru. b. Penelitian tindakan level sekolah Misalnya: meningkatkan kepedulian orang tua mendorong belajarsiswa, mengurangi jumlah kasus school vandalism c. Penelitian tindakan untuk guru (level kelas) Misalnya : merangsang anak untuk berani bertanya dalam KBM,

menumbuhkan kebetahan siswa belajar sejarah di perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

Igak Wardhani, dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. http://www. Penelitian Tindakan Kelas (Part II) KUMPULAN MAKALAH & BANTUAN BAHAN MAKALAH PENDIDIKAN.html

http://www.rosyid.info/2009/09/melaksanakan-perbaikan-dalam.html http://www.rosyid.info/2009/09/menganalisis-dan menginterpretasikan_24.html

También podría gustarte