Está en la página 1de 10

10

Bab
Penyajian Data Dalam Bentuk Tabel

A. Cara Penyajian Data
Ada beberapa cara menyajikan data, yang tergantung antara lain pada
jenis dan keperluan penyajiannya. Hal yang perlu mendapat perhatian
dalam penyajian data adalah bagaimana suatu data yang cukup besar
jumlahnya itu dapat tersaji dalam bentuk yang ringkas namun tanpa harus
kehilangan beberapa ciri pentingnya. Bagian ! paket ini akan membahas
penyajian data dalam bentuk tabel, sedangkan bagian V akan membahas
tentang penyajian data dalam bentuk grafik atau diagram.

B. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel
Berikut ini adalah adalah penjelasan dan cara menyajikan data dalam
bentuk tabel.
1. Penyajian Data dengan Pengelompokan
Perhatikan data usia 15 anak (dalam tahun) berikut ini:
8 12 4 3 6 7 7 2
2 5 7 4 4 5 5
Penyajian data di atas sangat kurang efektif karena akan memerlukan
waktu yang relatif lebih lama bagi seseorang untuk menyimpulkan hal-hal
penting yang berkait dengan usia anak tersebut dan akan menjadi sangat

11
tidak efektif jika ukuran datanya cukup besar. Jika data itu diurutkan
susunnya menjadi:
2 2 3 4 4 4 5 5
6 7 7 7 7 8 12
Dengan mengurutkan data seperti di atas, nampaklah bahwa usia
termuda pada kumpulan siswa tersebut adalah 2 tahun, sedangkan usia
tertuanya 12 tahun. Data terkecil (2) ini disebut statistik peringkat pertama
atau statistik minimum atau nilai minimum. Data terbesar (12) disebut
statistik peringkat ke-n atau statistik maksimum atau nilai maksimum.
Untuk lebih memudahkan menyimpulkan data tadi, data di atas dapat
disusun dalam tabel distribusi frekuensi dengan mengurutkan dari usia
paling muda sampai usia paling tua, sehingga didapat Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1. Banyak Anak Usia 2 13 di RT 08 RW 60 Kota X
Usia Turus Frekuensi
2
3
4
5
6
7
8
12
/ /
/
/ / /
/ /
/
/ / / /
/
/
2
1
3
2
1
4
1
1

Dari Tabel 3.1, terlihat banyaknya anak balita, data terkecil, maupun
data terbanyak. Untuk sampel yang cukup besar, penyajian data seperti
tabel di atas tidaklah menguntungkan karena akan didapat tabel yang

12
sangat panjang. Untuk meringkas atau memperpendek tabel dilakukan
dengan mengelompokkan data dalam interval dan selanjutnya tabel
seperti itu biasa juga disebut dengan tabel distribusi frekuensi dengan
kelas interval atau distribusi frekuensi data berkelompok.

2. Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dari suatu data yang
ukurannya besar maka akan sangat mudah kalau data tadi dikelompokkan
terlebih dahulu menjadi beberapa kelas interval, baru ditentukan frekuensi
dari tiap kelasnya. Sebagai contoh, data suatu hasil pengukuran tinggi
dengan n = 40 siswa adalah sebagai berikut:
119 125 126 128 132 135 135 135 136 138
138 140 140 142 142 144 144 145 145 146
146 147 147 148 149 150 150 152 153 154
156 157 158 162 163 164 165 168 173 176
Data tersebut dapat dikelompokkan sehingga tersusun daftar distribusi
frekuensi data berkelompok dengan banyak kelas 7 dan panjang kelas
interval 9, seperti terlihat pada Tabel 3.2 di bawah ini.




13
Tabel 3.2. Tabel tinggi siswa kelas 2 SMK Handayani Solo
Tinggi (cm) Titik Tengan (x
i
) Turus Frekuensi (f
i
)
119 127
128 136
137 145
146 154
155 163
164 172
173 181
123
132
141
150
159
168
177







3
6
10
11
5
3
2

Untuk dapat memahami dengan baik cara menyusun tabel distribusi
seperti di atas, sebelumnya kita perlu memahami beberapa istilah pada
tabel distribusi dengan kelas interval berdasar tabel di atas, yaitu:
a. Kelas interval, pada contoh di atas data dikelompokkan ke dalam 7
kelas. Kelas pertama (119 127), kelas kedua (128 136), kelas ketiga
(137 145), dan seterusnya.
b. Batas kelas interval, yaitu nilai-nilai ujung yang terdapat pada suatu
kelas. Nilai ujung bawah pada suatu kelas disebut batas bawah kelas
dan nilai ujung atasnya disebut batas atas kelas.
Pada kelas pertama, batas bawah 119 dan batas atas 127, pada kelas
kedua, batas bawah 128 dan batas atas 136.
c. Tepi kelas, di mana untuk data yang diperoleh dari hasil pengukuran
dengan ketelitian sampai satuan ukuran tertentu maka:
Tepi bawah = batas bawah 0,5 L satuan ukuran terkecilnya;
Tepi atas = batas atas + 0,5 L satuan ukuran terkecilnya.

14
Pada kelas pertama (119 127), tepi bawahnya 118,5 dan tepi atasnya
127,5 karena satuan ukuran terdekatnya adalah 1 cm.
d. Panjang, lebar, atau interval kelas, yaitu selisih antara tepi atas dan tepi
bawah suatu kelas. Pada tabel di atas, panjang kelas = tepi atas tepi
bawah = 127,5 118,5 = 9.
e. Titik tengah kelas, yaitu nilai yang dianggap mewakili kelas itu. Titik
tengah kelas = (batas bawah + batas atas), sehingga titik tengah
kelas pertama (119 127) adalah 123; dan titik tengan kelas kedua 128
136 adalah 132.
Adapun cara membuat tabel distribusi dengan kelas interval dapat
dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
a. Menentukan nilai terkecil dan nilai terbesar, kemudian menentukan
jangkauannya (range). Pada contoh di atas:
Jangkauan (J) = 176 119 = 57.
b. Menentukan banyak kelas (5 sampai 20, atau menurut keadaan
datanya), atau dengan menggunakan kaidah empiris Sturgess:
K = 1 + 3,3 log n, dengan k = banyak kelas dan n = banyak data. Jika
hasil dari k bukan merupakan bilangan bulat maka k dibulatkan ke
atas.
c. Menentukan panjang kelas dengan aturan: Panjang kelas =

.
Panjang kelas biasanya dipilih bilangan ganjil agar titik tengahnya
merupakan bilangan yang baik.

15
d. Menentukan kelas-kelasnya sedemikian sehingga mencakup semua
nilai data.
e. Menentukanlah frekuensi tiap kelas dengan menggunakan turus.

3. Tabel Satu, Dua dan Tiga Arah
Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut
kategori atau aturan tertentu untuk memudahkan menganalisis datanya.
Ada beberapa bentuk tabel, antara lain: Tabel satu arah (4ne way table),
tabel dua arah (tw4 way table), dan tabel tiga arah (three way table).
Berikut ini akan dijelaskan ketiga jenis tabel tersebut.
a. Tabel satu arah ialah tabel yang memuat keterangan mengenai satu
hal atau satu karakteristik saja.
Tabel 3.3. Banyak Siswa Kelas 1A SMK Marmoyo berdasar Kegemaran
Kegemaran Banyaknya
Menyanyi
Olahraga
Senirupa
Kerajinan
Senitari
10
15
5
13
2
Jumlah 45

Tabel tersebut hanya memuat keterangan mengenai satu karakteristik
saja ialah kegemaran siswa.
b. Tabel dua arah ialah tabel yang menunjukkan dua hal atau dua
karateristik. Sebagai contoh, perhatikan tabel berikut:

16
Tabel 3.4. Perolehan Medali Pekan Olah Raga Asean Games
Negara Emas Perak Perunggu
ndonesia
Malaysia
Brunei
Singapura
Thailand
Filipina
12
10
2
2
5
7
4
2
2
10
6
14
5
7
3
12
8
3

Tabel tersebut menunjukkan perolehan medali menurut dua
karakteristik yaitu nama negara dan jenis medali.
c. Tabel tiga arah ialah tabel yang memuat tiga hal atau tiga karakteristik,
dengan contoh:
Tabel 3.5. Jumlah Kendaraan Perusahaan Ramayana
Menurut Umur, Merk dan Jenis
Umur Toyota Ford
Jumlah
(th) Sedan Bis Truk Sedan Bis Truk
< 1
1 2
2 3
3 4
4 5
> 5
1
2
1
0
1
0
2
3
2
1
1
2
2
1
3
2
1
1
1
1
0
0
1
0
3
3
1
2
1
2
2
5
2
1
2
1
11
15
9
6
7
6
Jumlah 5 11 10 3 12 13 54

Tiga karakteristik dari tabel tersebut di atas adalah umur, merk, dan
jenis kendaraan.

17
Berdasar pada keterangan yang dipaparkan tadi, dapatlah
disimpulkan bahwa banyaknya karakteristik dari data yang akan disajikan
akan merupakan dasar pemikiran dalam menyusun banyaknya kolom
dalam tabel yang akan dibuat.

Latihan 3.1
1. Perhatikan tabel absensi siswa SMK ndra Giri pada tahun pelajaran
2002/2003 berikut ini.
No Bulan
Absensi Siswa
Jumlah
Sakit (S) jin () Alpa (A)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Juli 2002
Agustus 2002
September 2002
Oktober 2002
Nopember 2002
Desember 2002
Januari 2003
Februari 2003
Maret 2003
April 2003
Mei 2003
Juni 2003
5
6
8
12
10
4
11
9
7
3
4
2
7
6
7
5
15
16
8
6
6
11
8
9
4
3
4
2
6
8
7
10
1
5
2
2
16
15
19
19
31
28
26
25
14
19
14
13
Jumlah 81 104 54 239

a. Tentukan banyaknya siswa yang sakit, ijin dan yang alpa pada
bulan Juli 2002.
b. Tentukan jumlah siswa yang absen pada bulan Agustus 2002.
c. Tentukan banyaknya siswa yang sakit pada bulan Oktober 2002.
d. Tentukan banyaknya siswa yang ijin pada bulan Nopember 2002.
e. Tentukan banyaknya siswa yang alpa pada bulan Desember 2002.
f. Tentukan jumlah siswa yang sakit pada tahun pelajaran 2002/2003.
g. Tentukan jumlah siswa yang ijin pada tahun pelajaran 2002/2003.

18
2. Menurut Anda, mana yang lebih baik, penyajian data dalam bentuk
laporan dengan penuh kata-kata dibanding dengan bentuk tabel?
Berikan alasan Anda!
3. Buatlah contoh tabel satu arah, tabel dua arah dan tabel tiga arah.
4. Perhatikan tabel berikut ini:
Jumlah Penjualan Perusahaan "X Menurut
Jenis Barang, Tempat Penjualan Dan Tempat
Asal pembeli, 1983 (jutaan Rp.)

Jenis D
1
D
2
D
3
D
4
Jumlah Kota &
Brg Kot Ds Kot Ds Kot Ds Kot Ds Kot Ds Desa
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
A
B
C
D
E
20
50
30
35
25
10
45
20
25
15
75
80
90
65
85
30
40
50
45
55
60
65
40
35
45
20
15
25
10
30
90
80
85
60
55
60
40
45
30
20
245
275
245
195
210
120
140
140
110
120
365
415
385
305
330
160 115 395 220 245 100 370 195 1170 630 1800
JML 275 615 345 565 1800
Sumber: Supranto, Statistik 1, hal. 43
Jika D
i
= Daerah penjualan ke-, Kot = Kota, dan Ds = Desa, jawablah
pertanyaan berikut:
a. Baris manakah pada tabel di atas yang menunjukkan jumlah
penjualan yang diperinci menurut daerah penjualan?
b. Kolom manakah pada tabel di atas yang menunjukkan perincian
jumlah penjualan menurut jenis barang?
c. Berapakah jumlah penjualan perusahaan X tersebut?

19
d. Berapakah jumlah penjualan menurut tempat asal pembeli dari
kota? Dan berapakah jumlah penjualan dari desa?
e. Jenis barang apa yang jumlah penjualannya terbesar?
f. Kota daerah mana yang jumlah penjualannya terbesar? Dan
berapakah jumlah penjualannya?
g. Daerah manakah yang jumlah penjualannya terbesar dan daerah
manakah yang jumlah penjualannya terkecil?
h. Jenis barang E, dimanakah paling laku dijual?
5. Perhatikan data nilai ulangan matematika 40 orang siswa kelas 2 B
SMK MOJO berikut?
40 51 86 72 65 32 54 62 68 69
62 53 47 91 75 67 60 71 64 70
60 63 79 52 77 68 76 62 65 87
46 61 55 60 78 54 72 69 68 66
Buatlah tabel distribusi frekuensi data nilai 40 orang tadi.

También podría gustarte