Está en la página 1de 10

Zona Zona Teknik ISSN 1978 1741

143Volume 3 No. 2: 143-150

ANALISA GANGGUAN HUBUNGAN SINGKAT PADA GARDU INDUK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP
Sukirman

Abstrak
Program Etap Power station digunakan untuk menentukan arus short circuit, load flow, starting motor, harmonic, koordinasi proteksi dan transient stability, dengan proram etap power station dapat dihasilkan data data cepat, tepat dan akurat yang sangat dibutuhkan dalam sistem kelistrikan.

Kata-kata Kunci ; Analisa, Gangguan, Stabilitas dan ETAP


yang dihubungkan oleh jaringan sewaktu terjadi perubahan. Keadaan ini terjadi akibat lepasnya pembangkit besar didalam sistem, sesaat setelah terjadi gangguan hubung singkat atau masuknya beban besar kedalam sistem.

1.

Pendahuluan

Analisa aliran daya, adalah aliran arus beban yang mungkin mengalir di tiap cabang di dalam network, baik aliran daya pada cabang Trafo, Distribusi, Transmisi maupun yang mengalir dari Pembangkit dan beban yang tersebar didalam sistem. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui apakah peralatan listrik akan mengalami beban lebih, sebelum beban itu mengalir. Sedangkan analisa hubung singkat adalah analisa yang mempelajari kontribusi arus gangguan hubung singkat yang mungkin mengalir pada setiap cabang didalam sistem ( di jaringan distribusi, transmisi, trafo tenaga atau dari pembangkit ) sewaktu gangguan hubung singkat yang mungkin terjadi didalam sistem tenaga listrik. Tidak saja besar arus kontribusi yang dihitung, tetapi juga besarnya tegangan yang terjadi pada setiap Node pada saat gangguan hubung singkat tersebut. Analisa stabilitas sistem, analisa yang mempelajari kelakuan sistem dimana terjadi pergeseran besaran listrik berupa frekwensi, tegangan dan arus pada beberapa pembangkit

2. Metode Penelitian
Dalam menghitung arus ubungsingkat menggunakan sofwer etap power station diperlukan data data yang sangat banyak dan yang akurat, data tersebut yaitu : Data Generator Prmbangkit Data Trafo pembangkit Data Trafo daya Data PMT / Pemutus ( CB ) Data PMS / Pemisah ( DS) Data Kabel / konduktor Data beban tertinggi atau beban feeder Dengan terkumpulnya data barulah bias dimulai dalam menghitung arus hubung singkat dengan program etep power station. Dalam menghitun arus hubung singkat tahap pertama yang dilakukan adalah menghidupkan computer, selanjutnya mengintal program etap power station

Staff Pengajar Teknik Elektro Universitas Batam

197

Zona Zona Teknik ISSN 1978 1741

143Volume 3 No. 2: 143-150

3. Tinjauan Pustaka
Gangguan 3 fasa Dalam sistem tiga phasa dikenal dengan adanya Impedansi Urutan Positif ( Z1 ), Urutan Negatif ( Z2 ) dan Urutan Nol ( Z0 ),dengan demikian urutannya arus gangguannya dihitung dengan rumus sebagai berikut : I 3 FASA = Dimana I 3 FASA E FASA Z1

maka gambar rangkaiannya adalah seperti dibawah ini :

N E I B Z Gambar.3.2. beban phasa B

Arah arus

Arus yang mengalir di impedansi tersebut adalah : EC IC = Besar tegangan sistem tiga fasa dalam Z keadaan seimbang adalah sama besar, Karena tegangan E A , E B , dan E C sedangkan sudut fasanya berbeda 120 , adalah sama besar, kecuali arah vektornya seperti digambarkan berikut ini : berbeda 120 maka besar I A , I B dan I C juga A sama besarnya kecuali arah vektornya yang Arah vektor tegangan yang juga berbeda 120 karena impedansi Z nya E diinduksikan oleh generator sama besar. Bila digabungkan ketiga fasa bebanN E E beban tersebut, maka gambarnya dapat dilihat C 3.1. Beban B Gbr normal pada gambar berikut. arus yang mengalir pada impedansi Z tersebut adalah sebesar : IA = EA A E N E C E B Z I +I

= besar arus yang mengalir pada setiap fasa sewaktu terjadi gangguan hubung singkat di suatu titik di dalam sistem (dalam Amper). E FASA =besar tegangan tiap fasa terhadap netral sistem (dalam Volt). Z1 = Impedansi ekivalen urutan positif. Dikatakan ekivalen karena mewakili seluruh impedansi didalam sistem yang terhubung seri atau paralel dari sejak sumber sampai dengan titik gangguan.

Arus yang mengalir di impedansi tersebut adalah : EB IB = Z Demikian pula apabila fasa C yang dibebani dengan impedansi Z, dibawah ini adalah gambar rangkaiannya. E N C I Z Gambar 3.3. beban phasa C Ara h

Z Uraian yang sama, tetapi fasa yang dibebani dengan impedansi Z adalah fasa B,

Z Gbr.3.5. beban tiga phasa seimbang Z

198

Zona Zona Teknik ISSN 1978 1741

143Volume 3 No. 2: 143-150

Arus yang mengalir pada masingmasing fasa mengalir keluar, seperti arah tegangan yang diinduksikan di generator (dalam arti tidak melawan arah tegangan yang dibangkitkan) dan bertemu disatu titik untuk kembali ke netral dengan nilai arus sebesar IA+IB+IC dalam vektor karena arus-arus tersebut berbeda fasa 120. Kalau demikian berapakah besar arus di kawat netral akibat penjumlahan arus dari ketiga fasa tersebut ? Dihitung dengan vektor atau diperiksa secara vektor akan memberikan hasil sama. Pemeriksaan dalam vektor, Perhatikan vektor arus IA , IB dan IC Arus-arus ini berbeda 120, tetapi besarnya yang dalam hal ini diwakili oleh panjangnya vektor arus itu masing-masing. E I I

Gbr. 3.8. beban tiga phasa seimbang netral = 0 Sehingga gambarnya dapat dibuat sebagai berikut: Z E E E Z Z Gbr. 3.9. beban simbang sama seperti beban bintang arus fasa yang mengalir di masingmasing impedansi Z tidak ada yang melawan ggl EA, EB dan EC yang dibangkitkan, sehingga diartikan pada arah positif. Impedansi yang menghambat arus itu diartikan impedansi positif. Dengan demikian arus gangguan tiga fasa dihitung dengan rumus : I 3 FASA = E FASA Z1

E E I Gambar. 3.6. Vektor tengangan dan Arus Kalau dijumlahkan vektor arus ini, maka arusnya adalah sebagai berikut : IA+IB berlawanan arah dengan IC, tetapi panjangnya sama, sehingga apabila dijumlahkan secara vektoris akan saling meniadakan (= 0 ). I I

Gangguan 2 fasa Bila pada sistem tiga fasa, dua fasanya dibebani suatu impedansi Z pada masingmasing fasanya kemudian dihubungkan pada ujung yang lain sehingga membentuk sambungan beban dua fasa seperti pada gambar berikut ini: Misalkan impedansi Z dimaksud terhubung pada fasa A dan B A E C E N E B I = Gbr. 2.10. gangguan dua fasa Z Z Z

IA I Gbr. 3.7. Vektor arus berlawanan Pada pembebanan tiga fasa dengan impedansi Z, maka

A E N E C E B

Z I +I Z Z

Pada gambar diatas jelas bahwa arus yang mengalir pada rangkaian tertutup adalah di fasa A mengalir arus IA , di fasa B mengalir arus IB dimana IA =IB, dengan sumber tegangan fasa A-B yang besarnya EAB = 3 * EA.

199

Zona Zona Teknik ISSN 1978 1741

143Volume 3 No. 2: 143-150

Jika dilihat arus IA (yang mengalir di impedansi Z) keluar dari fasa A urutannya sama dengan urutan ggl fasa A (positif) sehingga impedansi Z yang menghambat aliran arus itu dapat disebut dengan impedansi urutan positif (Z1), sementara IB yang mengalir kembali kesumber (lewat impedansi Z di fasa B) dan melawan urutan ggl yang dibangkitkan difasa B (negatif), maka impedansi yang menghambat aliran arus difasa B disebut dengan impedansi urutan negatif (Z2, impedansi yang melawan urutan ggl yang dibangkitkan difasa B). Hubungan impedansi Z1 dan Z2 didalam rangkaian diatas adalah seri, sehingga besarnya impedansi yang menghubungkan antara fasa A dan B adalah sebesar Z1 + Z2. Sehingga arus yang mengalir antara fasa A dan B adalah sebagai berikut, I= EAB

membangkitkan flux yang mengalir di inti besi generator. Kemana berputarnya flux tersebut, lihat gambar dibawah ini, Flux yang mengalir di inti fasa tegangan yang dibebani seperti disebutkan diatas searah dengan urutan tegangan yang tentunya mendapat hambatan (reluktansi inti besi, celah udara antara kutub dan stator dan berputar mengelilingi inti stator kembali melalui fasa tang tidak dibebani (fasa B dan C). Sewaktu masuk ke fasa B dan C akan melawan ggl fasa tersebut.
Fas

Fas Fa

Z1+ Z2 Impedansi Z1 yang tersambung di fasa A dan Z2 yang tersambung di fasa B, maka terbentuklah suatu sistem tiga fasa yang sedang mengalami gangguan hubung singkat dua fasa. Impedansi Z1 dan Z2 adalah impedansi urutan positif dan impedansi urutan negatif dari seluruh impedansi masing-masing urutan didalam sistem, baik yang tersambung seri dan atau paralel yang disederhanakan menjadi impedansi ekivalen urutan positif dan impedansi ekivalen urutan negatif. Gangguan 1 fasa ketanah Bila dalam sistem 3 fasa, salah satu fasanya (fasa A) dibebani oleh suatu impedansi Z, sumber yang berperan dalam pembebanan ini adalah tegangan fasa (A) yang dibebani tersebut. Pertama kali arus yang mengalir akan melalui hambatan impedansi yang urutannya sama dengan urutan tegangan fasa (A) yang dibebani tersebut, seperti yang dijelaskan pada uraian mendapatkan perhitungan hubung singkat tiga fasa, impedansi itu adalah impedansi urutan positif. Arus yang mengalir tersebut (urutan positif) didalam kumparan generator

Gbr .2.11. Generador 3 Phase Pada fasa B dan C akan terinduksi melawan ggl yang dibangkitkan di fasa tersebut. Pada fasa yang tidak dibebani ( B dan C ) pada kenyataannya tidak ada arus yang keluar. Oleh sebab itu ada arus lain yang mengkompensir arus urutan negatif itu di fasa B dan C sehingga jumlahnya sama dengan nol. Akibatnya di fasa tersebut arus yang mengalir seolah melalui hambatan Impedansi lain yang biasa disebut dengan Impedansi urutan nol, yang hubungannya terseri juga. Tetapi arus-arus itu difasa yang dibebani (fasa A), semua arus itu searah, sehingga masing-masing urutan itu dapat dihitung dengan dengan rumus : I0= I1= I2 = EA Z1+ Z2+ Z0

Sedangkan I1 FASA = I0+ I1+ I2 sehingga, I1 FASA = 3 EA Z1+ Z2+ Z0

200

Zona Zona Teknik ISSN 1978 1741

143Volume 3 No. 2: 143-150

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan


GENERATOR Unit Kapasitas Tegangan MW T.S ( KV ) d' d" X/R X0 X2

Unit

Nama (MVA)

1 1 2 3

PLTD UNIBA 21 Gen 1 Gen 2 Gen 3 PLTD UNIBA 22 7,68 7,68 7,68 6.5 6.5 6.5 11 11 11 23 23 23 12 12 12 48 48 48 12 12 12 12 12 12

4 5 6

Gen 4 Gen 5 Gen 6

2.942 2.942 2.942

2.5 2.5 2.5

0,4 0,4 0,4

23 23 23

12 12 12

48 48 48

12 12 12

12 12 12

* Data generator

201

Zona Zona Teknik ISSN 1978 1741

143Volume 3 No. 2: 143-150

Data data harus diisi satu persatu dan harus lengkap sesuai kolom kolom yang tersedia pada pada gambar, gambar dibawah ini adalah contoh kolom yang harus diisi pada data generator . DATA BUS BAR TERPASANG No NO BUS BAR Tegangan HV (kV) Kapasitas A ASIM KA CREST KET KA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

PLTD UNIBA 21 PLTD UNIBA 21 PLTD UNIBA 21 PLTD UNIBA 22 PLTD UNIBA 22 PLTD UNIBA 22 PLTD UNIBA 21 PLTD UNIBA 22 BUS GH 1 BUS GH 2 BUS UNIBA 1 BUS UNIBA 1 BUS UNIBA 1 BUS UNIBA 1

B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 BGH 1 BGH 2 BUS 20 BUS 1 BUS 2 B.7

11 11 11 0.4 0.4 0.4 20 20 20 20 20 150 150 150

600 600 600 2500 2500 2500 2000 2000 2000 2000 2500 2500 2500 2500

31 31 31 31 31 31 32 32 32 32 40 40 40 40

54.31 54.31 54.31 54.31 54.31 54.31 54.00 54.00 54.00 54.00 67.50 67.50 67.50 67.50

GI GI GI GI

* DATA CB ( PEMUTUS TENAGA ) No : TERPASANG NO CB Tegangan HV (kV) Kapasitas A AC BREKING Kecepatan Sec KET

PLTD UNIBA 21

CB 1

20

630

25

0.03

202

Zona Zona Teknik ISSN 1978 1741

143Volume 3 No. 2: 143-150

5 8 9

PLTD UNIBA 22 BUS GH 1 PLTD UNIBA 23

CB 5 CB 8 CB 9

20 20 20

630 630 630

25 25 25

0.03 0.03 0.03

No

TERPASANG

NO CB

TEGANGAN HV (kV) 150 150 150 150 150

KAPASITAS A 1600 1600 1600 1600 1600

1 2 3 4 5

GI UNIBA 1 GI UNIBA 1 GI UNIBA 1 GI UNIBA 1 GI UNIBA 1

DST.1 DST.2 DS 3 DS 4 DS 5

Data dan gambar PMS / Pemisah ( DS ) * DATA DS ( PEMISAH ) Data Konduktor / Kabel KABEL No Nama Jenis Type 1 2 3 4 5 6 Cabel 1 Cabel 2 Expres 1 Expres 2 Line 1 Line 2 N2XSEBY N2XSEBY N2XSEBY N2XSEBY HAWK HAWK Penampang (MVA) R 1/ KM X 1 / KM Zo 1 / KM 0.122 0.122 0.122 0.122 0.118 0.118 Panjang KM Ket

3 x 240 mm2 3 x 240 mm 3 x 240 mm2 3 x 240 mm 1 x 241,7 mm2 1 x 241,7 mm2
o 2 2

0.125 0.125 0.125 0.125 0.29000 0.29000

0.23 0.23 0.23 0.23 0.40490 0.40490


o

7 7 0.2 0.5 20 20

Ket : Based on conductor temp of 75 radiation 0.12 w/cm2

C, ambient temp of 35

C, wind vel . 1.6 km/hr , soler

203

Zona Zona Teknik ISSN 1978 1741

143Volume 3 No. 2: 143-150

* Data Beban ( Feeder ) DATA FEEDER No NAMA KAPASITAS (MVA) MW 5.8 10 21 5.684 9.8 19.5 TEGANGAN KV 20 20 20 I A 167.4 288.7 606.2 COS Q A 0.98 0.98 0.95 KET

MVAR 1.154 1.99 6.557

1 2 3

Feeder Beban 1 Feeder Beban 2 Feeder Beban 3

Yang ditujukan anak panah adalah arus hubung singkat yang kita cari pada bus GI uniba yaitu sebesar 12,4 KA Contoh data data yang dicari sesuai gambar dibawah ini .

204

Zona Zona Teknik ISSN 1978 1741

143Volume 3 No. 2: 143-150

Hasil Perhitungan dengan Menggunakan ETAP

5.

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Etap Power station ( Manual Book ) (2006), CD copy PLN JASDIK .Analisa Sistim Tenaga Dasar , Penerbit UDIKLT Palembang Soekarto (1983) .Perhitungan Hubung singkat PLN Pusat Prof. D. V. Ing. H Baatz, High voltage Engineering Khana publisher delhi MI. Soni , PV Gupta ,S.S Bhatnager , Elektrik power Jembo kabel (1999) , Overhead transmisi and disttribution line conduktor penerbit Jembo kabel Pribadi kadarisman, Analisa sistim tenaga penerbit PLN pusat

Dari hasil perhtungan dengan mengunakan Etap power station didapat hasil hubung singkat tertinggi masih dibawah bil dari peralatan yang terpasang pada gardu induk. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, cepat dan tepat diperlukan pengisian data yang benar, dan akurat.

205

Zona Zona Teknik ISSN 1978 1741

143Volume 3 No. 2: 143-150

206

También podría gustarte