Está en la página 1de 35

B. DASAR TEORI Kation-kation golongan I diendapkan sebagai garam klorida.

Pemisahan kation golongan I tersebut dari campuran sebagai garam klorida didasarkan fakta bahwa garam klorida dari golongan I tidak larut dalam suasana asam (pH 0,5-1). Kation-kation dalam golongan I yang terdiri atas Ag+, Hg+, dan Pb2+. Garam klorida dari kation golongan I adalah: Hg2Cl2, AgCl, dan PbCl2. Pemisahan masing-masing kation tersebut dilakukan berdasarkan cara sebagai berikut: 1. PbCl2 dipisahkan dari Hg2Cl2 dan AgCl berdasarkan perbedaan kelarutan kation. PbCl2 larut dalam air panas, sedangkan Hg2Cl2 dan AgCl tidak dapat larut dalam air panas. 2. Hg2Cl2 dan AgCl dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan antara kompleks Hg(NH2)Cl dan [Ag(NH3)2] yang dibentuk dengan penambahan amonia terhadap Hg2Cl2 dan AgCl setelah PbCl2 terpisah. Kompleks Hg(NH2)Cl berbentuk endapan hitam yang bercampur dengan Hg+, sedangkan [Ag(NH3)2] tidak berbentuk endapan. Identifikasi terhadap ketiga kation tersebut setelah terpisah adalah sebagai berikut: 1. Pb2+ dapat direaksikan dengan K2CrO4 yang akan membentuk

PbCrO4 (endapan kuning). Pb2+ + CrO4- PbCrO4 (endapan kuning) 2. Ag+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya terhadap KI, sehingga terbentuk AgI (endapan kuning muda). Atau mengasamkan filtrat yang diperoleh dari pemisahan dengan asam nitrat encer, sehingga kiompleks [Ag(NH3)2] terurai kembali dan dihasilkan endapan putih AgCl. [Ag(NH3)2] + KI 3. -> AgI(endapan kuning muda) + 2 NH3 Hg (I) dapat diidentifikasi dari warna endapan yang terjadi pada

pemisahannya dengan Ag+, adanya Hg22+ ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam.

Hg2Cl2 + 2 NH3 -> [Hg(NH2)Cl + Hg] (endapan hitam) + NH4+ + ClC. ALAT DAN BAHAN Peralatan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah : Tabung reaksi Gelas ukur

No

Langkah Kerja

Pengamatan Sampel tak berwarnaSampel tak berwarna HCl tak berwarna, larutan ditetesi HCl sebanyak 45 tetes kemudian larutan

Reaksi

10 ml sampel dipanaskan sampai volume 5mlDitambah Aquades sampai volume 10 ml Ditetesi HCl 2M sambil diaduk sampai seluruh kation golongan I mengendap 1 Endapan disaring dan dipisahkan dari filtratnya Endap an dicuci dengan 4 ml HCl 2M dingin sebanyak 2 kali

mula-mula berwana putih lama kelamaan terbentuk endapan di dasar tabung Sampel(aq) + HCl(aq) pekat Pb2+(aq) + Ag+(s) + Hg2+(s) + H2O Endapan berwarna putihFiltrat tak berwarna Pada pencucuian I: larutan berwarna putih, ada endapan yang lolos

Dicuci 2 dengan

penyaringan

Ag+(s) +Hg2+(s) + 3HCl(aq) AgCl(aq) + HgCl2(s ) + 3/2 H2O

air dingin sebanyak 2 kali

Pada pencucian II: larutan berwarna putih dan tidak ada endapan yang lolos dalam penyaringan

Filtrat tak berwarna

Tidak ada endapan yang lolos selama pencucian

Filtrat tak berwarna

Endapan putih sebagian larut sehingga cairan berwarna putih, endapan berada di dasar tabungSaat dipanaskan larutan menjadi lebih jernih dan endapan semakin banyak Filtrat tak berwarna Endapan dipindahkan dalam gelas kimia 50 ml lalu ditambah 20 ml aquadesDididihkan Disaring (dalam keadaan panas/ setelah didiamkan selama 1 menit)

Endapan berwarna putih

Filtrat diuji dengan K2CrO4 0,1M

Larutan berwarna kuning jeruk, jika didiamkan akan terbentuk endapan

Pb2+(aq) + K2CrO4(aq) 2 K+(aq) + PbCrO4(s)

di dasar tabung Endapan berwarna putih Filtrat berwarna putih

Endapan dicuci dengan air panas 5 ml sebanyak 3 kali (larutan hasil pencucian dibuang) Endapan di atas kertas saring disiram dengan 10 ml amonia 6M

Endapan putih berubah warna menjadi hitam Hg2Cl2(s) + NH3(aq)

Hg(s)+ HgNH2Cl(s)+NH4Cl(aq) + Cl Filtrat tak berwarna berubah menjadi putih dan mengendap setelah didiamkanEndapan berwarna putih Setelah ditambah NaOH larutan menjadi tak berwarna Setelah ditambah KI larutan Hg2+(s) + NaOH(aq) Hg(s) + HgO(s) + H2O(l) Hg2+(s) + 2KI(aq) Hg2I2(s) + K+(aq)

Filtrat dari no.5 ditambah asam nitrat 6M sampai suasana larutan menjadi asam

- Uji identifikasi Hg(I) : 1 ml sampel ditambah pereaksia. NaOH b. KI

Uji identifikasi Ag(I) : 1 ml

berwarna kuning kehijauan

sampel ditambah

a.

HCl

Jika didiamkan akan terbentuk 2

Ag+(s) + HCl(aq) AgCl(s) + H+(aq) Ag+(s) + NaOH(aq) Ag2O(s) + H2O(l) + Na+(aq) Ag+(s) + NH3(aq) Ag(NH3)2-(aq)

b.

NaOH

lapisan, atas berwarna kuning

c. 7

Amonia

dan bawah berupa endapan berwarna

kuning kehijauan

Larutan berwarna putih susu, jika didiamkan akan terbentuk endapan putih di dasar tabung, endapan larut dalam NH4OH Terbentuk lapisan berwarna coklat, hilang setelah dikocok

Terbentuk endapan putih dan berubah menjadi abu-abu

Pipet tetes Gelas kimia Pemanas spiritus Kertas saring

Pengaduk kaca

Sedangkan bahan-bahan yang dioperlukan dalam praktikum adalah : Sampel HCl 2M

Aquades K2Cr2O7 0,1 M HNO3 6M KI NaOH -

H2SO4 3M Amonia 6M

D. DATA PERCOBAAN E. ANALISIS DAN PEMBAHASAN a. Pemisahan Kation Golongan I Pada percobaan ini diuji 10 ml sampel yang diduga mengandung kation golongan I yaitu Pb2+, Hg2+, dan Ag+. Terhadap sampel ini akan dilakukan pemisahan dan identifikasi agar diperoleh kation-kation golongan I.

Gambar 1 Sampel yang diduga mengandung Pb2+, Hg22+, dan Ag+ Mula-mula sampel yang diduga mengandung kation-kation golongan I dipanaskan sampai volume sampel tinggal setengahnya. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan ion-ion pengotor. Kemudian ke dalam sampel tersebut ditambahkan aquades sampai volume kembali seperti semula. 8 ml dari sampel ini kemudian ditambah HCl 2M tetes demi tetes sampai terbentuk endapan. Setelah ditetesi sebanyak 45 tetes, sampel berhenti membentuk endapan menandakan bahwa semua kation dalam sampel

telah mengendap sebagai garam kloridanya. Mula-mula larutan berwarna putih susu, lalu membentuk endapan berwarna putih yang diduga mengandung kation Hg2+ dan Ag+. Kation golongan I akan membentuk klorida-klorida yang tidak larut (dalam bentuk endapan). Ag+(aq) + HCl(aq) -> AgCl(s) + H+(aq) Hg22+(aq) +2 HCl(aq) -> Hg2Cl2(s) + H+(aq)

Gambar 2 Endapan setelah disaring Namun, timbel(II) klorida sedikit larut dalam air. Sampel kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring. Endapan berwarna putih akan menempel pada kertas saring. Sementara filtrat yang diduga mengandung kation Pb2+ lolos dalam penyaringan. Reaksi yeng terjadi adalah sebagai berikut : Pb2+(aq) + HCl(aq) -> PbCl2(s) + H+(aq) Endapan tersebut larut dalam air panas (pada 100OC) tetapi memisah sebagai kristal yang panjang setengah dingin dan larut dalam asam klorida pekat. PbCl2(s) + 2Cl-(aq ) -> [PbCl4]2Endapan yang diperoleh kemudian dicuci dengan 4 ml HCl 2M dan 4 ml aquades masing-masing sebanyak dua kali. Pada pencucian pertama dengan HCl, larutan berwarna putih karena ada sebagian endapan yang

ikut dalam HCl, namun pada pencucian kedua larutan tak berwarna dan tidak ada endapan yang lolos. Pada pencucian dengan menggunakan aquades baik pertama maupun kedua, tidak ada endapan yang lolos sehingga larutan tidak berwarna. Endapan yang sudah dicuci dengan HCl dan aquades kemudian dipindahkan dari tabung reaksi ke dalam gelas kimia, lalu ditambah 20 ml aquades. Larutan mula-mula berwarna putih, namun setelah didiamkan beberapa saat endapan turuk ke dasar gelas kimia. Larutan kemudian dididihkan, selama pendidihan larutan semakin jernih dan endapan yang terbentuk semakin banyak. Setelah mendidih, larutan didiamkan selama 1 menit baru disaring dengan kertas saring. Endapan yang terbentuk berwarna putih dan filtratnya tak berwarna.

Gambar 3 Endapan ditambah 20 ml aquades dipanaskan Filtrat yang diperoleh dari pencucian endapan dengan HCl dan aquades kemudian diuji dengan K2Cr2O7 0,1 M dan diperoleh larutan berwarna kuning yang jika didiamkan akan terbentuk endapan berwarna kuning di dasar tabung reaksi. Endapan tersebut merupakan PbCrO4 karena filtrat mengandung kation Pb2+ sesuai dengan persamaan reaksi :

Pb2+(aq) + K2Cr2O7(aq) -> PbCrO4(s) + K+(aq)

Gambar 4 Endapan setelah dicuci dengan HCl

Gambar 5 Filtrat diuji dengan K2Cr2O7

Endapan dari larutan yang sudah didihkan kemudian dicuci dengan 5 ml air panas sebanyak 3 kali dan menghasilkan endapan yang berwarna putih. Filtrat dibuang kemudian endapan disiram dengan 10 ml amonia 6 M sehingga endapan yang mula-mula berwarna putih berubah menjadi hitam. Adanya endapan hitam tersebut menunjukkan adanya kation Hg2+.

Gambar 5 Endapan setelah disiram amonia Filtrat yang diperoleh kemudian ditambah asam nitrat sampai suasana larutan menjadi asam. Terjadi perubahan warna filtrat dari tak berwarna menjadi putih dan mengendap setelah didiamkan. Endapan berwarna putih tersebut menunjukkan adanya kation Ag+. Reaksi yang terjadi adalah : Hg2Cl2(s) + 2NH3(aq) -> Hg(NH2)Cl(aq)

AgCl2(s) + 2 NH3(aq) -> Ag(NH3)2Cl(aq) Penambahan asam nitrat menyebabkan suasana larutan menjadi asam. Hal ini dapat dibuktikan dengan perubahan kertas lakmus dari biru menjadi merah. Ion amonium akan kembali terbentuk karena suasana larutan yang bersifat asam. Ag(NH3)2+(aq) + Cl-(aq) + H+ ->AgCl(s) + 2 NH4+(aq) b. Identifikasi Kation Golongan I Setelah dilakukan pemisahan kation, dilakukan uji identifikasi terhadap kation Ag+ dan Hg22+ yang didasarkan pada sifat kimia kation dalam senyawanya. Uji identifikasi kation dilakukan langsung terhadap sampel awal berdasarkan informasi tentang reaksi umum kation golongan I. Kation yang diidentifikasi adalah perak (I) atau Ag+ dan merkurium/ raksa (I) atau Hg22+. Larutan yang digunakan dalam uji identifikasi Hg22+ dan Ag+ adalah NaOH, KI, HCl, dan amoniak. Pengujian dengan menggunakan NaOH pada sampel dilakukan sebanyak dua kali. Pada pengujian pertama diperoleh fakta bahwa larutan sampel tak berwarna sedangkan pada pengujian kedua terbentuk lapisan coklat yang segera hilang setelah pengocokan. Pada pengujian kedua, lapisan coklat tidak teramati karena setelah dicampur dengan NaOH sampel langsung dikocok sehingga lapisan coklat tidak terlihat. Lapisan coklat tidak dapat diidentifi-kasi secara pasti karena belum diketahui jenis kation yang terdapat dalam sampel. Jika sampel mengandung Hg22+, maka reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : Hg22+(aq) + 2OH-(aq) -> Hg(s) + HgO(s) + H2O(l) Hg merupakan endapan berwarna hitam sedangkan HgO merupakan endapan berwarna kuning. Karena dalam percobaan terbentuk lapisan berwarna coklat, maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang bereaksi dengan ion OH- merupakan kation lain, yaitu Ag+. Reaksi yang terjadi adalah :

2Ag2+(aq) + 2OH-(aq) -> Ag2O(s) + H2O(l) Ag2O segera menghilang karena penambahan NaOH belum membuat larutan menjadi jenuh sehingga endapan yang terbentuk (lapisan coklat) akan segera hilang setelah larutan dikocok. Pada pengujian dengan menggunakan larutan KI terbentuk larutan berwarna kuning kehijauan dan jika didiamkan akan terbentuk 2 lapisan. Bagian atas berwarna kuning dan bawah berupa endapan berwarna kuning kehijauan. Hal ini membuktikan bahwa sampel mengandung kation Hg22+. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : Hg22+(aq) + 2KI(aq) -> Hg2I2(s) + 2K+(aq) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel mengandung kation Hg22+. Penambahan HCl pada sampel menyebabkan terbentuknya endapan berwarna putih yang merupakan indikasi adanya kation-kation golongan I pada sampel. Akan tetapi, kation Pb2+ larut dalam HCl pekat. Ag+(aq) + HCl(aq) -> AgCl(s) + H+(aq) Hg22+(aq) +2 HCl(aq) -> Hg2Cl2(s) + H+(aq) Pb2+(aq) + HCl(aq) -> PbCl2(s) + H+(aq) PbCl2(s) + 2Cl-(aq ) -> [PbCl4]2Pengujian dengan menggunakan larutan amoniak menyebabkan terbentuknya endapan berwarna putih yang berubah menjadi warna abuabu. Endapan abu-abu diduga terjadi karena sampel mengandung kation Ag+ dan Hg22+. Ag2O(s) + 4NH3(aq) -> 2[Ag(NH3)2]2+(s) + OH-(aq) Hg22+(aq) + 2 HN3(aq) -> Hg(s) + HgNH2+(aq) + NH4+(aq) [Ag(NH3)2]2+ merupakan endapan berwarna putih sementara Hg berwarna hitam, sehingga jika bercampur akan terjadi perpaduan warna menjadi abu-abu. Hal tersebut cukup dijadikan bukti kuat bahwa sampel mengandung kation Ag+. F. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Kation golongan I dapat membentuk garam klorida jika direaksikan

dengan Cl-. Senyawa yang terbentuk berupa AgCl, Hg2Cl2, dan PbCl2. PbCl2 dapat dipisahkan dari senyawa klorida Hg dan Ag dengan cara memanaskan campuran garam klorida sampai mendidih kemudian disaring. Pb2+ akan terlarut karena kation Pb2+ mudah larut dalam air panas dan asam klorida pekat. Sedangkan untuk memisahkan Hg22+ dan Ag+dapat dilakukan dengan mereaksikan dengan amoniak. Hg22+ akan membentuk endapan dalam amoniak sementara Ag+ akan larut sehingga dapat diidentifikasi mana Ag+ dan mana Hg22+. 2. Identifikasi kation golongan I dapat dilakukan dengan penambahan K2Cr2O7 yang dapat membentuk endapan berwarna kuning jika direaksikan dengan Pb2+, endapan hitam Hg HgNH4Cl pada penambahan amoniak, endapan putih AgCl setelah larutan Ag-amoniakal diasamkan, endapan kuning kehijauan dari Hg2I2, dan endapan coklat Ag2O. 3. Berdasarkan data hasil pengamatan, secara kualitatif dapat dibuktikan bahwa sampel yang diuji mengandung kation golongan I yang berupa Ag+, Hg22+, dan Pb2+.

Pemisahan al dan fe BAB I KIMIA ANALITIK KUALITATIF Pengantar Biasakan bekerja dengan sedikit mungkin zat cair atau padat. Alasannya banyak percobaan tak berhasil karena pereaksi sangat berlebihan. Diperoleh larutan yang sangat pekat. Peralatan yang mendukung : - tabung reaksi kecil, gelas arloji, batang pengaduk, pipet tetes. Reagen dalam larutan ditulis dengan rumus dan didahului oleh konsentrasinya. Contoh 2 M (NH4)2 CO3. Jika mengisatkan suatu larutan, lakukan dalam cawan porselin di atas penangas air. Boleh dengan nyala terbuka tetapi di atas kasa dan api yang kecil. Pengenceran asam-asam kuat dengan menuang perlahan-lahan melalui dinding tabung ke dalam air. Jangan menggunakan kertas saring terlalu besar, utamanya kalau endapan harus diperiksa lagi setengah cm dibawah tepi corong, larutannya 1 cm dibawah tepi kertas. Kontrol dengan kertas indikator pH jangan dicelupkan tetapi diteteskan. Jangan mengalirkan gas kedalam, tetapi harus keatas larutan untuk menghindari pipa pemasukan. Pemeriksaan Kualitatif Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. Pemeriksaan awal Melihat bentuk dan warna zat, karena beberapa ion dalam larutan memberi warna yang tertentu. Merah : K2Cr2O7 Pb3O4 HgI2 K3Fe(CN)6 As2S3 Sb2S3 Cu2O HgO CrO3 Jingga : Mn2+ Co2+ Kuning : Fe3+ PbI2 CdS K4Fe(CN)6.3H2O Hijau : Ni2+ Cu2+ KMnO4 Fe2+ Cr2O3 Cr3+ Hg2I2 Biru : Cu2+ Co2+ Coklat : Fe3+ Fe3O4 Fe2O3 PbO3 Ag3AsO4 Fe(OH)3 Hitam : PbS FeS Ag2S MnO2 CuS CoS C CO3O4 HgS NiS CuO Ni2O3 Kesimpulan yang pasti belum dapat ditentukan dari warna Beberapa garam bersifat higroskopik seperti : CaCl2 MgCl2 FeCl2 BAU seringkali memberi petunjuk yang benar

Bau cuka : garam-garam asetat Bau H2S : garam-garam sulfida Bau NH3 : garam-garam NH4+ sifat asam atau basa, sedikit dicampur dengan air diamati dengan kertas lakmus. Lakmus biru menjadi merah asam Senyawa logam-logam tertentu menimbulkan warna yang khas pada nyala api Bunsen, dengan cara mencelupkan kawat Ni-Cr kedalam HCl pekat, sentuhkan pada zat yang bersangkutan. Merah : Sr Merah kuning : Cr Merah padam : Li Kuning : Na Kuning Hijau : Ba Hijau : Cu, garam borat Biru muda : Pb, As, Sb, Bi Lembayung : K (dengan kaca biru tua) Sedikit zat dicampur dengan ml 1 M H2SO4, dipanaskan, maka terjadi gas-gas : Gas NO2 : warnanya coklat, berbau rangsang membirukan kertas benzidin ada nitrit Gas Br2 : coklat, berbau rangsang membirukan kertas KI + kanji ada hipobromit Gas Cl2 : Kuning Hijau, berbau rangsang membirukan kertas KI + kanji ada hipoklorit Gas SO2 : tidak berwarna, berbau rangsang menghijaukan kertas bikromat + H2SO4 ada sulfit, jika diikuti pengendapan S tiosulfat Gas H2S : tidak berwarna, bau telur busuk, menghijaukan kertas Pb-asetat ada sulfida. Jika diikuti pengendapan S polisulfida Gas CO2 : tidak berwarna, mengeruhkan setetes Ba(OH)2 ada karbonat Gas HOAc : tidak berwarna, bau cuka, lakmus biru jadi merah ada asetat Jika dicampur dengan H2SO4 pekat, maka gas-gas yang timbul : HBr dan Br2 : warna coklat , bau rangsang, membirukan kertas KI + kanji garam-garam bomida. Gas NO2 : coklat, berbau rangsang membirukan kertas KI + kanji garam-garam nitrat Gas ClO2 : kuning, dapat meledak garam-garam klorat Gas I3 : ungu, bau rangsang, membirukan kertas kanji garam-garam iodida Gas Cl2 : kuning, bau rangsang, memutihkan kertas lakmus membirukan kertas KI + kanji garam-garam klorida Gas HCl : tidak berwarna, bau rangsang, dengan batang pengaduk yang dicelup NH4OH memberikan asap putih NH4Cl garam klorida Gas CO2 : mengeruhkan setetes Ba(OH)2 garam-garam karbonat & oksalat Gas H2S : tidak berwarna, menghitamkan kertas PbOAc sulfida dan polisulfida Gas HOAc : bau cuka garam-garam asetat Gas HF : tidak berwarna, bau rangsang, dalam keadaan dingin seperti berminyak, bila dipanaskan keluar gas yang dapat mengetsa gelas garam-garam fluorida atau silicofluorida. Reaksi dengan NaOH, basa lemah akan terdesak keluar, NH4+ + OH+ NH3 + H2O NH3 diketahui dari : baunya, perubahan warna lakmus merah jadi biru, pereduksi Nessler jadi coklat. Sedikit gas asal digerus dengan KHSO4. jika ada asetat dapat diketahui dari baunya.

OAc- + HSO4-

HOAc + SO4=

b. Pemeriksaan kation Cara melarutkan zat Sebagai pelarut dicoba dengan sedikit mungkin berturut-turut sebagai berikut : 1. Air 4. 2 M HNO3 2. 2 M HCl 5. HNO3 pekat 3. HCl pekat 6. Aqua regia, campuran HCl pekat + dengan volum 3 : 1 Setiap melarutkan, dicoba dalam keadaan dingin, kemudian panas Jika yang dipakai melarutkan HCl pekat, NHO3 pekat, ataupun aqua regia, maka kelebihan asam harus dihilangkan dulu dengan jalan menguapkan, agar nanti tidak mengganggu dalam reaksi dengan H2S. Apabila sampai dengan aqua regia, tetap tidak larut, maka zat dilebur dengan campuran 1 : 1 Na2CO3 dan K2 CO3 . Hasil leburan dihaluskan, kemudian dilarutkan kedalam air dan disaring. Endapan dilarutkan dalam 2 M HCl dan diperiksa untuk kation Filtrat dipakai untuk memeriksa anion Setelah mendapatkan larutan yang mengandung kation-kation, maka penyelidikan dilakukan sebagai berikut : Gol I (perak) : Ag, Hg(I), Pb Gol II A(tembaga) : Cu, Cd, Hg(II), Bi, Pb Gol II B (arsen) : As, Sb, Sn Gol III (besi) : Al, Cr, Fe(III), Mn (hidroksida) Gol IV (seng) : Mn, Zn, Ni, Co (sulfida) Gol V (kalsium) : Ca, Sr, Ba (karbonat) Gol VI (sisa) : Na+, K+, Mg+, NH4+, Pemisahan dalam golongan 1 ml larutan + 1 tetes 6 M HCl. Jika terjadi endapan, teteskan lagi sampai mengendap sempurna (periksa dengan sentrifuge dan tak boleh ada kekeruhan lagi dengan 1 tetes HCl pekat pada bagian yang bening). Sentrifuge sekali lagi. Endapannya adalah gol I, berwarna putih. AgCl; Hg2Cl2; PbCl2 Sentrat diasamkan dengan 10 tetes 6 MHCl, kemudian + 1 tetes !0 % H2O2. didihkan 1 menit agar H2O2 habis, kemudian + 1 tetes air I2, kocok, periksa terhadap metil violet (kuning) dan alirkan H2S beberapa lama. Apakah ada endapan ?. jika larutan masih bersifat asam (warna kertas indikator hijau) teteskan hati-hati 6 M NH4OH s/d indikator tepat menjadi hijau-biru (jangan sampai biru). Alirkan lagi H2S sampai endapan tidak bertambah, kemudian sentrifuge Endapan adalah gol II, dicuci 3 kali dengan 1 ml air H2S dan ditambah 2 M (NH4)2S 3 ml dipanaskan dalam penangas air 60oC selama 4 menit sambil diaduk, sentrifuge! Endapan adalah golongan II A yang sebagian besar berwarna hitam HgS; PbS; BI2S3; CuS dan yang kuning CdS.

Sementara sentralnya adalah golongan IIB, ditetesi 6 M HCl sampai asam (periksa dengan lakmus). Mungkin akan ada endapan koloid putih kuning dari belerang, tetapi endapan yang berwarna menandakan adanya golongan IIB : AS2S3 (kuning); Sb2S3 (jingga); SnS2 (kuning) Sentrat dididihkan untuk menghilangkan gas H2S (periksa dengan sepotong kertas Pb-asetat). Teteskan air brom sampai dengan warna air brom tidak hilang lagi. Uapkan sampai dengan volum menjadi 1 ml tambahkan 10 tetes 5 M NH4Cl. Teteskan 6 M NH4 OH sampai larutan berbau amoniak. Sentrifuge dengan segera. Endapan adalah golongan III : Fe(OH)3 coklat; Al(OH)3 putih; MnO2 x H2O coklat; Cr(OH)3 hijau Sentrat ditambah beberapa tetes 5 M NH4Cl dan 4 tetes 6 M NH4OH, kemudian tambah larutan (NH4)2S sampai dengan mengendap sempurna. Sentrifuge, jika sebelum disentrifuge larutan berwarna hitam diasamkan dengan 6 M HOAc sampai dengan netral(periksa terhadap lakmus) uapkan sampai dengan volum 1 ml, sentrifuge. Endapan adalah golongan IV : ZnS putih; CoS hitam; NiS hitam; MnS coklat muda Sentrat diperiksa pHnya terhadap lakmus. Jika asam, dinetralkan dengan 6 M NH4OH, kemudian + lagi 6 tetes NH4OH. Tambahkan 1 ml 2 M NH4Cl dan teteskan 2 M (NH4)2 CO3. Panaskan dalam penangas sampai dengan mengendap sempurna (5 10 menit). Endapan adalah golongan V : CaCO3 putih; SrCO3 putih; BaCO3 putih Dan sentrat adalah golongan VI : Mg2+, Na+, K+, NH+, Pemisahan pada golongan I : AgCl; Hg2Cl2; PbCl2 Endapan dicuci 2 kali dengan 1 ml air yang dibubuhi 1 tetes 2 M HCl. Tambahkan 2 ml air panas dan panaskan dalam penangas selama 3 menit. Masih dalam keadaan panas, segera disentrifuge. Sentrat mungkin mengandung PbCl2. Dinginkan, mungkin PbCl2 akan mengkristal. Larutan yang jernih diperiksa sebagai berikut : Setetes larutan dibubuhi 1 tetes 1 M K2CrO4. Endapan kuning adalah PbCrO4, yang larut dalam 2 M NaOH Setetes larutan dibubuhi 1 tetes 2 M H2SO4 dan 1 tetes alkohol. Endapan putih adalah PbSO4. Endapan (tidak perlu dicuci) dibubuhi 1 ml 2 m NH4OH, diaduk dan disentrifuge. Sentrat mungkin mengandung ion kompleks Ag(NH3)2+ dan diperiksa sebagai berikut: Setetes larutan diasamkan dengan 2 M HNO3. Endapan putih adalah AgCl Setetes larutan + 1 tetes 1 M KBr. Endapan putih kuning (kuning) adalah AgBr Endapan dipanaskan dengan 1 ml aqua regia, diuapkan sampai dengan hampir kering dan dilarutkan dalam 10 tetes air + 1 tetes 2 M HNO3 dan kalau perlu disentrifuge. Larutan diperiksa terhadap HgO(II). Pada kertas saring diteteskan 1 tetes larutan, kemudian 1 tetes SnCl2 dan 1 tetes anilin. Noda Hitam adalah dari Hg

Setetes larutan diteteskan pada keping tembaga yang bersih. Kepingan akan terlapis dengan Hg (abu-abu), yang jika digosok dengan kertas saring akan berkilat. Pemisahan golongan IIA : CuS ; CdS ; HgS ; Bi2S3 ; PbS. Endapan dicuci beberapa kali dengan 1 ml air sampai dengan bebas klorida Dipanaskan dalam penangas dengan 2 ml HNO3 1 : 1 sambil diaduk-aduk dan disentrifuge. Endapan mungkin HgS, dicuci dengan H2O kemudian dilarutkan dalam 1 ml aqua regia, dan uapkan sampai dengan hampir kering. Larutkan lagi 1 ml air, jika perlu disentrifuge. Dalam larutan yang jernih, setetes larutan diteteskan pada keping tembaga yang bersih. Jika digosok dengan kertas saring akan berkilat, ada Hg. Sentrat mungkin mengandung Cu, Cd, Bi, dan Pb. Bubuhi 5 tetes H2SO4 pekat dan kisatkan diatas penangas udara sampai dengan mulai timbul uap putih dari SO3. Dinginkan ! tambah 1 ml air secara hati-hati dan sentrifuge. Endapan dicuci dan dikocok dengan 10 tetes 2 M NH4OH setetes larutan ini dibubuhi 1 tetes 1 M K2CrO4. endapan kuning Pb CrO4 menandakan adanya Pb. Sentrat mungkin mengandung Cu, Cd, Bi. Teteskan 6 M NH4OH sampai lebih (bau keras) dan sentrifuge. Endapan dicuci dan dilarutkan dalam sedikit mungkin 2 M HCl. Pada 1 tetes larutan + SnCl2 kemudian 2 M NaOH berlebih. Endapan coklat hitam menyatakan Bi. Atau 1 tetes larutan + 2 tetes 2 M NaOAc, kemudian setetes reagens KI cinchonin. Endapan jingga menyatakan Bi. Sentrat mengandung Cu dan Cd. Warna biru mengandung Cu. 1 tetes larutan + 1 tetes 2 M HCl 1 tetes K4Fe(CN)6 endapan merah coklat Cu2(CN)6 Berikan 1 tetes larutan pada kertas saring, kemudian 1 tetes benzoinoksim. Kertas itu dikenakan uap NH3, warna biru menandakan Cu. 1 tetes larutan + 1 tetes air H2S (jika ada Cu, tambahkan dahulu 2 M KCN sampai dengan warna biru hilang). Endapan kuning menandakan Cd. Pemisahan golongan IIB : As2S3 ; Sb2S3 ; SnS2 Endapan dicuci dengan 2 kali 2 ml air 3 menit, sentrifuge !s Tambahkan 2 ml 2 M HCl, panaskan dalam penangas Endapan mungkin As2S3 dicuci 1 kali dengan 1 ml air dan + 1 ml 6 M Na OH lalu diaduk. 5 tetes larutan + 10 tetes 6 M NaOH dan beberapa potong Al (jangan serbuk) dalam tabung reaksi. Bagian atas tabung dimasukkan sedikit kapas yang dibasahi dengan Pb(Oac)2. Pada mulut tabung diletakkan sepotong kertas yang dibasahi HgCl2. warna jingga coklat menyatakan As. 5 tetes larutan + 10 tetes H2O2 3% dan panaskan sampai dengan H2O2 habis terurai, sentrifuge. Pada 2 tetes larutan + 2 tetes 2 M HCl dan 5 tetes magnesia miksture. Endapan putih Mg NH4 ASO4. 2 tetes larutan + 5 tetes HNO3 pekat + 10 tetes molibdat. Endapan kuning dari NH4-arsenat molibdat.

Sentrat mengandung SbCl3 dan SnCl4 dibagi dua. Bagian pertama + butiran Fe, uapkan sampai dengan hampir kering, kemudian larutkan dalam 10 tetes air, sentrifuge. 3 tetes larutan + 1 tetes HgCl2 5 %. Endapan putih atau abu-abu menandakan ada Sn. Kertas saring + 1 tetes cacothilin, kemudian setetes larutan warna merah ungu menyatakan Sn. Yang lain diperiksa terhadap Sb : 2 tetes larutan + sedikit kNO2 padat, aduk sampai dengan tidak timbul gas lagi + 2 tetes Rhodamin B. warna merah menjadi ungu. Sisa larutan diuapkan sampai dengan tinggal sedikit + 10 tetes 6 M NAOAc. PH dijaga 6 7, didihkan mungkin ada endapan (tidak apa-apa). Larutan yang masih panas + sebutir Na2S2O3 bagian bawah terjadi warna merah dari Sb2OS2. jika perlu biarkan 3 atau 4 menit dalam penangas air. Pemisahan golongan III : Fe(OH)3 ; Al(OH)3 ; Cr(OH)3 ; MnO2nH2O Endapan dicuci dengan 3 kali dengan 1 ml air yang mengandung sedikit NH4NO3 Tambahkan 1 ml 2 M NaOH dan ml H2O2 6 %, didihkan sampai H2O2 habis, sentrifuge. Endapan mungkin Fe(OH)3 atau MnO2 n H2O. Dicuci 1 x dengan 1 ml air mengandung NH4NO3. larutkan dalam 5 tetes HCl pekat, encerkan sampai dengan 1 ml, kerjakan sebagai berikut : Setetes larutan + setetes KSCN 2 M, warna merah darah menandakan Fe. Setetes larutan + setetes K4Fe(CN)6, warna biru menyatakan Fe. Setetes larutan + 5 tetes 6 M HNO3 dan sedikit NaBiO3 atau KIO4 atau PbO2. panaskan beberapa saat, warna ungu menyatakan Mn. 2 tetes larutan dikisatkan + sedikit Na2CO3 padat + KCl O3 padat, lebur. Warna hijau dari K2MnO4 menyatakan ada Mn. Sentrat mungkin mengandung NaAlO2 dan NaCrO4. asamkan dengan 6 M HOAcsampai dengan tepat netral (terhadap lakmus). Sentrifuge. Endapan dicuci dengan sedikit air dan dilarutkan dalam sedikit 2 M HCl, jika perlu disentrifuge. Nyatakan Al dalam larutan sebagai berikut : Setetes larutan + 2 tetes 6 M NH4 OH, endapan putih Al(OH)3. 5 tetes larutan + 2 tetes 6 M NH4Oac + 3 tetes pereaksi aluminon, panaskan hati-hati 5 menit. Tambahkan (NH4)2 CO3 sampai dengan sedikit basa dan ditambah 3 tetes lagi. Endapan merah menyatakan Al. Sentrat mengandung Na2 CrO4 diperiksa sebagai berikut : Setetes larutan + setetes AgNO3, endapan merah Ag2CrO4. 1 tetes larutan + 1 tetes Pb(Ac)2, endapan kuning Pb CrO4 Pemisahan golongan IV : MnS ; ZnS ; NiS ; CoS

endapan dicuci 4 x dengan air mengandung sedikit NH4OH tambahkan 1 ml air dan 6 tetes 2 M HCl, kocok, sentrifuge. Sentrat dididihkan untuk menghilangkan H2S, periksa dengan kertas Pb(OAc)2 mungkin mengandung Zn++ dan Mn++. Tambahkan 10 tetes 6 M NaOH + 1 tetes H2O2 3 % didihkan, sentrifuge. Sentrat mungkin mengandung Na2ZnO2 dibagi dalam 2 bagian : Alirkan gas H2S, endapan putih ZnS. Asamkan dengan sedikit 3 M H2SO4 (tidak boleh terlalu asam), kemudian + 0,5 ml CuSO4 0,1 % + 2 ml (NH4)2 Hg(SCN)4, terjadi endapan lembayung. Asamkan dengan sedikit H2SO4 + 1 tetes k4Fe(CN)6, endapan putih menyatakan Zn. Endapan mungkin MnO2, cuci 2 x dengan 1 ml air, larutkan dalam 10 tetes HCl pekat. Selidiki MnCl2 sebagai berikut : 1 tetes larutan + 3 tetes 6 M HNO3 dan sedikit KIO2, NaBiO3 atau PbO2. panaskan, warna ungu KmnO4. 2 tetes larutan dikisatkan + sedikit NaOH padat + kClO3 padat, lebur, warna hijau dari k2MnO4. Endapan ? Endapan mungkin CoS dan NiS, dicuci 4 x dengan air dan sedikit HOAc. Tambahkan 15 tetes HCl dan 5 tetes HNO3 pekat, uapkan sampai dengan hampir kering. Larutkan dalam 1 ml H2O + 1 tetes 2 M HCl, jika perlu disentrifuge. Larutan ini dibagi dua sebagai berikut : pada setetes sentrat + 1 tetes NH4Cl +1 tetes 6 M NH4OH dan 1 tetes dimetilglioksim. Endapan merah menyatakan Ni. Pada 2 tetes larutan + sedikit k SCN padat + 1 tetes amil alkohol, aduk. Warna biru amil alkohol menyatakan ada Co. 2 tetes larutan + 2 M HCl + 2 tetes nitroso naftol. Tambahkan 1 tetes CHCl3 dan aduk. Endapan merah menyatakan ada Co. Pemisahan golongan V : CaCO3 ; SrCO3 ; BaCO3 Endapan dicuci kemudian dilarutkan dalam sedikit mungkin HOAc panas + tetes demi tetes NH4Oac dan k2CrO4. Didihkan sebentar kemudian disentrifuge. Endapan kuning BaCrO4, larutan dalam HCl encer panas, kisatkan. 1 tetes larutan + 2 M H2SO4, endapan putih BaSO4. 1 tetes larutan + HOAc + NH4Oac + k2CrO4, endapan kuning BaCrO4. Sentrat diperiksa dengan cara Feigi apakah Sr ada atau tidak. Jika tidak ada, + (NH4)2 Cr2O4 dan didihkan. Endapan putih CaC2O4. Jika ada Sr, pada sentrat + NH4OH sampai dengan warna kuning, kemudian + alkohol 65 % dalam jumlah yang sama. Sentrifuge. Endapan kuning Sr CrO4

Sentrat sebagian didihkan kemudian + (NH4)2 C2O4. Endapan putih CaC2O4.

Cara Feigi : Teteskan larutan pada kertas saring + 1 tetes pereaksi Narodizonat. Warna merah coklat menyatakan ada Ba dan Sr. warna merah Sr akan hilang pada penambahan setetes 1 M HCl. Sedangkan warna merah dari Ba tetap. Pemisahan golongan VI : Mg2+ ; K+ ; Na+ Kisatkan sampai dengan kering (dalam lemari asam) lanjutkan pemijaran sampai tidak lagi keluar uap putih NH4Cl; (untuk mempercepat proses selanjutnya + 2 ml HNO3 pekat). Sisa endapan yang telah bebas NH4+ dilarutkan dalam beberapa ml air, aduk dan panaskan sebentar, bagi dalam 3 bagian : ~ - Pada 2 tetes larutan + 2 tetes 2 M NH4Cl + beberapa tetes NH4OH sampai basa + 2 tetes Na2 HPO4, endapan putih Mg NH4PO4. - 3 tetes larutan + 1 tetes pereaksi magneson + 5 tetes 1 M NaOH. Endapan biru menyatakan Mg. - 1 tetes larutan + 1 tetes pereaksi kuning-titan + 1 tetes 2 M NaOH. Endapan merah menyatakan Mg. ~ Pada 1 tetes larutan + 1 tetes pereaksi Zn-uranil-asetat. Endapan kuning menyatakan Na. ~ 1 tetes larutan + 1 tetes pereaksi Na2Co(NO2)6 yang baru dibuat + sedilit asam asetat 2 M. endapan kuning menyatakan K. Pemisahan kation jika ada anion-anion pengganggu Dalam pemisahan-pemisahan seperti tersebut diatas, dianggap tidak ada anion yang mengganggu jika ada, hendaknya skema dirobah sebagai berikut : setelah diendapkan golongan III, sentrat dilanjutkan seperti pada (pemisahan golongan). Endapan diselidiki dahulu terhadap anion pengganggu sebagai berikut : ~ Fosfat Sedikit endapan dilarutkan dalam 1 tetes HNO3 pekat + 1 tetes H2O, kemudian 2 tetes amonium molibdat. Endapan kuning menyatakan fosfat. ~ Borat dan oksalat Sedikit endapan didihkan dengan 10 tetes Na2CO3 jenuh. Sentrifuge, sentrat diselidiki sebagai berikut : 1 tetes larutan diasamkan dengan 2 tetes 6 M HOAc + 1 tetes CaCl2. Endapan putih Ca C2O4 menyatakan oksalat. 1 tetes larutan diasamkan dengan 2 M HCl, kemudian teteskan pada kertas kurkuma, keringkan hati-hati, kemudian 1 tetes 2 M NaOH. Noda biru hijau menyatakan borat. Bergantung pada hasil, lanjutkan sebagai berikut : a. Oksalat dan/ atau borat 10 menit, kemudian disentifuge dan dicuci. Kalau ada fosfat lanjutkan menurut (b), kalau tidak ada, larutkan dalam 4 tetes 2 M HNO3 + 12 tetes air dan lanjutkan menurut pemisahan golongan III.sJika tidak ada, lanjutkan menurut (b), jika ada, endapan didihkan dengan 2 ml

Na2CO3 jenuh b. Fosfat 3 (periksa dengan kertas bromfenol biru harus tepat jadi kuning), kemudian + 1 M PbOAc sampai dengan terjadi endapan lagi, sentrifuge. Sentrat diasamkan dengan 2 M HCl, alirkan H2S sampai jenuh dan endapan yang terbentuk disaring. Sentrat dilanjutkan menurut pemisahan golongan III.sEndapan dilarutkan dalam 4 tetes 2 M HOAc dan dengan NH4O Acatau HOAc diatur pH = Beberapa catatan pada pemisahan golongan-golongan ~ Golongan I Tidak larutnya AgCl, PbCl2 dan HgCl adalah dasar dari pemisahan golongan I. PbCl2 larut sedikit dalam air, karena itu tidak mengendap sempurna dalam golongan I, sehingga terdapat pula dalam golongan II sebagai PbS. PbCl2 larut baik dalam air panas, karena itu dapat dipisahkan dari klorida-klorida yang lain. AgCl dapat dipisahkan dari Hg2Cl2 karena membentuk kompleks Ag(NH3)2Cl yang larut. HCl yang diberikan tidak boleh berlebihan karena akan melarutkan sebagian AgCl dan Hg2Cl2 menjadi senyawa-senyawa kompleks. Kadang-kadang dalam golongan ini terjadi endapan oksiklorida dari Sb, Bi, Sn tetapi dapat larut lagi dalam HCl berlebih. ~ Golongan II Pada permulaan larutan harus bersifat asam sekali untuk mengubah AsO3- menjadi As5+ dan AsO3- menjadi As3+, sehingga dengan H2S menjadi sulfida-sulfida. Penambahan H2O2 gunanya untuk mengoksidasi terutama Sn2+ menjadi Sn4+. SnS adalah endapan menyerupai larutan gelatin yang sukar disaring, sedangkan SnS2 mudah disaring dan mudah larut dalam (NH4)2S. Kelebihan H2O2 harus dihilangkan dengan mendidihkan, sebelum H2S dialirkan, untuk mencegah oksidasi H2S menjadi endapan S. Penambahan air iod adalah untuk mengubah As5+ menjadi As3+ karena pengedapan As2S2 lambat sedangkan As2S3 cepat. I2 akan direduksi oleh H2S menjadi I yang akan mereduksi As5+ menjadi As3+. Penambahan NaOH berguna untuk menurunkan keasaman menjadi tepat 0,3 M terhadap kertas indikator metil violet. Jika [H+] terlalu tinggi pengendapan PbS dan CdS tidak sempurna, tetapi jika kurang asam terjadi endapan sebagai dari CoS, NiS dan ZnS.

Pengontrolan keasaman dengan indikator metil violet Konsentrasi H+ pH Warna indikator Netral / alkali 7 Violet 0,1 M HCl 1,0 Biru 0,25 0,6 Hijau-biru 0,33 0,5 Hijau-kuning

0,50 0,3 Kuning ~ Golongan IIA Semua sulfida golongan IIA larut dalam HNO3 encer kecuali HgS 3 MS + 2 NO3- + H+ 3M2+ + 2 NO + 3 S + 4 H2O HgS hanya larut dalam aqua regia : + 4 H2OqHgS + 2 NO3- + 8 H+ + 12 Cl HgCl4- + 2 NO + 3 S Pb dapat dipisahkan dari kation-kation lain dengan penambahan H2SO4 pekat mengendap sebagai PbSO4. pemanasan hingga terjadi uap putih SO3 untuk meyakinkan bahwa semua HNO3 telah habis supaya PbSO4 bisa mengendap. Pemisahan Bi dapat dilakukan dengan penambahan NH4OH memberikan kompleks Cu(NH3)42+ dan Cd(NH3)42+ yang mudah larut, sedangkan Bi mengendap sebagai Bi(OH)3 yang tidak larut dalam NH4OH berlebih. Jika ditambah Na-stanit, terjadi endapan hitam dari Bi : 2 Bi(OH)3 + 3 SnO2= 2 Bi + SnO3 + 3 H2O Warna biru menyatakan ada Cu2+. Adanyan Cd2+ dapat dinyatakan dengan kCN sehingga warna biru hilang. Konstanta ketidakstabilan Cu(CN)4= < Cd(CN)4= sehingga jika ditambah H2S hanya CdS yang mengendap. Cd(NH3)42+ + 4 CN- + 4 H2O Cd(CN3)4=+ 4 NH4 OH Cd(CN)4= Cd2+ + 4 CN= + 2 H+qCd2++ H2 S CdS ~ Golongan IIB Jika pada larutan kompleks IIB ditambah asam : 2 AsS3- + 6 H+ As2S3 + 3 H2S (tidak larut dalam HCl pekat) 2 SbS3- + 6 H+ Sb2S3 + 3 H2S (larut dalam HCl pekat) SnS3=+ 2 H+ SnS2 + H2S (larut dalam HCl pekat) Sb2S3 + 6 H+ 2 Sb3+ + 3 H2S SnS3 + 4 H+ Sn4+ + 2 H2S As2S3 pada penambahan H2O2 dan NaOH dapat dirubah menjadi arsenat, yang dapat dinyatakan dengan pereaksi molibdat. ~ Golongan III H2S harus dihilangkan karena dengan NH4OH membentuk (NH4)2S yang dalam suasana basa dapat mengendapkan ion-ion golongan IV. Fe3+ yang mengendap sempurna dengan larutan NH4OH.p Fe terdapat sebagai Fe2+ karena direduksi oleh H2S. Penambahan air brom untuk mengubah Fe2+ Penambahan NH4Cl untuk mencegah turut mengendapnya Mg(OH)2. Endapan yang berupa Fe(OH)3, Al(OH)3, Cr(OH)3, Mn O2 X H2O harus dicuci dengan (NH4) NO3 2 % untuk mencegah terjadinya peptisasi. Jika endapan dididihkan dengan H2O2 dan NaOH, Cr(OH)3 akan menjadi Na2ClO4, Al(OH)3 menjadi NaAlO2 keduanya mudah larut sehingga dapat dipisahkan dari Fe(OH)3 dan MnO2 X H2O.

~ Golongan IV Pada penambahan (NH4)2S dalam suasana basa terjadi endapan NiS, CoS, ZnS, MnS. Ada kemungkinan NiS dalam keadaan koloid (larutan gelap), untuk mengendapkan NiS ditambah asam cuka 6 M. Endapan dicuci dengan NH4OH untuk mencegah terjadinya peptisasi. NiS dan CoS tidak larut dalam HCl, tetapi dalam air raja : CoS+ 4 H+ + Cl- + NO3- CO2+ + S + NOCl + 2 H2O Pemisahan Mn2+ dari Zn2+ didasarkan atas sifat ampotir Zn. Pada penambahan H2O2 dan NaOH : Mn2++ 2 OH- + H2O2 MnO2 + 2 H2O Zn2++ 4 OH- ZnO2= + 2 H2O ~ Golongan V Suasana harus basa, sebab dalam keadaan asam akan terbentuk garam-garam bikarbonat yang kelarutannya lebih besar. Penambahan NH4Cl untuk mencegah mengendapnya Mg2+ sebagai MgCo3 MgCO3 + NH4+ Mg(HCO3)+ + NH3 Endapan mungkin CaCO3, SrCO3, BaCO3 yang mudah larut dalam asam cuka panas. Pemisahan Ba2+ dari Sr2+ dan Ca2+ didasarkan pada perbedaan kelarutan garam garam kromatnya, Ksp BaCrO4 2,3 . 10-10, SrCrO4 3,8 . 10-4, CaCrO4 2,3 . 10-2. Dalam larutan bufer NH4Oac dan HOAc, [H+] adalah sedemikian rupa sehingga [CrO42-] cukup besar untuk dapat melampaui Ksp BaCrO4 saja . penambahan NH4OH gunanya untuk mengurangi [H+] sehingga SrCrO4 akan mengendap jika ditambah alkohol. ~ Golongan VI (sisa) Pemijaran berguna untuk menhilangkan NH4+ sebagai NH4Cl yang mudah menyublim. NH4+ akan mengganggu reaksi-reaksi penentu K+ karena memeberikan hasil yang sama. Pembentukan MgNH4PO4 lambat (terbentuk larutan lewat jenuh). Dapat dipercepat dengan menggosok dinding tabung dengan batang pengaduk. Reaksi penentuan Na+ dan K+ harus dilakukan dengan larutan yang pekat. Penyelidikan Anion Dari pemeriksaan pendahuluan telah diketahui anion-anion CO3= , OAc , S=, dan sebagainya. Untuk anion-anion lain dibuat larutan sebagai berikut : 10 menit, logam-logam lain selain alkali akan mengendap sebagai karbonat dan hidroksida, sedangkan anion-anionnya akan larut sebagai garam alkali.s Sedikit zat asal dimasak dengan larutan Na2CO3 jenuh (atau + Na2CO3 padat dan sedikit air) Setelah disaring akan didapat larutan yang mengandung anion-anion. Selanjutnya disebut larutan ekstrak soda (ES), jika perlu dapat diencerkan dengan menambah sedikit H2O. ~ Mencari ion-ion pereduksi I ml ES diasamkan dengan 3 M H2SO4 sedikit berlebih + 1 tetes KMnO4. Jika warna KMnO4hilang berarti ada ion-ion pereduksi seperti SO3=, S2O3=, S=, NO2, SCN, Br atau I. Jika warna tidak hilang panaskan sebentar dan amati, jika sekarang hilang mungkin ada

C2O4=. ~ Mencari ion-ion pengoksidasi 1 ml ES diasamkan dengan 3 M H2SO4 + larutan defilamin, warna biru menunjukkan ada ionion pengoksidasi. ~ Tiosianat SCN1 tetes ES + beberapa tetes 6 M HCl + 1 tetes FeCl3 , terjadi warna merah ~ Nitrit dan nitrat Jika dalam ES ada SCN- harus dihilangkan dengan menambah Ag2CO3 atau Ag2SO4 kemudian disentrifug, endapan dibuang, sentrat diperiksa. Sedikit larutan diasamkan dengan 6 M HOAc + tio-ureum 10 % biarkan 5 menit, asamkan dengan HCl encer, kemudian + 1 tetes FeCl3, warna merah menyatakan NO2. jika hasilnya positip, NO2- ini harus dihilangkan dengan cara menambahkan pada ES HCl encer + ureum, didihkan. HNO2 akan keluar sebagai N2. Setelah reaksi selesai langsung dilakukan tes cincin coklat. Sedikit larutan + 3 M H2SO4 sampai cukup asam kemudian + larutan garam Mohr yang baru dibuat. Aliri sepanjang dinding tabung dengan hati-hati H2SO4 pekat. Cincin coklat pada perbatasan larutan menyatakan NO3-. Cara lain penentuan NO3- adalah sebagai berikut : Sedikit larutan + 2 M NaOH + serbuk Al, periksa gas yang keluar dengan lakmus merah, perubahan warna menjadi biru menyatakan ada NO3-.

~ Posfat PO43 ml ES diasamkan dengan 2 M HNO3 + amonium molibdat dan panaskan. Endapan kuning menyatakan PO43- atau AsO43 ml ES diasamkan dengan 6 M HCl + 1 tetes air iod, alirkan H2S untuk mengendapkan As2S3. H2S dikeluarkan dengan pendidihan, netralkan dengan NaOH dan lakukan penentuan PO43- seperti diatas. ~ Borat ml ES diasamkan dengan 2 M HCl + 1 tetes pada kertas kurkuma, keringkan hati-hati kemudian + 1 tetes 2 M NaOH. Noda biru menyatakan borat. Jika melalui zat asal, sedikit larutan + H2SO4 pekat, alkohol kemudian dibakar dalam cawan penguapan, warna hijau manyatakan borat. ~ Sulfida ES diasamkan dengan 2 M HCl + 1 tetes Pb(OAc)2, warna hitam PbS menyatakan ada sulfida. ~ Sulfat, sulfit, oksalat, kromat dan fluorida. ml ES diasamkan dengan 1 M HCl, jika ada ion sulfida dihilangkan dengan Cd(NO3)2. Endapan kuning CdS, putih S (berasal dari Na2S3O3) Sentrat + larutan BaCl2. Endapan putih BaSO4 menyatakan SO4=.

Sentrat + air Br2 sambil dikocok sampai warna kuning tidak hilang lagi. Endapan putih BaSO4 menyatakan ada SO3= atau S2O3=. Sentrat + NaOAc dan disentrifuge. Endapan kuning BaCrO4 menyatakan ada HCrO4 atau H2CrO7, putih BaF2, putih BaC2O4 jika banyak sekali terdapat HF dan H2C2O4. Sentrat + larutan CaCl2. Endapan putih CaC2O4 , putih CaF2. sentrifuge, endapan + air dan HOAc 2 M + 1 tetes larutan 0,2 M KmnO4. jika warna KmnO4 hilang + lagi KmnO4 sampai warna tetap. Jika endapan melarut seluruhnya maka hanya terdapat H2C2O4. Jika masih ada endapan berarti terdapat H2C2O4 dan HF. Jika pada penambahan 1 tetes 0,2 M KmnO4 warnanya tidak hilang berarti endapan adalah CaF2 dan menyatakan hanya ada HF. ~ Ion-ion Halida 1 ml ES diasamkan dengan beberapa tetes 6 M HNO3 samapai sedikit berlebih. Tambahkan larutan AgNO3 encer, endapan yang terjadi disentrifuge. Jika terdapat SCN-, maka setelah endapan dicuci kemudian + HNO3 pekat dan diuapkan sampai dengan hampir kering, AgSCN akan habis teroksidasi. Endapan yang telah bebas AgSCN (putih) dicuci dengan campuran 1 ml H2O + 5 tetes 6 M HNO3 sampai bebas dari Ag+, kemudian + 10 tetes 1 M (NH4)2 CO3 dan disentrifuge. Endapan mungkin AgBr (putih kuning) dan AgI (kuning). Tambahkan sedikit Zn padat + 1 ml 2 M H2SO4, oleh reduksi terjadi HBr dan HI. Sentrifuge. Larutan diselidiki terhadap Iodida : 1 tetes larutan + 1 tetes 0,1 M FeCl3. campuran ini diteteskan pada kertas kanji, warna biru menyatakan I-. Jika tes Iodida positif, I- harus dihilangkan dengan cara sisa larutan + sevolum yang sama 0,1 M FeCl3, didihkan sampai dengan habis (periksa dengan kertas kanji) 3 tetes larutan bebas Iodida + 5 tetes CHCl3 menyatakan Br-. Sentrat mengandung Ag(NH3)2+ dan Cl- dibagi dua : Sebagian + 1 tetes 1 M KBr. Endapan putih kuning AgBr menyatakan ada Br-. Bagian lain diasamkan dengan 6 M HNO3. endapan putih AgCl menyatakan ada Cl-. Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Solubility Pruducts Constants) Misal kestabilan fase padat dari garam yang tidak larut dan ion-ionnya dalam larutan adalah : AgCl(S) Ag+ + Cl= Tetapi kestabilan untuk reaksi pelarutan ini : untuk suatu larutan jenuh perak klorida, pengaruh zat padat yang tak larut AgCl(s) berapa saja adalah konstan. [AgCl(S)] = k sehingga (kc) (k) = Ksp = [Ag+] [Cl-] untuk reaksi umum Am Bn(s) m An+ + n BmKsp = [An]m [Bm-]n contoh : PbCl2(S) Pb2+ + 2 Cl= Ca3(PO4)2(S) 3 Ca2+ + 2 PO43-

Masing-masing Ksp = [Pb3] [Cl-]2 Ksp = [Ca2+]3 [PO43-]2 Contoh hitungan Kelarutan perak klorida secara eKsperimen adalah 0,00192 g/L pada 25oC Maka kelarutannya adalah Jika 1,34 . 10-5 mol/L AgCl melarut, maka konsentrasi Ag+ = konsentrasi Cl- yaitu 1,34 . 10-5 M. Dengan demikian Ksp = [Ag+] [Cl-] = (1,34 . 10-5)2 = 1,8 . 10-10 Hasil kali kelarutan dihitung hanya untuk garam-garam yang sedikit dapat larut, karena hubungan Ksp berlaku tepat hanya untuk larutan encer. Membandingkan data Ksp Senyawa Ksp Kelarutan mol/L BaSO4 1,1 . 10-10 1,0 . 10-5 Mg(OH)2 1,8 . 10-11 1,7 . 10-4 Mn(OH)2 1,9 . 10-13 3,5 . 10-5 Terdapat hubungan penting : untuk 2 garam dengan rumus tipe yang sama (misal angka banding ion 1: 2) maka garam dengan Ksp rendah mempunyai kelarutan yang rendah pula. Jika rumus tipe berlainan, tidak ada hubungan Ksp. Efek ion sekutu (Common ion effect) Dalam 1 L larutan BaSO4 jenuh mengandung 1,0 . 10-5 mol ion Ba2+ maupun SO4=. Namun jika konsentrasi SO4= dinaikkan dengan menambah suatu garam dapat larut seperti Na2SO4, k2SO4 atau H2SO4, konsentrasi Ba2+ harus berkurang agar hasil kali [Ba2+][SO4=] konstan. Misal Na2SO4 ditambahkan sampai konsentrasi SO4= menjadi 0,1 M, maka : Ksp = 1,1 . 10-10 = [Ba2+] [0,1] [Ba2+] = 1,1 . 10-9 M jadi konsentrasi BaSO4 yang dapat larut dalam SO4= 0,1 M adalah 1,1 . 10-9 lebih kecil kelarutannya dalam air (1,0 . 10-5 M). Pemisahan Dengan Pengendapan Selektif Perhatikan larutan yang mengandung Mn2+ 0,1 M dan Mg2+ 0,1 M pada pH 7. karena Ksp Mn(OH)2 1,9 . 10-13 < Ksp Mg(OH)2 1,8 . 10-11 maka seharusnya sangat mungkin untuk mengendapkan hanya Mn2+ dengan menambahkan OH- dengan konsentrasi yang benar. Jika konsntrasi OH- dinaikkan sehingga dicapai Ksp Mg(OH)2 maka larutan itu jenuh dengan ion Mg2+ tetapi belum terbentuk endapan Ksp Mg(OH)2. Berapa konsentrasi OH- saat ini ? Ksp = 1,8 . 10-11 = [Mg2+] [OH-]2 1,8 . 10-11 = [0,1] [OH-]2 [OH-]2 = 1,8 . 10-10 M [OH-] = 1,3 . 10-5 M konsentrasi sebesar ini sudah cukup untuk mengendapkan hanya Mn(OH)2 saja. Ksp = 1,9 . 10-13 = [Mn2+] [OH-]2

1,9 . 10-13 = [Mn2+] [1,3 . 10-5]2 [Mn2+] = 1,1 . 10-3 M Mn2+ yang tetap dalam larutan = Artinya 98,9 % Mn2+ telah diendapkan. Tetapan Kestabilan Dalam Kimia Analitis Mencari suatu ligan yang akan bereaksi dengan salah satu senyawaan untuk membentuk kompleks yang dapat larut adalah sangat berguna dalam pemisahan. Misal ion Cl-, Br- sangat mirip dan membentuk endapan yang serupa dengan ion Ag+. Namun campuran AgCl dan AgBr dapat dipisahkan dengan menambah amonia dalam air dalam jumlah yang tepat. Ligan NH3 cenderung membentuk ion kompleks Ag(NH3)+ yang dapat larut. Karena AgCl (Ksp 1,8 . 10-10) lebih mudah larut daripada AgBr (Ksp 5,0 . 10-13) maka AgCl cenderung bersenyawa dengan NH3 yang melarut. Contoh lain adalah pada pemisahan ion Cu2+ dan Bi3+. Kedua ion ini membentuk endapan hidroksida dalam amonia berair: + 2 NH4+qCu2++ 2 NH3 + 2H2O Cu(OH)2 + 3 NH4+qBr2++ 3 NH3 + 3H2O Bi(OH)3 Pada penambahan NH3 berlebih akan melarutkan Cu(OH)2 membentuk kompleks yang sangat kuat. Cu(OH)2 + 4 NH3 Cu(NH3 )4 2+ + 2 OHContoh yang hampir sama paada pemisahan ion Fe3+ dan Al3+. Ion-ion membentuk endapan hidroksida dengan NaOH. Tetapi hanya Al(OH)3 yang larut pada penambahan berlebih : qFe3+ + 3 OH- Fe(OH)3 qAl3+ + 3 OH- Al(OH)3 Al(OH)3 + OH- Al(OH)4Contoh-contoh Soal : 1. Kelarutan kalsium fluorida ditentukan secara eKsperimen sebesar 0,015 g/L pada 25oC. Hitung Ksp (Mr = 78,1 g) 2. Diketahui Ksp untuk Mg(OH)2 1,8 . 10-11. Hitung kelarutan senyawa ini dalam gram per 100 ml larutan. Mr = 58,3 3. Kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan 100 ml adalah 1,8 . 10-11g. Berapakah kelarutan dalam 100 ml larutan NaOH 0,05 M. ? 4. kepada 50 ml natrium posfat 0,05 M ditambahkan 50 ml barium klorida 0,001 M. Ksp barium posfat 3,4 . 10-23 a. Tunjukkan dengan perhitungan apakah barium posfat mengendap/tidak b. Berapa konsentrasi Ba2+ dalam larutan pada kestabilan c. Bearapa % ion Ba2+ tetap berada dalam larutan 5. Andaikan suatu larutan mengandung ion Zn2+ 0,1 M dan Cd2+ 0,1 M a. berapa konsentrasi S= yang diperlukan untuk mengendapkan maksimum satu kation sebagai sulfida tak dapat larut. Sementara kation lain tetap tinggal dalam larutan. b. Untuk kation yang terendapkan, hitung % yang akan tetap dalam larutan. Diketahui Ksp ZnS 1,6 . 10-23 dan Ksp CdS 8,0 . 10-27

Penyelesaian : 1. CaF2(S) Ca2+ + 2 F= Kelarutan CaF2 = Ksp = [Ca2] [F-]2 = (1,9 . 10-4 ) (2 x 1,9 . 10-4 )2 = 2,7 . 10-11 2. Mg(OH)2 Mg2+ + 2 OH= Ksp = [Mg2+] [OH-]2 1,8 . 10-11 = (x) (2x)2 x = 1,7 . 10-4 mol/L kelarutan per 100 ml = (1,7 . 10-4 ) (58,7)(0,1)= 9,9 . 10-4 g. 3. NaOH Na+ + OH= [Na+] = [OH-] = 0,05 M Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+] [OH-]2 1,8 . 10-11 = [Mg2+] [0,05]2 [Mg2+] = 7,2 . 10-9 M kelarutan Mg(OH)2 per 100 ml = (97,2 . 10-9 ) (58,3)(0,1) = 4,2 . 10-8 g. 4. a. Dengan pengenceran menjadi dua kali nya maka konsntrasi PO43- 0,025 M dan konsentrasi Ba2+ 0,0005 M. [Ba2+]3 [PO43-] = (5 . 10-4 ) (2,5 . 10-2 )2 = 7,8 . 10-14 7,8 . 10-14 > Ksp Ba3 (PO4)2 3,4 . 10-23 maka disimpulkan akan terbentuk endapan Ba3(PO4)2 b. Ksp = [Ba2+]3 [PO43-]2 3,4 . 10-23 = [Ba2+]3 (2,5 . 10 2)2 [Ba2+] = 3,8 . 10-7 M c. Ba2+ yang tinggal dalam larutan = 5. a. Ksp ZnS > Ksp CdS maka akan dihitung konsentrasi S= setinggi berapa sebelum ZnS mengendap. Ksp = [Zn2+] [S=] 1,6 . 10-23 = [0,1] [ S=] [ S=] = 1,6 . 10-22 M b. Ksp = [Cd2+] [S=] 8,0 . 10-27 = [Cd2+] [1,6 . 10 22] [Cd2+] = 5,0 . 10-5 M Cd2+ yang tinggal dalam larutan = Soal-soal Latihan : 1. Nilai Ksp Mg(OH)2 dan Mn(OH)2 masing-masing adalah 1,8 . 10-11 dan 1,9. 10-13 jika

suatu larutan yang mengandung ion Mn2+ 0,1 M dan Mg2+ 0,1 M pada pH 7, cara mana berikut ini yang dapat memisahkan satu sama lain ? a. Menambahkan NH3 sampai konsentrasi 0,5 M b. Menambahkan NH3 dan NH4Cl sampai konsentrasi masing-masing 0,5 M dan 1,0 M. 2. a. Untuk menambahkan suatu campuran 0,01 mol AgCl(s) dan 0,01 mol AgBr(s) berapa konsentrasi molar NH3 yang diperlukan untuk melarutkan hanya AgCl dalam 1 L larutan ? b. Berapa mol NH3 diperlukan untuk melarutkan AgBr ? diketahui kf Ag(NH3)2+ = 1,1 . 107 kb NH3 = 1,8 . 10-5 Ksp AgCl 1,8 . 10-10 Ksp AgBr 5,0 . 10-13 Diposkan oleh Yayat Arizonia di 18:16 0 komentar Air merupakan salah satu faktor dalam penentu dalam proses produksi baik pada industri pangan maupun industri lainnya. Hampir semua kegiatan industri dan bahkan semua kegiatan kehidupan membutuhkan air. Namun tiap-tiap kegiatan tersebut membutuhkan kualitas yang berbeda. Tapi secara umum air yang baik digunakan adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mengandung senyawa berbahaya dan tidak mengandung bakteri pathogen. Berdasarkan keterikatannya, Air dalam produk pangan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : 1. Air bebas (free water). Terdapat dalam permukaan bahan atau pori-pori bahan pangan yang tidak terjadi ikatan secara kimia. Air ini mudah diuapkan (vaporable water). Bila air bebas diuapkan seluruhnya , kadar air bahan berkisar 12%-25% tergantung jenis bahan dan suhu pengeringan/penguapan. Contoh : Air yang terdapat pada permukaan bahan pangan yang baru dicuci, sebagai air bebas dalam jambu air, dsb. 2. Air yang terikat secara fisik. Merupakan air bahan yang terdapat dalam jaringan matriks bahan (tenunan bahan) karena adanya ikatan-ikatan fisik, terdiri dari : - Air terikat menurut sistem kapiler - Air Absorpsi - Air yang terkurung di antara tenunan bahan karena ada hambatan mekanis. Ketiga jenis air terikat ini bila teruapkan, menjadi bahan yang tidak mengandung air, sering disebut sebagai bahan kering. 3. Air terikat secara kimia. Untuk mengeluarkan air ini perlu energi yang besar. Bila air ini dihilangkan, mikroorganisme, reaksi pencoklatan, hidrolisis, oksidasi lemak dapat dikurangi. Jika air ini dihilangkan semuanya, kadar air bahan sekitar 3-7%. Air bahan yang terikat secara kimia adalah : 1. Air yang terikat sebagai kristal, atau kristal yang mengikat molekul air, misalnya NaClxH20, CuSO4xH2O 2. Air yang terikat dalm sistem dispersi koloidal, terdiri dari partikel-partikel yang bentuk dan ukurannya beragam. Partikel-partikel tersebut bermuatan listrik positif atau negatif sehingga dapat menarik partikel yang berlawanan. 3. Menurut Winarno dan Fardiaz (1973), air mempunyai panas jenis dan panas laten yang relatif besar dibandingkan dengan benda-benda lainnya. 4. Panas jenis air 1.02Btu/lb/oF, yaitu jumlah panas yang diperlukan untuk menaikan suhu 1 lb air sebanyak 1oF. 5. Panas laten penguapan air adalah 971 Btu/lb yaitu jumlah panas yang diperlukan untuk mengubah 1 lb air menjadi uap pada suhu titik didih air (100oC). Kadar air suatu bahan dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu berdasarkan bahan kering (dry basis) dan berdasarkan bahn basah (wet basis). Kadar air secara dry basis adalh perbandingan

antara berat air di dalam bahan tersebut dengan berat keringnya. Bahan kering adalah berat bahan asal setelah dikurangi dengan berat airnya. Sedangkan kadar air secara wet basis adalah perbandingan antara berat air di dalam bahan tersebut dengan berat bahan mentah.

http://apwardhanu.wordpress.com/2009/04/15/air/ Diposkan oleh Yayat Arizonia di 01:38 0 komentar

Rabu, 03 November 2010 Kepadatan massa atau kepadatan material didefinisikan sebagai massa per satuan volume. Simbol yang paling sering digunakan untuk kerapatan adalah (rho huruf Yunani itu). Dalam beberapa kasus (misalnya, di Amerika Serikat minyak dan gas), kepadatan juga didefinisikan sebagai berat per satuan volume; [1] walaupun jumlah ini lebih tepat disebut berat tertentu. Bahan yang berbeda biasanya memiliki kerapatan yang berbeda, sehingga kepadatan merupakan konsep penting tentang daya apung, kemurnian dan kemasan. Osmium adalah substansi yang dikenal terpadat pada kondisi standar untuk suhu dan tekanan. Kepadatan dapat digunakan dalam segala macam bahan kimia yang diuji. Kepadatan memainkan peran penting dalam benda atau daya apung apakah cairan. Kurang cairan padat mengapung di cairan padat lebih jika cairan tidak campuran. Konsep ini dapat diperpanjang, dengan beberapa perawatan, untuk padat padat kurang mengambang pada cairan yang lebih padat. Jika kerapatan rata-rata (termasuk udara di bawah permukaan air) dari objek kurang dari air (1,0 g per mL) itu akan mengapung dalam air dan jika lebih dari air itu akan tenggelam dalam air. Dalam beberapa kasus adalah densitas dinyatakan sebagai jumlah berdimensi berat jenis (SG) atau kepadatan relatif (RD), dalam hal ini dinyatakan dalam kelipatan kepadatan dari beberapa bahan standar lainnya, biasanya air atau udara / gas. (Misalnya, berat jenis kurang dari satu berarti bahwa substansi mengapung dalam air.) Kepadatan massa material bervariasi dengan suhu dan tekanan. (Varians ini biasanya kecil untuk padatan dan cairan dan jauh lebih besar untuk gas.) Peningkatan tekanan pada objek akan menurunkan volume objek dan karenanya meningkatkan densitas. Peningkatan suhu suatu zat (dengan beberapa pengecualian) menurunkan berat dengan meningkatkan volume zat yang. Dalam bahan yang paling, pemanasan bagian bawah hasil cairan dalam konveksi panas dari bawah ke atas akibat cairan dengan penurunan kepadatan cairan dipanaskan. Hal ini menyebabkan ia naik relatif terhadap material dipanaskan lebih padat. Kebalikan dari kepadatan suatu zat disebut volume spesifik, sebuah representasi umum digunakan dalam termodinamika. Kepadatan adalah properti intensif dalam meningkatkan jumlah zat tidak meningkatkan densitas, melainkan meningkatkan itu massa.

http://en.wikipedia.org/wiki/Density Diposkan oleh Yayat Arizonia di 01:36 0 komentar PRAKTIKUM KIMIA DASAR Judul praktikum : Penentuan Berat Jenis Menentukan berat jenis larutan dengan piknometer dan aerometer.Tujuan Percobaan : Menentukan berat jenis padatan dengan piknometer. Mengenal faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat jenis. Ethanol 95 %Bahan yang digunakan : Pasir Kwarsa Aquadest

Es (sebagai pendingin) Piknometer 25 MlAlat yang dipakai : Aerometer 600 800 Gelas Kimia 250 Ml Gelas Ukur 250 Ml Cr Thermometer 0 - 100 Timbangan Analitik Spatula Dasar Teori : Berat jenis didefinisikan sebagai massa suatu baahn per saruan volume dari bahan tersebut. satuan dari berat jenis adalah Kg/dm3 atau g/cm+3 atau g/ml Berat jenis mempunyai harga konstan pada suatu temperatur tertentu dan tidak bergantung pada jumlah bahan cuplikan (sampel). Dikenal beberapa alat yang digunakan untuk menentukan berat jenis, yaitu aerometer, piknometer, neraca whestpheal. Untuk pekerjaan secara rutin dalam suatu laboratorium terdaapt peralatan elektronik untuk menentukan berat jenis. Penentuan berat jenis dengan aerometer berdasarkan pada prinsip archimedes. Setiap benda yang dicelupkan kedalam suatu cairan, akan mengalami gaya angkat yang besarnya sama dengan zat cair yang dipindahkan, karena adanya benda tersebut. Semakin kecil berat jenis caira, aerometer akan tercelup semakin dalam. Penentuan berat jenis dengan menggunakan Piknometer#Prosedur kerja : Penentuan volume piknometer Timbang piknometer kosong, bersih dan kering (A gram), C (masukkan kedalam tumpukan es). Setelah itu keringkan dengan menggunakan tissue,r Isi piknometer dengan aquadest sampai penuh, lalu turunkan suhunya sampai 18  C (B gram),r Lalu timbang pada saat suhunya mencapai 20 C .r Hitung berat aquadest pada saat 20 Penentuan berat jenis zat cair dengan piknometer Timbang piknometer 25 Ml kosong, bersih, kering (C gram), C,r Isi piknometer dengan zat cair pada suhu 18 C (D gram),r Lalu timbang pada suhu 20 Hitung berat zat cair tersebut.

Penentuan berat jenis zat padat dengan piknometer Timbang piknometer 25 Ml kosong, bersih, kering (E gram), Isi piknometer dengan zat padat sampai separuh volum piknometer, lalu timbang (F gram), C, lalu ditimbang (G gram)r Lalu tambahkan aquadest kedalam piknometer yang telah diketahui

BJnya pada suhu 20 Hitung berat jenis zat padat tersebut. Penentuan berat jenis dengan menggunakan Aerometer# Masukkan ethanol kedalam gelas ukur 250 Ml kemudian masukkan aerometer secara perlahan kedalam ethanol tersebut. Tenangkan sebentar, lalu lihat skalanya, pada skala berapa batas miniskus atas ethanol itu berada. Catat hasilnya sebagai berat jenis ethanol tersebut. Penentuan volume piknometer#Data pengamatan : Berat piknometer kosong = 31,633 gram C) = 55,94 gramr B. Piknometer + H2O ( 20 C) = 24,31 gramr Berat air ( 20 Volume piknometer = = 24,3538 gram Penentuan BJ zat cair dengan piknometer# Berat piknometer kosong = 31,633 gram C) = 51,039 gramr B. Pikno + C2H5OH ( 20 C) = 51,039 31,63 =19,409 grr Berat air ( 20 C) =r Berat jenis zat cair ( 20

Penentuan BJ padatan dengan piknometer# Berat piknometer kosong = 31,633 gram Berat piknometer + P. kwarsa = 40,0103 gram Berat piknometer + pasir + air = 61,1209 gram Berat pasir kwarsa = 40,0103 31,63 = 8,3803 gr Berat zat cair = 61,12 40,01 = 21,11 gram Volume zat cair = Volume zat padat = 24,3538 20,112 = 4,241 ml Berat jenis zat padat = 1,9758 gram Penentuan BJ ethanol dengan Aerometer# Berat jenis ethanol = 800 Volume piknometer kosong#Perhitungan : Berat jenis zat cair# Berat jenis zat padat# Penentuan BJ dengan piknometer#Pembahasan : Untuk zat yang berbentuk liquid, kita dapat mengetahui dengan cara melakukan penimbangan bobot piknometer yang berisi sampel dikurangi dengan piknometer kosong tersebut, setelah itu dimasukkan kedalam rumus Sedangkan untuk padatan, terlebih dahulu kita cari volume padatan dengan cara melakukan pengurangan volume zat padat yang diberi air dengan zat cair tersebut apabila mengisi ruang piknometer. Penentuannya dengan cara melihat langsung pada garis skalanya, pada skala berapa aerometer mengenai batas miniskus atas cairan ethanol.

Kesimpulan : BJ dipengaruhi oleh suhu dan komposisinya. Piknometer dapat digunakan untuk zat berbentuk liquid maupun solid, sedangkan aerometer hanya dapat digunakan untuk zat yang berbentuk liduid saja. Pengukuran BJ untuk cairan lebih praktis bila menggunakan aerometer, karena langsung membaca skalanya saja. Pertanyaan : Mengapa pada penentuan BJ suatu padantan dengan menggunakan Piknometer harus ditambahkan zat cair yang telah diketahui Berat jenisnya ? Karena untuk mengetahui volume padatan yang akan kita cari Bjnya. Jhon WilleyDaftar pustaka : & sons, Laboratory eksperiments for chemistry and the living organisme, 3th, Molly bloomfield. Emil j. Slowinsky, Wayne wolsey, William L. Masterton, Chemical principle in the laboratory with qualitatives analisis, Japan, Holt-saunders Int.ed. Laborpraxis, 2 Messmethoden, Brikhaeuser. Makassar, 12 Oktober 2003 Diposkan oleh Yayat Arizonia di 01:19 0 komentar Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kgm-3) Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. Rumus untuk menentukan massa jenis adalah \rho = \frac{m}{V} dengan adalah massa jenis, m adalah massa, V adalah volume. Satuan massa jenis dalam 'CGS [centi-gram-sekon]' adalah: gram per sentimeter kubik (g/cm3). 1 g/cm3=1000 kg/m3 Massa jenis air murni adalah 1 g/cm3 atau sama dengan 1000 kg/m3 Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai untuk menghitung, maka massa jenis air dipakai perbandingan untuk rumus ke-2 menghitung massa jenis, atau yang dinamakan 'Massa Jenis Relatif'

Rumus massa jenis relatif = Massa bahan / Massa air yang volumenya sama

También podría gustarte