Está en la página 1de 38

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA DAN PEMULIAAN IKAN

Disusun oleh : KELOMPOK 6


1. GALIH ADI PRATAMA

(060710328P) (060710030P) (060710132P) (060710312P) (060710394P)

2. SASMANU ADI MAULANA 3. RISKA SARASWATI 4. NUR HIDAYATI ROBI 5. YESSI MEGAYANA

PROGAM STUDI S1 BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2010 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Sistem berkelamin yang dilakukan oleh mahluk hidup akan

mengakibatkan

dipertahankannya

dan

meningkatkan

keanekaragam dari mahluk hidup tersebut. Berkurangnya keanekaragaman dari sistem berkelamin adalah akibat terjadinya p r os e s dilakukan mahluk hidup secara inbreeding. berkelamin Gentika yang

populasi

membahas tentang frekuensi relatif alel dominan dan ale resesif pada populasi organisme yang melakukan kawin satu sama lain (interbreeding). Suatu populasi yang dapat melakukan perkawinan yang bersifat acak akan memiliki gene pool yang konstan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan disebut dalam keadaan ekuilibrium genetik. Keadaan setimbang yang demikian dapat dilihat pada populasi yang memiliki ciri-ciri: 1.
2.

Perkawinan berlangsung secara acak Populasi berukuran besar

3.

Secara keseluruhan, tidak terdapat perubahan pada gene pool yang disebabkan mutasi

4. 5.

Populasi terisolasi (tidak terjadi migrasi ke dalam maupun ke luar) Seluruh genotip mempunyai kesempatan yang sama dalam keberhasilan untuk bereproduksi.

Hardy-Weinberg mengemukakan rumus untuk menghitung frekuensi alel dan genotip dalam populasi. Jika di dalam populasi terdapat dua alel pada lokus tunggal, alel dominant G dan alel resesif g, jika frekuensi alel dominant dilambangkan,dengan p dan frekuensi alel resesif dilamba-ngkan dengan q maka p + q = 1. Pada reproduksi seksual, frekuensi setiap macam gamet sama dengan frekuensi alel dalam populasi. Jika gamet berpasangan secara acak maka peluang frekuensi homozigot GG = p2, peluang frek-uensi homozigot gg = q2 clan peluang heterozigot Gg = 2pq maka p2 + 2 pq + q2 = 1. 1 Praktikum yang dilaksanakan adalah suatu simulasi di dalam menguji hukum kesetimbangan Hardy-Weinberg pada suatu populasi ikan yang diwakili oleh manik-manik. Setiap manik-manik menggambarkan gamet tunggal dan dua warna menggambarkan alel yang berbeda di dalam gen dengan ketentuan dominant - resesif. TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Mempelajari kesetimbangan Hardy Weinberg dengan menggunakan frekuensi relatif alel dominan dan resesif

2.

Mempelajari sifat dari pasangan alel yang memungkinkan untuk bersifat dominan dan resesif dalam populasi yang diturunkan oleh parental

MANFAAT : 1. Menambah ilmu tentang kesetimbangan Hardy Weinberg dengan

menggunakan frekuensi relative alel dominan dan resesif 2. Menambah ilmu tentang sifat dari pasangan alel yang kemungkinan untuk bersifat dominan dan resesif dalam populasi yang diturunkan oleh parental.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Gen atau unit gen mengandung cetak biru (blueprint) atau kode biologis, yang dapat mengekspresikan diri atau menghasilkan fenotip. Dengan demikian, maka materi genetik memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Mempunyai fungsi genotipik atau replikasi : materi genetic harus mampu

menyimpan dan menyampaikan informasi tersebut, dari parent (induk) kepada progeny (keturunan) atau dari generasi ke generasi. 2. Mempunyai fungsi fenotipik atau ekspresi genetic : informasi genetic harus mampu menentukan perkembangan fenotip rganisme, baik pada makhluk yang amat sederhana. Materi genetic harus mengontrol pertumbuhan, diferensiasi organisme yang berasal dari satu sel yang sederhana sampai menjadi makhluk dewasa.

Kromosom disusun

oleh

dua tipe

molekul

organic

ang

besar

(makromolekul) disebut dengan protein dan asam nukleat. Asam nkleat ada dua tipe yaitu asam dioksiribo nukleat (ADN) dan asam ribo nukleat (ARN). Genetic populasi merupakan bagian dari genetika yang mempelajari atau melukiskan konsekuensi pewarisan mendel dari suatu populasi dalam bahasa matematik. Genetika populasi berhubungan dengan frekuensi dan interaksi alel dalam suatu populasi mendel (mendelian population), yaitu suatu kelompok interbreeding dari suatu organisme yang masing-masing memiliki gene pool. alel atau gen dalam pool tersebut mempunyai hubungan dinamis dengan alel yang lain dan dengan lingkungannya, dimana organisme tersebut berada. Hardy dan Winberg menyatakan bahwa bila suatu poplasi dalam keadaan seimbang (equilibrium), maka baik frekuensi alel atau genotip akan konstan dari generasi ke generasi. Selanjutnya temuan tersebut disebut sebagai hokum atau prinsip keseimbangan Hardy-Weinberg. Segresi mendel secara matematik dapat dinyatakan sebagai ekspansi binomial (a+b)2 , dimana a dan b merupakan probabilitas untuk suatu kejadian. Seleksi berarti adanya perbedaan reproduksi genotip secara acak (random). Kalau seleksi dihubungkan dengan frekuensi gen atau genotip yang telah ada dalam keadaan seimbang dalam suatu populasi, maka seleksi merupakan factor yang dapat mengubah keseimbangan tesebut. Misalnya

alel A yang membuat organisme memiliki reproduksi lebih efisien, dibandingkan alel a maka A, (frekuensi A) diharapkan akan meningkat dari generasi ke generasi. Seleksi yang berlanjut terhadap gen A akan menurunkan frekuensi a. 2.1 Hukum Hardy Weinberg Aspek genetik merupakan salah satu faktor penentu tingkat produksi akuakultur. Oleh karena itu, penguasaan dasar-dasar genetik yang berguna dalam perbaikan kualitas induk dan benih dengan tujuan meningkatkan produktivitas mutlak dimiliki oleh mahasiswa akuakultur. Populasi mendelian yang berukuran besar sangat memungkinkan terjadinya kawin acak (panmiksia) di antara individu-individu anggotanya. Artinya, tiap individu memiliki peluang yang sama untuk bertemu dengan individu lain, baik dengan genotipe yang sama maupun berbeda dengannya. Dengan adanya sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan senantiasa konstan dari generasi ke generasi. Prinsip ini dirumuskan oleh G.H. Hardy, ahli matematika dari Inggris, dan W.Weinberg, dokter dari Jerman,. sehingga selanjutnya dikenal sebagai hukum keseimbangan Hardy-Weinberg. Di samping kawin acak, ada persyaratan lain yang harus dipenuhi bagi berlakunya hukum keseimbangan Hardy-Weinberg, yaitu tidak terjadi migrasi, mutasi, dan seleksi. Dengan perkatan lain, terjadinya peristiwaperistiwa ini serta sistem kawin yang tidak acak akan mengakibatkan perubahan frekuensi alel. Deduksi terhadap hukum keseimbangan Hardy-Weinberg meliputi tiga langkah, yaitu : 1. Dari tetua kepada gamet-gamet yang dihasilkannya 2. Dari penggabungan gamet-gamet kepada genotipe zigot yang dibentuk
3. Dari genotipe zigot kepada frekuensi alel pada generasi keturunan.

Secara lebih rinci ketiga langkah ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Kembali kita misalkan bahwa pada generasi tetua terdapat genotipe GG, Gg, dan gg, masing-masing dengan frekuensi P, H, dan Q. Sementara itu, frekuensi alel G adalah p, sedang frekuensi alel g adalah q. Dari populasi generasi tetua ini akan dihasilkan dua macam gamet, yaitu G dan g. Frekuensi gamet G sama dengan

frekuensi alel G (p). Begitu juga, frekuensi gamet g sama dengan frekuensi alel g (q). Dengan berlangsungnya kawin acak, maka terjadi penggabungan gamet G dan g secara acak pula. Oleh karena itu, zigot-zigot yang terbentuk akan memilki frekuensi genotipe sebagai hasil kali frekuensi gamet yang bergabung. Pada Tabel terlihat bahwa tiga macam genotipe zigot akan terbentuk, yakni GG, Gg, dan gg, masing-masing dengan frekuensi p2, 2pq, dan q2. Oleh karena frekuensi genotipe zigot telah didapatkan, maka frekuensi alel pada populasi zigot atau populasi generasi keturunan dapat dihitung. Fekuensi alel G = p2 + (2pq) = p2 + pq = p (p + q) = p. Frekuensi alel g = q 2 + (2pq) = q2 + pq = q (p + q) = q. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa frekuensi alel pada generasi keturunan sama dengan frekuensi alel pada generasi tetua.

2.2 Hukum Mendel Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai

Hukum Pertama Mendel, dan


2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel,

juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada

karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel

resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya

ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di sebelah). 3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya. Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling mempengaruhi. 2.3 Ikan Guppy (Poecilia reticulata) Spesies ikan ini dijumpai pada tahun 1856 oleh ilmuwan Jerman bernama Wilhelm Peters. Namun pada tahun 1866, gapi telah dijumpai dengan warna yang lebih bervariasi dibandingkan dengan yang sebelumnya iaitu oleh R.J.L. Guppy. Setelah diperiksa, ikan ini ternyata merupakan spesies baru dan diberi nama Girardinus guppyi sebagai penghormatan bagi R.J.L. Guppy yang telah mengirimnya.
Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Chordata : Actinopterygii : Cyprinodontiformes : Poeciliidae : Poecilia

Spesies: P. reticulata

Guppy adalah jenis ikan yang memiliki ekor paling indah. Guppy memiliki corak ekor yang indah dan berbeza-beza berdasarkan spesiesnya. Tiap spesies memiliki corak ekor yang menjadi penanda kepada spesies tersebut. Kelebihan gapi ialah selain corak ekor yang indah dan beragam adalah pemeliharaan ikan ini cukup mudah dan mudah dikembangbiak. Guppy (Poecilia reticulata), juga dikenal sebagai millionsfish yang merupakan salah satu spesies ikan air tawar yang paling popular di dunia. Merupakan bagian kecil dari famili Poecilidae (panjang ikan betina 4-6 cm, jantan 23 cm) dan seperti semua anggota famili-nya, ikan ini berkembang biak dengan melahirkan. Perbedaan Ikan Guppy Jantan dan Ikan Guppy Betina Induk Jantan- Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang berupa menjadi sirip yang panjang. Sirip dubur pada ikan jantan mengalami perubahan menjadi gonopodium, yang berfungsi untuk mengeluarkan sperma yang akan masuk pada tubuh ikan betina. Gappy betina memiliki kemampuan untuk untuk menyimpan sperma, sehingga dapat hamil berulang kali dengan hanya satu kali kawin. Tubuhnya ramping. Warnanya lebih cerah. Sirip punggung lebih panjang. Kepalanya besar. Induk Betina- Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus. Tubuhnya gemuk Warnanya kurang cerah. Sirip punggung biasa. Kepalanya agak runcing.

Ekologi dan reproduksi Guppy adalah ikan yang sangat peridi. Masa kehamilan ikan ini berkisar antara 2130 hari (rata-rata 28 hari) bergantung pada suhu airnya. Suhu air yang paling cocok untuk berbiak adalah sekitar 27 C (72 F). Alih-alih bertelur, ikan gupi mengandung dan melahirkan anaknya (livebearers). Setelah ikan betina dibuahi, daerah berwarna gelap di sekitar anus yang dikenal sebagai bercak kehamilan (gravid spot) akan meluas dan bertambah gelap warnanya. Menjelang saat-saat kelahirannya, bintik-bintik mata anak-anak ikan dapat terlihat dari kulit perut induknya yang tipis dan menerawang. Seekor induk gupi dapat melahirkan burayak (anak ikan) antara 2100 ekor pada setiap kelahiran, namun kebanyakan antara 530 ekor saja. Beberapa jam setelah persalinan, induk gupi telah siap untuk dibuahi lagi. Begitu keluar dari perut induknya, anak-anak gupi telah mampu hidup sendiri. Berenang, mencari makanan, dan menghindari musuh-musuhnya. Anakanak gupi ini umumnya akan terus bergabung dengan kelompoknya, dan dengan ikan-ikan lain yang lebih besar. Namun gupi yang telah dewasa tidak akan segansegan memangsa burayak yang berukuran jauh lebih kecil; sehingga apabila dipelihara di akuarium, anak-anak ikan ini perlu dipisahkan dari ikan-ikan dewasa. Burayak-burayak ini, apabila selamat, akan mencapai kedewasaan pada umur satu atau dua bulan saja. Itulah sebabnya ikan ini dengan segera dapat melipat-gandakan jumlah anggota kelompoknya, sehingga dinamai juga ikan seribu.

BAB III MATERI DAN METODA

3.1 Simulasi Hukum Kesetimbangan Hardy - Weinberg 3.1.1 BAHAN DAN ALAT : Tiga ratus buah manik-manik yang terdiri atas dua warna dengan nisbah (perbandingan) yang telah ditentukan dalam kotak tertutup.

3.1.2 CARA KERJA:


1.

Kocok manik-manik yang ada di dalam. kotak. Tanpa melihat isi kotak ambil secara acak dua buah manik-manik. Keduanya menggambarkan satu individu yang diploid di dalam generasi berikutnya. Catat genotip, individu yang didapat (inisial dapat ditentukan sendiri, misalnya GG, Gg dan gg) pada Tabel 1.

2.

Kembalikan kedua manik-manik yang telah terambil (langkah 1) k e dalam kotak dan kocok isi gen kotak (gene tersebut poon). untuk Dengan

mengembalikan

unggun

mengembalikan manik-manik ke dalam kotak setiap waktu


3.

pengambilan berarti besar unggun gen akan tetap dan peluang seleksi alel tetap sama dengan frekuensinya.

4.

Ulangi langkah ke dua sampai anda mendapatkan 30 (lima puluh) individu yang membentuk generasi baru di dalam populasi.

5.

Catat jumlah individu diploid untuk setiap genotip pada Tabel 2. Hitung frekuensi untuk ketiga macam genotip (GG, Gg dan gg) dan frekuensi alel untuk alel dominan dan resesif. Nilai yang didapat merupakan frekuensi hasil pengamatan (observed) di dalam populasi banu dan jumlahnya harus sama dengan satu.

Untuk menentukan frekuensi harapan (expected), gunakan frekuensi alel yang telah ditentukan di awal praktikum (perhatikan bahwa frekuensi G = p dan frekuensi g = q). Hasil frekuensi genotip dengan

rumus kesetimbangan Hardy - Weinberg: p2 + 2pq + q2 = 1. Jumlah individu harapan untuk setiap genotip diperoleh dengan mengalikan 50 (total populasi) dengan frekuensi harapan. 3.2 Simulasi Hukum Mendelian I II Dan Genetika Kuantitatif 3.2.1 TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Mengetahui pewarisan sifat yang terlihat (fenotip) dari parental ke keturunannya dengan merujuk pada Hukum - Mendelian. 2. Mengetahui proporsi pewarisan sifat fenotip keturunan dari parental dengan fenotip yang berbeda khususnya pada kasus fenotip ikan guppy. 3.2.2 BAHAN DAN ALAT : Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah 10 ekor ikan guppy dengan berbagai fenotip (pigmentasi clan bentuk ekor).

CARA KERJA : 1. Setiap kelompok mendapatkan sedikitnya 10 ekor ikan guppy yang memiliki fenotip berupa pigmentasi pada tubuh dan bentuk ekor yang berbeda. 2. Catatlah fenotip tiap ikan dan berikan kode genetik untuk setiap jenia fenotip yang ditemukan serta tentukan jenis fenotip yang ditemukan serta tentukan jenis kelaminnya (Tabel 5) dengan membandingkan fenotip ikan yang diamati dengan daftar daftar fenotip guppy yang telah disediakan.

3. Data jenis kelamin yang telah ditemukan (no. 2) gunakan untuk melakukan simulasi lima perkawinan dari induk jantan dan betina yang berbeda (setiap anggota). 4. Kerjakan pada lembar tugas yang telah disediakan dan hasil perkawinan tersebut masukkan dalam Tabel 6.

BAB IV HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan Simulasi Hukum Hardy Weinberg

Data nisbah : jumlah manik warna silver : 190 Jumlah manik warna orange : 110 Jadi jumlah keseluruhan dari manik tersebut adalah 300 Jadi nilai perbandingan yang di dapat adalah 19 : 11 dengan begitu dapat dinyatakan bahwa perlakuan perkawinannya adalah secara acak.

Tabel 1. Data pasangan gen (alel) populasi baru (GALIH) Keterangan : G = warna silver g = warna orange 1 GG 2 GG 3 GG 4 Gg 5 Gg 6 Gg 7 GG 8 Gg 9 Gg 10 Gg 11 Gg 12 GG 13 GG 14 Gg 15 Gg 16 Gg 17 Gg 18 Gg 19 GG 20 GG 21 GG 22 Gg 23 Gg 24 gg 25 Gg 26 gg 27 GG 28 gg 29 GG 30 GG 31 gg 32 Gg 33 Gg 34 GG 35 Gg 36 gg 37 gg 38 GG 39 Gg 40 Gg 41 Gg 42 Gg 43 gg 44 GG 45 Gg 46 Gg 47 gg 48 Gg 49 Gg 50 gg

Tabel 2. Frekuensi genotip dan alel hasil pengamatan dalam populasi baru Genotip

GG individu gen G gen g Total Presentase 16 32 32 0,32

Gg 25 25 25 50 0,5

Gg 9 18 18 0,18

Jumlah 50 57 43 100

Persentase

57% 43%

Tabel 3. Frekuensi genotip dan alel hasil pengamatan dalam populasi baru Nilai Pengamatan (jumlah genotip/individu) Genotip Frekuensi alel Harapan (Expected) GG Gg Gg Jumlah p = 0,3249 2pq=0,4902 q =0,1849 atau = 1,00 16,245 24,51 9,245 50 16 25 9 50 Observed

Tabel 4. Uji Chi-square untuk membandingkan hasil pengamatan dan harapan genotip dan alel pada populasi baru Genotip GG Gg Gg Nilai o-e 0,245 0,49 -0,245 Jumlah Nilai (o-e) 0,06 0,2401 0,06 (X- hitung) Nilai e 16,245 24,51 9,245 Hasil (3:4) 0,0037 0,009 0,0065 0,0192

Keterangan : X tabel (db = 1, a = 0,05) = 3,841 Simpulan : nilai genotip harapan observasi = x x hitung < x table = perkawinan acak 0,0192 < 3,841 adalah perkawinan acak

Tabel 1. Data pasangan gen (alel) populasi baru (SASMANU) 1 Gg 2 Gg 3 gg 4 GG 5 Gg 6 GG 7 Gg 8 Gg 9 GG 10 gg 11 Gg 12 Gg 13 Gg 14 GG 15 GG 16 GG 17 Gg 18 Gg 19 gg 20 Gg 21 gg 22 Gg 23 GG 24 Gg 25 GG 26 GG 27 GG 28 gg 29 GG 30 gg 31 GG 32 Gg 33 GG 34 Gg 35 Gg 36 gg 37 Gg 38 Gg 39 GG 40 Gg 41 gg 42 GG 43 gg 44 GG 45 GG 46 gg 47 Gg 48 Gg 49 GG 50 Gg

Tabel 2. Frekuensi genotip dan alel hasil pengamatan dalam populasi baru Genotip GG individu gen G gen g 18 36 Gg 23 23 23 Gg 9 18 Jumlah 50 59 41 59% 41% Persentase

Total Persentase

36 0,36

46 0,46

18 0,18

100

Tabel 3. Frekuensi genotip dan alel hasil pengamatan dalam populasi baru Nilai Pengamatan (jumlah genotip/individu) Genotip Frekuensi alel Harapan (Expected) GG Gg Gg Jumlah p = 0,3481 2pq= 0,4838 q = 0,1681 atau = 1,00 0,3481 x 50 = 17,405 0,4838 x 50 = 24,19 0,1681 x 50 = 8,405 50 18 23 9 50 Observed

Tabel 4. Uji Chi-square untuk membandingkan hasil pengamatan dan harapan genotip dan alel pada populasi baru Genotip GG Gg Gg Nilai o-e 0,595 -1,19 0,595 Nilai (o-e) 0,354 1,416 0,354 Nilai e 18 24 8 Hasil (3:4) 0,019 0,059 0,044

Jumlah

(X- hitung)

0,122

Keterangan : X tabel (db = 1, a = 0,05) = 3,841 Simpulan : nilai genotip harapan observasi = x Diketahui x hitung < x tabel = perkawinan acak maka 0,122 < 3,841 adalah perkawinan acak.

Tabel 1. Data pasangan gen (alel) populasi baru (RISKA S.) 1 gg 2 GG 3 gg 4 GG 5 GG 6 gg 7 Gg 8 Gg 9 GG 10 Gg 11 Gg 12 Gg 13 GG 14 gg 15 Gg 16 Gg 17 GG 18 Gg 19 GG 20 Gg 21 Gg 22 gg 23 GG 24 gg 25 Gg 26 Gg 27 Gg 28 gg 29 Gg 30 gg 31 Gg 32 gg 33 Gg 34 gg 35 GG 36 gg 37 Gg 38 GG 39 Gg 40 Gg 41 Gg 42 gg 43 Gg 44 GG 45 GG 46 gg 47 Gg 48 GG 49 gg 50 Gg

Tabel 2. Frekuensi genotip dan alel hasil pengamatan dalam populasi baru Genotip GG individu gen G gen g Total Persentase 13 26 26 0,26 Gg 23 23 23 46 0,46 Gg 14 28 28 0,28 Jumlah 50 49 51 100 49% 51% Persentase

Tabel 3. Frekuensi genotip dan alel hasil pengamatan dalam populasi baru Nilai Pengamatan (jumlah genotip/individu) Genotip Frekuensi alel Harapan (Expected) GG Gg Gg Jumlah p = 0,2401 2pq=0,4998 q =0,2601 atau = 1,00 0,2401 x 50 = 12,005 0,4998 x 50 = 24,99 0,2601 x 50 = 13,005 50 13 23 14 50 Observed

Tabel 4. Uji Chi-square untuk membandingkan hasil pengamatan dan harapan genotip dan alel pada populasi baru Genotip GG Gg Gg Nilai o-e 0,995 -1,9 0,995 Jumlah Nilai (o-e) 0,990 3,61 0,990 (X- hitung) Nilai e 12,005 24,99 13,005 Hasil (3:4) 0,074 0,144 0,076 0,294

Keterangan : X tabel (db = 1, a = 0,05) = 3,841 Simpulan : nilai genotip harapan observasi = x Diketahui x hitung < x tabel = perkawinan acak maka 0,294 < 3,841 adalah perkawinan acak

Tabel 1. Data pasangan gen (alel) populasi baru (NUR HIDAYATI R.) 1 GG 2 Gg 3 GG 4 Gg 5 Gg 6 gg 7 Gg 8 Gg 9 GG 10 Gg 11 Gg 12 Gg 13 gg 14 Gg 15 GG 16 Gg 17 GG 18 Gg 19 GG 20 Gg 21 Gg 22 gg 23 Gg 24 Gg 25 GG 26 Gg 27 Gg 28 Gg 29 Gg 30 Gg 31 GG 32 gg 33 gg 34 GG 35 GG 36 GG 37 Gg 38 GG 39 Gg 40 GG 41 Gg 42 GG 43 Gg 44 Gg 45 Gg 46 GG 47 GG 48 GG 49 Gg 50 GG

Tabel 2. Frekuensi genotip dan alel hasil pengamatan dalam populasi baru Genotip GG individu gen G gen g Total Persentase 18 36 36 0,36 Gg 27 27 27 54 0,54 Gg 5 10 10 0,1 Jumlah 50 63 37 100 63% 37% Persentase

Tabel 3. Frekuensi genotip dan alel hasil pengamatan dalam populasi baru Nilai Pengamatan (jumlah genotip/individu) Genotip Frekuensi alel Harapan (Expected) GG Gg Gg Jumlah p = 0,3969 2pq=0,4662 q =0,1369 atau = 1,00 0,3969 x 50 = 19,845 0,4662 x 50 = 23,31 0,1369 x 50 = 6,849 50 18 27 5 50 Observed

Tabel 4. Uji Chi-square untuk membandingkan hasil pengamatan dan harapan genotip dan alel pada populasi baru Genotip GG Gg Gg Nilai o-e -1,845 3,69 -1,845 Jumlah Nilai (o-e) 3,4 13,6161 3,4 (X- hitung) Nilai e 19,845 23,31 6,845 Hasil (3:4) 0,171 0,584 0,496 1,251

Keterangan : X tabel (db = 1, a = 0,05) = 3,841 Simpulan : nilai genotip harapan observasi = x Diketahui x hitung < x tabel = perkawinan acak maka 1,251 < 3,841 adalah perkawinan acak

Tabel 1. Data pasangan gen (alel) populasi baru (YESSI MEGAYANA) 1 GG 2 GG 3 Gg 4GG 5 GG 6 GG 7 GG 8 gg 9 GG 10 gg 11 Gg 12 gg 13 Gg 14 GG 15 GG 16 gg 17 gg 18 GG 19 Gg 20 Gg 21 gg 22 Gg 23 gg 24 GG 25 Gg 26 Gg 27 gg 28 Gg 29 Gg 30 gg 31 Gg 32 gg 33 Gg 34 Gg 35 GG 36 GG 37 Gg 38 Gg 39 GG 40 gg 41 Gg 42 gg 43 GG 44 gg 45 Gg 46 GG 47 Gg 48 GG 49 Gg 50 GG

Tabel 2. Frekuensi genotip dan alel hasil pengamatan dalam populasi baru

Genotip GG individu gen G gen g Total Persentase 19 38 38 0,38 Gg 18 18 18 36 0,36 gg 13 26 26 0,26 Jumlah 50 56 44 100 56% 44% Presentase

Tabel 3. Frekuensi genotip dan alel hasil pengamatan dalam populasi baru Nilai Pengamatan (jumlah genotip/individu) Genotip Frekuensi alel Harapan (Expected) GG Gg Gg Jumlah p = 0,3136 2pq=0,4928 q =0,1936 ~ atau = 1,00 0,3136 x 50 = 15,68 0,4928 x 50 = 24,64 0,1936 x 50 = 9,68 50 19 18 13 50 Observed

Tabel 4. Uji Chi-square untuk membandingkan hasil pengamatan dan harapan genotip dan alel pada populasi baru Genotip GG Gg Gg Nilai o-e 19-15,68 = 3,32 18-24,64 = -6,64 13-9,68 = 3,32 Jumlah Nilai (o-e) 11,02 44,08 11,02 (Xhitung) Nilai e 15,68 24,64 3,32 Hasil (3:4) 0,70 1,78 3,31 5,79

Keterangan : X tabel (db = 1, a = 0,05) = 3,841 Simpulan : nilai genotip harapan observasi = x Diketahui x hitung < x tabel = perkawinan acak maka 5,79 > 3,841 adalah bukan perkawinan acak

Pembahasan Teorema Hardy-Weinberg menjelaskan suatu kumpulan gen dalam suatu kesetimbangan yaitu suatu populasi yang tidak berevolusi. Konsep kesetimbangan Hardy-Weinberg menyatakan jika suatu populasi tidak berevolusi. Nilai kesetimbangan untuk frekuensi alel dan genotif yang dihitung dengan persamaan Hardy-Weinberg memberikan dasar untuk melacak struktur genetik suatu populasi selama beberapa generasi. Jika frekuensi alel atau genotif menyimpang dari nilai yang diharapkan dari kesetimbangan Hardy-Weinberg maka populasi itu dikatakan sedang berevolusi, karena perubahan dalam suatu kumpulan gen yang seperti itu adalah evolusi dalam skala terkecil maka keadaan ini secara lebih spesifik disebut mikroevolusi. Mikroevolusi tetap berlangsung sekalipun frekuensi alel berubah hanya untuk sebuah lokus genetik tunggal. Beberapa penyebab mikroevolusi sebagai suatu penyimpangan dari kesetimbangan Hardy-Weinberg adalah hanyutan

genetik (genetic drift), aliran gen (gene flow), mutasi, perkawinan tidak acak dan seleksi alam. Dalam suatu percobaan, jarang ditemukan hasil yang tepat betul,karena selalu saja ada penyimpangan.Yang menjadi masalah ialah berapa banyak penyimpangan yang masih bisa kita terima.Menurut perhitungan para ahli statistic tingkat kepercayaan itu adalah 5 % yang masih dianggap batas normal penyimpangan.Untuk percobaan genetika sederhana biasanya dilakukan analisis Chi-squrae.(Nio,tjan kiaw.1990). Peluang menyangut derajat kepastian apakah suatu kejadian terjadi atau tidak.

4.2 Hasil dan Pembahasan Simulasi Hukum Mendelian I II dan Genetika Kuantitatif. Tabel 5. Data fenotip dan jenis kelamin guppy
Ind 1 kode Jenis kelamin genetik Terdapat warna hitam yang membentuk Lutius Beina sirip caudal XLiX Fenotip

Terdapat garis bwerwarna orange pada tubuh

Bimaculatus xYBi

Jantan

Sirip caudal terdapat garis berwarna orange pada bagian atas

Lineatus XLiX

Betina

Terdapat banyak bintik pada tubuh dan sampai pada daerah sirip caudal . terdapat garis warna orange yang terbentang dari operculum sampa pada sirip dorsal

Filigran XYFil

Jantan

Terdapat bintik memanjang pada pangkal ekor atu caudal berwarna hitam

Liteneus XLiX

Betina

Pada tubuh terdapat garis berwarna Doppelschwer orange . bintik warna hitam memenuhi t sirip dorsal XYDs

Jantan

Terdapat garis berwarna orange pada bagian atas dan bawah pada sirip caudal

Elongates XYEl XElY XElYEl

Jantan

8 Pada pangkal caudal terdapat warna hitam

Lutius XYLu XLuY XLuYLu

Jantan

9 Terdapat garis berwarna orange pada sirip caudal pada bagian atas

Litenaus XYLi XLiY XLiYLi

Jantan

10 Pada bagian ubuh sampai pada sirip caudal Doppelschwer erdapat garis berwarna orane t XYDs

Jantan

Tabel 6. Hasil perkawinan induk guppy dengan fenotip yang berbeda Tahapan Perhitungan Hasil Perkawinan. Ikan guppy jantan

XYBi XYFil XYDs

Ikan guppy betina

XXLu XXLi XXFl

1. Perkawinan XYBi dengan XXLu

X XLu

X XX XXLu

Y XY XLuY

YBi XYBi XLuYBi

Keterangan : XX XY XYBi : Betina normal : Jantan normal : Jantan Bimaculatus

XXLu : Betina Luteus XLuY : Jantan Luteus XLuYBi : Jantan Bimaculatus Luteus

2. Perkawinan XYFil dengan XXLu

X XLu

X XX XXLu

Y XY XLuY

YFil XYFil XLuYFil

Keterangan : XX XY : Betina normal : Jantan normal

XYFil : Jantan Filigran

XXLu : Betina Luteus XLuY : Jantan Luteus XLuYFil : Jantan Filigran Luteus

3. Perkawinan XYDs dengan XXLu

X XLu

X XX XXLu

Y XY XLuY

YDs XYDs XLuYDs

Keterangan : XX XY : Betina normal : Jantan normal

XYDs : Jantan Doppleshwert XXLu : Betina Luteus XLuY : Jantan Luteus XLuYDs : Jantan Doppleshwert Luteus

4. Perkawinan XYBi dengan XXLi

X XLi

X XX XXLi

Y XY XLiY

YBi XYBi XLiYBi

Keterangan :

XX XY XYBi XXLi XLiY

: Betina normal : Jantan normal : Jantan Bimaculatus : Betina Lineatus : Jantan Lineatus

XLiYBi : Jantan Bimaculatus Lineatus

5. Perkawinan XYFil dengan XXLi

X XLi

X XX XXLi

Y XY XLiY

YFil XYFil XLiYFil

Keterangan : XX XY : Betina normal : Jantan normal

XYFil : Jantan Filigran XXLi XLiY : Betina Lineatus : Jantan Lineatus

XLiYFil : Jantan Filigran Lineatus

6. Perkawinan XYDs denga XXLi

X XLi

X XX XXLi

Y XY XLiY

YDs XYDs XLiYDs

Keterangan : XX XY : Betina normal : Jantan normal

XYDs : Jantan Filigran XXLi XLiY : Betina Flavus : Jantan Flavus

XLiYDs : Jantan Filigran Flavus

7. Perkawinan XYBi dengan XXFl

X XFl

X XX XXFl

Y XY XFlY

YBi XYBi XFlYBi

Keterangan : XX XY XYBi XXFl XFlY : Betina normal : Jantan normal : Jantan Bimaculatus : Betina Flavus : Jantan Flavus

XFlYBi : Jantan Bimaculatus Flavus

8. Perkawinan XYFil dengan XXFl

X XFl

X XX XXFl

Y XY XFlY

YFil XYFil XFlYFil

Keterangan : XX XY : Betina normal : Jantan normal

XYFil : Jantan Filigran XXFl XFlY : Betina Flavus : Jantan Flavus

XFlYFil : Jantan Filigran Flavus

9. Perkawinan XYDs dengan XXFl

X X XX XFl XXFl Keterangan : XX XY : Betina normal : Jantan normal

Y XY XFlY

YDs XYDs XFlYDs

XYDs : Jantan Doppleshwert XXFl : Betina Flavus

XFlY

: Jantan Flavus

XFlYDs : Jantan Doppleshwert Flavus Pembahasan Pembahasan 2 Hukum mendelian I-II dan genetika kuantitatif memberikan kepada turunannya atau generasinya karena penurunan sifat tersebut tidak hanya berasal dari induk tetapi dapat juga dari pengaruh lingkungan yang mengakibatkan gen tersebut berubah (mutasi). Sebelum melakukan suatu persilangan, setiap individu menghasilkan gamet-gamet yang kandungan gennya separuh dari kandungan gen pada individu. Setiap ciri dikendalikan oleh dua macam informasi, satu dari sel jantan dan satu dari sel betina. Kedua informasi ini menentukan ciri-ciri yang akan muncul pada keturunan. Dari percobaan yang telah dilakukan bahwa ikan guppy memiliki kecenderungan bentuk dominasi yang berbeda. Bentuk dominasi lain terjadi bila gen yang dominan mengekspresikan dirinya lebih kuat dibandingkan dengan gen resesif, namun tidak kuat betul sehingga fenotip heterosigot tidak identik dengan homosigot dominan. Dengan demikian hasil persilangan dari 9 perlakuan perkawinan dari data yang ada kesemuanya memiliki 6 fenotip yang berbeda dari tiap perlakuan. Aksi demikian bisa disebut dengan dominan tidak lengkap.

BAB V KESIMPULAN

Hukum keseimbangan Hardy-Weinberg. Di samping kawin acak, ada persyaratan lain yang harus dipenuhi bagi berlakunya hukum keseimbangan Hardy-Weinberg, yaitu tidak terjadi migrasi, mutasi, dan seleksi. Dengan perkatan lain, terjadinya peristiwa-peristiwa ini serta sistem kawin yang tidak acak akan mengakibatkan perubahan frekuensi alel. Hukum mendelian I-II dan genetika kuantitatif, memberikan turunan sifat tersebut idak hanya diturunkan dari induk tetapi gen tersebut dapat berubah Karen apengaruh dari lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA Westra, p. 1994. Dasar-dasar Genetik Ikan Dan Pengembangbiakan ( Genetik Kualitatif, Genetik populasi, Seleksi). Airlangga Univesity Press. Surabaya http://biokristi.sabda.org/gregor_mendel Nio,Tjan kwiauw.1990.Genetika Dasar.ITB Press: Bandung http://malarbaby.blogspot.com/2009_11_01_archive.html http://endlers.webs.com/Poecilia_obscura.htm http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Pewarisan_Mendel

También podría gustarte