Está en la página 1de 3

Ah Teori ! Ah Teori !

Oleh : Gede Prama Di zaman orde baru, komedian Dedi Gumelar (Miing) pernah teramat serius mendengar lawakan saya. Pasalnya, topiknya berkaitan dengan prestasi dunia televisi kita yang konon mendapat rekor sebagai tv terkocak di dunia. Dia fikir, lawakan intelek dia bersama Bagito yang memberi porsi terbesar dalam hal ini. Padahal, acara laporan khususlah yang membuat tv kita tidak memiliki pesaing sepadan dalam hal kelucuan. Bagaimana tidak lucu, sudah jarang yang nonton, banyak yang menganggap sebagai pengganggu, tidak sedikit yang langsung mematikan tv, namun tetap saja penuh percaya diri tampil nyaris setiap minggu. Anda boleh saja menyebut saya sentimen - padahal tidak ada niat ke arah itu - dalam perkara ini. Namun, perkara laporan khusus yang kehilangan kredibilitas ini, sebenarnya mirip sekali dengan daftar menu yang disiapkan di hampir seluruh restoran. Coba fikir secara lebih jernih. Berapa persen dari seluruh nuansa persoalan kita sebagai bangsa tergambarkan lewat laporan khusus ?. Bisakah Anda menikmati makanan hanya dengan membaca menu ? Setiap orang waras akan menjawab kecil untuk persoalan pertama, dan tidak untuk pertanyaan kedua. Lebih-lebih kalau ada image bahwa banyak daftar menu yang gombal. Atau sejumlah laporan khusus dikesankan sebagai corong penguasa saja. Belum memutuskan membeli saja, perut dan mulut sudah tidak enak. Belum menonton laporan khusus sudah mematikan tv. Setali tiga uang dengan daftar menu dan laporan khusus, nasib teori (khususnya manajemen) juga sama saja. Setiap kali datang ke toko buku, perpustakaan, sekolah manajemen dan tempat sejenis, saya diingatkan lagi dengan 'nasib' daftar menu dan laporan khusus. Kita membaca rincian kiat, jurus, rumus, formula, paradigma baik yang research based maupun yang gombalnya tidak ketulungan. Sebagai seorang pembaca kelas berat - sebagai catatan, pernah tinggal di perpustakaan lebih dari delapan jam sehari selama berbulan-bulan, dan sekarang membaca rata-rata empat jam sehari - saya merasa semua teori manajemen itu gombal. Bayangkan, sejak zamannya Taylor hingga zaman sekarang yang menghasilkan demikian banyak pakar manajem

pertahunnya, kita selalu diberi demikian banyak daftar menu. Mereka fikir kita bisa kenyang hanya dengan memandangi daftar menu. Anda dan saya hanya bisa kenyang bila mengambil piring, sendok, makanan secukupnya dan kemudian makan. Triliunan daftar menu demikian juga dengan teori manajemen dan laporan khusus - tidak akan membuat perut lapar jadi kenyang. Setelah mata dibuat minus nggak ketulungan, saya merasa sudah saatnya kita hidup secara lebih seimbang : lihat menu dan juga makan. Ibarat memakan jeruk Pontianak. Teori siapapun tidak akan bisa menjelaskan seluruh kompleksitas rasa jeruk. Tidak ada cara menjelaskan yang lebih memadai dibandingkan memberikan jeruk dan merasakan sendiri manis serta asamnya. Lebih-lebih di era krisis semacam sekarang ini. Kebanyakan berfikir, melihat teori, berdiskusi, melakukan diskursus, disamping tidak membuat kenyang, ia juga sama dengan kegiatan membodoh-bodohi diri sendiri ala laporan khusus. Mirip dengan kegiatan memandang pohon. Ucapan dan kata-kata manapun tidak akan menjelaskan kecantikan pohon. Saya memilih datang, lihat, sentuh dan rasakan sendiri nuansa kecantikan sang pohon. Tidak perlu teori ! Untuk itulah maka saya menganut aliran modified action management. Coba perhatikan cara kerja seorang tukang gergaji kayu. Saat memulai, ada rancangan di kepala. Tanpa terlalu banyak berfikir, langsung ambil gergaji, dan memotong kayu sebagaimana dirancang di awal. Setelah selesai, pasti ada penyimpangan (sedikit maupun banyak). Untuk itu, dilakukan modifikasi lagi. Bisa jadi, rancangan berubah, dan modifikasi, modifikasi, modifikasi lagi. Hanya ada dua fundamen penting dalam ide ini : action dan modifikasi. Keduanya berada dalam lingkaran yang saling mempengaruhi. Aksi mempengaruhi modifikasi dan modifikasi mempengaruhi aksi. Lingkaran refleksi ini terjadi terus sepanjang proses pengelolaan diperlukan. Dalam cara ini, kita kaya aksi maupun refleksi. Sebagai contoh, hari ini dibuat aksi dalam bentuk penurunan harga. Langsung lakukan refleksi. Kalau diperlukan perubahan di sektor promosi, rubahlah aksi segera, dst.

Namun, jangan pernah lupa. Ini juga sejenis daftar menu dan laporan khusus yang sama gombalnya kalau hanya diomongkan, ditulis dan dipidatokan saja. Jadi, Anda, saya dan penanggungjawab laporan khusus sama gombalnya. Saya menyebut semua teori manajemen gombal, dan pada saat yang sama melahirkan mahluk yang sama. Anda sudah tahu ini gombal - dari judul sudah kelihatan - tetapi dibaca juga. Untuk itu, lupakan saja semua diskusi kosong ini. Lakukan (action) saja apa yang perlu dilakukan sekarang juga. Sebab, realita lebih banyak dibentuk oleh tindakan, bukan kata-kata. Seorang Einstein menemukan satu rumus inovatif yang berpengaruh setelah melakukan ribuan tindakan yang keliru.

También podría gustarte