Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
MALARIA
c. Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah
anemia karena Falcifarum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran eritrosit
yang berlebihan. Eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival
time). Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam
sumsum tulang (Mansjoer. dkk, Hal. 411).
MANIFESTASI KLINIS
d. Ikterus
• Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan skIera mata akibat
kelebihan bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah produk penguraian sel
darah merah.
• Terdapat tiga jenis ikterus antara lain :
1) Ikterus hemolitik
Disebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang berlebihan.
Ikterus ini dapat terjadi pada destruksi sel darah merah yang
berlebihan dan hati dapat mengkonjugasikan semua bilirubin yang di
hasilkan
2) Ikterus hepatoseluler
Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada
disfungsi hepatosit dan di sebut dengan hepatoseluler.
3) Ikterus Obstruktif
Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau melalui
duktus biliaris di sebut dengan ikterus obstuktif (Corwin, 2000, hal. 571).
“Trias Malaria” (malaria proxysm)
1) Periode dingin.
Mulai menggigil, kulit kering dan dingin, penderita sering membungkus diri
dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan
bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang
kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan
meningkatnya temperatur.
2) Periode panas.
Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi
sampai 40oC atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital,
muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran
delirium sampai terjadi kejang (anak). Periode ini lebih lama dari fase dingin,
dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
3) Periode berkeringat.
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai
basah, temperatur turun, penderita merasa capai dan sering tertidur. Bila
penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tes diagnostik cepat (RDTs) digunakan untuk
mendiagnosa penyakit malaria. Test ini berdasar
pada pendeteksian antigen parasit malaria di
dalam darah, dengan menggunakan metoda
immunochromatographic.
• Paling sering mereka menggunakan dipstick
atau test strip yang untuk pengujian
monoclonal antidibodi yang secara langsung
menyerang target antigen dari parasit tersebut.
Test dapat dilakukan sekitar 15 menit.
KOMPLIKASI
a. Malaria otak
Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian tertinggi (80%) bila
dibandingkan dengan penyakit malaria lainnya. Gejala klinisnya dimulai secara lambat
atau setelah gejala permulaan. Sakit kepala dan rasa ngantuk disusul dengan
gangguan kesadaran, kelainan saraf dan kejang-kejang bersifat fokal atau menyeluruh.
b. Anemia berat
Komplikasi ini ditandai dengan menurunnya hematokrit secara mendadak (<> 3 mg/
dl. Seringkali penyulit ini disertai edema paru. Angka kematian mencapai 50%.
Gangguan ginjal diduga disebabkan adanya Anoksia, penurunan aliran darah keginjal,
yang dikarenakan sumbatan kapiler, sebagai akibatnya terjadi penurunan filtrasi pada
glomerulus.
c. Edema paru
Komplikasi ini biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah melahirkan. Frekuensi
pernapasan meningkat. Merupakan komplikasi yang berat yang menyebabkan
kematian. Biasanya disebabkan oleh kelebihan cairan dan Adult Respiratory Distress
Syndrome (ARDS).
d. Hipoglikemia
Konsentrasi gula pada penderita turun (< style="font-weight: bold;">B.
PENATALAKSANAAN
a. Malaria Tersiana/ Kuartana
Biasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun jika resisten perlu di
tambahkan mefloquin single dose 500 mg p.c (atau kinin 3 dd 600 mg selama
4-7 hari). Terapi ini disusul dengan pemberian primaquin 15 mg /hari selama
14 hari)
b. Malaria Ovale
Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg selama 6
hari). Atau mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10 mg/ kg dengan
interval 4-6 jam). Pirimethamin-sulfadoksin (dosis tunggal dari 3 tablet ) yang
biasanya di kombinasikan dengan kinin (3 dd 600 mg selama 3 hari).
c. Malaria Falcifarum
Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per tablet dalam
dosis tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7 hari. Antibiotik
seperti tetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari dan aminosiklin 2 x 100
mg/ hari selama 7 hari
PENCEGAHAN
1. Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur.
2. Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent).
3. Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun lainnya.
4. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
5. Letak tempat tinggal diusahakan jauh dari kandang ternak.
6. Mencegah penderita malaria dan gigitan nyamuk agar infeksi tidak
menyebar.
7. Membersihkan tempat hinggap/istirahat nyamuk dan memberantas sarang
nyamuk.
8. Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang
bergantungan serta genangan air.
9. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti larva (bubuk
abate) pada genangan air atau menebarkan ikan atau hewan (cyclops)
pemakan jentik.
10.Melestarikan hutan bakau agar nyamuk tidak berkembang biak di rawa payau
sepanjang pantai.
PENCEGAHAN
• Langkah lainnya adalah mengantisipasi dengan meminum obat satu
bulan sebelum seseorang melakukan bepergian ke luar daerah tempat
tinggalnya yang bebas malaria, sebaiknya mengkonsumsi obat
antimalaria, misalnya klorokuin, karena obat ini efektif terhadap semua
jenis parasit malaria.
• Aturan pemakaiannya adalah :
1. Pendatang sementara ke daerah endemis, dosis klorokuin adalah 300
mg/minggu, 1 minggu sebelum berangkat selama berada di lokasi
sampai 4 minggu setelah kembali.
2. Penduduk daerah endemis dan penduduk baru yang akan menetap
tinggal, dosis klorokuin 300 mg/minggu. Obat hanya diminum selama
12 minggu (3 bulan).
3. Semua penderita demam di daerah endemis diberikan klorokuin dosis
tunggal 600 mg jika daerah itu plasmodium falciparum sudah resisten
terhadap klorokuin ditambahkan primakuin sebanyak tiga tablet.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum
Tanda : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
b. Sirkulasi
Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer
kuat dan cepat (fase demam) Kulit hangat, diuresis (diaphoresis )
karena vasodilatasi. Pucat dan lembab (vaso kontriksi),
hipovolemia,penurunan aliran darah.
c. Eliminasi
Gej ala : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine
Tanda : Distensi abdomen
d. Makanan dan cairan
Gejala : Anoreksia mual dan muntah
Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan
Penurunan masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi urine.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
e. Neuro sensori
Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan.
Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas
delirium atau koma.
f. Pernapasan.
Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman
pernapasan .
Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
g. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal,
keracunan alkohol, riwayat splenektomi, baru saja
menjalani operasi/ prosedur invasif, luka traumatik.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan makanan yang tidak adekuat ; anorexia;
mual/muntah
2.Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan
sistem kekebalan tubuh; prosedur tindakan invasif
3.Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme,
dehidrasi, efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.
4.Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen
dan nutrient dalam tubuh.
5.Kurang pengetahuan, mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya
pemajanan/ mengingat kesalahan interprestasi informasi,
keterbatasan kognitif.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan
makanan yang tidak adekuat ; anorexia; mual/muntah
1) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat masukan
makanan klien
Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekeurangan konsumsi makanan.
2) Berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepat
Rasional : Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat setelah
periode anoreksia
3) Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur.
Rasional : Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas nitervensi nutrisi
4) Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.
Rasional : Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi/ kontrol
5) Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang berhubungan
Rasional : Gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada organ
6) Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi
Rasional : Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi.
Resiko tinggi terhadap infeksi b.d penurunan sistem kekebalan tubuh; prosedur tindakan invasif