Está en la página 1de 76

i

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN VOKAL DENGAN


METODE SOLFEGIO DI KELAS IV UNGGULAN
SEKOLAH DASAR NEGERI UNGARAN 01-03-06
KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Nama : Hanjrah Sri Mumpuni
NIM : 2501906004
Jurusan : Sendratasik
Prodi : Seni Musik

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
PERNYATAAN

Dengan ini saya,


Nama : Hanjrah Sri Mumpuni
NIM : 2501906004
Jurusan : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik
Prodi : Seni Musik
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul
“PELAKSANAAN PEMBELAJARAN VOKAL DENGAN METODE
SOLFEGIO DI KELAS IV UNGGULAN SEKOLAH DASAR NEGERI
UNGARAN 01-03-06 KABUPATEN SEMARANG” saya tulis dalam rangka
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana ini benar-benar merupakan
karya saya sendiri yang saya hasilkan setelah melalui penelitian, pembimbingan,
diskusi, dan pemaparan/ujian. Semua kutipan, baik yang langsung maupun tidak
langsung, baik yang diperoleh dari sumber kepustakaan, wawancara langsung,
maupun sumber lainnya telah disertai keterangan mengenai identitas sumbernya
dengan cara sebagaimana yang lazim dalam penulisan karya ilmiah. Dengan
demikian, walaupun tim penguji membubuhkan tandatangan sebagai tanda
keabsahannya, seluruh isi karya ilmiah ini tetap menjadi tanggungjawab saya
sendiri. Jika kemudian ditemukan ketidakberesan, saya bersedia menerima
akibatnya.
Demikian pernyataan saya. Untuk selanjutnya dipergunakan seperlunya.

Semarang, Mei 2007


Yang membuat pernyataan,

Hanjrah Sri Mumpuni


NIM 2501906004

ii
Motto:

“The fear of the Lord is the beginning of knowledge, but fools despise

wisdom and discipline”. (Proverbs 1:7)

“Guru yang biasa – biasa saja hanya memberitahu,

Guru yang baik menjelaskan,

Guru yang lebih baik memperagakan,

Guru yang terbaik memberi inspirasi”

(William Arthur Ward)

PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Suamiku yang tercinta
Anak-anakku yang terkasih
Kakak dan adikku
Sahabat – sahabat sepelayanan
Kepala Sekolah dan guru SDN Ungaran 01-03-06

iii
SARI

Kebutuhan untuk selalu belajar sudah menjadi bagian dalam kehidupan


manusia yang ingin memuaskan rasa ingin tahunya. Dalam proses belajar itu
terintegrasi komponen-komponen yang bertujuan untuk memperoleh hasil
optimal. Latar belakang penelitian ini muncul karena adanya pelaksanaan
pembelajaran vokal yang keliru, sehingga menyebabkan siswa sering menyanyi
dengan nada dan teknik yang tidak tepat. Kekeliruan pembelajaran ini ternyata
disebabkan oleh karena sejak awal kelas I, pelajaran seni musik tidak diajar oleh
guru yang kompeten dibidangnya dan baru setelah masuk di kelas IV unggulan
SDN Ungaran 01-03-06 pelajaran seni musik diajar oleh guru bidang studi.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah adalah tentang
bagaimana pelaksanaan pembelajaran vokal dengan metode solfegio dan faktor-
faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran vokal dengan metode
solfegio di kelas IV Unggulan SDN Ungaran 01-03-06.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran
vokal dengan metode solfegio beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya yang
diharapkan dapat lebih meningkatkan kemampuan vokal siswa kelas IV
Unggulan semester II SDN Ungaran 01-03-06 tahun pelajaran 2006 – 2007.
Metode penelitian tindakan kelas menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Pengumpulan data dengan observasi partisipasi , wawancara dan
dokumentasi baik berupa foto-foto maupun dokumen tertulis dari sekolah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa : (1) Pembelajaran vokal di SD dibutuhkan
metode solfegio yang sesuai dengan standart kompetensi kurikulum 2004, (2)
Penggunaan metode solfegio dapat meningkatkan kemampuan vokal siswa kelas
IV ungulan SDN Ungaran 01-03-06.(3).
Pelaksanaan pembelajaran Kertangkes di SD harus diciptakan Proses
Belajar Mengajar (PBM) secara aktif, kreatif dengan memanfaatkan sarana/
sumber belajar yang ada. Guru dipacu untuk lebih kreatif dalam mengadakan
pendekatan pembelajaran vokal dengan metode solfegio, agar menghasilkan
kemampuan vokal yang lebih maksimal bagi siswa. Faktor - faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan PBM adalah faktor bakat, minat, kebiasaan masa lalu
yang keliru dan kelelahan fisik.
Kesimpulan dan saran dari penelitian adalah bahwa pelaksanaan pembelajaran
vokal dengan menggunakan metode solfegio sangat tepat, karena membantu
meningkatkan kemampuan vokal siswa. Saran yang diberikan setelah penelitian
ini selesai adalah (1) membiasakan semua guru kelas dari kelas 1 sampai dengan
kelas 6 mengajarkan setiap lagu baru dengan notasinya bukan hanya menyanyikan
syairnya saja, (2) menggunakan teknik-teknik pembelajaran yang lebih kreatif dan
menarik agar mampu meminimalis faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
PBM.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena anugerah dan

rahmatNya pembuatan skripsi yang mengambil judul : “Pelaksanaan

Pembelajaran Vokal Dengan Metode Solfegio Di Kelas IV Unggulan Sekolah

Dasar Negeri Ungaran 01-03-06 Kabupaten Semarang“ ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini diselesaikan guna memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan

Program Studi Strata 1 pada jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Semarang. Skripsi ini dapat diselesaikan bukan semata – mata

usaha penulis saja namun juga berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M. Si., Rektor Universitas

Negeri

Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Rustono, M. Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Semarang yang telah memberi ijin kepada penulis guna

penyusunan skripsi ini

3. Drs. Syahrul Syah Sinaga,M. Hum., Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

kemudahan peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

v
4. Drs. Syahrul Syah Sinaga, M. Hum., pembimbing yang telah meluangkan

waktu untuk mengoreksi dan memberikan masukan, saran serta bimbingan

selama penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Winarto, Kepala SD Negeri Ungaran 01, 03 dan Ginu Astopo S. Pd.,

Kepala SD Negeri Ungaran 06 Kabupaten Semarang yang telah

memberikan ijin serta membantu penulis dalam pengumpulan data dan

informasi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Suamiku yang dengan sabar dan perhatian memberikan semangat dan

dukungan penuh hingga selesainya skripsi ini.

7. Segenap rekan sepelayanan, kerabat, teman – teman guru di SD Negeri

Ungaran 01-03-06 serta handai taulan yang tidak dapat kami sebut satu

persatu yang telah memberikan dukungan dan bantuan.

Skripsi ini tentu banyak kekurangannya. Untuk itu penulis mohon

sumbang saran dan kritik membangun dari pembaca agar di masa mendatang

dapat dijadikan sebagai masukan yang berharga.

Akhirnya dengan rendah hati perkenankan karya tulis ini kami dedikasikan

bagi Ilmu Pendidikan pada umumnya dan pembaca pada khususnya. Semoga

bermanfaat. Terimakasih.

Semarang, Mei 2007

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Index Halaman

JUDUL …………………………………………………………………… i

PENGESAHAN KELULUSAN …………………………………………. ii

PERNYATAAN …………………………………………………………. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………………. iv

SARI ……………………………………………………………………… v

KATA PENGANTAR …………………………………………………… vi

DAFTAR ISI …………………………………………………………… viii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. x

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah………………………………………..….. 10

C. Tujuan Penelitian ……………….….….……………….……. 10

D. Manfaat Penelitian…………………………………….….…... 11

E. Sistematika Skripsi .………………………………………….. 11

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian Belajar……………………………………………. 13

B. Pengertian Pembelajaran …………..………………………… 14

C. Pengertian Vokal .……………………………………………. 16

D. Metode Solfegio ………………..…………………………… 16

E. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran …………. 21

vii
BAB III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ………………………………………… 22

B. Lokasi Penelitian ……………………………………………… 23

C. Fokus Penelitian ………………………………………………. 23

D. Metode Pengumpulan Data …………………………………… 23

E. Langkah – Langkah Penelitian ………………………………… 26

BAB IV. Hasil Penelitian

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………………………. 31

B. Pelaksanaan Pembelajaran Vokal Dengan Metode Solfegio …. 43

C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran Vokal

Dengan Metode Solfegio……………………………………… 55

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

A. Kesimpulan ……………………………………………………. 60

B. Saran …………………………………………………………… 61

DAFTAR PUSTAKA & DATA INFORMAN

LAMPIRAN – LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. SDN Ungaran 01-03-06

Gambar 2. SDN Ungaran 01-03-06

Gambar 3. Siswa Kelas IV Unggulan angkatan 2006/2007 beserta Wali Kelas

Gambar 4. Kepala Sekolah SDN Ungaran 01-03-06

Gambar 5. Sebagian piala prestasi sekolah

Gambar 6. Guru saat mengajar

Gambar 7. Siswa sedang praktek ritmis

Gambar 8. Siswa praktek menyanyi tunggal diiringi alat musik keyboard

Gambar 9. Siswa prakterk menyanyi kelompok

ix
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar pada hakekatnya merupakan salah satu bentuk tingkah laku

individu dalam usahanya memenuhi kebutuhan, sehingga masalah belajar

merupakan suatu hal yang dihadapi oleh setiap orang. Hampir semua

kecakapan, ketrampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap

manusia terbentuk dan berkembang karena belajar.

Kegiatan belajar bisa dilakukan di segala tempat, tetapi khusus pada

lembaga pendidikan formal, kegiatan belajar diupayakan sebaik-baiknya

karena pendidikan itu sendiri sebenarnya suatu proses sehingga tidak dapat

berdiri sendiri dan hasilnya tidak dapat dilihat langsung .

Kegiatan belajar yang terjadi di sekolah tidak dapat dilepaskan dari

proses kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar itu sendiri

terintegrasi komponen-komponen pengajaran. Setiap proses belajar mengajar

bertujuan untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Keadaan ini akan

tercapai apabila siswa terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun

emosional dalam proses belajar mengajar.

Pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian (Kertangkes) diberikan

untuk menumbuhkan kepekaan rasa keindahan (estetis) dan artistik sehingga

membentuk sikap kreatif, apresiatif dan kritis, untuk mewujudkan pengalaman

berkreasi dan berapresiasi, sesuai dengan Kurikulum 2004 yang berbasis

1
2

Kompetensi. Dengan demikian kompetensi siswalah yang diutamakan

sehingga siswa dapat mengembangkan kreativitas dan potensi dirinya. Apalagi

materi Kertangkes terbagi dalam lima cabang seni, yaitu Seni Rupa, Seni

Musik, Seni Tari, Kerajinan dan Teknologi.

Seni musik yang menjadi bagian dari materi pelajaran Kertangkes

merupakan materi yang sebenarnya sangat disukai siswa SDN Ungaran 03,

karena selain ada praktek musik, juga ada praktek menyanyi. Tetapi materi ini

sering menjadi berat dan tidak menyenangkan saat siswa di berikan lagu baru

dengan pengenalan notasi lebih dulu,itu sebabnya dibutuhkan tehnik yang

menarik agar siswa tertarik untuk menguasai notasi juga.

Pada dasarnya secara alami anak menyukai suara musik, baik dari alat

audio, visual, maupun yang dibunyikan sendiri. Demikian juga dalam

menyanyi, maka tidak heran kalau perkembangan kreativitas musik anak

muda yang begitu pesat sering mempengaruhi anak-anak usia sekolah, karena

siswa belum mempunyai filter yang baik dalam menyerap lagu yang sesuai

dengan perkembangan jiwa siswa. Sangat penting bagi sekolah untuk bisa

menyalurkan bakat-bakat siswa pada materi yang sesuai.

SDN Ungaran 01-03-06 merupakan tiga SD yang ada dalam satu

kampus. Sejak 31 Mei 1997 SDN Ungaran 03 memperoleh kepercayaan untuk

membuka Kelas Unggulan, yang siswanya diambil dari seleksi ketiga sekolah

yaitu, SDN Ungaran 01, SDN Ungaran 03 dan SDN Ungaran 06. Seleksi

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: bagi siswa yang sejak kelas I sampai

dengan kelas III mempunyai prestasi 15 besar dikelasnya, sesudah kenaikan


3

kelas IV berhak mengikuti seleksi siswa Unggulan. Dari seleksi ini akan

diambil 30 siswa. Kelas Unggulan inilah yang hampir semua mata pelajaran

dipegang oleh guru bidang studi, sedangkan pada kelas reguler hampir semua

mata pelajaran dipegang oleh guru kelas, kecuali Olah Raga, Agama dan

Bahasa Inggris.

Pemilihan kelas IV Unggulan menjadi proyek penelitian

dilatarbelakangi bahwa kelas Unggulan dimulai dari kelas IV, sedangkan guru

bidang studi Kertangkes hanya ada di kelas Unggulan Kemudian berdasarkan

pengamatan pada saat siswa mengikuti Upacara Bendera hari Senin, hampir

70% siswa pada waktu menyanyi lagu Mars Perpustakaan, ketika sampai pada

syair “tua dan muda” cenderung dinyanyikan dengan nada yang lebih rendah

dari nada sebenarnya yang mestinya notasinya berbunyi 4 . 3 2 1 2

menjadi 3 . 2 1 7 1.

Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa, lagu Mars Perpustakaan

dikenalkan pada siswa saat masih kelas satu bukan dari notasinya melainkan

dengan cara menirukan guru yang menyanyikan syairnya, kenyataan ini diakui

juga oleh guru kelas I saat diwawancara, dengan alasan karena siswa masih

terlalu kecil untuk dikenalkan dengan notasi yang rumit. Saat wawancara

dilanjutkan pada guru kelas II dan III, jawabannya lebih bervariasi, ada guru

yang mengatakan tidak menguasai notasinya , ada juga yang mengatakan tidak

mengajarkan lagi lagu tersebut. Satu hal yang perlu diketahui bahwa lagu

Mars Perpustakaan merupakan lagu yang wajib dinyanyikan setiap upacara


4

bendera pada hari Senin di SDN Ungaran 03 yang wajib diikuti oleh siswa

kelas III sampai kelas VI.

Winkel dalam Sumaryanto (2005:39) dikatakan, belajar adalah proses

mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebiasaan

atau sikap yang diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar pada hakekatnya

merupakan salah satu bentuk tingkah laku individu dalam usahanya untuk

memenuhi kebutuhan. Hampir semua kecakapan, ketrampilan, pengetahuan,

kebiasaan dan sikap manusia terbentuk dan berkembang karena belajar. Ada

satu ciri yang dapat dilihat dari proses belajar, yaitu adanya suatu perubahan,

sekalipun tidak semua perubahan merupakan proses belajar, karena ada

perubahan yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan.

Terdapat dua persoalan pokok dalam belajar, yaitu: (1) Persoalan

mengenai masukan, yaitu bagaimana proses belajar itu berlangsung dan

prinsip-prinsip apa yang mempengaruhi proses belajar. (2) Persoalan

mengenai keluaran, yaitu mengenai hasil belajar. Persoalan ini berkaitan

dengan tujuan pendidikan yang selanjutnya dijabarkan dalam tujuan

pengajaran.

Dengan demikian dapat disimpulkan prestasi belajar vokal adalah hasil

usaha belajar yang berujud pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah

dicapai dari usahanya belajar vokal selama waktu tertentu.


5

Dalam suatu proses pembelajaran dibutuhkan suatu pendekatan tertentu

agar dapat memperoleh hasil yang di harapkan. Pendekatan itu biasanya berupa

metode yang dipilih dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan materi.

Menurut Sumaryanto,musik terdiri dari musik vokal dan instrumental

atau gabungan dari keduanya. Dalam membentuk potensi di atas menjadi

kemampuan membaca, mendengar, dan menyanyikan not/nada, untuk

mengembangkan kemampuan tersebut dibutuhkan latihan yang dalam istilah

musik disebut Solfegio.

Solfegio adalah istilah yang mengacu pada menyanyikan tangga nada,

interval dan latihan-latihan melodi dengan sillaby zolmization, yaitu

menyanyikan nada musik dengan menggunakan suku kata, Stanly dalam

Sumaryanto (2005:40). Solfegio tidak hanya menyanyi tetapi juga mendengar

dan membaca nada. Istilah latihan menyanyi disebut Sight Singing, kemampuan

mendengar nada/not disebut dengan Ear Training, sedangkan membaca

nada/not disebut Sight Reading. Metode Solfegio dipakai sebagai cara

pendekatan dalam pembelajaran vokal dikelas IV Unggulan. Kemampuan

mendengar, membaca dan menyanyi menjadi modal yang penting bagi siswa

untuk menguasai not/nada.

Musik adalah bahasa emosi yang bersifat universal. Melalui

pendengaran, musik dapat dimengerti dan dirasakan makna dan kesan yang

terkandung didalamnya (Sumaryanto,2001:36). Dalam belajar musik, baik

vokal maupun instumental, siswa akan melalui beberapa proses kegiatan, (1)

melihat kode atau notasi musik, (2) membayangkan dengan kemampuan


6

mengingat jika not tersebut dibunyikan, (3) memainkan/menyanyikan not

tersebut menjadi sajian musik, dan (4) memeriksa dan mengontrol nada yang

dihasilkan (Sumaryanto,2001:39). Proses mempelajari sebuah lagu untuk dapat

dinyanyikan dengan benar perlu ditanamkan dengan mempelajari notasinya. Itu

sebabnya guru harus memiliki kemampuan untuk membuat siswa tertarik

mempelajari lagu bukan sekedar syairnya tapi juga mempelajari notasinya.

Metode yang tepat akan membuat siswa menyukai setiap lagu baru sekalipun

harus mempelajari notasinya.

Siswa merupakan obyek didik yang membutuhkan perhatian untuk dapat

mengembangkan potensi dirinya. Arahan yang tepat pada siswa akan membuat

siswa lebih percaya diri dalam mengembangkan potensi untuk meningkatkan

kreativitasnya secara maksimal. Kesalahan dalam memberi arahan akan

menyesatkan siswa seumur hidup apabila tidak ada kesadaran untuk

memperbaiki.

Proses kegiatan pembelajaran yang berbasis kompetensi memang

memberi kesempatan pada siswa untuk lebih banyak mengembangkan

kemampuan diri, namun demikian tetap diperlukan aturan yang jelas yang

semuanya ada dalam silabus, agar proses belajar mengajar tetap memiliki

pedoman.

Silabus sendiri sangat membantu dalam pengaturan waktu untuk tiap

semesternya, sehingga guru dapat mengatur kegiatan belajar mengajar yang

disesuaikan dengan kompetensi dasar dan pengembangannya.


7

Penggunaan pendekatan sistem dan proses pembelajaran telah

mendorong digunakannya media pembelajaran sebagai pendukung suksesnya

metode yang diterapkan, seperti yang dikemukakan oleh Dientje Borman

Rumampuk, bahwa media pengajaran mempunyai nilai praktis sebagai berikut:

1. Media pendidikan dapat membangkitkan motivasi belajar.

2. Media dapat membuat konsep yang abstrak menjadi konkrit.

3. Media dapat mengatasi batas-batas ruang kelas, misalnya dalam

menampilkan obyek yang terlalu besar.

4. Media dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi siswa.

5. Media dapat menyajikan informasi belajar secara konsisten.

6. Media memberi kesan perhatian individual untuk seluruh anggota

kelompok belajar.

7. Media dapat mengatasi penampilan obyek yang terlalu cepat dan terlalu

halus untuk didengar.

Sebenarnya ada 13 (tiga belas) fungsi media yang ada, namun penulis

hanya mengambil 7 (tujuh) fungsi yang sesuai dengan kebutuhan dari isi tulisan

ini.

SDN Ungaran 01-03-06 merupakan SD negeri yang berada di tengah kota

Ungaran, Kabupaten Semarang. Memiliki sarana prasarana yang tergolong lebih

lengkap dibanding SD Negeri lain yang ada di sekitar kota Ungaran. Sarana

prasarana ini dapat membantu meningkatkan pembelajaran siswa .

Mata pelajaran Kertangkes di SD merupakan mata pelajaran yang tidak

di Ebtanas-kan, bahkan dalam tes semesterpun tidak ada tes teorinya, tetapi
8

hanya ada tes praktek. Dalam jadwalpun mata pelajaran Kertangkes sering

dipandang sebelah mata. Guru kelas sering memakai jam pelajaran Kertangkes

untuk mengejar materi pelajaran yang lain. Alasan yang muncul dari hasil

wawancara, yaitu adanya cara pandang yang mengesampingkan atau

menganggap tidak penting pada pelajaran Kertangkes karena tidak

mempengaruhi prestasi akademik dalam kenaikan kelas, sehingga sering

disampaikan dengan kesan asal-asalan atau semampu guru kelasnya.

Cara pandang guru yang berakibat pada cara memperlakukan mata

pelajaran Kertangkes berpengaruh pada cara siswa menerima dan

memperlakukan pelajaran Kertangkes. Tidak heran jika siswapun sering

mengikuti mata pelajaran Kertangkes dengan setengah hati, bahkan kadang

dianggap pelajaran yang bebas tanpa aturan, sehingga saat mengerjakan tugas

hanya ada beberapa anak yang mengerjakan dengan serius.

Adanya guru bidang studi Kertangkes sebenarnya mulai memacu guru

kelas untuk ikut kreatif dalam mengajarkan mata pelajaran Kertangkes, namun

kompetensi guru yang tidak sesuai dengan bidangnya sering menghambat dan

akhirnya materi yang dikuasai maksimal oleh guru kelas sajalah yang diberikan.

Sekolah mengadakan pentas seni setahun dua kali, yaitu saat perayaan

hari Kartini dan Wasana Warsa (perpisahan ) kelas VI, juga dalam satu tahun

ada dua sampai tiga kali lomba yang berhubungan dengan seni yang diadakan

lembaga lain tetapi diikuti oleh wakil siswa SDN Ungaran 03. Kegiatan ini ikut

memberi pemacu untuk dapat menjadi yang terbaik. Namun yang terjadi

biasanya adalah peserta diambilkan dari siswa yang memang sudah punya bakat
9

bawaan dari TK atau bakat alami didikan orang tua, bukan hasil didikan guru

kelas. Tingginya minat siswa terhadap pelajaran Kertangkes sering tidak

terimbangi dengan kemampuan guru kelasnya.

Bakat menyanyi siswa perlu diasah dengan baik, terlebih dalam rangka

meningkatkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air, guru dalam

mengajarkan lagu-lagu wajib harus mengajarkan notasinya terlebih dahulu agar

lagu bisa dinyanyikan dengan baik dan benar,

Penggunaan metode Solfegio dipakai sebagai alternatif bentuk

pembelajaran ternyata banyak mempengaruhi keberhasilan prestasi belajar vokal

siswa, sehingga dapat melakukan improvement (perbaikan yang mengarah

kepada hasil lebih baik). Latihan vokal dengan metode Solfegio biasanya

dilakukan secara bervariasi mulai dari mendengar selanjutnya membaca dan

diakhiri dengan menyanyi dengan alat bantu piano/keyboard/pianika.

Dalam perkembangannya solfegio bukan hanya menyanyi saja tetapi juga

mendengar dan membaca nada. Kemampuan menyanyi disebut dengan Sight

Singing, kemampuan mendengar nada disebut dengan Ear Training, sedangkan

kemampuan membaca nada disebut dengan Sight Reading. Sight Singing adalah

latihan menyanyikan nada sesuai dengan melodi. (Sumaryanto, 2001: 40).

Menurut Latifah Kodiyat(1983:68) Ear Training adalah latihan

sistematis, latihan vokal tanpa perkataan dan hanya menggunakan suku kata

terbuka. Pendengaran tersebut dapat dilatih dengan cara menyelaraskan dengan

not-not yang dibaca. Semakin banyak siswa berlatih akan semakin tinggi

kemampuan siswa dalam membayangkan nada, tepat atau tidaknya lompatan


10

nada dan interval. Dengan demikian siswa akan lebih tekun dalam mempelajari

lagu mulai dari menguasai notasinya lalu menerapkan ke syairnya.

Menurut Stanley seperti yang dikutip Sumaryanto(2001:31-33) Sight

reading adalah membaca not tanpa persiapan atau kesanggupan sekaligus untuk

membaca dan memainkan notasi musik yang belum pernah dikenal sebelumnya

Berpijak pada peningkatan belajar vokal siswa, maka perlu diadakan

penelitian lebih lanjut tentang “Pelaksanaan Pembelajaran Vokal Dengan

Metode Solfegio di Kelas IV Unggulan SD Negeri Ungaran 01-03-06 Kabupaten

Semarang”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran vokal dengan metode Solfegio di

kelas IV Unggulan SD Negeri Ungaran 01-03-06 Kabupaten Semarang?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran vokal

dengan metode solfegio di kelas IV Unggulan SD Negeri Ungaran 01-03-06

Kabupaten Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan supaya terarah harus mempunyai tujuan

tertentu. Demikian juga penelitian sebagai kegiatan ilmiah harus mempunyai

tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pelaksanaan pembelajaran vokal dengan metode solfegio pada

siswa kelas IV Unggulan pada SDN Ungaran 01-03-06.


11

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dipandang penting, karena hasil dari penelitian ini di

harapkan dapat menjadi masukan bagi yang berkepentingan, manfaatnya antara

lain:

a. Agar siswa mempunyai kemampuan menyanyikan sebuah lagu dengan

benar sesuai dengan notasi serta bisa membaca notasi pada sebuah lagu

baru dengan nada yang tepat.

b. Meningkatkan kreativitas, kemampuan dan motivator bagi guru dalam

menciptakan proses pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi siswa

sehingga akan menghasilkan prestasi yang optimal sesuai yang

diharapkan.

c. Meningkatkan mutu sekolah di bidang seni dan dalam peningkatan

kreativitas guru dan siswa.

E. Sistematika Skripsi

Untuk memberikan gambaran mengenai keseluruhan isi skripsi, maka

sistematikanya disusun sebagai berikut:

Sebelum masuk pada bagian isi, terlebih dahulu memaparkan judul, halaman

pengesahan, semboyan atau motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi,

sari, dan daftar lampiran.

Bagian isi terdiri dari lima bab, yaitu:

Bab I : Pendahuluan.
12

Dalam pendahuluan ini diuraikan Latar Belakang Masalah,

Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan

Sistematika Skripsi.

Bab II : Menjelaskan tentang teori – teori yang digunakan sebagai landasan

penelitian meliputi Pengertian Belajar, Pengertian Vokal, Metode

solfegio, dan Pengertian Tentang Siswa Sekolah Dasar

Bab III : Membahas tentang Metode Penelitian yang meliputi: Pendekatan

Penelitian, Lokasi Penelitian, Fokus Penelitian, Metode

Pengumpulan Data dengan memakai metode observasi dan

wawancara, serta Langkah-Langkah Penelitian.

Bab IV : Berisi Hasil Penelitian dan pembahasan, yang akan memaparkan

laporan hasil pengamatan juga pembahasan hasil penelitian.

Bab V : Berisi Kesimpulan dan Saran – Saran yang berguna bagi penulis

sendiri maupun pihak – pihak terkait dan yang berhubungan dengan

hasil peneliian ini.


13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses mental yang mengarah pada penguasaan

pengetahuan, kecakapan, kebiasaan atau sikap yang diperoleh, disimpan dan

dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku. Dengan kata lain belajar

adalah proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. (Winkel,

1984:151).

Menurut Good & Bropy yang dikutip oleh Sumaryanto (2005:39)

menyatakan bahwa belajar adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan proses yang diikuti oleh perubahan yang relatif tetap, dalam

pengertian, sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan dan ketrampilan.

Belajar merupakan perubahan perangai atau kemampuan seseorang yang

berlangsung lama dan bukan merupakan akibat dari perubahan.

Ciri-ciri kegiatan belajar adalah: (a) Aktivitas yang menghasilkan

perubahan pada individu yang sedang belajar, baik aktual maupun potensi, (b)

perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru yang

berlaku dalam waktu yang relatif lama, (c) perubahan itu terjadi karena latihan

dan usaha.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu dalam

berinteraksi dengan lingkungannya.


13
13
14

B. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran menurut Hadi Kusuma K. (1996: 15) adalah usaha oleh

guru untuk membantu siswa atau anak didik agar mereka dapat belajar sesuai

dengan kebutuhan dan minatnya. Dalam pembelajaran, peran guru sebagai

fasilitator yaitu menyediakan fasilitas yang diperlukan dan menciptakan

situasi yang mendukung agar siswa dapat mewujudkan kemampuan

belajarnya.

Pendapat yang sama dikemukakan oleh Soelaiman ( 1978: 53 ) yang

mengatakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru

dalam rangka membimbing dan mendorong siswa untuk memperoleh

pengalaman yang berguna bagi perkembangan dari seluruh potensi

(kemampuan) yang dimilikinya semaksimal mungkin. Pembelajaran

merupakan kegiatan yang memerlukan persiapan matang untuk mentransfer

ilmu dari guru kepada peserta didik. Dalam hal ini Tim MKDK (1996: 11)

berpendapat bahwa: (1) pembelajaran merupakan upaya sadar dan disengaja,

(2) pembelajaran merupakan pemberian bantuan yang memungkinkan siswa

dapat belajar, (3) pembelajaran lebih menekankan pada pengaktifan siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran adalah upaya guru untuk menciptakan suatu sistem atau

cara yang memungkinkan terjadi suatu proses belajar siswa dalam rangka

mengembangkan semua aspek dalam dirinya.

Menurut Tim MKDK (1996:46), menyatakan bahwa terdapat beberapa ciri

pembelajaran yaitu:
15

a. Pembelajaran bertujuan untuk membentuk anak didik dalam suatu

perkembangan tertentu, dengan menempatkan anak didik sebagai pusat

perhatian, sedangkan unsur yang lain sebagai pengantar dan pendukung.

b. Ada suatu prosedur yang didesain untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, agar dapat mencapai tujuan secara optimal, maka diperlukan

langkah-langkah sistematik dan relevan.

c. Ditandai dengan aktivitas anak didik baik secara fisik maupun mental yang

aktif. Anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan

belajar mengajar.

d. Memiliki batas waktu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Batas waktu

menjadi salah satu ciri yang tidak dapat ditinggalkan. Setiap tujuan akan

diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu akan tercapai.

e. Ada evaluasi, dari seluruh kegiatan belajar mengajar, karena evaluasi

merupakan bagian penting yang tidak bisa diabaikan. Setelah guru

melaksanakan kegiatan belajar mengajar, evaluasi harus dilakukan untuk

mengetahui tercapainya tujuan yang sudah ditentukan.

Kesimpulan dari uraian diatas adalah bahwa suatu pembelajaran dapat

dilihat dari tujuan yang akan dicapai dengan menggunakan prosedur dan

langkah-langkah yang sistematik serta menekankan pada kompetensi siswa

dan untuk mengetahui tercapainya tujuan pengajaran harus ditentukan jenis

evaluasi yang sesuai.

C. Pengertian Vokal
16

Vokal menurut kamus artinya bunyi ujaran yang keluarnya melalui alat

ucap tanpa hambatan. Dalam musik, unsur vokal sangat penting terutama

dalam hubungannya dengan menyanyi. Menurut A.T.Mahmud (1995:39) salah

satu cara mengungkapkan musik adalah melalui vokal, yang di ungkapkan

dengan cara bernyanyi. Tingkat kemampuan mengungkapkan isi dan makna

nyanyian tergantung pada cara memelihara suara. Salah satu cara memelihara

suara dengan latihan solfegio.

Pada saat seseorang akan menyanyikan sebuah lagu baru semestinya

harus mengenal dan menguasai notasi lebih dahulu sehingga lagu akan dapat

dinyanyikan dengan baik dan benar, tentunya semua usaha untuk menguasai

notasi tersebut membutuhkan waktu tertentu. Menurut Kompas, Minggu, 27

Januari 2002, dikatakan bahwa kemampuan berolah vokal tiba-tiba kini

bergeser dari fenomena musikal, menjadi fenomena sosial, dari pernyataan ini

bisa disimpulkan bahwa vokal ternyata bisa menjadi suatu investasi ke depan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan belajar

vokal adalah hasil usaha belajar yang berwujud pengetahuan, sikap dan

ketrampilan yang telah dicapai dari usahanya belajar vokal selama waktu

tertentu.

D. Metode Solfegio

Solfegio adalah latihan kemampuan pendengaran atau ketajaman

pendengaran musik, baik ketepatan ritmik maupun ketepatan nadanya.

Menurut Stanly yang dikutip Sumaryanto (2005:40) dikatakan Solfegio adalah

istilah yang mengacu pada menyanyikan tangga nada, interval dan latihan –
17

latihan melodi dengan sillaby zolmization yaitu, menyanyikan nada musik

dengan menggunakan suku kata.

Dalam perkembangannya solfegio bukan hanya menyanyi saja tetapi

juga mendengar dan membaca nada. Kemampuan membaca nada disebut

dengan Sight Reading, kemampuan mendengar nada disebut dengan Ear

Training, sedangkan kemampuan menyanyi disebut dengan Sight Singing.

1. Pengertian Sight Reading

Menurut Stanley seperti yang dikutip Sumaryanto(2001:31-33)

Sight reading adalah membaca not tanpa persiapan atau kesanggupan

sekaligus untuk membaca dan memainkan notasi musik yang belum

pernah dikenal sebelumnya (sering disebut dengan istilah prima vista).

Fungsi sight reading selain untuk meningkatkan kemampuan

membaca dan menambah pengetahuan tentang bahasa musik juga

berfungsi untuk menemukan hal–hal baru dalam musik dan memberikan

kenikmatan dalam bermusik bagi pemain atau penyaji musik hingga pada

tingkat ketrampilan mahir.

Ada dua pendekatan dalam melatih sight reading, yaitu (1) dengan

memainkan lagu yang mudah dengan tempo yang sebenarnya, atau (2)

dengan lagu yang sulit dalam tempo yang sangat lambat. Richman dalam

Sumaryanto (2001:33). Melalui sight reading diharapkan siswa dapat

membaca notasi musik dengan cepat dan tepat.

Florentinus membagi kemampuan membaca not (sight reading)

dalam tiga indikator, yaitu : (1) kemampuan membaca ritme/irama, (2)


18

kemampuan membaca melodi/rangkaian nada, dan (3) kemampuan

membaca kord/ keselarasan gabungan nada.

2. Pengertian Ear Training

Ear Training adalah latihan kemampuan mendengar, menurut

Kodiyat (1983:68), Ear Training adalah latihan pendengaran secara

sistematis, latihan vokal tanpa perkataan dan hanya dengan suku kata

terbuka. Latihan pendengaran tersebut dilakukan dengan cara

menselaraskan dengan not- not yang dihadapi. Dengan terbiasanya siswa

mendengar secara bertahap, maka bayangan nada/not dari suatu lagu yang

didengar akan dapat dibayangkan besar kecilnya dan tepat tidaknya

lompatan nada.

Manusia normal sejak lahir sudah dibebani dengan kemampuan

reaksi terhadap bunyi atau musik, sehingga tanpa kegiatan mendengar

manusia tidak dapat memberikan reaksi terhadap rangsangan yang

membentuk bunyi ( Jamalus, 1981:49)

Latihan pendengaran musik biasanya dilakukan dalam bentuk dikte

yang berupa nada yang dinyanyikan kemudian ditirukan, yang sebelumnya

didahului dengan latihan pendengaran dan latihan daya ingat. Dikte

tersebut berupa melodi, kord, dan ritme. Latihan pendengaran ini

membutuhkan konsentrasi yang sungguh- sungguh agar kesan musik dapat

dimengerti dan bila dilakukan secara berulang- ulang dapat dijadikan dasar

menuju tahap pelajaran membaca notasi.


19

Florentinus (1997:62) membagi lebih lanjut kemampuan mendengar

not (Ear Training) ke dalam tiga indikator kemampuan, yaitu: (1)

kemampuan mendengar dan mengingat ritme/irama, menuliskan serta

menyuarakan kembali, (2) kemampuan mendengar dan mengingat

melodi/rangkaian nada, menuliskan serta menyuarakan kembali, dan (3)

kemampuan mendengar dan mengingat kord/keselarasan gabungan nada.

Menurut Benward yang dikutip oleh Sumaryanto(2001:35),

kemampuan pendengaran merupakan gabungan dari faktor kebiasaan dan

pembawaan. Faktor kebiasaan dapat dikembangkan melalui latihan teratur,

sedangkan faktor pembawaan murni berasal dari kemampuan diri yang

berupa bakat musikalitas.

Dalam proses mempelajari sebuah lagu perlu ditanamkan pengertian

tentang rasa irama/ritme, agar siswa dapat memnyanyikan sebuah lagu

dengan dalam irama yang sesuai. Selain itu perlu ditanamkan juga

pengertian tentang bayangan /memori nada, interval, dan melodi sehingga

tidak mengalami kesulitan dalam menyanyikan sebuah lagu dengan benar.

Dari penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa kemampuan mendengar not

(Ear Training) adalah tingkat kepekaan siswa dalam mendengarkan,

mengingat, menuliskan dan menyuarakan kembali unsur–unsur musikal

dalam bentuk notasi musik secara langsung, baik pada melodi, ritme

maupun kord.

3. Pengertian Sight Singing


20

Yang dimaksud dengan Sight Singing adalah latihan menyanyikan

nada sesuai dengan melodi. Ada dua sistem yang dapat digunakan dalam

latihan ini, yaitu sistem fixed do dan sistem movable do. Kedua sistem

tersebut dijabarkan sebagai berikut:

a. Sistem fixed do

Adalah latihan nada-nada dinyanyikan dengan apa adanya,

misalkan nada C akan tetap dibaca do meskipun dalam tangga nada

yang berbeda-beda. Contoh lain, siswa menyanyikan lagu dalam

tangga nada F mayor (1 mol) maka nada F tidak dibaca do melainkan

fa.

b. Sistem Movable do

Sistem movable do adalah do yang bisa berubah-ubah, jadi nama

do bisa terletak pada nada c, d, e, f, g, dan seterusnya sesuai nada

dasar yang digunakan.

Florentinus membagi kemampuan menyanyikan not atau sight

singing dalam tiga indikator, yaitu : (1) Kemampuan menyanyikan

melodi atau rangkaian nada, (2) Kemampuan menyanyikan interval

nada, dan (3) Kemampuan menyanyikan tangga

nada.(Sumaryanto,2001:40-42)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

menyanyikan nada (sight Singing) adalah tingkat kelancaran siswa untuk

mengubah bentuk notasi menjadi suara atau vokal tanpa persiapan

sebelumnya.
21

Pada pelaksanaan pembelajaran vokal di kelas IV Unggulan, sight

singing, ear training, dan sight reading diterapkan secara bervariasi

disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa.

E. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran

Menurut Suryabrata (1985:146) mengatakan, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi proses pembelajaran yang berasal dari dalam (internal)

maupun dari luar (eksternal). Faktor tersebut antara lain:

1. Faktor dari dalam (internal), yaitu faktor yang berasal dari individu

itu sendiri, yang meliputi :

a. Faktor fisiologi yang meliputi kondisi fisik anak secara umum,

kondisi panca indera terutama penglihatan, pendengaran, jenis

kelamin dan organ tubuh lainnya.

b. Faktor psikologis yang meliputi : kecerdasan , bakat, motivasi,

minat, dan emosi.

2. Faktor dari luar (eksternal) yaitu faktor yang berasal dari luar

individu yang meliputi:

a. Lingkungan alam, seperti: suhu, kelembaban udara, cuaca.

b. Lingkungan sosial yaitu lingkungan dimana tempat interaksi

lembaga pendidikan itu berada.


22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ditinjau dari paradigma yang dikembangkan

dalam penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kualitatif. Pada kegiatan

penelitian jenis ini dilakukan pengamatan pelaksanaan dan observasi serta

wawancara untuk dapat mengumpulkan data–data yang valid, sehingga akan

diketahui faktor-faktor yang melatarbelakangi timbulnya masalah atau yang

mendukung pelaksanaannya, kemudian dilakukan langkah–langkah tertentu

untuk memperoleh data konkret dari obyek penelitian, atau mengubah

kondisi–kondisi tertentu yang dikehendaki supaya dapat mengatasi masalah

yang dihadapi.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat peraga berupa keyboard atau pianika dan teks lagu

baru.

2. Menyiapkan ruang kelas yang membuat siswa leluasa mengikuti

kegiatan pelatihan vokal dengan metode Solfegio

3. Kegiatan awal, guru menjelaskan materi yang akan dipelajari dan

kegiatan yang akan dilakukan siswa.

4. Selanjutnya guru melakukan kegiatan sesuai dengan Rencana

Pembelajaran (terlampir). Adapun alokasi waktunya untuk materi ini

adalah 2 x 40 menit atau dua jam pelajaran. Kegiatan pembelajaran ini

22
24
23

akan dilakukan dua kali agar dapat memperoleh data yang dianggap

dapat mewakili keadaan yang sebenarnya.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian mengambil SDN Ungaran 01-03-06 di jalan

Diponegoro nomor 4 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, dengan

kelas proyek adalah kelas IV Unggulan yang berjumlah 30 orang siswa.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah dari berbagai hal yang berkaitan dengan masalah

penelitian yang antara lain:

o Pelaksanaan pembelajaran vokal dengan metode solfegio pada siswa kelas

IV Unggulan SDN Ungaran 01-03-06.

o Faktor- faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran vokal

dengan metode solfegio.

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data tentang peningkatan belajar vokal, maka

diperlukan tehnik pengumpulan data. Adapun tehnik yang digunakan adalah

observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk memperjelas penggunaan

tehnik pengumpulan data diterangkan sebagai berikut:


24

1. Observasi

Metode observasi adalah dasar dalam penyelidikan yang

dilakukan dengan sengaja secara sistematis pada saat peristiwa terjadi.

Pengertian observasi menurut Kartono (1986 : 257) adalah studi yang

sengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala–gejala alam

dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Sedangkan Sutrisno Hadi

(1984: 136) mengatakan bahwa observasi adalah sebagai metode

ilmiah, bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematis masalah yang diselidiki. Dalam metode ini tindakan yang

penulis lakukan adalah dengan mengamati siswa yang mengikuti

kegiatan belajar–mengajar secara langsung di kelas. Penempatan

manusia dalam penelitian ini adalah sebagai instrumen utama

penelitian. Sementara itu selalu dikaitkan antara informasi (apa yang

terjadi) dengan konteks (hal – hal yang berkaitan dengan sekitarnya)

sehingga tercipta keterpaduan (Nasution, 1988 : 58).

Berdasarkan tingkat keterlibatan penulis dalam obyek yang

diamati, maka kegiatan ini tergolong observasi partisipan, karena

peneliti terlibat langsung dengan siswa yang menjadi obyek sasaran

penelitian.

2. Wawancara

Wawancara adalah komunikasi verbal, yaitu semacam

percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi (S. Nasution,


25

1988: 131). Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan

tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis (Sutrisno Hadi).

Sedangkan menurut Suharsini Arikunto, Interview atau wawancara

adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh

informasi dari terwawancara (Suharsini Arikunto, 1982 : 109).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa wawancara

adalah proses untuk memperoleh data dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka dengan menggunakan panduan wawancara.

Adapun tehnik wawancara yang dipakai ada dua macam yaitu:

a. Wawancara Tidak Terarah

Yaitu wawancara yang bersifat bebas, santai dan

memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada informasi

kunci untuk memberikan keterangan. Wawancara ini digunakan

untuk mendapatkan keterangan yang tak terduga atau yang tidak

dapat diungkap dengan metode lain. Wawancara tidak terarah ini

dilakukan terhadap mantan Kepala SDN Ungaran 03 dan Kepala

Sekolah yang menjabat sekarang.

b. Wawancara Terarah

Yaitu wawancara yang bersifat mendalam dan intensif.

Dalam hal ini peneliti menggunakan daftar pertanyaan yang telah

ditetapkan dan telah disusun sebelumnya dengan tujuan

memfokuskan informasi yang diperlukan. Wawancara ini

dilakukan pada siswa yang menjadi sampel.


26

3. Dokumentasi

Tehnik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah

pengambilan yang diperoleh melalui dokumen-

dokumen.(Husaini,2003:73). Dokumen- dokumen yang diperoleh bisa

berupa surat- surat berharga maupun foto- foto yang ada hubungannya

atau melengkapi data- data sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

E. Langkah – langkah Penelitian

1. Pelaksanaan Penelitian

a. Memberi pengarahan pada siswa – siswi yang dijadikan proyek

penelitian untuk mendapat penjelasan tentang kegiatan yang akan

dilakukan.

b. Mengumpulkan Data Awal kemampuan vokal siswa .

c. Wawancara dengan siswa, Wali kelas, Kepala Sekolah, Komite

Sekolah, dan mantan Kepala Sekolah SDN Ungaran 03.

d. Melakukan kegiatan pelaksanaan metode Solfegio dalam pembelajaran

vokal di kelas proyek.

Berdasar hasil pengamatan yang sudah dilakukan dapat diberikan

hipotesis bahwa pelaksanaan pembelajaran vokal dengan metode Solfegio

pada siswa sangat membantu meningkatkan kemampuan siswa untuk

dapat menyanyi lagu–lagu dengan notasi yang benar.


27

2. Tahap Analisis Data

Pengumpulan
Penyajian
data
data

Reduksi
data

Kesimpulan-
kesimpulan:

Gambar 1. Komponen – komponen Analisis Data: Model Interaktif.


Sumber : Analisis Data Kualitatif (Miles & Huberman, 1992)

Menurut Miles dan Huberman (terjemahan Rohidi,1992), rangkaian

analisis data kualitatif berupa kata-kata bukan angka-angka. Analisis

tersebut terbagi dalam tahap-tahap antara lain:

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan tahap paling awal yang dilakukan

peneliti untuk dapat memperoleh informasi dalam memilih dan

mempertimbangkan masalah yang akan ditentukan.

2. Reduksi data

Adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Sebagaimana

diketahui, reduksi data berlangsung terus menerus selama proyek

berlangsung. Sebenarnya bahkan sebelum data benar – benar

terkumpul, antisipasi adanya reduksi data sudah tampak waktu

penelitian memutuskan kerangka konseptual wilayah penelitian,


28

permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data yang

dipilih. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan

reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, kode, menelusur tema,

membuat gugus-gugus, menulis memo).

Reduksi data bukanlah hal yang terpisah dari analisis. Ia

merupakan bagian dari analisis. Pilihan-pilihan peneliti tentang bagian

data mana yang dikode, mana yang terbuang, cerita mana yang sedang

berkembang, semua itu merupakan pilihan-pilihan analitis. Reduksi

data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-

kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

3. Penyajian Data

Yang dimaksud dengan penyajian adalah sebagai sekumpulan

informasi tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering

digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bentuk teks naratif yang

merupakan penyederhanaan dari informasi yang banyak jumlahnya ke

dalam kesatuan bentuk yang disederhanakan

4. Menarik Kesimpulan / Verifikasi

Kegiatan analisis ini amat penting, sebab dari permulaan

pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti


29

benda-benda dan mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan,

konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat serta

preposisi.
30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Kondisi SDN 01-03-06 Ungaran

SDN Ungaran 01-03-06 terletak di jalan Diponegoro no. 4,

Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Merupakan satu-satunya

SD Negeri yang berada di pusat kota kabupaten Semarang, karena

berdampingan dengan Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang, diapit dua

jalan besar (jalan Propinsi dan jalan jalur bus luar kota) sehingga

memudahkan sarana transportasi bagi siswa, mudah dijangkau dari

berbagai jurusan baik dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.

Gambar 1. SDN Ungaran 01-03-06.


(Dokumen Sekolah, 2006).
SDN Ungaran 01-03-06 terdiri dari tiga SD yang berada dalam satu

30 atap, baik dalam keuangan,


kampus, memiliki management satu
30
31

pengelolaan sekolah, dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran,

bahkan termasuk dalam kepengurusan Komite Sekolah.

Gambar 2. SDN Ungaran 01-03-06


(Dokumen Sekolah,2006)

SDN Ungaran 01 berdiri tahun 1925, SDN Ungaran 03 berdiri tahun

1974, SDN Ungaran 06 tahun 1985. Masyarakat menyebutnya sebagai SD Induk

atau mengatakan SD Favorit. SDN Ungaran 01-03-06 mendapat kepercayaan dari

pemerintah untuk menyelenggarakan kelas Unggulan berdasarkan SK Kadinas

tertanggal 31 Mei 1997.


32

DENAH SD N UNGARAN 01, 03, 06


JALAN KARTINI JALUR KHUSUS BUS LUAR KOTA
R.KOPE
RASI
R. KELAS
Tingkat
2 KELAS
R. KELAS
LAHAN WARGA
WC
SISW
A
MUSHOLA R. KELAS
WC
R. KELAS SISW
R. KELAS A

R. KELAS
R. KELAS
R.PEN
JAGA Tingka

R. KELAS KANTOR R. KELAS R. KELAS R. KELAS

UKS
R. KELAS R. KELAS R. LAB.
R. KELAS VU PENDOPO IV U

R. KELAS
R. KELAS

R. GURU
R. KELAS
GERBANG

JALAN DIPONEGORO (jalan Propinsi)

Bangunan gedung SDN Ungaran 01-03-06 terdiri dari :

o 23 ruang kelas o 1 ruang Guru


o 1 ruang UKS o 1 ruang alat musik
o 1 ruang perpustakaan o 1 ruang alat olahraga
o 1 ruang agama Kristen o 2 ruang koperasi
o 1 ruang Mushola o 1 pendapa untuk pentas seni.
o 1 ruang TU/komputer1 ruang o 1 ruang laborat
Kepala Sekolah
o
33

SDN Ungaran 01-03-06 memiliki Visi dan Misi yang sangat jelas dan

mempunyai jangkauan ke depan yang sangat terarah, berkompetisi, serta

memacu prestasi.

Misi SDN 01-03-06 Ungaran ada 5 hal, antara lain:

1. Meningkatkan kadar keimanan yang dilakukan melalui kegiatan

proses belajar mengajar.

2. Membentuk dan mewujudkan pribadi yang utuh sebagai bekal

untuk jenjang yang lebih tinggi.

3. Menjaga, meningkatkan mutu pendidikan serta keprofesionalan

tenaga kependidikan.

4. Penguasaan ilmu dan tehnologi tepat guna sebagai bekal

kemampuan dan ketrampilan dasar.

5. Memantapkan dan meningkatkan management dalam menghadapi

kompetisi yang sehat dan mewujudkan prestasi yang dapat

dibanggakan.

Adapun Visi Sekolah adalah: “Pusat keunggulan yang mampu

menyiapkan anak didik yang beriman, berkepribadian, berkualitas,

menguasai IPTEK, siap berkompetisi serta memacu prestasi“.

Menurut hasil wawancara dengan kepala sekolah, adanya Visi dan

Misi sekolah digunakan sebagai pedoman dalam mencapai tujuan, bahkan

ditulis dan dipasang di kantor guru dengan tujuan agar guru-guru selalu

mengingat pada saat merencanakan pembelajaran maupun saat mengelola

33
34

kelas agar dapat menghindarkan dari hal-hal yang menyimpang dari tujuan

sekolah.

Kelas yang menjadi objek penelitian adalah kelas IV Unggulan.

Adapun data nama siswa kelas IV Unggulan tahun pelajaran 2006-2007

yang adalah sebagai berikut:

NO
NAMA ASAL SEKOLAH
URUT INDUK
1 1881 ARYA SURYANATA SDN Ungaran 01
2 1882 ARIF SULISTYO SDN Ungaran 01
3 1891 EKA DIAN AYU S. W. SDN Ungaran 01
4 1895 GABRINA SELVI Y. SDN Ungaran 01
5 1904 MUHAMMAD RIZA IRFAN SDN Ungaran 01
6 1917 RATIH JAYANTI SDN Ungaran 01
7 1923 SYAIKHA DZIYAULHAQ ZEIN SDN Ungaran 01
8 1924 ULFA DIAN RATNASARI SDN Ungaran 01
9 1926 WINDA WAHYU W. SDN Ungaran 01
10 2041 CINARA RAHMA DITA K. SDN Ungaran 01
11 1847 DEVIANA NUR INDAH R. SDN Ungaran 03
12 1848 DHIFAN ILMI PRATAMA SDN Ungaran 03
13 1849 DICKY YUDHA BIMANTARA SDN Ungaran 03
14 1859 MEGANANDA SARASWATI SDN Ungaran 03
15 1860 MUHAMMAD FAUZI RIFAI SDN Ungaran 03
16 1868 RIDLA SETYA NUR ARMINA SDN Ungaran 03
17 1869 RAHAYU EKA SULISTIYANI SDN Ungaran 03
18 1873 RAMADHAN FARIS HAKIM SDN Ungaran 03
19 1981 JONATHAN ROFELANO H. SDN Ungaran 03
20 1982 ARIA ARGA ANANTA SDN Ungaran 06
21 1276 ANGKA PINDAKA SDN Ungaran 06
22 1284 BILLY MAHDIANTA ARSYAD SDN Ungaran 06
23 1287 CHENDYKIA NOVTA K. SDN Ungaran 06
24 1290 DAMAI BELLA ASMARA SDN Ungaran 06
25 1294 EVALIEN ANDRIAN M. SDN Ungaran 06
26 1295 FARADINA NUR F. SDN Ungaran 06
27 1296 FARIDA RAHMA VITA SDN Ungaran 06
28 1304 MITA KATHALIA SDN Ungaran 06
29 1313 SAFIRA AULIA RINANDA SDN Ungaran 06
30 1376 SAFIRA ALYA DHIYANI SDN Ungaran 06
35

Kelas Unggulan diselenggarakan mulai dari kelas IV. Seleksi

diadakan saat siswa menyelesaikan kelas III, pada awal tahun pelajaran

kelas IV, siswa yang mempunyai peringkat 15 besar dari kelas I

berkesempatan mengikuti seleksi melalui test tertulis. Dari hasil seleksi

tersaring 30 siswa, yang menjadi kelas unggulan.

Gambar 3. Siswa Kelas IV Unggulan angkatan 2006/2007 beserta Wali


Kelas Ibu Ristinah S.Pd
(Dokumen Sekolah, 2007)

Pada saat pelaksanaan penelitian Kepala Sekolah SDN Ungaran 01

dan 03 dijabat oleh Drs. Winarto, Pjs (pejabat sementara) terjadi karena

Kepala Sekolah SDN Ungaran 03 sudah pensiun dan belum mendapat

ganti kepala sekolah yang baru. SDN Ungaran 06 dikepalai oleh Ginu

Astopo, S. Pd.

Kepala Sekolah bekerjasama bahu-membahu dengan guru–guru

dan komite mempertahankan kualitas sekolah, yang sudah memiliki


36

prestasi baik di tingkat kecamatan Ungaran (sebelum terpecah menjadi

kecamatan Ungaran Barat dan Timur), Kabupaten Semarang maupun

tingkat nasional.

Gambar 4. Kepala Sekolah SDN Ungaran 01-03-06


(Dokumen Sekolah, 2007)

Tahun pelajaran 2006-2007, SDN Ungaran 01-03-06 mempunyai

34 tenaga pendidik yang terdiri dari:

o 21 guru kelas

o 2 guru Agama Islam

o 2 guru Olahraga

o 1 guru Agama Kristen

o 2 guru Bahasa Inggris

o 4 guru Mata pelajaran

o 2 guru komputer
37

Sebagian besar tenaga pengajar SDN Ungaran 01-03-06 lulusan

sarjana, sedangkan sebagian lagi sarjana muda yang sekarang juga sedang

melanjutkan pendidikannya guna meningkatkan kemampuan dan

keterampilan dalam profesinya.

Ada 9 tenaga karyawan yang membantu pengelolaan sekolah,

terdiri dari:

o 2 petugas Satpam,
o 2 karyawan kebersihan,
o 2 karyawan koperasi sekolah,
o 1 penjaga sekolah,
o 2 karyawan Tata Usaha.

Guna memperlancar pengelolaan keuangan dan pertanggung-

jawabannya, Kepala Sekolah dibantu oleh bendahara umum yang dipegang

oleh Ibu Ristinah S.Pd. Bendahara Umum yang bertugas mengepul segala

jenis keuangan yang didapat dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan

dana pendidikan bantuan dari orangtua siswa.

Tugas Bendahara Umum dibantu pengelolaannya oleh Badan

Pembantu Pengelolaan Keuangan, yang terdiri dari tiga orang guru yaitu:

1.. Endang Sitiningrum, S. Pd.

Bertugas mengelola bagian kesejahteraan pegawai dan penggajian

karyawan dan tenaga honorer.

2. Umi Fadilah, Am. Pd.

Bertugas mengelola bagian rumah tangga sekolah dan sarana

prasarana pembelajaran.
38

3. Hj. Hartini, S. Pd.

Bertugas mengelola bagian kesiswaan dan sosial.

Semua pengeluaran keuangan harus dengan persetujuan dan pengawasan

Komite Sekolah.

Kepengurusan Komite Sekolah pada tahun pelajaran 2006-2007,

saat dilaksanakan penelitian antara lain:

Ketua : Drs. Sugiarto, S. H, M. H.

Wakil Ketua : Drg. Testy Heriyanto

Sekretaris : Drs. Totok Kuswanto

Bendahara : Drs. Eko Sutanto

Bidang Penggalian Sumber Daya Sekolah : - Drs. Gunawan Wibisono

- Drs. Sutomo

Bidang Pengelolaan Sumber Daya Sekolah : - Ristinah, S. Pd.

Bidang Pengendalian Kualitas Pelayanan Pendidikan:

- Dra. Sunarni

- Drs. Tony Iriyanto

Bidang Jaringan Kerjasama/Sistem Informasi : - Zaenal Abidin

- Wiwit Pramono

Bidang Sarana dan Prasarana : - Ir. Agus Rahmad

- Didik Ismanoe

Bidang Usaha : - Ir. Yerki Teguh Basuki

- Lilik Suyanto, S. E.
39

Dalam operasionalnya setiap kelas memiliki pengurus paguyuban

orangtua siswa, yang berfungsi sebagai perpanjangan tangan komite dalam

menyerap setiap informasi dari orangtua siswa. Jumlah seluruh siswa SD

Negeri Ungaran 01 – 03 – 06 pada tahun pelajaran 2006 / 2007 ada 899

siswa, dengan perincian sebagai berikut:

JUMLAH SISWA SDN UNGARAN 01, 03, 06


TAHUN PELAJARAN 2006 / 2007

SD UNGARAN 01 SD UNGARAN 03 SD UNGARAN 06


NO KELAS
L P JML L P JML L P JML

1 I 22 22 44 22 22 44 18 27 45

2 II 22 21 43 24 22 46 23 21 44

3 III 20 32 52 23 26 49 24 25 49

4 IV 22 25 47 29 18 47 24 26 50

5 V 23 36 59 22 37 59 24 34 58

6 VI 25 28 53 29 28 57 30 23 53

JUMLAH 134 164 298 149 153 302 143 156 299

Keterangan: - Jumlah Keseluruhan Siswa:


L P Jumlah
Kelas I 62 71 133
Kelas II 69 64 133
Kelas III 67 83 150
Kelas IV 75 69 144
Kelas V 69 107 176
Kelas VI 84 79 163
Jumlah 426 473 899
40

Sebagian besar siswa berasal dari keluarga yang memiliki tingkat

ekonomi menengah ke atas. Banyak dari orangtua siswa yang bekerja

sebagai pengusaha, dokter, dosen, PNS, karyawan swasta, pegawai Bank,

dan hanya sebagian kecil dari kalangan buruh pabrik.

Dukungan sarana prasarana yang dimiliki sekolah termasuk lebih

lengkap dibanding sekolah lain yang ada di sekitar SDN Ungaran 01-03-

06. Fasilitas yang lengkap dan mutu masukan siswa baru ikut menjadi

modal bagi SDN Ungaran 01-03-06 untuk berprestasi dalam lomba mata

pelajaran maupun seni, baik tingkat kecamatan Ungaran Barat maupun

Kabupaten Semarang.

Kegiatan pembelajaran sekolah diatur dengan jadwal dan

pembagian waktu tiap mata pelajaran yang berpedoman pada kurikulum

yang berlaku. Tahun pelajaran 2006/2007 masih melaksanakan kurikulum

2004 yang berbasis Kompetensi atau dikenal dengan KBK (Kurikulum

Berbasis Kompetensi) belum memakai KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan), sesuai dengan pengaturan dari dinas UPTD kecamatan

Ungaran Barat. Itu sebabnya mata pelajaran Kertangkes belum berganti

menjadi Seni Budaya.

Alokasi waktu pembelajaran mata pelajaran pokok yang terdiri dari

Matematika, Sains, Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial,

Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris di kelas unggulan mendapat porsi

waktu yang lebih banyak, sehingga siswa pulang sekolah lebih sore
41

dibanding dengan kelas reguler. Jika kelas reguler pulang jam 12.40 WIB

maka kelas Unggulan pulang sekolah jam 14.00 WIB.

Berikut ini adalah jumlah mata pelajaran dan jumlah jam pelajaran

di kelas IV Unggulan :

No. Mata Pelajaran Jumlah Jam

1. Matematika 12

2. Bahasa Indonesia 7

3. Bahasa Daerah 2

4. Sains 10

5. KTK 4

6. Bahasa Inggris 8

7. Olah Raga 3

8. PKnPs 5

9. Komputer 2

Kegiatan ekstrakurikuler SDN Ungaran 01-03-06 yaitu: Pramuka,

Drumband, Tari, Rebana, Paduan Suara, Melukis dan Dokter Kecil.

Hampir semua kegiatan ekstra kurikuler pernah membuahkan prestasi,

sampai tingkat Karesidenan Semarang, bahkan untuk dokter kecil pernah

menjuarai tingkat nasional.


42

Gambar 5. Sebagian piala prestasi sekolah


(Dokumen Sekolah, 2007)

Kegiatan ekstrakurikuler menjadi wadah yang tepat bagi

pengembangan bakat minat siswa. Secara khusus, kegiatan ekstrakurikuler

yang berhubungan dengan seni tari dan musik adalah kegiatan yang

memiliki misi untuk mengembangkan sikap, kemampuan, dan apresiasi

siswa terhadap kesenian yang merupakan muara dari mata pelajaran

Kertangkes, baik teori maupun praktek.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Vokal Dengan Metode Solfegio

Pelaksanaan pembelajaran vokal dengan metode solfegio di kelas

IV unggulan memerlukan persiapan yang sistematis, sehingga dapat

menghasilkan yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:


43

a. Perencanaan

Gambar 6. Guru saat mengajar


(Dokumen Anjer, 2007)

Dalam perencanaan, guru berusaha mempersiapkan dengan lebih

matang, antara lain:

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ).

2. Menentukan alat bantu pembelajaran misal: alat musik keyboard

atau pianika.

3. Menyiapkan partitur lagu “Ambilkan Bulan, Bu”

AMBILKAN BULAN, BU

C = do, 2/4 Cipt. A.T.Mahmud

0 3 2 1 3 3 3 . 3 2 1 4 4 4
Ambil kan bu lan, bu Ambilkan bulan, bu
44

0 4 3 2 3 5 5 4 3 2 1 2 . 0 3 2
yang sla lu ber si nar di la - ngit Di la-

1 1 1 7 7 6 6 4 3 2 2
ngit bu lan ber si nar cahyanya sam-

7 6 6 5 5 . 3 2 1 3 3 3 3 2 1
pai ke bintang Ambilkan bu lan bu un tuk me-

4 4 4 0 4 3 2 3 5 5 4 3 2 1 1
ne rang i ti dur ku yg le lap dimalam g’lap

4. Menentukan waktu pelaksanaannya, yaitu 2x pertemuan


dengan perincian waktu 1 x pertemuan 2 jam pelajaran ( 2 x 40
menit).
b. Pendahuluan

Pada pendahuluan ini guru melakukan apersepsi dengan

mengajak siswa “bermain” tangga nada, yaitu sebagai berikut:

1. Siswa mendengarkan bunyi notasi satu oktaf pada alat musik

keyboard yang dimainkan guru dari nada rendah ke tinggi.

Contoh:

1 2 3 4 5 6 7 1

do re mi fa so la si do
45

2. Siswa menirukan solmisasinya sesuai nada yang didengarkan.

3. Guru mengulang memainkan dengan alat musik keyboard/

pianika dengan lagu “Twinkle – Twinkle Litle Star”. Contoh :

4. Siswa menyimak kemudian menirukan

Kegiatan apersepsi dilakukan berulang-ulang, selain

untuk pengolahan vokal juga bertujuan agar siswa lebih mampu

mengingat dan menghafal nada. Kegiatan ini sangat membantu

siswa dalam membidik nada – nada dengan tepat.

c. Kegiatan Inti

Setelah melakukan pemanasan vokal, siswa diarahkan lebih

jauh pada latihan melodi dengan seluruh latihan kemampuan, mulai

dari:
46

1. Latihan sight reading atau kemampuan membaca not

Pada kemampuan membaca not diawali dari indikator :

a. Kemampuan membaca ritme/irama

Kemampuan membaca ritme/irama dimulai dengan

kegiatan latihan ritmik.

Siswa dengan bimbingan guru melakukan kegiatan tepuk

ritmik sesuai dengan pulsa, aksen dan pola irama lagu.

Kegiatan ritmik bertujuan agar siswa dapat memahami

tekanan keras lembut pada lagu sehingga bisa

mengekspresikan dengan baik dan dapat menyanyi sesuai

tempo.

Gambar 7. Siswa sedang praktek ritmik


(Dokumen Anjer, 2007)

Contoh: Pola irama 2/4


47

Latihan 1

Latihan 2

Latihan 3

Latihan 4
48

Latihan 5

Latihan 6

(Sumber: buku ”Aku Suka Musik” yang sudah dimodifikasi)

Keterangan :

Pada baris pertama adalah latihan untuk merasakan tekanan


(aksen) lagu yang selalu terdapat pada setiap biramanya yang
ditandai dengan tanda aksen (>) pada setiap hitungan satu. Baris
kedua adalah latihan pulsa yang merupakan denyutan lagu atau
jumlah ketukan setiap biramanya. Kedua jalur atau track bisa
dilakukan sendiri-sendiri maupun secara bersamaan. Syair pada
baris pertama sekaligus juga latihan irama lagu yang menentukan
panjang pendeknya nada.

Pola irama 2/4 digunakan sebagai contoh karena

disesuaikan dengan tanda birama pada lagu contoh, yaitu lagu

“Ambilkan bulan, Bu” ciptaan A.T.Mahmud. Latihan ritmik


49

bisa juga diberikan dalam bentuk- bentuk yang lain secara

bervariasi, misalkan dengan menggunakan alat musik perkusi

atau bisa juga dengan hentakan kaki dan lain sebagainya.

b. Kemampuan membaca melodi

Indikator kemampuan membaca melodi dimulai dengan

kegiatan guru membimbing siswa membaca melodi lagu model

dalam satu motif yang dilakukan secara berulang-ulang, untuk

motif yang selanjutnya siswa dapat membaca lebih lancar tanpa

mengalami banyak kesulitan.

Contoh : bagian motif lagu Ambilkan Bulan, Bu

0 3 2 1 3 3 3 .

Untuk indikator yang ketiga, kemampuan membaca kord

belum diberikan, karena disesuaikan dengan kemampuan siswa.

Kegiatan sight reading mengarahkan siswa agar dapat membaca

not langsung tanpa persiapan. Siswa membaca notasi angka yang

ditulis guru di papan tulis secara langsung tanpa persiapan lebih

dahulu. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepekaan

siswa terhadap nada.

2. Latihan Ear Training

Latihan kemampuan pendengaran atau ear training

sangat berhubungan erat latihan membaca not atau sight

reading. Pada latihan pendengaran, kegiatan yang dilakukan


50

mengacu pada dua dari tiga indikator yang ada pada teori yang

ada, karena pertimbangan kemampuan sesuai dengan latar

belakang siswa, kedua indikator itu antara lain:

a. Kemampuan mendengar dan mengingat ritme/irama serta

menyuarakan kembali

Siswa ditanamkan terlebih dahulu pengertian rasa

ritme. Kegiatan pembiasaan pemahaman rasa ritme

membantu siswa memiliki kemampuan ketepatan ritmik,

hal ini penting agar siswa dapat menyanyikan sebuah lagu

dalam irama yang sesuai.

b. Kemampuan mendengar dan mengingat melodi/ rangkaian

nada, menuliskan serta menyuarakan kembali.

Guru mendikte dengan cara menyanyikan/

memainkan notasi melodi pada keyboard, siswa menulis

kemudian menyuarakannya. Dilanjutkan dengan

menggunakan lagu model “Ambilkan Bulan, Bu”, Siswa

mendengar sambil menyimak dengan sungguh- sungguh

bunyi melodi lagu tanpa ada kegiatan yang lain. Kegiatan

mendengar sangat membantu siswa untuk berlatih

konsentrasi sekaligus menguji kemampuan memori atau

daya ingat siswa untuk mengingat kembali nada yang telah


51

didengar kemudian menirukan, dengan maksud agar siswa

dapat menyanyikan sebuah lagu dengan nada yang tepat.

Faktor kebiasaan memang dikembangkan dari latihan yang

teratur, disamping faktor lain yang tidak dapat dipisahkan,

yaitu pembawaan atau bakat. Gabungan kebiasaan dan

pembawaan akan menghasilkan kemampuan yang lebih

maksimal dibandingkan kalau hanya memiliki salah

satunya.

Siswa yang memiliki kebiasaan berlatih teratur dan

didukung dengan kemampuan bakat dari pembawaan, akan

menghasilkan prestasi yang lebih baik, akan tetapi siswa

yang tekun berlatih tanpa memiliki bakat bawaan tentu

hasilnya kurang maksimal. Demikian juga yang

mempunyai pembawaan tanpa disertai latihan yang teratur.

4. Latihan sight singing

Kegiatan latihan menyanyikan not/nada atau sight singing

mempunyai tiga indikator yang diterapkan pada siswa, yaitu :

a. Kemampuan menyanyikan melodi/ rangkaian nada.

Siswa menyanyikan melodi lagu “Ambilkan Bulan,Bu”

dengan sillaby zolmization (menyanyikan nada musik

dengan menggunakan suku kata)

b. Kemampuan menyanyikan interval nada


52

Siswa mampu menyanyikan interval nada yang terdapat

pada lagu “Ambilkan Bulan, Bu” dengan sillaby

zolmization

Contoh: Pada melodi

3 2 1 . 1 1 7 7 6

la la la la la la la la

b. Kemampuan menyanyikan tangga nada

Siswa mampu menyanyikan tangga nada dengan sistem

movable do yaitu menggunakan nada do yang bisa

berpindah- pindah sesuai nada dasarnya.

Contoh pemakaian sistem movable do:

C = do

C D E F G A B C

1 2 3 4 5 6 7 1

do re mi fa so la si do

G = do

G A B C D E Fis G

1 2 3 4 5 6 7 1

do re mi fa so la si do

4. Menyajikan kemampuan menyanyi dengan iringan di depan

kelas

Siswa menyanyikan syair lagu “Ambilkan bulan, Bu” diiringi


53

alat musik keyboad oleh guru.

Gambar 9. Siswa menyanyi tunggal diiringi alat musik keyboard


(Dokumen Anjer, 2007)

Untuk mencapai keberhasilan yang lebih maksimal

biasanya guru selain menulis di papan tulis juga membagikan partitur

lagu kepada siswa serta memberi tugas untuk rajin berlatih kemudian

menentukan waktu untuk penyajian di depan kelas dengan ekspresi

gaya. Dengan demikian diharapkan siswa tertarik untuk mempelajari

dengan lebih kreatif di rumah.


54

Gambar 10. Siswa praktek menyanyi kelompok


(Dokumen Anjer, 2007)

Keadaan kelas yang menyenangkan juga diperhatikan

oleh guru dan digunakan untuk membangun suasana, agar

siswa dengan senang hati dapat mengikuti proses pembelajaran

dan memperoleh hasil sesuai yang diharapkan.

5. Tingkat kepekaan mendengar, mengingat dan menirukan

not/nada.

Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam

kepekaannya mendengar, mengingat dan menirukan not/nada

dilakukan kegiatan:

c. Siswa menirukan rangkaian melodi yang dimainkan

guru dengan alat musik keyboard.


55

d. Siswa menyanyikan lagu “Ambilkan Bulan, Bu”

dengan iringan musik.

Setelah melakukan latihan mendengar, mengingat dan

menirukan not/nada secara berulang- ulang, ternyata mulai

muncul perubahan tingkat kepekaan siswa dalam tiga

kemampuan diatas. Perubahan tingkat kemampuan tersebut

tentunya sangat membantu guru dalam membimbing siswa

untuk mempelajari lagu - lagu baru ataupun memperbaiki lagu-

lagu yang sudah terlanjur dinyanyikan dengan melodi yang

tidak tepat.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Pembelajaran Vokal

Dengan Metode Solfegio

Dalam setiap kegiatan ada faktor yang dapat mendukung

keberhasilan, tetapi ada juga faktor yang melemahkan sehingga

menyebabkan kegagalan. Demikian juga dalam proses pembelajaran

vokal, ada faktor-faktor yang mempengaruhi siswa, baik dari dalam

maupun dari luar, antara lain:

a. Faktor Dari Dalam (Internal)

Faktor dari dalam atau disebut juga faktor internal yang sering

mempengaruhi kemampuan siswa kelas IV unggulan dalam

pembelajaran vokal, antara lain:

1. Penglihatan yang kabur


56

Siswa yang memiliki kelainan pada mata dan

kebetulan duduk dibelakang sering salah–salah dalam

membaca nada, karena merasa malu kadangkala siswa

tidak memberitahu guru dan baru diketahui pada saat

siswa diberi tugas membaca perorangan. Kejadian

seperti di atas tentu saja mengganggu kelancaran

pelaksanaan pembelajaran vokal.

2. Bakat musik siswa

Bakat musik yang dimiliki siswa menjadi faktor

yang paling mendasar dalam menentukan

keberhasilan dan sangat mempengaruhi pembelajaran

vokal.

3. Minat

Minat adalah salah satu faktor yang

mempengaruhi siswa belajar vokal. Siswa yang tidak

memiliki bakat musik tetapi mempunyai minat yang

besar untuk bidang musik dapat mengikuti

pembelajaran vokal akan tetapi keberhasilan yang

dicapai tidak bisa maksimal.

4. Emosi

Suasana hati siswa yang sering berubah-ubah

juga turut andil menjadi faktor yang mempengaruhi


57

pembelajaran vokal siswa kelas IV Unggulan SDN

Ungaran 01- 03- 06.

5. Kesehatan

Keadaan kesehatan siswa termasuk merupakan

faktor penting juga. Kondisi siswa yang kurang sehat

mengurangi semangat dan konsentrasi siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran vokal.

b. Faktor Dari Luar (Eksternal)

Faktor dari luar individu yang mempengaruhi ketidakberhasilan

pembelajaran adalah:

1. Suara bising dari lalulintas

Suara bising yang didengar oleh siswa ketika proses

pembelajaran berlangsung mempengaruhi siswa. Kelas

IV Unggulan menempati ruang yang kebetulan dekat

dengan jalan raya, yang merupakan jalan khusus bus

luar kota dan angkutan umum. Bunyi klakson, rem dan

gas sangat mengganggu.

2. Suhu udara yang panas dan membuat gerah

Pembelajaran Kertangkes di kelas Unggulan

dilaksanakan pada siang hari. Pada hari Rabu

dilaksanakan pukul 13.00 – 14.00 WIB, Hari Jum’at

pukul 09.50 – 11.10 WIB. Suhu udara ketika


58

pembelajaran dilaksanakan kadang panas dan

mempengaruhi proses pembelajaran.

3. Kelelahan fisik

Salah satu waktu pelaksanaan pembelajaran adalah

jam 13.00 – 14.00 WIB. Saat tersebut adalah waktu

terakhir dari kegiatan seluruh pembelajaran di kelas

unggulan. Siswa berada dalam kondisi kelelahan fisik.

Faktor kelelahan fisik juga mempengaruhi proses

pembelajaran.

4. Latar belakang pembelajaran vokal

Adanya perbedaan pembelajaran vokal pada kelas

sebelum masuk sebagai siswa kelas unggulan juga

menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi proses

pembelajaran vokal. Jika kelas unggulan mata pelajaran

Kertangkes diajar oleh guru mata pelajaran, maka di

kelas reguler oleh guru kelas yang terkadang tidak

mempunyai kompetensi di bidang pembelajaran vokal


59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pembelajaran vokal bagi siswa sebenarnya sangat penting, karena selain

dapat meningkatkan kemampuan menyanyi dapat juga sebagai sarana

pengembangan bakat. Manfaat yang lain adalah dapat meningkatkan semangat

siswa untuk mempelajari lagu- lagu baru, terutama lagu- lagu daerah nusantara

dan lagu wajib. Dari kegiatan mempelajari lagu daerah nusantara dan lagu wajib

sangat membantu untuk meningkatkan semangat cinta tanah air dan bangsa.

Penggunaan metode solfegio sangat tepat, karena metode solfegio dapat

mengaktifkan kemampuan mendengar, membaca dan menyanyikan lagu.

Metode solfegio mampu membantu kesulitan siswa dalam mempelajari lagu,

sekaligus membentuk vokal yang lebih baik dan melatih kepekaan siswa

terhadap nada/ not.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran vokal

dengan metode solfegio dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam

menentukan teknik pembelajaran. Dalam pembelajaran, apapun selalu ada

faktor- faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan, faktor- faktor tersebut

menjadi tantangan bagi guru dan siswa untuk dapat mengatasinya, bukan

menghindar.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, pembelajaran vokal dengan

metode solfegio dapat menjadi solusi mengatasi kesulitan siswa dalam

mempelajari notasi dalam sebuah lagu.

59
60

B. Saran

Guna meningkatkan kemampuan vokal siswa, sebaiknya kepala sekolah

menyarankan kepada semua guru kelas agar saat mengajarkan lagu bukan

hanya syairnya saja yang diajarkan, tetapi notasi melodi dari lagu diajarkan

sejak siswa kelas 1. Dengan demikian akan mengurangi kesalahan- kesalahan

nada pada sebuah lagu yang diajarkan. Dan apabila mengalami kesulitan

janganlah segan untuk minta bantuan pada guru yang berkompeten.

Faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasian dalam pembelajaran vokal

dengan metode solfegio hendaknya dapat diatasi dengan penggunaan teknik–

teknik pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga pembelajaran vokal bagi

siswa menjadi lebih menyenangkan.


61

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi, (1996), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,


Rineka Cipta

Jamalus, (1981), Musik IV, Jakarta, Proyek Pengadaan Buku SPG.

Kartono, Kartini, (1986), Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung.


Penerbit Alumni Bandung

Kodiyat, Latifah, (1983), Istilah-istilah musik, Depdikbud Jakarta

Kurikulum 2004 untuk SD, (2003), Pusat Kurikulum Nasional

Murtono, Sri, (2006), Kerajinan Tangan dan Kesenian kelas 4, Yudistira

PerMenDikNas No. 19 (2005)

Miles & Huberman,Terjemahan Rohidi, 1992, Model Analisis Data Interaktif

Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Kebudayaan

Rumampuk, Borman, Dientje, (1988). Media Instruksional, Jakarta: Proyek

Sistem Pendidikan Nasional, (2003), Penjelasan UU no.20 tahun 2003

S. Nasution, MA, (1988), Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif,


Bandung, Penerbit Tarsito

Sari, Nurina Betha,2007 Homepage Pendidikan Network, Sistem


Pembelajaran KBK Terhadap Motivasi Belajar Para Peserta Didik,
Warnet Caping, 17 Maret 2007 .Pukul 20.35 WIB

Setiawati, Rahmida, Kompetensi Sebagai Basis Pendidikan Seni, Jurnal,


VII, September – Desember, (2006), Harmonia

Soedijarto, (1997), Memantapkan Kinerja Sistim Pendidikan Nasional


dalam Menyiapkan Manusia Indonesia Memasuki Abad ke-21, Jakarta,
Proyek Perencanaan Terpadu dan Ketenagaan Diklusepora

Sumaryanto, F. Totok (1997), Pengembangan Instrumen Pengukuran


Kemampuan Solfegio, Tesis (tidak dipublikasikan), IKIP Jakarta

61
__________________, (2005) Efektivitas Penggunaan Solfegio Untuk
Pembelajaran Keterampilan Bermain Musik di Sekolah Dasar, Jurnal
Harmonia Vol VI No. 2 Semarang. Sendratasik Unnes.

__________________, (2001), Tes Bakat Musik, Disertasi program Pasca


Sarjana Universitas Negeri Jakarta (tidak di publikasikan)

Sutrisno Hadi, (1981), Metodologi Research, Yogyakarta, Fakultas


Psikologi UGM

Suryabrata, (1985), Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta,


Universitas Terbuka

Susanto Agus, Musik sebagai Investasi (2002) (http://www.kompas.com


/kompas-cetak/0304/06/utama).

Syamsu, Yusuf LN, (2000), Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,


Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Tim MKDK, (1996), Belajar dan Pembelajaran, Semarang. IKIP Semarang

Usman, Husaini, 2003, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta, Bumi Aksara.

Winkel, WS, (1983), Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar.


Jakarta:Gramedia

__________, (1988), Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia

Webster's Revised Unabridged Dictionary(1913) (http://www.die.net)


RENCANA PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : KTK / Seni Musik


Kelas / Semester : IV / 2
Waktu : 2 Jam Pelajaran ( 2 x 40 menit )

I . Kompetensi Dasar
Mementaskan karya musik baik gubahan sendiri maupun karya yang
sudah ada.

II . Indikator
Menyanyikan lagu dengan iringan permainan alat musik di kelas.

III . Kegiatan Belajar Mengajar


A. Kegiatan Awal
~ Apersepsi : Membaca notasi angka (solmisasi) satu oktaf sebagai
pemanasan .

B. Kegiatan Inti
1. Siswa memperagakan tepuk ritmis sesuai birama lagu
2. Siswa menirukan nada yang dibunyikan dari keyboard / pianika oleh
guru.
3. Siswa menirukan bunyi solmisasi satu oktaf dari keyboard dengan
nada dasar yang sudah ditentukan .
4. Siswa menirukan melodi lagu “Ambilkan Bulan, Bu” yang dimainkan
dengan keyboard dari guru.
5. Siswa mengulang kegiatan nomor 3 beberapa kali.
6. Siswa menyanyikan syair lagu “Ambilkan Bulan, Bu” bersama-sama
dengan iringan keyboard dari guru .
C. Kegiatan Akhir
~ Menyanyikan notasi dan syair lagu “Ambilkan Bulan, Bu” secara
kelompok
dengan nada yang tepat .

IV . Sumber dan Media Pembelajaran


Sumber : Kurikulum 2004 Standar Kompetensi KTK
Buku KTK terbitan Yudistira hal
Media : Keyboard

V . Evaluasi
Penilaian performance : Siswa tampil di depan kelas menyanyikan lagu
“Ambilkan Bulan, Bu” dengan notasi yang tepat.

Kriteria penilaian :
~ Dengan menggunakan kolom nilai dengan aspek :
1. Tehnik vokal – skor 2
2. Ketepatan notasi – skor 3
3. Pembawaan – skor 1
~ Rentang nilai 60 - 85

Mengetahui,
Ungaran, 2007
Kepala Sekolah,
Guru mapel

Drs. Winarto
Hanjrah Sri Mumpuni
NIP. 131175389 NIP.500138471
INSTRUMEN PENELITIAN

DAFTAR PERTANYAAN

a. Untuk Kepala Sekolah

1. Bagaimana sejarah berdirinya SDN Ungaran 03 ?

2. Kapan kelas unggulan mulai diadakan ?

3. Bagaimana bentuk pembagian tugas mengajar guru di SDN

Ungaran 03 ?

4. Bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran Kertangkes di

SDN Ungaran 03 ?

5. Apakah ada kegiatan khusus yang mendukung materi mata

pelajaran Kertangkes ?

b. Untuk siswa.

1. Apakah kamu menyukai mata pelajaran Kertangkes khususnya

materi seni musik ?

2. Siapa yang mengajar mata pelajaran Kertangkes sejak kelas

satu ?

3. Bagaimana cara yang dipakai guru saat mengajarkan lagu baru

4. Dapatkah kamu menyanyikan notasi pada lagu baru ini ?

5. Cara seperti apakah yang kamu sukai untuk dapat mempelajari

lagu baru ?
C. Untuk Komite Sekolah.

1. Bagaimana pengaruh pelaksanaan pebelajaran Kertangkes

antara kelas reguler dengan kelas unggulan?

2. Adakah reaksi positif dari orang tua siswa?

3. Adakah dukungan dari komite sekolah dengan usaha yang

dilakukan guru Kertangkes untuk meningkatkan pembelajaran

vokal dikelas?

4. Apakah pembelajaran Kertangkes dapat membantu

meningkatkan kreativitas siswa?

5. Bagaimana usaha komite sekolah dalam menjembatani antara

kepentingan pengembangan pendidikan pada siswa dengan

keinginan orangtua yang kadangkala menghambat usaha

tersebut?

D. Untuk Tenaga Administrasi

1. Apakah ada data mengenai piala prestasi sekolah? Jelaskan.

2. Apakah ada dokumentasi foto sekolah?

3. Apakah ada denah sekolah?

4. Apakah ada data siswa kelas IV unggulan ?


DAFTAR YANG DI WAWANCARA

1. Kepala SD N Ungaran 03 Periode 1994-2003

2. Kepala SDN Ungaran 03 Periode 2003-Sekarang

3. Komite Sekolah

4. Tenaga Administrasi Sekolah

5. Beberapa siswa kelas IV unggulan dan reguler

También podría gustarte