Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Abstrak
Pada praktikum ini praktikan mencoba kit praktikum
rangkaian percobaan Tansistor Sebagai Switch yang
berisi transistor FET, BJT, dan dua buah transistor
FET yang memebentuk CMOS. Dengan menggunakan
3 buah multimeter, praktikan dapat memahami dan
mengamati karakteristik transistor sebagai switch
pada saat karakteristiknya menunjukan perpindahan
titik kerja. Dengan mengubah-ubah kondisi rangkaian,
seperti tegangan yang akan seperti membuka atau
menuntup switch, maka praktikan dapat memahami
data-data tersebut pada kurva yang dapat Gambar 2.2 Daerah Perpindahan Titik Kerja Transistor BJT
Sebagai Switch
menghasilkan beberapa kesimpulan. Dan juga,
praktikan mencoba rangkaian transistor ini dengan 2.3 MOSFET Sebagai Switch
menggunakan osiloskop untuk dapat mengamati Selain BJT, MOSFET juga dapat berfungsi sebagai
bagaimana kurva rangkaian apabila diberi suatu input switch. Dibandingkan dengan BJT, sifat switch dari
tegangan tertentu. MOSFET juga lebih unggul karena membutuhkan arus
yang sangat kecil untuk operasinya.
1. Pendahuluan
Ada dua tipe MOSFET menurut tegangan kerjanya
Pada Praktikum Elektronika EL2140 yang kelima ini, yaitu n‐Channel MOSFET (n‐MOS) dan p‐Channel
bertujuan agar praktikan dapat melakukan percobaan MOSFET (p‐MOS). Dimana n‐MOS bekerja dengan
dan pengamatan secara langsung mengenai komponen memberikan tegangan positif pada gate, dan
elektrik, yaitu transistor. Jenis transistor yang sebaliknya, p‐MOS bekerja dengan memberikan
digunakan pada praktikum adalah Field Effect tegangan negatif di gate.
Transistor yang bertipe CD4007UB dan Bipolar n‐MOS berlaku sebagai switch dengan membuatnya
Juntion Transistor yang bertipe 2N2222. Adapun bekerja di sekitar daerah saturasinya. Daerah kerja dari
tujuan dari percobaan Transistor Sebagai Switch adalah n‐MOS dapat dilihat pada gambar berikut ini.
:
Mengetahui dan mempelajari fungsi transistor
sebagai switch
Mengetahui dan mempelajari karakteristik kerja
Bipolar Junction Transistor ketika beroperasi
sebagai saklar
Mengetahui dan mempelajari karakteristik kerja
MOS Field‐Effect Transistor baik tipe n‐MOS
maupun CMOS ketika beroperasi sebagai saklar
2. Dasar Teori Gambar 2.3 Daerah Titik Kerja Pada NMOS
Vc IB Ic
VBE
Gambar 2.4 Daerah Titik Kerja Pada CMOS c (mA (mA Keterangan
(V)
(V) ) )
Rvar min, Relay
3. Metodologi 0 0 0.01 mati,
VCEawal=12.85V
Rangkai Kit Relay nyala,
Lakukan
Pengamatan dan
Praktikum 0.64 0.1 1.47
Sesuai Model VCE=5.09V
Pencatatan Data
Rangkaian. 26.1
12 0.67 0.13
3
31.0
0.7 0.23 Relay nyala
5
0.73 31.0
5.23
Nyalakan Power 7 7
Posisikan
Terminal
Supply Atau 0.62 Relay mati,
Function 0 5.07
Multimeter/Osil
Generator Sesuai
2 VCE=10.31V
oskop Pada 0.66
Nilai Yang
Rangakaian
Ditentukan 0.1 20.7
7
0.7 0.33 27.8
Gambar 3-1 Metodologi Percobaan 0.72 27.7 Relay nyala
1.9
11 5 8
Pada kit praktikum telah tersedia komponen yang akan 27.7
0.74 4.39
dilakukan pada percobaan. Praktikan dipermudah 2
karena cukup menghubung-hubungkan komponen 0.62 Relay mati,
tersebut sesuai model rangkaian beserta 3 buah 0 3.96
8 VCE=9.52V
multimeter yang dipakai untuk mengukur arus dan 0.63 0 2.19 Relay mati
tegangan pada kaki transistor. Power supply disetting 20.9
besarnya sesuai VCC rangkaian tersebut. Untuk VIN 0.68 0.1
5
pada pengukuran menggunakan osiloskop, akan telebih 25.3
dahulu dilakukan pengukuran tegangan dan frekuensi 0.7 0.17
4
generator sinyal dengan besar amplitude 0 – 5 V. Relay nyala
10 25.5
Adapun peralatan dan komponen yang digunakan 0.72 1.61
4
dalam percobaan ini adalah sebagai berikut : 0.73
Sumber tegangan DC 4.26 25.5
5
Osiloskop Relay mati,
Kit Transistor sebagai Switch 0.66 0.02 8.86
VCE=6.52V
Multimeter Analog dan Digital 0.64
Kabel‐kabel 0.01 7.45 Relay mati
5
0.68 19.7
4. Hasil dan Analisis 0.1
2
2 3
Halaman
30
VDD IG (A) ID (A) VGS (V) VDS (V)
25
0 0 0 6.02
20 6V
0 0.01 1.68 5.91
15 0 0 0 7.51
7.5V
10 0 0.01 1.67 7.40
5 0 0 0 9.01
9V
0 0 0.01 1.67 8.91
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
Gambar 4.1-2 Kurva VBE –IC Pada VCC yang berbeda-beda Apabila data tabel diatas diproyeksikan dalam sebuah
kurva, diperoleh kurva sebagai berikut.
Dari data diatas dapat diketahui bahwa indikator 0.02
transistor tersebut berada pada keadaan cut-off atau 0.01
saturasinya adalah ketika Rvar diputar hingga LED 0.01
menyala. Saat lampu mulai menyala transistor berada 0.01
dalam keadaan jenuh(saturasi). Kemudian Rvar diputar 0.01
kebalikan hingga LED kembali padam. Saat LED
0.01
padam, transistor dalam keadaan cutt-off.
Adapun fungsi dari dioda adalah sebagai pengendali 0
arus, sehingga memberi relay tegangan yang membuat 0
relay bekerja. Dilihat dari bentuk rangkaian, Relay 0
yang diparalelkan dengan dioda dapat berfungsi 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
sebagai switch. Relay ini akan bekerja jika terdapat Gambar 4.2-2 Kurva VGS –ID Pada VDD yang berbeda-beda
perbedaan tegangan antar kaki relay. Jika kita
menginginkan transistor bekerja sebagai switch maka
nilai VBE harus positif karena pada saat ini arus akan
mengalir dari collector menuju transistor dan relay juga
akan berfungsi sebagai switch .Namun sebaliknya pada
keadaan reverse bias relay tidak bekerja jadi arus yang
menuju VCC akan dialirkan melalui dioda dan relay
akan tetap off.
Melalui, percobaan tersebut didapat bahwa nilai
tegangan base minimum penyebab saturasi adalah
0.67V dan nilai maksimum penyebab transistor cutoff
adalah 0.66V. Ketika saturasi, transistor diibaratkan
seperti hubung singkat, sehingga arus kolektor
mengalir dari kaki kolektor ke kaki emitor. Sedangkan
saat cutoff, transistor diibaratkan seperti hubung Gambar 4.2-3 Rangkaian NMOS menggunakan olsiloskop
terbuka sehingga arus kolektor tidak dapat mengalir
dari kaki kolektor ke kaki emitor. Hanya kedua
keadaan inilah yang harus dicapai bila ingin
mengoperasikan transistor BJT sebagai saklar/switch.
4.2 MOSFET Sebagai Switch (NMOS)
3
Halaman
Vc Keteranga
IG IS ID VGS VDS
c n
Rvar
0 0 0 0 5.07
minimum
0.0 1.65
0 0.01 5.07
1 4
5V
0.0
0 0.02 2.27 5.07
2
0.0
0 0.03 2.4 5.08 Gambar 4.3-4 Mode XY Pada Osiloskop
3
10.0 Rvar Switch dari transistor ini lebih baik daripada switch
0 0 0 0 dari BJT. Hal ini karena transistor ini dapat bekerja
7 mnimium
0.0 1.85 10.0 pada daerah dengan arus yang lebih kecil seperti pada
0 0.01 kurva diatas.
10 1 8 7
4
2 4 8
0.0 bekerja sebagai saklar. Transistor PMOS dan NMOS
0 0.03 2.3 10.7 saling berkebalikan ketika mencapai keadaan on dan
3
off. Berikut ini cara kerja rangkaian CMOS:
Ketika VIN (VGS) mendapat tegangan tinggi PMOS [2] Mervin T. Hutabarat, Petunjuk Praktikum
akan off seperti switch yang terbuka, NMOS akan on Elektronika EL-2140, Hal 13-24, Laboratorium
dengan resistansi RDSN, sehingga nilai tegangan output Dasar Teknik Eletro STEI-ITB, Bandung, 2009
akan low (Vo=0). Hal ini disebabkan tegangan output
diambil dari kaki drain NMOS.
Sedangkan ketika Vin (Vgs) mendapat tegangan
rendah, PMOS akan akan on dengan resistansi R DSP,
NMOS akan off seperti switch yang terbuka sehingga
nilai tegangan output akan ”high”(Vo=VDD).
NMOS disebut juga ‘pull down’ divais karena dapat
menarik arus beban yang relatif besar, sehingga
menarik tegangan keluaran turun menuju nol. PMOS)
disebut juga ‘pull up’ divais karena dapat memberikan
arus beban yang relatif besar, sehingga menarik
tegangan keluaran naik menuju VDD.
6. Daftar Pustaka
Halaman
6
Halaman