Está en la página 1de 2

Allah ta’ala menurunkan Al Qur’an yang didalamnya terdapat berbagai macam hukum

dan aturan. Setelah melalui penelitian dan penelaahan yang panjang dan mendalam, para
ulama membagi macam-maca hukum yang terdapa dalam Al Qur’an menjadi 3 bagian[1]. 

1.        Hukum-Hukum I’tiqodiyyah

Hukum-hukum I’tiqodiyyah adalah hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah aqidah


atau keyakinan seperti keimanan kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, dan hari akhir

2.      Hukum Akhlaq dan Perilaku

Hukum-hukum ini adalah hukum yang berkaitan dengan metode penggemblengan dan
pembersihan jiwa, seperti hukum-hukum yang membahas amalan hati, akhlaq mulia
contohnya rasa takut, cinta, harap, jujur, syukur,  berbakti kepada orang tua, silaturahmi,
sabar, memaafkan sesame, mendamaikan pihak yang berselisih, tidak menganggu orang
lain, menepati janji, dan yang lainnya.

3.      Hukum-Hukum Amaliah

Hukum ini adalah hukum yang pembahasannya berkaitan dengan perbuatan mukallaf (orang
yang baligh dan berakal). Dan hukum ini dibagi menjadi 2 jenis.

a.     Hukum Ibadah yaitu hukum yang membahas segala sesuatu yang menghubungkan antara
manusia dan Tuhannya semisal hukum sholat, zakat, puasa, haji. Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili
Hafidzhahullahu ta’ala mengatakan ibadah adalah segala sesuatu yang dilakukan dengan
tujuan utama mengharapkan pahala dari Allah ta’ala[2]

b.    Hukum Muamalah adalah istilah yang digunakan untuk menyebut segala sesuatu selain
ibadah, dan yang dimaksud muamalah adalah hukum-hukum yang berkaitan dengan
pengaturan hubungan antara individu dan kelompok. Seperti hukum pidana, jual beli, nikah,
talak, politik islam. Dikatakan juga oleh Syaikh Sulaiman Ar Ruhaili Hafidzhahullahu ta’ala
bahwa muamalah adalah segala bentuk perbuatan yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk mendapatkan perkara dunia[3].

Penamaan hal tersebut dengan  muamalah oleh para ulama tidak berarti bahwa
didalamnya tidak terkandung makna ibadah, bahkan jika perbuatan-perbuatan diatas
dilakukan sesuai dengan aturan islam dan diniatkan dengan niat yang benar maka perkara
tersebut juga merupakan ibadah. Sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah Rahimahullahu, Ibadah adalah sebuah nama yang didalamnya tercakup seluruh
perkara yang Allah cintai dan ridhoi.

Sekian yang bisa saya sampaikan, segala bentuk kebenaran dalam tulisan ini berasal dari
Allah dan Rasul-Nya. Adapun yang salah berasal dari saya pribadi dan godaan syaithan.
Alhamdulillahi aladzi bi ni’matihi tatimus shalihaat
 

[1] Sebagaimana yang dijelaskan Syaikh Abdulah bin Shalih Al Fauzan Hafidzhahullahu ta’ala
dalam kitab beliau Jam’ul Mashul hal 37
[2] Keterangan ini saya dapatkan dari ustadz Aris Munandar Hafidzhahullahu ta’ala saat
membahas permasalahan ini pada kajian beliau
[3] idem

También podría gustarte