Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai sebuah dasar negara, maka ibarat sebuah bangunan, agar
bangunan gedung atau rumah menjadi kokoh, maka dibutuhkan fondasi sebagai
dasar penopang yang kuat pula. Fondasi merupakan dasar bangunan yang paling
bawah yang akan menjadi tumpuan dan memberikan kekuatan rumah yang berdiri
di atasnya. Begitu juga peran dan tugas pancasila sebagai dasar atau fondasi
negara. Ia diperlukan untuk memberikan kekuatan berdirinya suatu negara
merdeka.
Bangsa Indonesia mempunyai dasar negara yang digali dari pandangan hidup
dan kepribadian bangsa yakni Pancasila. Pancasila dalam kegunaannya sebagai
dasar negara juga disebut sebagai pancasila sebagai dasar falsafah dan juga
ideology bangsa. Dalam hal ini pancasila berguna sebagai dasar untuk mengatur
pemerintahan negara. Dengan kata lain Pancasila digunakan untuk mengatur
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pemahaman Pancasila sebagai filsafat negara merupakan pemahaman
pancasila sebagai sistem filsafat yang mengandung berbagai unsur berbeda. Hal
ini dilihat dari sila-sila pancasila yang memiliki ragam makna yang berbeda, akan
tetapi dalam Pancasila terbentuk suatu kesatuan luhur bangsa Indonesia. Sila-sila
Pancasila tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling berkaitan, berhubungan, dan
menguatkan satu sama lain untuk mencapai tujuan bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara?
2. Bagaimana kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai filsafat negara?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar
negara.
2. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar
negara.
BAB II
1
PEMBAHASAN
6
a. Nilai-nilai yang bersifat fundamental, iniversal, mutlak, dan abadi dari
Tuhan Yang Maha Esa yang tercermin dalam inti kesamaan ajaran-ajaran
agama dalam kitab suci.
b. Nilai-nilai yang bersifat kolektif nasional yang merupakan intisari dari
nilai-nilai yang luhur budaya masyarakat (inti kesatuan adat-istiadat yang
baik) yang tersebar di seluruh nusantara.
7
Hieraskis dan piramidal mempunyai pengertian yang sangat matematis yang
digunakan untuk menggambarkan hubungan sila-sila Pancasila dalam hal urut-
urutan luas (kuantitas) dan juga dalam hal isi sifatnya. Susunan sila-sila Pancasila
menunjukkan suatu rangkaian tingkatan luas dan isi sifatnya dari sila-sila
sebelumnya atau di atasnya.
Dengan demikian, dasar susunan sila-sila Pancasila mempunyai ikatan yang
kuat pada setiap silanya sehingga secara keseluruhan Pancasila merupakan suatu
keseluruhan yang bulat. Oleh karena itu, sila pertama yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa menjadi basis dari sila-sila Pancasila berikutnya.
Secara ontologism hakikat Pancasila mendasarkan setiap silanya pada
landasan, yaitu : Tuhan, Manusia, Satu, Rakyat, dan Adil. Oleh karena itu, hakikat
itu harus selalu berkaitan dengan sifat dan hakikat negara Indonesia. Dengan
demikian maka, sila pertama adalah sifat dan hakikat Tuhan ; sila kedua sifat dan
keadaan negara harus sesuai dengan hakikat Manusia ; sila ketiga sifat dan
keadaan negara harus satu ; sial keempat adalah sifat dan keadaan negara harus
sesuai dengan hakikat rakyat ; dan sila kelima adalah sifat dan keadaan negara
harus sesuai dengan hakikat adil. Contoh rumusan Pancasila yang bersifat hirarkis
dan berbentuk pyramidal adalah : sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah
meliputi dan menjiwai sila-sila kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan-perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
BAB III
PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
11