Está en la página 1de 56

MATEMATIKA EKONOMI

Dalam suatu perekonomian, hubungan antara variable-variabel ekonomi


yang satu dengan lainnya sangat komplek. Untuk memudahkan
hubungan antar variable ini, maka cara yang terbaik adalah memilih
sekian banyak variable ekonomi yang sesuai dengan permasalahan
ekonomi, kemudian menghubungkannya sedemikian rupa sehingga
bentuk hubungan antar variabel ekonomi menjadi sederhana dan
relevan dengan keadaan ekonomi yang ada.

Penyederhanakan hubungan antar variabel ini disebut model ekonomi.


Model ekonomi ini dapat berbentuk model matematika. Model
ekonomi berbentuk model matematika ini terdiri dari sejumlah variabel,
konstanta, koefisien, dan/atau parameter.
A. VARIABEL, KONSTANTA, KOEFISIEN, DAN PARAMETER
Variabel adalah sesuatu yang nilainya dapat berubah-ubah dalam suatu
masalah tertentu. Variabel dilambangkan dengan huruf. Variabel dalam model
ekonomi terdiri dari dua jenis:
a. variabel endogen
b. variabel eksogen.
Variabel endogen adalah suatu variabel yang nilai penyelesaiannya diperoleh
dari dalam model.
Variabel eksogen adalah suatu variabel yang nilai-nilainya diperoleh dari luar
model, atau sudah ditentukan berdasarkan data yang ada.
Untuk membedakannya penulisan variabel endogen tidak diberi simbol
subscript 0, tetapi untuk variabel eksogen diberi simbol subscript 0.
Konstanta adalah suatu bilangan nyata yang nilainya tidak berubah-ubah
dalam suatu model tertentu.

Koefisien adalah angka pengali konstan terhadap variabelnya.

Parameter didefinisikan sebagai suatu nilai tertentu dalam suatu masalah


tertentu dan mungkin akan menjadi nilai yang lain pada suatu masalah
lainnya.

B. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN


Model-model matematika sering mencakup satu pernyataan atau sekelompok
pernyataan (statement) yang meliputi berbagai simbol dari variabel-variabel
dan konstanta-konstanta.
Pernyataan-pernyataan dalam bentuk matematika dianggap sebagai lambang
(expresions). Jika suatu lambang mempunyai bagian-bagian yang dipisahkan
tanda positif dan/atau negatif, maka bagian-bagian ini secara individu disebut
suku (terms). Faktor-faktor sering disajikan dalam setiap suku. Suatu faktor
adalah satu dari pengali-pengali yang dipisahkan dalam suatu hasil kali.
Persamaan adalah suatu pernyataan bahwa dua lambang adalah sama,
sedangkan pertidaksamaan adalah suatu pernyataan yang menyatakan
bahwa dua lambang adalah tidak sama. Persamaan disimbolkan dengan
tanda = (sama dengan), sedangkan pertidaksamaan disimbolkan dengan
tanda “<” (lebih kecil dari) atau “ >” (lebih besar dari).

C. SISTEM BILANGAN
BILANGAN

NYATA KHAYAL

IRASIONAL RASIONAL

BULAT PECAHAN
Bilangan nyata adalah bilangan yang mengandung salah satu sifat yaitu positif
atau negatif, dan tidak kedua-duanya.
Bilangan khayal adalah bilangan yang berupa akar pangkat genap dari suatu
bilangan negatif, sehingga tidak jelas sifatnya, apakah positif ataukah negatif.
(misal: (-4) = ±2).
Bilangan rasional adalah hasil bagi antara dua, yang berupa bilangan bulat atau
berupa pecahan dengan desimal terbatas, atau desimal berulang. (misal: 2; ½;
0,857142857142).
Bilangan irrasional adalah hasil bagi antara dua bilangan, berupa bilangan
pecahan dengan desimal tak terbatas dan tak berulang, termasuk bilangan p
dan bilangan e=2,718281828459... (misal: 0,1492525393993999.....).
Bilangan bulat mencakup semua bilangan bulat positif, negatif dan nol.
Bilangan pecahan adalah bilangan yang terletak di antara bilangan di antara
bilangan bulat baik bilangan positif maupun negatif (hanya desimal berakhir
dan berulang).
Selain penggolongan di atas terdapat tiga jenis pembagian dalam bilangan
bulat, yaitu : 1. Bilangan cacah
2. Bilangan asli
3. Bilangan prima
OPERASI BILANGAN
1. Penjumlahan
2. Pengurangan
3. Perkalian
4. Pembagian
5. Pemangkatan
6. Pemfaktoran
D. PANGKAT
Kaidah pemangkatan
1. x 0 = 1 ; bila (x ≠ 0)
1
2. x =x
3. 0X = 0
4. x a = 1/xa
5. xa/b = b√xa
6. ( x/y )a = x a/y a
7. (x a)b = xab
KAIDAH PERKALIAN BILANGAN BERPANGKAT
x a × x b = x a+b
x a × y a = (xy)a
KAIDAH PEMBAGIAN BILANGAN BERPANGKAT
x a ÷ xb = xa-b
xa ÷ ya = ( x/y )a

AKAR
Kaidah Pengakaran Bilangan
b (1/b)
1. √x = x
b a (a/b)
2. √x = x
3. b√(x / y) = b√x / b√y
Kaidah Penjumlahan (Pengurangan) Bilangan Akar
1. 5√3 + 2√3 = 7√3
Kaidah Perkalian Bilangan Berakar
1. b√x × b√y = b√(xy)
b c a bc a
2. √ √x = √x
Kaidah Pembagian Bilangan Berakar
1. b√x / b√y = b√(x/y)
LOGARITMA
Logaritma dari suatu bilangan ialah pangkat yang harus dikenakan pada
(memenuhi) bilangan pokok logaritma untuk memperoleh bilangan tersebut.

xa = m a = xLog m; dimana x adalah basis dan a adalah pangkat.

Basis logaritma yang paling lazim digunakan karena pertimbangan praktis


dalam perhitungan adalah bilangan 10.
Kaidah – kaidah Logaritma
1. xLog x = 1
2. xLog 1 = 0
3. xLog xa = a
a
4. xLog m = a xLog m
5. x x Log m = m
6. xLog mn = xLog m + xLog n
7. xLog (m/n) = xlog m – xLog n
m
8. xLog m × Log x = 1
9. 10Log x = x
A. PEMFAKTORAN
Suatu faktor adalah satu di antara pengali-pengali yang terpisah dalam
suatu hasil kali. Proses pemfaktoran dimulai dengan cara mencari nilai-nilai
bersama pada suatu pernyataan matematika kemudian menuliskannya
kembali sebagai suatu hasil kali dari faktor-faktornya. Pemfaktoran ini adalah
suatu teknik yang digunakan untuk menyederhanakan pernyataan-pernyataan
matematika dan pemecahan masalah lainnya dalam operasi matematika.
Misal:
1. ab + ac = a( b + c )
2. 2y3 – 3xy2 + 4y = y( 2y2 – 3xy + 4 )
3. y = x2 – 25 = ( x - 5 )( x + 5 )
4. y = x2– 9x + 20 = ( x - 4 )( x - 5 )
Latihan:
1. Sederhanakanlah pernyataan matematika berikut ini:
4 ½ -3
a. ( x ) (x ) (x )
b. ( 1/x 3) × (x2/3x ⅓)
FUNGSI
Penerapan fungsi dalam ekonomi dan bisnis merupakan salah satu bagian
yang sangat penting untuk dipelajari, karena model-model ekonomi yang
berbentuk matematika biasanya dinyatakan dengan fungsi. Fungsi dalam
matematika menyatakan suatu hubungan formal di antara dua himpunan
data. Jika himpunan data tersebut adalah variabel, maka fungsi dapat
dikatakan sebagai hubungan antara dua variabel.
A. FUNGSI
Fungsi adalah suatu bentuk hubungan matematis yang menyatakan hubungan
ketergantungan (hubungan fungsional) antara satu variabel dengan variabel
lain. Sebuah fungsi dibentuk oleh beberapa unsur yaitu: variabel, koefisien,
dan konstanta. Variabel dan koefisien senantiasa terdapat dalam setiap
fungsi.
Variabel adalah unsur pembentuk fungsi yang mencerminkan atau mewakili
faktor (data) tertentu, dilambangkan dengan huruf-huruf latin. Berdasarkan
kedudukan atau sifatnya, di dalam setiap fungsi terdapat dua macam variabel
yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent
variable).
Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel
lain, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang nilainya tergantung pada
variabel lain.
Koefisien adalah bilangan atau angka yang terkait pada dan terletak di depan
suatu variabel dalam sebuah fungsi.
Konstanta adalah bilangan atau angka yang (kadang-kadang) turut membentuk
sebuah fungsi tetapi berdiri sendiri sebagai bilangan (tidak terkait pada suatu
variabel tertentu).
y = bx + a
y : variabel terikat
x : variabel bebas
b : koefisien variabel x
a : konstanta
Sedangkan notasi sebuah fungsi secara umum adalah: y = f(x)
B. SISTEM KOORDINAT CARTESIUS
Setiap fungsi dapat disajikan secara grafik pada bidang sepasang sumbu silang
(sistem koordinat). Gambar dari sebuah fungsi dapat dihasilkan dengan cara
menghitung koordinat titik-titik yang memenuhi persamaannya, dan kemudian
memindahkan pasangan-pasangan titik tersebut ke sistem sumbu silang. Dalam
menggambarkan suatu fungsi meletakkan variabel bebas pada sumbu
horizontal (absis) dan variabel terikat pada sumbu vertikal (ordinat).
Misal:
y = 3 + 2x
x 1 2 3 4
y 5 7 9 11

12

10

0
1 2 3 4
Jenis-jenis fungsi aljabar antara lain:
1. Fungsi linier : y = a + bx
2. Fungsi kuadrat : y = ax2 + bx + c
3. Fungsi kubik : y = ax3 + bx2 + cx + d
Latihan
1. Jika diketahui f(x) = x2 – 2x + 3, tentukan: f(-2); f(0); f(3); f(4); dan f(8)
FUNGSI LINIER
Fungsi linier adalah fungsi yang paling sederhana karena hanya mempunyai
satu variabel bebas dan berpangkat satu pada variabel bebas tersebut,
sehingga sering disebut sebagai fungsi berderajad satu. Bentuk umum
persamaan linier adalah: y = a + bx; dimana a adalah konstanta dan b adalah
koefisien (b ≠ 0). Atau sering dinyatakan dalam bentuk implisit berikut:
Ax + By + C = 0
A. KEMIRINGAN DAN PENGGAL GARIS
Sesuai dengan namanya fungsi linier jika digambarkan pada koordinat
cartesius akan berbentuk garis lurus (linier). Kemiringan pada setiap titik
yang terletak pada garis lurus tersebut adalah sama. Hal ini ditunjukkan oleh
koefisien b pada persamaan y = a + bx.
Koefisien ini untuk mengukur perubahan nilai variabel terikat y sebagai
akibat dari perubahan variabel bebas x sebesar satu unit. Sedangkan a
adalah penggal garis pada sumbu vertikal (sumbu y). Penggal a mencermin-
kan nilai y pada kedudukan x = 0. Kemiringan (slope) dari fungsi linier adalah
sama dengan perubahan variabel terikat x dibagi dengan perubahan dalam
variabel bebas y. Kemiringan juga disebut gradien yang dilambangkan
dengan huruf m.
Jadi :
Kemiringan = m = ∆y / ∆x
= (y2 – y1) / (x2 - x1)
Sebagai contoh y = 15 – 2x, kemiringannya adalah –2. Ini berarti bahwa
untuk setiap kenaikkan satu unit variabel x akan menurunkan 2 unit
variabel y.

a. Kemiringan positip b. Kemiringan negatip

c. Kemiringan nol d. Kemiringan tak tentu


B. MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS
Sebuah persamaan linier dapat dibentuk melalui beberapa macam cara,
antara lain:
(1) metode dua titik; dan
(2) metode satu titik dan satu kemiringan.
Metode Dua Titik
Apabila diketahui dua titik A dan B dengan koordinat masing-masing (x1, y1)
dan (x2, y2), maka rumus persamaan liniernya adalah:

(y - y1) (y2 - y1)


=
(x - x1) (x2 - x1)

misal diketahui titik A (2,3) dan titik B (6,5), maka persamaan liniernya
adalah:
(y – 3) (5 – 3)
=
(x – 2) (6 – 2)
(y – 3) 2
=
(x - 2) 4
4y – 12 = 2x – 4
4y = 2x + 8
y = 0,5x + 2

Metode Satu Titik dan Satu Kemiringan


Dari sebuah titik A (x1 , y1) dan suatu kemiringan (m) dapat dibentuk sebuah
persamaan linier dengan rumus sebagai berikut:
y – y1 = m( x – x1)
Misal diketahui titik A (2,3) dan kemiringan m = 0,5 maka persamaan
liniernya adalah:
y – y1 = m( x – x1)
y – 3 = 0,5 (x – 2)
y – 3 = 0,5x – 1
y = 0,5x + 2
C. HUBUNGAN DUA GARIS LURUS
Dua buah garis lurus mempunyai empat macam kemungkinan bentuk
hubungan berimpit, sejajar, berpotongan dan tegak lurus.

a. Berimpit a. Sejajar

a. Berpotongan a. Tegak Lurus


Berimpit, dua buah garis akan berimpit apabila persamaan garis yang satu
merupakan kelipatan dari (proporsional terhadap) persamaan garis yang
lain. Sejajar, dua buah garis akan sejajar apabila kemiringan garis yang satu
sama dengan kemiringan garis yang lain (m1 = m2). Berpotongan, dua buah
garis akan berpotongan apabila kemiringan garis yang satu tidak sama
dengan kemiringan garis yang lain (m1 ≠ m2). Tegak lurus, dua garis akan
saling tegak lurus apabila kemiringan garis yang satu merupakan kebalikan
dari kemiringan garis yang lain dengan tanda yang berlawanan adalah:
(m1 = -(1 / m2))
Atau nilai perkalian kemiringannya menghasilkan –1  (m1 x m2 = -1).

Latihan:
1. Carilah kemiringan dan titik potong sumbu y pada persamaan garis
berikut ini:
a. 3x – 2y + 12 = 0
b. 2x – 5y – 10 = 0
c. 4x – 6y = 10
2. Untuk setiap pasangan titik-titik koordinat berikut carilah persamaan garis
lurusnya:
a. (3,5) dan (10,2)
b. (-6,-4) dan (10,8)
3. Untuk setiap pasangan titik koordinat dan kemiringan (m) berikut ini tentukan
persamaan garis lurusnya:
a. (2,6), m = 0,4
b. (5,8), m = -1,6
SISTEM PERSAMAAN LINIER
Penyelesaian suatu sistem persamaan linier adalah suatu himpunan nilai
yang memenuhi secara serentak (simultan) semua persamaan-persamaan
dari sistem tersebut. Atau secara sederhana penyelesaian sistem persamaan
linier adalah menentukan titik potong dari dua persamaan linier. Ada tiga
cara yang dapat digunakan untuk penyelesaian suatu sistem persamaan
linier, yaitu:
(1). Metode Substitusi,
(2). Metode Eliminasi, dan
(3). Metode Determinan.
Metode Substitusi
Misal: carilah nilai variabel x dan y dari dua persamaan berikut: 2x+3y=21
dan x+4y=23 !
Jawab:
Salah satu persamaan dirubah dahulu menjadi y = ... atau x = .... Misal
persamaan x+4y=23 dirubah menjadi x=23-4y. Kemudian disubstitusikan ke
dalam persamaan yang satu.
x = 23-4y ; 2x + 3y = 21
2(23-4y) + 3y = 21
46 – 8y + 3y = 21
46 – 5y = 21
25 = 5y
y=5
Untuk mendapatkan nilai x, substitusikan y = 5 ke dalam salah satu
persamaan.
y = 5  2x + 3y = 21
2x + 3(5) = 21
2x + 15 = 21
2x = 21 – 15
x = 6/2
x=3
Jadi himpunan penyelesaian yang memenuhi kedua persamaan tersebut
adalah himpunan pasangan (3,5)
Metode Eliminasi
Misal: carilah nilai variabel x dan y dari dua persamaan berikut: 3x-2y=7 dan
2x+4y=10 !
Jawab:
Misal variabel yang hendak dieliminasi adalah y
3x - 2y = 7 (x 2) 6x – 4y = 14
2x + 4y = 10 (x 1) 2x + 4y = 10 +
8x + 0 = 24
x=3
Untuk mendapatkan nilai y, substitusikan x = 3 ke dalam salah satu persamaan.
x = 3 3(3) - 2y = 7
-2y = 7 – 9
2y = 2
y=1
Jadi himpunan penyelesaian yang memenuhi kedua persamaan tersebut adalah
himpunan pasangan (3,1)
Metode Determinan
ax + by = c
dx + ey = f

c b
Dx ; x =f e
Nilai x adalah ce - fb
= =
D a b ae - db
d e

a c
Dy ; y =d f
Nilai y adalah af - dc
= =
D a b ae - db
d e

Misal persamaan pada soal sebelumnya yaitu 3x - 2y = 7 dan 2x + 4y = 10 akan


diselesaikan dengan cara determinan:
7 -2
Dx 10 4 7.4 - 10.(-2) 48
Nilai x adalah ; x = = = = = 3
D 3 -2 3.4 - 2.(-2) 16
2 4

3 7
Dy 2 10 3.10 - 2.7 16
Nilai y adalahD; y = 3 = 3.4 - 2.(-2)
-2 = 16 = = 1
2 4

Jadi himpunan penyelesaian yang memenuhi kedua persamaan tersebut


adalah himpunan pasangan (3,1).
Latihan Soal
1. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier berikut
dengan metode eliminasi:
a. 2x – 3y = 5 dan 3x – 2y = -4
b. 4x + 3y = 16 dan x – 2y = 4
2. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier berikut
dengan metode substitusi:
a. x – y = 2 dan 2x + 3y = 9
b. x – y = -1 dan 3x + 2y = 12
3. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier berikut
dengan metode determinan:
a. x + y = 5 dan 2x + 3y = 12
b. 2x – 3y = 13 dan 4x + y = 15
FUNGSI TAK LINIER

Polinom atau suku banyak dalam x atau f(x) adalah ungkapan yang
mengandung suku k.xn, dimana k = konstanta dan n = bilangan bulat.
Derajat polinom adalah nilai tertinggi dari n dalam f(x).
Fungsi polinom mempunyai bentuk umum sebagai berikut;
y = a0 + a1x + a2x2 + ................... + anxn

Fungsi polinom berderajat dua atau fungsi kuadrat adalah fungsi tak linier
yang grafiknya berbetuk parabola. Fungsi polinom berderajat tiga adalah
fungsi tak linier yang variabel bebasnya berpangkat paling tinggi = 3.
Demikian pula polinom berderajat empat, lima, enam dan seterusnya.
FUNGSI KUADRAT
Bentuk umumnya adalah : y = ax2 + bx + c
a, b dan c adalah konstanta;
y = variabel tak bebas;
x = variabel bebas.
1. Jika a > 0 ; maka parabola terbuka ke arah y positip (terbuka ke atas)
Jika a < 0 ; maka parabola terbuka ke arah y negatip (terbuka ke bawah)
2. Titik potong dengan sumbu y  x = 0  y = c  (0,c), maka titik
potongnya = c. Hanya ada satu titik potong.
3. Titik potong dengan sumbu x  y = 0, maka ax2 + bx + c = 0, sehingga
diperoleh rumus a b c adalah sebagai berikut:

2
- b ± √ (b – 4ac)
x1,2 =
2a
Bentuk ( b2 – 4ac ) disebut diskriminan, maka D = b2 – 4ac.
Dari rumus di atas ada tiga kemungkinan yang akan terjadi, yaitu sebagai
berikut:
a. Jika D = b2 – 4ac > 0, terdapat 2 harga x atau ada dua titik potong dengan
2 2
sumbu x, yaitu di ( - b + √(b – 4ac) , 0) dan ( - b - √(b – 4ac) , 0).
2a 2a
b. Jika D = 0  terdapat x1 = x2 = -b/2a, satu titik potong yaitu di (-b/2a,0)
artinya parabola menyinggung pada sumbu x.
c. Jika D < 0  parabola tidak memotong sumbu x, sebab harga-harga x-
nya adalah imajiner.
4. Mencari sumbu parabola adalah sebagai berikut;
x1 + x 2 b substitusikan ke dalam persamaan
x= =- 
2 2a
Parabola y = ax2 + bx + c diperoleh hasil sebagai berikut;
2 2
y=a(- )b2 - +b c = - +b c = -b2 + 4ac
2a 2a 2a 4a

y= -(b2- 4ac)
= - ,D
maka didapat titik ekstrim sbb:
4a 4a

(- ,b-2 ).D
2a 4a
Jika a > 0  terdapat titik ekstrim bentuk minimum
Jika a < 0  terdapat titik ekstrim bentuk maksimum.
sb y sb y sb y

a<0 a<0 a<0


D>0 D=0 D>0

0 sb x 0 x 1 = x2 sb x 0 sb x
x1 x2 0
Tidak ada
harga x

sb y sb y sb y

a>0 a>0 a>0


D>0 D=0 D<0

x 1 = x2 Tidak ada
0 x1 x2 sb x 0 sb x 0 harga x sb x
Contoh
1. Gambar grafik fungsi y = x2 – 5x + 6
Jawab:
Memotong sumbu y  x = 0, y = 6  A(0,6)
Memotong sumbu x  y = 0, 0 = x2 – 5x + 6

+6
5 ± √(25-24)

5x
X1,2 = sb y

x 2-
2

Y=
x1 = 2  B1 (2,0) A(0,6)

x2 = 3  B2 (3,0)
2 0 2 3 sb x
Titik ekstrim P ( - b ,- D )
2a 4a
A = +1 > 0 P(2,5 ; -0,25)

D = -(b2 – 4ac)
= 0,25
 Terdapat titik ekstrim di P(2,5 ; 0,25)
BARISAN DAN DERET
Barisan adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut suatu urutan
tertentu. Bilangan-bilangan yang tersusun tersebut disebut suku. Perubahan
di antara suku-suku berurutan ditentukan oleh ketambahan bilangan
tertentu atau suatu kelipatan bilangan tertentu.
Jika barisan yang suku berurutannya mempunyai tambahan bilangan yang
tetap, maka barisan ini disebut barisan aritmetika.
Misal:
a. 2, 5, 8, 11, 14, ................ ditambah 3 dari suku di depannya.
b. 100, 95, 90, 85, 80, ........ dikurangi 5 dari suku di depannya.

Jika barisan yang suku berurutannya mempunyai kelipatan bilangan tetap,


maka disebut barisan geometri.
Misal:
a. 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, .......... dikalikan 2 dari suku di depannya.
b. 80, 40, 20, 10, 5, 2½, ............. dikalikan ½ dari suku di depannya.
Deret adalah jumlah dari bilangan dalam suatu barisan.
Misal:
- Deret aritmetika (deret hitung) : 2 + 4 + 6 + 8 + 10 = 30
- Deret geometri (deret ukur) : 2 + 4 + 8 + 16 + 32 = 62

BARISAN DAN DERET ARITMETIKA


Barisan Aritmatika
Misal: 2, 5, 8, 11, 14, .........an
a1 = 2 = a
a2 = 5 = 2 + 3 = a + b
a3 = 8 = 5 + 3 = (a + b) + b = a + 2b
a4 = 11 = 8 + 3 = (a + 2b) + b = a + 3b
an = a + (n-1) b
Jadi rumus suku ke-n dalam barisan aritmetika adalah:

an = a1 + (n - 1)b atau Sn = a1 + (n - 1)b


dimana:
Sn = an = Suku ke-n
a1 = suku pertama
b = beda antar suku
n = banyaknya suku
Latihan:
1. Carilah suku ke-10 dari barisan 3, 7, 11, 15, 19, .................
2. Suku ke-3 dan suku ke-16 dari barisan aritmetika adalah 13 dan 78.
Tentukan suku pertama dan bedanya !
3. Carilah suku ke-21 dalam barisan aritmetika dimana suku ke-5 = 41 dan
suku ke-11 = 23.
Deret Matematika deret hitung
Misal Dn = a + (a + b) + (a + 2b) + ..............+ (Sn – 2b) + (Sn – b) + Sn
Dn = Sn + (Sn – b) + (Sn – 2b) ..............+ (s + 2b) + (a + b) + a +
2 Dn = (a + Sn) + (a + Sn) + (a + Sn) .............. Sebanyak n
2 Dn = n (a + Sn)
n
Dn = + (a 2
+ Sn) atau
n
Dn = + (a 2
+ a + (n – 1)b)
n
Dn =
2
+ (2a + (n – 1)b) dimana

Dimana Dn = Deret ke-n (jumlah sampai dengan suku ke-n)


Latihan:
1. Carilah jumlah sepuluh suku pertama dari barisan aritmetika: 3, 7, 11, 15, .........
2. Terdapat 60 suku dalam barisan aritmetika yang mana suku pertama adalah 9 dan suku
terakhir adalah 127. Tentukan D60 !
BARISAN DAN DERET GEOMETRI
Barisan Geometri
Misal: 3, 6, 12, 24, 48, .................
a1 = 3 = a
a2 = 6 = 3 x 2 = a x r = ar
a3 = 12 = 6 x 2 = ar x r = ar2
a4 = 24 = 12 x 2 = ar2 x r = ar3
an = arn-1
Jadi rumus ke-n dari barisan geometri adalah :

an = arn-1
Dimana : an = adalah suku ke-n
a = adalah suku pertama
r = adalah rasio antar suku berurutan
n = banyaknya suku
Latihan:
1. Carilah suku ke-8 dari barisan geometri jika suku pertamanya 16 dan
rasionya adalah 2.
2. Carilah suku ke-11 dalam suatu barisan geometri dimana suku ke-4 adalah
24 dan suku ke-9 adalah 768
Deret Geometri (Deret Ukur)
Misal: Dn = a + ar + ar2 + ar3 + ............ + arn-1
r Dn = ar + ar2 + ar3 + ............ + arn-1 + arn

Dn - rDn = a - arn
(1-r)Dn = a(1 – rn)
n
a(1 – r )
Dn = (1 – r) = dimana:

Dn = Deret ke-n (jumlah sampai dengan suku ke-n)


PENERAPAN BARISAN DAN DERET

A. MODEL PERKEMBANGAN USAHA


Jika perkembangan variabel-variabel tertentu dalam kegiatan usaha
(misalnya: produksi, biaya, pendapatan, penggunaan tenaga kerja,
penanaman modal) berpola seperti barisan aritmetika, maka prinsip-prinsip
barisan aritmetika dapat digunakan untuk menganalisa perkembangan
variabel tersebut. Berpola seperti barisan aritmetika maksudnya bahwa
variabel yang bersangkutan bertambah secara konstan dari satu periode ke
periode berikutnya.
Contoh soal:
1. Perusahaan genteng nglames menghasilkan 3000 buah genteng pada
bulan pertama produksinya. Dengan penambahan tenaga kerja dan
peningkatan produktifitas, perusahaan mampu menambah produksinya
sebanyak 500 buah setiap bulan. Jika perkembangan produksinya konstan,
berapa buah genteng yang dihasilkannya pada bulan kelima ? Berapa buah
yang telah dihasilkan sampai dengan bulan tersebut ?
2. Besar penerimaan PT ABC dari hasil penjualan barangnya Rp 720 juta
pada tahun kelima dan Rp 980 pada tahun ketujuh. Apabila perkembangan
hasil penjualan tersebut berpola seperti barisan aritmetika, Berapa
perkembangan penerimaannya per tahun ? Berapa besar penerimaan pada
tahun pertama dan pada tahun ke berapa penerimaannya sebesar Rp 460
juta ?

3. Pabrik sepatu “Bagus” memproduksi 10.000 pasang sepatu pada tahun


pertama operasinya. Namun karena situasi perekonomian yang tidak
menguntungkan, produksinya terus menyusut 500 pasang setiap tahun.
Berapa produksinya:
a. pada tahun keempat ?
b. pada tahun ke - lima belas ?
c. Berapa yang telah diproduksi sampai dengan tahun kesepuluh ?
4. Pabrik kecap XYZ memproduksi 24.000 botol kecap pada tahun ke-6
operasinya. Karena persaingan keras dari kecap-kecap merek lain,
produksinya terus menurun secara konstan sehingga pada tahun ke-10
hanya memproduksi 18.000 botol.
a. Berapa botol penurunan produksinya per tahun ?
b. Pada tahun keberapa pabrik kecap XYZ ini tidak berproduksi
lagi (tutup) ?
c. Berapa botol kecap yang dihasilkan selama operasinya ?

5. Seorang pedagang memperoleh laba sebesar Rp 700 ribu pada bulan


kelima kegiatan usahanya. Sedangkan jumlah seluruh laba yang diperoleh
selama tujuh bulan pertama sebanyak sebanyak Rp 4.620 ribu. Hitunglah:
a. Laba yang diperoleh pada bulan pertama dan peningkatan
labanya per bulan.
b. Laba pada bulan kesepuluh.
c. Jumlah laba selama setahun pertama dari kegiatan usahanya ?

6. Jumlah hasil produksi sebuah perusahaan selama 5 tahun pertama


operasinya sebanyak 3.000 unit, pada tahun ke-6 perusahaan tersebut
tutup. Hitunglah produksi pada tahun pertama dan prosentase kenaikan
atau penurunan produksinya.

7. Perusahaan X memulai produksinya dengan 1.000 unit, dan berkurang


100 unit setiap bulannya. Sedangkan perusahaan Y mengawali
produksinya dengan 500 unit, meningkat 25 unit setiap tahun.
a. Pada tahun keberapa produksi mereka sama jumlahnya ?
b. Kapan perusahaan X akan memproduksi sebanyak 0 ?
c. Berapa produksi perusahaan Y pada tahun tersebut ?
B. MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK
Penerapan deret ukur yang paling konvensional di bidang ekonomi
adalah dalam hal penghitungan pertumbuhan penduduk, sebagaimana
pernah dinyatakan oleh Malthus, penduduk dunia tumbuh mengikuti
pola deret ukur.

Pn = Prn-1
Dimana :
P : populasi penduduk pada tahun basis (tahun pertama / ke-1)
Pn : populasi penduduk pada tahun ke-n
r : (1+ persentase pertumbuhan penduduk per tahun)
n : jumlah penduduk
Contoh soal:
1.Penduduk suatu kota berjumlah 100.000 jiwa pada tahun 1995,
tingkat pertumbuhannya 4% per tahun. Hitunglah jumlah penduduk kota
tersebut pada tahun 2004 dan tahun 2010 !

2. Penduduk suatu negara tercatat 25 juta jiwa pada tahun 2000. Berapa
jumlah penduduk pada tahun 2010 dan 2020, jika tingkat
pertumbuhannya 3% per tahun ?

3. Penduduk sebuah kota tercatat 2,5 juta jiwa pada tahun 1992, dan
diperkirakan menjadi 3 juta jiwa pada tahun 1996. Jika tahun 1990
dianggap merupakan tahun basis
a. Berapa persen tingkat pertumbuhannya ?
b. Berapa jumlah penduduk pada tahun 1980 ?
c. Berapa jumlah penduduk pada tahun 1991 ?
d. pada tahun berapa penduduknya berjumlah 5 juta jiwa ?
C. BUNGA MAJEMUK
Penghitungan bunga majemuk merupakan penerapan dari barisan
geometri (barisan ukur).
Misal suatu modal sebesar Rp 1.000,- (P) dibungakan secara majemuk
dengan suku bunga 10% per tahun (i) , maka besarnya modal tersebut di
masa datang (F) dapat dihitung sebagai berikut:
setelah 1 tahun: F1 = 1000 + (1000 X 0,10) = 1100
F1 = P + Pi = P(1 + i)
setelah 2 tahun: F2 = 1100 + (1100 X 0,10) = 1210
F2 = (P + Pi) + (P + Pi) i = P + Pi + Pi + Pi2
= P + 2 Pi + Pi2 = P (1 + 2i + i2)
= P (1 + i)2
setelah 3 tahun: F3 = P (1 + i)3
n
setelah n tahun: Fn = P (1 + i)
dengan demikian nilai nilai di masa datang dari suatu jumlah sekarang
adalah:

Fn = P(1+ i )n
Dimana:
Fn = nilai di masa depan
P = jumlah sekarang
i = suku bunga per tahun
n = jumlah tahun
Apabila bunga dibayarkan lebih dari satu kali (misalkan m kali) dalam satu
tahun maka rumus nilai di masa depan menjadi:

Fn = P(1+ )nm i m: frekwensi pembayaran


dalam 1 tahun
m
Secara matematis rumus di atas dapat dimanipulasi untuk menentukan
nilai sekarang dari nilai di masa datang.

F F
P= n
atau P=
(1 + i) i mn
(1 + m )

Latihan:
1. Nona Fina menabung uangnya Rp 1.500.000 di Bank dengan tingkat
bunga 15% per tahun. Berapakah nilai uangnya di masa datang setelah 10
tahun kemudian jika dibunga-majemukkan secara: a). Semesteran, b).
Kuartalan, dan c). Bulanan.
2. Seorang pengusaha berharap lima tahun mendatang memperoleh laba
sebesar Rp 25.000.000. Jika tingkat bunga yang berlaku saat ini 12% per
tahun dan dibayarkan secara kuarta, berapakah jumlah laba pengusaha
tersebut saat ini ?
D. NILAI MASA DATANG DARI ANUITAS
Anuitas adalah serangkaian pembayaran yang dibuat secara periodik dan
dalam jumlah uang yang tetap atau sama. Dalam anuitas diasumsikan
bahwa semua pembayaran dibuat pada akhir periode dengan bunga
majemuk.
Ilustrasi:
Nina menabung uangnya sebanyak 1 juta setiap permulaan tahun, dimana
bunga 12% per tahun secara majemuk. Berapa jumlah tabungan Nina
setelah 4 tahun (akhir tahun ke-3 atau awal tahun ke-4) ?
1 2 3 4

1jt 1jt (1,12)1+ 1jt (1,12)2+ 1jt (1,12)3+


1jt 1jt (1,12)1+ 1jt (1,12)2+
= 2.120.000,- 1 jt 1jt (1,12)1+
= 3.374.400,- 1jt
= 4.779.328,-
Ingat rumus Deret Geometri:
a (1 – rn) a (rn - 1)
Dn = Dapat ditulis sebagai Dn =
(1 – r) (r – 1)

r <1 r >1
Maka jumlah tabungan Nina setelah 4 tahun dapat dihitung sbb:

n
Sn = a (r – 1)
(r – 1)
1jt((1,12)4 – 1) 1 jt × 0,574
S4 =
(1,12 – 1) 0,12

S4 = 4.783.333
Sehingga di dapat rumus nilai masa datang dari anuitas adalah:

P((1 + i) – 1)
Sn =
i

Dana Cadangan
Dana cadangan disebut juga sebagai sinking fund yaitu dana yang
disisihkan (dicadangkan) untuk pembayaran nilai tertentu dimasa yang akan
datang. Misalkan perusahaan menyisihkan sebagian labanya untuk
membayar utang sejumlah tertentu setelah sekian tahun di masa datang.
Rumus dana cadangan diperoleh dari rekayasa rumus nilai masa datang dari
anuitas di atas, yaitu:
Sn i
P= atau P = Sn n
n
(1 + i) - 1 (1 + i) - 1
i
Latihan:
1. Nona Debby menabung uangnya di Bank setiap awal bulan sebesar Rp
500.000 selama 8 tahun. Jika tingkat bunga yang berlaku sebesar 18% per
tahun, berapakah jumlah uang nona Debby di masa datang bila bunga
dibayarkan (diperhitungkan)secara bulanan ?
2. Suatu perusahaan ingin menyisihkan dananya setiap bulan selama 5 tahun
untuk pembayaran pinjaman perusahaan. Jumlah nilai pinjaman
perusahaan tersebut diperkirakan 5 tahun mendatang sebesar Rp
75.000.000. Bunga dibayarkan secara majemuk sebesar 15% per tahun.
Berapa jumlah dana yang harus disisihkan atau dicadangkan setiap bulan
oleh perusahaan agar dapat melunasi pinjaman tersebut ?
E. NILAI SEKARANG DARI ANUITAS
Nilai sekarang dari anuitas adalah jumlah dari nilai- nilai sekarang dari setiap
periode pembayaran atau penerimaan uang tertentu.
An = P(1+i )-1 +P(1+i )-2 +............+P(1+i )-n
Jika difaktorkan dengan (1+i)-n, maka persamaan di atas menjadi:
An = P(1 + i )-n (1+i)n-1 + (1+i)n-2 ........... (1+i )2 + (1+i )1 + (1+i ) +1

Karena Sn = 1+(1+i)+(1+i)1+(1+i)2 +.........(1+i)n-1 persamaan diatas menjadi:

An = P (1+i)-n Sn

An = P (1+i) -n (1+i)n - 1
i

An = P 1 -(1+i)-n
i
Jadi rumus nilai sekarang dari anuitas adalah:

An = P 1 -(1+i)-n
i
Dimana:
An = Nilai sekarang dari anuitas
P = Jumlah pembayaran per periode
i = Tingkat bunga tahunan
n = Jumlah periode pembayaran

Penyisihan Pinjaman
Konsep penyisihan pinjaman (loan amortization) hampir sama dengan dana
cadangan (sinking fund). Untuk dana cadangan pembayaran cicilan hutang
secara periodik dilakukan saat ini, agar di masa mendatang akan terlunasi
jumlah tertentu utang atau pinjaman; sedangkan penyisihan pinjaman
jumlah tertentu utang atau pinjaman sudah diterima saat ini, kemudian
dilakukan pembayaran cicilan atau angsuran utang secara periodik.
Rekayasa rumus nilai sekarang dari anuitas akan diperoleh rumus penyisihan
pinjaman (loan amortization) yaitu:
-n
An 1 -(1+i)
P= atau P = An
-n
i
1 -(1+i)
i

Dimana: An = Nilai sekarang dari anuitas


P = Jumlah pembayaran per periode
i = Tingkat bunga tahunan
n = Jumlah periode pembayaran
Latihan:
1. Nancy ingin menabung setiap bulan sebanyak Rp 2.500.000 setiap
permulaan tahun, selama 4 tahun di suatu Bank. Jika tingkat bunga yang
berlaku adalah 12% per tahun yang dibayar secara majemuk. Berapakah
jumlah nilai sekarang dari tabungan Nancy selama 4 tahun tersebut ?

2. Shinta berkeinginan membeli rumah dengan pembelian secara kredit


seharga Rp 80.000.000. Sesuai perjanjian dari pihak pengembangan
(developer) waktu pembayaran rumah tersebut adalah 5 tahun, dimana
pembayaran dilakukan secara cicilan setiap bulan. Tingkat bunga yang
dikenakan dalam pembayaran cicilan iniadalah 15% per tahun.
Berapakah jumlah pembayaran yang harus dicicil setiap bulannya ?

También podría gustarte