Está en la página 1de 12

REFORMASI WORLD BANK

Dalam Upaya Menghadapi Perubahan Tata Ekonomi Global

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Organisasi Internasional
Dosen: Yudhi A. Yuniarsyah

Oleh:
Siti Octrina Malikah 209000061

Karya Ilmiah ini adalah karya kelompok


yang disusun sesuai dengan etika penulisan ilmiah.
Penulis bertanggung jawab atas seluruh isinya.

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS FALSAFAH DAN PERADABAN
UNIVERSITAS PARAMADINA
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas semua rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Organisasi Internasional ini dengan tepat waktu. Karya tulis ilmiah ini
disusun sebagai wujud pertanggungjawaban Penulis untuk melengkapi tugas yang diberikan yaitu
mengenai upaya reformasi yang terdapat di tubuh organisasi internasional, yang mana dalam hal ini
Penulis mengangkat upaya reformasi di World Bank sebagai objek analisa.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna maka Penulis sangat
berbesar hati dalam menerima saran dan kritik yang membangun agar dapat diimplementasikan pada
penulisan karya ilmiah Penulis selanjutnya.

Jakarta, 31 Mei 2010

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PEMBAHASAN 5

2.1. Reformasi terhadap Kompetensi dari Management and Executive Board 5

2.1.1. Leadership Selection 5

2.1.2. President and Executive Board accountability 5

2.1.3. Increased support to developing countries' Executive Directors' offices 6

2.1.4. Staff diversity 6

2.1.5. Transparency 6

BAB III KESIMPULAN 7

DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I
PENDAHULUAN

Pada dasarnya World Bank diciptakan untuk membuat stabilitas ekonomi setelah terjadinya
perang dunia di mana saat itu kondisi nilai tukar di dunia menggunakan fixed exchange rate,
melalui penyesuaian terhadap keadaan dunia, World Bank hadir dengan naluri bertahan yang
luar biasa yang membuat mereka tetap mampu bertahan meski nilai tukar telah mengadopsi
flexible exchange rate1 di awal tahun 1970an. Dahulu, World Bank kerap diberi penghargaan
oleh masyarakat karena kemampuan mereka untuk mencegah krisis atau mengatasi krisis
ekonomi di negara-negara miskin di dunia dan kemudian membantu mereka dengan
meminjamkan uang yang dapat digunakan untuk upaya reformasi dan modernisasi.

"The key question is whether the Bretton Woods institutions have been able to adapt so as to
continue to pursue efficiently their primary objectives, which are the stability of the
international financial system and the fight against poverty."2

Saat ini nama World Bank perlahan-lahan mulai tergelincir ke dasar karena munculnya opini
secara luas bahwa World Bank sangat arogan, tidak kompeten dan tidak efektif, serta kerap
justru memperburuk permasalahan. Salah satu pernyataan World Bank yang ditolak begitu
banyak pihak adalah saat World Bank memutuskan untuk memprivatisasi sumber daya air di
Kenya yang akhirnya menimbulkan penolakan publik terhadap hal tersebut. Namun, hal ini
bukan hanya berpengaruh terhadap public acceptance tetapi juga memburuknya citra World
Bank di mata dunia. Ada banyak sekali akibat yang ditimbulkan dari campur tangannya institusi
ini terhadap perkembangan suatu negara, antara lain rata-rata pertumbuhan ekonomi justru
menurun di beberapa negara, pengangguran meningkat dan perbedaan antara si kaya dan si
miskin semakin menajam.































































1
Flexible exchange rate adalah suatu tipe nilai tukar di mana nilai suatu mata uang akan mengalami fluktuasi
tergantung kepada pasar pertukaran mata uang asing (foreign exchange market)
2
Madslien, Jorn 2010, ‘IMF and World Bank: Is reform underway?’, BBC News Online business reporter, accessed
31 May 2010, from http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/3914961.stm
Tudingan-tudingan negatif yang dilayangkan publik kepada World Bank ditanggapi dengan
cukup defensif oleh World Bank itu sendiri dengan dalih di mana program yang dilaksanakan
oleh mereka memang terkadang gagal untuk mencapai hasil yang diinginkan atau akhirnya
menimbulkan efek-efek negatif yang belum atau tidak diperhitungkan sebelumnya, tapi mereka
menekankan bahwa ini semua semata-mata karena pemerintahan negara tersebut mengacuhkan
nasihat dan saran dari World Bank. Tentu saja ada suatu waktu di mana pemerintah berjanji akan
melakukan upaya reformasi di negaranya namun segera setelah mereka mendapatkan pinjaman
dari World Bank maka mereka mengingkari janji mereka. Terlepas dari apakah pledoy ini benar
atau tidak adanya, ketika meminjamkan uang kepada negara dengan ekonomi yang bermasalah
tersebut World Bank pastilah telah menyertakan syarat-syarat tertentu dan itu adalah tugas
mereka untuk memastikan bahwa suntikan dana yang mereka berikan tidak dikorupsi oleh
pemerintahan yang tidak kompeten.

Ada kesalahan mendasar yang dapat dinilai dari aktivitas World Bank itu sendiri di mana mereka
memberikan pinjaman kepada negara-negara miskin dengan tujuan akhir adalah pencapaian
peningkatan sektor ekonomi makro dan hal ini sering kali mengacuhkan peningkatan sektor
ekonomi real yang sebenarnya menjadi pondasi utama suatu negara yang masih sangat rapuh
seperti negara-negara berkembang. Seharusnya dimunculkan kesadaran untuk memberikan
bantuan yang lebih kepada hibah dibandingkan pinjaman untuk negara-negara miskin ini dan
mempersedikit tekanan terhadap pencapaian target ekonomi makro. World Bank juga harus
mengurangi intervensinya terhadap permasalahan domestik suatu negara dan lebih memainkan
perannya secara optimal dari luar batas politik negara itu, misalnya, dalam hal memposisikan
pemerintahan sebagai tim panel atas pemilihan prioritas sosial dan politik di negara mereka
sendiri bukan justru membuatkan keputusan untuk negara itu, memastikan bahwa ada institusi
dan hukum yang cukup kuat di negara tersebut, dan mengawasi apakah pemerintahan negara
tersebut mampu mengontrol negara itu sehingga manfaat bantuan World Bank akan lebih efektif.

Sejak World Bank berdiri tahun 1944 silam, lembaga itu hanya terdiri dari 44 negara, sementara
kini jumlah anggotanya mencapai 186 negara. World Bank memang hanya dihadapkan oleh
situasi dunia saat itu di mana negara-negara berkembang saat itu masih berupa wilayah jajahan.
Keadaan demikian menjadikan World Bank sebuah institusi yang tidak transparan di mana
proses dan hasil rapat tidak dipublikasikan dengan baik ke masyarakat luas padahal keputusan
mereka akan sangat berpengaruh secara global. Keadaan seperti ini terus terbawa sampai
berpuluh-puluh tahun berikutnya di saat kondisi dunia sudah tidak lagi seperti di saat konferensi
Bretton Woods dilaksanakan. Ini juga merupakan faktor yang menyebabkan menurunnya citra
World Bank di mata dunia karena dinilai tidak mampu mengikuti perkembangan zaman yang
sangat dinamis dan tetap menggunakan sistem dan program yang dianggap sudah kuno dan tidak
lagi relevan. Namun, perlu diketahui lebih lanjut pula bahwa World Bank selama beberapa tahun
terakhir menjadi sangat terbuka untuk segala bentuk reformasi yang dianggap perlu dan World
Bank dengan usahanya yang cukup keras sudah menuju kepada sebuah institusi yang lebih
transparan, lebih berakuntabilitas dan lebih partisipatif di masyarakat. Hal-hal yang dahulu
dianggap informasi rahasia seperti decision making process, peraturan keuangan, dan sistem
kerja stafnya saat ini sudah sangat mudah diakses oleh masyarakat.

Keadaan seperti tahun 1994 telah lama berakhir dan peta ekonomi politik di abad ke-21 ini
memerlukan perubahan sistem yang mencerminkan keikutsertaan negara berkembang yang
mempunyai pertumbuhan ekonomi potensial yang dapat mengasilkan perekonomian dunia yang
lebih seimbang. Upaya reformasi dalam World Bank telah dijabarkan secara gamblang oleh
salah satu presiden kelompok World Bank, Robert B. Zoellick, pada saat Rapat Tahunan World
Bank dan International Monetery Fund di Istambul tanggal 6 Oktober 2009 silam3. Garis besar
dari pernyataan Zoellick adalah bahwa saat ini Bank Dunia dengan ambisius menciptakan suatu
program yang memampukan World Bank menjadi lebih efisien dan efektif sekaligus
mendapatkan penerimaan dengan baik oleh negara-negara berkembang yang dilayaninya.

Zoellick menyadari bahwa untuk melayani tata ekonomi global yang telah berubah, dunia
membutuhkan lembaga yang lincah, cekatan, kompeten dan bertanggung jawab, untuk itu World
Bank akan memperluas kerjasama dengan PBB, IMF, Bank Pembangunan Multilateral, donor,
masyarakat sipil, dan institusi lain yang semakin menjadi pelaku penting dalam pembangunan.
Zoellick sendiri membentuk Komisi Tingkat Tinggi yang diketuai oleh mantan Presiden
Meksiko, Ernesto Zedillo, dengan tugas untuk menganalisa apapun bentuk reformasi yang
diperlukan oleh World Bank agar dapat mengejar ketertinggalannya dengan melangkah maju
kedepan.






























































3
Zoellick, Robert B 2010, ‘Reformasi Bank Dunia untuk Menghadapi Tantangan Baru’, Rapat Tahunan World
Bank dan International Monetery Fund, accessed 31 May 2010, from http://wwwr.worldbank.org/worldbankreform,
Dengan keterbukaan seperti saat ini, upaya reformasi terhadap World Bank didukung oleh
banyak pihak maka tidak heran jika belakangan ini terjadi arus reformasi yang sangat besar di
tubuh World Bank mulai dari penambahan program kerja, perbaikan sistem kerja World Bank,
hingga upaya reformasi terhadap Board of Director. Dengan upaya pembaharuan seperti ini
semoga World Bank bisa mengejar ketertiggalannya oleh perubahan tata ekonomi global
sehingga kedepannya World Bank lebih bisa mengakomodir dan melayani masyarakat global
terutama negara-negara berkembang.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Reformasi terhadap Kompetensi dari Management and Executive Board

2.1.1. Leadership Selection

Ada sebuah celetukan kecil mengenai detail pemilihan pejabat di World Bank: Haruskah
pemilihan dilakukan oleh segelintir panelis handal saja? Pertanyaan sederhana inilah yang kerpa
dilontarkan mengenai sistem pemilihan di World Bank. Hal ini dapat memunculkan suatu
depolitisasi dalam prosesnya yang mengakibatkan degradasi demokrasi dengan terabaikannya
legitimasi dari kandidat yang dipilih oleh perwakilan-perwakilan negara anggota. Pertanyaan ini
kemudia dilanjutkan dengan: Bilapun yang memilih adalah panelis handal dari executive board,
mengapa harus dilaksanakan secara tertutup dari publik? Hal ini bisa menimbulkan kekhawatiran
bahwa negara dengan pendapatan rendah akan ditekan oleh negara dengan pendapatan tinggi, ini
bertentangan dengan transparansi dan akuntabilitas yang seharusnya diperkokoh dan diperluas.
Dalam setiap kepentingan, jajaran presiden dari World Bank adalah posisi yang mengemban
kepentingan masyarakat global, dan para anggota Bank mempunyai hak untuk terlibat dengan
lebi efektif dalam memilih siapa yang akan menduduki posisi tersebut. Akhirnya, apabila
presiden dipilih oleh perwakilan-perwakilan negara yang berasal dari region yang akan
dipimpinnya karena ini akan menstimulasi terciptanya akuntabilitas kepada para anggota.

2.1.2. President and Executive Board accountability

Sistem yang dijalankan harus selalu ditegakkan untuk mengevaluasi kinerja dari presiden dan
executive board. Sementara evaluasi ini akan mengklarifikasi akuntabilitas kepada semua
anggota bukan hanya sebatas kepada atasan mereka saja. Sampai saat ini masih belum jelas
akuntabilitas yang dilaksanakan, misalnya ketidakjelasan African Executive Director mengenai
akuntabilitasnya terhadap 24 negara yang diwakili atau di bawah pengawasannya.
2.1.3. Increased support to developing countries' Executive Directors' offices

Dalam hal mendukung upaya reformasi yang fundamental, Executive Director seharusnya
menyediakan jasa penasihat yang atau tambahan alternatif bagi kelompok negara-negara
berkembang. Masih ada dilemma yang terjaid mengenai ketidakmatangan negara-negara
berkembang ini di mana yang harus dipertimbangkan adalah berapa banyak tenaga penasihat
yang harus dikerahkan dan disediakan untuk negara-negara berkembang tersebut. Namun
sebenarnya yang dibutuhkan hanyalah tambahan sumber financial. Untuk menciptakan suatu
sistem dalam menghadapi realita di era saat ini memang dibutuhkan pendamping bagi negara-
negara berkembang karenanya reformasi perlu dilakukan dari segi penyediaan penasihat.

2.1.4. Staff diversity

Ada banyak pertemuan, terutama pertemuan di Mozambik, di mana African Consultative Group
yang diajukan oleh menteri keuangan ataupun gubernur sentral bank mereka agar porsi
perwakilan Afrika di World Bank ditambah agar ada lebih banyak kemajuan lagi yang bisa
dicapai oleh Afrika, terutama si bagian manajemen dan posisi senior di bidang teknik. Perbedaan
yang terdapat di bidang pendidikan juga harus diatasi bersama.

2.1.5. Transparency

Langkah yang positif selalu menjadi prioritas setiap kali diadakan agenda pertemuan Executive
Board Meeting. Itu sangat membantu tapi sayangnya hal tersebut tidak detail atau kurang
spesifik. Untuk memastikan akuntabilitas dari para pembuat keputusan, harus dibuat pula suatu
traskrip yang komprehensif. Secara lebih umum, Bank seharusnya mengadopsi kebijakan yang
tidak ditutup-tutupi dari publik (disclosure policy). Bank harus memberikan full review dari
disclosure policy yang diterapkannya pada tahun 2007, tapi review ini sampai sekarang masih
sangat dipertanyakan karena review ini masih hanya sebata agenda yang ditunda sampai saat ini.
BAB III
PENUTUP

Dalam sebuah organisasi, yang paling menarik untuk dianalisa adalah bagaimana struktur
pemerintahan di organisasi tersebut. Sebaik apapun program yang dimiliki, namun di saat
integritas, kredibilitas, dan loyalitas tidak bisa dijaga oleh segenap penanggung jawab maka akan
sangat mungkin segala program yang telah diagendakan tidak bisa berjalan sebagaimana
semestinya. Di saat program yang diretorikakan tidak bisa berfungsi sesuai kapabilitasnya, hal
ini akan menimbulkan public negative opinion yang akan berstimulasi kearah public acceptance.
Jika masyarakat global telah kehilangan rasa percayanya maka segala kebijakan, baik jangka
pendek ataupun jangka panjang, tidak akan bisa diimplementasikan secara komprehensif.

Inilah yang mendasari penyajian makalah reformasi saya, di mana saya mengangkat upaya
reformasi yang telah diterima sebagai Bretton Woods Project mengenai reformasi di struktur
management and executive board di tubuh World Bank. World Bank sebagai institusi hasil
Bretton Wood Conference mengemban tugas yang cukup signifikan yaitu membantu negara-
negara berkembang atau yang baru merdeka untuk mencapai stabilitas ekonomi mereka agar ke
depannya mereka juga bisa menciptakan situasi politik yang cukup baik. Namun, sayangnya
setelah 60 tahun World Bank berdiri, kehadirannya dirasakan masih menggunakan sistem kuno
yang tidak sesuai dengan kemajuan zaman saat ini sehingga hasil kerjanya tidak begitu bisa
bekerja dengan baik bahkan dalam beberapa kasus intervensi World Bank dinilai memperburuk
keadaan di negara tersebut.

World Bank dianggap terlalu mengikat sehingga negara-negara yang dibantu tidak bisa mencapai
kemandiriannya karena hampir semua kebijakan menyangkut pembangunan ekonomi di negara
tersebut diatur secara langsung oleh World Bank. Dalam menghadapi dinamika dunia saat ini
alangkah lebih baiknya jika kehadiran World Bank bukan sebagai pemimpin tapi lebih kepada
penasehat di mana keputusan mengenai lingkup ekonomi, politik, dan sosial akan tetap
ditentukan oleh pemerintahan negara tersebut. Peran world Bank sebatas memberi masukan
melalui pakar-pakar yang ia sediakan, memastikan perangkat hukum yang akan melindungi
semua kebijakan tersebut, dan member perhatian khusus terhadap pemerintahan, apakah mereka
mempunya cukup kekuatan untuk mengontrol fenomena ekonomi dan politik di negara mereka.

Dalam makalah sederhana ini, saya memaparkan eberapa upaya reformasi di bidang struktur.
Telah dijelaskan cukup komprehensif mengenai sistem yang ada serta upaya reformasi yang
diajukan untuk segera ditindaklanjuti. Saat ini world Bank juga sangat terbuka dalam menerima
proposal reformasi demi mengejar ketertinggalan World Bank atas dinamika perubahan budaya
hidup di dunia. Oleh sebab itu, selama beberapa tahun belakangan ada banyak sekali pihak yang
mengajukan upaya reformasi yang penting dilakukan World Bank, pengajuan upaya reformasi
ini pastilah telah melalui riset akademis yang cukup bisa dipercaya.

Akhirnya, memang sangat penting bagi suatu organisasi internasional, dalam hal ini World Bank,
untuk tetap up to date atas situasi terbaru di dunia ini sehingga dengan pemahaman yang ada
dapat diciptakan terobosan-terobosan dan perubahan-perubahan menuju keaarah yang lebih baik
dan komprehensif. Dengan perubahan yang baik ini juga akan sangat mempengaruhi citra dan
kepercayaan masyarakat global terhadap World Bank.
DAFTAR PUSTAKA

Artikel dan halaman web:


http://www.brettonwoodsproject.org/art-557597
http://www.netsquared.org/blog/kabenga-kaisi/need-reform-world-bank-and-imf
http://www.worldbank.org/html/extdr/worldbankreform/

Buku:
Mauna, Boer. Hukum Internasional: Pengertian Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamina
Global. Bandung: P.T. Alumni, 2005
McMahon, Edward dan Scott Baker Piecing a Democratic Quilt?: Regional Organizations and
Universal Norms. USA: Kumarian Press, Inc., 2006

Jurnal:
… Reform Teams. “International Finance Coorporation; The World Bank Group”. Februari 2008
… The role of The United States in Improving the Development Effectiveness of World Bank
Operations. “U.S. Civil Society Coalition”. April 2002
… The Reform agenda. “International Finance Coorporation; The World Bank Group”. Juni
2009
Vice
President
and
Corporate
Secretary.
Reform
Of
World
Bank­Administered
Trust
Funds:

The
Way
Forward.
“The
World
Bank”.
27
Juli
2004


También podría gustarte