Está en la página 1de 6

Annisa Aziza

0706280366
Psikologi Adiksi

PENGANTAR

PENDAHULUAN
Internet merupakan salah satu media yang sekarang ini banyak digemari
oleh remaja. Internet menjadi suatu kegemaran tersendiri bagi remaja dalam
mencari informasi terbaru dan menjalin hubungan dengan orang lain di beda
tempat. Dizaman yang modern ini, penggunaan internet sangatlah diperlukan.
Apalagi bagi kaum pelajar yang dalam perkembangannya mengalami masa
remaja. Dari hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Riset Gaya Hidup dan
Adiksi (IVO) — lembaga riset yang berkedudukan di Rotterdam, Belanda —
menguak ‘dosa’ terbaru dari aktivitas di internet. Hasil penelitian itu
mengungkapkan fakta bahwa aktivitas di internet bisa membuat penggunanya
menjadi depresi serta mengalami penurunan prestasi belajar di bangku sekolah.
Kecanduan internet selain mengarah pada pornografi juga mengarah
kepada hiburan. Di internet menyajikan berbagai hiburan, salah satunya adalah
permainan yang disebut dengan game. Seiring perkembangan zaman dan
teknologi, manusia sekarang mengalami apa yang disebut dengan “ketergantungan
teknologi”, hal ini disebabkan oleh adanya realitas buatan yang saat ini menggeser
peran realitas yang secara alami terbentuk. Piliang (2008) menyatakan bahwa
realitas buatan adalah citra atau image hasil buatan manusia untuk berbagai
keperluan (ekonomi, politik,sosial, budaya). Realitas semu inilah yang banyak
terkandung dalam berbagai media saat ini seperti televisi, film, video game,
internet, surat kabar, dan sejenisnya. Hal ini juga dibenarkan oleh Pakar teknologi
informasi dari Microsoft Indonesia, Risman Adnan, menjelaskan ada beberapa
aplikasi website yang berisiko membuat orang kecanduan, antara lain game
online, jejaring sosial, seperti Facebook, Friendster, atau Twitter, blog, chat,
video, pornografi, serta perjudian. Memainkan aplikasi-aplikasi itu bisa membuat
orang keasyikan sehingga menghabiskan waktu berjam-jam.
Ada beberapa indikator yang bisa menunjukan seseorang mengalami
kecanduan Internet, diantaranya sebagai berikut :

1
Annisa Aziza
0706280366
Psikologi Adiksi

1. Pencandu Internet biasanya sangat terikat dengan kebiasaan yang sangat


kuat dan tidak mampu lepas dari keadaan tersebut.
2. Pencandu juga kehilangan kontrol ketika mencoba menghentikan atau
membatasi waktu menggunakan komputer. Bahkan, orang yang kecanduan
Internet akan merasa terhukum apabila tidak dapat memenuhi hasrat untuk
membuka aplikasi tertentu yang digemarinya.
3. Pencandu juga akan merasa tertekan apabila ada sesuatu atau seseorang
yang membuatnya tidak bisa menggunakan komputer untuk berinternet.
4. Pecandu Internet akan dikucilkan oleh orang-orang yang berada di
sekitarnya.
5. Pencandu Internet menutup-nutupi atau berbohong kepada orang lain
mengenai berapa banyak waktu yang dihabiskannya untuk berinternet.
6. Orang yang kecanduan Internet juga merasa tidak menyesal menghambur-
hamburkan uang untuk memenuhi hasrat bermain internet.
Berdasarkan fakta-fakta yang telah dijelaskan di atas dan banyaknya orang
disekeliling saya yang mengalami kecanduan internet, maka saya tertarik untuk
mengambil kasus adiksi internet. Teori yang akan digunakan untuk analisa kasus
ini adalah teori kebutuhan Maslow, pendekatan psikoanalisa dan behavioristik
yang diperkenalkan oleh Freud dan Skinner. Freud mengungkapkan bahwa
terjadinya perilaku seseorang ketika dewasa berdasarkan pengalaman masa kanak-
kanaknya. Skinner menyatakan bahwa setiap perilaku manusia itu bersifat
voluntary dan perilaku yang akan terulang adalah perilaku yang mendapatkan
konsekuensi menyenangkan (Cicarelli, 2006).

DAFTAR ISI
I. IDENTITAS
A. Responden
 Nama : AS
 Jenis kelamin : Perempuan
 Tempat & tgl lahir : Bandung, 3 Agustus 1989
 Alamat : Kober

2
Annisa Aziza
0706280366
Psikologi Adiksi

 Agama : Islam
 Suku Bangsa : Sunda
 Pendidikan terakhir : SMA
 Pekerjaan : mahasiswa
 Urutan dalam keluarga : anak ke-3 dari 3 bersaudara

B. Orangtua (Ayah dan Ibu)


 Nama ayah: DI
 Jenis kelamin : laki-laki
 Tempat & tgl lahir : Cimahi, 18 Juni 1953
 Alamat : Cimahi
 Agama : Islam
 Suku Bangsa : Sunda
 Pendidikan terakhir : S1
 Pekerjaan : wiraswasta
 Urutan dalam keluarga : anak ke-1 dari 6 bersaudara

 Nama ibu: SS
 Jenis kelamin : perempuan
 Tempat & tgl lahir : Jakarta, 10 November 1953
 Alamat : Cimahi
 Agama : Islam
 Suku Bangsa : Betawi
 Pendidikan terakhir : SMA
 Pekerjaan : Guru
 Urutan dalam keluarga : anak ke-1 dari 5 bersaudara

II. Ilustrasi kasus


Inisial nama A, statusnya sebagai seorang mahasiswa di salah satu
perguruan tinggi negeri di depok. Wanita yang berumur 21 tahun ini merupakan

3
Annisa Aziza
0706280366
Psikologi Adiksi

mahasiswa tingkat akhir. Ia berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi tergolong
menengah ke atas. Lahir sebagai anak bungsu dengan jatah belanja sebesar 1,5
juta per bulan. Karena bersekolah di depok, maka ia harus tinggal sendiri dan
terpisah dari keluarganya yang berada di daerah lain. Ketika ditanyakan mengenai
penggunaan internet, dia mengaku bahwa akses internet sudah sangat mudah.
Apalagi tempat kosnya menyediakan internet dengan harga yang sangat murah. Ia
hanya membayar sebesar 50ribu perbulan untuk pemakaian unlimmited. Tidak
hanya itu, kalaupun di kampus, dia juga dapat dengan mudah menggunakan
internet karena tersedianya akses internet di tempat perkuliahannya. Kegiatan
yang paling sering A lakukan ketika menggunakan internet adalah menggunakan
facebook,twitter dan youtube. Dia mengaku dengan bermain internet, dia merasa
sangat senang dan sangat bermanfaat. Ketika ditanya mengenai manfaat yang dia
peroleh ternyata ini sangat berhubungan dengan gebetannya. Ia mengaku
menggunakan facebook untuk berkomunikasi dengan gebetannya. Oleh karena itu
dia merasa dia harus mengecek facebook sesering mungkin. Ketika ia
mendapatkan gebetannya melakukan comment di status terbarunya, ia sangat
merasa senang. Tidak hanya itu, ia merasakan manfaat internet karena ia
menyukai Super Junior. Super junior adalah grup band yang berasal dari korea
yang sangat populer saat ini. Ia mengaku menghabiskan banyak waktu untuk
mencari informasi terbaru mengenai Super Junior dan juga melihat video terbaru
Super Junior di Youtube. Ketika saya bertanya apakah penggunaan internet hanya
untuk hal-hal semacam facebook,twitter, dan Youtube? Kemudian dia menjawab
sambil tertawa, “ya enggaklah, gue juga searching tugas dari internet,tapi ya
porsinya ya gitu 10 menit cari tugas, 7 jam liat yang lain-lain,hahha”. Tidak hanya
itu, ia mengaku menghabiskan banyak pulsa untuk kegiatan internet di
handphone. Saya kembali bertanya “ memangnya kapan kamu menggunakan
internet lewat handphone?”. Kemudian dia menjawab “ya, kalau gue lagi gk bawa
laptop ke kampus, gue pake handphone”. Pernah sekali handphonenya tidak
berfungsi sehingga tidak bisa melakukan searching di Internet lagi. Pada saat itu,
dia merasa sangat tersiksa karena merasa telah melewatkan banyak hal. Yang

4
Annisa Aziza
0706280366
Psikologi Adiksi

lebih lucu lagi, dia berani untuk meminjam handphone teman dekatnya untuk
mengakses internet pada hari itu.
Dia juga merasa bahwa orang lain mengeluh kepada anda mengenai waktu
yang dia habiskan dalam penggunaan internet. “Saya ingat, ketika semester 5,
saya selalu begadang di ruang tamu kosan saya untuk mendownload Super Junior
kesukaan saya. Teman-teman saya, merasa saya harus segera diselamatkan
jiwanya,haha”. Menurut pengakuannya, kehidupan di kampuspun juga tidak jauh
berbeda. Ketika sedang mengerjakan tugas kelompok, dia setiap 10 menit sekali
selalu melihat handphone. Samapi-sampai temannya menyembunyikan
handphonenya demi lancarnya pembuatan tugas kelompok.
Dia mengaku, ketika menggunakan internet, dia seakan tidak menyadari
telah berjalannya waktu. Padahal, tidak jarang dia berusaha untuk bertekad dalam
mengurangi penggunaan internet,namun sering kali gagal. Kadang dia juga
merasa menyesal karena merasa waktunya terbuang banyak apalagi kegiatan
akademisnya juga terganggu. Seringkali ia tidak menyelesaikan tugas kuliahnya
karena keseringan begadang membuat tubuhnya lelah. Seringkali setelah berlama-
lama dengan kesenangan internet ia merasa sedih. Ia merasa sudah hilang kontrol
diri dan merasa sangat bersalah pada orang tuanya karena telah menyia-nyiakan
amanat mereka. Namun, rasa penyesalan itu hanya terbesit sebentar saja di dalam
pikirannya. Setelah ia menemukan kesenangan melakukan aktifitas seperti
facebook,twitter, dan searching video Super Junior, ia melupakan rasa
sedih,penyesalan dan rasa bersalahnya itu.
Jika dilihat dari kehidupan keluarganya, orang tua A memang sangat sibuk
sekali. Saudara-saudaranya juga sudah tidak di rumah orangtua lagi karena sudah
menikah dan memiliki kehidupan masing-masing. Untuk mengobati kesepian, A
biasanya melakukan aktifitas di dunia maya (internet). Selain itu, A juga mengaku
bahwa di internet ia mempunyai banyak sekali teman terutama teman yang
memiliki hobi yang sama yaitu menyukai grup band Super junior. A merasa
sangat nyaman dengan kehidupan di internet, banyak teman dan merasa dihargai.
A mengaku bahwa dia adalah orang yang kurang percaya diri dan susah sekali
berteman dengan orang baru. Namun, di internet dia mendapatkan banyak teman

5
Annisa Aziza
0706280366
Psikologi Adiksi

dari berbagai negara seperti Thailand, spanyol,Malaysia,Singapore. Mungkin hal


ini disebabkan karena dia sangat kaku jika harus berhadapan langsung dengan
seseorang namun begitu luwes ketika berkomunikasi lewat tulisan.

III. Konsep (Teori)


Skinner menganggap rerward dan reinforcement merupakan faktor penting
dalam belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal
mengontrol tingkah laku. Pada teori ini guru akan memberikan penghargaan
hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini juga disebut
dengan operant conditioning. Skinner membagi menjadi dua jenis respon :
1. Responden

IV. Analisa
Mahasiswa yang menunjukkan perilaku adiktif lebih cenderung
menggunakan internet untuk bertemu dengan orang-oang baru,
memperoleh dukungan sosial dan bersahabat. Mereka juga cenderung
menempatkan internet sebagai sesuatu yang berperan penting dalam
kepuasan hidup mereka. Data ini tentunya dapat digunakan oleh psikolog
di lingkungan pendidikan, dalam mencermati gejala ketergantungan
internet yang memang makin marak. Lebih lanjut hal ini dapat digunakan
untuk mengembangkan intervensi bagi mahasiswa yang mengalami
masalah akibat penggunaan internet.
V. Kesimpulan
VI. Daftar Pustaka
Cicarelli, S., dan Meyer, G., E. (2006). Psychology. New Jersey: Pearson.
Miller, P., H. (1993). Theories Developmental Psychology 3rd edition. New
York: W. H. Freeman and Company.
Sarwono, S., W. (2000). Psikologi Remaja. Jakarta: CV. Rajawali.
http://cybertech.cbn.net.id

También podría gustarte