Está en la página 1de 1

Teknologi Kloning Manusia dalam Perspektif Islam, Sains, dan Etika

Abstrak

Rekayasa genetika, khususnya kloning manusia akhir-akhir ini mengalami perkembangan


yang cukup drastis dan meminta perhatian yang cukup serius di kalangan umat Islam, sebab
selain berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan serta kelangsungan hidup manusia dan
lingkungannya, juga memunculkan persoalan-persoalan mendasar yang perlu dicermati agar
teknologi rekayasa genetika dapat berkembang dalam haluan yang sama dengan Islam dan
etika. Awalnya, kloning hanya dilakukan pada tumbuhan. Namun, seiring dengan perkembangan
zaman, kloning tersebut dilakukan juga pada hewan bahkan manusia. Dalam perspektif teologi,
manusia mengetahui proses terjadinya manusia, sehingga untuk mengetahui keabsahan
kloning dalam Islam harus dikaitkan dengan dua pertimbangan selanjutnya, yaitu
pertimbangan moral dan hukum. Jika ditinjau dari aspek moral, riset dengan tujuan apapun
tanpa dikaitkan dengan Tuhan akan menimbulkan risiko. Berdasarkan hukum fiqih, kloning
manusia dilarang untuk dilakukan karena akan menimbulkan kekhawatiran terhadap tingginya
frekuensi mutasi pada gen produk kloning sehingga akan menimbulkan efek buruk di
kemudian hari. Kaidah ushul fiqih p u n m e n j e l a s k a n bahwa jika sesuatu itu lebih
banyak madharat-nya dari pada manfaatnya, maka sesuatu itu perlu ditolak.

Kata kunci: rekayasa genetik, kloning, mutasi genetik, dan ushul fiqih

También podría gustarte