Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
I. TUJUAN
• Menentukan konsentrasi larutan KMnO4 dan K2Cr2O7 pada pengecekan keaditifan.
• Menentukan nilai k larutan KMnO4 dan K2Cr2O7 pada panjang gelombang pengukuran
masing-masing.
• Menentukan komposisi suatu campuran ((larutan KMnO4 dan K2Cr2O7 ).
I. TEORI DASAR
Jika dua komponen yang berlainan dicampurkan dalam suatu larutan, akan terjadi dua
kemungkinan. Pertama, adanya interaksi antarkomponen akan merubah spektrum absorpsi
sehingga warna atau lebih tepatnya sifat-sifat penyerapan akan berubah. Kedua, jika tidak
terjadi interaksi antarkomponen, tidak akan terjadi perubahan sifat-sifat penyerapan. Untuk
kasus kedua, absorpsi campuran larutan tersebut akan merupakan jumlah aljabar dari
ansorpsi masing-masing larutan komponen yang terpisah jika konsentrasinya sama dengan
komponen-komponen tersebut di dalam campurannya. Sifat seperti ini disebut sifat aditif.
Jika sifat aditif dipenuhi, analisis dua komponen secara simultan tanpa pemisahan dapat
dilakukan menggunakan metode spektrofotometri.
Analisis dua komponen tanpa pemisahan ini dapat dilakukan melalui dua pendekatan,
yaitu
1. Dipilih satu panjang gelombang di mana komponen satu menyerap jauh lebih kuat dari
yang lain serta berlaku sebaliknya. Dalam hal ini berlaku asumsi bahwa absorpsi
komponen lain dapat diabaikan terhadap absorpsi yang jauh lebih besar dari komponen
yang diukur. Hal ini jarang dilakukan.
2. Dilakukan pendekatan melalui perhitungan menggunakan Hukum Lambert Beer.
Karena terdapat dua komponen, persamaan menjadi
A1=k11C1+ k12C2
A2=k21C1+ k22C2
Nilai k dapat diperoleh dari kemiringan kurva standar, sedangkan A diperoleh dari
hasil pengukuran pada panjang gelombang yang bersesuaian.
I. DATA PENGAMATAN
1
Konsentrasi KMnO4 (M) Aλ=436nm Aλ=526nm
0.0001 0.16534 0.22446
0.000125 0.00954 0.28372
0.000250 0.05132 0.62071
0.00033 0.04517 0.81627
0.00040 0.04607 0.95761
Kurva 1
Karena gradiennya negatif, data pertama tidak digunakan sehingga diperoleh kurva
sebagai berikut
2
Kurva 2
Kurva 3
Kurva 4
Dengan mensubstitusikan data absorbansi zat aditif ke dalam kedua persamaan tersebut
diperoleh persamaan sebagai berikut
3
Aλ=436= 127.8 (-1.1897 x 10-6)+ 517(1.4235 x 10-3) = 0.73579
Karena hasil penjumlahan absorbansi secara teoritis sama dengan hasil pengukuran
absorbansi, dapat dikatakan bahwa campuran sampel bersifat aditif.
B. Untuk mengetahui komposisi campuran dilakukan perhitungan
Aλ=436=kλ=436 , KMnO4 CKMnO4+ kλ=436, K2Cr2O7CK2Cr2O7
Aλ=526=kλ=526 , KMnO4 CKMnO4+ kλ=526, K2Cr2O7 CK2Cr2O7
I. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan analisis dua komponen tanpa pemisahan. Analisis ini
merupakan analisis kuantitatif untuk menentukan komposisi komponen-komponen dalam
suatu campuran tanpa dilakukan pemisahan. Selain itu, dapat juga diketahui sifat
keaditifan dua komponen, panjang gelombang maksimum, dan absorbansi dari masing-
masing komponen. Dalam hal ini dianalisis senyawa KMnO4, K2Cr2O7, dan suatu sampel
campuran dari KMnO4 dan K2Cr2O7 tersebut. Kedua senyawa yang merupakan oksidator
kuat dipilih sebagai komponen yang dianalisis karena keduanya memilki warna larutan
yang saling berkomplementer. Dengan demikian pendekatan untuk analisis dua komponen
tanpa pemisahan dapat dilakukan.
Kedua larutan, baik KMnO4 maupun K2Cr2O7 merupakan larutan yang berwarna.
Untuk itu, analisis dapat dilakukan menggunakan metode spektrofotometer UV-vis.
Metode ini didasarkan pada penyerapan sinar tampak oleh suatu larutan berwarna. Skema
instrumen UV-vis digambarkan sebagai berikut
4
Sumber energi radiasi yang digunakan bersifat kontinyu dan meliputi daerah
spektrum, di mana alat dijalankan. Monokromator berfungsi mengisolasi suatu berkas
sempit dari panjang gelombang-panjang gelombang spektrum luas yang dipancarkankan
oleh sumber (pemilih panjang gelombang tertentu). Wadah digunakan untuk tempat
sampel. Detektor yang merupakan suatu transducer yang mengubah energi radiasi menjadi
isyarat listrik. Amplifier berfungsi sebagai penguat sinyal yang membuat isyarat listrik
cocok untuk diamati. Sistem pembacaan dapat menunjukkan besarnya isyarat listrik
(dalam hal ini diperoleh pembacaan berupa absorbansi). Panjang gelombang UV–vis atau
cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi elektron. Molekul-molekul yang
memerlukan lebih banyak energi untuk promosi elektron, akan menyerap pada panjang
gelombang yang lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi yang lebih sedikit akan
menyerap cahaya dalam daerah tampak (yakni senyawa berwarna) mempunyai elektron
yang lebih mudah dipromosikan daripada senyawa yang menyerap pada panjang
gelombang UV yang lebih pendek.
Larutan KMnO4 dan K2Cr2O7 menyerap pada panjang gelombang cahaya tampak
yang berbeda, akibatnya larutan KMnO4 berwarna ungu sedangkan larutan K2Cr2O7
berwarna jingga kekuningan. Dengan warna yang saling berkomplementer ini diharapkan
salah satu komponen menyerap lebih kuat dibandingkan komponen yang lain pada panjang
gelombang tertentu. Dengan menggunakan larutan standar masing-masing komponen,
dapat ditentukan panjang gelombang yang digunakan dalam pengukuran campuran.
Berdasarkan percobaan, diperoleh panjang gelombang serapan komponen K2Cr2O7 berada
pada daerah 436 nm, sedangkan untuk komponen KMnO7 berada pada daerah 526 nm.
Panjang gelombang ini ditentukan berdasarkan aluran grafik larutan single dari masing-
masing larutan. Pada daerah panjang gelombang tersebut, absorbsi kedua larutan tidak
saling berimpit.
Pada percobaan ini, larutan standar yang digunakan dalam pembuatan kurva kalibrasi
adalah larutan K2Cr2O7 dan larutan KMnO4. Masing-masing larutan dibuat dalam rentang
konsentrasi tertentu yang mana ke dalam setiap larutan ditambahkan H2SO4. Penambahan
5
asam sulfat ini bertujuan menstabilkan larutan K2Cr2O7 dan larutan KMnO4 agar tidak
berubah menjadi CrO42- dan Mn2O7. Apabila terbentuk spesi tersebut akan dapat
mengganggu pengukuran karena spesi tersebut menyerap panjang gelombang yang
berbeda dengan larutan K2Cr2O7 dan larutan KMnO4.
Dari pengolahan data percobaan, diperoleh hasil yang menunjukan bahwa konsentrasi dari
larutan aditif untuk masing-masing komponennya yaitu KMnO4 dan K2Cr2O7 berturut-turut
adalah -1.1897 x 10-6 M dan 1.4235 x 10-3 M. Konsentrasi KMnO4 menunjukkan nilai
negative meskipun sudah dilakukan penghilangan data pertama. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh adanya gangguan atau kesalahan dalam pengukuran larutan standar.
Kedua komponen larutan dari campuran tersebut terbukti aditif setelah perbandingan
nilai absorbansi campuran hasil pengukuran dan penjumlahan pada setiap absorbsi larutan
tunggalnya memiliki nilai yang hampir mirip. Seperti pada analisis zat aditif, larutan
sampel yang dibuat juga terbukti aditif dengan komposisi masing-masing komponennya
yaitu 1.6712 x 10-4 M untuk larutan KMnO4 dan 1.3963 x 10-3 M untuk larutan K2Cr2O7.
II. KESIMPULAN
• Konsentrasi larutan KMnO4 dan K2Cr2O7 pada pengecekan keaditifan berturut-turut
adalah -1.1897 x 10-6 M dan 1.4235 x 10-3 M.
6
• Nilai k larutan KMnO4 dan K2Cr2O7 pada panjang gelombang pengukuran masing-
masing sebagai berikut
• Komposisi campuran sampel yang dianalisis terdiri dari 1.6712 x 10-4 M larutan
KMnO4 dan 1.3963 x 10-3 M larutan K2Cr2O7.
I. DAFTAR PUSTAKA