Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
TUJUAN PRAKTIKUM
“Restrains dan casting”yang akan kita bahas kali ini bertujuan untuk :
1. Dapat mengetahui dan menguasai cara-cara merestrain ataupun mengcasting
hewan
2. mempraktekkan teori restrain dan casting yang telah diberikan agar lebih mengerti
dan trampil
3. dapat melakukan restrain dan casting secara benar dan tepat sehingga tidak
membahayakan bagi pelaku maupun hewan yang dijadikan obyeknya
DASAR TEORI
Restrain adalah menghalangi gerak/aksi dari hewan sapi sehingga dapat
menghindari/mengurangi bahaya untuk dokter hewan, asisten maupun sapi itu sendiri.
Bahaya tersebut dapat berupa sepakan, desakan, injakan dari sapi pada waktu sapi
akan diperiksa kesehatannya , dilakukan pemeriksaan, pengobatan, dioperasi,
dibersihkan, maupun pada waktu akan diperah. Bahaya atau resiko untuk sapinya
sendiri dapat berupa luka benturan karena sepakan yang mengenai dinding kandang
yang tajam atau keras seperti paku, potongan kayu dan lain sebagainya yang dapat
menyebabkan luka memar atau tergores dan pendarahan sampai patah tulang.
Metode restrain ada bermacam-macam dan sangat tergantung pada cara
penanganan yang baik adalah penanganan yang lembut tetapi tegas. Dalam
melakukan restrain haruslah tenang, percaya pada kemampuan, tidak ragi-ragu,
waspada, dan tidak sembarangan. Sebelum bertindak haruslah merencanakan
metodenya serta menyiapkan peralatannya.
Restrain untuk mengalihkan perhatian sapi disini dilakukan tindakan atas
perlakuan pada sapi sampai menimbulkan rasa sakit yang bersifat sementara
sehingga perhatian sapi mengarah pada rasa sakit tersebut dan selama itu tindakan
pengobatan dan pemeriksaan dapat dilakukan.
Macam-macam restrain:
1. restrain ekor
2. restrain hidung
3. restrain telinga
4. restrain kaki depan
5. restrain kaki belakang
6. restrain kastrasi
7. restrain dekorning
Casting adalah menguasai hewan dengan cara merebahkan hewan tersebut.
Syarat-ayarat melakukan casting adalah:
1. berhati-hati, jangan sampai melukai sapi
2. tempat cukup lapang, rata, empuk, dan jauh dari pepohonan, tembok,
batu/benda lain yang membahayakan. Alas dibuat dari jerami kering/rumputyang
kering, usahakan di tempat yang teduh.
3. tali yang digunakan cukup besar dan panjang kurang lebih 10 m
4. sediakan tenaga manusia 4-5 orang, satu untuk mengarahkan jatuhnya
sapi, sedangkan yang lain sebagai penarik tali
5. setelah sapi rebah, cepat dikuasai agar tidak berusaha berdiri kembali
6. pada sapi bunting sebaiknya jangan dilakukan
MATERI
Alat dan Bahan :
1. sapi
2. domba/kambing
3. tali untuk keluh
4. tali besar untuk casting
5. penusuk lubang keluh
6. spluit dan jarum suntik
METODE
Cara kerjanya adalah :
1. menyediakan tali yang akan digunakan.
2. menyiapkan sapi yang akan dipakai untuk percobaan.
3. sapi dituntun dengan memegang tali keluh kemudian ditali atau diikat di tiang
penyangga.
4. mengalihkan perhatian sapi untuk mengangkat kaki depan yang akan dilakukan
pemeriksaan atau pengobatan.
5. sapi diikat pada bagian pangkal kakinya untuk mengangkat kaki belakang dan
selanjutnya dilakukan pemeriksaan dan pengobatan pada kaki sapi dan bila perlu
kuku sapi dipotong.
6. merebahkan sapi dengan cara memasang tali manila pada badannya, perebahan
pada sapi dewasa ini memerlukan tenaga orang sebanyak 2 atau 3 dan tarik, arah
tarikan mengikuti arah gerak sapi. Setelah sapi jatuh satu orang menindih kepala
sapi dan satu lagi menindih bahu sapi dan yang lain menarik tambang agar sapi
tidak mudah bangun kembali.
Fakultas Kedokteran Hewan
ZOOTEKNIK
7. salanjutnya dilakukan pengikatan pada kaki depan dan kaki belakang, kemudian
ikatan pada kaki sapi depan dan belakang disatukan agar mempermudah
pengobatan, pemeriksaan, dan operasi.
8. selanjutnya merobohkan sapi pedet yang berumur enam bulan, caranya sama
seperti sapi dewasa, tetapi pada sapi pedet tali yang digunakan untuk mengikat
badan adalah tali tambang yang agak besar dan panjang.
9. setelah sapi pedet roboh barulah dilakukan pemasangan tali keluh dengan cara
menusuk septum nasi dengan penusuk lubang teluh.
10. tali dimasukkan bersamaan dengan penusuk secara perlahan dan diikat pada sapi
pedet.
11. setelah tali keluh dipasang tali yang diikat pada keempat kaki pedet dilepaskan
secara perlahan kemudian pedet didirikan dan dibawa kembali ke kandang.
HASIL PRAKTIKUM
A. Restrain Hidung Dan Casting Rebah Dorsal
Pada praktikum yang dilaksanakan, menggunakan sapi yang masih muda,
untuk dipasang tali keluh agar menjadi sapi yang mudah dikendalikan. Selain
melakukan restrain hidung, kita juga melakukan casting rebah dorsal.
B. Casting Rebah Ventral
Pada praktikum ini dilaksanakan casting rebah ventral sebelah dexter pada
sapi, sapi yang akan direbahkan , sebelumnya dipasang dengan tali terlebih
dahulu, baru kemudian direbahkan.
C. Perhitungan Pulsus Sapi
Perhitungan pulsus dilakukan dengan memegang pangkal ekor sapi, untuk
sapi yang jumlahnya normal yaitu: 64 kali permenit.
D. Pemeriksaan Kesehatan Dengan Memeriksa Mata Dan Mulut Sapi
Pemeriksaan kesehatan dengan memeriksa mata dan mulut sapi, maka sapi
yang diperiksa terlihat jernih dan tidak terdapat banyak meradang, hal ini
menenjukkan bahwa mata sapi dalam kondisi yang baik. Pada pemeriksa mulut,
mulut dibuka dan diamati bagian dalam mulutnya antara lain gigi, lidah, dan
bagian rongga mulut, tidak memperlihatkan adanya kelainan, yang berarti semua
Dalam Kondisi Baik.
E. Membuat Tali Leher
Pada pembuatan tali halter ini bertujuan untuk menali sapi yang belum
dikeluh, lingkaran depannya pas pada moncong sapi dan lingkaran belakang atau
yang agak lebar dipasang pada leher sapi.
PEMBAHASAN
c. seseorang menarik tali dari depan sedangkan yang lain menarik dari belakang
sampai sapi ambruk (seperti roroh tengah).
d. setelah sapi ambruk tengah dorong sapi ke arah dexter.
e. jangan lepaskan pegangan agar sapi tidak berdiri lagi.
f. setelah itu kedua kaki diikat dengan tali baik kaki depan maupun kaki bagian
belakang untuk mempermudah penanganan.
DAFTAR PUSTAKA