Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
id 2010
Mechanical Engineering
BAGIAN VI
PELUMASAN (LUBRICATION)
A. PENDAHULUAN
1. TRIBOLOGI
Tribology berasal dari kata tribos (bahasa Yunani yang berarti rubbing
(gesekan), dan logy atau logia artinya studi. Tribologi adalah studi tentang interaksi
dari permukaan yang saling bergerak relatif.
Walaupun penggunaan pelumas sudah dimulai sejak jaman kuno, misalnya
pada peralatan seperti engsel pintu, roda kereta, seluncur untuk menyeret batu
besar/patung di Mesir dll. Namun pembahasan secara ilmiah terhadap teknologi
pelumas dan pelumasan ini relatif baru. Perumusan pertama hukum tribologi baru
mengemuka pada abad 15, pada saat itu, Leonardo da Vinci, menemukan bahwa gaya
gesek sebanding dengan gaya normal. Terminologi TRIBOLOGI diperkenalkan baru
sekitar tahun 1966 sebagai ilmu sain tentang gesek (friction), keausan (wear)
pelumasan (lubrication), dan sudah digunakan secara global untuk menggambarkan
aktifitas yang jangkauannya luas ini.
Tribologi adalah ilmu indisipliner dalam semua aspek, dan memberikan dasar
sains untuk memahami fenomena gesekan dan pelumasan dalam sistem tribologi.
Efisiensi pelumasan dan aplikasi pelumas selanjutnya tergantung pada paremeter
kunci seperti konsistensi, properti aliran atau viskositas untuk cairan pada spesifikasi
semua pelumas.
2. GESEK (FRICTION)
Gesekan adalah gaya yang menahan gerakan sliding atau rolling satu benda
terhadap benda lainnya. Gesekan merupakan faktor yang penting dalam mekanisme
operasi sebagian besar peralatan atau mesin.
Gesek besar (high friction) dibutuhkan untuk bekerjanya mur dan baut, klip
kertas, penjepit (tang catut), sol sepatu, alat pemegang dll. Gaya gesek dibutuhkan
pada saat kita jalan agar tidak terpeleset. Gesekan juga dibutuhkaan agar dapat
1
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
menumpuk pasir, apel dll. Namun gesek juga merupakan tahanan tehadap gerakan
yang bersifat merugikan 20% tenaga mesin mobil dipergunakan untuk mengatasi
gaya gesek pada elemen mesin yang bergerak. Oleh karena itu gesekan kecil (low
friction), dikehendaki untuk benda yang bergerak seperti mesin tenaga (engine), ski,
elemen arloji/jam dll.
Disamping itu juga dibutuhkan gesekan konstan (constant friction ) yaitu
untuk rem, dan kopling agar gerakkan tidak tersendat sendat.
Gesek telah dipelajari sebagai cabang mekanika
beberapa ratus tahun yang lalu, dan hukum dan metode
untuk memperkirakan besarnya gesek telah
diketahui 2 abad lalu. Manun mekanisme
gesek, yaitu proses hilangnya energi jika dua
permukaan saling bergesek tidak dapat
diterangkan dengan baik.
Penyebab utama gesek antara dua
logam adalah adanya gaya tarik (adesi)
daerah kontak (contact region) dari permukaan yang secara mokroskopik tidak
beraturan. Jika diperbesar permukaan menyerupai bukit dan lembah.
Jika ada beban, ketika 2 permukaan bersinggungan, dua bukit menempel
(adesi atau menyatu) atau terkunci dilembah permukaan dihadapannya. Gesek timbul
akibat adanya geseran (shearing) bukit yang menyatu tersebut dan jua akibat ketidak
teraturan permukaan.tersebut, bagian yang keras tertanam kepada bagian lunak.
3. KEAUSAN (WEAR)
Keausan (wear) adalah hilangnya materi dari permukaan benda padat sebagai
akibat dari gerakan mekanik. Keausan umumnya sebagi kehilangan materi yang
timbul sebagai akibat interaksi mekanik dua permukaan yang bergerak slidding dan
dibebani. Ini merupakan fenomena normal yang terjadi jika dua permukaan saling
bergesekan, maka akan ada keausan atau perpindahan materi
Contohnya uang logam manjadi tumpul setelah lama dipakai akibat
bergesekan dengan kain dan jari manusia. Pensil mejadi tumpul akibat bersesek
2
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
dengan kertas, jalan kerena menjadi legok atau tumpul akibat digelindingi oleh roda
kereta terus menerus..
Hanya makhluk hidup (sendi tulang) yang tidak rusak akibat keausan
disebabkan memilki kemampuan penyembuhan diri. Dengan pertumbuhan. Namun
ada juga organ yang tidak punya kemampuan pulih, misalnya gigi.
4. PELUMASAN (LUBRICATION)
Pelumasan adalah tindakan menempatkan pelumas antara permukaan yang
saling bergeser untuk mengurangi keausan dan gesek. Pengembangan dan uji pelumas
merupakan aspek tribologi yang menerima perhatian sangat besar.
Penggunakan pelumas pada jaman kuno, seperti tergambar pada relief dinding
batu di Mesir, yaitu orang melumasi jalan saat menyeret patung batu yang berat.
Pelumasan pada jaman modern, sistim pelumasan didesain untuk mengurangi
keausan alat sehingga dapat beroperasi lama dan tanpa pemeliharaan.
Alam menggunakan cairan yang disebut synovial fluid pada pelumasan tulang
sendi hewan dan manusia. Sedangkan manusia jaman prasejarah menggunakan
lumpur untuk menarik seluncur.
Pelumas dari lemak binatang dipakai untuk gerobak pertama, dan terus
digunakan sampai abad 19 ketika industri minyak bumi (petroleum) muncul, yang
kemudian mejadi sumber utama pelumas mineral (mineral oil) atau pelumas petro
(petroleum lubricant). Kemampuan pelumas petro terus dikembangkan untuk
memenuhi bervariasi kebutuhan spesifik seperti sepeda motor, mobil, pesawat, mesin
turbo, kereta api, mesin pembangkit tenaga dll. dan tuntutan bertambahnya kecepatan
dan kapasitas mesin transportasi maupun mesin industri.
Zaman jet dan ruang angkasa memperbaharui minat orang pada pelumas
sintetik (synthetic lubricants) karena menawarkan unjuk kerja superior dibandingkan
pelumas petro. Minyak lumas sintetik walaupun sudah banyak dipasarkan namun
harganya masih beberapa kali lebih mahal dibandingkan dengan pelumas petro
konvensional.
Akhir-akhir ini kepedulian orang terhadap lingkungan memperbarui minat
pada pelumas bio dari minyak nabati (vegetable oils) yang bersifat ramah lingkungan.
3
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
B. LUBRICATION
1. JENIS PELUMASAN
Ada tiga jenis pelumasan yaitu pelumasan oleh lapisan cairan (Fluid-film),
pelumasan batas ( Boundary Lubrication), Pelumasan padat ( Solid Lubrication)
1. Pelumasan Lapisan Fluida / Pelumas Cair (Fluid-film lubrication)
Merupakan pelumas yang berbentuk cair, biasa dikenal dengan istilah oli.
Pelumasan ini dilakukan dengan menyisipkan lapisan cairan yang dapat
memisahkan secara sempurna permukaan yang bergerak. Lapisan cairan
mungkin secara sengaja disediakan seperti minyak lumas pada bantalan
(bearings).
Meskipun umumnya fluida berupa cairan, tetapi dapat juga dari gas. Gas
yang digunakan umumnya adalah udara. Untuk menjaga agar permukaan tetap
terpisahkan maka perlu adanya kesetimbangan antara gaya tekanan oleh lapisan
fluida dan gaya beban pada permukaan yang bergesek.
Jika tekanan antara dua permukaan ditimbulkan oleh hasil gerakan dan
bentuk dari permukaan tersebut, sistim ini disebut pelumasan hidrodinamik
(hydrodynamic lubrication). Jenis pelumasan ini bergantung pada viskositas dari
pelumas cair.
Jika tekanan fluida diantara dua permukaan diberikan dari luar, misalnya
pompa, pelumasan ini disebut pelumasan hidrostatik (hydrostatic lubrication).
4
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
5
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
6
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
pelumas disirkulasi dengan bantuan putaran roda gigi itu sendiri. Dengan tingkat
kekentalan tinggi tinggi pelumas terangkat oleh gerigi roda, dan pelumas yang kental
dapat meredam suara gesekan lebih baik. Jadi untuk membedakan pelumas mesin dan
pelumas roda gigi, dapat dilihat dari kekentalannya, atau dilihat dari label
kemasannya, engine oil atau gear oil.
Dari semua jenis pelumas, pelumas mesinlah yang paling penting karena
didalam mesin terjadi berbagai macam gesekan yang memerlukan pelicin supaya
tidak mudah aus. Karena kerja pelumas pada mesin lebih berat, maka penggantiannya
harus lebih sering dibandingkan dengan pelumas lainnya
Berdasarkan bahan bakunya dibedakan atas dua macam, mineral dan sintesis.
Pelumas mineral berbahan dasar minyak bumi. Setelah diolah, minyak bumi
ditambah bahan- bahan aditif agar mutu pelumas lebih baik. Pada pelumas modern
bisanya bahan aditifnya cukup lengkap, sehingga beberapa merek tidak
menganjurkan penambahan aditif atau oil treatment. Sedangkan jenis sintesis adalah
pelumas berbahan dasar campuran berbagai macam bahan kimia yang membuat di
laborantorium. Umumnya, pelumas sintesis mempunyai tingkat mutu yang lebih
tinggi daripada pelumas mineral, namun harganya lebih mahal. Tantangan pelumas
adalah mengalir dengan mudah pada waktu mesin start. Oil yang baik akan
memberikan proteksi terhadap bagian-bagian yang bergerak, terutama pada
temperatur operasi yang relatif tinggi. Ada empat macam kondisi yang harus
dicermati dengan seksama, yaitu :
a. Warna Pelumas
Setiap pelumas mempunyai formula sendiri dalam hal pewarna. Merek yang
satu berbeda dengan yang lain. Untuk pelumas yang sedang kita pakai, agar kita dapat
mengetahui kondisinya, tarik atau cabut tongkat pelumas (oil sick) dari blok mesin.
Setelah itu, perhatikan warnanya. Jika warnanya seperti cokelat susu atau keputih-
putihan atau mirip emulsi, ini berarti ada campuran air didalam pelumas. Boleh jadi
air dari luar sudah masuk ke bak pelumas melalui celah mesin, biasa juga dari
kebocoran cairan pendingin. Warna pelumas bermacam-macam tergantung dari
mereknya ada yang berwarna merah, hijau tua, kuning atau ungu. Oli juga dibedakan
7
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
atas kekentalannya. Dalam kemasan atau kaleng pelumas, biasanya ditemukan kode
huruf dan angka yang menunjukkan kekentalannya. Contohnya SAE 40, SAE 90,
SAE 10 W-50, SAE 5W-40, dan sebagainya. SAE merupakan kependekan Society of
Automotive Engineers atau ikatan ahli tehnik tomotif. SAE mirip organisasi
standarisasi seperti ISO, DIN, ZIS dan sebagainya, yang mengkhususkan diri
dibidang otomotif. Sedangkan angka dibelakang huruf tersebut menunjukkan tingkat
kekentalannya. Maka, SAE 40 menunjukan oli tersebut mempunyai tinggat
kekentalan 40 menurut standar SAE. Semakin tinggi angkanya semakin kental
pelumasnya. Ada juga kode angka multi grade seperti 10W-50 yang menandakan
pelumas mempunyai kekentalan yang dapat berubah-ubah sesuai suhu di sekitarnya.
Huruf W dibelakang angka 10 merupakan singkatan kata winter (musim dingin).
Maksudnya pelumas mempunyai tinggat kekentalan sama dengan SAE 10 pada saat
suhu udara dingin dan SAE 50 ketika udara panas. Oil seperti ini sekarang sangat
banyak di pasaran karena kekentalannya luwes (fleksibel) dan tidak cenderung
mengental saat udara dingin sehingga mesin mudah di hidupkan di pagi hari.
b. Jumlah Pelumas
Saat pelumas diganti dengan yang baru, penunjukan pada oil dipstick harus
berada pada tanda F (full) atau penuh. Kemudian secara rutin dilakukan pemeriksaan.
Perhatikan tanda ketinggian posisi pelumas setiap kali tongkat pengukir dicabut.
Kalau dalam satu bulan diperlukan penambahan oli yang agak banyak (topping-up),
setengah liter atau lebih, mesin kendaraan patut dicurigai .Sebab penambahan
pelumas dalam jumlah yang cukup besar menandakan ada sesuatu yang tidak beres di
dalam mesin tersebut.
c. Keausan Mesin
Penyebab keausan sangat beragam, antara lain adanya celah diantara
komponen mesin yang bergesekan terlalu besar. Akibat dari keausan yang sudah
berat seperti itu, pelumas mengalami penguapan. Penyebab lain misalnya kebocoran
pada sejumlah komponen mesin, seperti saringan oli, seal yang sudah rapuh, atau
gasket yang sudah rusak.
8
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
d. Kekentalan Pelumas
Kualitas oli tak ada hubungannya dengan kekentalan oli. Sebenarnya masalah
kekentalan ini hampir sama pada setiap pelumas. Kekentalan pelumas yang baik akan
bertahan dalam jangka waktu pemakaian normal. Perhatikan jika ada campuran
"asing". Artinya pelumas bercampur karena kepala silinder dan blok mesin
mengalami kerusakan. Jika tercium bau bensin, meski kerusakan ini jarang terjadi, itu
berarti ada kebocoran pada selinder atau pada injector bahan bakar. Semua mesin
kendaraan membutuhkan pelumas yang berfungsi mendinginkan, mengurangi
gesekan, serta melindungi mesin dari keausan.
Viscosity (kekentalan) adalah kemampuan suatu benda cair untuk mengalir,
biasanya dinyatakan dalam satuan centistokes (cSt) atau centipoise (cP). Suatu oli
dengan viskositas yang lebih tinggi bisa menahan tekanan yang lebih besar tanpa
menjadikan permukaan pelumasan oli, tertekan keluar. Oli dengan viskositas lebih
rendah kurang tahan terhadap pergerakan peralatan dan permukaan pelumasan oli,
mudah tertekan keluar
Oleh karena itu sangat penting memilih oli pelumas dengan viskositas yang
tepat untuk mencapai efek pelumasan yang optimum. Viskositas berubah terhadap
temperatur. Bila temperatur meningkat, viskositas cairan berkurang. Suatu cairan
menjadi lebih kental bila temperatur turun
9
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
2. FUNGSI PELUMAS
3. ADITIF PELUMAS
Karakteristik pelumas dibedakan menurut sifat-sifat fisika maupun kimia dari
komponen penyusunnya baik minyak dasar (base oil) ataupun aditif yang terkandung
di dalamnya. Aditif adalah senyawa kimia yang bila ditambahkan ke dalam pelumas
akan menaikkan unjuk kerja pelumas seperti yang diharapkan. Aditif ini dapat
menentukan mutu pelumas yang digunakan karena ia dapat merubah sifat kimia
maupun sifat fisik dari pelumas. Adapun aditif yang terkandung dalam minyak
pelumas diantaranya adalah : antioksidan, Antiwear/Extreme Pressure, anticorrosive,
antirust, Viscosity Indeks Improver, detergent dan dispersan.
Pengertian aditif adalah senyawa kimia yang bila ditambahkan ke dalam
pelumas akan menaikkan unjuk kerja pelumas seperti yang diharapkan. Aditif ini
dapat menentukan mutu pelumas yang digunakan karena ia dapat merubah sifat kimia
maupun sifat fisik dari pelumas. Tujuan menggunakan aditif untuk mem-blending
pelumas yaitu untuk melindungi atau memperbaiki mutu pelumas terhadap perubahan
sifat kimia atau penurunan mutu pelumas, melindungi kerusakan mesin terhadap
produk-produk hasil pembakaran dan untuk memperbaiki sifat suatu pelumas. Atau
10
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
memberikan sifat baru terhadap pelumas yang sesuai dengan penggunaannya. Aditif
dapat terdiri dari unsur-unsur kimia seperti barium, calsium, phosphorus, sulfur,
chlorine, zinc, lead, polymer dan sebagainya. Komposisi antara satu aditif dengan
lainnya harus dapat digabungkan sebaik mungkin dalam satu formasi tertentu. Hal ini
berkaitan dengan pesatnya perubahan pada rancang bangun mesin serta tuntutan kerja
mesin yang meningkat.
Aditif yang biasa digunakan untuk memperbaiki unjuk kerja pelumasan adalah
a. Antioxidant
Kebanyakan di dalam lingkungan kerja terjadi kontak antara minyak
pelumas dengan udara yang beroperasi pada suhu tinggi. Juga dengan logam atau
bahan kimia lain yang berlaku sebagai pro-oxidant atau katalisator oksidasi.
Dalam situasi seperti ini minyak pelumas baik yang berbahan dasar mineral atau
sintetis ester akan mengalami sederetan reaksi oksidasi yang kompleks. Hasil
oksidasi yang paling merugikan adalah menurunnya viskositas minyak pelumas
yang berarti menunjukkan kenaikan kontaminasi asam seperti petroleum oxyacid
dan pembentukan bahan-bahan yang bersifat karbon. Oksidasi minyak pelumas
melibatkan reaksi berantai yang mula-mula membentuk peroksida organik
kemudian bereaksi dengan minyak pelumas yang belum teroksidasi dan
selanjutnya bereaksi dengan oksigen dari udara untuk membentuk asam yang
korosif. Untuk itu ditambahkan aditif antioksidan yang berfungsi untuk
mengurangi peroksida yang kemudian akan dapat menghentikan reaksi berantai
yang terjadi. Bahan kimia yang biasa digunakan sebagai antioksidan adalah
sulfida, disulfida, fosfit amina, dan fenol.
b. Antiwear / Extreme Pressure
Adalah bahan kimia yang ditambahkan pada minyak pelumas dengan
maksud untuk menghindari kerusakan atau keausan akibat kontak logam dengan
logam pada permukaan yang bergerak.
c. Anticorrosive
Adalah bahan kimia yang digunakan untuk melindungi komponen metal
nonferroua (bukan besi) yang mudah terkena korosi pada mesin. Aditif yang
11
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
12
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
C. GREASE
Grease atau gemuk lumas adalah padatan atau semi padatan campuran
pelumas dengan bahan pengental yang berfungsi mengurangi gesekan dan keausan
anatara dua bidang atau permukaan yang saling bersinggungan atau bergesekan.
Grease juga berfungsi sebagai media pembawa panas keluar serta untuk mencegah
karat pada bagian mesin. Sifat-sifat grease yang baik adalah mengurangi gesekan,
mencegah korosi, sebagai penyekat dari
kotoran atau air, mencegah kebocoran, konsistensi dan struktur tidak berubah,
tidak mengeras pada suhu rendah, sifat yang sesuai dengan penyekat elastomer dan
mempunyai toleransi pencemar pada tingkat tertentu.
Grease berdasarkan tujuan pemakaiannya dibagi atas grease untuk industri
otomotif, sistem transportasi dan industri non otomotif seperti pangan dan pertanian.
Pemakaian grease untuk masing-masing tujuan ini dibedakan oleh sifat dan
karakteristik grease. Untuk tujuan industri pangan misalnya, karakteristik grease yang
digunakan lebih khusus dibanding dengan karakteristik grease yang digunakan pada
industri otomotif. Industri pangan mempunyai persyaratan tambahan, tidak hanya
aspek pelumasannya saja tetapi juga memperhatikan aspek keamanan pangannya.
Grease terbuat dari cairan, biasanya oli yang dicampur dengan bahan pemadat
(thickening agent), biasanya berbentuk sabun
Grease tetap tinggal pada tempat yang dilumasi dan sulit untuk tertekan keluar
Grease dapat digunakan sebagai pelindung peralatan mesin untuk mencegah
masuknya uap air dan debu
1. STANDAR GREASE
Grease pada dasarnya merupakan pelumas yang dipadatkan dengan sabun
logam atau non sabun logam. Ketentuan mutu dari grease ditentukan berdasarkan
beberapa uji mekanik, diantaranya adalah :
1. ASTM D 2266 untuk menentukan sifat anti aus
2. ASTM D 2596 untuk menentukan sifat tekanan ekstrim
3. ASTM D 2596 untuk menentukan kestabilan mekanik dari grease
13
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
2. KARAKTERISTIK GREASE
Kemampuan pelumasan grease tergantung pada bahan baku utama (base oil)
serta pengentalnya. Pengental dapat diidentikkan dengan serat yang dapat menyerap
dan kemudian melepaskannya ke komponen yang dilumasi. Sebagian molekul
pengental terserap ke permukaan logam yang dilumasi, yang bertujuan untuk
mencegah kontak langsung antar komponen. Sifat-sifat grease yang utama ada dua,
yaitu konsistensi (consistency) dan titik leleh (dropping point).
a. Penetrasi/konsistensi
14
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
Karakteristik lainnya dari grease dapat dilihat pada jenisnya, yaitu jenis sabun
(soap) atau bukan dari sabun (non soap). Sabun yang dimaksud adalah sabun metalik
atau abun logam. Pada umumnya grease adalah minyak mineral yang dipadatkan
dengan sabun logam. Dilihat dari sabun yang digunakan secara umum, gemuk lumas
dapat digolongkan ke dalam jenis :
a. Dasar aluminium (Al)
Sabun logam dengan menggunakan dasar aluminium mempunyai sifat lembek,
halus, transparan serta mempunyai ketahanan terhadap air. Jenis sabun logam ini
sangat baik untuk kondisi kerja dibawah suhu 50 oC.
b. Dasar kalsium (Ca)
Sabun logam dengan menggunakan dasar kalsium mempunyai sifat lembek,
halus dan tahan terhadap air. Jenis sabun logam ini sangat baik untuk kondisi
kerja dibawah suhu 50 oC.
c. Dasar natrium (Na)
Sabun logam dengan menggunakan dasar natrium mempunyai sifat agak
berurat/serat dan dapat mencegah karat dengan baik, tetapi mudah larut dalam
air. Jenis sabun logam ini sangat baik untuk kondisi kerja dibawah suhu 100 oC.
d. Dasar litium (Li)
Sabun logam dengan menggunakan dasar aluminium mempunyai sifat lembek,
halus, mantap dalam pemakaian serta mempunyai ketahanan terhadap air. Jenis
sabun logam ini sangat baik untuk kondisi kerja dibawah suhu 150 oC.
15
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
16
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
17
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
18