Está en la página 1de 4

".

JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 4, NOMOR 2 JUNI2008

Aplikasi Directional Coupler Serat Optik


sebagai Sensor Pergeseran
Yono Hadi Pramono* dan Ali Yunus Rohedi
Jurusan Fisika-FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 61111

Samian
Departemen Fisika-FMIPA, Universitas Airlangga
Kampus C Unair Jl. Mulyorejo, Surabaya 61113

Intisari
Telah dilakukan eksperimen directional coupler serat optik muttimode hasil fabrikasi sendiri sebagai sensor
pergeseran mikro berbasis teknik modulasi intensitas dengan teknik yang sederhana. Analisis performansi sen-
sor menggunakan pendekatan berkas Gaussian. Eksperimen menggunakan sumber laser He-Ne (632,8 nm; I
mW), detektor OPT-IOI (Burr Brown) untuk mendeteksi perubahan daya optik akibat pergeseran obyek (cer-
min front silvered) serta mikrovoltmeter (Leybold) untuk membaca tegangan keluaran detektor. Pergeseran
obyek dilakukan dengan resolusi 5 p.m. Hasil eksperimen menunjukkan performansi sensor yang cukup baik,
mampu mendeteksi pergeseran obyek sampai rentang 3,1 mm, daerah keJja sensor 0 - 1,3 mm dan sensitivitas
sebesar 19,3 p'w/mm.

KATA KUNCI: directional coupler, seral oplik multimo(le, sensor pergeseran

I. PENDAHULUAN gunakan sumber LED [6]. Juga telah dilakukan menggunakan


bundle serat optik multimode [7] dan single-mode [8] den-
gan basil yang cukup baik tetapi losses-nya tinggi. Metode
Serat optik merupakan media transmisi cahaya yang dapat
lain dengan losses yang lebih rendah dilakukan menggunakan
diaplikasikan sebagai sensor untuk pengukuran beragam pa-
directional coupler serat optik singlemode berbasis modu-
rameter seperti pergeseran, suhu, tekanan, kelembaban, laju
lasi fase yang menghasilkan sensitivitas yang tinggi tetapi
aliran fluida, laju rotasi, konsentrasi suatu zat, medan Iistrik,
jangkauannya rendah [9].
medan magnet, serta analisis kimia". Keunggulan serat optik
sebagai suatu sensor antara lain adalah tidak kontak langsung Dalam penelitian ini, eksperimen directional coupler seba-
dengan obyek pengukuran, tidak menggunakan listrik seba- gai sensor pergeseran berbasis modulasi intensitas dilakukan
dengan teknik yang sederhana, menggunakan directional cou-
gai isyarat, akurasi pengukuran yang tinggi, relatif kebal ter-
badap induksi listrik maupun magnet, dapat dimonitor dari pler serat optik plastik multimode basil fabrikasi sendiri dari
jarakjauh, dapat dibubungkan dengan sistem komunikasi data bahan serat optik plastik (pOF) step index multimode tipe PO-
melalui perangkat antar muka (inteiface) serta dimensi yang 620-10 yang mudah diperoleb di pasaran. Analisis perfor-
keeil dan ringan. Prinsip kerja dari serat optik sebagai sensor mansi directional coupler serat optik plastik multimode seba-
berbasis pada modulasi intensitas, modulasi panjang gelom- gai sensor pergeseran menggunakan pendekatan berkas Gaus-
bang dan modulasi fase cahaya sebagai isyarat [1]. sian.

Aplikasi serat optik sebagai sensor telah banyak digunakan


pada sistem kontrol di industri [2], sistem monitoring pada
deformasi bahan [3], strain, temperatur [4], tekanan dan berat n. METODOLOGI PENELITIAN
benda yang bergerak [5] dan masib banyak lagi ragam aplikasi
serat optik sebagai sensor. Aplikasi serat optik sebagai sen- A. Desain DirectiolUlI Coupler Sebagai Sensor Pergeseran
sor tekanan, berat benda, temperatur, strain maupun vibrasi
bertumpu pada kioerja serat optik sebagai sensor pergeseran Desain directional coupler sebagai sensor pergeseran diper-
dengan memanfaatkan daerah kerja sensor pergeseran terse- lihatkan melalui skema pada Gambar 1. Prinsip kerja di-
but rectional coupler sebagai sensor pergeseran berbasis mod-
Eksperimen serat optik sebagai sensor pergeseran berba- ulasi intensitas adalah sebagai berikut. Port sensing direc-
sis pada modulasi intensitas telah dilakukan dengan meman- tional coupler bertindak sebagai pengumpan sekaligus pener-
faatkan rugi (losses) kopling serat optik ke serat optik meng- ima berkas cahaya pantulan dari obyek yang berbentuk cermin
datar. Pergeseran cermin (z) akan menyebabkan perubahan
daya optik yang diterima oleb port sensing. Perubahan daya
optik tersebut dapat terdeteksi melalui port deteksi.
°E-MAIL:yono@physics.its.ac.id Karena sumber yang digunakan adalah laser yang mem-

© Jurusan Fisika FMIPA ITS 080204-1


J. FIS. DAN APL., VOL. 4, No.2, JUNI 2008 Yo NO HADI P., dkk.

Z
,~II

--
Port masukan

Dl7eetlolull
Coupler
---
Port sensing

r-=---=--c::....----!, c:ermin

I Detektor I'----------L_ _...J--


Port deteksi

Gambar I: Desain directional coupler sebagai sensor pergeseran

btyenpn
cOte polt:leming
.,,,
.....
'. Ii II
.. I !w
t

'~'l
cenrm

cote
cOte
poltsmsing
pOR :lensing

d II

Gambar 2: Skema berkas cahaya pantulan dari cermin ~ang diterima core port sensing

punyai berkas keluaran berbentuk Gaussian, maka analisis hatkan pada Gambar 2, diperoleh hubungan seperti ditun-
perubahan daya optik pada port sensing akibat pergeseran jukkan Pers.(2).
cermin dilakukan menggunakan pendekatan berkas Gaussian.
Daya optik yang diterima oleh bidang lingkaran dengan jari- W = 2z tan((I) + Po (2)
jari po tegak lurus terhadap sumbu berkas Gaussian dinya
Substitusi Pers.(2) ke Pers.(l) diperoleh persamaan sebagai
takan melalui Pers.(I) [10].
berikut.

P = Po [1 - exp (-~)]
W 2 (z)
(1) (3)

dengan Po dan W(z) masing-masing menyatakan daya op- =


dengan c 4 tan«(I) Id, d adalah diameter core serat optik port
tik total dan jari-jari berkas Gaussian. Sedangkan z menya sensing, sedangkan sudut (I berkaitan dengan tingkap numerik
takan posisi bidang lingkaran penerima berkas terhadap sum- serat optik dengan hubungan (I arcsin(NA).=
ber, dalam hal ini port sensing sebagai pengumpan berkas.
Karena port sensing berperan sebagai pengumpan sekaligus
bidang penerima berkas pantulan dari cermin, maka posisi B. Setup Eksperimen
pengumpan terhadap penerima berkas menjadi 2z.
Untuk mendapatkan hubungan antara jari-jari berkas (W) Susunan peralatan eksperimen directional coupler sebagai
terhadap pergeseran cermin (z), digunakan bantuan geometri sensor pergeseran diperlihatkan pada Gambar 3. Sumber yang
dengan metode bayangan seperti diperlihatkan pada Gambar digunakan adalah laser He-Ne panjang gelombang 632,8 nm
2. Melalui asumsi bahwa sinar paraxial yang merupakan ben- (1 mW), detektor OPT 101 (Burr Brown) untuk mendeteksi
tuk berkas sesungguhnya berhimpit dengan selubung keru- daya optik pada port deteksi, mikrovoltmeter (Leybold) un-
cut berkas pendekatan, maka dari geometri yang diperli- tuk membaca tegangan keluaran detektor. Untuk menggeser

080204-2
J. FIS. DAN ApL., VOL. 4, No.2, JUNI 2008 YONO HADI P., dkk.

cermln
laser port masukan port sensing

~~~-----.
& ~~meter

recuder

Mlkrovoltmeter

Gambar 3: Susunan alat karakterisasi sensor pergeseran rnikro

50.---------------------------~
cennin (front silvered,46320, Leybold) digunakan mikrome-
ter skrup dengan ketelitian 0,01 mm yang dihubungkan seeara
mekanis dengan recuder melalui poros putarnya, sehingga 40

satu putaran recuder menghasilkan pergeseran 5 Jim. Di-


rectional coupler yang digunakan difabrikasi dari serat optik ~ 30
plastik TIpe FD-620-10 diameter core 950 Jim dengan nilai
= =
rata-rata parameter CR 0,319, toleransi CR 11 %, Ct 28 = it 20
dB, L ins = 4,2 dB dan Le = 2,6 dB.
Eksperimen dilakukan dengan mencatat tegangan keluaran 10
detektor setiap cermin digeser sebesar 5 Jim menjauhi port
sensing. Pencatatan dilakukan sampai pergeseran obyek tidak O+-----~------~------~----~
menghasilkan perubahan daya optik. Tegangan keluaran de- o 1000 2000 3000 4000
tektor yang terbaca kemudian dikonversi ke daya optik. Kon- z(um)
versi dilakukan dengan memvariasi daya optik keluaran laser
dengan cara menempatkan sepasang polarisator diantara laser Gambar 4: Grafik plot data eksperirnen dan teori.
dan detektor. Sepasang polarisator berfungsi memvariasi in-
tensitas cahaya keluaran laser melalui perubahan sudut polar-
isasi. Slop grafik linier hasil plot antara daya optik terhadap hadap pergeseran eennin yaitu asumsi bahwa berkas Gaus-
tegangan keluaran detektor merupakan faktor konversi. sian (dalam hal ini sinar paraxial) berhimpit dengan selubung
kerueut bentuk berkas pendekatan tidak sepenuhnya tepal
Seperti diketahui bahwa sifat sinar paraxial untuk daerah z ke-
Ill. RASIL DAN PEMBAHASAN eil, sudut 0 yang dibentuk oleh garis singgung sinar paraxial
terhadap sumbu serat lebih keeil dari pada sudut 0 yang diben-
Hasil eksperimen directional coupler sebagai sensor perge- tuk oleh selubung kerueut berkas pendekatan terhadap sumbu
seran berupa data tegangan keluaran detektor sebagai fungsi seral Untuk z yang lebih besar, sudut 0 semakin besar (0 se-
pergeseran cermin. Faktor konversi yang dihasilkan sebe- bagai fungsi z), sedangkan untuk z yang sangat besar, sudut
sar 0,0108 m W N. Setelah tegangan keluran detektor dika- o akan sarna dengan sudut 0 yang dibentuk oleh selubung
likan faktor konversi, plot data eksperimen daya optik sebagai kerueut berkas pendekatan. Walaupun demikian, pendekatan
fungsi pergeseran cennin dan grafik teori yaitu Pers.(3) diper- tersebut dapat menyederhanakan formulasi dalarn menganal-
lihatkan pada Gambar 4. sis perubahan daya optik terhadap pergeseran eermin.
Nilai Po dan e pada hasil plot Pers.(3) masing-masing Sebagai sensor pergeseran, maka hubungan variabel sensor
adalah 45,33 j.LW dan 0,001 j.Lm- 1 . Standart deviasi kedua yaitu daya optik dan pergeseran haruslah linier. Daerah lin-
grafik adalah 0,99. Gambar 4 memperlihatkan pola kedua ier tersebut merupakan daerah kerja dari sensor. Karena itu
grafik yaitu data eksperimen dan teori hampir sesuai. dilakukan pemilihan daerah yang diasumsikan linier dari data
Darinilai c yang dihasilkan, dapat dihitung nilai NA serat eksperimen directional coupler sebagai sensor pergeseran, ke-
optik yang digunakan melalui hubungan e = 4 tan(O) Id dan mudian menguji linieritas daerah yang diasumsikan, hasilnya
0= aresin(NA). Hasil perhitungan menunjukkan nilai NA = diperlihatkan pada Garnbar 5.
0,23. Nilai tersebut masih belum memenuhi nilai NA serat Uji lioieritas menghasilkan nilai R2 mendekati 1, sehingga
optik plastik multimode antara 0,3 - 0,5 [1]. Masih belum hubungan antara daya optik terhadap pergeseran pada daerah
terpenuhinya nilai NA tersebut karena pendekatan yang di- yang dipilih adalah linier. Slop grafik linier menunjukkan
lakukan pada penentuan hubungan antara jari-jari berkas ter- sensitivitas sensor. Dengan demikian sensitivitas directional

080204-3
J. Fls. DAN APL., VOL. 4, No.2, JUNI2008 Yo NO HADI P., dkk.

50~----------------------------~ TABEL I: Parameter directional coupler sebagai sensor pergeseran


Dayasumber ImW
40 Resolusi pergeseran alat 5IL m
Jangkauan 3,lmm
_ 30 -data Daerah kerja 0-1,3 mm
----Lmear(dala) Sensitivitas 19,31LW/mm
~
n. 20
y=-ODl93z+38.915 Performansi directional coupler sebagai sensor perge-
-: R" ';0.998'2
seran khususnya sensitivitas dan jangkauan masih dapat dit-
10 0",; ingkatkan jika menggunakan directional coupler yang memi-
liki nilai coupling ratio yang lebih tinggi (nilai maksimal cou-
O~--~--~--~----~--~--
o
__ --~ pling ratio directional coupler serat optik multimode sebesar
200 400 f300 800 100l 1200 1400 0,5) serta excess loss yang lebih rendah. Peningkatan sen-
zluml sitivitas serta stabilitas sistem pengukuran yang tinggi, akan
memberikan prospek bagi directional coupler sebagai sensor
Gambar 5: Daerah linier data eksperimen pergeseran yang mampu mendeteksi pergeseran sampai orde
nanometer.
coupler sebagai sensor pergeseran adalah 19,3 JLW/mm. Dari
nilai sensitivitas sensor yang dihasilkan, secara teoritis, jika
menggunakan detektor OPT 101 yang mempunyai kepekaan IV. SIMPULAN
sampai 10 nW, sensor mampu mendeteksi pergeseran sampai
0,5 mikrometer dengan daerah linier (daerah kerja sensor) an- Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
tara 0 - 1,3 mm. dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa directional cou-
Dari hasil yang diperoleh, directional coupler mempunyai pler serat optik multimode dapat digunakan sebagai sensor
performansi yang cukup baik sebagai sensor pergeseran den- pergeseran sampai orde mikrometer dengan performansi yang
gan parameter sensor seperti ditunjukkan pada Tabel I. cukup baik.

[I] Krohn, D.A, Fiber Optik Sensor, Fundamental and Aplication [6] Svyryd, N.N, Osomo, S .• Salazar, M.E.E. Revista Mexicana de
(3rd, ISA, New York, 2000.) Fisica S 52, 2 (2006).
[2] Hoss, R.J, F'wer Optics(2ed. Prentice-Hall, New Jersey, 1993.) [7] Yasin, M., Harun, W.S., Abdul Rasyid, H.A., Kusminarto, Kary-
[3] Sklodowski, M., Theory and Aplication of Fiber Optics Sensor ono dan H. Ahmad, Laser Physics 10, 1002 (2007).
to Settlement of Historical Structure, Proceeding AMAS Work- [8] A. Rostami, M. Noshad, H. Hedayati, A. Ghanbarl, and TPF.
shop, Jadwisun. 2003. Janabi, UCSNS 7, 4 (2007).
[4] Inaudi, D., Glisic, B., Field Aplication of Fiber Optic and Tem- [9] Baruch, M.C., Gerdt, D.W., Adkins, C.M., Fiber Optic Couplers
perature Monitoring, Proceeding International Conference 0p- Displacement Sensor, Procceding SPIE 2002
toelectronic Sensor Based Monitoring In Geo-Enginering, Nan- [10] Saleh, B.H.A., Teich, M.C .• Fundamental of Photonics (John
jing, 2005. Wiley & Sons, Inc. 1991.)
[5] Ahmad, S.J., A Low Cost Fiber Opric Weigh-In- Motion Sensor
(SHRP National Research Council, Washington, 1990)

080204-4

También podría gustarte