Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Oleh:
Nama : Riando Simbolon
NPM : 240110080040
Hari, Tanggal Praktikum :
Sift/Kelompok :
Co. Ass : Ema Komalasari
1.2 Tujuan
1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Mahasiswa dapat mempelajari kesetimbangan massa secara umum.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
a. Mempelajari keadaan sistem steady state dengan contoh larutan madu.
b. Menentukan model neraca massa steady state pada alir massa dan
unsteady state pada komponen madu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
= =0
× = ×
2.4 Refraktometer
Refraktometer adalah alat untuk mengukur nilai kadar garam pada air dan
digunakan untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan terlarut misalnya : Gula,
Garam, Protein dan sebagainya. Alat ini sangat mudah dalam penggunaan dan
perawatannya. Untuk menjaga ke akuratan pembacaan dari refraktometer ini maka
kita harus mengenal tiap bagian-bagian dari alat ini.
Alat ini terdiri dari :
1) Probe Refraktometer : Probe berwarna biru ini merupakan bagian yang
paling sensitif dari refraktometer. Probe berfungsi untuk membaca kadar
garam pada air. Jangan biarkan probe tergores, karena akan mengurangi ke
akuratan pembacaan.
2) Penutup Probe Refraktometer : Penutup probe berwarna putih transparan,
berfungsi untuk melindungi probe dari debu, atau benda-benda lain yang
dapat membuat probe tergores. Selain itu penutup probe juga berfungsi
untuk menjaga air tidak tergeser/jatuh saat di teteskan ke dalam probe. Saat
digunakan untuk pengukuran buka penutup probe ke arah atas tetaskan air
yang akan di ukur lalu turunkan penutup probe secara perlahan.
3) Mur Kalibrasi : Mur kalibrasi berfungsi untuk menyesuaikan nilai bacaan
dari refraktometer, di gunakan apabila refraktometer ketika membaca air
aquades tidak menunjukkan nilai nol.
4) Handle/Pegangan : Handle/Pegangan berupa grid yang memanjang dari
bagian mur kalibrasi sampai pengatur cahaya. Handle/ pegangan berfungsi
untuk memegang refraktometer. Grid membuat refraktometer mudah
dipegang.
5) Pengatur Cahaya : pengatur cahaya berfungsi untuk mengatur cahaya yang
masuk, sehingga dalam melihat hasil bacaan menjadi lebih jelas.
6) Lensa : lensa berfungsi untuk mata dalam melihat hasil bacaan dari kadar
garam pada air.
Setelah kita mengenal bagian – bagian dari refraktometer, kita dapat dengan
mudah menggunakan dan merawat refraktometer. Untuk membersihkan probe
refraktometer yang telah di gunakan dapat dilakukan dengan menggunakan tissue
yang di basahi oleh air aqudes. Tissue yang telah basah di sapukan ke probe secara
perlahan dan searah.
Contoh, gambar cara membersihkan refraktometer.
Dari penjelasan di atas jelas bahwa konsentrasi larutan akan berpengaruh secara
proporsional terhadap sudut refraksi. Pada prakteknya Refractometer akan ditera pada
skala sesuai dengan penggunaannya. Sebagai contoh Refractometer yang dipakai
untuk mengukur konsentrasi larutan gula akan ditera pada skala gula. Begitu juga
dengan refractometer untuk larutan garam, protein dll.
Konsentrasi bahan terlarut sering dinyatakan dalam satuan Brix(%) yaitu
merupakan pronsentasi dari bahan terlarut dalam sample (larutan air). Kadar bahan
terlarut merupakan total dari semua bahan dalam air, termasuk gula, garam, protein,
asam dsb. Pada dasarnya Brix(%) dinyatakan sebagai jumlah gram dari cane sugar
yang terdapat dalam larutan 100g cane sugar. Jadi pada saat mengukur larutan gula,
Brix(%) harus benar-benar tepat sesuai dengan konsentrasinya.
2.5 Satuan Brix (%)
Brix merupakan ukuran kepekaan larutan gula yang didefinisikan sebagai jumlah
(gram) zat padat total yang terlarut per setiap 100 gram larutan gula. Brix dapat
diukur berdasarkan berat jenis menggunakan piknometer atau timbangan brix (brix-
hidrometer) atau berdasarkan index bias memakai brix-refraktometer. Kedua metode
tersebut pada dasarnya memiliki tingkat akurasi yang tinggi, namun pemilihannya
dalam prkatek sangat tergantung kepada kepentingan atau tujuan. Refraktometer
lebih praktis dan mudah dipakai dibanding brix hidrometer, tetapi jumlah contoh
yang diamati hanya sedikit. Sebaliknya, hidrometer bisa mengukur kadar Brix
dengan jumlah contoh agak banyak, tapi perlu waktu analisi lebih lama.
Analisis Brix dengan Refraktometer
Prosedur :
1. Contoh nira disaring dengan saringan kasa ukuran 200 mesh
2. Refraktometer dikalibrasi untuk mendapatkan titik nol, pada ruangan ber
AC dan suhu udara sekitar 20 oC. Air murni diteteskan pada prisma
refraktometer, kemudian alat puteran pengatur pelangi diatur sedemikian
rupa sehingga warna merah dan biru dari pelangi tepat berimpit atau
segaris menjadi warna gelap yang tajam. Skala brix diputar sampai garis
batas gelap dan terang tepat pada titik perpotongan garis silang. Angka brix
yang ditunjukkan oleh perpotongan garis batas dengan skala brix harus
tepat nol.
3. Prisma refraktometer dilap dengan kertas tisu atau kertas isat.
4. Sebanyak 1-2 tetes nira diteteskan pada prisma refraktometer
5. Skala brix diputar sampai didapat garis batas gelap dan terang tepat pada
perpotongan garis silang
6. Angka brix ditunjukkan oleh perpotongan garis batas gelap-terang
Perhitungan :
=
+
120
= × 100
120 + 500
= 19,3
Pada praktikum menggunakan refraktometer didapatkan nilai = 16,1
Hasil percobaan yang telah dihitung Q dan ln(Xf-X)-nya sebagai berikut :
Waktu o o
Brix ln(Xf-X) Brix ln(Xf-X)
(Menit) Pengentalan Pengenceran
0 0 2,7788 16,1 ~
3 1 2,7146 16,1 ~
6 2 2,6461 16,1 ~
9 2,1 2,6391 16,1 ~
12 2,1 2,6391 16,0 -2,3025
15 2,5 2,6101 16,0 -2,3025
18 2,6 2,6026 16,0 -2,3025
21 2,7 2,5952 15,9 -1,6094
24 2,8 2,5877 15,7 -0,9162
27 2,9 2,5802 15 ,6 -0,6931
=
+
500
= × 100
500 + 2500
= 16,67
Pada praktikum menggunakan refraktometer didapatkan nilai = 18,9
Hasil percobaan yang telah dihitung Q dan ln(Xf-X)-nya sebagai berikut :
o o
Waktu Brix Brix
ln(Xf-X) ln(Xf-X)
(Menit) Pengentalan Pengenceran
0 0 2,939 18,9 ~
3 0 2,939 18,9 ~
6 0 2,939 18,9 ~
9 0,5 2,912 18,9 ~
12 1 2,885 18,9 ~
15 1 2,885 18,9 ~
18 1 2,885 18,3 -0,51
21 1 2,885 17,9 0
4.3 Grafik
Grafik pengentalan konsentrasi madu terhadap waktu :
2.5
2 y = 0,089x + 0,867
R² = 0,783 Kadar Brix
1.5
Linear Kadar Brix
1
0.5
0
0 10 20 30
t (waktu)
2.65 ln(Xf-X)
2.6 Linear ln(Xf-X)
16 Kadar Brix
-1
ln(Xf-X)
-1.5 ln(Xf-X)
y = 0,055x - 2,687
R² = 0,638 Linear ln(Xf-X)
-2
-2.5
-3
t (waktu)
Grafik pengentalan konsentrasi gula terhadap waktu :
0.8
y = 0,061x - 0,083 Kadar Brix
0.6
R² = 0,832 Linear Kadar Brix
0.4
0.2
0
-0.2 0 5 10 15 20 25
t (waktu)
18.8
18.6
y = -0,039x + 19,11 Kadar Brix
18.4
R² = 0,572 Linear Kadar Brix
18.2
18
17.8
0 5 10 15 20 25
t (waktu)
-0.2
y = 0,014x - 0,595
ln(Xf-X)
-0.3
R² = 0,333 ln(Xf-X)
-0.4
Linear ln(Xf-X)
-0.5
-0.6
-0.7
t (waktu)
BAB V
PEMBAHASAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini dapat disimpulkan:
O Pada praktikum kali ini, praktikan mendapatkan perbedaan derajat brix yang
berbeda, Kadar oBrix dari larutan menggunakan kalkulator sebesar
19,3 oBrix , sedangkan hasil dari refraktometer sebesar 16,1 oBrix ,Hal itu
terjadi karena kemungkinan pada saat pengujian pelarutan madu dengan air
tidak terjadi secara sempurna.
O Terjadi pengendapan (akumulasi) larutan madu pada semua sisi pada gelas
ukur, sehingga terjadi perbedaan oBrix dari refraktometer dengan perhitungan
menggunakan kalkulator.
O Proses yang terjadi pada praktikum kesetimbangan massa adalah proses
unsteady state karena adanya pengendapan ( akumulasi ) madu pada sistem
(gelas ukur).
o
O Proses pengenceran, semakin lama waktu, maka kadar Brix dari larutan
madu semakin rendah.
o
O Proses pengentalan, semakin lama waktu, maka kadar Brix dari larutan
madu semakin tinggi.
O Proses pengentalan dan pengenceran dari 0 menit sampai menit ke-27 tidak
terjadi penurunan atau peningkatan yang signifikan.
6.2 Saran
O Praktikan harus mengurangi titik krisis pengujian, karena akan mempengaruhi
hasil dari praktikum.
O Praktikan harus menggunakan perlatan yang otomatis/electrik untuk
melakukan praktikum, supaya hasil yang diinginkan tercapai.
O Sebaiknya alat dan bahan praktikum disediakan paling telat satu jam sebelum
praktikum agar proses praktikum berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA