Está en la página 1de 9

MAKALAH BIOLOGI

PENYAKIT HEMOFILIA
&
BUTA WARNA

DISUSUN OLEH :

NAMA : M. REZA PRATAMA

KELAS : IXD

SMP MUHAMMADIYAH PEKALONGAN


LAMPUNG TIMUR
Tahun Pelajaran : 2010 – 2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa karena Rahmat dan Hidayah-Nya penyusun masih diberi nikmat
iman dan nikmat kesehatan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
tugas makalah Biologi tentang “HEMOPHILIA & BUTA
WARNA” dalam waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini berisi semua hal tentang lidah seperti klasifikasi,


fungsi, gejala penyakit, pencegahan penyakit dll.

Harapan penyusun dengan adanya makalah Biologi tentang


Hemophilia & Buta Warna ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
baik yang mau membaca atau mempelajarinya.

Pekalongan, 20 Januari 2011


Penyusun

M. REZA PRATAMA
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I : HEMOPHILIA........................................................................ 1
A. Klasifikasi........................................................................... 1
B. Kelainan Fisik..................................................................... 1
C. Pemeriksaan Hematologis................................................... 2
D. Diagnosa Pasti..................................................................... 2
E. Komplikasi.......................................................................... 2
F. Terapi.................................................................................. 2
G. Prognosis............................................................................. 2
BAB II : BUTA WARNA........................................................................ 3
A. Klasifikasi Buta Warna....................................................... 3
B. Penyebab Buta Warna......................................................... 4
C. Fakta – Fakta tentang Buta Warna...................................... 4
D. Pembuktian.......................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 6
BAB I
HEMOPHILIA

Hemofilia berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari dua kata
yaitu haima yang berarti darah dan philia yang berarti cinta atau kasih sayang.
Hemofilia adalah suatu penyakit yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari
ibu kepada anaknya pada saat anak tersebut dilahirkan.
Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan
sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita
hemofilia tidak secepat dan sebanyak orang lain yang normal. Ia akan lebih
banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan darahnya.
Penderita hemofilia kebanyakan mengalami gangguan perdarahan di bawah
kulit; seperti luka memar jika sedikit mengalami benturan, atau luka memar
timbul dengan sendirinya jika penderita telah melakukan aktifitas yang berat;
pembengkakan pada persendian, seperti lulut, pergelangan kaki atau siku tangan.
Penderitaan para penderita hemofilia dapat
membahayakan jiwanya jika perdarahan
terjadi pada bagian organ tubuh yang vital
seperti perdarahan pada otak.

A. Klasifikasi
Hemofilia A dan B
Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu :
- Hemofilia A; yang dikenal juga dengan nama :
- Hemofilia Klasik; karena jenis hemofilia ini adalah yang paling banyak
kekurangan faktor pembekuan pada darah.
- Hemofilia kekurangan Factor VIII; terjadi karena kekurangan faktor 8 (Factor
VIII) protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan
darah.

- Hemofilia B; yang dikenal juga dengan nama :


- Christmas Disease; karena di temukan untuk pertama kalinya pada seorang
bernama Steven Christmas asal Kanada
- Hemofilia kekurangan Factor IX; terjadi karena kekurangan faktor 9 (Factor
IX) protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan
darah.
B. Kelainan Fisik
Kelainan fisik tergantung dari perdarahan yang sedang terjadi yang dapat
berupa hematom di kepala atau extrinitis. dan juga sering dijumpai hemartrasi.
Tentu didaerah hematom akan ada perasaan nyeri. Jarang terjadi gangren.
Perdarahan interstial akan menyebabk atrofi otot, pergerakan akan terganggu, dan
kadang-kadang menyebabkan neuritis perifer.

C. Pemeriksaan Hematologis
Jumlah trombosit normal. Waktu perdarahan normal. Rumple leede
negatif. Waktu pembekuan dan prothrombin consumpsion test abnormal.

D. Diagnosa Pasti
Diagnosa pasti hemofilia atas dasar pemeriksaan generasi tromboplastin.

E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul adalah akibat dari pendarahan atau transfuse darah.
Komplikasi akibat perdarahan adalah anemia, ambulasis atau deformitas sendi,
atrofi otot atau neutritis

F. Terapi
Terapi akibat perdarahan akut adalah pemberian F VIII. Sekarang sudah
ada F VIII yang dapat di berikan secara intra vena, dan apabila tidak mempunyai
F VIII maka dapat di berikan kriopresipitat (plasma yang didinginkan) atau di
berikan transfusi darah segar.

G. Prognosis
Tersedianya fasilitas darah segar,
kriopresipitat, dan F VIII menyebabkan prognosis
hemofilia menjadi normal kembali.
BAB II
BUTA WARNA

Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel -


sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor
genetis. Sel-sel kerucut di dalam retina mata mengalami pelemahan atau
kerusakan permanen. Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap
hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna
terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel
kerucut.

A. Klasifikasi Buta Warna


Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu trikromasi,
dikromasi dan monokromasi. Buta warna jenis trikomasi adalah perubahan
sensitifitas warna dari satu jenis atau lebih sel kerucut. Ada tiga macam trikomasi
yaitu:
 Protanomali yang merupakan kelemahan warna merah,
 Deuteromali yaitu kelemahan warna hijau,
 Tritanomali (low blue) yaitu kelemahan warna biru.
Jenis buta warna inilah yang paling sering dialami dibandingkan jenis buta warna
lainnya.
Dikromasi merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, tediri dari:
 Protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah sehingga kecerahan
warna merah dan perpaduannya berkurang,
 Deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerujut yang peka terhadap hijau, dan
 Tritanopia untuk warna biru.
Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua
penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis
typical dan sedikt warna pada jenis atypical. Jenis buta warna ini prevalensinya
sangat jarang.
A. Penyebab Buta Warna
Buta warna adalah kondisi yang diturunkan secara genetik. Dibawa oleh
kromosom X pada perempuan, buta warna diturunkan kepada anak-anaknya.
Ketika seseorang mengalami buta warna, mata mereka tidak mampu
menghasilkan keseluruhan pigmen yang dibutuhkan untuk mata berfungsi dengan
normal.

B. Fakta - Fakta Tentang Buta Warna


1. Buta warna lebih sering terjadi pada seseorang berjenis kelaminlelaki
dibandingkan perempuan. Sebanyak 99% seorang buta warna tidak mampu
membedakan antara warna hijau dan merah. Juga ditemukan kasus penderita
yang tak bisa mengenali perbedaan antara warna merah dan hijau.
2. Cacat mata ini merupakan kelainan genetik yang diturunkan oleh ayah atau
ibu.
3. Belum dapat dipastikan berkaitan jumlah penderita, akan tetapi
sebuah penelitian menyebutkan sebesar 8 -12% lelaki Eropa adalah pengidap
buta warna. Sementara persentase perempuan Eropa yang buta warna adalah
0,5 -1%. Tingkat buta warna di benua lain tentu bervariasi.
4. Tidak ada cara untuk mengobati buta warna, karena ia
bukanpenyakit melainkan cacat mata. Bisa jadi seorang buta warna akan
merasa tersiksa dengan keadaan ini. Sebagian perusahaan menetapkan syarat
bahwa pekerjanya harus tidak buta warna.
5. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita buta warna, dilakukan tes
dengan menggunakan plat bernama Ishihara.
6. Sering kali orang awam menganggap penyandang buta warna hanya mampu
melihat warna hitam dan putih, seperti menontonfilm bisu hitam putih.
Anggapan ini sebenarnya salah besar.
7. Banteng ternyata buta warna. Kesan yang ditimbulkan warna merah
mengakibatkan binatang tersebut melonjak emosinya, bukan akibat warna
merah itu sendiri.
8. Pada Perang Dunia II, serdadu yang buta warna dikirim untuk melakukan
misi tertentu. Ketidakmampuan mereka untuk melihat warna hijau
dialihfungsikan untuk mendeteksi adanya kamuflase yang dilakukan pihak
lawan.
9. Artis terkenal yang buta warna diantaranya adalah Mark Twain, Paul
Newman, Meat Loaf, Bing Cosby, Bob Dole.
10. Setiap orang terlahir buta warna saat pertama kali lahir.
11. Emerson Moser, pembuat krayon senior, mengaku bahwa dirinya buta warna
hijau-biru dan tidak mampu melihat warna secara keseluruhan.
12. Penyandang buta warna selalu dihantui oleh pertanyaan Warna apakah ini?

D. Pembuktian
Buta warna dapat dites dengan tes Ishihara, dimana lingkaran - lingkaran
berwarna yang beberapa diantaranya dirancang agar ada tulisan tertentu yang
hanya dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh penderita buta warna.

Jika kalian bisa membaca keseluruhan dari gambar itu, selamat anda tidak
buta warna, tapi jika anda tidak dapat membaca salah satu atau semuanya, selamat
bergabung dengan dunia buta warna. Buta warna tidak lah berbahaya, yang
bahaya adalah Buta Hati.
DAFTAR PUSTAKA

➢ Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Hemofilia
➢ Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Buta Warna
➢ http://www.dudioke.co.cc/2010/01/buta-warna.html
➢ http://www.hemofilia.or.id/hemofilia.php

También podría gustarte