Está en la página 1de 10

LAPORAN PRAKTIKUM

ORGAN-ORGAN PENYUSUN SISTEM TUBUH MONOGASTRIK


(AYAM)

Disusun oleh:
DEDIK HARIANTO
201010350311010

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVESITAS MUHAMMADIYAH MAANG
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan alat pencernaannya atau tipe lambung yang dimilikinya, hewan dibagi dalam
dua kelompok yakni : hewan monogastrik dan hewan poligastrik. Hewan monogastrik adalah
hewan-hewan yang memiliki lambung sederhana atau lambung tunggal seringkali disebut hewan
non- ruminansia. Sedangkan hewan poligastrik adalah hewan-hewan yang mempunyai lambung
jamak atau banyak, yaitu mempunyai empat bagian lambung rumen, retikulum, omasum, dan
abomasum disebut juga hewan ruminansia.
Hewan monogastrik dapat pula dibedakan berdasarkan makanan utamanya, atau kebiasaan
makan dan jenis makanan yang dikonsumsinya, yaitu karnivora (hewan pemakan daging)
contohnya anjing dan kucing ; hewan omnivora (hewan pemakan tumbuhan dan hewan)
contohnya babi dan ayam ; dan hewan herbivora (hewan pemakan tumbuhan) contonya kuda dan
kelinci.Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai
hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih panjang
dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa.

1.2 Tujuan

1.Untuk mengetahui organ-organ penyusun sistem tubuh ternak monogastrik(unggas).


2. Untuk mengetahui contoh-contoh hewan yang mempunyai organ penyusun system tubuh
Ternak monogastrik(unggas).
3.Untuk mengetahui organ-organ penyusun hewan monogastrik.
4. Mengetahui pembagian dan jenis-jenis otot tensor pada ayam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sistem respirasi pada ayam terdiri dari nasal cavities, larynx, trachea (windpipe), syrinx
(voice box), bronchi, bronchiale dan bermuara di alveoli. Oleh karena unggas memerlukan
energi yang sangat banyak untuk terbang, maka unggas memiliki sistem respirasi yang
memungkinkan untuk berlangsungnya pertukaran oksigen yang sangat besar per unit hewan.
Untuk melengkapi
kebutuhan oksigen yang tinggi tersebut maka anatomi dan fisiologi sistem respirasi unggas
sangat berbeda dengan mammalia. Perbedaan utama adalah fungsi paru-paru. Pada mammalia,
otot diafragma berfungsi mengontrol ekspansi dan kontraksi paru-paru. Unggas tidak memiliki
diafragma sehingga paru-paru tidak mengembang dan kontraksi selama ekspirasi dan inspirasi.
Paru-paru hanyalah sebagai tempat berlangsungnya pertukaran gas di dalam darah (Sembiring,
2009).

Parabronkus berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak


kapiler sehingga memungkinkan udara berdifusi. Pundi-pundi hawa berhubungan dengan paru-
paru dan berselaput tipis. Di pundi-pundi hawa tidak terjadi difusi gas pernapasan; pundi-pundi
hawa hanya berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh.. Pundi-
pundi hawa terdapat di pangkal leher (servikal), ruang dada bagian depan (toraks anterior),
antara tulang selangka (korakoid), ruang dada bagian belakang (toraks posterior), dan di rongga
perut (kantong udara abdominal) (Ensminger, 1980)

Broiler adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam hasil budidaya teknologi yang
memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi pakan
yang baik dan dapat dipotong pada usia yang relatif muda sehingga sirkulasi pemeliharaannya
lebih cepat dan efisien serta menghasilkan daging yang berkualitas baik (Murtidjo, 1992).

Apabila dibandingkan dengan mammalia, paru-paru ayam relatif lebih kecil secara
proporsional dengan ukuran tubuhnya. Paru-paru tersebut mengambang dan berkontraksi hanya
sedikit karena tidak terdapat diafragma sejati. Paru-paru maupun kantung udara berfungsi
sebagai cooling mechanism (mekanisme pendinginan) bagi tubuh apabila panas tubuh
dikeluarkan lewat pernapasan dalam bentuk uap air. Laju respirasi diatur oleh kandungan karbon
dioksida dalam darah. Apabila kandungan karbon dioksida meningkat, maka laju pernapasan
juga akan meningkat. Laju pernapasan bervariasi antara 15-25 siklus/menit pada ayam yang
sedang istirahat (Frandson, 1992)

Bahwa ayam broiler dapat digolongkan kedalam kelompok unggas penghasil daging artinya
dipelihara khusus untuk menghasilkan daging. Umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: kerangka
tubuh besar, pertumbuhan badan cepat, pertumbuhan bulu yang cepat, lebih efisien dalam mengubah
ransum menjadi daging. Hardjoswaro dan Rukminasih (2000)
Semua zat yang berasal dari tumbuhan dan hewan terdiri dari komponen kompleks yang
tak dapat digunakan begitu saja, karena itu memerlukan pemecahan agar menjadi komponen
yang lebih sederhana. Fungsi utama digesti adalah memecah molekul kompleks dan molekul
besar dalam makanan sehingga molekul itu dapat diserap dan digunakan tubuh. Penguraian
komponen kompleks menjadi komponen sederhana disebut hidrolisis (Tillman,. At al, 1984).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat
 Pisau
 Papan bedah
 Scalpel
 Pinset
 Ember

3.2 Bahan
 Seekor ayam

3.3 Cara kerja


1. Ayam disembelih secara islami dengan pisau tajam.
2. Ayam di letakkan di papan bedah dengan dada di atas kedua sayap,kaki,dan kepala di
pegang melebar. Bulu leher hingga dada atau perut di basahi dengan air dan di cabuti.
Kulit leher,dada,perut di kupas. Kulit ayam sangat tipis sehingga lakukan dengan hati-
hati. Pembelahan dapat dimulai dari crista sterni (kanan dan kiri). Dalam pelaksanaan
seksio di usahakan jangan sampai merusakan bagian-bagian bawah kulit.
3. Laksanakanlah pembedahan dengan hati-hati untuk mengambil dan memisahkan saluran
pencernaan,pernafasan, dan reproduksi.
4. Amati setiap bagian-bagian dari ayam tersebut mulai dari otot,saluran pernafasan dan
saluran pencernaan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Kulit ayam sangat tipis dan tidak mengandung kelenjar kecuali kelenjar uropygial atau
kelenjar minyak yang ada pada basis ekor.berdasarkan sstruktur ada tiga macam bulu
utama:kontur ,plumulae, dan filoplumae..
Adapun pembagian jenis otot-otot dan tensor utamapada ayam:
 Pectoralis superficialis (terdapat pada bagian dada)
 Bicheps brachii (tedapat pada pangkal sayap)
 Extensor dan flexor carpi radialis (terdapat pada sayap utama)
 Bichep femoris (terdapat di atas pangkal paha atas)
 Gastrocnemius ()
 Tibialis cranialis ()
 Tendo-tendo extensor ()
 Tendo-tendo flexor ()
 Obliqus abdominis externus ()
 Gluteus superficialis ()

Berdasarkan alat pencernaannya atau tipe lambung yang dimilikinya, hewan dibagi dalam
dua kelompok yakni : hewan monogastrik dan hewan poligastrik. Hewan monogastrik adalah
hewan-hewan yang memiliki lambung sederhana atau lambung tunggal seringkali disebut hewan
non- ruminansia. Sedangkan hewan poligastrik adalah hewan-hewan yang mempunyai lambung
jamak atau banyak, yaitu mempunyai empat bagian lambung rumen, retikulum, omasum, dan
abomasum disebut juga hewan ruminansia.
Pencernaan Unggas(ayam)
Saluran pencernaan pada unggas terdiri dari = mulut, esophagus, tembolok (ingluvies =
crop), proventrikulus (lambung kelenjar), ventrikulus, intestinum tenue (duodenum, sesenum,
ileum), intestenum crasum (kolon, rectum, caecum) dan loloaka.

Mulut, Esofagus, dan Tembolok


Pada mulut terdapat celah, kelenjar ludah, paruh dan lidah (bahan tanduk), tidak bergigi,
sehingga tidak ada mastikasi.
Berbeda dengan mulut esophagus mempunyai kelenjar mukosa (hanya sebagai penyalur
makanan ke ingluvies).
Sedangkan ingluvies atau tembolok hanya terdapat pada bangsa burung pemakan biji-
bijian, sebagai penyimpan makanan sementara (menjadi lembab), terjadi aktivitas lactobacillus
sehingga terbentuk methanol.

Proventrikulus
Proventrikulus atau lambung kelenjar mempunyai lapisan submukosa yang berkembang
baik dan kaya akan kelenjar-kelenjar sekretoris yang akan menghasilkan HCl dan pepsin.

Intestinum Crassum
Kolon berbentuk villi pendek lebar, berorot dan mampu mengadakan gerakan anti
peristalsik dan sangat pendek.
Kloaca merupakan 2 kantong buntu diantara item dan kolon sebagai kamar fermentasi,
cloaca diproduksi oleh vitamin B.
Kloaca merupakan ruang simpan yang besar untuk urin dan feses disebut coprodaeum,
yang lebih kecil urodaeum (oviduct atau tonjolan genita atau jantan dan ureter, dan protodaeum
yang dekat lubang keluar. Absorpsi air terjadi pada caeca dan kolon.

Ventriculus
Ventriculus (empedu = gizzard) dilapisi oleh epithelium kolumner yang berkeratin,
fungsinya sebagai penggerus, dihasilkan koilin suatu komplek protein atau polisakarida
(menyerap bila kontak dengan asam dari proventrikulus, terdapat grrit (kerikil kecil dalam
gizzard), ventrikulus berkembang biak pada bangsa burung pemakan biji.

Kelenjar Getak Cerna


Kelenjar getah cerna memiliki beberapa tempat, yaitu : pada mulut dan esophagus enzim
yang digunakan amilase saliva. Pada proventrikulus enzim yang digunakan pepsinogen dan HCl
(asam), pada ventrikulus digunakan kolin (bahan keratin), pada duodenum digunakan enzim
eptidase, pankreozimin dan hormon sekretin, sedangkan enzim dalam mikrovilli jejenun dan
ileum adalah disak apidase, amino peptidase, direptidase dan esterase.
Intestinum Tenue
Pada intestenum tennue terdapat banyak sel piala (goblet cells) yang mensekresi mucus
dan bentuknya lebih padat daripada usus halus mamalia. Terdapat lipatan pada subsmukosa
(plica kerkringin), dan billi sebagai tempat absorpsi.

Pancreas dan Hati


Organ ini berkelenjar 3 lobi dengan 3 saluran yang bermuara di bagian distal duodenum.
Menghasilkan enzim amilase, tripsinogen, citymotripsinugen, karboxipeptidase, lipase dan
bikarbonat (elektrolit). Sekresi organ ini distimulasi oleh hormon pankreozimin dan sekretin.
Getah empedu unggas hanya mengandung sebuah garam empedu yang berkonjugasi yaitu
taurocholate, mengemulsi lemak dan mengaktifkan lipase.

Pencernaan dan Absobsi


Pada pencernaan dan absorpsi terdapat karbohidrat, protein, dan lemak yang bersifat
monogaster, pengangkutan lemak dalam bentuk VLDL dan absorpsi secara intensif pada usus
halus.

Digesti Mikroba
Digestin mikroba terjadi di tembolok dan bagian bawah ileum sampai kaekum terdapat banyak
Mo (lactobacilli) berguna untuk memecah karbohidrat, protein dan gula yang lolos oleh enzim.
Caeca mempunyai populasi bakteri yang terbesar dan bertindak sebagai kamar fermentasi. Hasil
utama pada fermentasi adalah asam lemak volatile, terutama asam asetat, asam propionate, Co 2,
dan methane dan beberapa vitamin yang diserap oleh caeca.

Panjang alat pencernaan pada ayam sekitar 245 – 255 cm, tergantung pada umur dan
jenis unggas. Prinsip pencernaan pada ayam ada tiga macam :
 Pencernaan secara mekanik (fisik); Unggas tidak bergigi
dan sebagai-gantinya maka makanan yang besar atau yang keras digiling di dalam perut
pengunyah. Disitu makanan dipecah menjadi partikel-partikel kecil Pencernaan ini dilakukan
oleh kontraksi otot polos, terutama terjadi di empedal (gizzard) yang dibantu oleh bebatuan
(grit). Pencernaan ini banyak terjadi pada ayam yang dipelihara secara umbaran sehingga
mendapatkan grit lebih banyak daripada ayam yang dipelihara secara terkurung.

 Sistem respirasi pada ayam terdiri dari nasal cavities, larynx, trachea (windpipe), syrinx
(voice box), bronchi, bronchiale dan bermuara di alveoli. Oleh karena unggas
memerlukan energi yang sangat banyak untuk terbang, maka unggas memiliki sistem
respirasi yang memungkinkan untuk berlangsungnya pertukaran oksigen yang sangat
besar per unit hewan. Untuk melengkapi kebutuhan oksigen yang tinggi tersebut maka
anatomi dan fisiologi sistem respirasi unggas sangat berbeda dengan mammalia.
Perbedaan utama adalah fungsi paru-paru. Pada mammalia, otot diafragma berfungsi
mengontrol ekspansi dan kontraksi paru-paru. Unggas tidak memiliki diafragma sehingga
paru-paru tidak mengembang dan kontraksi selama ekspirasi dan inspirasi. Paru-paru
hanyalah sebagai tempat berlangsungnya pertukaran gas di dalam darah
(Sembiring, 2009)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pencernaan adalah proses lanjutan dari pengambilan pakan (feed intake) oleh hewan dan
merupakan salah satu parameter untuk mengevaluasi mutu pakan secara biologis. Pencernaan
juga dimaksudkan sebagai persiapan untuk proses penyerapan zat makanan yang akan
dimanfaatkan lebih lanjut oleh sel tubuh.
Pada dasarnya alat pencernaan hewan hampir sama yaitu terdiri dari mulut, lambung (perut),
usus halus dan usus besar. Namun pada perkembangan selanjutnya terjadi modifikasi alat
pencernaan yang disesuaikan dengan jenis makanan yang mengakibatkan tipe, fungsi dan sistem
pencernaannya menjadi berbeda. Hubungan antara jenis makanan dengan alat pencernaan
demikian eratnya sehingga hewan dapat digolongkan menurut jenis makanannya atau tipe alat
pencernaannya serta proses pencernaannya.

5.2 Saran

Dalam memberikan jenis pakan pada hewan yang khususnya hewan ternak ternak ,kita
harus melihat jenis hewan tersebut termasuk monogastrik atau poligastrik.karena penentuan itu
mempengaruh jenis dan kandungan pakan yang bagimana yang akan kita berikan pada
ternak.baik struktur dan kadar kandungan pakan yang akan di berikan pada ternak harus di
perhatikan. Karena akan berpengaruh pada system tubuh ternak itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/23/sistem-pencernaan-pada-hewan/
http://netfarm.blogsome.com/2007/10/02/sistem-pencernaan-ruminansia/
http://www.dszoo.com/forum/showthread.php?t=95

St. Mainah, Henni. Ir, DAA ; Lovita ariani, Dr. Ir. M.S. ; dkk . 2009 .Penuntun
Praktikum Fisiologi Ternak . Jatinango

Campbell, N.A., 1999. BIOLOGI edisi kelima. Penerbit Erlangga, Jakarta

http://www.wikipedia.org/sistem_respiratori_unggas/, 2009. Di akses tanggal 25


September 2009

También podría gustarte