Está en la página 1de 17

HALAMAN PERSETUJUAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh Dosen Pembimbing Tugas Akhir Fakultas
Tarbiyah / Pendidikan, Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Karimiyah Depok guna
melengkapi sebagian tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam.

atas nama:
RIYANTI
NIM: 080032/080032.AQ.11

Depok, September 2010

Disetujui dan diterima baik oleh:

Dosen Pembimbing

……………………….

ii
KATA PENGANTAR

Sesungguhnya, segala puji bagi Allah, saya memuji-Nya, memohon


pertolongan-Nya, memohon ampunan-Nya, dan saya memohon
perlindungan kepada Allah dari keburukan diri dan kejahatan amal
perbuatan.

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, saya telah
berhasil menyelesaikan pembuatan proposal penelitian yang berjudul
Konsep PAUD dalam Mempersiapkan anak untuk Masuk Sekolah
Dasar.

Sistematika penulisan proposal ini dilakukan dengan mengacu pada format


baku yang telah diberikan. Namun, saya yakin bahwa penulisan proposal
ini masih jauh dari sempurna untuk itu saya mengharapkan masukan-
masukan yang konstruktif terutama dari Dosen Pembimbing
yaitu .................................................

Atas masukan-masukan dan saran-saran yang diberikan saya mengucapkan


banyak terima kasih dan semoga dapat menjadi bahan untuk
menyempurnakan proposal ini.

Sawangan, September 2010

PENYUSUN

iii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah................................................... 7
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 8

BAB II PROSEDUR PENELITIAN......................................................... 10


A. Metode dan Teknik Penelitian.................................................... 10
B. Sistematika Penulisan.................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 13

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional merupakan paradigma baru dalam Sistem Pendidikan Nasional
dimana perhatian terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (selanjutnya
disebut PAUD) mendapatkan tempat yang khusus didalamnya. Pada
Bagian Ketujuh, Pasal 28, disebutkan bahwa:
(1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar.
(2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.
(3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk
taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang
sederajat.
(4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk
kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk
lain yang sederajat.
(5) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh
lingkungan.
(6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.
Berdasarkan penjelasan pada pasal tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa konsep PAUD memiliki peranan yang penting dalam
mempersiapkan anak-anak memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
(Sekolah Dasar). Hal tersebut berarti bahwa PAUD telah menjadi bagian
integral dalam Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini mendapat
perhatian besar dari pemerintah.
2

Secara eksplisit, pasal tersebut menyebutkan bahwa terdapat 4


(empat) unsur pokok yang harus dipenuhi dalam pengembangan anak usia
dini yaitu:
1) pertama, pembinaan anak usia dini merupakan pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun;
2) kedua, pengembangan anak usia dini dilakukan melalui rangsangan
pendidikan;
3) ketiga, pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membantu
pertumbuhan dan pengembangan jasmani dan rohani (holistik); dan
4) keempat, pengembangan dan pendidikan anak usia dini merupakan
persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pasal tersebut juga menegaskan bahwa PAUD dapat dilaksanakan
melalui tiga jalur. Pertama, melalui jalur pendidikan formal, seperti
taman kanak-kanak, RA, atau bentuk lain yang sederajat. Kedua, melalui
jalur pendidikan nonformal, seperti kelompok bermain, taman penitipan
anak, atau bentuk lain yang sederajat. Ketiga, melalui jalur pendidikan
informal, yang berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang
diselenggarakan lingkungan.
Lebih jauh, Hariman Bahtiar 1 menyebutkan bahwa konsep PAUD
merupakan adopsi dari konsep Early Child Care and Education (ECCE).
Konsep ini membahas upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
sejak anak berusia 0 tahun bahkan sejak pralahir hingga usia 8 tahun.
Prioritas terhadap PAUD merupakan investasi bagi masa depan bangsa. Ini
bisa dipahami karena pendidikan pada anak usia dini merupakan masa-
masa emas (golden age) bagi tumbuh kembang anak. Selain itu, periode
ini tidak dapat diulang, dan berlangsung sekali seumur hidup. Hasil
penelitian menunjukkan, 50 persen kapabilitas kecerdasan manusia terjadi
hingga kurun waktu 4 tahun pertama sejak kelahirannya. Setelah itu, 80
persen kecerdasan itu terjadi saat anak berusia 8 tahun, dan titik
kulminasinya terjadi pada saat mereka berusia 18 tahun. Oleh karena itu,

1
Bahtiar, M. Hariman, “Paud dan Keunggulan Generasi”
3

jika menginginkan tercapainya keunggulan bangsa, perhatian pada tahap


pendidikan ini harus menjadi prioritas utama.
Alex Sobur 2 menyebutkan bahwa aspek-aspek perkembangan anak
meliputi:
1) Perkembangan Fisik, perkembangan fisik adalah perubahan –
perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensorik dan keterampilan
motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh/fisik ditandai
dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan
otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh
remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah
pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah
kematangan. Menurut Kuhlen dan Thompson (Hurlock, 1956) dalam
Alex Sobur menyebutkan empat aspek perkembangan fisik yaitu: a)
sistem syaraf (perkembangan kecerdasan dan emosi); b) otot – otot
(kekuatan dan kemampuan gerak motorik); c) kelenjar endokrin
(perubahan – perubahan pola tingkah laku baru); dan d) struktur
fisik/tubuh (perubahan tinggi, berat, dan proporsi).

Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar


dan motorik halus.
a) Perkembangan motorik kasar, meliputi kemampuan anak untuk
duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh perkembangan
motorik kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota
tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan gerakan tubuh.
Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh proses kematangan
anak. Karena proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju
perkembangan seorang anak bisa saja berbeda dengan anak
lainnya.

2
Sobur, Alex, Drs., M.Si. 2003. Psikologi umum. Bandung : Pustaka Setia.
4

b) Perkembangan motorik halus, meliputi perkembangan gerakan


anak yang menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota
tubuh tertentu. Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh
kesempatan anak untuk belajar dan berlatih. Kemampuan menulis,
menggunting, dan menyusun balok termasuk contoh gerakan
motorik halus.

2) Perkembangan Intelegensi/Kognitif
Perkembangan intelegensi/kognitif adalah perubahan kemampuan
mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget
(dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa pada masa
remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak
yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk
eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget
menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi
formal (suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara
abstrak).

Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang
sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang
diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada
remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk
berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir
sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan
untuk mencapai suatu tujuan di masa depan (Santrock, 2001).

3) Perkembangan Emosi
Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk
mencintai; merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta
bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi
oleh interaksi dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Emosi
5

yang berkembang akan sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya.


Misalnya, jika anak mendapatkan curahan kasih sayang, mereka akan
belajar untuk menyayangi.

Pengaruh emosi terhadap perilaku dan perubahan fisik individu :


a. Memperkuat semangat bila merasa senang atas suatu keberhasilan.
b. Melemahkan semangat apabila timbul rasa kekecewaan karena
suatu kegagalan.
c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar apabila individu
dalam keadaan gugup.
d. Terganggu penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu dan iri
hati.
Selain ketiga aspek tersebut, ada satu aspek lagi yang turut
menyertai perkembangan seorang anak yaitu aspek psikososial 3 . Aspek
psikososial berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan
lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa dan bermain
bersama teman-teman sebayanya.
Dengan mengetahui aspek-aspek perkembangan anak, orangtua dan
pendidik bisa merancang dan memberikan rangsangan serta latihan agar
keempat aspek tersebut berkembang secara seimbang. Rangsangan atau
latihan tidak bisa terfokus hanya pada satu atau sebagian aspek. Tentunya,
rangsangan dan latihan tersebut diberikan dengan tetap memperhatikan
kesiapan anak, bukan dengan paksaan.
Perhatian terhadap keempat aspek inilah yang akan membantu
mengoptimalkan tumbuh kembang anak agar masa-masa keemasan yang
hanya terjadi sekali seumur hidup ini tidak terlewatkan secara sia-sia.
Disinilah pentingnya konsep PAUD dalam membantu mempersiapkan anak
untuk menghadapi tingkat pendidikan yang lebih tinggi (sekolah dasar).

3
Anneahira, “Perkembangan Anak”, http://www.anneahira.com/kesehatan-
anak/index.htm
6

Fakta di lapangan membuktikan pentingnya konsep PAUD dalam


mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan banyaknya Sekolah Dasar
(SD) yang mempersyaratkan ijazah atau sertifikat PAUD sebagai syarat
masuk ke Sekolah Dasar. Mengutip berita dari Harian Umum Pelita yang
terbit pada hari Selasa, tanggal 28 September 2010, diberitakan bahwa
”Pemerintah Kabupaten Murung Raya (Mura), Kalimantan Tengah
(Kalteng) menekankan pentingnya Pendidikan Usia Dini atau Pendidikan
di tingkat Taman Kanak Kanak (TK) dalam rangka mengembangkan
kreatifitas dan potensi anak. Oleh sebab itu maka Pemerintah Kabupaten
Mura akan membuat Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang
syarat masuk ke sekolah jenjang Sekolah Dasar (SD) yaitu calon siswa SD
harus terlebih dahulu lulus Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau TK
yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat dari PAUD atau TK.
Pentingnya konsep PAUD dalam masa keemasan tumbuh kembang
anak ini sejalan dengan definisi yang diberikan oleh Departemen
Pendidikan Nasional Indonesia mengenai PAUD yaitu sebagai upaya
pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan dengan memberi rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut 4 .
Kenyataan tersebut menggelitik penulis untuk mengetahui lebih
jauh mengenai Konsep PAUD dalam Mempersiapkan anak untuk
Masuk Sekolah Dasar. Alasan-alasan yang mendorong perlunya diadakan
penelitian / penelaahan lebih jauh adalah:
1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 28 secara khusus menyebutkan tentang Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) yang membuktikan bahwa konsep PAUD
memiliki peran penting dalam pembentukan karakter anak sehingga

4
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1,
Pasal 1, ayat 14.
7

siap secara fisik dan mental untuk menghadapi jenjang pendidikan


yang lebih tinggi (Sekolah Dasar).
2) Banyaknya Sekolah Dasar yang mempersyaratkan calon siswanya
untuk memiliki ijazah / sertifikat dari PAUD / Taman Kanak-kanak;
3) Kualitas materi pelajaran siswa kelas 1 SD yang semakin tinggi
sejalan dengan semakin tingginya level kompetensi yang ditetapkan
untuk setiap bidang mata pelajaran 5 . Saat ini, siswa SD kelas 1 tidak
lagi belajar ”mengeja (dimasa lalu para orang tua mungkin masih ingat
ketika mereka belajar mengeja ”... ini ibu Budi...”)” namun sudah
belajar membaca. Selain itu, materi ujian untuk siswa SD kelas 1
bahkan dalam bentuk esai / isian sehingga siswa-siswa yang belum
bisa membaca pasti akan mengalami kesulitan;
4) Masa-masa keemasan (the golden age) tumbuh kembang anak yang
hanya sekali seumur hidup mengharuskan para orang tua, masyarakat
dan pemerintah untuk lebih peduli karena pendidikan pada masa ini
akan memiliki peran yang sangat signifikan untuk tahapan pendidikan
selanjutnya;

B. Batasan dan Rumusan Masalah


Fakta mengenai pentingnya PAUD bagi seorang anak merupakan
hal yang tidak terbantahkan. Namun agar pembahasan dalam penelitian ini
fokus pada inti permasalahannya maka penulis merasa perlu untuk
membuat batasan dan rumusan permasalahan yang hendak dibahas, yaitu
sebagai berikut:
1. Apakah sebenarnya konsep yang diterapkan PAUD dalam
membantu mengoptimalkan tumbuh kembang anak sehingga siap
menghadapi jenjang pendidikan selanjutnya (Sekolah Dasar)?

5
Karsidi, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD dan MI, PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri, Solo
8

2. Apa saja aspek-aspek perkembangan anak yang perlu


diketahui agar implementasi konsep PAUD dapat berjalan selaras
dengan perkembangan anak itu sendiri?
3. Bagaimanakah implementasi konsep PAUD tersebut dalam
sistem pendidikan yang ada saat ini?
4. Apakah kendala-kendala yang dihadapi untuk mewujudkan
hal tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini ini


adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui konsep PAUD dalam membantu mengoptimalkan
tumbuh kembang anak pada masa-masa keemasan perkembangan
anak;
b. Untuk mengetahui aspek-aspek perkembangan anak yang dapat
dioptimalkan sehingga implementasi konsep PAUD memperoleh
hasil yang diharapkan yaitu siap secara fisik dan mental untuk
menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Sekolah Dasar);
c. Untuk mengetahui mengenai fakta-fakta yang ada di lapangan
terkait dengan implementasi konsep PAUD dalam sistem
pendidikan yang ada saat ini;
d. Untuk mengetahui mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam
mengimplementasikan konsep PAUD.

D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai
berikut:
a. Memperoleh informasi mengenai konsep PAUD dalam membantu
mengoptimalkan tumbuh kembang anak pada masa-masa
keemasan perkembangan anak sehingga dapat dipergunakan
9

sebagai acuan oleh para tenaga kependidikan maupun masyarakat


umum;
b. Mengetahui aspek-aspek penting dalam perkembangan anak
sehingga anak dapat siap baik secara fisik maupun mental untuk
menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Sekolah Dasar);
c. Memperoleh informasi mengenai fakta-fakta di lapangan terkait
dengan implementasi konsep PAUD dalam sistem pendidikan yang
ada saat ini;
d. Memperoleh informasi mengenai kendala-kendala yang dihadapi
dalam mengimplementasikan konsep PAUD.
10

BAB II
PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode dan Teknik Penelitian


1) Metode Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif, yaitu
penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu
populasi (Supriadi, 2008 : 8 dalam Nurhaman 2010).
Penelitian deskriptif bermaksud memberikan gambaran suatu gejala
sosial tertentu, sudah ada informasi mengenai gejala sosial seperti yang
dimaksudkan dalam permasalahan penelitian, namun dirasa belum
memadai (Manasse Malo et al. 2005 : 2.9 dalam Nurhaman 2010).
Dengan penelitian ini, penulis berusaha untuk meneliti mengenai
pentingnya konsep PAUD dalam membantu mengoptimalkan tumbuh
kembang anak pada masa-masa keemasan perkembangan anak sehingga
anak siap baik secara fisik maupun mental untuk menempuh tingkat
pendidikan yang lebih tinggi (Sekolah Dasar).

1) Teknik Pengumpulan Data


Data untuk penelitian ini akan diperoleh melalui studi literatur.
Melalui studi literatur ini penulis akan mempelajari dan menelaah
berbagai literatur, bahan bacaan, laporan-laporan, kebijakan yang
terkait dengan pendidikan terutama pendidikan anak usia dini serta
hal-hal terkait lainnya. Termasuk dalam studi literatur ini adalah
dengan melakukan pencarian data melalui internet (Isur Surwiti,
2007 : 36 dalam Nurhaman 2010).

2) Teknik Analisis Data


Setelah data terkumpul, kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut:
11

a. Penyortiran data (data sorting), kegiatan ini dimaksudkan


untuk menyortir data-data yang telah dikumpulkan kedalam
kelompok-kelompok data yang sesuai dengan peruntukannya
sehingga memudahkan untuk proses penelaahan lebih lanjut;
b. Verifikasi data, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengecek
kesesuaian data yang diperoleh dengan materi yang dibutuhkan
dalam tulisan sehingga sesuai dengan alur penulisan yang telah
ditetapkan;
c. Validasi, tahap ini merupakan tahap akhir yang akan dilakukan
untuk memastikan bahwa data yang diperoleh / dijadikan
bahan penulisan benar-benar valid dan sesuai dengan
kebutuhan penulis dan sesuai dengan tema penelitian.

B. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu:


Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan secara singkat tentang latar belakang
penelitian, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka


Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang relevan
dengan tema yang dipilih dalam penelitian ini serta berfungsi
sebagai pemandu sehingga proses penelitian lebih fokus dan
terarah.

Bab III Metodologi Penelitian


Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang
digunakan serta langkah-langkah penelitian yang meliputi
pendekatan yang digunakan, lokasi penelitian, sumber data,
12

prosedur pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan


keabsahan data serta tahapan-tahapan penelitian.

Bab IV Hasil dan Pembahasan


Bab ini merupakan bagian pokok dalam penelitian ini yang
menguraikan mengenai pembahasan mendalam mengenai
objek penelitian, penyusunan dan pengujian hipotesa
penelitian melalui proses analisis sesuai dengan disain
penelitian yang telah dirancang pada metodologi penelitian
sehingga diperoleh kesimpulan atau hipotesa akhir.

Bab V Kesimpulan dan Saran


Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang
diajukan sesuai dengan temuan hasil penelitian.
13

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional, Bagian Ketujuh Pendidikan Anak Usia Dini, Pasal 28;
2. Karsidi, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD dan
MI, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo;
3. Anonim, Dilema Tumbuh Kembang PAUD di Indonesia, Situs
jugaguru.com, 04 September 2008,
http://www.jugaguru.com/column/21/tahun/2008/bulan/09/tanggal/04/i
d/791/ , (diakses pada 28 September 2010);
4. Bahtiar, M. Hariman, “Paud dan Keunggulan Generasi”, 22 Juni 2009,
http://www.ahmadheryawan.com/opini-media/pendidikan/4723-paud-
dan-keunggulan-generasi.pdf , (diakses: 29 September 2010);
5. Sobur, Alex, Drs., M.si., “Psikologi umum. Bandung”, 2003: Pustaka
Setia, http://file.upi.edu/ai.php , (diakses: 29 September 2010);
6. Anneahira.com, “Perkembangan Anak”, http://www.anneahira.com
/kesehatan-anak/index.htm, (diakses: 29 September 2010);
7. Nurhaman, 2010, Persepsi Masyarakat Terhadap Program Imbal
Swadaya Kelurahan Tengah, STIE Dewantara, Bogor.
14

BAB I.............................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Batasan dan Rumusan Masalah................................................7
C. Tujuan Penelitian......................................................................8
D. Manfaat Penelitian....................................................................8
BAB II..........................................................................................10
PROSEDUR PENELITIAN...............................................................10
A. Metode dan Teknik Penelitian.................................................10
B. Sistematika Penulisan ............................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................13

Tugas Kelompok: Manajemen Pendidikan


Bagaimana Mengelola sebuah Lembaga Pendidikan [14]

También podría gustarte