Está en la página 1de 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis sampaikan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat dan salam tak lupa pula penulis sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW yang diutus untuk menjadi rahmat sekalian alam. Seiring dengan itu,
tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini.

Dalam makalah ini menjelaskan secara ringkas mengenai Pandangan Islam terhadap
Aborsi dalam Dunia Kesehatan. Akan tetapi, Penulis menyadari akan kekurangan dari
makalah ini. Karena “Tak ada gading yang tak retak”. Setiap kesalahan tidak akan luput
dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan masukan dari berbagai pihak
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………… 1


1.2 Tujuan……………………………………………………...…………...… 2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 3

A. Pengertian Aborsi..…………...…………………………………….…….. 3
B. Kasus-kasus Aborsi……………………..………………….…………...... 5

BAB III ABORSI DALAM PANDANGAN ISLAM……………………….... 8

BAB IV PENUTUP............................................................................................ 10

A. KESIMPULAN........................................................................................... 10

B. SARAN......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... iii

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dunia tidak hanya telah diporak - porandakan oleh peperangan politis,


keberingasan kriminal ataupun ketergantungan akan obat bius, tetapi juga
datang dari jutaan ibu yang mengakhiri hidup janinnya. Aborsi telah menjadi
penghancur kehidupan umat manusia terbesar sepanjang sejarah dunia.

Hasil riset Allan Guttmacher Institute ( 1989 ) melaporkan bahwa setiap


tahun sekitar 55 juta bayi digugurkan. Angka ini memberikan bukti bahwa
setiap hari 150.658 bayi dibunuh, atau setiap menit 105 nyawa bayi direnggut
sewaktu masih dalam kandungan. Janin : ( Manusia dalam Rahim )
Pengguguran kandungan alias aborsi ( abortus, bahasa Latin ) secara umum
dapat dipilah dalam dua kategori, yakni aborsi alami ( abortus natural ) dan
aborsi buatan ( abortus provocatus ), yang termasuk didalamnya abortus
provocatus criminalis, yang merupakan tindak kejahatan dan dilarang di
Indonesia ( diatur dalam pasal 15 ayat 2 Undang - undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 1992 ).A. Aborsi tidak hanya dilakukan oleh para wanita
berstatus istri yang bermaksud menghentikan kelangsungan kandungannya,
tetapi juga banyak penyandang hamil pra-nikah melakukannya.
Kecenderungan melakukan aborsi ini tak lepas dari pandangan terhadap
hakikat kapan kehidupan anak manusia dimulai.

Terlepas dari persoalan apakah pelaku aborsi melakukannya atas dasar


pertimbangan kesehatan (abortus provokatus medicialis) atau memang
melakukannya atas dasar alasan lain yang kadang kala tidak dapat diterima
oleh akal sehat, seperti kehamilan yang tidak dikehendaki (hamil diluar
nikah) atau takut melahirkan ataupun karena takut tidak mampu
membesarkan anak karena minimnya kondisi perekonomian keluarga, tetap
saja angka kematian akibat aborsi begitu mencengangkan dan sangat

3
memprihatinkan. Data WHO (World Health Organization) menyebutkan
bahwa 15-50% kematian ibu disebabkan oleh pengguguran kandungan yang
tidak aman. Dari 20 juta pengguguran kandungan tidak aman yang dilakukan
tiap tahun, ditemukan 70.000 perempuan meninggal dunia. Dengan kata lain,
1 dari 8 ibu meninggal dunia akibat aborsi yang tidak aman.1

Aborsi merupakan masalah yang kompleks, mencakup nilai-nilai religius,


etika, moral dan ilmiah serta secara spesifik sebagai masalah biologi.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

a. Agar mahasiswa dapat menjelaskan tentang Aborsi.

b. Agar mahasiswa dapat mengantisipasi hal tersebut agar tidak


melanggar Norma Agama.

2. Tujuan Khusus

a. Agar mahasiswa dapat mampu memahami Aborsi.

b. Agar mahasiswa dapat menjelaskan tentang Aborsi.

c. Agar Mahasiswa mengetahui bagaimana Islam memandang Aborsi.

1
Ade Maman Suherman, Pengantar Perbandingan Sistem Hukum, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2004, hlm. 224.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ABORSI

Dalam mendefenisikan aborsi, terdapat sejumlah pendapat yang berbeda


satu sama lain, diantaranya adalah: Pertama, menurut Fact About Abortion,
info Kit on Woman‟s Health, aborsi didefenisikan sebagai penghentian
kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim
(uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai usia 20 minggu. Kedua,
terjadinya keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan
pengguguran (dengan sengaja karena tidak menginginkan bakal bayi yang
dikandung itu).2

Secara umum istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan,


yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja
ataupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum
bulan keempat masa kehamilan).

22
Ibid, hlm. 225

5
Sedangkan di dalam hukum pidana Islam, aborsi yang dikenal sebagai
tindak pidana atas janin atau pengguguran kandungan terjadi apabila terdapat
suatu perbuatan maksiat yang mengakibatkan terpisahnya janin dari ibunya.3

Aborsi sebagai suatu pengguguran kandungan yang dilakukan oleh wanita


akhir-akhir ini mempunyai sejumlah alasan yang berbeda-beda. Banyak
alasan mengapa wanita melakukan aborsi, diantaranya disebabkan oleh hal-
hal sebagai berikut :

1. Alasan sosial ekonomi untuk mengakhiri kehamilan dikarenakan tidak


mampu membiayai atau membesarkan anak.

2. Adanya alasan bahwa seorang wanita tersebut ingin membatasi atau


menangguhkan perawatan anak karena ingin melanjutkan pendidikan atau
ingin mencapai suatu karir tertentu.

3. Alasan usia terlalu muda atau terlalu tua untuk mempunyai bayi.

4. Akibat adanya hubungan yang bermasalah (hamil diluar nikah) atau


kehamilan karena perkosaan dan incest sehingga seorang wanita
melakukan aborsi karena menganggap kehamilan tersebut merupakan aib
yang harus ditutupi.

5. Alasan bahwa kehamilan akan dapat mempengaruhi kesehatan baik bagi si


ibu maupun bayinya. Mungkin untuk alasan ini aborsi dapat dibenarkan.

Aborsi dikalangan remaja masih merupakan hal yang tabu, jangankan


untuk dibicarakan apalagi untuk dilakukan. Aborsi itu sendiri ada 3 macam
:

1. ME ( Menstrual Extraction ) : Dilakukan 6 minggu dari menstruasi


terakhir dengan penyedotan. Tindakan aborsi ini sangat sederhana dan

33
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, Sinar Grafika, Jakarta, 2005, hlm. 221.

6
secara psikologis juga tidak terlalu " berat " karena masih dalam bentuk
gumpalan darah, belum berbentuk janin.

2. Diatas 12 minggu, masih dianggap normal dan termasuk tindakan


aborsi yang sederhana.

3. Aborsi diatas 18 minggu, tidak dilakukan di klinik tetapi di rumah sakit


besar. Tetapi bagi kalangan pecandu atau pekerja seks aborsi seringkali
terjadi saat usia kehamilan sudah diatas 18 minggu. Biasanya mereka
akan mendatangi klinik - klinik yang mereka ketahui dan mereka
seringkali tidak memikirkan efek samping bagi tubuh mereka sendiri.
Mereka melakukan aborsi ini karena mereka tidak menginginkan
kehamilan tersebut dan terkadang mereka melakukan ini karena tidak
ingin menularkan virus pada bayi mereka, dikarenakan sebagian dari
mereka mengetahui bahwa mereka telah terinfeksi virus, tetapi
bagaimana jika mereka tidak mengetahui jika mereka terinfeksi virus
dan menginginkan bayi tersebut lahir ? Ada juga dari mereka yang
memilih cara - cara alternatif, seperti melakukannya sendiri dengan
meminum jamu peluntur, loncat - loncat, mengurut perut, sampai
memasukan benda - benda tertentu kedalam rahim dan ada juga
meminta bantuan orang yang mampu mengatasi hal tersebut seperti
mendatangi dukun dan sebagainya.

Di Indonesia sendiri pengguguran kandungan tidak asing lagi.


Semakin banyaknya pecandu yang ada dan banyaknya juga pekerja seks
maka tingkat pengguguran kandungan pun semakin meningkat. Dan ini
yang harus kita waspadai dan perhatikan. Sebaiknya jika ingin
melakukan aborsi diperhatikan dahulu apa memang perlu adanya
tindakan aborsi tersebut. Remaja hamil, baik yang menempuh aborsi
maupun yang meneruskan kehamilannya, membutuhkan banyak biaya
untuk pelaksaan aborsi atau untuk perawatan juga biaya perawatan
kehamilan dan kelahiran anaknya. Berbeda dengan remaja yang

7
melakukan aborsi, remaja yang melahirkan anak umumnya
mendapatkan bantuan dari orang tua . Dari responden yang melahirkan,
sekitar 15% biaya ditanggung bersama dengan pasangan dan 11%
ditanggung oleh pasangan. Sebagian besar mereka tidak memeriksa
kandungannya secara rutin karena merasa malu keluar rumah dengan
perut besar tidak lama setelah menikah atau tanpa menikah. Mereka rata
- rata baru memeriksa kandungannya setelah berusia lebih dari 4 bulan.
Empat bulan pertama kehamilan adalah periode yang berusaha
disembunyikan dan bahkan digugurkan.

B. KASUS - KASUS ABORSI

Seorang pecandu yang sudah biasa memiliki pengalaman pernah


melakukan aborsi karena ia dulu memakai narkoba. Karena untuk
mendapatkan drugs ia memerlukan uang banyak untuk memenuhi
kebutuhannya itu dan ia pun rela sampai menjual dirinya agar mendapatkan
drugs. Karena pekerjaan yang menurutnya sangat menyiksa dirinya itu ia pun
tidak menggunakan kondom dan ia sampai ke tahap hamil, tanpa mengetahui
siapa ayah dari bayinya tersebut. Ia terus berusaha mencari uang lebih untuk
kebutuhan drugsnya dan juga untuk membiayai pengguguran kandungan yang
tidak ia kehendaki tersebut. Sampai pada usia kandungannya mencapai 3
bulan ia harus penggugurkan kandungannya dan itu memerlukan uang yang
sangat banyak, karena usia kandungannya sudah cukup besar. Dan ini pun
bukan pertama kalinya ia melakukan aborsi tersebut.

8
9
BAB III

ABORSI DALAM PANDANGAN ISLAM

Sebelum membahas hukum aborsi, ada dua fakta yang dibedakan oleh
para fuqaha dalam masalah ini. Pertama : apa yang disebut imlash ( aborsi,
pengguguran kandungan ). Kedua, isqâth ( penghentian kehamilan ). Imlash
adalah menggugurkan janin dalam rahim wanita hamil yang dilakukan
dengan sengaja untuk menyerang atau membunuhnya.

Dalam hal ini, tindakan imlash ( aborsi ) tersebut jelas termasuk kategori
dosa besar; merupakan tindak kriminal. Pelakunya dikenai diyat ghurrah
budak pria atau wanita, yang nilainya sama dengan 10 diyat manusia
sempurna. Dalam kitab Ash - Shahîhayn, telah diriwayatkan bahwa Umar
telah meminta masukan para sahabat tentang aktivitas imlâsh yang dilakukan
oleh seorang wanita, dengan cara memukuli perutnya, lalu janinnya pun
gugur. Al-Mughirah bin Syu’bah berkata: '' Rasulullah saw. Telah
memutuskan dalam kasus seperti itu dengan diyat ghurrah 1 budak pria atau
wanita ''.

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Muhammad bin Maslamah, yang


pernah menjadi wakil Nabi saw. di Madinah. Karena itu, pada dasarnya
hokum aborsi tersebut haram. Ini berbeda dengan isqâth al - haml
( penghentian kehamilan ), atau upaya menghentikan kehamilan yang
dilakukan secara sadar, bukan karena keterpaksaan, baik dengan cara
mengkonsumsi obat, melalui gerakan, atau aktivitas medis tertentu.
Penghentian kehamilan dalam pengertian ini tidak identik dengan
penyerangan atau pembunuhan, tetapi bisa juga diartikan dengan

10
mengeluarkan kandungan baik setelah berbentuk janin ataupun belum dengan
paksa.

Dalam hal ini, penghentian kehamilan ( al - ijhâdh ) tersebut kadang


dilakukan sebelum ditiupkannya ruh di dalam janin, atau setelahnya. Tentang
status hukum penghentian kehamilan terhadap janin, setelah ruh ditiupkan
kepadanya, maka para ulama sepakat bahwa hukumnya haram, baik
dilakukan oleh si ibu, bapak, atau dokter. Sebab, tindakan tersebut merupakan
bentuk penyerangan terhadap jiwa manusia, yang darahnya wajib
dipertahankan. Tindakan ini juga merupakan dosa besar.

Aborsi yang merupakan suatu pembunuhan terhadap hak hidup seorang


manusia, jelas merupakan suatu dosa besar. Merujuk pada ayat-ayat Al-Quran
yaitu pada Surat Al Maidah ayat 32, setiap muslim meyakini bahwa siapapun
membunuh manusia, hal ini merupakan membunuh semua umat manusia.
Selanjutnya Allah juga memperingatkan bahwa janganlah kamu membunuh
anakmu karena takut akan kemiskinan atau tidak mampu membesarkannya
secara layak. Dalam studi hukum Islam, terdapat perbedaan satu sama lain
dari keempat mazhab Hukum Islam yang ada dalam memandang persoalan
aborsi, yaitu:4

1. Mazhab Hanafi merupakan paham yang paling fleksibel, dimana


sebelum masa empat bulan kehamilan, aborsi bisa dilakukan apabila
mengancam kehidupan si perempuan (pengandung).

2. Mazhab Maliki melarang aborsi setelah terjadinya pembuahan.

3. Menurut mazhab Syafii, apabila setelah terjadi fertilisasi zigot tidak


boleh diganggu, dan intervensi terhadapnya adalah sebagai kejahatan.

4. Mazhab Hambali menetapkan bahwa dengan adanya pendarahan yang


menyebabkan miskram menunjukkan bahwa aborsi adalah suatu dosa.
4
Http:www.lcl.cmu.edu/caae/Home/Forum/ethics.htm.

11
Dengan melihat perbandingan keempat mazhab diatas, secara garis besar
bahwa perbuatan aborsi tanpa alasan yang jelas, dalam pandangan hukum
Islam tidak diperbolehkan dan merupakan suatu dosa besar karena dianggap
telah membunuh nyawa manusia yang tidak bersalah dan terhadap pelakunya
dapat diminta pertanggungjawaban atas perbuatannya tersebut. Sedangkan
menurut mazhab Hanafi, ketentuannya lebih fleksibel yang mana aborsi
hanya dapat dilakukan apabila kehamilan tersebut benar-benar mengancam
atau membahayakan nyawa si wanita hamil dan hal ini hanya dibenarkan
untuk dilakukan terhadap kehamilan yang belum berumur empat bulan.

12
BAB IV

PENUTUP

Mengenai penghentian kehamilan sebelum ditiupkannya ruh, para fuqaha


telah berbeda pendapat. Ada yang membolehkan dan ada juga yang
mengharamkan. Menurut saya, jika penghentian kehamilan itu dilakukan setelah
empat puluh hari usia kehamilan, saat telah terbentuknya janin ( ada bentuknya
sebagai manusia ), maka hukumnya haram. Karenanya, berlaku hukum
penghentian kehamilan setelah ruhnya ditiupkan, dan padanya berlaku diyat
ghurrah tersebut. Karena itu, tema pembahasan penghentian kehamilan dalam
konteks ini meliputi beberapa hal:

13
A. KESIMPULAN

1. Jika janinnya belum berusia enam bulan, tetapi kalau janin tersebut tetap
dipertahankan dalam rahim ibunya, maka kesehatan ibunya bisa terganggu.
Dalam kondisi seperti ini, kehamilannya tidak boleh dihentikan, dengan
cara menggugurkan kandungannya. Sebab, sama dengan membunuh jiwa.
Alasannya, karena hadis - hadis yang ada telah melarang dilakukannya
pengguguran, serta ditetapkannya diyat untuk tindakan seperti ini.

2. Jika janin tersebut meninggal didalam kandungan. Dalam kondisi seperti


ini, boleh dilakukan penghentian kehamilan. Sebab, dengan dilakukannya
tindakan tersebut akan bisa menyelamatkan nyawa ibu, dan memberikan
solusi bagi masalah yang dihadapinya; sementara janin tersebut berstatus
mayit, yang karenanya harus dikeluarkan. Janin yang di bunuh dan wajib
atasnya ghurrah adalah bayi yang suadh berbentuk ciptaan ( janin ),
misalnya mempunyai jantung, tangan, kaki, kuku, mata, atau lainnya.
Mengenai peghentian kehamilan sebelum ditiupkannya ruh, para fuqojia
telah berbeda pendapat. Ada yang membolehkan dan ada juga yang
mengharamkan. Jika penghentian kehamilan itu dilakukan setelah empat
puluh hari usia kehamilan, saat telah terbentuknya janin ( ada bentuknya
sebagai manusia ), maka hukumnya haram. Karenanya, berlaku hukum
penghentian kehamilan setelah ruhnya ditiupkan, dan padanya berlaku
diyat ghurrah tertentu.

3. Jika janin tersebut belum berusia enam bulan, tetapi kalau janin tersebut
tetap dipertahankan dalam rahim ibunya, maka nyawa ibunya akan
terancam. Dokter pun sepakat, kalau janin tersebut tetap dipertahankan
menurut dugaan kuat atau hampir bisa dipastikan nyawa ibunya tidak akan
selamat, atau mati. Dalam kondisi seperti ini, kehamilannya boleh
dihentikan, dengan cara menggugurkan kandungannya, yang dilakukan
untuk menyembuhkan dan menyelamatkan nyawa ibunya. Alasannya,

14
karena Rasulullah saw. memerintahkan berobat dan mencari kesembuhan.
Di samping itu, jika janin tersebut tidak digugurkan, ibunya akan
meninggal, janinnya pun sama, padahal dengan janin tersebut digugurkan,
nyawa ibunya akan tertolong, sementara menyelamatkan nyawa
( kehidupan ) tersebut diperintahkan oleh Islam.

A. SARAN

Saya selaku pemakalah mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat
dalam makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
teman-teman semua agar makalah ini dapat dibuat dengan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

http://azmikoe.multiplay.co.id

Answer.yahoo.com/questioan/indeks

http://forum.kotasantri.com/viewtopic.php?t=1267

15
http://118.98.213.22/aridata_web/how/k/kesehatan/18_ABORSI.pdf

16

También podría gustarte