Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Kelas
8a
Semester
gasa
PERILAKU TERCELA
Macam-macam dari perilaku tercela itu adalah sebagai berikut:
1. Ghadab [Marah]
Marah adalah suatu sifat seseorang yang amat tidak terpuji karena
sifat itu merupakan sifat yang paling disenangi setan . Bila manusia marah
maka syetan bisa mempermainkannya seperti anak-anak mempermainkan
kelereng atau bola. Orang marah adalah orang yang sangat lemah di hadapan
syetan.Marah bisa terjadi karena tersinggung perasaanya ,ternodai
kehormatannya dan diperlakukan tidak sepantasnya.
2. Hasad [dengki]
Hasad adalah perasaan benci / iri yang dimiliki seseorang bila melihat
orang lain mendapatkan keberuntungan sehingga dia melekukan usaha
mempengaruhi orang lain supaya tidak supaya tidak senang kepada orang yang
memperoleh keberuntungan. Rasulullah bersabda:” Cintamu terhadap sesuatu
bisa menjadikanmu buta dan tuli” Mata yang bisa mengenali pintu masuknya
syetan akan menjadi buta bila ditutupi oleh sifat hasad dan ketamakan
sehingga tidak melihat.
3. Ghibah [menggunjing]
Kalau ada orang yang selalu suudzdzon dan selalu mencari cela orang lain maka
sebenarnya ia adalah orang yang batinnya rusak. Orang mukmin senantiasa
mencari maaf dan ampunan tetapi orang munafik selalu mencari cela orang
lain.
4.Ananiah [egois]
Sabda nabi :”jika kamu melihat orang–orang yang suka memuji diri
maka taburlah debu pada wajah mereka “[H.R.Muslim] .
5.Namimah [mengadu domba]
Naminah adalah menyebar fitnah antara orang satu dengan orang lain tujuan
agar saling bermusuhan .firman allah dalam surat Al-Taubah:
6 Perut kenyang
Rasa kenyang menguatkan syahwat yang menjadi senjata syetan. Dalam satu
riwayat disebutkan bahwa Iblis pernah menampakkan diri di hadapan Nabi
Yahya bin Zakariyya a.s. Beliau melihat pada syetan beberapa belenggu dan
gantungan pemberat untuk segala sesuatu seraya bertanya. Wahai iblis
belenggu dan pemberat apa ini? Syetan menjawab: Ini adalah syahwat yang
aku gunakan untuk menggoda anak cucu Adam.Yahya bertanya: Apa
hubungannya pemberat ini dengan manusia ? Syetan menjawab: Bila kamu
kenyang maka aku beri pemberat sehingga engkau enggan untuk sholat dan
dzikir. Yahya bertanya lagi: Apa lainnya? Tidak ada! Jawab syetan. Kemudian
Nabi Yahya berkata:
Sifat kikir ini mencegah seseorang untuk memberikan infaq atau sedekah dan
selalu menyeru untuk menumpuk harta kekayaan dan siksa yang pedih adalah
janji orang yang menumpuk harta kekayaan tanpa memberikan haknya kepada
fakir miskin. Khaitsamah bin Abdur Rahman pernah berkata: Sesungguhnya
syaitan berkata: Anak cucu Adam tidak akan mengalahkanku dalama tiga hal
perintahku: Aku perintahkan untuk mengambil harta dengan tanpa hak,
menginfakkannya dengan tanpa hak dan menghalanginya dar hak kewajibannya
(zakat).
Piagam Madinah
adalah sebuah loncatan besar pemikiran modern yang dibuat oleh Muhammad
sebagai perwakilan dunia timur di saat bangsa barat berkutat dalam abad
kegelapan yang berkepanjangan. Bahkan piagam ini secara argumentatif telah
dapat dianggap sebagai konstitusi atau undang-undang dasar tertulis pertama
di dunia dengan berbagai kelebihan yang salah satunya: sebagai naskah
tertulis pertama yang mengakomodasi hak-hak dasar atau asasi manusia
(HAM) terutama dalam kebebasan memilih agama.
Mush’ab pun berhasil dan rakyat Yastrib mencapai tahapan perjanjian faktum
unionis, perang dan permusuhan usai. Dalam beberapa tahun berikutnya,
Yastrib telah berkembang dan telah memiliki pendukung terpentingnya
sebagai negara: persatuan dan kesatuan rakyat. Muhammad yang telah
populer di sana kemudian berhijrah menuju kota tersebut dan mayoritas
rakyat Yastrib menerimanya sebagai pemimpin. Ketika itu, beberapa suku
beragama Yahudi dan sebagian suku arab di Yastrib masih belum bisa
menerima hal ini. Dengan niat yang luhur dan karakter kepemimpinan yang
superior, Muhammad mengunjungi seluruh suku tersebut untuk mendengar
kebutuhan dan kepentingan mereka. Pada akhirnya, pada tahun 622 M,
mereka pun menerima Piagam Madinah sebagai pelindung bagi hak dan
kepentingan mereka sebagai rakyat Madinah.
Penggolongan Piagam Madinah sebagai konstitusi baru lahir setelah ilmu yang
mempelajari tentang hukum mulai lebih berkembang sejak masa Renaissance
di Eropa sampai masa kini. Berikut ini adalah beberapa definisi konstitusi
dari berbagai sumber.
1. • Constitution: law determining the fundamental political principles of
a government ‘Konstitusi: hukum yang menetapkan prinsip-prinsip
politik fundamental dari sebuah pemerintahan’.
(http://www.thefreedictionary.com/constitution)
2. • Kostitusi adalah segala ketentuan dan aturan mengenai
ketatanegaraan (undang-undang dasar). (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1998)
3. • “Konstitusi” (“Dustur”): undang-undang yang menentukan bentuk
negara, mengatur sistem pemerintahan, pembagian kekuasaan, dan
wewenang badan-badan pemerintahan. “Undang-undang” (“i]Qanun[/i]”):
ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan yang dibuat oleh
pemerintah dan mempunyai kekuatan yang mengikat dalam mengatur
hubungan sosial masyarakat. (Mitsaaqul Ummah halaman 5)
Loncatan modern lainnya yang terjadi pada Piagam Madinah ini adalah
pengakuan tertulis akan kebebasan setiap orang untuk memilih agama pada
Pasal 25 (masih menurut pembagian pasal oleh A.Guillaume). Berdasarkan
hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh Muhammad menunjukkan distribusi
agama rakyat Negara-Kota Madinah adalah sebagai berikut.
1. Penduduk beragama Islam sebanyak 1.500 jiwa.
2. Penduduk beragama Yahudi sebanyak 4000 jiwa.
3. Penduduk musyrik penyembah berhala sebanyak 4500… jiwa.
Dengan total penduduk sebanyak sekitar 10.000 jiwa yang cukup plural dari
segi distribusi pemeluk agama, Muhammad bersama Cyrus The Great dan
Alexander The Great menjadi pemimpin-pemimpin awal yang menjadi pionir
tumbuhnya toleransi antar umat beragama di dunia. Toleransi ini berhasil
dipertahankan bahkan diteruskan oleh pemimpin-pemimpin Islam berikutnya,
kecuali beberapa tiran yang sempat menjadi khalifah di negara Islam.
Keluhuran nilai toleransi ini diperlihatkan dengan sangat sempurna ketika
tanah Hispania (Spanyol) dikuasai oleh kekhalifahan Islam.
Dari berbagai hukum dan undang-undang pernah ditulis oleh manusia sebelum
tahun 622 M, sebagian belum bisa dikategorikan sebagai konstitusi dan
sebagian lagi adalah konstitusi, tetapi belum dituliskan. Berikut ini adalah
beberapa undang-undang sebelum Piagam Madinah yang belum bisa
dikategorikan sebagai konstitusi.
• Kitab Undang-Undang Ur-Nammu (Code of Ur-Nammu) dan Kitab
Undang-Undang Hammurabi (Code of Hammurabi) adalah kitab undang-
undang dari tahun 2000-an sebelumMasehi. Dilanjutkan dengan Kitab
Undang-Undang Hittite (Hittite Code) dan Kitab Undang-Undang
Assyria (Assyrian Code) yang merupakan undang-undang yang
masyarakat Mesopotamia kuno setelah dua undang-undang di atas.
• Silinder Cyrus, merupakan silinder batu dengan pahatan undang-
undang.
• Berbagai undang-undang negara Romawi: [i]Twelve Tables, Codex
Theodosianus, Codex repetitæ prælectionis, dan lain-lain.
• Berbagai undang-undang bangsa Jerman: Lex Burgundonium dan lain-
lain.
Beberapa ahli sejarah, politik, dan hukum di masa ini memberikan juga
pendapatnya tentang Piagam Madinah. Berikut ini adalah beberapa di
antaranya.
• Dr Muhammad Hamidullah menuliskan pendapatnya dalam buku-buku yang
ia tulis.
Dalam buku The First Written Constitution of the World, ia menulis,
"Undang Undang Dasar negara tertulis pertama yang pernah dikemukakan
oleh penguasa dalam sejarah ummat manusia ternyata diumumkan oleh Nabi
Muhammad saw, yakni pada tahun pertama Hijrah (622 M), sekarang Undang
Undang Dasar tersebut telah sampai di tangan kita."
Sedangkan dalam buku Muhammad Rasulullah, ia menulis, "...Pakta pertahanan
ini diperlukan sekali untuk membentuk negara kota di Madinah yang
berasaskan persekutuan, dengan otonomi yang sangat luas bagi setiap unitnya.
Keadilan pribadi hendak dibuang, permohonan dapat disampaikan kepada
Kepala Negara, yang juga mempunyai hak prerogatif untuk memutuskan siapa
yang boleh berperanserta dalam suatu ekspedisi. Perang dan damai tidak
dapat dibagi-bagi. Pertanggungan sosial dilembagakan berasaskan bentuk
piramida dari orang yang paling berat bebannya, seperti, tebusan nyawa bila
sipembunuh tidak dituntut nyawanya, dan tebusan untuk membebaskan
tawanan perang dari tangan musuh. Kebulatan suara kini dapat dicapai,
perbekalan dapat dikurangi dan undang undang dasar negara yang pertama
dalam sejarah dimaklumkan oleh pemimpin dunia, sampai sekarang kita masih
dapat menyaksikan pakta tersebut secara total".
• Selanjutnya Tor Andrae dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Theophil
Menzel kedalam bahasa Ingris dengan judul Muhammad, The Man and His
Faith, New York, 1960, halaman 136, menyatakan bahwa, “Perundang-
undangan jamaah (ummah) Madinah adalah naskah konstitusi yang pertama
yang sedikit demi sedikit dapat menjadikan Islam sebagai negara dunia dan
agama dunia...Barangsiapa yang tindakannya berlawanan dengan otoritas
keagamaan, maka ia tidak akan mendapat perlindungan dari familinya yang
terdekat sekalipun. Islam tidak hanya agama, tetapi juga merupakan
persaudaraan. 'Semata-mata orang beriman itu saling bersaudara..',
demikian pernyataan Al-Qur'an, Al-Hujurat,49:10."
• Jimly Asshiddiqie, Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia saat
tulisan ini dibuat, mengatakan kepada wartawan berita mahkamah konstitusi
pada tanggal 30 November 2007 di Jakarta, “Piagam Madinah merupakan
kontrak sosial tertulis pertama di dunia yang dapat disamakan dengan
konstitusi modern sebagai hasil dari prakteik nilai-nilai demokrasi. Dan hal itu
telah ada pada abad ke-6 saat Eropa masih berada dalam abad kegelapan.”
• Robert N.Bella menuliskan dalam bukunya Beyond Belief (1976) bahwa
Muhammad sebenarnya telah membuat lompatan yang amat jauh ke depan.
Dimulai dengan "proyek" Madinah yang dilandasi pada permulaan berdirinya
oleh "Konstitusi Madinah" ini, menurut Bella, Muhammad telah melahirkan
sesuatu yang untuk zaman dan tempatnya adalah sangat modern.
Dengan demikian, Piagam Madinah dapat dikatakan sebagai merupakan sebuah
konstitusi tertulis pertama di dunia. Lingkup amanat dan kemodernan
pemikiran ideologis yang dikandung di dalamnya merupakan suatu kemajuan
luar biasa di abad ke-7.
PEMBENTUKAN UMMAT
Pasal 1
Sesungguhnya mereka adalah satu ummat, bebas dari (pengaruh dan kekuasaan) manusia
lainnya.
II
HAK ASASI MANUSIA
Pasal 2
Kaum Muhajirin dari Quraisy tetap mempunyai hak asli mereka, yaitu saling tanggung-
menanggung, membayar dan menerima uang tebusan darah (diyat) di antara mereka
(karena suatu pembunuhan), dengan cara yang baik dan adil di antara orang-orang
beriman.
Pasal 3
1. Banu 'Awf (dari Yatsrib) tetap mempunyai hak asli mereka, tanggung
menanggung uang tebusan darah (diyat).
2. Dan setiap keluarga dari mereka membayar bersama akan uang tebusan dengan
baik dan adil di antara orang-orang beriman.
Pasal 4
1. Banu Sa'idah (dari Yatsrib) tetap atas hak asli mereka, tanggung menanggung
uang tebusan mereka.
2. Dan setiap keluarga dari mereka membayar bersama akan uang tebusan dengan
baik dan adil di antara orang-orang beriman.
Pasal 5
1. Banul-Harts (dari suku Yatsrib) tetap berpegang atas hak-hak asli mereka, saling
tanggung-menanggung untuk membayar uang tebusan darah (diyat) di antara
mereka.
2. Setiap keluarga (tha'ifah) dapat membayar tebusan dengan secara baik dan adil di
kalangan orang-orang beriman.
Pasal 6
1. Banu Jusyam (dari suku Yatsrib) tetap berpegang atas hak-hak asli mereka,
tanggung-menanggung membayar uang tebusan darah (diyat) di antara mereka.
2. Setiap keluarga (tha'ifah) dapat membayar tebusan dengan secara baik dan adil di
kalangan orang-orang beriman.
Pasal 7
1. Banu Najjar (dari suku Yatsrib) tetap berpegang atas hak-hak asli mereka,
tanggung-menanggung membayar uang tebusan darah (diyat) dengan secara baik
dan adil.
2. Setiap keluarga (tha'ifah) dapat membayar tebusan dengan secara baik dan adil di
kalangan orang beriman.
Pasal 8
1. Banu 'Amrin (dari suku Yatsrib) tetap berpegang atas hak-hak asli mereka,
tanggung-menanggung membayar uang tebusan darah (diyat) di antara mereka.
2. Setiap keluarga (tha'ifah) dapat membayar tebusan dengan secara baik dan
adil di kalangan orang-orang beriman.
Pasal 9
1. Banu An-Nabiet (dari suku Yatsrib) tetap berpegang atas hak-hak asli mereka,
tanggung-menanggung membayar uang tebusan darah (diyat) di antara mereka.
2. Setiap keluarga (tha'ifah) dapat membayar tebusan dengan secara baik dan adil di
kalangan orang-orang beriman.
Pasal 10
1. Banu Aws (dari suku Yatsrib) berpegang atas hak-hak asli mereka, tanggung-
menanggung membayar uang tebusan darah (diyat) di antara mereka.
2. Setiap keluarga (tha'ifah) dapat membayar tebusan dengan secara baik dan adil di
kalangan orang-orang beriman.
III
PERSATUAN SEAGAMA
Pasal 11
Sesungguhnya orang-orang beriman tidak akan melalaikan tanggungjawabnya untuk
memberi sumbangan bagi orang-orang yang berhutang, karena membayar uang tebusan
darah dengan secara baik dan adil di kalangan orang-orang beriman.
Pasal 12
Tidak seorang pun dari orang-orang yang beriman dibolehkan membuat persekutuan
dengan teman sekutu dari orang yang beriman lainnya, tanpa persetujuan terlebih dahulu
dari padanya.
Pasal 13
1. Segenap orang-orang beriman yang bertaqwa harus menentang setiap orang yang
berbuat kesalahan , melanggar ketertiban, penipuan, permusuhan atau pengacauan
di kalangan masyarakat orang-orang beriman.
2. Kebulatan persatuan mereka terhadap orang-orang yang bersalah merupakan
tangan yang satu, walaupun terhadap anak-anak mereka sendiri.
Pasal 14
1. Tidak diperkenankan seseorang yang beriman membunuh seorang beriman
lainnya karena lantaran seorang yang tidak beriman.
2. Tidak pula diperkenankan seorang yang beriman membantu seorang yang kafir
untuk melawan seorang yang beriman lainnya.
Pasal 15
1. Jaminan Allah adalah satu dan merata, melindungi nasib orang-orang yang lemah.
2. Segenap orang-orang yang beriman harus jamin-menjamin dan setiakawan
sesama mereka daripada (gangguan) manusia lainnya.
IV
PERSATUAN SEGENAP WARGANEGARA
Pasal 16
Bahwa sesungguhnya kaum-bangsa Yahudi yang setia kepada (negara) kita, berhak
mendapatkan bantuan dan perlindungan, tidak boleh dikurangi haknya dan tidak boleh
diasingkan dari pergaulan umum.
Pasal 17
1. Perdamaian dari orang-orang beriman adalah satu
2. Tidak diperkenankan segolongan orang-orang yang beriman membuat perjanjian
tanpa ikut sertanya segolongan lainnya di dalam suatu peperangan di jalan Allah,
kecuali atas dasar persamaan dan adil di antara mereka.
Pasal 18
Setiap penyerangan yang dilakukan terhadap kita, merupakan tantangan terhadap
semuanya yang harus memperkuat persatuan antara segenap golongan.
Pasal 19
1. Segenap orang-orang yang beriman harus memberikan pembelaan atas tiap-tiap
darah yang tertumpah di jalan Allah.
2. Setiap orang beriman yang bertaqwa harus berteguh hati atas jalan yang baik dan
kuat.
Pasal 20
1. Perlindungan yang diberikan oleh seorang yang tidak beriman (musyrik) terhadap
harta dan jiwa seorang musuh Quraisy, tidaklah diakui.
2. Campur tangan apapun tidaklah diijinkan atas kerugian seorang yang beriman.
Pasal 21
1. Barangsiapa yang membunuh akan seorang yang beriman dengan cukup bukti
atas perbuatannya harus dihukum bunuh atasnya, kecuali kalau wali (keluarga
yang berhak) dari si terbunuh bersedia dan rela menerima ganti kerugian (diyat).
2. Segenap warga yang beriman harus bulat bersatu mengutuk perbuatan itu, dan
tidak diijinkan selain daripada menghukum kejahatan itu.
Pasal 22
1. Tidak dibenarkan bagi setiap orang yang mengakui piagam ini dan percaya
kepada Allah dan hari akhir, akan membantu orang-orang yang salah, dan
memberikan tempat kediaman baginya.
2. Siapa yang memberikan bantuan atau memberikan tempat tinggal bagi
pengkhianat-pengkhianat negara atau orang-orang yang salah, akan mendapatkan
kutukan dan kemurkaan Allah di hari kiamat nanti, dan tidak diterima segala
pengakuan dan kesaksiannya.
Pasal 23
Apabila timbul perbedaan pendapat di antara kamu di dalam suatu soal, maka
kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Allah dan (keputusan) Muhammad SAW.
V
GOLONGAN MINORITI
Pasal 24
Warganegara (dari golongan) Yahudi memikul biaya bersama-sama dengan kaum
beriman, selama negara dalam peperangan.
Pasal 25
1. Kaum Yahudi dari suku 'Awf adalah satu bangsa-negara (ummat) dengan warga
yang beriman.
2. Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum Muslimin bebas
memeluk agama mereka.
3. Kebebasan ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka,
dan diri mereka sendiri.
4. Kecuali kalau ada yang mengacau dan berbuat kejahatan, yang menimpa diri
orang yang bersangkutan dan keluarganya.
Pasal 26
Kaum Yahudi dari Banu Najjar diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf
di atas
Pasal 27
Kaum Yahudi dari Banul-Harts diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf
di atas
Pasal 28
Kaum Yahudi dari Banu Sa'idah diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf
di atas
Pasal 29
Kaum Yahudi dari Banu Jusyam diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf
di atas
Pasal 30
Kaum Yahudi dari Banu Aws diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf di
atas
Pasal 31
1. Kaum Yahudi dari Banu Tsa'labah, diperlakukan sama seperti kaum yahudi dari
Banu 'Awf di atas
2. Kecuali orang yang mengacau atau berbuat kejahatan, maka ganjaran dari
pengacauan dan kejahatannya itu menimpa dirinya dan keluarganya.
Pasal 32
Suku Jafnah adalah bertali darah dengan kaum Yahudi dari Banu Tsa'labah, diperlakukan
sama seperti Banu Tsa'labah
Pasal 33
1. Banu Syuthaibah diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf di atas.
2. Sikap yang baik harus dapat membendung segala penyelewengan.
Pasal 34
Pengikut-pengikut/sekutu-sekutu dari Banu Tsa'labah, diperlakukan sama seperti Banu
Tsa'labah.
Pasal 35
Segala pegawai-pegawai dan pembela-pembela kaum Yahudi, diperlakukan sama seperti
kaum Yahudi.
VI
TUGAS WARGA NEGARA
Pasal 36
1. Tidak seorang pun diperbolehkan bertindak keluar, tanpa ijinnya Muhammad
SAW.
2. Seorang warga negara dapat membalaskan kejahatan luka yang dilakukan orang
kepadanya
3. Siapa yang berbuat kejahatan, maka ganjaran kejahatan itu menimpa dirinya dan
keluarganya, kecuali untuk membela diri
4. Allah melindungi akan orang-orang yang setia kepada piagam ini
Pasal 37
1. Kaum Yahudi memikul biaya negara, sebagai halnya kaum Muslimin memikul
biaya negara
2. Di antara segenap warga negara (Yahudi dan Muslimin) terjalin pembelaan untuk
menentang setiap musuh negara yang memerangi setiap peserta dari piagam ini
3. Di antara mereka harus terdapat saling nasihat-menasihati dan berbuat kebajikan,
dan menjauhi segala dosa
4. Seorang warga negara tidaklah dianggap bersalah, karena kesalahan yang dibuat
sahabat/sekutunya
5. Pertolongan, pembelaan, dan bantuan harus diberikan kepada orang/golongan
yang teraniaya
Pasal 38
Warga negara kaum Yahudi memikul biaya bersama-sama warganegara yang beriman,
selama peperangan masih terjadi
VII
MELINDUNGI NEGARA
Pasal 39
Sesungguhnya kota Yatsrib, Ibukota Negara, tidak boleh dilanggar kehormatannya oleh
setiap peserta piagam ini
Pasal 40
Segala tetangga yang berdampingan rumah, harus diperlakukan sebagai diri-sendiri, tidak
boleh diganggu ketenteramannya, dan tidak diperlakukan salah
Pasal 41
Tidak seorang pun tetangga wanita boleh diganggu ketenteraman atau kehormatannya,
melainkan setiap kunjungan harus dengan ijin suaminya
VIII
PIMPINAN NEGARA
Pasal 42
1. Tidak boleh terjadi suatu peristiwa di antara peserta piagam ini atau terjadi
pertengkaran, melainkan segera dilaporkan dan diserahkan penyelesaiannya
menurut (hukum ) Allah dan (kebijaksanaan) utusan-Nya, Muhammad SAW
2. Allah berpegang teguh kepada piagam ini dan orang-orang yang setia kepadanya
Pasal 43
Sesungguhnya (musuh) Quraisy tidak boleh dilindungi, begitu juga segala orang yang
membantu mereka
Pasal 44
Di kalangan warga negara sudah terikat janji pertahanan bersama untuk menentang setiap
agresor yang menyergap kota Yatsrib
IX
POLITIK PERDAMAIAN
Pasal 45
1. Apabila mereka diajak kepada perdamaian (dan) membuat perjanjian damai
(treaty), mereka tetap sedia untuk berdamai dan membuat perjanjian damai
2. Setiap kali ajakan perdamaian seperti demikian, sesungguhnya kaum yang
beriman harus melakukannya, kecuali terhadap orang (negara) yang menunjukkan
permusuhan terhadap agama (Islam)
3. Kewajiban atas setiap warganegara mengambil bahagian dari pihak mereka untuk
perdamaian itu
Pasal 46
1. Dan sesungguhnya kaum Yahudi dari Aws dan segala sekutu dan simpatisan
mereka, mempunyai kewajiban yang sama dengan segala peserta piagam untuk
kebaikan (perdamaian) itu
2. Sesungguhnya kebaikan (perdamaian) dapat menghilangkan segala kesalahan
X
PENUTUP
Pasal 47
1. Setiap orang (warganegara) yang berusaha, segala usahanya adalah atas dirinya
2. Sesungguhnya Allah menyertai akan segala peserta dari piagam ini, yang
menjalankannya dengan jujur dan sebaik-baiknya
3. Sesungguhnya tidaklah boleh piagam ini dipergunakan untuk melindungi orang-
orang yang zalim dan bersalah
4. Sesungguhnya (mulai saat ini), orang-orang yang bepergian (keluar), adalah aman
5. Dan orang yang menetap adalah aman pula, kecuali orang-orang yang dhalim dan
berbuat salah
6. Sesungguhnya Allah melindungi orang (warganegara) yang baik dan bersikap
taqwa (waspada)
7. Dan (akhirnya) Muhammad adalah Pesuruh Allah, semoga Allah mencurahkan
shalawat dan kesejahteraan atasnya