Está en la página 1de 18

Agama

Kelas

8a
Semester
gasa
PERILAKU TERCELA
Macam-macam dari perilaku tercela itu adalah sebagai berikut:

1. Ghadab [Marah]

Marah adalah suatu sifat seseorang yang amat tidak terpuji karena
sifat itu merupakan sifat yang paling disenangi setan . Bila manusia marah
maka syetan bisa mempermainkannya seperti anak-anak mempermainkan
kelereng atau bola. Orang marah adalah orang yang sangat lemah di hadapan
syetan.Marah bisa terjadi karena tersinggung perasaanya ,ternodai
kehormatannya dan diperlakukan tidak sepantasnya.

Contoh perilaku ghadab :

1. Sering melakukan perbuatan kasar


2. mudah tersinggung dengan perkataan orang lain sehingga terjadi
percekcokan

3. tidak menyelesaikan masalah dengan kepala dingin

4. mudah tersinggung emosi

2. Hasad [dengki]

Hasad adalah perasaan benci / iri yang dimiliki seseorang bila melihat
orang lain mendapatkan keberuntungan sehingga dia melekukan usaha
mempengaruhi orang lain supaya tidak supaya tidak senang kepada orang yang
memperoleh keberuntungan. Rasulullah bersabda:” Cintamu terhadap sesuatu
bisa menjadikanmu buta dan tuli” Mata yang bisa mengenali pintu masuknya
syetan akan menjadi buta bila ditutupi oleh sifat hasad dan ketamakan
sehingga tidak melihat.

Contoh perilaku Hasad:

1. tidak mensyukuri nikmat allah


2. selalu mencelakakan orang lain
3. tidak senag melihat orang lain bahagia

3. Ghibah [menggunjing]

Ghibah adalah membicarakan keburukan / kekurangan orang lain

Allah berfirman dalam Surat Al Hujuroot 12 sbb.:

        


          
          
    
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.

Rasulullah pernah bersabda: Jauhillah tempat-tempat yang bisa memunculkan


prasangka buruk.

Kalau ada orang yang selalu suudzdzon dan selalu mencari cela orang lain maka
sebenarnya ia adalah orang yang batinnya rusak. Orang mukmin senantiasa
mencari maaf dan ampunan tetapi orang munafik selalu mencari cela orang
lain.

4.Ananiah [egois]

Ananiah:suatu sifat yang mementingkan dirinya sendiri dari pada


mementingkan orang lain.Bila ada temanya yang memerlukan bantuan ia tidak
mau membatu palah memikirkan pekerjaannya.karena itu egois merupakan
sifat yang melekat pada setiap manusia.

Sabda nabi :”jika kamu melihat orang–orang yang suka memuji diri
maka taburlah debu pada wajah mereka “[H.R.Muslim] .
5.Namimah [mengadu domba]

Naminah adalah menyebar fitnah antara orang satu dengan orang lain tujuan
agar saling bermusuhan .firman allah dalam surat Al-Taubah:

        


       
 

Artinya: Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak


menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan
bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan
kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat
suka mendengarkan perkataan mereka. dan Allah mengetahui orang-orang
yang zalim.

6 Perut kenyang

Rasa kenyang menguatkan syahwat yang menjadi senjata syetan. Dalam satu
riwayat disebutkan bahwa Iblis pernah menampakkan diri di hadapan Nabi
Yahya bin Zakariyya a.s. Beliau melihat pada syetan beberapa belenggu dan
gantungan pemberat untuk segala sesuatu seraya bertanya. Wahai iblis
belenggu dan pemberat apa ini? Syetan menjawab: Ini adalah syahwat yang
aku gunakan untuk menggoda anak cucu Adam.Yahya bertanya: Apa
hubungannya pemberat ini dengan manusia ? Syetan menjawab: Bila kamu
kenyang maka aku beri pemberat sehingga engkau enggan untuk sholat dan
dzikir. Yahya bertanya lagi: Apa lainnya? Tidak ada! Jawab syetan. Kemudian
Nabi Yahya berkata:

“Demi Allah aku tidak akan mengenyangkan perutku dengan makanan


selamanya.
Iblis berkata. Demi Allah saya tidak akan memberi nasehat pada orang
muslim selamanya.”
Kebanyakan makan mengakibatkan munculnya enam hal tercela:

1. Menghilangkan rasa takut kepada Allah dari hatinya.


2. Menghilangkan rasa kasih sayang kepada makhluk lain karena ia
mengira bahwa semua makhluk sama kenyangnya dengan dirinya.
3. Mengganggu ketaatan kepada Allah
4. Bila mendengarkan ucapan hikmah ia tidak mendapatkan kelembutan
5. Bila ia bicara tentang ilmu maka pembicaraannya tidak bisa menembus
hati manusia.
6. Akan terkena banyak penyakit jasmani dan rohani

7. Kikir dan takut miskin.

Sifat kikir ini mencegah seseorang untuk memberikan infaq atau sedekah dan
selalu menyeru untuk menumpuk harta kekayaan dan siksa yang pedih adalah
janji orang yang menumpuk harta kekayaan tanpa memberikan haknya kepada
fakir miskin. Khaitsamah bin Abdur Rahman pernah berkata: Sesungguhnya
syaitan berkata: Anak cucu Adam tidak akan mengalahkanku dalama tiga hal
perintahku: Aku perintahkan untuk mengambil harta dengan tanpa hak,
menginfakkannya dengan tanpa hak dan menghalanginya dar hak kewajibannya
(zakat).

Sufyan berkata: Syetan tidak mempunyai senjata sehebat senjata rasa


takutnya manusia dari kemiskinan. Apabila ia menerima sifat ini maka ia
mengambil harta tanpa hak dan menghalanginya dari kewajiban zakatnya.

Piagam Madinah
adalah sebuah loncatan besar pemikiran modern yang dibuat oleh Muhammad
sebagai perwakilan dunia timur di saat bangsa barat berkutat dalam abad
kegelapan yang berkepanjangan. Bahkan piagam ini secara argumentatif telah
dapat dianggap sebagai konstitusi atau undang-undang dasar tertulis pertama
di dunia dengan berbagai kelebihan yang salah satunya: sebagai naskah
tertulis pertama yang mengakomodasi hak-hak dasar atau asasi manusia
(HAM) terutama dalam kebebasan memilih agama.

Berdirinya Negara-Kota Madinah

Terbentuknya Negara-Kota Madinah dapat dijelaskan dengan Teori


Perjanjian (Kontrak) Sosial yang diajukan oleh Thomas Hobbes dalam bukunya
Leviathan, John Locke, dan Jean-Jacques Rousseau dalam The Social
Contract Or Principles Of Political Right. Ketiganya menjelaskan sebuah teori
yang sebenarnya memiliki prinsip yang sama. Dalam teori tersebut dijelaskan
bahwa masyarakat pada awalnya berada dalam tahap naturalis dengan konsep
homohominilupus ‘manusia sebagai serigala bagi yang lainnya’. Dalam
perkembangannya, tahapan ini bergerak ke dalam billum omnium contra omnes
‘perang semua melawan semua’. Dua kondisi ini terlihat pada masa pra-perang
saudara maupun dalam proses perang saudara di Yastrib antara suku ‘Aws dan
Khazraj yang dipecah belah oleh beberapa suku beragama Yahudi yang berada
di kota tersebut.

Tahapan pun berkembang menuju kesadaran manusia untuk mencari solusi


agar dapat hidup bersama. Dalam tahap ini, suku ‘Aws dan Khazraj yang sudah
mulai bosan dengan peperangan memilih Muhammad yang berada di Kota
Makkah sebagai pihak netral yang akan menjadi mediator konflik. Muhammad
pun mengirimkan satu orang delegasinya, Mush’ab bin ‘Umair, sebagai
perwakilannya di Yastrib. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh
Muhammad untuk mempersiapkan “rumah” baru bagi dakwahnya menggantikan
situasi Kota Makkah yang tidak kondusif untuk mengembangkan dakwah.

Mush’ab pun berhasil dan rakyat Yastrib mencapai tahapan perjanjian faktum
unionis, perang dan permusuhan usai. Dalam beberapa tahun berikutnya,
Yastrib telah berkembang dan telah memiliki pendukung terpentingnya
sebagai negara: persatuan dan kesatuan rakyat. Muhammad yang telah
populer di sana kemudian berhijrah menuju kota tersebut dan mayoritas
rakyat Yastrib menerimanya sebagai pemimpin. Ketika itu, beberapa suku
beragama Yahudi dan sebagian suku arab di Yastrib masih belum bisa
menerima hal ini. Dengan niat yang luhur dan karakter kepemimpinan yang
superior, Muhammad mengunjungi seluruh suku tersebut untuk mendengar
kebutuhan dan kepentingan mereka. Pada akhirnya, pada tahun 622 M,
mereka pun menerima Piagam Madinah sebagai pelindung bagi hak dan
kepentingan mereka sebagai rakyat Madinah.

Piagam Madinah sebagai undang-undang dasar telah:


 • secara tidak langsung, mendeklarasikan Yastrib bertransformasi
menjadi Negara-Kota Madinah (City-State of Madinah);
 • membangun aturan-aturan pemerintahan;
 • mengamanatkan isu-isu sosial yang spesifik yang dapat mengubur
perpecahan yang telah lama terjadi di kota itu;
 • mengamanatkan perlindungan terhadap hak dan kewajiban warga
negara; dan
 • mengamanatkan penyediaan pelayanan hukum yang adil bagi semua
pihak sehingga tidak ada lagi penyelesaian masalah dengan aksi-aksi
militer dari masing-masing suku.

Dengan demikian, berdirilah Madinah pada tahap faktum subjektionis,


penyerahan kekuasaan rakyat kepada pemimpinnya sebagai penjaga perjanjian
atau hasil konsensus yang bernama Konstitusi atau Piagam Madinah.

Konstitusi dan Piagam Madinah

Pada pembukaan, penulis menyatakan bahwa lahirnya Piagam Madinah


merupakan loncatan besar pemikiran modern di masa itu. Tanpa disadari oleh
Muhammad dan rakyat Madinah, mereka telah mempunyai sebuah undang-
undang dasar atau konstitusi pertama yang tertulis dan terkodifikasi. Hal ini
dapat dijelaskan karena istilah konstitusi atau undang-undang dasar tidak
pernah dikenal oleh bangsa Arab pada abad ke-7 M. Artinya, mereka
melakukan penemuan yang bersifat mandiri. Istilah konsitusi memang sudah
dikenal sejak negara-negara kota Yunani menganut paham demokrasi pada
abad ke-6 SM. Namun, seiring perkembangan waktu, istilah ini juga tenggelam
ketika Eropa memasuki abad kegelapan mereka.

Penggolongan Piagam Madinah sebagai konstitusi baru lahir setelah ilmu yang
mempelajari tentang hukum mulai lebih berkembang sejak masa Renaissance
di Eropa sampai masa kini. Berikut ini adalah beberapa definisi konstitusi
dari berbagai sumber.
1. • Constitution: law determining the fundamental political principles of
a government ‘Konstitusi: hukum yang menetapkan prinsip-prinsip
politik fundamental dari sebuah pemerintahan’.
(http://www.thefreedictionary.com/constitution)
2. • Kostitusi adalah segala ketentuan dan aturan mengenai
ketatanegaraan (undang-undang dasar). (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1998)
3. • “Konstitusi” (“Dustur”): undang-undang yang menentukan bentuk
negara, mengatur sistem pemerintahan, pembagian kekuasaan, dan
wewenang badan-badan pemerintahan. “Undang-undang” (“i]Qanun[/i]”):
ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan yang dibuat oleh
pemerintah dan mempunyai kekuatan yang mengikat dalam mengatur
hubungan sosial masyarakat. (Mitsaaqul Ummah halaman 5)

Dengan mengacu pada definisi “konstitusi” yang telah dituliskan dan


dibandingkan dengan isi dari Piagam Madinah, dapat disimpulkan bahwa
Piagam Madinah adalah sebuah konstitusi yang mendasari penyelenggaraan
sebuah negara-kota yang bernama Madinah. Komponen bentuk negara terlihat
pasal 2 (didasarkan pada pembagian pasal oleh A.Guillaume dalam bukunya
The Life of Muhammad) yang menjelaskan Madinah adalah negara di suatu
wilayah unik dan spesifik. Dalam pasal-pasal berikutnya maupun berdasarkan
pada dokumen-dokumen tertulis tentang praktek Piagam Madinah, dapat
dianalisis bahwa Madinah adalah negara berstruktur federal dengan otoritas
terpusat. Praktek bentuk federasi mini ini adalah membagi Madinah dalam 20
distrik yang masing dipimpin oleh seorang naqib, kepala distrik, dan ‘arif,
wakilnya.

Komponen pengaturan sistem pemerintahan, pembagian kekuasaan, dan


wewenang badan-badan pemerintahan terlihat dengan pemberian otonomi
penuh (kecuali dalam masalah pertahanan dan ketahanan negara) pada masing-
masing suku dan golongan (terutama suku-suku Yahudi yang cukup dominan di
Madinah ketika itu) untuk menjalankan hukumnya sendiri. Ini mirip dengan
kebebasan untuk mengatur perda di negara kita dan bahkan jauh lebih bebas
seperti halnya undang-undang federal di negara-negara federasi modern.
Hanya masalah-masalah pelik yang tidak bisa diselesaikan oleh pihak-pihak
federal bisa langsung diputuskan oleh Muhammad. Ini tergambar dalam suatu
peristiwa yang dicatat ketika kaum Yahudi kebingungan untuk memutuskan
hukuman pada dua orang yang terbukti berzina. Kemudian mereka pun
mendatangi Muhammad untuk meminta keputusan, tetapi Muhammad
menyerahkan keputusan tersebut kembali merujuk pada kitab suci Yahudi
sendiri, dan akhirnya hukuman rajam diberikan pada dua orang pasangan yang
berzina itu dengan dilakukan oleh kaumnya sendiri.

Loncatan modern lainnya yang terjadi pada Piagam Madinah ini adalah
pengakuan tertulis akan kebebasan setiap orang untuk memilih agama pada
Pasal 25 (masih menurut pembagian pasal oleh A.Guillaume). Berdasarkan
hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh Muhammad menunjukkan distribusi
agama rakyat Negara-Kota Madinah adalah sebagai berikut.
1. Penduduk beragama Islam sebanyak 1.500 jiwa.
2. Penduduk beragama Yahudi sebanyak 4000 jiwa.
3. Penduduk musyrik penyembah berhala sebanyak 4500… jiwa.

Dengan total penduduk sebanyak sekitar 10.000 jiwa yang cukup plural dari
segi distribusi pemeluk agama, Muhammad bersama Cyrus The Great dan
Alexander The Great menjadi pemimpin-pemimpin awal yang menjadi pionir
tumbuhnya toleransi antar umat beragama di dunia. Toleransi ini berhasil
dipertahankan bahkan diteruskan oleh pemimpin-pemimpin Islam berikutnya,
kecuali beberapa tiran yang sempat menjadi khalifah di negara Islam.
Keluhuran nilai toleransi ini diperlihatkan dengan sangat sempurna ketika
tanah Hispania (Spanyol) dikuasai oleh kekhalifahan Islam.

Di masa Muhammad SAW sendiri, kaum Yahudi Madinah pada awalnya


memberontak karena sentimen negatif mereka pada muslim yang terlihat
dalam beberapa pengkhianatan mereka pada saat Madinah digempur oleh
musuh. Namun setelah Negara-Kota Madinah dibawah kepemimpinan
Muhammad berhasil mepersatukan seluruh Arab, Yahudi tetap diterima untuk
tinggal di tanah Arab, kecuali di dua kota Makkah dan Madinah.

Konstitusi Tertulis Pertama di Dunia

Dari berbagai hukum dan undang-undang pernah ditulis oleh manusia sebelum
tahun 622 M, sebagian belum bisa dikategorikan sebagai konstitusi dan
sebagian lagi adalah konstitusi, tetapi belum dituliskan. Berikut ini adalah
beberapa undang-undang sebelum Piagam Madinah yang belum bisa
dikategorikan sebagai konstitusi.
 • Kitab Undang-Undang Ur-Nammu (Code of Ur-Nammu) dan Kitab
Undang-Undang Hammurabi (Code of Hammurabi) adalah kitab undang-
undang dari tahun 2000-an sebelumMasehi. Dilanjutkan dengan Kitab
Undang-Undang Hittite (Hittite Code) dan Kitab Undang-Undang
Assyria (Assyrian Code) yang merupakan undang-undang yang
masyarakat Mesopotamia kuno setelah dua undang-undang di atas.
 • Silinder Cyrus, merupakan silinder batu dengan pahatan undang-
undang.
 • Berbagai undang-undang negara Romawi: [i]Twelve Tables, Codex
Theodosianus, Codex repetitæ prælectionis, dan lain-lain.
 • Berbagai undang-undang bangsa Jerman: Lex Burgundonium dan lain-
lain.

Semua undang-undang di atas mayoritas hanya berisi pengaturan hubungan


antar warga dan hukum-hukum perdata dan pidana, sama sekali tidak memiliki
kelengkapan komponen sebagai konstitusi yang seharusnya memiliki lingkup
yang lebih fundamental daripada penjelasan detil dalam beberapa undang-
undang di atas.

Konstitusi yang pertama kali dibuat kemungkinan adalah konstitusi di negara-


negara kota Yunani sekitar abad ke-4 sampai ke-3 sebelum Masehi ketika
mereka mulai mengembangkan dan mempraktekkan demokrasi. Namun, bukti
teks tertulis dari konstitusi-konstitusi ini belum ditemukan sampai dengan
sekarang. Naskah-naskah yang ada hanyalah laporan atau penceritaan tentang
keberadaan konstitusi tersebut. Salah satunya adalah Constitution of Athens
yang ditulis oleh Aristoteles. Di dalamnya, diceritakan bahwa undang-undang
beberapa negara-kota Yunani sudah bisa dikategorikan sebagai konstitusi
dengan adanya komponen hukum fundamental negara-kota yang berkaitan.

Beberapa ahli sejarah, politik, dan hukum di masa ini memberikan juga
pendapatnya tentang Piagam Madinah. Berikut ini adalah beberapa di
antaranya.
• Dr Muhammad Hamidullah menuliskan pendapatnya dalam buku-buku yang
ia tulis.
Dalam buku The First Written Constitution of the World, ia menulis,
"Undang Undang Dasar negara tertulis pertama yang pernah dikemukakan
oleh penguasa dalam sejarah ummat manusia ternyata diumumkan oleh Nabi
Muhammad saw, yakni pada tahun pertama Hijrah (622 M), sekarang Undang
Undang Dasar tersebut telah sampai di tangan kita."
Sedangkan dalam buku Muhammad Rasulullah, ia menulis, "...Pakta pertahanan
ini diperlukan sekali untuk membentuk negara kota di Madinah yang
berasaskan persekutuan, dengan otonomi yang sangat luas bagi setiap unitnya.
Keadilan pribadi hendak dibuang, permohonan dapat disampaikan kepada
Kepala Negara, yang juga mempunyai hak prerogatif untuk memutuskan siapa
yang boleh berperanserta dalam suatu ekspedisi. Perang dan damai tidak
dapat dibagi-bagi. Pertanggungan sosial dilembagakan berasaskan bentuk
piramida dari orang yang paling berat bebannya, seperti, tebusan nyawa bila
sipembunuh tidak dituntut nyawanya, dan tebusan untuk membebaskan
tawanan perang dari tangan musuh. Kebulatan suara kini dapat dicapai,
perbekalan dapat dikurangi dan undang undang dasar negara yang pertama
dalam sejarah dimaklumkan oleh pemimpin dunia, sampai sekarang kita masih
dapat menyaksikan pakta tersebut secara total".
• Selanjutnya Tor Andrae dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Theophil
Menzel kedalam bahasa Ingris dengan judul Muhammad, The Man and His
Faith, New York, 1960, halaman 136, menyatakan bahwa, “Perundang-
undangan jamaah (ummah) Madinah adalah naskah konstitusi yang pertama
yang sedikit demi sedikit dapat menjadikan Islam sebagai negara dunia dan
agama dunia...Barangsiapa yang tindakannya berlawanan dengan otoritas
keagamaan, maka ia tidak akan mendapat perlindungan dari familinya yang
terdekat sekalipun. Islam tidak hanya agama, tetapi juga merupakan
persaudaraan. 'Semata-mata orang beriman itu saling bersaudara..',
demikian pernyataan Al-Qur'an, Al-Hujurat,49:10."
• Jimly Asshiddiqie, Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia saat
tulisan ini dibuat, mengatakan kepada wartawan berita mahkamah konstitusi
pada tanggal 30 November 2007 di Jakarta, “Piagam Madinah merupakan
kontrak sosial tertulis pertama di dunia yang dapat disamakan dengan
konstitusi modern sebagai hasil dari prakteik nilai-nilai demokrasi. Dan hal itu
telah ada pada abad ke-6 saat Eropa masih berada dalam abad kegelapan.”
• Robert N.Bella menuliskan dalam bukunya Beyond Belief (1976) bahwa
Muhammad sebenarnya telah membuat lompatan yang amat jauh ke depan.
Dimulai dengan "proyek" Madinah yang dilandasi pada permulaan berdirinya
oleh "Konstitusi Madinah" ini, menurut Bella, Muhammad telah melahirkan
sesuatu yang untuk zaman dan tempatnya adalah sangat modern.
Dengan demikian, Piagam Madinah dapat dikatakan sebagai merupakan sebuah
konstitusi tertulis pertama di dunia. Lingkup amanat dan kemodernan
pemikiran ideologis yang dikandung di dalamnya merupakan suatu kemajuan
luar biasa di abad ke-7.

ISI PIAGAM MADINAH PADA ZAMAN


RASULULLAH SAW
Berikut adalah perlembagaan yang
ditulis oleh Rasulullah s.a.w ketika umat
Islam mendirikan sebuah negara Islam di
Madinah pada tahun 622 M. bersamaan
1 Hijriyah. Lahirnya negara ini menandakan bermulanya konsep sekaligus praktik sebuah
negara berperlembagaan pertama di dunia selain perlembagaan bertulis pertama dalam
sejarah. Sebelum itu tiada satu negara pun yang memiliki perlembagaan, kerana dalam
sistem monarki sabda raja adalah undang-undang. Dalam perlembagaan yang cukup maju
ini Rasulullah menggariskan beberapa prinsip yang penting dalam bernegara seperti
prinsip persamaan (pasal 2; 16),  keadilan (pasal 45; 47; 20; 36 ), persaudaraan dan
perpaduan (pasal 12; 14; 19; 37), kedaulatan hukum Shari’ah ( pasal 42; 23), kebebasan
bersuara atau amar makruf nahi munkar (pasal 13; 47), hak-hak dan kewajipan kaum
minoriti (25; 24; 36-38; 46), kewajipan rakyat dalam mempertahankan negara (18; 38;
46), kesetiaan kepada negara (pasal 37; 46), pengakuan Rasulullah sebagai ketua negara
dan ketua hakim (42; 23) dan lain-lain.
Dengan nama Allah Yang Maha pemurah lagi Maha pengasih.
Sesungguhnya ini adalah dokumen dari Muhammad pesuruh Allah, (yang mengurus
perhubungan) antara orang-orang beriman dan Islam (terdiri daripada) kaum Quraysh dan
Yathrib, dan mereka yang mengikuti dan bekerja bersama mereka.

PEMBENTUKAN UMMAT
Pasal 1

Sesungguhnya mereka adalah satu ummat, bebas dari (pengaruh dan kekuasaan) manusia
lainnya.
II
HAK ASASI MANUSIA
Pasal 2
Kaum Muhajirin dari Quraisy tetap mempunyai hak asli mereka, yaitu saling tanggung-
menanggung, membayar dan menerima uang tebusan darah (diyat) di antara mereka
(karena suatu pembunuhan), dengan cara yang baik dan adil di antara orang-orang
beriman.
Pasal 3
1. Banu 'Awf (dari Yatsrib) tetap mempunyai hak asli mereka, tanggung
menanggung uang tebusan darah (diyat).
2. Dan setiap keluarga dari mereka membayar bersama akan uang tebusan dengan
baik dan adil di antara orang-orang beriman.

Pasal 4
1. Banu Sa'idah (dari Yatsrib) tetap atas hak asli mereka, tanggung menanggung
uang tebusan mereka.
2. Dan setiap keluarga dari mereka membayar bersama akan uang tebusan dengan
baik dan adil di antara orang-orang beriman.

Pasal 5
1. Banul-Harts (dari suku Yatsrib) tetap berpegang atas hak-hak asli mereka, saling
tanggung-menanggung untuk membayar uang tebusan darah (diyat) di antara
mereka.
2. Setiap keluarga (tha'ifah) dapat membayar tebusan dengan secara baik dan adil di
kalangan orang-orang beriman.
Pasal 6
1. Banu Jusyam (dari suku Yatsrib) tetap berpegang atas hak-hak asli mereka,
tanggung-menanggung membayar uang tebusan darah (diyat) di antara mereka.
2. Setiap keluarga (tha'ifah) dapat membayar tebusan dengan secara baik dan adil di
kalangan orang-orang beriman.

Pasal 7
1. Banu Najjar (dari suku Yatsrib) tetap berpegang atas hak-hak asli mereka,
tanggung-menanggung membayar uang tebusan darah (diyat) dengan secara baik
dan adil.
2. Setiap keluarga (tha'ifah) dapat membayar tebusan dengan secara baik dan adil di
kalangan orang beriman.

Pasal 8
1. Banu 'Amrin (dari suku Yatsrib) tetap berpegang atas hak-hak asli mereka,
tanggung-menanggung membayar uang tebusan darah (diyat) di antara mereka.
2. Setiap keluarga (tha'ifah) dapat membayar tebusan dengan secara baik dan
adil di kalangan orang-orang beriman.

Pasal 9
1. Banu An-Nabiet (dari suku Yatsrib) tetap berpegang atas hak-hak asli mereka,
tanggung-menanggung membayar uang tebusan darah (diyat) di antara mereka.
2. Setiap keluarga (tha'ifah) dapat membayar tebusan dengan secara baik dan adil di
kalangan orang-orang beriman.

Pasal 10
1. Banu Aws (dari suku Yatsrib) berpegang atas hak-hak asli mereka, tanggung-
menanggung membayar uang tebusan darah (diyat) di antara mereka.
2. Setiap keluarga (tha'ifah) dapat membayar tebusan dengan secara baik dan adil di
kalangan orang-orang beriman.

III
PERSATUAN SEAGAMA

Pasal 11
Sesungguhnya orang-orang beriman tidak akan melalaikan tanggungjawabnya untuk
memberi sumbangan bagi orang-orang yang berhutang, karena membayar uang tebusan
darah dengan secara baik dan adil di kalangan orang-orang beriman.
Pasal 12
Tidak seorang pun dari orang-orang yang beriman dibolehkan membuat persekutuan
dengan teman sekutu dari orang yang beriman lainnya, tanpa persetujuan terlebih dahulu
dari padanya.
Pasal 13
1. Segenap orang-orang beriman yang bertaqwa harus menentang setiap orang yang
berbuat kesalahan , melanggar ketertiban, penipuan, permusuhan atau pengacauan
di kalangan masyarakat orang-orang beriman.
2. Kebulatan persatuan mereka terhadap orang-orang yang bersalah merupakan
tangan yang satu, walaupun terhadap anak-anak mereka sendiri.

Pasal 14
1. Tidak diperkenankan seseorang yang beriman membunuh seorang beriman
lainnya karena lantaran seorang yang tidak beriman.
2. Tidak pula diperkenankan seorang yang beriman membantu seorang yang kafir
untuk melawan seorang yang beriman lainnya.

Pasal 15
1. Jaminan Allah adalah satu dan merata, melindungi nasib orang-orang yang lemah.
2. Segenap orang-orang yang beriman harus jamin-menjamin dan setiakawan
sesama mereka daripada (gangguan) manusia lainnya.

IV
PERSATUAN SEGENAP WARGANEGARA
Pasal 16
Bahwa sesungguhnya kaum-bangsa Yahudi yang setia kepada (negara) kita, berhak
mendapatkan bantuan dan perlindungan, tidak boleh dikurangi haknya dan tidak boleh
diasingkan dari pergaulan umum.
Pasal 17
1. Perdamaian dari orang-orang beriman adalah satu
2. Tidak diperkenankan segolongan orang-orang yang beriman membuat perjanjian
tanpa ikut sertanya segolongan lainnya di dalam suatu peperangan di jalan Allah,
kecuali atas dasar persamaan dan adil di antara mereka.

Pasal 18
Setiap penyerangan yang dilakukan terhadap kita, merupakan tantangan terhadap
semuanya yang harus memperkuat persatuan antara segenap golongan.
Pasal 19
1. Segenap orang-orang yang beriman harus memberikan pembelaan atas tiap-tiap
darah yang tertumpah di jalan Allah.
2. Setiap orang beriman yang bertaqwa harus berteguh hati atas jalan yang baik dan
kuat.

Pasal 20
1. Perlindungan yang diberikan oleh seorang yang tidak beriman (musyrik) terhadap
harta dan jiwa seorang musuh Quraisy, tidaklah diakui.
2. Campur tangan apapun tidaklah diijinkan atas kerugian seorang yang beriman.

Pasal 21
1. Barangsiapa yang membunuh akan seorang yang beriman dengan cukup bukti
atas perbuatannya harus dihukum bunuh atasnya, kecuali kalau wali (keluarga
yang berhak) dari si terbunuh bersedia dan rela menerima ganti kerugian (diyat).
2. Segenap warga yang beriman harus bulat bersatu mengutuk perbuatan itu, dan
tidak diijinkan selain daripada menghukum kejahatan itu.

Pasal 22
1. Tidak dibenarkan bagi setiap orang yang mengakui piagam ini dan percaya
kepada Allah dan hari akhir, akan membantu orang-orang yang salah, dan
memberikan tempat kediaman baginya.
2. Siapa yang memberikan bantuan atau memberikan tempat tinggal bagi
pengkhianat-pengkhianat negara atau orang-orang yang salah, akan mendapatkan
kutukan dan kemurkaan Allah di hari kiamat nanti, dan tidak diterima segala
pengakuan dan kesaksiannya.

Pasal 23
Apabila timbul perbedaan pendapat di antara kamu di dalam suatu soal, maka
kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Allah dan (keputusan) Muhammad SAW.
V
GOLONGAN MINORITI
Pasal 24
Warganegara (dari golongan) Yahudi memikul biaya bersama-sama dengan kaum
beriman, selama negara dalam peperangan.
Pasal 25
1. Kaum Yahudi dari suku 'Awf adalah satu bangsa-negara (ummat) dengan warga
yang beriman.
2. Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum Muslimin bebas
memeluk agama mereka.
3. Kebebasan ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka,
dan diri mereka sendiri.
4. Kecuali kalau ada yang mengacau dan berbuat kejahatan, yang menimpa diri
orang yang bersangkutan dan keluarganya.

Pasal 26
Kaum Yahudi dari Banu Najjar diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf
di atas
Pasal 27
Kaum Yahudi dari Banul-Harts diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf
di atas
Pasal 28
Kaum Yahudi dari Banu Sa'idah diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf
di atas
Pasal 29
Kaum Yahudi dari Banu Jusyam diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf
di atas
Pasal 30
Kaum Yahudi dari Banu Aws diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf di
atas
Pasal 31
1. Kaum Yahudi dari Banu Tsa'labah, diperlakukan sama seperti kaum yahudi dari
Banu 'Awf di atas
2. Kecuali orang yang mengacau atau berbuat kejahatan, maka ganjaran dari
pengacauan dan kejahatannya itu menimpa dirinya dan keluarganya.

Pasal 32
Suku Jafnah adalah bertali darah dengan kaum Yahudi dari Banu Tsa'labah, diperlakukan
sama seperti Banu Tsa'labah
Pasal 33
1. Banu Syuthaibah diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf di atas.
2. Sikap yang baik harus dapat membendung segala penyelewengan.

Pasal 34
Pengikut-pengikut/sekutu-sekutu dari Banu Tsa'labah, diperlakukan sama seperti Banu
Tsa'labah.
Pasal 35
Segala pegawai-pegawai dan pembela-pembela kaum Yahudi, diperlakukan sama seperti
kaum Yahudi.
VI
TUGAS WARGA NEGARA
Pasal 36
1. Tidak seorang pun diperbolehkan bertindak keluar, tanpa ijinnya Muhammad
SAW.
2. Seorang warga negara dapat membalaskan kejahatan luka yang dilakukan orang
kepadanya
3. Siapa yang berbuat kejahatan, maka ganjaran kejahatan itu menimpa dirinya dan
keluarganya, kecuali untuk membela diri
4. Allah melindungi akan orang-orang yang setia kepada piagam ini

Pasal 37
1. Kaum Yahudi memikul biaya negara, sebagai halnya kaum Muslimin memikul
biaya negara
2. Di antara segenap warga negara (Yahudi dan Muslimin) terjalin pembelaan untuk
menentang setiap musuh negara yang memerangi setiap peserta dari piagam ini
3. Di antara mereka harus terdapat saling nasihat-menasihati dan berbuat kebajikan,
dan menjauhi segala dosa
4. Seorang warga negara tidaklah dianggap bersalah, karena kesalahan yang dibuat
sahabat/sekutunya
5. Pertolongan, pembelaan, dan bantuan harus diberikan kepada orang/golongan
yang teraniaya

Pasal 38
Warga negara kaum Yahudi memikul biaya bersama-sama warganegara yang beriman,
selama peperangan masih terjadi
VII
MELINDUNGI NEGARA
Pasal 39
Sesungguhnya kota Yatsrib, Ibukota Negara, tidak boleh dilanggar kehormatannya oleh
setiap peserta piagam ini
Pasal 40
Segala tetangga yang berdampingan rumah, harus diperlakukan sebagai diri-sendiri, tidak
boleh diganggu ketenteramannya, dan tidak diperlakukan salah
Pasal 41
Tidak seorang pun tetangga wanita boleh diganggu ketenteraman atau kehormatannya,
melainkan setiap kunjungan harus dengan ijin suaminya
VIII
PIMPINAN NEGARA
Pasal 42
1. Tidak boleh terjadi suatu peristiwa di antara peserta piagam ini atau terjadi
pertengkaran, melainkan segera dilaporkan dan diserahkan penyelesaiannya
menurut (hukum ) Allah dan (kebijaksanaan) utusan-Nya, Muhammad SAW
2. Allah berpegang teguh kepada piagam ini dan orang-orang yang setia kepadanya

Pasal 43
Sesungguhnya (musuh) Quraisy tidak boleh dilindungi, begitu juga segala orang yang
membantu mereka
Pasal 44
Di kalangan warga negara sudah terikat janji pertahanan bersama untuk menentang setiap
agresor yang menyergap kota Yatsrib

IX
POLITIK PERDAMAIAN
Pasal 45
1. Apabila mereka diajak kepada perdamaian (dan) membuat perjanjian damai
(treaty), mereka tetap sedia untuk berdamai dan membuat perjanjian damai
2. Setiap kali ajakan perdamaian seperti demikian, sesungguhnya kaum yang
beriman harus melakukannya, kecuali terhadap orang (negara) yang menunjukkan
permusuhan terhadap agama (Islam)
3. Kewajiban atas setiap warganegara mengambil bahagian dari pihak mereka untuk
perdamaian itu

Pasal 46
1. Dan sesungguhnya kaum Yahudi dari Aws dan segala sekutu dan simpatisan
mereka, mempunyai kewajiban yang sama dengan segala peserta piagam untuk
kebaikan (perdamaian) itu
2. Sesungguhnya kebaikan (perdamaian) dapat menghilangkan segala kesalahan

X
PENUTUP
Pasal 47
1. Setiap orang (warganegara) yang berusaha, segala usahanya adalah atas dirinya
2. Sesungguhnya Allah menyertai akan segala peserta dari piagam ini, yang
menjalankannya dengan jujur dan sebaik-baiknya
3. Sesungguhnya tidaklah boleh piagam ini dipergunakan untuk melindungi orang-
orang yang zalim dan bersalah
4. Sesungguhnya (mulai saat ini), orang-orang yang bepergian (keluar), adalah aman
5. Dan orang yang menetap adalah aman pula, kecuali orang-orang yang dhalim dan
berbuat salah
6. Sesungguhnya Allah melindungi orang (warganegara) yang baik dan bersikap
taqwa (waspada)
7. Dan (akhirnya) Muhammad adalah Pesuruh Allah, semoga Allah mencurahkan
shalawat dan kesejahteraan atasnya

También podría gustarte