Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” yang diterbitkan tahun 1959 ini,
menurut indeks sitasi merupakan buku yang paling banyak diacu oleh penulis lain (selain
kitab suci) selama ini.
Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori Darwin, antara
lain:
Tahun 1858 Darwin mempublikasikan The Origin yang memuat 2 teori utama yaitu:
1. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau.
Menurut Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Seleksi alam
adalah “process of preserving in nature favorable variations and ultimately eliminating those
that are ‘injurious’”.
b. Mendapat pembelaan dari penganut Darwin antara lain , Yoseph Hooker dan Thomas
Henry Huxley (1825-1895).
c. Mendapat kritik dan pengkayaan dari banyak ahli antara lain Morgan (1915), Fisher
(1930), Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940) dan Mayr (1942).
Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena adanya:
c. Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).
d. Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya
lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
e. Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan
beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.
Teori utama Darwin bahwa spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup
di masa lampau dan bila diurut lebih lanjut semua spesies makhluk hidup diturunkan dari
nenek moyang umum yang sama. Seperti yang juga diperkirakan oleh Darwin. Teorinya akan
ditentang banyak pihak. Para penentang teori ini dikategorikan dalam tiga kelompok utama:
a. Kelompok yang berpendapat bahwa teori Darwin tersebut tidak cukup “ilmiah”.
c. Kelompok penganut filsafat “idealist” yang berpendapat bahwa spesies tidak berubah.
Variasi yang ada merupakan tiruan tidak sempurna dari pola umum “archetypes”. Goethe
mengabstaksikan satu archetype atau Urbild untuk semua tanaman (Urplanze) dan beberapa
Bauplane untuk hewan.
Untuk para penentangnya dari dua kelompok pertama di atas Darwin cukup menandaskan
bahwa keajaiban-keajaiban atau intervensi dari kekauatan supranatural dalam pembentukan
spesies adalah tidak ilmiah. Dalam menanggapi kelompok Idealist (seperti Owen dan Lois
Agassiz) Darwin mampu menangkis dengan baik. Pada Origin edisi pertama, Darwin (1959)
di halaman 435, menyimpulkan bahwa penjelasan Owen pada masalah archetype adalah
“interesting” dan “unity of type”nya merupakan “hukum” biologi yang penting. Kemudian
setelah Owen lebih keras lagi menentang teorinya. Darwin pada edisi berikutnya
menambahkan “…tetapi itu bukan penjelasan ilmiah”. Menurut Darwin penjelasan tentang
“homologi” dan “unity of types” terkait dengan nenek moyang adalah ilmiah, sementara
penjelasan terkait dengan archetype tidak ilmiah. Oleh karena Darwin memandang masalah
ini sebagai proses, sementara konsep archetype adalam timeless. Secara umum Darwin
adalam penganut paham Materialisme.
2. Seleksi Alam
Darwin mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya
evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang dikemukakan oleh
Malthus bahwa setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya seperti deret ukur, dan
sebagai akibatnya cepat atau lambat akan terjadi perbenturan antar anggota dalam
pemanfaatan sumber daya khususnya bila ketersediaannya terbatas. Hanya sebagian,
seringkali merupakan bagian kecil, dari keturunannya bertahan hidup: sementara besar
lainnya tereliminasi.
Dengan berkembangnya ilmu genetika, teori itu diperkaya sehingga muncul Neo Darwinian.
Menurut Lemer (1958), definisi seleksi alam adalah segala proses yang menyebabkan
pembedaan non random dalam reproduksi terhadap genotype; atau allele gen dan kompleks
gen dari generasi ke generasi berikutnya.
Anggota populasi yang membawa genotype yang lebih adaptif (superior) berpeluang lebih
besar untuk bertahan daripada keturunan yang inferior. Jumlah individu keturunan yang
superior akan bertambah sementara jumlah individu inferior akan berkurang dari satu
generasi ke generasi lainnya. Seleksi alampun juga masih bekerja, sekalipun jika semua
keturunan dapat bertahan hidup dalam beberapa generasi. Contohnya adalah pada jenis fauna
yang memiliki beberapa generasi dalam satu tahun. Jika makanan dan sumberdaya yang lain
tidak terbatas selama suatu musim, populasi akan bertambah seperti deret ukur dengan tidak
ada kematian di antara keturunannya. Hal itu tidak berarti seleksi tidak terjadi, karena
anggota populasi dengan genotype yang berbeda memproduksi keturunan dalam jumlah yang
berbeda atau berkembang mencapai matang seksual pada kecepatan yang berbeda. Musim
yang lain kemungkinan mengurangi jumlah individu secara drastic tanpa pilih-pilih. Jadi
pertumbuhan eksponensial dan seleksi kemungkinan akan dilanjutkan lagi pada tahun
berikutnya. Pebedaan fekunditas, sesungguhnya juga merupakan agent penyeleksi yang kuat
karena menentukan perbedaan jumlah individu yang dapat bertahan hidup atau dan jumlah
individu yang akan mati, yang ditunjukkan dalam angka kematian (Dobzhansky, 1970).
Darwin telah menerim, namun dengan sedikit keraguan, slogan Herbert Spencer “survival of
the fittest in the struggle for life” sebagai altenatif untuk menerangkan proses seleksi alam,
namun saat ini slogan itu nampaknya dipandang tidak sepenuhnya tepat. Tidak hanya
individu atau jenis yang terkuat tetapi mereka yang lumayan pas dengan lingkungan dapat
bertahan hidup dan bereproduksi. Dalam kondisi seleksi yang lunak atau halus semua
individu atau jenis pembawa genotype yang bermacam-macam dapat bertahan hidup ketika
populasi berkurang. Individu yang fit (individu yang sesuai dengan lingkungan dapat
bertoleransi dengan lingkungan) tidak harus mereka yang paling kuat, paling agresif atau
paling bertenaga, melainkan mereka yang mampu bereproduksi menghasilkan keturunan
dengan jumlah terbanyak yang viable dan fertile.
Seleksi alam tidak menyebabkan timbulnya material baru (bahan genetic yang baru yang di
masa mendatang akan datang diseleksi lagi),melainkan justru menyebabkan hilangnya suatu
varian genetic atau berkurang frekuensi gen tertentu. Seleksi alam bekerja efektif hanya bila
populasi berisi dua atau lebih genotype, yang mana dari varian itu ada yang akan tetap
bertahan atau ada yang tereliminasi pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada seleksi buatan,
breeder akan memilih varian genetic (individu dengan genotype) tertentu untuk dijadikan
induk untuk generasi yang akan datang. permasalahan yang timbul adalah dari mana sumber
materi dasar atau bahan mentah genetic penyebab keanekaragaman genetic pada varian-
varian yang akan obyek seleksi oleh alam. Permasalahan itu terpecahkan setelah T.H Morgan
dan kawan-kawan meneliti mutasi pada lalat buah Drosophilia. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa proses mutasi menyuplai bahan mentah genetic yang menyebabkan terjadinya
keanekaragaman genetic dimana nantinya seleksi alam bekerja (Dobzhansky, 1970).
Implikasi dari teori evolusi melalui ala mini sangat luas, tidak hanya mencakup bidang
filsafat namun juga social-ekonomi dan budaya:
Secara ilmiah teori evolusi Darwin utama belum dapat dikatakan runtuh, karena sebelum
ditemukan bukti-bukti empiris yang bertentangan dengan kesimpulan teori tersebut, maka
pernyataan dalam teori itu masih dianggap benar. Akan tetapi sampai saat ini banyak
kalangan masih meragukan kebenaran teori itu terutama dari kalangan agama.
Saat ini Indonesia kebanjiran buku-buku Islam yang diproduksi Dr. Harun Yahya yang
“menyerang” teori Darwin. Dari segi teologis ada kekuatiran bahwa teori Darwin akan
mengusir Tuhan dari kehidupan, namun Haidar Bagir, pakar filsafat Islam, tidak sepenuhnya
sependapat dengan Harun Yahya. Bagir (2003) menanggapinya dengan mengatakan “Sikap
kita terhadap keyakinan Darwinian mengenai sifat kebetulan dan materialistic asal-usul
kehidupan yang terkandung dalam teori itu sudah jelas. Kita menolaknya. Tidak demikian
halnya dengan kesimpulan utama teori ini mengenai sifat-sifat evolusioner kehidupan.
Karena betapapun demikian, tetap saja Tuhan bisa dipercayai sebagai Dzat di balik semua
gerakan evolusi itu…”. Tentang prinsip survival of the littest, Bagir justru membenarkannya
dan kita harus mengambil hikmahnya, karena hal itu sesuai dengan kenyataan sehari-hari dan
didukung oleh tidak bertentangan dengan kandungan Alqur’an. Dingin dari dari dua sisi yaitu
aspek teologis dan sisi etis.