Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
secara langsung maupun tidak langsung, dalam arti bahwa dalam keluarga
sebenarnya proses pendidikan telah terjadi semenjak anak masih bayi sampai
pada umumnya mereka tidak secara jelas dan sestematis dalam memberikan
sangat penting, karena dalam keluarga perlakuan orang tua terhadap anak-anaknya
dalam membimbing, mengarahkan, dan melatih mereka ke arah yang baik agar
selanjutnya.
yang dilakukan anak atau perilaku yang timbul pada anak sebenarnya merupakan
ada teori yang menjelaskan bahwa perkembangan anak dapat dipengaruhi oleh
terhadap lembaga pendidikan formal (sekolah), karena sekolah tidak akan dapat
memberikan layanan yang maksimal jika peran orang tua siswanyapun tidak
baik.
Dalam beberapa kasus, ada kalanya ketika anaknya belum sekolah dia
memiliki perilaku atau akhlaq yang baik, tetapi setelah masuk ke sekolah anak
dan keterampilan anak tesebut berkembang, sebenarnya kasus ini tidak semuanya
kesalahan dari pihak sekolah. Tetapi ada beberapa kemungkinan yang dapat
mendapatkan perhatian.
2. Orang tua kurang memberikan perhatian dan kontribusi yang berarti terhadap
3. Orang tua siswa di rumah, pada umumnya tidak melakukan koreksi dan
mulia.
tentang “Peranan Orang Tua siswa dalam Peningkatan Aklhaq Anak di SDN
Kecamatan Campaka ?
1. Untuk mengetahui peranan orang tua siswa dalam peningkatan aklhak anak di
2. Memberikan gambaran secara nyata mengenai peranan orang tua siswa dalam
Jenis Data dalam penelitian ini adalah data deskriptif, berupa kata-kata
a. Lokasi Penelitian
b. Sumber Data
a. Metode
fenomena yang terjadi pada keseluruhan makna. Hal ini sejalan dengan
naturalistik, yaitu menekankan pada sifat alamiah dan apa adanya. sesuai
metode”.
gambaran tentang peranan orang tua dalam peningkatan akhlak anak di SDN
Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada orang tua siswa SDN
2) Observasi
yang diperoleh dari hasil wawancara. Obyek observasi pada penelitian ini
adalah Akhlaq anak ketika berada di kelas, di luar kelas, atau ketika
3) Studi Dokumentasi
yang diteliti. Dalam peranan orang tua dalam peningkatan akhlaq anak di
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
yang lebih singkat dan jelas proses analisis ini dilakukan setelah diperoleh
Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan terhadap seluruh data
berikut :
1. Mereduksi data
Terdapat dua macam data yang diperoleh dari penelitian ini yakni
sebagai pembanding terhadap data agar lebih jelas dan dapat diakui
4. Penarikan kesimpulan
sementara.
Subyek dalam penelitian ini adalah Orang tua Siswa SDN Sukalaksana,
dan para siswa SDN Sukalaksana. Adapun data subyek penelitian adalah terdapat
Tabel 1
Orang Tua Siswa SDN Sukalaksana
penelitian ini untuk menggali informasi atau gambaran obyekif dan factual
tentang Peranan orang tua dalam peningkatan akhlaq anak di SDN Sukalaksana
dalam aktivitas di lingkungan sekolah, sikap anak terhadap guru, teman sekelas,
sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
pembimbing
c. Mengurus perijinan
Campaka.
b. Explorasi data
c. Pengolah data
Pengolaha data pada tahap ini merupakan tahap seleksi dan
BAB II
Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang dituakan.
Namun umumnya di masyarakat pengertian orang tua itu adalah orang yang telah
melahirkan kita yaitu Ibu dan Bapak. Ibu dan bapak selain telah melahirkan kita
ke dunia ini, ibu dan bapak juga yang mengasuh dan yang telah membimbing
anaknya dengan cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan
sehari-hari, selain itu orang tua juga telah memperkenalkan anaknya kedalam hal-
hal yang terdapat di dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang
Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak adalah dari orang
tuanya. Karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai
penyebab berkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan
pemikirannya dikemudian hari terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya
di permulaan hidupnya dahulu. Jadi, orangtua atau ibu dan bapak memegang
peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anak. Sejak
seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu ia
meniru perangai ibunya dan biasanya seorang anak lebih cinta kepada ibunya,
apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh kasih sayang. Ibu
merupakan orang yang mula-mula dikenal anak yang menjadi temanya dan yang
anak terletak pada peranan orang tuanya, sehingga baik buruknya budi pekerti itu
tergantung kepada budi pekerti orang tuanya. Sesungguhnya sejak lahir anak
dalam keadaan suci dan telah membawa fitrah beragama, maka orang tuanyalah
yang merupakan sumber untuk mengembang fitrah beragama bagi kehidupan anak
dimasa depan. Sebab cara pergaulan, aqidah dan tabiat adalah warisan orang tua
yang kuat untuk menentukan subur tidaknya arah pendidikan terhadap anak.
Untuk mencapai interaksi yang baik antara orang tua dengan anak-anaknya
maka dalam keluarga itu harus menjalankan peranannya sesuai dengan fungsi dan
a. Peranan Ibu
Peranan seorang ibu bagi anak-anaknya sangat besar artinya, karena anak-
anak lebih dekat hubungannya kepada ibu daripada kepada ayahnya dalam
kehidupan sehari-hari, oleh karena itu seorang ibu harus benar-benar berfungsi
anaknya agar mereka menjadi anak yang berguna dan menjadi anak yang shaleh.
pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu, seorang
berat tugas seorang ibu sebagai pendidik dan pengatur rumah tangga. Baik
terhadap perkembangan dan watak anaknya dikemudian hari, karena ibu adalah
rasa kasih sayang dan perlindunngan merupakan hal sangat penting bagi anak
untuk mengembangkan rasa percaya diri dan terhindar dari rasa takut. Gelisah
rasa kasih sayang, pengasuh dan pemelihara, tempat mencurahkan isi hati
b. Peran Ayah
penting pula ayah sebagai kepala keluarga merupakan penanggung jawab dalam
anak.
Anak memandang ayahnya sebagai orang yang tertinggi prestasinya,
berarti ayah merupakan Pimpinan yang sangat patut dijadikan cermin bagi
anaknya atau dengan kata lain ayah merupakan figure yang terpandai dan
Orang tua harus menyadari bahwa anak selalu membutuhkan perhatian dan
bimbingan orang tuanya, oleh karena itu orang tua harus mengerti betul ciri-ciri
pertumbuhan yang dilalui oleh anak. Maka hal-hal yang perlu diperhatikan oleh
Setiap orang tua ingin membina anak agar menjadi anak yang baik
mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat serta akhlak yang
terpuji. Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Setiap
Acapkali orang tua yang tidak sengaja, tanpa di sadari mengambil suatu
sikap tertentu, anak melihat dan menerima sikap orang tuanya dan memperhatikan
suatu reaksi dalam tingkah lakunya yang dibiasakan, sehingga akhirnya menjadi
suatu pola kepribadian. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka
akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Di sini tugas orang tua
berarti.
anak. Hubungan yang serasi, penuh pengertian dan kasih sayang akan membawa
anak kepada pembinaan pribadi yang tenang, terbuka dan mudah dididik, karena
Hubungan yang sangat erat yang terjadi dalam pergaulan sehari-hari antara
orang tua dan anak merupakan hubungan berarti yang diikat pula oleh adanya
keluarga dilaksanakan atas dasar rasa cinta kasih sayang yang murni, rasa cinta
Tetapi hubungan orang tua yang tidak serasi, banyak perselisihan dan
dibentuk, karena anak tidak mendapat suasana yang baik untuk berkembang,
sebab selalu terganggu oleh suasana orang tuanya. Dan banyak lagi faktor-faktor
orang terhadap anak, baik melalui latihan-latihan atau pembiasaan, semua itu
latihan yang dilakukan pada masa kecilnya, karena melalui pendidikan secara
terpadu akan membantu pertumbuhan dan perkembangan keagamaan secara
agama seperti ibu bapaknya orang yang tau dan mengerti agama, lingkungan
masyarakat.
Oleh karena itu, pertumbuhan agama pada anak tergantung kepada orang tuanya,
karena anak-anak sikap, tindakan, dan perbuatan orang tua sangat mempengaruhi
latihan-latihan akan membentuk sikap tertentu pada anak, yang lambat laut sikap
itu akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak tergoyahkan lagi karena telah
melakukan yang baik buat anak cenderung melakukan perbuatan yang baik seperti
sehingga lambat laun akan merasa senang dan terdorong oleh sikap tersebut untuk
mau melaksanakan perintah orang tuanya bila semua itu akan merasa enggan
kepada orang tua. Maksud enggan ialah si anak menganggap orang tuanya
dianggap dan diakui sebagai pembimbing dan panutan. Maka orang tua wajib
ditaatinya, ditiru perbuatannya, dan dihormati. Akibat dari rasa enggan kepada
orang tua timbul rasa patuh dan penuh kesadaran dan rela hati.
5) Contoh Tauladan
Suatu sikap keteladanan dan perbuatan yang baik dan positif yang
dilaksanakan oleh orang tua sangat diperlukan. Hal ini merupakan proses
pendisiplinan diri anak sejak dini, agar anak kelas terbiasa berbuat baik sesuai
dengan aturan dan norma yang ditetapkan di masyarakat berdasarkan kaidah yang
berlaku orang tua yang dapat memberi contoh tauladan yang baik kepada anak-
anaknya adalah orang tua yang mampu dan dapat membimbing anak-anaknya ke
6) Pembentukan Sikap
Dalam pergaulan sehari-hari kata sikap sering kali digunakan dalam arti
yang salah dan kurang tepat. Untuk lebih jelasnya Ngalim Purwanto (1997:140),
berpengaruh dalam proses perkembangan anak. Salah satu faktor dalam keluarga
pengasuhan anak.
Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat Brown (1961: 76) yang mengatakan
bahwa keluarga adalah lingkungan yang pertama kali menerima kehadiran anak.
Orang tua mempunyai berbagai macam fungsi yang salah satu di antaranya ialah
Di samping itu, orang tua juga diwarnai oleh sikap-sikap tertentu dalam
orang tua mempunyai pola pengasuhan tertentu. Pola asuhan itu menurut Stewart
dan Koch (1983: 178) terdiri dari tiga kecenderungan pola asuh orang tua yaitu:
perilaku, dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya
yang kemudian semua itu secara sadar atau tak sadar diresapinya dan kemudian
menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya. Hal demikian disebabkan karena anak
mengidentifikasikan diri pada orang tuanya sebelum mengadakan identifikasi
tingkah laku individu (anak) ialah keluarga khususnya orang tua terutama pada
masa awal (kanak-kanak) sampai masa remaja. Dalam mengasuh anaknya orang
anaknya. Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua
Kohn (dalam Taty Krisnawaty, 1986: 46) menyatakan bahwa pola asuhan
merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap orang
tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun
hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya, dan cara orang tua
dipengaruhi oleh peranan orang tua tersebut. Peranan orang tua itu memberikan
dilandasi kasih sayang sangat penting bagi anak supaya anak dapat
mengembangkan tingkah laku sosial yang baik. Bila kasih sayang tersebut tidak
ada, maka seringkali anak akan mengalami kesulitan dalam hubungan sosial, dan
kesulitan ini akan mengakibatkan berbagai macam kelainan tingkah laku sebagai
upaya kompensasi dari anak. Sebenarnya, setiap orang tua itu menyayangi
anaknya, akan tetapi manifestasi dari rasa sayang itu berbeda-beda dalam
penerapannya; perbedaan itu akan nampak dalam pola asuh yang diterapkan.
Adapaun ciri-ciri yang dapat membedakan ketiga pola asuh di atas adalah :
a. Menurut Stewart dan Koch (1983: 203), orang tua yang menerapkan pola
1) kaku,
2) tegas,
3) suka menghukum,
5) orang tua memaksa anak-anak untuk patuh pada nilai-nilai mereka, serta
6) orang tua tidak mendorong serta memberi kesempatan kepada anak untuk
7) hak anak dibatasi tetapi dituntut tanggung jawab seperti anak dewasa.
b. Dalam penelitian Walters (dalam Lindgren 1976: 306) ditemukan bahwa orang
orang tua yang otoriter tidak memberikan hak anaknya untuk mengemukakan
d. Sedangkan menurut Sri Mulyani Martaniah (1964: 16) orang tua adalah :
perintah orangtua.
3) dengan berbagai cara, segala tingkah laku anak dikontrol dengan ketat.
a. Baumrind & Black (dalam Hanna Wijaya, 1986: 80) dari hasil penelitiannya
1) bahwa orang tua yang demokratis memandang sama kewajiban dan hak antara
mendorong anak saling membantu dan bertindak secara obyektif, tegas tetapi
c. Menurut Hurlock (1976: 98) pola asuhan demokratik ditandai dengan ciriciri:
kontrol internalnya,
2) dan tidak hanya sekedar mampu memberi nasehat dan saran tetapi juga
persoalannya.
e. Pola asuhan demokratik seperti dikemukakan oleh Bowerman Elder dan Elder
3. Pola Asuh Permisif, memiliki ciri-ciri seperti apa yang disampaikan oleh
1) orang tua yang mempunyai pola asuh permisif cenderung selalu memberikan
2) anak dituntut atau sedikit sekali dituntut untuk suatu tangung jawab, tetapi
b. Menurut Spock (1982: 37) orang tua permisif memberikan kepada anak untuk
anak.
d. Sementara itu, Bowerman, Elder dan Elder (dalam Conger, 1975: 113)
mengatakan, ciri pola asuh ini adalah semua keputusan lebih banyak dibuat
e. Sutari Imam Bamadib (1986: 42) menyatakan bahwa orang tua yang permisif
yaitu :,
keinginannya.
keterangan bahwa kelompok anak laki-laki yang diberi tugas tertentu di bawah
asuhan seorang pengasuh yang berpola demokratis tampak bahwa tingkah laku
agresif yang timbul adalah dalam taraf sedang. Kalau pengasuh kelompok itu
adalah seorang yang otoriter maka perilaku agresif mereka menjadi tinggi atau
justru menjadi rendah. Hasil yang ditemukan oleh Lewin dkk tersebut diteruskan
oleh Meuler (Gerungan, 1987: 84) dalam penelitiannya dengan menemukan hasil
bahwa anakanak yang diasuh oleh orang tua yang otoriter banyak menunjukkan
terdapat juga ciri-ciri keagresifan, kecemasan dan mudah putus asa. Baldin (dalam
keluarga yang berpola demokratis dengan yang otoriter dalam mengasuh anaknya,
bahwa asuhan dari orang tua demokratis menimbulkan ciri-ciri berinisiatif, berani,
lebih giat, dan lebih bertujuan. Sebaliknya, semakin otoriter orang tuanya makin
anak. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang penting, tempat anak mulai
Pengaruh keluarga dalam pendidikan anak sangat penting, karena anak lahir
dalam keadaan lemah untuk memenuhi kebutuhan pokoknya atau member keamanan
dan perlindungan bagi dirinya sendiri.keluarga tidak hanya berpengaruh pada tahun-
tahun pertama dari kehidupan anak, tetapi terus berlangsung dalam berbagai fase
umur anak. Sehingga pendidikan dalam keluarga akan berpengaruh terhadap anak dan
memperkaya dengan berbagai pengalaman edukatif dan pola-pola tingkah laku yang
lurus pada gilirannya akan membias pada perbuatan sekolah dan pusat-pusat
pendidikan l;ainnya.
bagi kehidupan sosial, pengaruh orang tua, saudara, dan anggota keluarga lainnya
terhadap tingkah laku anak di sekolah menjadi sangat kuat. Dari orang tua dan teman
pergaulan, anak banyak memperoleh arahan yang mendasar untuk bersekolah dan
yang diterima dari teman pergaulan dan nilai-nilai yang diterima dari sekolah,
bantuan keluarga terhadap anak sangat penting dalam menetapkan hubungan yang
dan pengetahuan yang melengkapi fungsi pengajaran sekolah. Hal ini disebabkan
kemampuan orang tua untuk andil dalam proses belajar semakin bertambah karena
adanya peningkatan intelektualitas keluarga, oleh karena itu latar belakang sosial
anakpun akan menjadi salah satu faktor penyebab perbedaan besar dalam
mesti disikapi. Bekal yang diperoleh anak dari keluarga akan memberikan
meluap.
2.1.5 Hubungan Keluarga dengan Sekolah
tiga periode menurut Heri Nor dkk (2003:208), yaitu sebagai berikut :
A. Tahap pertama
dan orang tua dipersatukan dalam satu tujuan, yaitu satu kemaslahatan
teladan inilah berbagai hubungan kemanusiaan dan nilai moral yang lurus
terrealisasi.
pendapat, serta saling menolong dan saling menghargai. Yang penting adalah
B. Tahap ke dua
lingkungan sekitar sebagai labotarium studi. Para guru bersama siswa ke luar
dari sekolah menuju ladang atau pabrik sebagai lapangan studi. Perlawatan-
perlawatan yang terarah menjadi metode pengajaran yang berorientasi pada
aktivitas.
proses pendidikan berpusat pada anak setelah sebelumnya berpusat pada mata
pelajaran.
C. Tahap ke tiga
sekolah menjadi pusat aktivitas masyarakat sekitar. Para orang tua membawa
pengalaman mereka ke sekolah dan ikut berperan aktif bersama para guru
bertalian dengan kehidupan siswa. Demikian pula siswa ikut serta di dalam
masyarakat sekitar.
bahwa pengajaran apapun yang diberikan kepada anak di sekolah tidak mungkin
berkesinambungan, dan sesudah itu tingkah laku anak berubah ke arah yang
benar, para orang tua hendaknya bekerja sama dengan sekolah untuk mencapai
tujuan. Sekolah tanpa bantuan keluarga tidak akan mampu merealisasikan tujuan
Perkataan akhlak dari bahasa arab, jamak dari khuluk, secara lugowi
diartikan tingkah laku untuk kepribadian. Akhlak diartikan budi pekerti, perangi,
tingkah laku, atau tabiat. Untuk mendapatkan definisi yang jelas di bawah ini
a. Al-Ghozali (Moh. Rifai, 1987: 40) mengemukakan bahwa “akhlak ialah yang
tertanam dalam jiwa dan dari padanya timbul perbuatan yang mudah tanpa
memerlukan pertimbangan.”
b. Ahmad Amin (Moh. Rifai, 1987: 41) mengemukakan bahwa “akhlak yang
dorongan dari luar. Kalau pun adanya dorongan dari luar sehingga seseorang
menampakan pribadinya dengan bentuk tingkah laku yang baik, namun suatu
Sifat-sifat yang tertanam pada manusia sejak lahir berupa perbuatan baik
disebut akhlak yang mulia atau perbuatan buruk disebut akhlak tercela. Awal
seseorang mempunyai tingkah laku karena adanya pengaruh, baik secara langsung
maupun tidak langsung sesuai dengan pembinaannya, karena didikan dan
maka ilmu akhlak menjelaskan tentang arti baik dan buruk, menerangkan apa
yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyarankan tujuan yang harus dituju
oleh manusia dalam perbuatan yang harus menunjukan jalan apa yang harus di
perbuat.
Setiap orang ingin agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian
yang kuat, dan sikap mental yang kuat dan akhlak yang terpuji. Semua itu dapat
diusahakan dengan melalui pendidikan, untuk itu perlu dicari jalan yang dapat
membawa kepada terjaminnya akhlak perilaku ihsan sehingga ia mampu dan mau
berakhlak sesuai dengan niali – nilai moral. Nilai – nilai moral akan dapat dipatuhi
adalah :
a. Faktor keluarga
Dalam pembinaan akhlak anak, faktor orang tua sangat menentukan, karena
akan masuk ke dalam pribadi anak bersamaan dengan unsur – unsur pribadi yang
didapatnya melalui pengalaman sejak kecil. Pendidikan keluarga sebagai orang tua
keturunannya akan berlangsung terus. Satu hal yang perlu mendapatkan perhatian
serius dari para orang tua muslim ialah tentang kesalehan anak – anak mereka. Ada
beberapa hal yang perlu direalisasikan oleh orang tua yakni aspek pendidikan akhlak
karimah. Pendidikan akhlak sangat penting dalam keluarga, karena dengan jalan
membiasakan dan melatih pada hal – hal yang baik, menghormati kepada orang tua,
bertingkah laku sopan yang baik dalam berperilaku keseharian maupun dalam
bertutur kata.
Pendidikan akhlak tidak hanya secara teoritik namun disertai contohnya untuk
apa yang ada dibalik yang nampak tersebut, kemudian direfleksikan dalam kehidupan
disamping itu keluarga merupakan unit kehidupan bersama manusia terkecil dan
keluarga merupakan jembatan meniti bagi generasi, oleh karena itu orang tua
pendidikan anak.
anak. Dari keluarga pertama kali anak mengenal agama dari kedua orang tua, bahkan
Oleh karena itu maka kebiasaan – kebiasaan dalam keluarga harus dalam
pengawasan, karena akan sangat berpengaruh pada diri anak, kebiasaan yang buruk
dari keluarga terutama dari kedua orang tua akan cepat ditiru oleh anak – anaknya,
menjadi kebiasaan anak yang buruk. Dengan demikian juga kebiasaan yang baik akan
menjadi kebiasaan anak yang baik. Peran orang tua dan anggota keluarga sangat
manusia telah mencapai tingkat mukallaf maka ia menjadi bertanggung jawab sendiri
terhadap mempelajari dan mengamalkan ajaran agama Islam. Kalau ditarik dalam
istilah pendidikan Islam orang mukallaf adalah orang yang sudah dewasa sehingga
sudah semestinya ia bertanggungjawab terhadap apa yang harus dikerjakan dan apa
Hal ini sangat erat kaitannya dengan keluarga atau semua anggota keluarga
yang mendidik pertama kali. Perkembangan agama pada seseorang sangat ditentukan
oleh pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya, terutama pada masa – masa
pertumbuhan yang pertama (masa anak) dari umur 0-12 tahun. Kemampuan
seseorang dalam memahami masalah – masalah agama atau ajaran- ajaran agama, hal
ini sangat dipengaruhi oleh intelejensi pada orang itu sendiri. Orang pandai akan
Lembaga non formal akan membawa seseorang berperilaku yang lebih baik
norma yang baik dan buruk. Misalnya pengajian, ceramah yang barang tentu akan
memberikan pengarahan yang baik, tak ada seorang mubaligh yang mengajak hadirin
Dengan demikian pendidikan yang bersifat non formal yang terfokus pada
agama ternyata akan mempengaruhi pembentukan akhlak pada diri seseorang. Maka
tepat sekali dikatakan bahwa nilai – nilai dan kebiasaan masyarakat yang tidak
bertentangan dengan nilai – nilai dan kebiasaan masyarakat yang tidak bertentangan
dengan nilai – nilai Islam apalagi yang membawa maslahat dapat dimanfaatkan
Kehidupan manusia tidak lepas dari nilai itu selanjutnya perlu diinstitusikan.
Institusi nilai yang terbaik adalah melalui upaya interaksi edukatif, pandangan
bahwa hakekat interaksi edukatif adalah proses tranformasi dan internalisasi nilai,
terhadap nilai.
Akhlak yang baik dapat pula diperoleh dengan memperhatikan orang – orang
baik dan bergaul dengan mereka, secara alamiah manusia itu meniru, tabiat seseorang
tanpa dasar bisa mendapat kebaikan dan keburukan dari tabiat orang lain. Interaksi
edukatif antara individu dengan individu lainnya yang berdasarkan nilai-nilai Islami
agar dalam masyarakat itu tercipta masyarakat yang berakhlakul karimah.
mempengaruhi bagi perkembangan baik dalam hal – hal yang positif maupun
negative dalam membentuk akhlak pada diri seseorang. Oleh karena itu lingkungan
yang berdampak negative tersebut harus diatur, supaya interaksi edukatif dapat
lain. Maksudnya bahwa tak seorangpun manusia yang bisa hidup sendiri. Jika
dikaitkan lingkungan sekolah, hal ini sama bahwa mereka dalam hidup saling
membutuhkan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Misalkan ketika ia melihat
secara tidak langsung dia akan terpengaruh juga dengan kegiatan temannya. Jadi
lingkungan sangat memberikan pengaruh yang besar bagi pertumbuhan pola pikir dan
akhlak seseorang.
Sekiranya sebagian kita ditakdirkan dapat melihat melalui sebuah jendela kea
lam manusia pada setiap zaman dan tempat sesungguhnya, kita akan melihat suatu
khalayak yang heterogen, pandangan hidup yang berbeda – beda dalam kelompok–
kelompok yang berbeda status sosialnya. Kita akan melihat umat manusia, kadang–
kadang jalan itu buntu dan kadang – kadang jalan itu banyak simpang siurnya.
masalah yang dia hadapi. Oleh karena itu selektif dalam memilih teman adalah salah
satu kunci untuk selamat dunia dan akherat. Hanya orang – orang yang paham akan
ajara agama (Islam) yang bisa selektif dalam bergaul. Karena pada dasarnya Islam
mempunyai misi universal dan abadi, intinya adalah mengadakan bimbingan bagi
kehidupan mental dan jiwa manusia atau akhlak. Bangsa Indonesia yang mengalami
dilakukan oleh orang – orang besar yang notabene adalah para sarjana. Oleh karena
itu program utama dan perjuangan pokok dari segala usaha adalah pembinaan atau
pendidikan akhlak. Allah SWT menetapkan akhlak adalah alat yang dapat
membahagiakan kita dalam kehidupan dunia dan akherat. Karena dengan akhlak
manusia akan berjalan di atas rel sesuai dengan aturan yang sudah ada, yakni dalam
diterimanya dari orang tua dan nenek moyang selama beberapa abad. Ia merupakan
warisan yang besar, yang dalam pembentukkannya telah ikut serta ide yang berbeda –
beda, yang sebagainya tidak menghendaki kebaikan bagi Islam dan umatnya.
Tambahan lagi bahwa perlawanan pada masa sekarang ditujukan untuk menguasai
Allah. Maka wajiblah kita memulai kembali pembentukkan kepribadian muslim yang
jelas ciri – cirinya dan sifat-sifatnya, serta kepribadian dan akhlak-akhlak yang
tampak pada rasul-rasul, nabi-nabi, pada para sahabat yang mulai dan imam-imam
yang terkemuka.
Dari paparan diatas maka kita ketahui bahwa akhlakul karimah itu merupakan
suatu tingkah laku seseorang baik secara individu maupun suatu kelompok dalam
berbuat atau bertingkah laku dalam kehidupan sehari – harinya sesuai dengan ajaran-
ajaran agama Islam. Dengan demikian berarti akhlakul karimah harus berdasarkan
akidah Islam, karena akhlakul karimah berhubungan dengan keimanan dan hukum.
Karena akhlak menentukan hukum atau nilai perbuatan manusia dengan keputusan
baik atau buruk, perbedaan terletak pada tolak ukurnya ajaran al-Quran dan Sunnah,
etika dengan pertimbangan akal pikiran dan moral dengan adapt kebiasaan yang
kaidah Islam tidak diambil atau tidak diyakini. Oleh karena itu apabila perilaku yang
bukanlah sekedar taktik yng bersifat sementara, melainkan suatu sikap yang terus
menerus.23 Akhlak merupakan kekuatan jiwa dari dalam, yang mendorong manusia
untuk melakukan yang baik dan mencegah perbuatan yang buruk. Allah mendorong
manusia untuk memperbaiki akhlaknya bila terlanjur salah, sesuai firman Allah SWT.
Artinyan : “Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya,
perbuatan akhlak mempunyai tujuan langsung yang dekat, yaitu harga diri, dan tujuan
jauh yakni ridla Allah melalui amal sholeh dan jaminan kebahagian dunia akherat.
Sudah kita ketahui bersama bahwa manusia dalam kehidupannya itu selalu
mengadakan hubungan dengan orang lain. Dengan adanya hubungan ini ia berusaha
baik itu manusia harus tahu sifat yang dihadapinya. Dan pada hakekatnya manusia itu
telah diberi kesadaran untuk memilih yang baik dan buruk dari sang pencipta.
Masalah akhlakul karimah itu merupakan ilmu yang berkaitan dengan ilmu akherat,
karena perilaku tersebut merupakan kualitas positif dan terpuji yang melahirkan
tindakan mulia.
Perilaku baik dan buruk merupakan suatu yang mendasar dalam diri manusia
kehendak bebas dan bertanggung jawab yang menempati station antara dua kutub
yang berlawanan yakni Allah dan setan, selanjutnya kehendak bebas yang berhadapan
dengan pilihan yang berat dan rumit apakah ia akan memilih roh Allah atau terbenam
Dengan adanya kehendak bebas manusia itu maka manusia perlu pengarahan
untuk memilih atau menentukan kehendak agar manusaia tidak terperosok ke dalam
Lumpur yang busuk. Untuk itu diperlukan suatu pendidikan yang akan mendidik
manusia untuk berperilaku ihsan atau baik, dalam kehidupan di masyarakat manusia
Dari cirri-ciri diatas bisa kita ketahui bahwa setiap manusia mempunyai
kesempatan untuk menjadi pembiasaan hidupnya sehingga akan lekat pada jiwanya,
a). Akhlakul karimah dalam pergaulan siswa dengan guru. Meliputi sikap hormat,
sopan santun dalam berbicara, minta ijin bila meninggalkan ruangan, memberi
salam bila bertemu, suka membantu, melaksanakan nasehat dan perintah guru,
b). Akhlakul karimah terhadap sesama siswa yang meliputi sikap rendah hati dan
ramah-tamah, suka memberi salam terlebih dahulu, suka memberi maaf kepada
sesame siswa yang salah, sopan santun dalam bicara, menunjukkan rasa gembira
jika bertemu, tidak suka meneng sendiri. Disamping itu juga bersikap adil dalam
bergaul, meliputi suka memberi dan menerima nasehat terhadap sesama siswa,
tidak membeabedakan sesame siswa, tidak suka mengucilkan sesama siswa. Juga
mempunyai sikap jujur dalam bergaul, meliputi tidak suka berbohong, berani
menyampaikan kebenaran.
menentukan nilai kepribadian orang tersebut. Ciri dari kepribadian adalah lahirnya
lama. Tumbuhnya sifat atau perbuatan seseorang sangat dipengaruhi oleh berbagai
sebagainya.
(Tawadh’u) Manusia sebagai makhluk Allah yang mulia dalam kata lain luhur dan
mulia dari makhluk lain, memang diberi beberapa keistimewaan dan kelebihan,
jasmani yang bagus dan rohani yang lengkap, dengan karunia akal dan iman yang
sempurna. Akan tetapi walaupun demikian kita harus sadar bahwa manusia sering
berbuat salah dan lupa, oleh sebab itu kita harus mempunyai sifat rendah hati,
Dengan menyadari akan kekurangan yang ada pada diri kita, maka sifat
sombong dan menbanggakan diri akan hilang sendrinya. Kalau ada orang lain
yang memuji diri kita, karena pada diri kita ada sesuatu kelebihan, maka ucapkan
terimaksih kepadanya dan sampaikan pula kepadanya bahwa itulah karunia Allah
Sebaliknya kepada orang yang tidak senang terhadap prestasi kita atau
mungkin juga mencela diri kita, perlihatkan kepadanya dengan jiwa besar serta
ketabahan dan tidak melayani atau berusaha memberi reaksi kepada orang
tersebut. Sabar. Kalau kita ucapkan lapadz “Basmallah” berarti telah tumbuh
keyakinan dalam diri kita bahwa Allah maha pengasih dan maha penyayang.
Oleh karena itu apapun yang terjadi pada diri kita berarti dasarnya kasih
sayang dari Allah SWT. Hanya saja yang kita terima ada berupa nikmat yang
untuk menmbuhkan sifat sabar pada diri kita ada beberapa hal yang perlu
Kita boleh bergembira atas nikmat dan boleh bersedih karena musibah
yang menimpa, akan tetapi harus sadar bahwa keduanya dari Allah dalam
menjalani hidup ini dan tentunya kita harus mengambil hikmah yang tersembunyi
pada-Nya. Kita harus dapat menerima musibah tersebut dengan lapang dada,
Jujur
Jujur adalh suatu sifat yang terpuji, arti jujur ialah benar dalam perkataan
kesalahan, dengankata lain yang salah dikatakan salah dan yang benar dikatakan
benar. Oleh karena itu kejujuran merupakan modal mencapai sukses. Kita dapat
mencontoh sifat jujur pada diri Rasulullah SAW. Sehingga sejak remaja beliau
dalam jiwanya mengai sifat jujur bagaimanpun caranya, adapun yang dapat kita
lakukan salah satunya yaitu, seorang muslimin dituntut untuk berani menyatakan
benar terhadap yang benar dan menyatakan salah kepada yang salah. Keberanian
ini harus dilatih sejak masih anak-anak, jangan dibiasakan berdusta yang pada
Pemaaf
Dalam setiap diri manusia terdapat dua unsur yaitu akal dan nafsu, ada
kalanya pertimbangan akal dikalahkan oleh dorongan nafsu. Jiwa dan akal yang
dipengaruhi oleh nafsu yang akan menimbulkan emosi yang tidak terkendalikan
yaitu marah. Marah itu biasaya disebabkan akibat kesalahan pihak lain,
menghadapi situasi yang demikian agama Islam memberi pelajaran kepada kita
agar menjauhkan diri dari sifat marah dan suka memaafkan kesalahan orang lain.
Memberi maaf atas kesalahan orang lain yang telah merugikan kita, merupakan
pengorbanan moril yang cukup tinggi nilainya. Sebab hanya orang yang berjiwa
besarlah yang mudah memberikan maaf kepada saudaranya yang telah berbuat
salah.
Sifat pemaaf merupakan sifat terpuji yang harus ditumbuhkan pada setiap
Menyadari bahwa manusia adalah sering berbuat salah dan lupa, dengan
kenyataan ini maka memaafkan kesalah orang lain akan muda dilakukan, terutama
karena didorong oleh iman yang kuat. Salah satu yang dapat menyenangkan orang
lain adalah, jika kesalahan yang diperbuatnya dapat kita maafkan. Dengan saling
sifat terpuji yang patut ditanamkan, ditumbuhkan dan dipelihara dalam diri
seorang muslim, cara yang dapat kita lakukan untuk dapat menumbuhkan sifat ini,
sebagai berikut :
bergaullah dengan memperhatikan nasehat orang tua, guru dan orang lain yang
dihormati.
atau anak-anak.
Cermat
Cermat artinya teliti dan hati-hati serta penuh kewaspadaan. Sifat cermat
ada pikiran dan perbuatan, pikiran yang cermat dapat membedakan antara yang
baik dan yang buruk, dengan berdasakan perhitungan yang matang serta
adakah sebagai ciri khas orang yang bijaksana. Untuk dapat menumbuhkan sifat
ini dapat ditempuh dengan cara, antara lain: Setiap perbuatan hendaknya
terpuji
a. Taat kepada perintah Allah dan Rasul Taat kepada perintah Allah dan Rasul,
adalah merupakan suatu kewajiban yang harus ditaati oleh setiap kaum muslimin.
dahulu dan kepada orang tua harus menanamkan keyakinan ini kepada anak-
anaknya sejak masih kecil. Didalam agama islam dianjurkan bahwa manusia
harus selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, kepada-Nyalah kita mohon
perintah rasul karena secara tidak langsung kita juga telah menaati perintah Allah
b. Patuh kepada orang tua Patuh kepada orang tua adalah dengan cara mematuhi
setap perintah-Nya, asal tidak bertentangan dengan agama islam. Kita wajib
penuh kesadaran pengabdian yang tulus ikhlas, dalam berbakti kepada orang tua.
Kalau keduanya memerintahkan agar melakukan yang bertentangan dengan
c. Halus budi
Untuk menjadi orang yang halus budi kita harus berlatih merasakan apa
yang dirasakan orang lain misalnya yaitu: bila orang lain mendapat kegembiraan
kita ikut merasakan kegembiraan tersebut, sebaliknya bila orang lain mendapat
Dengan demikian sikap halus budi dapat dinyatakan dalam tingkah laku. Sikap ini
juga dapat membiasakan kita dapat memaafkan orang lain dengan segala
Dengan sikap budi pula kita akan mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan menjauhkan sifat iri dengki dan dendam. Oleh karena itu orang
yang halus budi dan tingkah lakunya dapat membuat orang lain aman dan senang.
d. Memanfaatkan waktu
kerja saja akan tetapi dapat membaginya sesuai dengan keperluan jasmani dan
rohani kita. Pandai memanfaatkan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat harus
dibiasakan sejak usia muda belia jangan membiasakannya dengan berpangku
tangan sebab sulit untuk mencapai cita-cita atau maksud dan tujuan.
BAB III
kas desa seluas 4250 m2 dengan status sewa. Bangunan terletak dikampung
Kampung Pasir Eurih Desa Margaluyu Kecamatan Campaka. Gedung terdiri dari:
gedung UKS, 2 gedung rumah guru, 1 gedung rumah KS, 1 gedung rumah
penjaga sekolah, 6 kamar mandi putra dan putri dan 1 gedung musola dengan 2
kamar wudhu putra dan putri dan 1 kamar kecil, dan halaman sekolah.
mempunyai luas 56 m² dan memiliki fasilitas yang cukup baik. Didalam kelas
sudah dilengkapi dengan administrasi kelas yang dibutuhkan, semua tertata rapi
belajar mengajar.
b. Perpustakaan
Perpustakaan mempunyai luas 56m² dalam ruangan terdiri dari 10 buah almari
serta meja dan kursi untuk membaca para siswa koleksi buku-buku perpustakaan
sebagian besar merupakan buku paket dari dinas pendidikan nasional yang berasal
dari dana Dep Swep Th 2008 dan dana DAK. Jumlah buku lebih dari dari 5000
exsemplar terdiri dari fiksi dan non fiksi. Kondisi perpustakaan sangat bagus dan
c. Ruang UKS
UKS terdapat satu tempat tidur untuk menunjang kegiatan UKS dan dua almari
yang berisi obat-obatan dan perlengkapan UKS seperti timbangan dan arsip-arsip
buku UKS. Ruang UKS ini di manfaatkan untuk pertolongan pertama pada siswa
Puskesmas Kalasan dan pelaksanaanya tidak diruang UKS tetapi diruang kelas,
program UKS ini sekolah telah berupaya agar masalah belajar yang disebabkan
Kamar kecil di sekolah dasar ini cukup memadai bagi siswa. Tersedia 6
kamar kecil dengan ukuran 5 x 6 m². Satu kamar kecil khusus untuk guru. Namun
masih dalam bentuk yang sangat jelek karena sejak sekolah di bangun tahun 1982
sampai sekarang belum direnovasi sehingga banyak siswa yang memilih pulang
menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam diri siswa. Tulisan-tulisan
Kemudian doa-doa saat masuk dan keluar kamar kecil siswa dapat membaca
meskipun bentuknya kurang bagus. Karena bagaimanapun juga hal ini merupakan
sekolah antara lain: lapangan olahraga dan tempat bermain siswa. Lingkungan
tangan dengan Bapak/Ibu Guru maupun Kepala Sekolah sebelum masuk kelas
siswa berbaris di depan kelas di siapkan oleh ketua kelas dan bergiliran masuk
ruangan sambil berjabat tangan terlebih dahulu dengan Bapak/Ibu Guru. Sebelum
pulang sekolah siswa juga di biasakan selalu berjabat tangan dengan Guru
dan diakhiri 12.50 WIB. Pada saat masuk kelas anak-anak itu wajib belajar dan
keberhasilan dapat diraih dengan tekun belajar dan berdoa memohon kepada
Tuhan Yang Maha Esa agar usahanya dikabulkan sehingga dalam kegiatan belajar
mengajar siswa mempunyai semangat yang tinggi namun juga selalu berdoa.
berikut :
perilaku yang taat dan tidak memiliki perilaku yang menentang terhadap guru
3. Sudah dibiasakan dan telah terprogram sesuai dengan KTSP, bahwa di SDN
Sukalaksana pada waktu pulang sekolah yaitu waktu dhuhur, sebelum pulang
kondisi orang tua siswa rata-rata keadaan ekonominya masih tergolong miskin,
karena mererka pada umumnya mata pencahariannya bertani dan buruh, selain itu
tingkat SMP.
kegiatan pengembangan akhlak siswa diharapkan peran orang tua akan membantu
segala upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah, terutama dalam pengembangan
aklhak siswa.
3.2 Peranan Orang Tua dalam Peningkatan Akhlak anak di SDN Sukalaksana
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak orang tua siswa, dan hasil
tua dalam peningkatan akhlak siswa, maka dapat dideskripsikan sebagai berikut :
contoh yang baik bagi para anak-anaknya, yaitu dengan cara, mengajak
1. Banyaknya jenis permainan berupa Play Station, dll yang dapat mengganggu waktu
dan bahkan mereka sudah mulai berani untuk tidak menghadiri pengajian se pulang
sekolah. Hal ini bagi orang tua yang diwawancarai mereka sampai saat ini sulit
tersebut.
2. Hubungan pergaulan anak-anaknya yang telah melihat teman-teman yang lainnya
yang telah masuk ke SMP atau SMA, mereka rata-rata yang telah bersekolah di SMP
3. waktu yang tersedia bagi orang tua dalam rangka membimbing anak-anaknya
kadang-kadang kurang, karena mereka seharian bekerja di sawah atau kebun yang
begitu banyak menguras tenaga, sehingga para orang tua merasa kelelahan dan
optimal.
1. Orang tua memberikan hukuman atau teguran terhadap anak-anaknya yang telah
temanya, meninggalkan shalat yang lima waktu, bahkan anak telah berani melawan
orang tuanya, maka hukuman atau teguran yang dilakukan oleh orang tua
diantaranya adalah :
a. Teguran dilakukan apabila anak-anaknya melakukan pelanggaran yang dianggap
ringan, dan perilaku yang tidak baik tersebut masih dapat diperbaiki.
tetapi anaknya belum juga berubah, maka hukuman tersebut bisanya berupa
uang jajan yang tidak diberikan atau tidak boleh meninggalkan rumah setelah
2. Apabila pelanggaran atau perilaku anak sulit di rubah atau diperbaiki oleh orang tua,
biasanya orang tua meminta bantuan ke pihak-pihak lain, misalnya ke pihak guru di
sekolahnya, atau anak tersebut dibawa ke guru pengajian dengan didampingi oleh
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
peranan orang tua dalam peningkatan akhlak anak, maka dapat disimpulkan
1. Peranan orang tua dalam rangka peningkatan akhlak anak diantaranya adalah :
a. Orang tua berperan untuk menjadikan contoh yang baik bagi anak-anaknya,
anak-anaknya.
keagamaan.
c. Waktu yang tersedia bagi orang tua dalam membina anak-anaknya kurang,
anak-anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M., H., Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),
cet.Ke-3.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Pustaka, 1999), cet. Ke-10.
Dewan Redaksi Ensiklopedi, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1994), cet. Ke-4, jilid 3
Hary Hoer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Lobos Wacana Ilmu,
1999), hlm. 2
Rahmat Djatnika, Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia), (Surabaya: Pustaka Islam,
1985), h. 217
Sutrisno Hadi. 1981. Metodologi Research II. Penulisan Skripsi Thesis dan
Desertasi. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi UGM.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2000),