Está en la página 1de 4

TUGAS

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

ANGGOTA KELOMPOK :
DEDHE PRASETIO DBC 108 116
DENI SINASWANTO DBC 108 100
FEBRYANTO DBC 108 060
FRANDYANSON DBC 108 013
FREDIANSON DBC 108 092
HEXTAE STEVEN DBC 108 022
RIDOE PERDANA DBC 108 018

JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2010
A. Linear Sequential Model
1. Kelebihan
a. Mudah aplikasikan.
Linear sequential model sangat mudah diaplikasikan karena memberikan urutan-
urutan pengerjaan yang sudah sering dipakai. Urutan dari Linear Sequential Model
adalah Analisa, Desain, Koding, Test dan Pemeliharaan
b. Cocok untuk software berskala besar dan yang bersifat umum.
Karena model ini telah memiliki urutan yang sangat mudah maka model ini cocok
dipakai untuk software skala besar. Apabila dipakai dalam pembuatan aplikasi
skala besar, maka setiap urutan dapat dibagi menjadi tim-tim kecil.
c. Pengerjaan proyek akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.
Karena adanya urutan yang sistematis maka tiap urutan dapat dijadwalkan
pengerjaannya dan kontrol antar pengerjaan tiap proses dapat dilakukan.

2. Kekurangan
a. Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah-ubah.
Karena telah ada urutan yang sistematis maka urutan proses tidak boleh diubah.
Jika suatu proses dilakukan terlebih dahulu dari proses yang seharusnya
dilakukan, misalnya koding dilakukan sebelum desain maka pada proses desain
yang sebelumnya telah direncanakan dapat berubah total.
b. Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi pada suatu tahapan
pengembangan.
Jika dilihat dari kekurangan sebelumnnya maka kesalahan dapat diperbaiki dengan
mengubah salah satu proses. Misalnya karena kode telah dibuat berbeda dengan
desain maka desain harus diubah sesuai dengan kode yang telah dibuat. Tetapi
dapat pula kode yang diubah menyesuaikan dengan desain dan ini merupakan hal
yang sulit karena proses harus diulang dan memakan banyak waku.

B. Prototyping Model
1. Kelebihan
a. Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
Karena melibatkan user dalam pembuatan aplikasi maka desain aplikasi dapat
benar-benar sesuai dengan keinginan dari user atau klien yang meminta
pembuatan aplikasi.
b. Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret daripada secara
abstrak.
Dengan metode lain pembuatan aplikasi maka pembuat aplikasi harus dapat
membayangkan dengan benar aplikasi yang diminta klien. Dalam model
prototyping karena melibatkan user dalam pembuatan maka bentuk dan desain
aplikasi dapat tergambarkan secara langsung.
c. Mempersingkat waktu pengembangan Sistem Informasi
Pada model prototyping maka proses pembuatan dapat dipersingkat karena setiap
aplikasi didesain dapat langsung dievaluasi oleh user sehingga tidak terdapat jeda
yang cukup jauh dalam proses ataupun pengulangan yang terlalu jauh.
2. Kekurangan
a. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
Proses analisis dan perancangan yang terlalu singkat dapat mengakibatkan
terdapat kesalahan-kesalahan yang tidak terduga dalam pengembangan.
b. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
Karena terlalu singkat maka biasanya masalah tidak diselesaikan terlebih dahulu
dan hanya memenuhi keinginan user.
c. Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah
Sekalipun dapat diubah secara langsung karena adanya keterlibatan user. Tetapi
adakalanya saat aplikasi telah dikembangkan cukup jauh dan terdapat kesalahan
maka aplikasi bisa saja aplikasi harus diulang dari awal.
d. Tidak semua prototype digunakan.
Dalam pembuatan aplikasi dengan akan ada banyak prototype yang dibuat dan
hanya aka nada satu prototype yang digunakan yaitu yang paling sesuai dengan
keinginan user.

C. RAD (Rapid Application Development)


1. Kelebihan
a. RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem seperti umumnya, tetapi
mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada
(reusable object).
Setiap komponen software dilakukan secara terpisah sehingga dapat digunakan
kembali pada aplikasi lain dan akan menghemat waktu. Contohnya pada
pengembangan aplikasi dengan C++, setiap komponen dapat dipisah dalam class-
class tersendiri dan class tersebut bisa saja dipakai dalam aplikasi lain yang
memiliki proses yang sama.
b. Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh
tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih
efesien.
Pada RAD umumnya aplikasi dikembangkan oleh banyak orang dan setiap orang
mengerjakan komponen yang berbeda. Hal ini tentu saja memberikan efisiensi
waktu, tetapi tanpa mengacaukan aplikasi.

2. Kekurangan
a. Tidak cocok untuk proyek skala besar.
Sekalipun model ini membuat pembuatan aplikasi menjadi lebih singkat dan
efisien tetapi pada aplikasi skala besar diperlukan koordinasi yang baik. Semakin
besar aplikasi yang dibuat maka komponen-komponennya pun semakin banyak.
Ini dapat mengakibatkan ketidaksamaan desain aplikasi yang diinginkan karena
setiap tim bisa saja memiliki keinginnan yang berbeda.
b. Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
Karena setiap komponen dikerjakan oleh tim yang berbeda maka pengerjaan dapat
saja terganggu karena salah satu tim tidak dapat memenuhi jadwal yang telah
disepakati.
c. Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini.
Pada model ini cukup sering terjadi kesalahan karena setiap komponen dikerjakan
oleh tim yang berbeda. Karena resiko ini maka sebaiknya model ini tidak
digunakan apabila aplikasi besar. Tetapi apabila aplikasi kecil maka model ini
sangat cocok digunakan.

También podría gustarte