Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Benda tegar adalah sistem partikel yang mana posisi relatif partikel-
partikelnya, satu dengan yang lainnya di dalam sistem, (dianggap) tetap.
Akibatnya ketika benda ini berotasi terhadap suatu sumbu tetap, maka
jarak setiap partikel dalam sistem terhadap sumbu rotasi akan selalu
tetap. Di sini kita hanya akan meninjau gerak rotasi dengan sumbu
putar yang tetap orientasinya.
menu
Sudut dan jarak 3/36
menu
Jarak yang telah ditempuh dalam selang waktu ∆t adalah s terkait
dengan sudut θ (dalam radian). Hubungan s dan θ diberikan oleh s =
rθ. Untuk selang waktu yang sangat kecil maka besar kecepatan linier
diberikan oleh
ds dθ
=r (1)
dt dt
4/36
menu
Kecepatan sudut 5/36
menu
Percepatan sudut 6/36
dv dω
=r = rα (4) menu
dt dt
dengan arah α diberikan oleh arah perubahan ω, atau secara vektor
~ × r.
~a = α (5)
Kinematika rotasi 7/36
θ(t) = θ0 + ωt (6)
menu
Torka 10/36
dengan ~li adalah momentum sudut partikel ke-i. Total torka yang bek-
erja pada sistem ini
menu
X d~li X
~τtot = = τi (15)
i
dt i
Torka internal dan eksternal 12/36
τij + τji = ~ri × F~ij + ~rj × F~ji = (~ri − ~rj ) × Fij = 0. (16)
menu
Kekekalan momentum sudut 13/36
Sehingga total torka yang bekerja pada sistem partikel hanyalah torka
eksternal, dan perubahan momentum sudut total sistem hanya bergan-
tung pada torka eksternal
~
dL
= ~τekst tot (17)
dt
Ketika tidak ada torka eksternal maka momentum sudut total sistem menu
akan konstan.
Energi Kinetik Rotasi 14/36
Kita tinjau suatu sistem partikel yang berotasi terhadap suatu sumbu
tetap. Jarak setiap partikel terhadapa sumbu rotasi selalu tetap. Bila
sistem partikel ini adalah benda tegar maka kesemua partikel akan berg-
erak bersama-sama dengan kecepatan sudut yang sama. Energi kinetik
sistem partikel tersebut adalah
1X 2
1 X
Ek = mi vi = 2
m i ri ω 2 (18) menu
2 i 2 i
Besaran yang ada dalam tanda kurung didefinisikan sebagai momen in-
ersia I dari sistem relatif terhadap sumbu rotasi
X
I= miri2 (19)
i
Bila bendanya kontinum, maka perumusan momen inersianya menjadi
Z
2
I= r⊥ dm (20)
dengan r⊥ adalah jarak tegak lurus elemen massa dm ke sumbu putar. 15/36
menu
Teorema sumbu sejajar 16/36
menu
18/36
menu
Figure 1: Gambar untuk teorema sumbu sejajar
Teorema sumbu tegak lurus 19/36
Jadi momen inersia terhadap suatu sumbu sama dengan jumlah momen
inersia terhadap dua sumbu yang saling tegak terhadapnya
menu
20/36
menu
Figure 2: Gambar untuk teorema sumbu tegak lurus
Usaha 21/36
Definisi usaha untuk gerak rotasi sama dengan definisi usaha pada
gerak linear. Sebuah partikel diberi gaya F~ . Partikel itu bergerak mel-
ingkar dengan lintasan yang berjejari r, menempuh lintasan sepanjang
d~s. Usaha yang dilakukan gaya F~ tadi adalah
dW = F~ · d~s (25)
~τ · ω
~ dt = I~ω · α
~ dt (28)
22/36
Maka kita peroleh kaitan
~τ = I~
α (29)
analog dengan hukum Newton kedua.
menu
Gabungan Gerak Translasi dan Rotasi 23/36
Tinjau sebuah benda dengan posisi pusat massa ~rpm yang bergerak
dengan kecepatan ~vpm. Misalkan benda ini selain bertranslasi, juga bero-
tasi. Kecepatan suatu bagian dari benda tadi dapat dituliskan sebagai
~v = ~vpm + ~v 0, dengan ~v 0 adalah kecepatan relatif terhadap pusat massa.
Sehingga energi kinetik benda tadi
Z Z
1 1
Ek = v 2dm = (~vpm + ~v 0) · (~vpm + ~v 0)dm (30) menu
2 2
atau dapat dituliskan
Z
1
2
(vpm + ~v 02 + 2~vpm · ~v 0)dm (31)
2
suku terakhir lenyap (karena merupakan kecepatan pusat massa dilihat
dari kerangka pusat massa). Sehingga
1 2 0 24/36
Ek = M vpm + Ekpm (32)
2
0
dengan Ekpm adalah energi kinetik benda karena gerak relatifnya ter-
hadap pusat massa. Bila bendanya benda tegar, maka suku terakhir ini
adalah energi kinetik rotasi terhadap pusat massa
1 2 1
Ek = M vpm + Ipmω 2 (33)
2 2
menu
Kesetimbangan Benda Tegar 25/36
F~eks = 0. (34)
menu
Stabil 31/36
menu
32/36
menu
Labil 33/36
menu
34/36
menu
Netral 35/36
menu
36/36
menu