Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
ABORTUS IMMINENS
Pembimbing :
dr.Danny Wiguna,Sp.OG
Penyusun :
MURDIANA (2009-061-205)
RS Panti Rapih
Yogyakarta
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1. Definisi
2. Epidemiologi
3. Etiologi
Abortus spontan meiliki banyak etiologi yang satu dan lainnya saling
terkait. Abnormalitas dari kromosom adalah etiologi yang paling sering
menyebabkan abortus, 50% angka kejadian abortus pada trimester pertama,
lalu insiden menurun pada trimester kedua sekitar 20-30 %, dan 5-10 % pada
trimester ketiga. Penyebab yang lain dari aborsi dengan persentasi yang kecil
adalah infeksi, kelainan anatomi, factor endokrin, factor immunologi, dan
penyakit sistemik pada ibu. Dan ada banyak pula penyebab yang belum
diketahui hingga sampai saat ini
a. Abnormalitas kromosom
Kelainan kromosom yang tersering menyebabkan kelainan kromosom
seperti aneuploidy ( kelainan jumlah kromosom ) pada Turner’s
syndrome, Monosomy X, trisomi 16, dan triploidy yang menyebabkan
sekitar 20 % dari seluruh abortus. Konsepsi poliploid menghasilkan
yolk sacs yang kosong atau blighted ovum dengan perubahan ke arah
mola hidatidiosa.
b. Maternal infection
Infeksi pada ibu dapat mengakibatkan kematian janin atau abortus.
Organisme yang sering ditemukan pada abortus spontan adalah
Treponema Pallidum, Chlamydia Trachomatis, Nisseria Gonorrhoeae,
Streptococcus agalactiae, herpes simplex virus, Cytomegalovirus, dan
Listeria monocytogenes. Walaupun organisme tersebut sering
ditemukan pada wanita hamil yang mengalami abortus, patofisiologi
dari infeksi tersebut hingga menyebabkan abortus belum dapat
diketahui sampai saat ini.
c. penyakit lain
Gangguaan pada system endokrin seperti hyperthyroid dan diabetes
mellitus yang tidak terkontrol; penyakit cardiovascular seperti
hipertensi; dan penyakit jaringan ikat seperti sistemik lupus
erithematosus, mungkin berhubungan dengan kejadian abortus.
e. Immunologic Disorders
Golongan darah ABO, Rh, Kell, atau lainnya mempunyai antigens
yang memiliki hubungan dengan abortus spontan. Pada kejadian
abortus yang disebabkan factor immunologic dapat ditemukan Human
Leukocyte Antigens (HLA) ibu pada janin.
f. Malnutrition
Malnutrisi berat dapat berhubungan dengan abortus spontan
g. Toxic Factors
h. Trauma
Trauma dibagi menjadi dua yaitu trauma langsung dan tidak langsung.
Trauma langsung seperti terkena tembakan senjata api, dan trauma
tidak langsung seperti oprasi pemindahan corpus luteum kehamilan di
ovarium, mungkin dapat menyebabkan abortus
4. Mekanisme Abortus
Embrio rusak atau cacat yang masih terbungkus dengan sebagian desidua dan
villi chorialis cenderung dikeluarkan secara in toto, meskipun sebagian dari
hasil konsepsi masih tertahan dalam cavum uteri atau di canalis servikalis.
Perdarahan pervaginam terjadi saat proses pengeluaran hasil konsepsi.
5. Klasifikasi
a. Abortus Spontan
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului
faktor-faktor mekanis ataupun medialis, semata-mata disebabkan oleh
faktor-faktor alamiah. Biasanya disebabkan karena kurang baiknya
kualitas sel telur dan sel sperma.
- Abortus komplit
- Abortus inkomplet
b. Abortus Provokatus
7. Prognosis
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Disebut juga abortus membakat, dimana terjadi perdarahan
pervaginam pada kehamilan <20 minggu dengan atau tanpa kontraksi uterus
tanpa disertai dilatasi serviks dan tanpa pengeluaran hasil konsepsi.
Perdarahan pada abortus imminens seringkali hanya sedikit, namun hal
tersebut berlangsung beberapa hari atau minggu. Dapat atau tanpa disertai rasa
mulas ringan, sama dengan pada waktu menstruasi atau nyeri pinggang
bawah.
Pemeriksaan vagina pada kelainan ini memperlihatkan tidak adanya
pembukaan serviks. Sementara pemeriksaan dengan real time ultrasound pada
panggul menunjukkan ukuran kantong amnion normal, jantung janin
berdenyut, dan kantong amnion kosong, servik tertutup, dan masih terdapat
janin utuh. Keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan tirah baring dan
memberikan obat-obatan.
2. Faktor resiko
Angka kejadina abortus imminens dipengaruhi oleh berbagai faktor :
- Usia Ibu
- Faktor yang berkaitan dengan kehamilan
Jumlah kehamilan dengan janin aterm sebelumnya
Kejadian abortus sebelumnya
Riwayat hamil dengan janin yang mengalami kelainan
congenital atau defek genetik
- Pengaruh orang tua
Kelainan genetik orang tua
Komplikasi medis
3. Patogenesis
4. Diagnosis
Diagnosis abortus immines ditentukan karena pada wanita hamil terjadi
perdarahan melalui ostium uteri eksternum, disertai mules sedikit atau tidak
sama sekali, uterus membesar sesuai tuanya kehamilan, serviks belum
membuka, dan tes kehamilan positif. Pada beberapa wanita hamil dapat terjadi
perdarahan sedikit pada saat haid yang semestinya datang jika tidak terjadi
pembuahan. Hal ini disebabkan oleh penembusan villi koriales ke dalam
desidua, pada saat implantasi ovum. Perdarahan implantasi biasanya sedikit,
warnanya merah dan cepat berhenti, tidak disertai mules-mules.
5. Tatalaksana
6. Prognosis
Prognosis ditentukan lamanya perdarahan , jika perdarahan berlangsung lama,
mules- mules yang disertai pendataran serviks menandakan prognosis yang
buruk.
Daftar Pustaka