Sebagian besar pekerja buruh angkut pada Pelabuhan Talang Duku di
Kabupaten Muaro Jambi berada pada usia produktif yaitu antara 41 sampai 45 tahun. Pekerjaan ini merupakan sumber penghasilan utama mereka. Umumnya pendidikan yang dimiliki oleh pekerja buruh angkut ini sendiri dapat dikatakan masih sangat rendah, dimana terdapat 4 orang untuk yang tidak tamat sekolah dasar (SD) dan sebanyak 19 orang yang tamat sekolah dasar (SD), kemudian sebanyak 4 orang yang berpendidikan SLTA, dan hanya sebanyak 3 orang yang berpendidikan SLTP. Namun pendidikan formal ini tidak menghambat mereka dalam melakukan pekerjaannya karena pekerjaan ini lebih banyak mengandalkan kekuatan fisik saja. Status kepemilikan rumah pekerja buruh angkut ini sebahagian besar sudah milik sendiri. Adapun yang menjadi jumlah tanggungan keluarga pekerja buruh angkut ini sendiri rata-rata antara 3 sampai dengan 4 orang. Motivasi bekerja paling besar adalah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yaitu sebanyak 22 orang. Sedangkan jumlah jam kerja dari pekerja buruh angkut pada Pelabuhan Talang Duku ini bekerja dengan jam kerja yang tidak pasti. Apabila ada barang yang harus dibongkar muat yang masuk ataupun keluar, baru mereka bekerja. Dengan rata-rata mereka bekerja setiap bulannya sekitar 42 jam. Pekerja buruh angkut pada Pelabuhan Talang Duku di Kabupaten Muaro Jambi dapat dikatakan mempunyai kondisi ekonomi yang baik hal ini dapat dilihat dari pendapatan yang mereka peroleh rata-rata perbulannya sebesar Rp. 603.370,- atau diatas upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah Propinsi Jambi yaitu sebesar Rp. 490.000,-. Dan juga Undang-undang upah minimum federal pada Tahun 1998 yaitu $ 5,15 per jam untuk jenis tenaga kerja apapun. Alokasi pendapatan pun lebih banyak digunakan untuk konsumsi (C) daripada untuk tabungan (S) dan investasi (I). ABSTRACT
Most of the loading labourers at Talang Duku harbour in Muaro Jambi
residence are at productive ages between 41-45 years. This job is their main incomes. Generally the education held by these loading laboures are still very low, that 4 workers didn’t even finish their SD and 19 workers finished SD, then 4 workers graduated from SLTA and only 3 workes finished their SLTP. But these formal education doesn’t hinder them from doing their work because they rely only their physics on this work. Most of these workers have owned their hauses. The average numbers of family numbers to be costed by every worker ranges between three to four persons. Their greatest work motivation is to meet their need, they are 22 numbers. These loading laboures at Talang Duku harbours works on undefinite time. If the have goods to wad and un load they work, they work each for 42 hours average in a month. The loading workers at talang duku harbout at muaro jambi resident can be deemed to have good economic, these can be seen through the income they make, every month Rp. 603.370,- or above the minimum pay issued by the goverment of Jambi Province that’s Rp. 490.000,-. And also the federal law minimum pay in 1998.i.e. $ 5,15 per hour job abctrary worker. The income allocation is more used for consumption (C) than saving (S) and investment (I).