Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Para pengamat bisnis juga ada yang mengartikan CSR sebagai bentuk komitmen
usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi unutk
peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan
keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat secara lebih luas.
rudi_giu@yahoo.com 1
apabila perusahaan tersebut menutup mata atau tak mau tahu dengan situasi dan kondisi
lingkungan sosial sekitarnya.
Pemerintah dalam hal ini juga mempunyai peranan penting dalam mengatur dan
mengontrol kegiatan produksi perusahaan, selain mendapatkan pajak dari perusahaan
tersebut. Perusahaan berperan dalam melakukan kegiatan produksi dan peduli pada
lingkungan sedangkan masyarakat berperan dalam pemberdayaan dan pengembangan
masyarakat. Dengan kata lain CSR merupakan bentuk mata rantai yang tidak bisa
dipisahkan antara kegiatan industri, lingkungan dan masyarakat.
Setiap perusahaan memiliki bentuk CSR yang berbeda-beda dan tergantung dari
kompetensi perusahaan serta kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Sebaiknya sebelum
melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan melakukan survei terlebih dahulu untuk
menampung aspirasi masyarakat sehingga CSR yang dilakukan tepat guna dan tepat
sasaran. Dalam upaya meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat sekitar sekitar,
ada berbagai macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan
memberdayakan masyarakat dalam bidang :
rudi_giu@yahoo.com 2
3. Pengelolaan Lingkungan misalnya penanganan limbah, pengelolaan sampah rumah
tangga, reklamasi dan penanganan dampak lingkungan lainnya.
5. Sosial, Budaya, Agama dan Infrastruktur misalnya kegiatan bakti sosial, budaya
dan keagamaan serta perbaikan infrastruktur di wilayah masyarakat setempat.
rudi_giu@yahoo.com 3
CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk menjaga atau
meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan pada produk perusahaan.
Reputasi dan loyalitas masyarakat pada produk perusahaan itu akan menjadi
keunggulan tersendiri bagi perusahaan bersangkutan dan sulit ditiru pesaingnya.
Pada saat ini praktek CSR di Indonesia, belum menjadi suatu keharusan yang
umum, namun dalam abad informasi dan teknologi serta adanya desakan globalisasi,
maka tuntutan terhadap perusahaan untuk menjalankan CSR akan semakin besar,
sehingga tuntutan dunia usaha menjadi semakin jelas akan pentingnya program CSR
dijalankan oleh perusahaan apabila menginginkan keberlanjutan dari perusahaan
tersebut.
CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk
menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk
(loyalitas) atau citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan
kompetitif perusahaan yang sulit untuk ditiru. Di lain pihak, adanya pertumbuhan
keinginan dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan kriteria-kriteria berbasis
nilai-nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen di masa mendatang.
Implementasi kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan.
Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak,
konsumen mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun
mendapatkan profit yang sesuai yang pada akhirnya akan dikembalikan ke tangan
masyarakat secara tidak langsung.
rudi_giu@yahoo.com 4
keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan
lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Banyak pendukung CSR yang memisahkan CSR dari sumbangan sosial dan
"perbuatan baik" (atau kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh Habitat for
Humanity atau Ronald McDonald House), namun sesungguhnya sumbangan sosial
merupakan bagian kecil saja dari CSR. Perusahaan di masa lampau seringkali
mengeluarkan uang untuk proyek-proyek komunitas, pemberian bea siswa dan
pendirian yayasan sosial. Mereka juga seringkali menganjurkan dan mendorong para
pekerjanya untuk sukarelawan (volunteer) dalam mengambil bagian pada proyek
komunitas sehingga menciptakan suatu itikad baik dimata komunitas tersebut yang
secara langsung akan meningkatkan reputasi perusahaan serta memperkuat merek
perusahaan. Dengan diterimanya konsep CSR, terutama triple bottom line, perusahaan
mendapatkan kerangka baru dalam menempatkan berbagai kegiatan social tersebut.
rudi_giu@yahoo.com 5
Sebuah definisi yang luas oleh World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD) yaitu suatu suatu asosiasi global yang terdiri dari sekitar 200
perusahaan yang secara khusus bergerak dibidang "pembangunan berkelanjutan"
(sustainable development) yang menyatakan bahwa: "CSR merupakan suatu komitmen
berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada
pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan
dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya.
Untuk menunjukkan bahwa perusahaan adalah warga dunia bisnis yang baik,
maka perusahaan dapat membuat pelaporan atas dilaksanakannya beberapa standar CSR
termasuk dalam hal:
rudi_giu@yahoo.com 6
Skala dan sifat keuntungan dari CSR untuk suatu organisasi dapat berbeda-beda
tergantung dari sifat perusahaan tersebut. Banyak pihak berpendapat bahwa amat sulit
untuk mengukur kinerja CSR, walaupun sesungguhnya cukup banyak literatur yang
memuat tentang cara mengukurnya. Kebanyakan penelitian yang mengaitkan antara
kinerja CSR (corporate social performance) dengan kinerja finansial perusahaan
(corporate financial performance) memang menunjukkan kecenderungan positif,
namun kesepakatan mengenai bagaimana CSR diukur belumlah lagi tercapai. Mungkin,
kesepakatan para pemangku kepentingan global yang mendefinisikan berbagai subjek
inti (core subject) dalam ISO 26000 Guidance on Social Responsibility direncanakan
terbit pada September 2010 akan lebih memudahkan perusahaan untuk menurunkan isu-
isu di setiap subjek inti dalam standar tersebut menjadi alat ukur keberhasilan CSR.
Hasil Survey "The Millenium Poll on CSR" (1999) yang dilakukan oleh
Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales
Business Leader Forum (London) di antara 25.000 responden dari 23 negara
menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan
bahwa etika bisnis, praktik terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan, yang
merupakan bagian dari tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) akan paling berperan.
Sedangkan bagi 40% lainnya, citra perusahaan & brand image-lah yang akan paling
mempengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang mendasari opininya atas faktor-faktor
bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran perusahaan, strategi perusahaan, atau
manajemen. Lebih lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak
melakukan CSR adalah ingin "menghukum" (40%) dan 50% tidak akan membeli
produk dari perusahaan yang bersangkutan dan/atau bicara kepada orang lain tentang
kekurangan perusahaan tersebut.
Secara umum, alasan terkait bisnis untuk melaksanakan CSR biasanya berkisar
antara satu ataupun lebih dari argumentasi di bawah ini:
Program CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan memperjakan
masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat dipergunakan untuk menarik perhatian
para calon pelamar pekerjaan, terutama sekali dengan adanya persaingan kerja diantara
para lulusan. Akan terjadi peningkatan kemungkinan untuk ditanyakannya kebijakan
CSR perusahaan, terutama pada saat perusahaan merekruit tenaga kerja dari lulusan
rudi_giu@yahoo.com 7
terbaik yang memiliki kesadaran sosial dan lingkungan. Dengan memiliki suatu
kebijakan komprehensif atas kinerja sosial dan lingkungan, perusahaan akan bisa
menarik calon-calon pekerja yang memiliki nilai-nilai progresif. CSR dapat juga
digunakan untuk membentuk suatu atmosfer kerja yang nyaman diantara para staf,
terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang mereka
percayai bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas, baik itu bentuknya
"penyisihan gaji", "penggalangan dana" ataupun kesukarelawanan (volunteering) dalam
bekerja untuk masyarakat.
Manajemen risiko merupakan salah satu hal paling penting dari strategi
perusahaan. Reputasi yang dibentuk dengan susah payah selama bertahun-tahun dapat
musnah dalam sekejap melalui insiden seperti skandal korupsi atau tuduhan melakukan
perusakan lingkungan hidup. Kejadian-kejadian seperti itu dapat menarik perhatian
yang tidak diinginkan dari penguasa, pengadilan, pemerintah dan media massa.
Membentuk suatu budaya kerja yang "mengerjakan sesuatu dengan benar", baik itu
terkait dengan aspek tata kelola perusahaan, sosial, maupun lingkungan yang semuanya
merupakan komponen CSR pada perusahaan dapat mengurangi risiko terjadinya hal-hal
negatif tersebut.
rudi_giu@yahoo.com 8
Perusahaan menyatakan akan menyumbangkan sejumlah dana tertentu untuk
membantu memecahkan masalah sosial atau lingkungan dengan mengaitkannya dengan
hasil penjualan produk tertentu atau keuntungan yang mereka peroleh. Biasanya berupa
pernyataan rupiah per produk terjual atau proporsi tertentu dari penjualan atau
keuntungan. Dengan demikian, segmen konsumen yang ingin menyumbang bagi
pemecahan masalah sosial dan atau lingkungan, kemudian tergerak membeli produk
tersebut. Mereka merasa bisa berbelanja sekaligus menyumbang. Perusahaan yang bisa
mengkampanyekan CSM dan CRM-nya dengan baik akan mendapati produknya lebih
banyak dibeli orang, selain juga mendapatkan citra sebagai perusahaan yang peduli
pada isu tertentu.
rudi_giu@yahoo.com 9