Está en la página 1de 3

1 Jalan-jalan Ketaqwaan (bag.

#2)

Jalan-jalan Menjadi Taqwa (#2)

Di artikel terdahulu, kita sudah membaca, memahami, dan melatih diri untuk
senantiasa mengingat janji kita kepada Allah, yang kita sebut dengan istilah “Mu’ahadah”.
Sebagaimana janji di tulisan itu, sesaat lagi kita akan membahas jalan ketaqwaan yang
kedua, yakni “Muroqobah”. Mari kita simak bersama.

2. Muroqobah (Merasakan Kesertaan Allah).

Landasan muroqobah, dapat kita temukan dalam firman Allah swt:

“Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sholat) dan melihat pula perubahan gerak
badanmu di antara orang-orang yang sujud. ” (QS Asy Syura: 218-219)

Makna Muroqobah:

Sebagaimana diisyaratkan oleh Al Quran dan hadits, muroqobah ialah: Merasakan


keagungan Allah swt di setiap waktu dan keadaan, serta merasakan kebersamaanNya, di kala
sepi atau ramai.

Cara Muroqobah:

Sebelum memulai sebuah aktivitas, dan di saat mengerjakannya, hendaklah setiap


mukmin memeriksa dirinya… Apakah setiap gerak dalam melaksanakan amal dan
ketaatannya dimaksudkan untuk kepentingan pribadi dan mencari popularitas, ataukah
karena dorongan ridho Allah dan menghendaki pahalaNya?

Jika benar-benar karena ridho Allah, maka ia akan melaksanakannya, kendatipun hawa
nafsunya tidak setuju dan ingin meninggalkannya. Kemudian ia menguatkan niat dan tekad
untuk melangsungkan ketaatan kepadaNya, dengan keikhlasan sepenuhnya dan hanya demi
mencari ridho Allah.

Itulah hakikat ikhlas. Itulah hakikat pembebasan diri dari penyakit nifaq dan riya’…
Imam Hasan al Bashri (semoga Allah merahmati beliau) berkata: “Semoga Allah mencurahkan
rahmatNya kepada seorang hamba yang selalu mempertimbangkan niatnya. Jika hanya
karena Allah maka dilaksanakannya, tetapi jika sebaliknya maka ditinggalkannya.”

Macam-macam Muroqobah

Ada beberapa macam muroqobah:

ditulis ulang: RioPurboyo.com


2 Jalan-jalan Ketaqwaan (bag. #2)

1. Muroqobah kepada Allah dalam melaksanakan ketaatan adalah dengan ikhlas


kepadaNya.
2. Muroqobah dalam kemaksiatan adalah dengan taubat, penyesalan, dan
meninggalkannya secara total.
3. Muroqobah dalam hal-hal yang mubah adalah dengan menjaga adab-adab terhadap
Allah dan bersyukur atas segala nikmatNya.
4. Muroqobah dalam musibah adalah dengan ridho kepada ketentuan Allah serta
memohon pertolonganNya dengan penuh kesabaran.

Sobatku, jika kita telah muroqobah kepada Allah swt dengan tingkat muroqobah yang kita
sebutkan di atas, dan kemudian kita membiasakan diri komitmen melaksanakannya, niscaya,
tak diragukan lagi bahwa Anda telah meniti salah satu tangga menuju taqwa. Anda sudah
menapaki jalan ruhani, hingga akhirnya Anda akan sampai ke derajat para muttaqin yang
mulia.

Saya tinggalkan sejenak perjalanan Anda kali ini, sembari menyusuri hakikat diri, dengan
merenungi ucapan Ibnu Qoyyim seperti berikut ini…

“Jika
hanya Allah yang kamu tuju, maka kemuliaan akan
datang dan mendekat kepadamu, serta segala keutamaan
akan menghampirimu. Kemuliaan sifatnya mengikut.
Artinya, jika kamu menuju Allah, kemuliaan akan
mengikutimu. Tapi, jika kamu hanya mencari kemuliaan,
Allah akan meninggalkanmu. Jika kamu telah menuju Allah
kemudian tergoda untuk mencari kemuliaan lain daripada
bersama Allah, maka Allah dan kemuliaanNya akan pergi
meninggalkanmu.”

Sumber tulisan: Ruhaniyatud Da’iyah | Penyusun: Dr. Abdullah Nashih Ulwan

NOTE. Silakan sebarluaskan dokumen ini! Semoga berguna, selamat berbagi manfaat.

ditulis ulang: RioPurboyo.com


3 Jalan-jalan Ketaqwaan (bag. #2)

ditulis ulang: RioPurboyo.com

También podría gustarte